• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM ANAK USIA DINI ME (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM ANAK USIA DINI ME (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM ANAK USIA DINI MELALUI LITERASI

Iswi Apsari1 , Dadan Suryana2

[email protected] , [email protected] Program Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

ABSTRAK

Pengembangan kurikulum Anak Usia dini melalui literasi, merupakan hal yang sangat membatu bisa meningkatakan minat baca anak-anak dari usia dini. Sebagaimana diketahui bahwa disaat kita dewasa banyak minat bacanya sangat kurang. Sehingga hal ini bisa menjadi penghambat dalam meningkatkan produtifitas kerja. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan orang tua harus memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi. Untuk menanggapi hal tersebut lembaga PAUD harus menyediakan bahan literasi yang cukup, sesuai dengan usia anak (dini). Rumusan masalah makalah ini; (1) bagaimanakah bahan literasi yang sesuai dengan PAUD , (2) bagaimanakah motivasi yang harus diberikan oleh lembaga PAUD dan orang tua kepada anak usia dini. Tujuannya agar PAUD dapat memberi motivasi kepada anak untuk berliterasi. Literasi akan melatih anak (1) melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan menghitung, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, (3) mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah. Hal ini sangat penting karena dengan berliterasi sejak dini anak akan termotivasi untuk baca-tulis.

Kata Kunci : Anak Usia Dini, Kurikulum, Literasi

ABSTRACT

Development of early childhood curriculum through literacy, is a very petrified thing can increase interest in reading children from an early age. As we know that when we mature a lot of reading interest is very less. So this can be an obstacle in improving the productivity of work. Therefore, early childhood and parent institutions should motivate children to be literate. In response, PAUD institutions should provide sufficient literacy materials, appropriate to the age of the child (early). The formulation of this paper issue; (1) how is the literacy material appropriate to the early childhood, (2) how the motivation should be given by early childhood institutions and parents to early childhood. The goal is that early childhood can motivate children to be literate. Literacy will train children (1) train children's basic skills for reading, writing, and computing, (2) developing critical thinking skills, (3) preparing children to enter the school world. This is very important because with literacy from an early age the child will be motivated to read and write.

(2)

A.PENDAHULUAN

Persoalan kurikulum bukan hanya

persoalan guru dan tenaga

kependidikan, tetapi merupakan

persoalan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubahan kurikulum, maka komentar-komentar tentang perubahan itu tidak hanya berasal dari guru saja namun juga berasal dari semua kalangan lapisan masyarakat. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat wajar karena

kurikulum itu merupakan suatu

kompenen yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Kurikulum anak usai dini tidak terlepas

dari perkembangan anak. Pada

dasarnya semua tempat adalah lokasi belajar buat anak, karena anak selalu mengasosiasikan bahwa pendidikan adalah rumah mereka, jadi apapun yang dilakukan dengan pendidikan maka disitulah kurikulum mereka yang susungguhnya.

Perlu kiranya pendidikan merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan semua aspek perkembangan anak usia dini. Kurikulum anak usia dini meiputi aktivitas-aktivitas yang mendukung anak secara emosi, sosial dan akedemik di pelajaran literasi dan membaca, matematika, sains, studi-studi sosial

dan seni. Ketika kita berfikir bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum dan aktivitas intruksi, camkan dibenak kita terkait dengan kemampuan anak usia dini yang kita ajar dan keinginan mereka untuk bermain sambil belajar.

Anak usia dini menurut (Suryana, 2005) adalah Usia kritis dalam arti

periode keemasan menentukan

perkembangan berikutnya sebagai

tahap untuk perkembangan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak dan

menentukan tahap perkembangan

selanjutnya. Namun apabila tidak maksimal dan tidak optimal dalam

stimulasinya, maka anak akan

mendapatkan kesulitan perkembangan dalam kehidupan berikutnya.

Anak membutuhkan lebih banyak pengetahuan dan pengalaman yang berkesinambungan dan mendapatkan

pengalaman yang baru untuk

menambah kemampuannya (Suryana, 2014). Dengan demikian dibutuhkan rancangan pembelajaran yang dapat

memberikan stimulus sehingga

pengetahuan dan pengalamannya dapat

berkembang. Pembelajaran yang

didisain sebaik mungkin dengan

(3)

Dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD, menguraikan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan

pada peletakkan dasar arah

pertumbuhan dan enam perkembangan : agama dan moral, fisik motorik, kognitif, Bahasa, social emosional dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangannya. Yang

menjadi tujuan diselenggarakan

pendidikan anak usia dini adalah :

1. Tujuan utama : untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangnya sehingga siap

untuk memesuki pendidikan dasar dan melalu kehidupan pada masa dewasa nanti.

2. Tujuan penyerta : untuk membantu

menyiapkan anak mencapai

kesiapan belajar (akedemik)

disekolah, sehingg anak usia putus sekolah dapat dikurangu dan siap untuk bersaing secara sehat di level pendidikan berikutnya.

B.Kurikulum Anak Usia Dini

Menurut (Suryana, 2016), kurikulum

adalah : seperangkat rencana

pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Lebih lanjut Suryana menyatakan bahwa semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Menurut (Ismail, 2012): Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman

dalam pelaksanaan pendidikan.

Kurikulum mencerminkan

falsafah/pandangan hidup bangsa ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu. Hal ini akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sampai sekarang. Nilai

sosial, kebutuhan dan tuntutan

masyarakat cenderung mengalami

perubahan antara lain akibat dari

kemajuan ilmu pengatahuan dan

teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk

mengimbangi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi tersebut.

UU.SISDIKNAS No.20 Tahun 2003,

(4)

Nasional pasal 1 ayat 19, Kurikulum

diartikan seperangkat rencana

danpengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang

digunakansebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai

tujuanpendidikan tertentu. Lebih lanjut

pada pada ayat 3 disebutkan bahwa

kurikulumdisusun sesuai dengan jenjang

pendidikan dan jenis pendidikan dalam

kerangka Negara kesatuan Republik

Indonesia dengan memperhatikan

peningkatan iman dantaqwa,

peningkatan akhlak mulia, peningkatan

potensi, kecerdasan dan minatpeserta

didik, keragaman potensi daerah dan

lingkungan, tuntunan

pembangunandaerah dan nasional,

tuntutan dunia kerja, perkembangan

ilmu pengetahuanteknologi dan seni,

agama, dinamika perkembangan global,

persatuan nasional dan nilai-nilai

kebangsaan.

Menurut (Suryana, 2016) PAUD

merupakan pendidikan yang paling

fundamental karena perkembangan

anak dimasa selanjutnya sangat

ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini harus dipersiapkan secara terencana dan bersipfat holistic agar dimasa emas

perkembangan anak mendapatkan

distimulasi yang utuh, sehingga mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan dalm

perkembanganpotensi tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Salah satu komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.

C.Literasi Untuk Anak Usia Dini

Menurut (Hapsari,2017) Pengajaran

pada anak tentunya harus

menyenangkan, karena pembelajaran yang tidak menggunakan media atau

metode bermain kurang dapat

mengoptimalkan fungsi psikis, fisik

dan sensoris anak yang tengah

berkembang pesat.

Lebih lanjut (Hapsari,2017)

Kemampuan literasi awal adalah

pengetahuan, sikap dan keterampilan seorang anak usia dini yang berkaitan dengan membaca dan menulis sebelum menguasai kemampuan formal pada usia sekolah.

Menurut (Basyiroh, 2017) literasi berhubungan erat dengan kemampuan menulis dan membaca. Kemampuan menulis dan kemampuan berbahasa

(5)

berbahasa dimulai sejak bayi dilahirkan. Cara bayi berkomunikasi dengan menangis kemudian merespon orang terdekat dengan cara tersenyum dan mengoceh. Dari ocehan itu kemudian berkembang menjadi kata dan kalimat selanjutnya bercerita atau mendengarkan cerita di usia 2-3 tahun. Sejak itu mulailah kemampuan literasi berkembang. Kemampuan literasi atau kemampuan berbahasa pada anak – anak secara bertahap berkembang dari

melakukan ekspresi menjadi

berekspresi dengan berkomunikasi. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog dan bernyanyi.

Menurut (Morrison, 2016) literasi artinya kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara dan mendengar, dengan penekanan terhadap membaca dan menulis yang baik, di dalam konteks lingkup budaya dan sosial anak. Lebih lanjut (Morrison, 2016) mengemukan pendidikan literasi

menjadi peroritas utama karena

beberapa alasan berikut :

Pertama, terlalu banyak anak dan orang dewasa tidak dapat membaca. Lebih dari 90 ribu juta orang di

Amerika Serikat tidak memiliki

keterampilan literasi yang cukup untuk menciptakan kehidupan yang produktif.

Kedua, keterampilan membaca dan

menulis konvensional yang

berkembang di tahun-tahun sejak lahir

hingga usia 5 tahun memeiliki

hubungan kuat yang gambalang dan konsisten dengan keterampilan literasi kovensional berikutnya.

Ketiga, dunia bisnis dan indrustri terpukul saat mendapati banyak tenaga kerja nasional tidak siap untuk memenuhi tuntutan tempat kerja. Para pengkritik pendidikan menyinggung bahwa banyaknya pendidikan lulusan SMU yang tidak punya keterampialan literasi yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang sarat teknologi tinggi dewasa ini. Karean itu, guru-guru dan sekolah-sekolah, khususnya di TK dan SD,

merasakan tekanan besar untuk

mengajarkan semua anak mampu membaca sesuai dengan dituntut dari

standar kelas bahkan mampu

melampauinya. Keterampilan ini jelas mereka butuhkan antinya bagi kerja produktif dan menciptakan sebuah

fondasi yang kuat bagi sukses

disekolah dan dikehidupan.

(6)

membaca dengan baik, dan bahwa mereka sudah bisa membaca dan menulis dengan benar dalam Bahasa inggris dikelas 3. Tidak mengejutkan karenanaya, jika tujuan belajara di Tk jauh lebih tinggi ketimbang dimasa lalu.

Menurut (Armia dan Zuriana, 2017), Literasi untuk anak usia dini harus dimotivasi dengan berbagai cara, baik oleh lembaga dan orang tua. Literasi untuk anak usia dini juga harus disesuiakan dengan prinsip-prinsip literasi anak usia dini.

Khusus untuk anak PAUD, pendidikan literasi penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat. Menurut (Armia dan Zuriana, 2017) Berikut

adalah beberapa alasan mengapa

pendidikan literasi perlu diterapkan sejak dini.

1. Melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan menghitung.

Pendidikan literasi untuk anak PAUD dapat dilakukan dengan

kebiasaan. membacakan buku

cerita atau dongeng pada anak secara rutin. Meski terkesan seperti kegiatan sederhana, membacakan buku pada anak adalah tahap awal mengenalkan mereka pada dunia

literasi. Sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu divisi Kementerian Pendidikan Amerika Serikat menunjukkan bahwa balita yang terbiasa dibacakan buku oleh orang tua mereka bisa lebih cepat mengenal abjad. Survei lainnya

memperlihatkan keberhasilan

balita dalam tahapan literasi awal, seperti menulis namanya sendiri, membaca atau berinteraksi dengan buku. Dalam kegiatan membaca itu anak hendaknya juga diajak berhitung.

2. Mengembangkan kemampuan

berpikir kritis.

Kemampuan literasi yang tinggi akan berbanding lurus dengan kemampuan anak untuk menerima, mengolah, dan menyikapi setiap informasi yang diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan literasi yang diterapkan pada anak PAUD berperan sebagai fondasi untuk

anak agar bisa memiliki

kemampuan berpikir kritis dan

logis. Hal tersebut perlu

dipersiapkan agar anak ketika

dihadapkan dengan berbagai

(7)

memasuki dunia masyarakat yang sebenarnya di masa mendatang.

3. Mempersiapkan anak untuk

memasuki dunia sekolah.

Mengenalkan poin-poin utama

dalam pendidikan literasi pada

anak prasekolah/PAUD akan

sangat membantu anak

mempersiapkan diri saat memasuki

dunia sekolah. Perkembangan

sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan literasi merupakan aspek-aspek penting yang harus dimiliki anak. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan satu sama lain.

Tahapan literasi awal yang

meliputi bahasa lisan dan tulisan serta pengetahuan mengenai angka

dan huruf menjadi kunci

keberhasilan anak PAUD dalam baca-tulis. Kemampuan tersebut akan menjadi andalan mereka ketika memasuki sekolah dasar. Perkembangan literasi yang baik sangat berkolerasi dengan prestasi anak pada masa yang akan datang. Berdasarkan hal-hal tersebut, anak yang telah terbiasa dikenalkan dengan dunia literasi memiliki

kemampuan belajar dan

berkomunikasi yang lebih baik. Kebiasaan literasi itu juga akan mempengaruhi kemampuan anak pada saat belajar di sekolah dasar.

Kemampuan tersebut akan lebih baik apabila ditambahkan dengan kemampuan memecahkan masalah logis seperti dalam hal berhitung.

Melihat begitu banyaknya manfaat yang bisa didapatkan anak ketika mereka diberi literasi sejak awal, orang tua sudah saatnya menerapkan literasi sedini mungkin. Orang tua dapat menambahkan buku bacaan kepada

anak, memotivasi anak dan

mengevaluasi kemampuan literasi anak di rumah. Praktiknya bisa dimulai ketika anak sedang berada dalam tahap eksplorasi atau ketika mereka sudah

mulai berbicara dan mulai

mengekspresikan diri melalui bahasa dan berhitung.

Pendekatan-Pendekatan Terhadap Literasi Dan Membaca Pada Kurikulum Paud

Menurut (Morrison, 2016) ada

beberapa hal pendekatan-pendekatan dalam literasi pada kurikulum PAUD. 1. Seluruh Kata

Salah satu metode paling

popular yang digunakan bagi

pengembangan literasi dan membaca

adalah “pendekatan kata yang

(8)

look-say approach) . Didalamnya anak belajar seluruh kata sekaligus dan menegembangkan sebuah kosa

kata “ sekali Lihat” yang

memampukan merekan memeulai baca tulis. Para pembelajar secara visual-spasial sangat terbantu oleh pendekatan seluruh kata ini.

2. Implikasi-implikasi bagi pengajaran.

Menurut (Morrison, 2016) beberapa hal yang dapat di ajarkan kepada anak-anak untuk mulai

membaca lewat “pendekatan

seluruh kata” :

a. Labeli semua benda didalam kelas (seperti buku, Lemari, Rak, bangku dan lain-lain) sebagai cara mengajar kosa kata lewat melihat.

b. Buatlah dinding kata (word wall). Dinding kata adalah

kumpulan kata yang

ditampilakan di dindidng atau tempat lain untuk display seperti papan khusus yang dirancang untuk memejukan pembelajaran literasi. Kata-kata yang di letakkan di dinding kata yang bersal dari cerita yang dibacakan, daftar kosa kata khusus dan tulisan anak-anak.

c. Buatlah Dinding kata

Interaktif (interactive word

wall). Dindidng kata interaktif mengembangkan pembelajaran kosakata ketika anak terlibat secara interaktif didalam aktivitas-aktivitas terstruktur disekitar kata-kata yang tertera di dinding kata. Selain itu, anak-anak dapat melepaskan

kata-kata dari dinding dan

menggunakannya untuk

membeantu mereka mengeja.

d. Menggunakan kamus-kamus

bergambar dan kamus-kamus lain. Anak suka sekali mendangi kata-kata, dan ini mendukung keahlian riset mereka.

e. Meminta anak memasangkan

kata dengan gambar dan objek. Pendekatan ini digunakan di program Montesorian.

f. Minta anak mebuat buku

mereka sendiri dan menulis

jurnal. Mereka dapat

menggunakan seluruh kata

untuk menuliskan cerita, puisis dan apapun. Setipa anak dapat

memiliki box/file mereka

sendiri untuk menyimpan kata-kata bagi kegiatan baca tulis mereka. Setiap kali anak-anak belajar/menggunakan satu kata

bar, mereka dapat

(9)

g. Mengguakan teknologi untuk mendukung pembelajaran baca tulis anak, contohnya apps iPad seperti Sight Word bingo, Word Wall HD, dan The Electric Company.

3. Fonik

Pendekatan popular lain dari literasi dan mebaca adalah “

intruksi fonik” (phonics

instruction) yang menekankan

korespodensi huruf dengan

bunyinya. Dengan mempelajari

kaitan-kaitan ini, anak jadi mampu memadukan bunyi menjadi kata. Para pendukung intruksi fonik berpendapat bahwa korespondensi bunyi-bunyi memampukan anak untuk membuat koneksi-koneksi otomatis antara kata dan bunyi, dan sebagai akibatnya, membunyikan kata-kata dan mebacanya sendiri. 4. Pengalaman Bahasa

Metode ini pengembangan literasi dan mebaca, pendekatan pengalaman Bahasa, mengikuti filsafat dan saran yang inheren di

dalam filsafat pendidikan

progresif. Pendekatan ini berpusat nak dan yakin pada pendidikan literasi mestinya bermaksa bagi

anak-anak, tumbuh dari

pengalaman-pengalaman yang

menarik minat mereka.

Menggunakan pengalaman anak

sendiri bagi tujuan-tujuan

intruksionaladalah unsur kunci di dalam pendekatan berpusat anak ini. Banyak guru menerjemahkan

cerita-cerita anak tentang

pengalaman mereka dan

mengunakannya sebgai basisi

untuk mebuat intruksi menulis dan membaca mereka.

5. Bahasa Seutuhnya

Pendekatan Bahasa

seutuhnya (whole-language

approach) terhadap literasi

mendukung penggunaan semua

aspek Bahasa yaitu membaca,

menulis, mendengarkan dan

berbicara, sebgai basis untuk mengembangkan literasi. Anak-anak belajar tentang membaca dan menulis lewat bercakap-cakap dean

mendengarkan, mereka belajar

membaca lewat menulis dan belajar menulis lewat membaca. Ciri lain pendektan Bahasa seutuhnya adalah :

a. Pendekatan seluruh kata : merupakan bagian penting dari pendekatan bahasa sepenuhnya. b. Membaca, menulis, berbicara

(10)

c. Menulis dimulai sejak awal,

anak-anak menulis sejak

memasuki program

d. Pendekatan Bahasa sepenuhnya berbasis literatur : Anak belajar

kata-kata dengan membaca

mereka dan meminta guru

membacakan untuk dan

bersama mereka. Selain itu tulisan anak digunakan sebgai bahan bacaan. Umumnya paling baik, dan banyak pendidik anak usia dini mendukungpendekatan literasi yang meneyediakan keseimbangan di antara banyak metode untuk mengajarkan anak literasi dan membaca disebuah

lingkungan kaya tulisan.

Lingkungan ini meliputi

pelabelan semua benda didalam kelas dan sekolah , membuat papan bulutin berisi jurnal-jurnal, cerita dana pa pn yang dibuat anak sendiri, dinding kata, bergam buku dan majalah disemua genre, menggunakan teknologi untuk mendukung

pengembangan literasi dan

membaca, memanfaatkan pusat-pusat literasi didalm kelas,

menggunakan perpustakaan

kelas, dan memperkaya bahan-bahan untuk menulis.

Menurut (Morrison, 2016) Ciri-ciri lain pendekatan yang seimbang memiliki hal-hal sebagai berikut :

a. Intrusi intensional bagi

keterampilan-keterampilan yang

dibutuhkan untuk belajar

membaca: fonik, pengenalan kata dan lain-lain.

b. Bengkel membaca, strategi

mengajar yang memberikan

murid-murid kesempatan untuk memilih buku-buku yang ingin dibaca dan mendiskusikannya dengan murid-murid lain di kelompok-kelompok kecil. c. Bengkel menulis, strategi

mengajar yang membuat tulisan

bagi kurikulum yang

terintregasikan dengan

memberikan murid-murid

kesempatan untuk membuat draf, menulis dan mengedit

cerita-cerita mereka dan

komposisinya. d. Membaca bersama

e. Membaca terpadu, yaitu

pendekatan yang diarahkan guru untuk membantu semua anak belajar keterampilan membaca yang esensial.

(11)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), masih rendah minat literasi. Oleh karena itu, sangat perlu disediakan bahan literasi yang memadai dan sesuai dengan usia anak (menyenangkan). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus dimotivasi dengan berbagai cara, baik dengan berbagai lomba, hadiah dan pujian yang dapat memotivasi anak untuk berliterasi. Berdasarkan teori Thorndike, prinsipnya

literasi untuk PAUD harus

menyenangkan/belajar sambil bermain. Dengan latihan literasi akan terbentuk hal-hal berikut; (1) melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan

menghitung, (2) mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, (3)

mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah. Hal ini sangat penting karena dengan berliterasi anak akan yang sesuai dengan PAUD akan memotivasi anak untuk mulai baca-tulis. Dengan tingginya minat literasi anak usia dini , akan terbentuklah genarasi-generasi yang cerdas dan berkarakter islami.

1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu motivasi untuk berliterasi

karena dengan literasi akan

membentuk kecerdasan dan karakter anak dari awal.

2) Literasi dari majalah/buku yang ditawalkan kepada Anak Usia Dini harus melalui badan yang menyeleksi

bahan literasi, yang menerapkan syariat Islam.

3) Literasi hendaknya dapat untuk menumbuhkan minat baca-tulis.

4) Literasi anak usia dini hendaknya

menjadi stimulus yang

menyenangkan.

Daftar Rujukan

Armia dan Zuriana. (2017). Pentingnya Literasi Untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Langgam Bahasa, 11(2), 161–167.

Basyiroh, I. (2017). PROGRAM PENGEMBANGAN

KEMAMPUAN LITERASI ANAK USIA DINI. Tunas Siliwangi, 3(2).

Hapsari, W., Ruhaena, L., & Pratisti, W. D. (2017). Peningkatan Kemampuan Literasi Awal Anak Prasekolah Melalui Program Stimulasi. Jurnal Psikologi, 44(3), 177.

https://doi.org/10.22146/jpsi.16929

Ismail. (2012). Kurikulum Pendidikan Islam Perspektif Ibnu Khaldun, 7(2).

Morrison, G. S. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini Saat Ini (13th ed.).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(12)

Suryana, D. (2014). KURIKULUM PENDlDIKAN ANAK USIA DIN1

BERBABASIS PERKEMBANGAN

ANAK. PESONA DASAR (Vol. 1 No.3).

Suryana, D. (2016). Stimulasi dan Aspek Perkembangan AUD (Pertama). Jakarta: Kencana.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun semua tahapan dalam proses pertanggungjawaban uang muka dinas telah dilakukan dengan baik, tetapi dalam pelaksanaannya Proses Pertanggungjawaban Pengeluaran

Struktur tugas yang melibatkan semua anggota dengan baik, maka struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat..

Model basis data yang umum digunakan untuk mengorganisasikan skema pada saat ini adalah model relasional yang telah dapat mewakili semua informasi yang terdapat dalam bentuk tabel

Kedua hal di atas, struktur penafsiran serta detil yang diberikan menunjukkan bahwa tema dalam penafsiran Qut}b, selain kewajiban dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya,

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan pelepasan ion Ni pada braket metal dalam perendaman fermentasi kolostrum, kolostrum dengan potassium sorbat 0,5%, sodium

Target yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah agar pemilik atau pegawai UMKM dapat memahami pentingnya laporan keuangan dan

Jika ditinjau pada aspek ekonomi, Kelurahan Pabean dan Bandengan memiliki kapasitas adaptasi yang rendah pada level individu karena rendahnya tingkat

[r]