• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN Identifikasi Model Alternatif Pelayanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HASIL PENELITIAN Identifikasi Model Alternatif Pelayanan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Simon Sumanj aya Hutagalung dan Nana Mulyana

St af Pengaj ar Jurusan Administ rasi Negara FISIP Universit as Lampung

ABSTRACT

Thi s resear ch wi t h qual i t at i ve met hod ai ms t o: (1). Est abl i shment of al t er nat i ve model s of publ i c servi ce i n accor dance wi t h r eal condi t i ons of new aut onomous r egions and, (2). Can di oper asi onal i sasi kannya concept of publ i c servi ce model chosen al t er nat i ve f or new aut onomous r egi ons. The r esul t s of t he r esear ch process t o get a si ngl e servi ce model i s del iver i ng a publ i c servi ce del i very model t hat assi gned t o one par t i cul ar par t y and t hen pr of essi onal l y r esponsi bl e t o t he ot her par t y in t he f or m of cont r act i ng-out model . In addi t i on, t he model al so ident i f i ed col abor at i ve servi ce whi ch i s a publ i c servi ce del ivery model t hat consi st s of sever al act or s i n whi ch t hey j oi nt l y i mpl ement t he pr ovi sion of ser vi ces and j oi nt l y r esponsi bl e t o each ot her t he same. The second model was a model of mi xed publ i c-pr ivat e del iver y and user and communi t y coopr oduct i on. In t er ms of t he oper at i onal izat i on of t he devel opment of al t er nat i ve model s t hat can be done t hr ough a gr adual st r at egy i n t he handl i ng pr ocess of publ i c servi ce r at her t han choose one of t he f ul l al t er nat i ve model s of publ i c servi ce. In t he shor t t er m st r at egi es l ocal gover nment s can bet t er f ocus on usi ng publ i c-pr ivat e mi xed model of del i very. Meanwhi l e, l ong-t er m st r at egy i s done t hrough a user model devel opment pl an - communi t y copr oduct i on and cont r act i ng out model s gr adual l y.

Keywor d: servi ce capaci t y, heal t h servi ce, new aut onomous r egi ons.

PENDAHULUAN

Al asan normat if pembent ukan daerah ot onom baru adal ah mendekat kan pel ayanan publ ik kepada masyarakat . Al asan l ain adal ah bahwa di ant ara kabupat en/ kot a t erdapat perbedaan kebut uhan pel ayanan publ ik dengan karakt erist ik yang berbeda ant ar kedua j enis daerah t ersebut . Karena it u, agar pel ayanan publ ik memenuhi kebut uhan yang berbeda t ersebut , daerah dapat dimekarkan dari kabupat en induknya agar dapat berspesial isasi dal am penyediaaan pel ayanan publ ik sesuai dengan karakt erist ik kebut uhan masyarakat nya (Fit rani, Hof man, Kaiser: 2005).

Argument asi normat if peningkat an kapasit as l ayanan publ ik dengan pendekat an geograf is menj adi argumen yang berhasil mewuj udkan daerah ot onom baru. Namun, pemekaran daerah yang

(2)

persent ase bel anj a pembangunan sekt or pekerj aan umum dan meningkat nya persent ase bel anj a unt uk administ rasi umum sej ak t ahun 2001.

Persoal an pengganggaran t ersebut mempengaruhi penghant aran (del i ver y) bent uk-bent uk pel ayanan publ ik pada daerah baru. Tidak maksimal nya kapasit as anggaran, mengakibat kan l emahnya kapasit as penyel enggaraan l ayanan publ ik yang dil aksanakan ol eh yang sudah mapan. Banyaknya f akt or yang berkont ribusi dengan kondisi daerah baru t ersebut menghasil kan gagasan unt uk memuncul kan model -model penghant aran (del ivery) l ayanan publ ik yang dapat disel enggarakan. Pemil ihan at au pembangunan suat u model harus mempert imbangkan kondisi dan sit uasi t ersebut , sehingga dapat diserap dan berj al an dengan meminimal kan t ent angan at au rint angan yang mungkin t imbul .

Dengan mel ihat kepada prospek yang akan t erj adi pada masa dat ang, sert a dengan memil ih Kabupat en Pesawaran di Provinsi Lampung yang dit et apkan pada t anggal 2 November 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 t ent ang Pembent ukan Kabupat en Pesawaran sebagai l okasi anal isis maka diharapkan dapat dihasil kan beberapa t emuan-t emuan yang dapat dioperasional isasikannya konsep model

pel ayanan publ ik al t ernat if t erpil ih bagi daerah ot onom baru.

METODE PENELITIAN

Penel it ian ini menggunakan pendekat an kual it at if yang hendak mendeskripsikan dan menj el askan gej al a-gej al a dan kecenderungan yang muncul model yang diinginkan dari proses anal isis yang dil akukan secara bert ahap pada

(3)

Pr i vat e Del i ver y, (b) User and Communi t y Coopr oduct i on

Model Cont r act i ng Out berusaha menempat kan pihak swast a at au l embaga masyarakat sebagai pihak yang secara penuh menyel enggarakan pel ayanan publ ik. Pemerint ah dal am model ini memil iki peran yang l ebih kecil . Mengingat ket erbat asan yang dihadapi ol eh daerah ot onom baru, maka model ini

l ayak unt uk menj adi sal ah sat u pil ihan, t ermasuk bagi Pemerint ah Kabupat en Pesawaran. Ada dua model pel ayanan yang dapat disusun menggunakan model ini, yait u model pel ayanan unt uk sekt or pendidikan dan model pel ayanan unt uk sekt or kesehat an. Gambar berikut adal ah model pel ayanan cont r act i ng out dal am sekt or pendidikan.

Dal am gambar it u Dinas pendidikan memil iki peran merencanakan, mel akukan kont rak kepada pihak penyel enggara l ayanan dan monit oring t erhadap kegiat an pengel ol aan sumber daya yang dil akukan ol eh pihak penyel enggara l ayanan. Proses penyampaian l ayanan sel anj ut nya dil aksanakan ol eh pihak swast a at au l embaga masyarakat dengan berdasarkan kepada kont rak yang t el ah diset uj ui bersama dengan pemerint ah. Dal am

proses ini pemerint ah bisa l ebih ef isien dal am mengelol a pel ayanan pendidikan karena semua kegiat an pel ayanan pendidikan dit angani ol eh pihak swast a/ NGO. Pemerint ah hanya perl u mengal okasikan dukungan sumber daya secara proporsional unt uk menj aga kel angsungan pel ayanan yang disel enggarakan t ersebut . Model yang serupa j uga bisa dit erapkan dal am sekt or pel ayanan kesehat an berikut ini:

(4)

Dal am pel ayanan kesehat an it u, t ergambarkan pol a yang sama dengan model pel ayanan cont r act i ng out sekt or pendidikan yang t el ah diuraikan sebel umnya. Pemerint ah menj al ankan peran perencanaan, kont rak dan

monit oring guna menj amin

keberl angsungan kegiat an pel ayanan yang diserahkan kepada pihak swast a at au l embaga masyarakat . Peran swast a at au l embaga masyarakat yang besar dapat mengurangi beban kerj a pemerint ah yang memil iki berbagai ket erbat asan sumber daya. Ol eh karena it u, model ini j uga menj adi sal ah sat u al t ernat if bagi penyel enggaraan pel ayanan publ ik pada daerah ot onom baru, khususnya pada wil ayah Kabupat en Pesawaran yang menj adi lokasi penel it ian ini.

Namun demikian, perl u ada perhat ian t erhadap j enis-j enis kegiat an pel ayanan yang dapat diberikan kepada pihak swast a at au l embaga masyarakat l ainnya. Hal ini perl u dil akukan unt uk mendapat kan gambaran t ent ang kompl eksit as yang mungkin muncul dal am upaya cont r act i ng out pel ayanan t ersebut . Jenis pel ayanan it u dapat dil ihat berdasarkan krit eria mudah at au sul it nya kegiat an pel ayanan t ersebut unt uk dikont rakkan.

Model mi xed publ i c pr i vat e del ivery t el ah muncul semenj ak konsep New Publ i c Management diperkenal kan

kedal am khasanah keil muan administ rasi publ ik. Diant aranya adal ah Warner & Hef et z (2008) mel al ui art ikel nya berj udul Managi ng Mar ket f or Publ i c Servi ce: The Rol e Of Mi xed Publ i c-Pr i vat e Del i ver y of Ci t y Ser vi ces. Art ikel it u menguraikan secara det il t ent ang proses pel ayanan yang bisa dij al ankan mel al ui kerj asama ant ara pihak publ ik dan swast a. Pada prinsipnya model mi xed publ i c pr ivat e del iver y dikonsept ual isasi unt uk dapat membant u pemerint ah menj aga kapasit as int ernal sebagai pel aku di dal am pasar dan menj amin keamanan dari kegagal an penyampaian pel ayanan. Hal it u didorong dari ket erl ibat an pemerint ah dal am pel ayanan publ ik yang menj angkau hingga wil ayah penyampaian l ayanan. Pemerint ah dal am ket erl ibat an t ersebut sering dihadapkan kepada permasal

ahan-permasal ahan pent ing yang

mengakibat kan kegiat an penyampaian pel ayanan it u menj adi t idak berhasil. Dengan meruj uk kepada konsept ual isasi model ini dan berdasarkan ident if ikasi yang t el ah dil akukan t erhadap kondisi f akt ual pada l okasi penel it ian maka dapat dihasil kan suat u wuj ud model mi xed publ i c pr i vat e del i ver y. Model ini dihasil kan dari ident if ikasi t erhadap kondisi f akt ual pel ayanan sekt or pendidikan dan kesehat an di Kabupat en Pesawaran. Berikut adal ah gambar t ent ang model ini secara ringkas.

Gambar 3. Model mixed public privat e delivery pada pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Dari gambar it u dapat dil ihat j ika pemerint ah mel akukan kerj asama dengan

pihak swast a/ NGO mel al ui suat u ikat an kerj asama berwuj ud kont rak kerj a. Pihak Penyampaian

Layanan (delivery) Pemerintah

Pendidikan

Monitoring Kontrak Kerjasama

Kesehatan

Swasta/NGO

Kemandirian Sumber Daya mandiri Pengguna

(5)

swast a at au NGO yang t erl ibat dal am model ini adal ah yang sudah memil iki kemandirian sumber daya. Hal ini diperl ukan mengingat proses kerj a yang dil akukan mereka dal am model ini t idak bergant ung kepada dukungan dari pemerint ah. Pihak swast a at au NGO yang dipil ih unt uk mel aksanakan penyampaian l ayanan it u kemudian secara l angsung dapat menyediakan/ menyampaikan j enis-j enis l ayanan yang dit ent ukan kepada para pengguna j asa. Namun demikian, pemerint ah t idak secara l angsung mel epaskan perannya. Pemerint ah t et ap mel akukan monit oring t erhadap proses penyampaian l ayanan yang diberikan ol eh pihak swast a/ NGO kepada masyarakat . Dengan demikian pengguna l ayanan t et ap t erj aga kepent ingan/ kebut uhannya unt uk menerima l ayanan yang berkual it as dan berkel anj ut an.

Sement ara it u dal am model User and Communi t y Cooproduct i on Produksi bersama pel ayanan publ ik ol eh pemakai j asa dan masyarakat adal ah produksi pel ayanan publ ik mel al ui kont ribusi pengguna j asa dan masyarakat yang memanf aat kan keahl ian sumber daya mereka dan kemauan unt uk memberikan l egit imasi bersama dengan penyedia l ayanan prof esional . Dengan meruj uk kepada konsept ual isasi model ini dan berdasarkan ident if ikasi yang t el ah dil akukan t erhadap kondisi f akt ual pada l okasi penel it ian maka dapat dihasil kan suat u wuj ud model produksi bersama pengguna dan komunit as (user and communi t y copr oduct i on). Model ini dihasil kan dari ident if ikasi t erhadap kondisi f akt ual pel ayanan sekt or pendidikan dan kesehat an di Kabupat en Pesawaran. Berikut adal ah gambar t ent ang model ini secara ringkas.

Gambar 4. Model produksi bersama pengguna dan komunitas (user and communit y coproduct ion) Pada pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Dari gambar it u dapat dil ihat j ika pemerint ah t erl ebih dahul u mel aksanakan pemberdayaan kepada komunit as-komunit as pot ensial dal am penyampaian l ayanan publ ik. Pemberdayaan it u dil akukan sebagai st rat egi unt uk menguat kan kapasit as mereka yang nant inya akan berperan akt if dal am proses t eknis pel ayanan publ ik. Set el ah komunit as t ersebut memil iki kemampuan yang memadai barul ah mereka dapat bergerak dan mel aksanakan pengel ol aan sumber daya yang dimil ikinya guna t urut akt if dal am proses pel ayanan. Pemerint ah dan komunit as secara bersama-sama memberikan pel ayanan kepada

masyarakat yang berada diwil ayahnya. Namun demikian, t idak semua j enis/ t ipe usaha pel ayanan dapat diserahkan kepada komunit as dal am masyarakat . Pemerint ah dal am model ini j uga perl u unt uk t erus memil ih j enis dan t ipe usaha t eknis yang dapat dil impahkan kepada masyarakat . Hal ini berkait an dengan keberl angsungan penyampaian j enis-j enis pel ayanan it u sendiri di dal am masyarakat . Ket iga j enis model al t ernat if t ersebut apabil a diperbandingkan akan memil iki beberapa perbedaan unik yang dapat menghasil kan impl ikasi berbeda. Ada beberapa ciri khas yang mengarahkan kepada peranan pemerint ah di dal am proses pel ayanan

Pemerintah

Produksi

Pendidikan Kesehatan

Penyampaian (delivery)

Pemberdayaan

(6)

t ersebut , posisi pihak ket iga (swast a at au NGO) dan masyarakat pengguna j asa yang sal ing berint eraksi secara rut in di

(7)

Tabel 1. Perbandingan Ketiga Model Alternatif Pelayanan Publik di Kabupaten Pesawaran Model Cont r act i ng Out Model Mi xed Publ i c-Pr ivat e Model User -Communit y Copr oduct i on

Pemerint ah secara selekt if melepaskan penyelenggaraan t eknis pelayanan publik kepada pihak swast a/ NGO melalui sist em kont rak dengan dukungan pembiayaan kepada mereka.

Pemerint ah membuka kesempat an kepada pihak swast a/ NGO unt uk menyelenggarakan pelayanan publik secara langsung melalui suat u kont rak bersama yang mandiri. Pemerint ah dan swast a dalam model

ini secara bersama-sama

memberikan pelayanan kepada masyarakat .

Pemerint ah selain sebagai penyelenggara layanan publik, j uga berusaha unt uk memberdayakan kelompok/ komunit as/ lembaga yang memiliki pot ensi unt uk menj adi penyampai layanan publik. Set elah kelompok/ komunit as/ lembaga it u memiliki kapasit as yang lebih memadai mereka dapat menyelenggarakan layanan publik.

Pihak swast a/ NGO yang dipilih unt uk melaksanakan beberapa j enis layanan publik menggunakan sumber daya yang mereka miliki dengan dukungan pembiayaan dari pemerint ah.

Pihak swast a/ NGO yang t erlibat sudah memiliki kemandirian sumber daya, t ermasuk adalah sumber daya keuangan sehingga mereka t idak t ergant ung kepada pembiayaan dari pemerint ah.

Kelompok/ Komunit as/ Lembaga yang t elah diberdayakan oleh pemerint ah pada awalnya memerlukan dukungan sumber daya dari pemerint ah. Set elah memiliki kemampuan unt uk mengerakkan pelayanan publik, mereka akan berusaha unt uk lebih mandiri.

Pihak swast a/ NGO yang t erpilih it u bert anggung j awab kepada pemerint ah secara kont rakt ual.

Pemerint ah dalam model ini hanya melakukan monit oring t erhadap akt ivit as pelayanan yang diselenggarakan oleh pihak swast a/ NGO t ersebut .

Pemerint ah dalam model ini t erus mengawal dan mengawasi pelayanan

publik yang diselenggarakan

kelompok/ komunit as/ lembaga t ersebut .

Proses pelayanan yang dilaksanakan/ diberikan oleh pihak swast a/ NGO dilaksanakan secara t erbat as berdasarkan kont rak-kont rak yang t elah disepakat i.

Proses pelayanan yang diberikan oleh pihak swast a/ NGO dimungkinkan berdampingan at au berkompet isi dengan pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerint ah.

Proses pelayanan yang diberikan oleh kelompok/ komunit as/ lembaga

dimungkinkan saling melengkapi at au menunj ang pelayanan yang diberikan oleh pemerint ah.

Pengguna layanan menerima layanan yang diberikan oleh pihak swast a/ NGO dalam ruang lingkup kont rak yang dilakukan.

Pengguna layanan bisa memilih unt uk menerima layanan yang diberikan oleh pihak swast a/ NGO at au layanan yang diberikan oleh pemerint ah.

Pengguna layanan bisa menerima layanan yang lebih dekat dengan mereka dan dimungkinkan j uga menj adi lebih ef isien ket imbang pelayanan dari pihak swast a.

Nilai pokok yang mendasarinya adalah ef ekt ivit as, ef isiensi dan produkt ivit as.

Nilai pokok yang mendasarinya adalah ef isiensi, pemerat aan dan kompet isi.

Nilai pokok yang mendasarinya adalah part isipasi, pemberdayaan dan pemerat aan.

(8)

Ket iga model al t ernat if t ersebut dirasakan l ebih sesuai dal am rangka menghadapi kondisi ket erbat asan sumber daya sepert i yang dial ami ol eh mengingat proses operasional isasi dari model al t ernat if t ersebut membut uhkan daya dukung ant isipat if yang berasal dari ident if ikasi sit uasi-sit uasi it u.

Strategi Operasionalisasi Model Alternatif Pelayanan Publik

Apabil a memperhat ikan kondisi f akt ual yang menj adi l at ar dari penyel enggaraan publ ik di Kabupat en Pesawaran, maka ket iga al t ernat if model it u memil iki deraj at apl ikat if yang berbeda-beda. Model cont r act i ng out memang dapat meringankan beban pemerint ah daerah dal am pengadaan dan penyel enggaraan pel ayanan publ ik, masal ah inf rast rukt ur dan sumber daya manusia dapat diat asi dengan model ini. Namun demikian, model ini membut uhkan komit men sumber daya f inansial yang j uga memadai mengingat pemerint ah daerah dal am model it u membiayai secara kont rakt ual kegiat an t eknis penyel enggaraan l ayanan publ ik yang disel enggarakan ol eh pihak swast a/ l embaga l ainnya. Pembiayaan yang dil akukan ol eh pemerint ah daerah merupakan konsekuensi impl ikat if yang harus dil akukan set el ah at au sebel um penyel enggaraan l ayanan publ ik it u dil aksanakan. Hal inil ah yang sedikit membut uhkan perhat ian dari pihak pemerint ah daerah j ika hendak memil ih model ini. Pemerint ah daerah perl u memperhat ikan ket ersediaan sumber dana dan keberl angsungan dana t ersebut .

(9)

masyarakat agar memil iki kapasit as dan keberdayaan yang mampu menggerakan suat u akt ivit as pel ayanan publ ik. Meskipun membut uhkan int ervensi pemerint ah, namun model Kabupat en Pesawaran t erungkap pandangan bahwa bagi suat u daerah ot onom baru yang menghadapi berbagai ket erbat asan dan permasal ahan, adanya suat u st rat egi yang secara bert ahap dal am penanganan proses pel ayanan publ ik menj adi l ebih pent ing ket imbang memil ih secara penuh sal ah sat u model pel ayanan publ ik al t ernat if yang t el ah diident if ikasi dal am riset ini. St rat egi yang dimaksudkan t ersebut berupa penggunaan model pel ayanan publ ik it u berdasarkan ident if ikasi perkembangan kapasit as pemerint ah daerah ot onom baru yang masih berusaha unt uk membangun sumber dayanya menj adi l ebih kuat dan mapan.

St rat egi yang dimaksudkan t ersebut dapat dil akukan mel al ui suat u periodesasi wakt u pembangunan kapasit as pel ayanan publ ik. Hal ini pent ing agar pemerint ah daerah dapat menyesuaikan dirinya di dal am proses pengembangan model pel ayanan publ ik di wil ayahnya. Adapun st rat egi t ersebut dapat dibagi kedal am t ahapan sebagai berikut :

a. St rat egi j angka pendek, dal am periodesasi ini pemerint ah daerah bisa l ebih f okus menggunakan model publ i c-pr i vat e mi xed del iver y. Model it u dipil ih karena pemerint ah daerah masih menghadapi ket erbat asan sumber

daya manusia, f asil it as dan pembiayaan. Pemerint ah daerah dal am periode ini hanya perl u membuat kebij akan invest asi dan perizinan yang meringankan pihak swast a dan l embaga masyarakat periodesasi ini pemerint ah daerah bisa membuat suat u rencana pemberdayaan memang l ebih menj anj ikan keberdayaan masyarakat di dal am proses diperkirakan pemerint ah daerah akan l ebih memil iki kapasit as yang l ebih baik, pemerint ah daerah j uga perl u mempersiapkan diri unt uk mengembangkan model cont r act i ng out pada beberapa j enis akt ivit as pel ayanan pendidikan dan kesehat annnya.

(10)

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang t el ah diuraikan sebel umnya, dapat dihasil kan beberapa kesimpul an sebagai berikut : 1. Dari hasil anal isis t erhadap

beberapa l it erat ur yang rel evan dan mendasarkan diri kepada kondisi f akt ual yang t erj adi pada wil ayah Pesawaran, maka di dapat kan model pel ayanan si ngl e del iver yang merupakan model penyampaian pel ayanan publ ik yang diserahkan kepada sat u pihak t ert ent u unt uk kemudian merupakan model penyampaian pel ayanan publ ik yang t erdiri dari

2. Pengembangan operasional isasi model al t ernat if dapat dil akukan mel al ui suat u st rat egi yang bert ahap dal am penanganan proses pel ayanan publ ik ket imbang memil ih secara penuh sal ah sat u model pel ayanan publ ik al t ernat if yang t el ah diident if ikasi dal am riset ini. St rat egi yang dimaksudkan t ersebut berupa penggunaan model pel ayanan publ ik it u berdasarkan ident if ikasi

perkembangan kapasit as

pemerint ah daerah ot onom baru yang masih berusaha unt uk membangun sumber dayanya menj adi l ebih kuat dan mapan.

(11)

Theor y of Compar at i ve Advant age, Journal of Social Pol icy, 27(1), Page 79-98

Dawood, Tauf iq C, 2007, Pemekar an Daer ah dan Dampaknya Ter hadap Al okasi Anggar an Unt uk Pel ayanan Publ i k, Aceh Recovery Forum dan DANIDA. Aceh.

Fischer, Frank, 2006, Par t i ci pat or y Gover nance as Del i ber at i ve Empower ment : The Cul t ur al Pol i t i cs of Di scursi ve Space, American Review of Publ ic Administ rat ion 36 (1): 9 – 40.

Francois, Pat rick, 2000, Publ i c Servi ce Mot i vat i on as an Ar gument f or Gover nment Pr ovi si on, Journal of Publ ic Economics, 78(3), 275-299.

Kret zmann, John P, and John L. McKnight , 1993, Buil di ng Communi t i es f r om t he Insi de Out : A Pat h t owar d Fi ndi ng and Mobi l i zi ng a Communi t y’ s Asset s, Evanst on, IL : Inst it ut e f or Pol icy Research .

Kweit , M. G, & Kweit , R. W, 1987, Ci t i zen par t i ci pat i on: Endur i ng i ssues f or t he next cent ur y.

Nat ional Civic Review, 76, 191-198.

Mint rom, Michael , 2003, Mar ket Or gani zat i ons And Del i ber at i ve Democr acy: Choi ce and Voi ce i n

Publ i c Servi ce Del i ver y, Administ rat ion & Societ y 2003; 35; 52, SAGE Publ icat ions.

Nj unwa, Muj wahuzi, 2007, Cooper at i ve Publ i c Ser vi ce i n Tanzani a: Is i t Cont r i but i ng t o Soci al and Human Devel opment, JOAAG, Vol 2. No 1,

Percy, S. L, 1979, Ci t i zen Coproduct i on of Communi t y

Saf et y. In R. E. Baker & F. A. Meyer Jr. (Eds.), Eval uat i ng al t er nat i ve l aw-enf or cement pol i cies (pp. 125-134). Lexingt on, MA: Lexingt on Books.

Prat ikno, 2008, Usul an Per ubahan Kebi j akan Penat aan Daer ah (Pemekar an dan Penggabungan Daer ah), USAID dan Democrat ic Ref orm Support Program, Jakart a.

Scot t , Ian, 2003, Or gani zat i on i n The Publ i c Sect or i n Hong Kong: Cor e Gover nment , Quasi Gover nment and Pr i vat e Bodies Wi t h Publ i c Funct i on, Publ ic Organizat ion Review: A Global Journal 3: 247-267, Net herl and.

(12)

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Ketiga Model Alternatif Pelayanan Publik di Kabupaten Pesawaran

Referensi

Dokumen terkait

PORTAL SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TAHUN 2013 Kopertis Wilayah 03.. Kopertis Wilayah III (ptu_03) Login sebagai PT Pengusul UBAH

Gizka Puji Alivia (1000652 ) “Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Imigrasi Klas I Bandung ”,

Banyak hal yang menunjukkan bahwa beliau memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan risalah Allah.. Terutama, ketika beliau harus menghadapi fitnah yang disebar kaum

Hasil lain dari penelitian ini adalah umpan balik anggaran dan kesulitan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Kata kunci : Kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, komisaris independen dan pertumbuhan laba terhadap

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan, bahwa sistem tanam jajar legowo berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol per tanaman berkelobot dan tanpa kelobot dan bobot biji segar

[r]

[r]