DRAFT ANGGARAN DASAR ASOSIASI WARUNG INTERNET
DAN PENJELASANNYA PEMBUKAAN
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Teknologi informasi terutama internet berpotensi besar sebagai media pertukaran informasi dan sarana mencerdaskan kehidupan serta meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Warung Internet adalah usaha mandiri skala kecil menengah yang berciri sosial karena turut mengemban amanat amandemen konstitusi Pasal 28 F UUD 1945, menyediakan fasilitas untuk memenuhi hak rakyat terhadap informasi.
Warung Internet berperan sebagai ujung tombak masyarakat teknologi informasi Indonesia dalam upaya pengenalan, pendidikan dan menyebarkan informasi serta teknologi ke tengah masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Warung Internet menyadari bahwa kesadaran masyarakat akan meningkatkan kemampuan memanfaatkan Teknologi Informasi tersebut sebagai sarana mengembangkan potensi.
Sadar akan tanggung jawab tersebut, maka kami komunitas pengusaha, penyelenggara Warung Internet serta pemerhati Teknologi Informasi dan Internet bersepakat untuk bersatu menghimpun diri dalam suatu wadah atau organisasi yang akan menampung aspirasi, mengayomi, mengkaji dan memikirkan perkembangan usaha serta masa depan termasuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan Warung Internet.
BAB I NAMA
Pasal 1 : Organisasi ini bernama Asosiasi Warung Internet selanjutnya disingkat AWARI
Penjelasan
- Kata Asosiasi dipakai sebagai nama untuk mencerminkan sifat dan landasan semangat dalam berhimpun adalah kekeluargaan
- Kekeluargaan adalah wujud sikap kebersamaan, persamaan kepentingan (senasib dan sepenanggungan), rasa persaudaraan terhadap sesama dan interaksi saling
menguntungkan terhadap kepentingan bersama serta memeliharanya sebagai sinergi
BAB II LAMBANG
Pasal 2 : Lambang organisasi diatur dengan peraturan tersendiri
Penjelasan
Lambang adalah simbol grafis yang digunakan dalam setiap dokumen dan atribut resmi dimana setiap bagiannya memiliki arti mewakili identitas dan filosofi organisasi
BAB III
Pasal 3 : Organisasi ini merupakan payung bagi organisasi serupa yang tersebar di seluruh Indonesia yang berafiliasi kepadanya, bertempat kedudukan di Jakarta
Penjelasan
- Yang dimaksud dengan afiliasi adalah organisasi lokal di daerah meskipun bersifat independen dan otonom di wilayahnya namun juga merupakan anggota dalam hubungan koordinatif dari organisasi sejenis yang bersifat sebagai representasi Asosiasi Warnet Daerah secara Nasional yaitu Asosiasi Warnet Indonesia
- Yang dimaksud Tempat Kedudukan adalah letak geografis dimana organisasi ini menetap dan bukan domisili, karena dimungkinkan perubahan alamat dan tempat - Perubahan alamat atau domisili secara otomatis mengikuti keberadaan organisasi
Pasal 4 : Organisasi ini didirikan di (tempat Munas I) pada tanggal (pada saat Munas I berlangsung) sampai dengan jangka waktu yang tidak ditentukan
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 5 : Daerah kegiatan meliputi seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di Internet
Penjelasan
- Dengan pertimbangan bahwa warung internet terus mengalami perkembangan dan menjangkau wilayah yang lebih luas maka diperlukan pembatasan wilayah operasional - Apabila jumlah dan sebaran anggota semakin luas dan mencapai jumlah tertentu maka
diharapkan untuk mendirikan sendiri Asosiasi Warnet Daerah untuk wilayah yang relevan dengan keberadaannya
BAB IV
AZAS, DASAR, LANDASAN DAN SIFAT
Pasal 6 : Organisasi ini berazaskan Pancasila
Penjelasan
Pancasila adalah ideologi negara, filosofi kehidupan berbangsa dan bernegara
Pasal 7 : Dasar organisasi adalah konstitusi negara RI (UUD 1945, TAP MPR) dan UU serta Peraturan serta produk hukum lain yang terkait dengan Asosiasi Warnet Indonesia
Penjelasan
Organisasi ini adalah badan hukum yang tunduk pada peraturan perundangan yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 8 : Landasan konstitusional organisasi adalah Anggaran Dasar
Landasan konstitusional adalah ide pokok organisasi
Pasal 9 : Landasan operasional organisasi adalah Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain yang disepakati anggota dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Landasan operasional adalah aturan main organisasi
Pasal 10 : Organisasi ini bersifat kekeluargaan, kebersamaan dan persatuan serta otonom (independen) dan merupakan payung afiliasi Asosiasi Warnet di daerah
Penjelasan
- Sifat utama dan filosofi dasar organisasi ini adalah kekelurgaan, rasa kebersamaan dan keinginan untuk bersatu padu dalam memperjuangkan suatu kepentingan bersama - Asosiasi Warnet Indonesia adalah wadah nasional bagi Asosiasi Warnet yang ada di
daerah, namun Asosiasi Warnet (atau organisasi lain sejenis) di daerah tidak harus berafiliasi kepada Asosiasi Warnet Indonesia
- Namun demikian organisasi Asosiasi Warnet Indonesia di daerah (atau yang sejenis) adalah lembaga yang otonom, tidak selalu harus terikat kebijakan organisasi lain termasuk Asosiasi Warnet Indonesia
- Hubungan antara Asosiasi Warnet Indonesia dan Asosiasi Warnet Daerah bersifat kerjasama seimbang dan koordinatif bukan hubungan antara pimpinan dan bawahan
Pasal 11 : Organisasi ini tidak berpolitik atau terkait dengan organisasi politik manapun
Penjelasan
- Asosiasi Warnet Indonesia bukanlah organisasi politik oleh karena itu tidak akan melakukan kegiatan politik praktis dan berkaitan dengan organisasi politik
- Namun apabila diperlukan dimana kepentingan anggota harus diperjuangkan secara politik maka Asosiasi Warnet Indonesia akan menyalurkannya ke media yang relevan
Pasal 12 : Organisasi ini tidak mencari keuntungan materiil (nirlaba)
Penjelasan
- Organisasi ini bukanlah badan usaha oleh karenanya tidak melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan materiil baik bagi pengurus maupun anggota - Namun Asosiasi Warnet Indonesia bisa dijadikan forum dan mediasi bagi kepentingan
bisnis anggota dan dapat melakukan kesepakatan serta kesepahaman dengan pihak lain - Kontrak dan perjanjian bisnis dilakukan langsung dengan masing-masing anggota, bukan
dengan Asosiasi Warnet Indonesia sebagai institusi
- Asosiasi Warnet Indonesia apabila dikehendaki oleh anggota dapat membentuk suatu badan usaha yang akan menampung secara langsung kepentingan bisnis anggota
BAB V
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 14 : Tujuan pokok yang ingin dicapai adalah :
a. Wadah menyebarluaskan informasi dan teknologi bagi bangsa Indonesia b. Peran serta dalam upaya pengenalan, pendidikan dan penyebaran teknologi
informasi dan khususnya Internet ke tengah masyarakat di lingkungan sekitar dan meningkatkan jumlah masyarakat internet Indonesia
c. Menjadi portal bagi masyarakat untuk masuk ke dunia Internet, dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan serta mengembangkan berbagai potensi masyarakat Indonesia melalui kegiatan di dunia internet maupun di dunia nyata yang terkait dengan Teknologi Informasi
d. Menambah wawasan, menggalang kebersamaan, persatuan diantara anggota e. Forum pertukaran informasi dan komunikasi terbuka, sehat dan dinamis yang
memungkinkan pembinaan serta peningkatan kerjasama diantara sesama anggota dan pihak lain
f. Wadah penyaluran inspirasi dan pendapat setiap anggota, dimana masukan dan gagasan dapat memberikan kontribusi positif yang nyata bagi anggotanya g. Wadah mediasi (clearance house) perselisihan antar anggota, menetapkan
dan mengawasi pelaksanaan kode etik (ethical conduct) serta mengupayakan perlindungan hukum bagi anggota (advokasi)
h. Melakukan kajian bisnis, pembelajaran praktik usaha sehat, menanamkan kesadaran hak kekayaan intelektual, mendorong produksi content lokal berbahasa nasional, mendukung gerakan open source
i. Melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mempergunakan resource secara efisien dan produktif
j. Berperan serta dalam pembangunan ekonomi dan industri Indonesia sebagai yang dimaksud dalam Pola Umum Pembangunan Nasional
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB VI
TUGAS POKOK
Pasal 15 : Cara pencapaian tujuan diwujudkan dalam tugas pokok
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB VII ORGANISASI
Pasal 16 : Kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 17 : Organisasi ini diatur dan disusun berdasarkan musyawarah untuk mufakat yang setidak-tidaknya memiliki perangkat :
c. Dewan Pakar dan Penasehat d. Dewan Pengurus Nasional
e. Badan Eksekutif Pelaksana Harian
f. Anggota perorangan dan utusan Asosiasi Warnet Daerah
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB VIII
PERBENDAHARAAN DAN KEUANGAN
Pasal 18 : Perbendaharaan organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik organisasi
Penjelasan
Lazim disebut sebagai inventaris yaitu :
- Kekayaan intelektual berupa logo dan publikasi - Perlengkapan administratif dan dokumentasi - Perlengkapan operasional dan pelatihan - Penghargaan yang pernah diterima
- Sekretariat dan kekayaan organisasi lainnya baik obyek bergerak maupun diam
- Keuangan, portofolio, hutang piutang, sumbangan dan hibah serta pendapatan sah lain - Dan segala kekayaan serta kepemilikan dalam bentuk lainnya
Apabila organisasi dibubarkan maka perbendaharaan organisasi diserahkan kepada Negara
Pasal 19 : Organisasi membiayai dirinya dari iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat serta sumber lainnya yang sah
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB IX KEANGGOTAAN
Pasal 20 : Keanggotaan meliputi : a. Anggota Biasa b. Anggota Kehormatan
c. Anggota Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB X
ASOSIASI WARNET DAERAH
Pasal 21 : Asosiasi Warnet Daerah adalah lembaga otonom di tingkat lokal yang merupakan anggota afiliasi Asosiasi Warnet Indonesia
Telah jelas
Pasal 22 : Asosiasi Warnet Daerah didirikan oleh anggota di wilayahnya dan apabila diminta atau diperlukan Dewan Pengurus Nasional dapat memfasilitasi pendiriannya
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 23 : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Warnet Daerah ditentukan sendiri oleh anggota di wilayahnya
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 24 : Asosiasi Warnet Daerah yang menjadi anggota afiliasi Asosiasi Warnet Indonesia menunjuk beberapa Pengurusnya sebagai wakil organisasinya di tingkat Nasional
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 25 : Asosiasi Warnet Daerah sebagai anggota afiliasi tunduk kepada semua peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Asosiasi Warnet Indonesia
Penjelasan
Telah jelas
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 26 : Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Musyawarah Nasional
Penjelasan
- Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan Musyawarah Nasional - Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 27 : Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional Luar Biasa yang khusus diselenggarakan untuk keperluan tersebut atas dasar organisasi telah dinilai tidak mampu melaksanakan tujuan sebagai mestinya
Penjelasan
Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XII
ATURAN PERALIHAN
atau Presidium sampai terpilihnya Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
- Yang disebut Pemrakarsa semula adalah para pendiri organisasi
- Yang disebut Caretaker atau Presidium adalah pengurus sementara yang ditunjuk oleh Pemrakarsa dan perwakilan anggota dengan kewenangan terbatas yang disepakati - Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 29 : Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lain
Penjelasan
Yang dimaksudkan dengan peraturan lain adalah berturut-turut sesuai tingkatannya adalah : - Penjelasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
- Ketetapan Musyawarah Nasional dan Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa - Keputusan Dewan Pengurus Nasional dan Keputusan pejabat dibawahnya
- Kriteria dan prasyarat serta kondisi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XIII PENUTUP
Pasal 30 : Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan
Penjelasan
DRAFT ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI WARNET INDONESIA
DAN PENJELASANNYA BAB I
BAGIAN I : KETENTUAN UMUM
Pasal 1 : Anggaran Rumah Tangga ini memuat ketentuan-ketentuan pelaksanaan Anggaran Dasar dan hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
Penjelasan
Telah jelas
BAGIAN II : NAMA ORGANISASI
Pasal 2 : Penggunaan Nama Organisasi hanya dapat dilakukan oleh pejabat dalam Struktur Organisasi dalam atribut, dokumen dan forum resmi
Penjelasan
Telah jelas
BAGIAN III : LAMBANG ORGANISASI
Pasal 3 : Penggunaan Lambang Organisasi sebagai identitas hanya dapat dilakukan oleh pejabat dalam Struktur Organisasi dalam atribut, dokumen dan forum resmi
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 4 : Detail Lambang Organisasi adalah (contoh) :
- Dasar dengan warna kuning : KEAGUNGAN DAN KEJAYAAN - Api dengan warna merah : SEMANGAT DAN KEBERANIAN - Lima lidah api : DASAR NEGARA PANCASILA
- Segitiga : KEBIJAKSANAAN DAN KEPELOPORAN - Bulatan : KEBULATAN TEKAD DAN BOLA DUNIA - Ikatan : KEBERSAMAAN DAN KOMUNITAS
Arti Lambang Keseluruhan : Dengan kesederhanaan dan kebersamaan disertai dengan kebijaksanaan, kebulatan tekad dan keberanian serta semangat yang menyala-nyala, berpedoman kepada kebenaran serta Pancasila kita ciptakan kejayaan dan keagungan Asosiasi Warnet Indonesia di seluruh nusantara.
Penjelasan
Nama dan Lambang Organisasi juga dipakai dalam berbagai bentuk lain yang dipergunakan oleh anggota sebagai identitas / pengenal dan disebut sebagai atribut
- Kartu Tanda Anggota bagi anggota biasa atau anggota kehormatan sebagai tanda pengenal keanggotaan sehari-hari
- Kartu Tanda Panitia atau Peserta Kegiatan bagi panitia dan peserta kegiatan resmi yang berlaku sementara selama kegiatan berlangsung
BAB II
BAGIAN IV : TUGAS POKOK ORGANISASI
Pasal 5 : Pencapaian Maksud dan Tujuan Organisasi melalui pelaksanaan Tugas Pokok Organisasi
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 6 : Tugas Pokok Organisasi dijabarkan dalam bentuk Program Kerja yang menjadi pedoman operasional Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 7 : Tugas Pokok disusun bersama oleh anggota dalam Musyawarah Nasional dan dituangkan dalam Ketetapan Musyawarah Nasional
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 8 : Secara umum Tugas Pokok Organisasi harus meliputi sejumlah hal berikut :
a. Bersama instansi pemerintah dan organisasi lain di bidang Teknologi Informasi terkait dalam mewujudkan suasana yang kondusif bagi masyarakat luas agar dapat berperan serta dan menjadi bagian masyarakat informasi
b. Memasyarakatkan e-Business sebagai kegiatan warnet di masa depan, untuk meningkatkan ekonomi nasional
c. Mendorong pengusaha Indonesia khususnya di bidang Teknologi Informasi agar memiliki wawasan Global dan berbasis Ilmu Pengetahuan
d. Membina dan mengembangkan persatuan diantara sesama anggotanya dan melindungi kepentingan para anggota
e. Membina dan mengembangkan kerjasama serta komunikasi untuk memelihara kerukunan diantara sesama anggota
f. Mencegah persaingan yang tidak sehat diantara sesama anggota
g. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha yang dapat meningkatkan peran serta anggota dalam pembangunan ekonomi dan industri nasional secara profesional
h. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi / organisasi mitra di dalam dan luar negeri, serta dunia usaha pada umumnya
i. Membantu usaha arbitrase dan mediasi dalam arti menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan perselisihan diantara anggota
j. Melakukan advokasi dan upaya perlindungan hukum bagi tiap permasalahan yang dialami anggota berkaitan dengan pihak lain
k. Membina anggota untuk menjalankan kode etik usaha dan menjadikannya pedoman etika kerja dan usaha
l. Membentuk badan pengkajian bisnis dan menggali berbagai kemungkinan potensi kerjasama dengan pihak lain berkaitan dengan Warung Internet m. Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan lain
n. Mendorong formalisasi kelembagaan Warung Internet menuju bentuk usaha berbadan hukum dan pemenuhan terhadap kewajiban pajak dan retribusi o. Berperan aktif memasyarakatkan kesadaran hak kekayaan intelektual serta
upaya memasyarakatkan perangkat lunak legal terutama produk dalam negeri p. Mendorong penggunaan bahasa nasional dalam internet content dan industri
perangkat lunak
q. Mendukung kampanye dan semangat open source
r. Berupaya memperbanyak produksi dan penyebaran content informasi lokal, melakukan kampanye untuk mengarahkan dan mengedukasi pelanggan agar mengunjungi dan memanfaatkan site dan content lokal
s. Meningkatkan kesadaran efisiensi dan maksimalisasi sumber daya yang terbatas dan mahal (bandwidth) dengan pemanfaatan untuk kegiatan produktif
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 9 : Secara umum Program Kerja Organisasi harus meliputi sejumlah hal berikut, menjalankan berbagai program serta pelatihan kepada anggota sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu untuk membangun :
- Mental, yaitu menanamkan rasa persaudaraan, persahabatan, menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap lingkungan masyarakat
- Keterampilan, yaitu mengajarkan berbagai pengetahuan serta kemampuan teknis di bidang Teknologi Informasi untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang tangguh menghadapi tantangan persaingan global di era Informasi - Kepedulian, yaitu melatih kesadaran sehingga memahami keberadaannya
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang memiliki kewajiban untuk ikut berperan serta dalam memberdayakan potensi masyarakat
dilingkungannya
Penjelasan
Pokok pikiran Bab II ini adalah mengantarkan anggota kepada keberhasilan usaha melalui pendidikan dan pengetahuan serta pengalaman berorganisasi dan bermasyarakat
BAB III KEORGANISASIAN
BAGIAN V : STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10 : Struktur utama organisasi terdiri atas : a. Dewan Pemrakarsa / Pendiri b. Dewan Pakar dan Penasehat c. Dewan Pengurus Nasional
d. Badan Eksekutif Pelaksana Harian e. Badan Pengkajian dan Pengembangan
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 11 : Dewan Pemrakarsa / Pendiri adalah para tokoh penggagas dan pendiri organisasi
Dewan Pemrakarsa / Pendiri adalah para tokoh yang sejak awal ada
Pasal 12 : Dewan Pakar / Penasehat adalah para tokoh dan nara sumber organisasi, dipilih dan diangkat oleh anggota melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
- Tugas utama Dewan Pakar / Penasehat adalah menjadi nara sumber organisasi dan memberi arahan serta masukan kepada Dewan Pengurus Nasional diminta maupun tidak - Dewan Pakar / Penasehat hanya memberikan laporan kepada Musyawarah Nasional
atau Musyawarah Nasional Luar Biasa, tidak perlu melakukan pertanggung jawaban
Pasal 13 : Dewan Pengurus Nasional adalah pelaksana mandat organisasi, dipilih dan diangkat oleh anggota serta memberikan pertanggungjawaban melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
Dewan Pengurus Nasional selaku pelaksana mandat organisasi, melalui Ketua Umumnya harus mempertanggung jawabkan mandat yang diberikan oleh anggota pada masa akhir periode jabatan kepada Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 14 : Susunan Dewan Pengurus Nasional setidak-tidaknya terdiri atas : a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum c. Sekretaris Jenderal d. Bendahara Umum e. Komisi Teknis f. Komisi Kegiatan g. Komisi Kerjasama h. Komisi Organisasi i. Komisi Pendanaan
j. Komisi Sosialisasi dan Edukasi k. Komisi Etik, Hukum dan Advokasi
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 15 : Apabila diperlukan Dewan Pengurus Nasional dapat membentuk jabatan tertentu atau Komisi lain yang ditentukan struktur, tugas serta kewenangannya melalui Surat Keputusan Ketua Umum dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 16 : Badan Eksekutif Pelaksana Harian adalah lembaga pelaksana operasional organisasi sehari – hari yang ditunjuk dan ditentukan struktur, tugas serta
Penjelasan
- Badan Eksekutif Pelaksana Harian dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif yang dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional
- Kriteria Direktur Eksekutif adalah profesional yang tidak memiliki perusahaan atau usaha sejenis dengan milik anggota
- Direktur Eksekutif harus memiliki kemampuan menajerial dan kepemimpinan serta mempunyai kemampuan komunikasi aktif internal maupun ekternal
- Direktur Eksekutif mendapatkan hak sebagai tenaga kerja sesuai peraturan dan undang-undang tenaga kerja yang berlaku
- Pejabat lain di dalam struktur Badan Eksekutif Pelaksana Harian ditunjuk oleh Dewan Pengurus Pusat dengan memperhatikan pendapat Direktur Eksekutif
- Tugas, wewenang, tanggung jawab dan hal lainnya berkaitan dnegan Badan Eksekutif Pelaksana Harian ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional
Pasal 17 : Badan Pengkajian dan Pengembangan adalah lembaga pemikiran ilmiah, ditunjuk dan ditentukan struktur, tugas serta kewenangannya oleh Dewan Pengurus Nasional melalui Surat Keputusan Ketua Umum dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Telah jelas
BAGIAN VI : SYARAT DAN KRITERIA ANGGOTA DEWAN PENGURUS NASIONAL
Pasal 18 : Syarat dan kriteria anggota Dewan Pengurus Nasional a. Anggota biasa
Penjelasan
- Anggota Dewan Pengurus Nasional adalah Anggota Biasa yang dipilih oleh Ketua Umum - Apabila mengundurkan diri, terkena sanksi atau dianggap tidak mampu oleh Ketua
Umum maka yang bersangkutan akan diberhentikan dari jabatannya melalui Surat Keputusan Ketua Umum perihal Pemberhentian Pengurus, untuk itu perlu ditunjuk penggantinya dan diterbitkan Surat Keputusan Ketua Umum perihal Pengangkatan Anggota Pengurus Pengganti
b. Berwibawa dan sanggup memimpin organisasi
Penjelasan
- Berwibawa berarti memiliki pengaruh dan mendapat kepercayaan serta dukungan dari anggota serta memiliki kecakapan sebagai pemimpin
- Pernyataan kesanggupan adalah wujud jaminan tanggung jawab sebagai pemimpin
c. Jujur dan dapat dipercaya
Penjelasan
- Dipercaya berarti mampu memegang teguh mandat yang telah diberikan anggota dan kesediaan untuk melaksanakan amanat dengan sebaik-baiknya
d. Bersedia menjadi Syarat untuk Anggota Dewan Pengurus Nasional dengan pernyataaan tertulis
Penjelasan
Pernyataan kesediaan adalah wujud tekad untuk menerima tanggung jawab melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya demi kepentingan organisasi dan anggota
BAGIAN VII : MASA JABATAN DEWAN PENGURUS NASIONAL
Pasal 19 : Masa jabatan
a. Masa jabatan Anggota Dewan Pengurus Nasional selama 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya untuk 2 (dua) kali masa jabatan b. Masa jabatan bisa berakhir sebelum bila yang bersangkutan terkena sanksi
atau kehilangan keanggotaannya
Penjelasan
Jabatan dapat dihentikan sebelum masa tugasnya berakhir karena yang bersangkutan terkena sanksi dari organisasi berupa skorsing sampai pemecatan sebagaimana dimaksud dalam Bab IV Keanggotaan, Bagian XII : Sanksi dan Bagian XIII : Kehilangan Keanggotaan
BAGIAN VIII : KEWAJIBAN DAN HUBUNGAN DEWAN PENGURUS NASIONAL
Pasal 20 : Kewajiban Dewan Pengurus Nasional
a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi
Penjelasan
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah aturan main organisasi yang harus dipegang teguh serta dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota
- Dewan Pengurus Nasional menjadikan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai landasan bagi setiap kebijakan yang dikeluarkan untuk menjalankan organisasi - Kebijakan Dewan Pengurus Nasional yang tidak menyebut dan menggunakan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai landasan dianggap tidak sah
b. Melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam program kerja
Penjelasan
- Program kerja disusun, direncanakan dan disepakati oleh Pengurus berdasarkan keinginan dan atau usulan anggota serta dimintakan persetujuan kepada Rapat Anggota - Program kerja terdiri atas kegiatan rutin, kegiatan tradisi tahunan dan kegiatan lain yang
bersifat insidentil baik bersifat ke dalam maupun ke luar
- Jika diperlukan Pengurus dapat membentuk Panitia Kegiatan yang diberi Surat Mandat untuk merancang detail kegiatan dan melaksanakannya
- Setelah pelaksanaan kegiatan, Panitia Kegiatan menyusun laporan kegiatan kemudian Ketua Pelaksana Kegiatan mengembalikan mandat dan mempertanggungjawabkannya kepada Pengurus
Surat Penghargaan kepada Ketua Pelaksana Kegiatan dan seluruh anggota Panitia Pelaksana Kegiatan
- Apabila Pengurus menolak pertanggungjawaban tersebut maka dapat diberikan sanksi kepada penerima mandat (Ketua Pelaksana Kegiatan) dan seluruh anggota Panitia Pelaksana Kegiatan.
- Mandat kegiatan dapat dicabut oleh Pengurus sebelum kegiatan berakhir apabila Ketua Pelaksana dan Panitia Pelaksana kegiatan dianggap tidak mampu melaksanakan kegiatan, untuk itu diterbitkan Surat Mandat baru dan dibentuk Panitia Pelaksana Kegiatan sebagai pengganti
c. Bertanggung jawab pada anggota melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
- Memberikan Laporan Pertanggungjawaban Terbatas atas hasil kerja Pengurus setiap Catur Wulan dan pada akhir masa jabatan memberikan Laporan Pertanggungjawaban Penuh kepada Rapat Anggota dan mempertahankannya
- Materi Laporan Pertanggungjawaban harus sudah dibagikan kepada Sekretaris Rapat Anggota selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum Rapat Anggota
- Setelah penyerahan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus harus segera menyatakan demisioner dan diterbitkan Surat Keputusan Ketua Umum perihal Pemberhentian
Pengurus dan Penghargaan
- Untuk Ketua Umum perihal Pemberhentian, Pencabutan Mandat dan Penghargaan ditetapkan melalui Surat Keputusan atau Ketetapan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 21 : Hubungan Kepengurusan
a. Hubungan antara Dewan Pengurus Nasional dan Dewan Pembina diwujudkan dalam garis konsultasi
b. Hubungan antara Ketua Umum kepada Anggota Dewan Pengurus Nasional diwujudkan dalam garis perintah
Penjelasan
Dijelaskan dalam Job Description yang ditentukan oleh Pengurus
BAB IV KEANGGOTAAN
BAGIAN IX : JENIS ANGGOTA
Pasal 22 : Anggota Biasa adalah Anggota perorangan atau utusan Asosiasi Warnet Daerah
Penjelasan
Yang dimaksud dengan :
- Perorangan adalah pemilik, pengelola, penyedia jasa dan produk terkait dengan Warung Internet yang mendaftar menjadi anggota di tingkat nasional karena di daerahnya belum terdapat Asosiasi Warnet Daerah yang bisa mewakili kepentingannya
- Bagi anggota perorangan apabila kemudian telah berdiri organisasi Asosiasi Warnet Daerah maka dengan sendirinya status keanggotaannya akan beralih ke tingkat lokal - Utusan Asosiasi Warnet Daerah adalah perorangan yang ditunjuk oleh organisasinya
- Utusan Asosiasi Warnet Daerah dikuatkan dengan Surat Mandat yang dikeluarkan oleh Pengurus Organisasinya
- Penggantian personil Utusan Asosiasi Warnet Daerah dilakukan oleh Pengurus Organisasinya dengan menerbitkan Surat Mandat Pengganti
Pasal 23 : Anggota Kehormatan adalah selain Anggota Biasa
Penjelasan
Anggota Kehormatan biasanya adalah : - Pakar Teknologi Informasi
- Aktivis Teknologi Informasi
- Para penyantun dan pendukung organisasi - Orang-orang yang berjasa kepada organisasi
- Kriteria dan pengangkatan Anggota Kehormatan ditentukan Dewan Pengurus Nasional
Pasal 24 : Anggota Dewan Pengurus Nasional adalah Anggota Biasa yang karena jabatannya mempunyai tugas dan wewenang mengendalikan organisasi
Penjelasan
Lihat Bab III Keorganisasian Bagian V : Struktur Organisasi
BAGIAN X : TATA CARA KEANGGOTAAN
Pasal 25 : Syarat-syarat administratif keanggotaan :
a. Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang punya ijin menetap b. Pemilik, pengelola, penyedia jasa dan produk terkait dengan Warung Internet
Penjelasan
Yang dimaksud dengan :
- Pemilik adalah pemegang saham perusahaan, badan usaha, organisasi usaha Warung Internet atau yang terkait dengannya
- Pengelola adalah manajemen atau eksekutif yang menjalankan operasional perusahaan - Penyedia jasa adalah perusahaan atau perorangan yang memberikan jasa tertentu
kepada perusahaan, badan usaha atau organisasi usaha Warung Internet
- Penyedia produk adalah perusahaan atau perorangan yang memberikan produk tertentu kepada perusahaan, badan usaha atau organisasi usaha Warung Internet
c. Sehat fisik dan mental dibuktikan dengan Surat Keterangan Sehat dari petugas kesehatan yang berwenang
Penjelasan
- Kriteria sehat fisik dan mental artinya memiliki kemampuan fisik dan mental untuk mengikuti kegiatan organisasi baik secara keseluruhan maupun terbatas
- Syarat sehat dan mental harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Sehat dari petugas kesehatan yang berwenang
d. Mengisi Formulir Keanggotaan dan Pernyataan Kesanggupan mentaati segala peraturan yang ditetapkan oleh organisasi
f. Menyertakan lampiran copy Akta Pendirian Perusahaan, Surat Ijin Usaha Perdagangan dan copy Nomor Pokok Wajib Pajak
g. Menyertakan Surat Rekomendasi dari 2 (dua) orang sponsor yang telah menjadi anggota Asosiasi Warnet Indonesia
h. Khusus untuk Anggota Kehormatan pencalonan keanggotaannya diajukan oleh minimal 5 (lima) orang anggota Asosiasi Warnet Indonesia secara tertulis kepada Dewan Pengurus Nasional
i. Pengajuan pencalonan untuk Anggota Kehormatan harus disertai dengan dokumen copy identitas diri yang sah, daftar riwayat hidup, curriculum vitae, daftar karya yang sudah dipublikasikan dan paparan singkat peran sertanya di dalam dunia Teknologi Informasi Nasional
j. Wajib mengikuti mailing list resmi Asosiasi Warnet Indonesia
k. Proses penerimaan anggota dilakukan oleh Dewan Pengurus Nasional dalam jangka waktu selama-lamanya 10 (sepuluh) hari kerja
l. Apabila aplikasi diterima akan diumumkan di mailing list resmi Asosiasi Warnet Indonesia dan dimasukkan dalam database anggota yang juga dipublikasikan di web site resmi Asosiasi Warnet Indonesia
m. Dewan Pengurus Nasional berhak menolak aplikasi keanggotaan tanpa harus menyebutkan alasan kecuali diminta oleh sponsor atau diminta keterangan serta pertanggungjawabannya dalam Musyawarah Nasional
Penjelasan
- Calon anggota harus mengisi formulir pendaftaran
- Selanjutnya dalam masa keanggotaan kesungguhan minat dan kesanggupan untuk mentaati peraturan akan diuji dan dievaluasi
n. Mengikuti pelantikan dan disematkan atribut yang sesuai serta menerima Surat Keputusan Ketua Umum
BAGIAN XI : HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 26 : Hak anggota
a. Anggota Biasa memiliki hak suara, mengeluarkan pendapat dan saran-saran serta mengikuti segala kegiatan organisasi
Penjelasan
Pendapat dan saran disampaikan kepada Dewan Pengurus Nasional
b. Anggota Biasa selain mempunyai hak sub a pasal 24 juga berhak memilih dan dipilih sebagai pejabat dalam Dewan Pengurus Nasional serta hak meminta pertanggung jawaban Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Proses ini dilakukan dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
c. Anggota Dewan Pengurus Nasional berhak memimpin dan mewakili organisasi baik ke dalam maupun ke luar
Apabila Dewan Pengurus Nasional berhalangan untuk mewakili ke luar organisasi dapat diserahkan kepada Anggota Kehormatan yang ditunjuk melalui Surat Mandat Ketua Umum
d. Anggota Kehormatan berhak memberi saran dan usul guna perbaikan organisasi namun tidak memiliki hak pilih maupun hak dipilih
e. Setiap anggota berhak atas pelayanan umum organisasi termasuk pelayanan yang bersifat khusus berupa dukungan, bantuan dan perlindungan organisasi dalam menghadapi permasalahan sesuai dengan etika dan ketentuan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan republik Indonesia
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 27 : Kewajiban anggota
a. Anggota yang disebut dalam Pasal 22 dan Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga ini wajib membayar uang pangkal dan uang iuran anggota serta kontribusi lain yang perinciannya ditetapkan dengan peraturan tersendiri
b. Turut mengupayakan terwujudnya maksud dan tujuan organisasi serta aktif berpartisipasi dalam segala kegiatan organisasi
c. Menjaga nama baik organisasi khususnya dan mentaati Kode Etik
Penjelasan
Kode Etik disusun oleh Komisi Etik, Hukum dan Advokasi dan diusulkan kepada Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
d. Mengikuti kegiatan di tingkat nasional paling tidak sekali setiap Catur Wulan e. Anggota Kehormatan berfungsi sebagai nara sumber organisasi, bila memiliki
kemampuan, memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggota lainnya
Penjelasan
Telah jelas
BAGIAN XII : SANKSI
Pasal 28 : Anggota dapat dikenakan sanksi karena :
a. Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik serta peraturan lain yang ditetapkan organisasi
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi khususnya dan industri jasa Warung Internet umumnya
Penjelasan
Batasan kriteria pelanggaran dan tindakan yang dimaksudkan dalam Pasal 28 a dan b di atas dirumuskan oleh Komisi Hukum, Etika dan Advokasi dalam Rapat Dewan Pengurus Nasional
c. Terbukti terlibat dalam kegiatan melawan hukum dan pemerintahan yang sah atau dinyatakan sebagai Terhukum oleh Putusan Pengadilan
Penjelasan
Satu-satunya alasan untuk menolak iuran anggota adalah karena tidak mampu, untuk itu kriterianya ditentukan oleh Pengurus
Pasal 29 : Bentuk sanksi a. Teguran
Penjelasan
Diberikan 1 (satu) kali secara lisan oleh Rapat Dewan Pengurus Nasional oleh Ketua Umum
b. Peringatan
Penjelasan
- Setelah diberikan teguran namun tidak ada perubahan sikap maka diberikan peringatan dalam bentuk tertulis sampai 3 (tiga) kali berturut-turut jika diperlukan dalam tenggang waktu masing-masing setidak-tidaknya 10 (sepuluh) hari dan selama-lamanya 20 (dua puluh) hari
- Khusus bagi anggota yang terkena sanksi ini dan merupakan pejabat Dewan Pengurus Nasional maka untuk sementara akan dinonaktifkan dan statusnya kembali menjadi Anggota Biasa sampai ada kejelasan keputusan lebih lanjut
- Dalam setiap tenggang waktu peringatan tertulis akan diberikan panggilan kepada yang bersangkutan untuk memberikan keterangan dan penjelasan dihadapan Rapat Dewan Pengurus Nasional dan Dewan Penasehat
- Keputusannya ditentukan oleh Rapat Dewan Pengurus Nasional yang dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Umum perihal Sanksi Peringatan setelah dikonsultasikan dengan Dewan Penasehat
c. Skorsing
Penjelasan
- Setelah 3 (tiga) kali pemberian peringatan ternyata masih juga tidak ada perubahan sikap maka kepada yang bersangkutan diberikan sanksi skorsing oleh Rapat Dewan Pengurus Nasional yang dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Umum perihal Sanksi Skorsing - Kriteria dan batasannya ditentukan oleh Dewan Pengurus Nasional setelah melalui
konsultasi dengan Dewan Penasehat
- Selama masa skorsing yang bersangkutan ditangguhkan semua haknya dan fasilitas dari organisasi namun harus tetap memenuhi semua kewajibannya
d. Pemecatan
Penjelasan
Bila sanksi skorsing tidak membawa perubahan sikap maka Dewan Pengurus Nasional dapat mengusulkan sanksi pemecatan kepada Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 30 c
BAGIAN XIII : KEHILANGAN KEANGGOTAAN
a. Meninggal dunia bagi anggota perorangan atau Anggota Kehormatan
Penjelasan
- Keanggotaan perorangan adalah tanpa batas waktu atau berlaku seumur hidup
- Bagi Anggota Dewan Pengurus Nasional batas waktu keanggotaannya sesuai dengan periode jabatan
- Apabila yang meninggal dunia adalah anggota Utusan Organisasi Asosiasi Warnet Daerah maka untuk selanjutnya kedudukannya akan digantikan oleh orang lain yang ditunjuk melalui Surat Mandat Pengganti yang dikeluarkan oleh Pengurus Organisasi Asosiasi Warnet Daerah tersebut
b. Mengundurkan diri atau berhenti atas permintaan sendiri disertai pernyataan tertulis
Penjelasan
- Permintaan pengunduran diri diajukan secara tertulis (Surat Permohonan Pengunduran Diri / Berhenti) dengan menyebutkan alasan yang tepat untuk kemudian dimintakan persetujuan kepada Dewan Pengurus Nasional dan disahkan secara tertulis melalui Surat Keputusan Ketua Umum perihal Pemberhentian Keanggotaan Dengan Hormat - Permintaan pengunduran diri bagi anggota Utusan Organisasi Asosiasi Warnet Daerah
diajukan secara tertulis kepada Pengurus Organisasi Asosiasi Warnet Daerah yang menjadi induknya dengan tembusan kepada Dewan Pengurus Nasional
c. Diberhentikan atau dipecat
Penjelasan
- Pemberhentian dengan hormat dan tidak hormat / pemecatan atas anggota dilakukan melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa diikuti dengan upacara pelepasan atribut dihadapan seluruh anggota
- Kepada anggota yang akan diberhentikan dengan tidak hormat / dipecat diberikan hak untuk melakukan pembelaan dan menunjuk 2 (dua) orang saksi di dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
- Khusus untuk pemberhentian dengan hormat maupun tidak hormat bagi Anggota Dewan Pengurus Nasional dari jabatan kepengurusannya dilakukan oleh Ketua Umum
d. Menutup usahanya, dicabut ijinnya, dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan e. Tidak lagi mewakili lembaganya sebagai anggota Asosiasi Warnet Indonesia
Penjelasan
Telah jelas
BAB V KEORGANISASIAN
BAGIAN XIV : MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 31 : Kedudukan
a. Merupakan musyawarah para anggota
Musyawarah Nasional adalah tempat bagi anggota untuk menyalurkan aspirasinya
b. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi
c. Diadakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap 2 (dua) tahun kecuali Dewan Pengurus Nasional dan atau ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang memiliki hak pilih menghendaki dapat diadakan sebelum masanya
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 32 : Tatacara Penyelenggaraan Musyawarah Nasional
a. Syarat dapat diselenggarakannya Musyawarah Nasional adalah apabila masa bakti Dewan Pengurus Nasional telah berakhir
b. Penyelenggara Musyawarah Nasional adalah Dewan Pengurus Nasional yang sedang dalam masa baktinya
c. Untuk itu ditunjuk Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum
d. Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional merangkap sebagai Badan Pekerja yang menampung semua usulan dari anggota dan menyusunnya ke dalam usulan Tata Tertib Musyawarah Nasional dan sidang-sidangnya termasuk sejumlah agenda pembahasan
e. Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional mempersiapkan Musyawarah Nasional dalam waktu sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan untuk memberi kesempatan masuknya sebanyak mungkin aspirasi dari anggota
f. Tata Tertib dan materi Musyawarah Nasional dan sidang-sidangnya ditetapkan oleh peserta dalam kesempatan pertama sidang paripurna
g. Musyawarah Nasional terdiri atas beberapa Komisi yang masing-masing membahas beberapa agenda yang disepakati oleh para peserta dalam kesempatan pertama sidang paripurna
h. Komisi melakukan sidang-sidang yang masing-masing membahas satu atau beberapa pokok bahasan sesuai kepentingannya
i. Musyawarah Nasional dapat bersifat terbuka maupun tertutup dan dipimpin oleh seorang atau beberapa Ketua Sidang dibantu Sekretaris dan notulen sesuai keperluan
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 33 : Kewenangan Musyawarah Nasional a. Merupakan ketetapan tertinggi
Penjelasan
Produk Musyawarah Nasional adalah Ketetapan Musyawarah Nasional yang merupakan wujud kedaulatan anggota
b. Memilih dan mengangkat Ketua Umum
- Pimpinan Musyawarah Nasional membentuk Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Kriteria umum kandidat Ketua Umum dan anggota Dewan Pengurus Nasional ditentukan oleh Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Pencalonan kandidat diusulkan oleh peserta kepada Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional akan menentukan jadwal penyampaian visi dan misi kandidat Ketua Umum sebelum pemilihan dilakukan
- Ketua Umum dipilih secara langsung oleh peserta Musyawarah Nasional
- Personalia dan struktur Dewan Pengurus Nasional ditentukan oleh Ketua Umum terpilih untuk diajukan kepada Pimpinan Musyawarah Nasional
- Ketua Umum terpilih dan Dewan Pengurus Nasional disahkan dalam satu paket Ketetapan Musyawarah Nasional mengenai susunan personalia dan struktur Dewan Pengurus Nasional
c. Merumuskan dan menetapkan Tugas Pokok Organisasi
d. Merubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Penjelasan
Sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan organisasi untuk menghadapi berbagai tantangan maka jika diperlukan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dapat diubah yaitu ditambah maupun dikurangi
e. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Umum f. Memberikan sanksi bagi Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Kriteria sanksi ditentukan oleh Rapat Anggota
g. Melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja Dewan Pengurus Nasional h. Melakukan Sidang Kehormatan dan menjatuhkan sanksi pemecatan i. Membentuk tim untuk meninjau ulang suatu perkara guna merehabilitir,
memulihkan nama baik seseorang dan memberikan kembali keanggotaan yang dicabut
Penjelasan
Usulan peninjauan ulang suatu perkara dapat diajukan oleh anggota kepada Panitia Musyawarah Nasional
j. Membahas dan memutuskan setiap permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 34 : Syarat sahnya sidang dalam Musyawarah Nasional :
Penjelasan
Apabila peserta yang hadir kurang dari yang disyaratkan maka Musyawarah Nasional tetap dapat dilaksanakan dengan syarat ada bukti dari kurir bahwa undangan telah sampai kepada masing-masing anggota yang memiliki hak pilih
b. Sahnya keputusan diambil secara musyawarah dan apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah peserta yang hadir dan memiliki hak pilih
Penjelasan
Pengambilan suara terbanyak dilakukan secara terbuka jika menyangkut hal-hal umum namun bila menyangkut individu pengambilan suara dilakukan secara tertutup
BAGIAN XV : MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
Pasal 35 : Musyawarah Nasional yang diselenggarakan sebelum masanya disebut dengan Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 36 : Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan apabila ada hal mendesak yang memerlukan keputusan setingkat Musyawarah Nasional
Penjelasan
Hal mendesak dimaksud berupa :
- Kevakuman organisasi dan ketidakmampuan Dewan Pengurus Nasional yang dibuktikan dengan tidak adanya aktivitas organisasi yang signifikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berturut-turut
- Diduga terjadi penyelewengan dan pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Program Kerja yang dilakukan oleh Dewan Pengurus Nasional yang sedang dalam masa baktinya
- Terjadi perpecahan dalam tubuh organisasi yang tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Pengurus Nasional
- Terjadi mosi tidak percaya terhadap Dewan Pengurus Nasional - Anggota menghendaki pembubaran organisasi
Pasal 37 : Kedudukan
a. Merupakan musyawarah para anggota
b. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 38 : Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa
b. Penyelenggara Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah Dewan Pengurus Nasional yang sedang dalam masa baktinya
c. Dalam hal Dewan Pengurus Nasional dipandang tidak mampu
menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa maka anggota dapat menunjuk Caretaker atau Presidium sebagai penyelenggara
d. Caretaker atau Presidium yaitu sekelompok anggota dan para aktivis yang dipercaya yang bersedia atau berinisiatif mengambil alih tanggung jawab kepengurusan untuk sementara sampai dengan adanya Keputusan
Musyawarah Nasional atau Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang akan menentukan kepengurusan baru atau pembubaran organisasi
e. Pembentukan Caretaker atau Presidium dapat dilakukan atas inisiatif
sebagian anggota sendiri dengan persetujuan tertulis ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah Anggota Biasa dengan dukungan ½ (setengah) + 1 (plus satu) anggota Pemrakarsa (bila masih ada)
f. Caretaker atau Presidium setidak-tidaknya terdiri dari wakil Pemrakarsa, Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan serta aktivis yang terpecaya dan mampu mengemban amanat sebagian besar anggota
g. Pemrakarsa dan Caretaker atau Presidium bersikap independen netral, bertugas sebagai mediator untuk mengupayakan rekonsiliasi bila terjadi perpecahan dalam organisasi
h. Tugas Caretaker atau Presidium melakukan pemulihan kondisi organisasi (rekonsiliasi), untuk kemudian mempersiapkan dan menyelenggarakan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa yang adil dan jujur serta dapat diterima semua pihak
i. Panitia Penyelenggara Musyawarah Nasional atau Caretaker atau Presidium mempersiapkan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa dalam waktu sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan untuk memberi kesempatan masuknya sebanyak mungkin aspirasi dari anggota
Penjelasan
Telah jelas
Pasal 39 : Kewenangan Musyawarah Nasional Luar Biasa a. Merupakan ketetapan tertinggi
Penjelasan
Produk Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah Ketetapan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang merupakan wujud kedaulatan anggota
b. Memilih dan mengangkat Ketua Umum
Penjelasan
- Pimpinan Musyawarah Nasional Luar Biasa membentuk Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Kriteria umum kandidat Ketua Umum dan anggota Dewan Pengurus Nasional ditentukan oleh Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Pencalonan kandidat diusulkan oleh peserta kepada Komisi Pemilihan Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional
- Ketua Umum dipilih secara langsung oleh peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa - Personalia dan struktur Dewan Pengurus Nasional ditentukan oleh Ketua Umum terpilih
untuk diajukan kepada Pimpinan Musyawarah Nasional Luar Biasa
- Ketua Umum terpilih dan Dewan Pengurus Nasional disahkan dalam satu paket
Ketetapan Musyawarah Nasional Luar Biasa mengenai susunan personalia dan struktur Dewan Pengurus Nasional
c. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Umum d. Memberikan sanksi bagi Ketua Umum dan Dewan Pengurus Nasional e. Melakukan Sidang Kehormatan dan menjatuhkan sanksi pemecatan k. Membentuk tim untuk meninjau ulang suatu perkara guna merehabilitir,
memulihkan nama baik seseorang dan memberikan kembali keanggotaan yang dicabut
l. Membubarkan organisasi
Penjelasan
Usulan peninjauan ulang suatu perkara dapat diajukan oleh anggota kepada Panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Caretaker atau Presidium
Pasal 40 : Syarat sahnya sidang dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa
a. Dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah peserta yang memiliki hak pilih
Penjelasan
Apabila peserta yang hadir kurang dari yang disyaratkan maka Musyawarah Nasional Luar Biasa tetap dapat dilaksanakan dengan syarat ada bukti dari kurir bahwa undangan telah sampai kepada masing-masing anggota yang memiliki hak pilih
b. Sahnya keputusan diambil secara musyawarah dan apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah peserta yang hadir dan memiliki hak pilih
Penjelasan
Pengambilan suara terbanyak dilakukan secara terbuka jika menyangkut hal-hal umum namun bila menyangkut individu pengambilan suara dilakukan secara tertutup
BAB VI
RAPAT DEWAN PENGURUS NASIONAL BAGIAN XVI : KEDUDUKAN
Pasal 41 : Kedudukan
a. Merupakan musyawarah Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Rapat Dewan Pengurus Nasional adalah lembaga permusyawaratan yang merupakan keputusan tertinggi Dewan Pengurus Nasional
Penjelasan
Apabila diperlukan komunikasi dan koordinasi yang intensif maka tidak ada batasan jumlah maksimal bagi Rapat Dewan Pengurus Nasional
c. Rapat Kerja Nasional diadakan setiap 1 (satu) tahun sekali
Penjelasan
- Dewan Pengurus Nasional memberi Laporan Akhir Tahun dalam Rapat Kerja Nasional - Rapat Kerja Nasional dilaksanakan untuk mengevaluasi program kerja dan kegiatan
organisasi secara keseluruhan bersama seluruh anggota
- Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Pelaksana Harian atas mandat Dewan Pengurus Nasional
- Rapat Kerja Nasional menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk dilaksanakan Dewan Pengurus Nasional dalam masa 1 (satu) tahun berikutnya
BAGIAN XVII : KEWENANGAN
Pasal 42 : Kewenangan
a. Memusyawarahkan segala kegiatan organisasi
Penjelasan
Setiap kegiatan yang sifatnya adalah memenuhi keinginan dan usulan anggota untuk itu perlu dimusyawarahkan agar sesuai dengan program kerja yang telah disepakati anggota Dewan Pengurus Nasional
b. Menilai, menentukan atau memberikan sanksi terhadap segala hal yang merupakan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan organisasi
Penjelasan
- Terlebih dahulu Dewan Pengurus Nasional harus menyepakati kriteria dan definisi pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan organisasi yang dimaksud dan melakukan konsultasi kepada Dewan Penasehat
- Lihat Anggaran Rumah Tangga Bagian IX SANKSI
c. Mengatur jalannya organisasi
Penjelasan
- Dewan Pengurus Nasional bebas untuk menentukan cara yang paling tepat dan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk dapat menjalankan organisasi dengan baik
- Dewan Pengurus Nasional perlu melakukan konsultasi kepada Dewan Penasehat secara intensif untuk mendapatkan arah yang benar dalam mengelola organisasi
d. Membuat Program Kerja organisasi
Penjelasan
dengan Tugas Pokok serta sejalan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
- Dewan Pengurus Nasional perlu melakukan konsultasi dengan Dewan Penasehat secara intensif untuk mendapatkan arah yang benar dalam membuat program kerja
e. Membuat Peraturan Organisasi
Penjelasan
- Keputusan Dewan Pengurus Nasional adalah peraturan yang mengikat seluruh anggota - Apabila ada perubahan maupun pembatalan atas peraturan tersebut harus diterbitkan
pembatalan dan dibuatkan peraturan maupun keputusan yang baru
- Sebelum ada perubahan maupun pembatalan maka ketentuan yang lama tetap berlaku - Anggota dapat menolak suatu Peraturan Organisasi yang ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Nasional dengan dukungan penolakan tertulis dari ½ (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang memiliki hak pilih
- Selain peraturan tertulis di dalam organisasi terdapat peraturan tak tertulis yang bersifat normatif, merupakan etika yang berlaku sama mengikat seluruh anggota
- Sanksi bagi pelanggaran etika dilakukan sesuai kesepakatan antar anggota
- Pelaksanaan dan sanksi etika diawasi oleh Komisi Etika yang khusus dibentuk untuk itu
f. Membentuk jabatan dan Komisi baru tertentu
Penjelasan
Lihat BAB III Keorganisasian Bagian V : Struktur Organisasi Pasal 15
BAB IV
KEUANGAN ORGANISASI BAGIAN XVIII : PEMASUKAN
Pasal 43 : Sumber keuangan
a. Uang pendaftaran anggota dan uang pendaftaran kegiatan
Penjelasan
Setiap calon anggota baru dan calon peserta kegiatan dipungut uang pendaftaran yang besarnya ditentukan oleh Dewan Pengurus Nasional dan atau Panitia Kegiatan
b. Iuran anggota
Penjelasan
Pungutan rutin yang waktu dan besarnya ditentukan oleh Dewan Pengurus Nasional
c. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat
Penjelasan
- Sumbangan dikenakan di setiap acara pertemuan antar anggota rutin maupun insidentil - Disebut sumbangan sukarela tanpa tekanan (susutante) yang besarnya tidak ditentukan
tergantung dari kerelaan penyumbang
bagi organisasi
- Sumbangan bersifat murni sukarela dan tidak ada persyaratan mengikat yang mungkin dapat menyulitkan organisasi
d. Usaha-usaha lain yang sah
Penjelasan
- Azas dasar organisasi adalah kekeluargaan dengan sendirinya semangat gotong royong harus senantiasa dikedepankan, termasuk dalam hal pengadaan dana
- Kemampuan untuk menggali dan menyediakan dana guna menghidupi seluruh kegiatan organisasi menjadi cermin rasa kebersamaan dan persaudaraan
- Dewan Pengurus Nasional berhak melakukan berbagai macam bentuk usaha untuk menghimpun dana bagi organisasi termasuk didalamnya yang bersifat komersial
- Untuk usaha pihak lain yang bersifat profit dengan membawa nama dan atau menjadikan organisasi ini berikut anggotanya sebagai obyek, harus dengan sepengetahuan dan ijin Dewan Pengurus Nasional
BAGIAN XIX : PENGELOLAAN
Pasal 44 : Penggunaan keuangan a. Biaya operasional
Penjelasan
- Biaya operasional adalah semua pengeluaran rutin organisasi dan Pengurus
- Untuk keperluan operasional Dewan Pengurus Nasional membuka rekening giro yang ditandatangani oleh 2 (dua) orang anggota Dewan Pengurus Nasional dimana salah satunya harus pejabat Bendahara
b. Untuk kegiatan organisasi
Penjelasan
- Pengelolaan keuangan kegiatan sepenuhnya diserahkan kepada panitia kegiatan melalui Ketua Pelaksana Kegiatan dan Bendahara Kegiatan
- Pada akhir kegiatan Bendahara Kegiatan melaporkan penggunaan keuangan kegiatan kepada Ketua Pelaksana Kegiatan yang akan membuat laporan keuangan kegiatan secara keseluruhan dan mempertanggungjawabkannya pada Dewan Pengurus Nasional - Untuk keperluan kegiatan Panitia Pelaksana Kegiatan membuka rekening tersendiri yang
ditandatangani oleh 2 (dua) orang anggota Panitia Pelaksana Kegiatan dimana salah satunya harus pejabat Bendahara Kegiatan
c. Sumbangan kepada anggota yang tertimpa musibah dengan pertimbangan-pertimbangan
Penjelasan
Penentuannya melalui Rapat Dewan Pengurus Nasional
Pasal 45 : Laporan dan pertanggung jawaban keuangan
b. Setiap akhir periode jabatan Bendahara membuat Laporan dan Neraca Keuangan yang kemudian diaudit oleh akuntan publik
c. Laporan keuangan yang telah diaudit diserahkan kepada Ketua Umum sebagai Lampiran Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Nasional dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
Penjelasan
Bendahara mempunyai tugas memantau semua arus keuangan Dewan Pengurus Nasional maupun Badan Eksekutif Pelaksana Harian serta Badan Pengkajian dan Pengembangan
BAB V
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN
BAGIAN XX : PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 46 : Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
a. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan sepanjang tidak merubah kandungan makna filosofis, jiwa dan semangat organisasi yang telah dirumuskan oleh para pendiri / pemrakarsa organisasi
Penjelasan
Untuk menghindari penyimpangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 a Anggaran Rumah Tangga, maka setiap rancangan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus dikonsultasikan kepada para sesepuh organisasi dan Anggota Kehormatan yang menjadi saksi, memahami dan mewarisi sejarah, isi serta kandungan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Rancangan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga telah diserahkan selambat-lambatnya 10 hari sebelum Musyawarah Nasional
Penjelasan
Usulan rancangan disampaikan kepada Panitia Musyawarah Nasional
c. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diusulkan oleh paling tidak 1/2 (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang hadir dalam Musyawarah Nasional dan memiliki hak pilih
d. Keputusan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
disahkan oleh paling tidak 1/2 (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang hadir dalam Musyawarah Nasional dan memiliki hak pilih
Penjelasan
Lihat Pasal 34 Anggaran Rumah Tangga
BAGIAN XXI : PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 47 : Pembubaran Organisasi
Penjelasan
Indikator ketidakmampuan organisasi :
- Tidak mempunyai anggota baru (regenerasi) yang representatif sesuai perkembangan dan pertumbuhan komunitas warung internet dan mampu menjamin kelangsungan penyelenggaraan organisasi secara berkesinambungan
- Tidak mampu menyelenggarakan kegiatan selama 4 (empat) tahun berturut-turut - Tidak memiliki inventaris yang memadai untuk menyelenggarakan organisasi - Tidak memiliki pengurus aktif yang dapat menjalankan dan mengelola organisasi
b. Diusulkan oleh 1/2 (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang hadir dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa dan memiliki hak pilih
c. Disetujui Diusulkan oleh 1/2 (setengah) + 1 (plus satu) jumlah anggota yang hadir dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa dan memiliki hak pilih
Penjelasan
Lihat Pasal 40 Anggaran Rumah Tangga
d. Sebelum organisasi dibubarkan maka semua kewajiban terhadap pihak lain harus diselesaikan dengan pembebanan tanggung renteng sama besar pada semua anggota
e. Untuk pelaksanaan ditunjuk Panitia Pembubaran dan diberi kewenangan secukupnya untuk melakukan inventarisasi dan penyelesaian kewajiban sebelum menyerahkan semua asset kepada negara
Penjelasan
Telah jelas
BAB VI PENUTUP
Pasal 48 : Pengumuman dan penetapan
a. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini setelah diumumkan
Penjelasan
Dewan Pengurus Nasional mempunyai kewajiban untuk mensosialisasikan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kepada anggota lama dan baru
b. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan
Penjelasan
LEMBAR PENGESAHAN Ditetapkan di : (kota tempat musyawarah nasional)
Pada tanggal : (tanggal penyelenggaraan) P u k u l : (waktu penandatanganan) T e m p a t : (detail alamat tempat)
Tertanda,
(Pemrakarsa I) (Pemrakarsa II)
(Pemrakarsa III) (Pemrakarsa IV)
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 2002
Ditetapkan di : (tempat musyawarah nasional) Pada tanggal : (tanggal penyelenggaraan) P u k u l : (waktu penandatanganan) T e m p a t : (detail alamat tempat)
Tertanda,
Ketua Musyawarah Nasional Sekretaris Musyawarah Nasional
Mengetahui,
Wakil Pendiri (Nama Terang)
Wakil Pendiri (Nama Terang)
Catatan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 2001