• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI PRAMUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI PRAMUKA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penggalang 1

Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Suptiana, Yana

Indahnya dunia kita/ Yana Suptiana. -- Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2015

iv, 39 hal.; 21 cm. – (Seri Pendidikan Kependudukan bagi Pramuka Penggalang)

ISBN : 978-602-1564-53-0

1. KEPENDUDUKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK - PRAMUKA PENGGALANG

I. Judul II. Seri

………

INDAHNYA DUNIA KITA

Pertama kali diterbitkan oleh:

Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan (DITPENDUK) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Penanggung Jawab : Dra. Paulina Johana S. MM. Penulis : H. Yana Suptiana, M.Pd.

Editor : Bambang Hendroyono, S.Pd., M.M.Pd. Penyelaras akhir : Sintawaty Sulisetyoningrum, S.,Sos., MPH.

Sri Herlin K., S.Si.

Tim Ditpenduk Desain sampul dan grafis : Helmi Sucipto Hatibi

Cetakan Pertama, 2015

Materi dapat diperbanyak oleh pihak lain atas izin DITPENDUK – BKKBN Email : ditpenduk@bkkbn.go.id

(3)

SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

BAGI PRAMUKA

Penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa di tahun 2010, diproyeksikan akan menjadi 270 juta di tahun 2025 dan antara 309 juta di tahun 2050 (Proyeksi BPS) . United Nations memproyeksikan, Indonesia akan menjadi penyumbang terbesar ke-6 dari jumlah seluruh penduduk dunia, dimulai dari China, India, Nigeria, Amerika, Pakistan, dan akhirnya Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka buku ini betujuan memberikan wawasan pengetahuan tentang kependudukan kepada Pramuka, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya.

Buku Seri Pendidikan Kependudukan Bagi Pramuka ini terdiri atas 5 isu kependudukan, yaitu : Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk, Usia Remaja, Penduduk Usia Produktif, Penduduk Lanjut Usia, dan Urbanisasi. Masing-masing isu kependudukan memiliki buku seri cerita dan bacaan yang dikemas secara menarik dan disesuaikan dengan tingkatan Pramuka, dimulai dari Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke 4 sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan akan terus bertambah sampai tahun 2050. Keadaan ini akan berdampak meningkatnya kesenjangan sosial, kepadatan pemukiman, berkurangnya lahan untuk tempat bermain anak, pengangguran, tingginya kebutuhan pangan dan energi dan bahkan kriminalitas.

Oleh karena itu, dituntut peran serta dari berbagai pihak termasuk Pramuka untuk dapat membantu pemerintah dalam menekan angka laju pertumbuhan penduduk. Untuk Pramuka siaga dan penggalang dapat membantu dengan menjadi contoh nyata dalam tindakan dan kegiatan sehari-hari. sedangkan bagi pramuka penegak dan pandega dapat melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.

Usia Remaja

(4)

Penduduk Usia Produktif

Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64) di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 157,05 juta jiwa dan akan terus meningkat sampai tahun 2035 mencapai angka 207 jiwa. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka syaratnya mereka harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan menjadi penduduk usia produktif yang berkualitas khususnya para generasi Pramuka, buku ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang berbagai profesi, motivasi untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan adanya dunia kewirausahawan. Dimana diharapkan Pramuka dapat menjadi contoh nyata yang baik bagi lingkungan sekitarnya.

Penduduk Usia Lanjut

Saat ini jumlah usia lanjut sekitar 21 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2050 jumlahnya meningkat mencapai angka 79,8 juta jiwa. Meningkatnya jumlah Lansia akan memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penyediaan fasilitas umum yang ramah lansia dan sikap-sikap positif dari keluarga. Oleh karena itu generasi penerus saat ini khususnya untuk para Pramuka yang akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya harus sudah diajarkan untuk menjadi manusia yang produktif dan mandiri sehingga siap menghadapi masa dewasa dari sekarang dengan mulai selalu menghormati, menyayangi, dan peduli kepada kakek dan nenek mereka. Dari sisi lansia, mereka akan senang dan gembira jika mendapat kasih sayang dan perhatian yang besar dari cucunya.

Urbanisasi

Penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54% (BPS, 2010) dari total seluruh penduduk di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2050, penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 75%. Pesatnya pertumbuhan perkotaan dapat menyebabkan masalah seperti polusi, kemacetan, banjir, pemukiman yang padat serta kerusakan lingkungan. Bagi daerah asal (desa) jika ditinggalkan dapat menyebabkan kekurangan Sumber Daya Manusia potensial yang dapat mengelola dan membangun daerah asalnya.

(5)

Cerita di Sore Hari

Keluarga Kalisa baru satu tahun tinggal di kota Jakarta, walaupun berada di metropolitan namun keluarga ini hidup sederhana dan kehidupan keluarganya sangat harmonis. Kalisa adalah anak pertama dari dua bersaudara dan baru duduk dibangku kelas 8 disebuah SMP tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan adiknya baru duduk dibangku kelas 4 SD. Setiap hari Kalisa berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangan yang merupakan kado hadiah ulang tahunnya pada usia ke-12.

Sore Itu, Kalisa sedang asyik mengerjakan tugas regunya. Dari jauh ayahnya memperhatikan keasyikan Kalisa yang sedang mengerjakan tugas. Dia amat kagum karena Kalisa anaknya rajin dan tak pernah menunda pekerjaan jika ada tugas dari sekolahnya. Ayah Kalisa merasa beruntung mempunyai dua orang anak sesuai program Keluarga Berencana yang dicanangkan pemerintah, coba kalau anaknya banyak bisakah mendidik dan membiayai kehidupannya dengan sejahtera seperti sekarang.

(6)

“Dari tadi ayah perhatikan, kamu sibuk sekali”. Ayah Kalisa biasa memanggil Kalisa dengan sebutan Lisa.

“Ini,Yah”.Sahut kalisa.

“aku dapat tugas membuat peta persebaran penduduk Indonesia, tapi sedang bingung bagaimana cara membedakan pulau yang padat penduduknya dengan pulau yang penduduknya jarang”.

“Oh, ayah kira sedang apa!” Ayah Kalisa menyahut sambil mendekati Kalisa yang sedang asyik mengerjakan tugas.

“Lisa, Lisa.” Ayahnya mengusap-ngusap rambut Kalisa sambil mengamati gambar kepulauan Indonesia yang sedang dibuat oleh Kalisa.

“Terus bagaimana Yah?” Kalisa bertanya lagi berharap ayahnya memberi solusi.

“Apanya yang bagaimana? ”Sahut ayahnya pura-pura tidak paham maksud Kalisa.

(7)

“Bedakan dengan warna saja, misalnya yang padat penduduknya dengan warna merah dan yang jarang penduduknya dengan warna hijau,” sahut ayahnya. “Oh iya Yah, kenapa tidak terpikirkan dari tadi.” Kalisa sangat senang mendapat saran dari ayahnya.

“Kalisa, Kalisa.” Ayahnya meninggalkan Kalisa yang sedang asyik melanjutkan tugasnya. Kemudian Ayah Kalisa menuju ruang perpustakaan kecil di pojok ruang kerjanya, sambil mencari-cari buku di rak buku yang tertata rapi di ruang perpustakaan pribadinya. Ayah Kalisa mengambil sebuah buku dan dibawa kembali ke tempat dimana Kalisa sedang asyik menggambar.

“Lis, Ayah punya buku data kependudukan, kamu pelajari di buku ini lengkap data statistik persebaran penduduk Indonesia. “Mana Yah!” Kalisa langsung terperanjat dan mengambil buku yang masih di tangan ayahnya.

(8)

“Terimakasih Ayah..., Ayah dapat buku darimana?” Tanya Kalisa. “Tadi malam aku cari diperpustakaan Ayah belum ada buku ini”.

“Ya, tidak mungkin ketemu, buku itu baru ayah bawa kemarin dan tadi malam masih ayah baca, baru tadi pagi ayah simpan di rak perpustakaan”.

“Oooh, pantas saja aku cari tidak ada buku tentang kependudukan ini”.

“Buku itu lengkap sekali isinya, ada jumlah penduduk Indonesia pertahun, penduduk Indonesia tiap provinsi, kabupaten bahkan pertumbuhan penduduk Indonesia tiap tahun dan lengkap dengan data jumlah pengangguran, bahkan ada data beberapa penduduk negara-negara tertentu di dunia”.

(9)

Ayah manggut-manggut mendengarkan penjelasan Kalisa dan merasa bangga atas penjelasan Kalisa, “Terus apalagi kata Pembina kamu tentang pertambahan jumlah penduduk?”. Kalisa tertegun sejenak, lalu menjawab, “Oh ada Yah, seperti tempat tinggal menjadi tidak nyaman, rawan gangguan keamanan serta bencana alam banjir dan lain sebagainya. Hasil sensus penduduk Indonesia tahun 1990 penduduk Indonesia sudah mencapai 178,6 juta jiwa. Tahun 2000 sudah meningkat menjadi 205,1 jiwa sedangkan tahun 2010, meningkat lagi menjadi 237,6 juta. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia rata-rata mencapai 1,49 % per tahun atau bertambah sekitar 3,5 juta orang setiap tahun”.

(10)

1. Melakukan kerja bakti pada daerah-daerah yang kotor dan kumuh.

2. Mengadakan penanaman pohon disekitar kali dan hutan untuk mencegah banjir.

3. Membantu kegiatan di posyandu dalam penyuluhan kesehatan.

4. Mengumpulkan bantuan untuk korban banjir atau kebakaran serta bencana alam lainnya.

Adapun kegiatan Pramuka Penggalang yang bisa dilakukan untuk diri sendiri dalam mengantisipasi terjadinya ledakan penduduk diantaranya :

1. Tidak melakukan pernikahan dini, karena akan berkontribusi mempercepat pertambahan jumlah penduduk serta menggangu kesehatan fisik dan psikologis karena belum siap umur. 2. Memilih teman bergaul yang baik agar tidak

terpengaruh dengan pergaulan bebas yang akan berbahaya buat diri kita.

3. Selalu berkomitmen untuk berprilaku baik tidak terjerumus pada perbuatan yang dilarang agama.

(11)

membangun masyarakat. Jadi peran penggalang tidak harus langsung berperan tetapi kita bisa mengikuti kegiatan diskusi atau latihan simulasi lewat permainan-permainan agar kelak ketika dewasa bisa bekerja nyata”.

“Begini Lisa, sewaktu Ayah menjadi penggalang, Ayah mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus) tentang kependudukan. Syaratnya kita harus dapat menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat di SKK (Syarat Kecakapan Khusus).”

“SKK nya apa saja yah?”, Tanya Kalisa. “Ayah masih ingat kok diantaranya:

1. Dapat menjelaskan pengertian penduduk dan kependudukan serta contoh-contohnya. 2. Dapat mengerti permasalahan penduduk di

Indonesia.

3. Dapat menceritakan tentang dampak masalah kependudukan di lingkungan sekitar kepada teman sebaya beserta contohnya.

(12)

Kalisa menjelaskan pengalamannya sewaktu menjadi penggalang.

“Sekarang kamu mandi dulu sudah sore.. Katanya mau ada temanmu yang datang”. O … iya aku mandi dulu Yah. Sampai lupa keasyikan mendengarkan cerita Ayah. Habisnya penasaran yah aku pengen segera dapat TKK yang banyak. Kalisa mandi dulu ya yah.

Gambar 1. Pramuka sedang membuat peta kepulauan Indonesia

(13)

Oh Indahnya dunia Oh kecilnya dunia Oh mungilnya dunia Dunia kita

Ketika sedang asyik-asyiknya menyanyikan lagu ,tiba-tiba datang temannya memanggil dari balik pintu.

“Kalisa…., Kalisa ….”

Ternyata yang memanggil-manggil itu sahabat satu regu Kalisa yang pada hari Sabtu kemarin absen tidak mengikuti latihan, karena ada acara keluarga. “Hai... Rein, kamu sudah datang?”

Kalisa sangat senang menyambut sahabat yang paling akrab itu. Reina adalah pemimpin regu, sangat disiplin dan gigih dalam melaksanakan tugas dan membantu teman-temannya, sedangkan Kalisa wakilnya. Tak kalah gesitnya dari Reina bahkan Kalisa sangat menjadi panutan teman-temannya.

(14)

“Kamu tidak ikut latihan hari Sabtu kemarin, jadi tidak tahu ada lagu baru dari kakak pembina”.

“Coba ulangi lagi Lis, ajari aku!” Kalisa mengulang lagi lagunya :

Oh Indahnya dunia Oh kecilnya dunia Oh mungilnya dunia Dunia kita

Reina pun ikut bernyanyi bersama. “Sebenarnya lagu itu ada terusannya lagi, Rein. Cuma aku lupa”, sahut Kalisa. “Nah, sekarang kita mengerjakan tugas regu kita dulu tadi aku sudah gambar kepulauannya. Sekarang giliran kamu yang mewarnainya, kamu jagonya kalau urusan mewarnai”. Keduanya asyik mengerjakan tugas.

“Lis, tugas ku sudah selesai nih. Terus ada kegiatan apalagi sekarang. Katanya ada yang seru saat latihan Pramuka kemarin?”, tanya Reina.

“Oh iya ada Rein, ada permainan lucu dan asyik banget. Permainan tentang Menjaga Ledakan Penduduk. Seru deh pokoknya, aku berlari-lari.

Pliiiis ceritain dong permainannya. Aku jadi

(15)

“Sabar Rein, nanti pokoknya aku praktikkan bersama-sama teman yang lain. Kalau cuma cerita tidak asyik”, sahut Kalisa.

“Terus kapan praktik bermainnya?”

“Besok saja pulang sekolah, gimana? Teman satu regu kita ajak kumpul dirumahku sekalian kita mengerjakan tugas regu yang lainnya, yaitu menciptakan permainan yang bertema kependudukan, sabtu depan mau dilombakan setuju?”

“Oke deh … !”

“Terus kamu juga kapan mau cerita perjalanan mudiknya Rein?”

“Hmmm, bagaimana kalau sekalian besok saja ya, Lis cerita mudiknya. Sudah sore nih, nanti ibuku marah kalau magrib aku belum pulang. “Sebenarnya aku sudah tidak sabar”, Kalisa ingin tahu permainannya. Jadi menyesal aku tidak latihan nih”, kata Reina.

(16)

sekarang pulang dulu karena sudah mau magrib, pasti kamu belum mandi kan?”, canda Kalisa.

“Enak saja, sudah,”Sahut Reina sambil pamit ke Kalisa.

(17)

Permainan Menjaga Ledakan Penduduk

Sore itu cuaca sangat cerah. Reina baru saja bangun dari tidur siangnya. Dia bergegas menuju ke kamar mandi karena melihat jam dinding sudah hampir jam 15.30.

“Wah, aku terlambat”, gerutunya, “Padahal aku sudah janji mau kerumah Kalisa bersama teman satu reguku, untuk melanjutkan mengerjakan tugas dan praktik bermain Menjaga Ledakan Penduduk”.

Sambil berdandan Reina terus melirik jam tangannya dia takut sekali datang terlambat karena akan mengecewakan teman setianya. Tidak berapa lama, Reina pun sudah menuju dapur menemui Ibunya yang sedang memasak.

“Aku pamit mau ke rumah Kalisa dulu ya bu,” sahut Reina sambil terus mencium tangan ibunya. “Hati-hati ya nak di jalan. Sampaikan salam untuk ibunya Kalisa”, sahut ibunya.

“Ya bu”, sahut Reina sambil pergi mengambil sepeda kesayangannya.

(18)

untuk mendengarkan cerita Kalisa tentang permasalahan penduduk yang disampaikan kakak pembina Pramuka saat latihan hari Sabtu lalu dan seperti apa permainan Menjaga Ledakan Penduduk yang kata teman-teman regunya seru dan mengasyikan.

Akhirnya sepeda Reina sampai juga memasuki halaman rumah Kalisa. Kemudian Reina memarkirkan sepedanya di serambi rumah.

“Hai, kamu sendirian Rien? ”Sahut Kalisa yang dari tadi memperhatikan kedatangan Reina dengan sepedanya. Kalisa kebetulan sedang berada di depan rumah, sedang menyirami tanaman bunganya.

“Aku pikir aku terlambat Lis, tadi aku ketiduran makanya aku langsung kesini. Ayo aku bantu menyiram tanaman!” Pinta Reina. “Tidak usah Rien, sudah selesai kok kerjaanku, ayo kita ngobrolnya di teras saja.” Kalisa menuntun tangan Reina menuju ruang teras.

(19)

menjaga ledakan penduduk itu! Nanti kalau teman-teman datang kita langsung praktek bermainnya, setuju tidak Lis?”.

“Siap bos”, sahut Kalisa meledek temannya yang dari kemarin penasaran.

“Oke cantik dengarkan ya. Awalnya kita diajarkan lagu yang kemarin sudah kita nyanyikan bersama. Masih hapal kan? Pasti kamu sudah lupa lagunya”.

“Ingat kata-katanya, cuma nadanya masih lupa-lupa dikit, coba diulang lagi dong Lis!’

“Ayo ikuti ya?” Oh Indahnya dunia Oh kecilnya dunia Oh mungilnya dunia Dunia kita

(20)

dan menimbulkan malapetaka karena dunia terasa sempit dan kecil.

Jadi dunia kita akan terasa indah tergantung kepada kita terutama generasi muda seperti kita, Rien. Kata kakak pembina, Indonesia itu adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, indah pemandangannya subur makmur tanahnya, tidak ada negara lain yang selengkap kekayaan seperti negara kita.

Sayangnya Rien banyak penduduk di negara kita yang belum tumbuh kesadarannya. Bayangkan, hutan-hutan mulai dirambah, minyak bumi digali tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, sawah yang dulu terhampar sekarang sudah mulai berkurang. Itu semua karena permasalahan penduduk kita yang tidak terkendali dengan baik.

(21)

Betul tidak Rien? Rien kamu malah melamun? Kamu tidak mendengarkan ya?”.

“Oh iya Lis, aku justru sedang berpikir apa yang bisa kita lakukan sebagai anggota Pramuka untuk mengatasi semua permasalahan itu.

Tugas kita sebagai remaja ya mengajak teman-teman kita, adik-adik kita dengan cara memberikan pemahaman seperti yang kakak pembina berikan misalnya, melalui permainan menjaga ledakan penduduk teman-teman dan adik-adik kita dikenalkan pada permasalahan penduduk.

Kata kakak pembina, Pramuka penggalang dalam janji kita saat dilantik yaitu mempersiapkan diri membangun masyarakat. Jadi dengan kegiatan kita penggalang mempersiapkan diri, dengan ikut mendengarkan pengarahan-pengarahan, diskusi-diskusi atau melakukan simulasi seperti permainan menjaga ledakan penduduk.

(22)

“Sebenarnya permainannya sangat sederhana Rien, mula-mula tiap dua regu di undi siapa yang menjadi petugas menjaga ledakan penduduk, dan siapa yang akan menjadi penduduk migrasi. Regu yang dapat undian menjaga ledakan penduduk membuat lingkaran dengan tangan berpegangan erat, menghadap keluar. Kemudian regu yang menjadi penduduk migrasi berusaha masuk lingkaran.

Apabila regu penduduk migrasi bisa sampai banyak yang masuk lingkaran maka regu yang jaga ledakan penduduk kalah, tidak dapat mengendalikan penduduk dengan baik. Kemudian bergantian. Yang membuat asyik, kita harus menutup semua lubang dengan tangan bergandengan jangan sampai ada teman regu lain yang masuk lingkaran yang kita jaga.Tapi susah juga menahan derasnya penduduk migrasi yang dari berbagai celah masuk. Nah kata kakak pembina begitulah mengapa penduduk Indonesia terus bertambah, karena ada tambahan dari angka kelahiran dan migrasi atau penduduk yang datang dari luar negeri.

(23)

“Kemudian hadiah apa yang diberikan kepada regu yang bisa menjaga ledakan penduduk? Itu yang asyik dan seru, yang kalah harus menggendong temannya yang menang keliling lapangan. Pokoknya seru deh.

Oya Rien, kapan kamu mau cerita perjalananmu sewaktu mudik? Ayo cerita, aku juga sudah tidak sabar ingin mendengarkannya. Nah itu teman-teman kita sudah datang Rien, ayo kita ajak kebelakang rumahku aja, ada tanah kosong, kita bisa praktikkan lagi permainannya, dan kita diskusikan dengan teman-teman untuk menciptakan permainan yang lebih menarik. Sabtu depan kita lombakan dengan regu lain.”

“ Ayo, kamu duluan ajak kebelakang rumah. Lalu kapan aku ceritanya Lis, katanya kamu mau mendengarkan cerita aku sewaktu mudik”, kata Reina

(24)

Teman–teman anggota Regu Melati langsung praktek bermain menjaga ledakan penduduk sesuai dengan skenario permainan. Merekapun asyik bermain sambil berdiskusi menciptakan permainan baru hasil kreasi Regu Melati yang akan dilombakan dengan regu lain di hari Sabtu mendatang.

(25)

Cerita Pulang Kampung

Ketika bel berdering tiga kali, tanda jam pelajaran berakhir. Reina langsung bergegas merapihkan buku pelajarannya yang berserakan di meja. Setelah doa bersama selesai, dia langsung menemui Kalisa yang kelasnya bersebelahan. Reina ingin menanyakan kepastian apakah Kalisa jadi atau tidak ke rumah Reina.

“Hai Lis” Reina memanggil Kalisa yang baru keluar pintu kelas. Ternyata Kalisapun sama mencari Reina. “Ayo kita pulang bersama Rien”, pinta Kalisa sambil menuju ketempat parkir sepedanya, merekapun berjalan beriringan. “Lis, kamu jadi ke rumahku nanti?”, Tanya Reina. “Jadi nanti jam 16.00 ya Rien, aku tidur siang dulu dan melaksanakan tugas rutinku menyiram bunga”, sahut Kalisa.

“Oke Lis, aku tunggu. Sampai ketemu ya”. Reina pun membelokkan sepedanya meninggalkan Kalisa memasuki jalan yang berbeda arah dengan Kalisa

(26)

pemberian kak Pandu untuk Reina dan teman-temannya. Sambil merapikan ruangan tamu seperti mau menyambut tamu penting, Reina sesekali melirik arloji baru yang dibeli ayahnya sebagai kado ulang tahun. Perasaannya sudah tidak sabar ingin segera menceritakan pengalamannya selama pulang kampung.

Reina pun sudah menyajikan oleh-oleh khas kampungnya berupa aneka makanan ringan yang sengaja disiapkan untuk Kalisa.

Dari luar terdengar bunyi sepeda berdering sambil diikuti panggilan suara Kalisa.

“Assalamu’alaikum ….”

“Wa’alaikum salam.” Reina membuka pintu ruang tamu menyambut sahabatnya datang. “Disimpan di situ saja Lis sepedanya”, sahut Reina.

“Rumahmu sepi? Ayah ibumu kemana?”, Tanya Kalisa.

(27)

sambil membuka toples antik yang berjejer di meja tamunya.

“Aduh banyak sekali Rien sampai bingung aku mau pilih yang mana, semua sepertinya enak”. Kalisa mengambil kue wajit, kue khas kampung bibinya.

“Wah, enak sekali Rien kuenya tapi aku cukup satu saja takut gendut seperti kamu”. Kalisa bercanda. Reina yang badannya lebih besar dan tomboi. “Aku gendut tapi maniskan?” Reina tidak mau kalah.“Iya manis, manis Rien seperti kue wajit ini”. Mereka berdua saling bercanda dengan akrab. “Sudah bercandanya, aku kesini kan mau mendengarkan cerita kamu. Rien. Ayo cerita aku sudah tidak sabar ingin mendengarkan ceritamu”, Pinta Kalisa.

(28)

Pramuka, tapi dia sudah Penegak Bantara dan yang lebih menarik lagi, kak Pandu itu aktif di Satuan Karya Kencana”, Reina menjelaskan. “ Eheem, yang menarik itu saka kencananya, apa kak Pandu yang menarik hati kamu Rien?” Kalisa bergurau kepada Reina yang terlihat wajahnya mulai kebingungan menjawab sindiran Kalisa.

“Ah, Kalisa kamu bisa saja, ya cerita Saka Kencana dong, yang menarik”, Reina terlihat menyembunyikan perasaannya sambil mencubit pipi Kalisa. “Udah ah, kalau kamu bergurau terus aku tidak jadi cerita nih”, sahut Reina pura-pura ngambek.

(29)

apalagi gizi makanan tidak diperhatikan, begitu cerita kak pandu tentang keadaan dia dan adik-adiknya saat masih kecil “, Reina menjelaskan.

“Makanya kak Pandu aktif di saka kencana untuk ikut mensosialisasikan pentingnya keluarga berencana. Agar anak-anak Indonesia nasibnya tidak seperti kak Pandu dan adik-adiknya. Wah, kalau aku ceritakan semuanya panjang Lis

Maksud aku nanti kalau bulan depan kak Pandu kesini, teman-teman kita undang biar mendengarkan bagaimana pengalaman menarik dari kak Pandu tentang keadaan keluarganya dan kegiatan dia di Saka Kencana. Dan Kak Pandu mau mengajarkan kita bagaimana cara membuat macam-macam ring kacu yang salah satu contohnya tadi aku berikan ke kamu Lis”, Jelas Reina.

(30)

bersama teman-temannya, bahkan perlengkapan Pramuka yang mereka pakai uangnya tidak pernah minta dari orang tua”, Reina kembali menjelaskan.

“Wah, pokoknya banyak Lis cerita kak Pandu yang membuat aku semakin cinta pada Pramuka”, sambung Reina.

“Ehmm, dikira makin cinta sama kak Pandu!”

“Kalisa, hati-hati kalau bicara kamu curiga terus sama aku”. Reina pura-pura marah padahal senang diledeki Kalisa,karena kak Pandu memang ganteng dan cerdas serta terampil, gumam hati Reina.

(31)

Kepulangan Kalisa dari rumah Reina membuat hati Reina berbunga-bunga karena Kalisa sudah setuju kalau bulan depan dengan teman-temannya siap mendengarkan cerita kak Pandu. Reina sangat paham walaupun menjadi pemimpin Regu Melati tapi sesungguhnya Kalisa yang sangat berpengaruh dan mempunyai kharisma, dia selalu dituruti teman-temannya, selain itu Reina pun senang karena pertemuan dengan kak Pandu pasti menyenangkan.

(32)

Aku Ingin Masuk Saka Kencana

Informasi akan kedatangan kak Pandu yang aktif di Satuan Karya Kencana sudah tersiar di Gugus depan dimana Kalisa dan Reina tergabung dalam anggota Pramuka. Hampir semua sahabat Reina bukan saja Regu Melati tapi semua regu sepasukannya sudah tahu bahkan pasukan regu putra pun sudah dapat kabar dari Kalisa dan Reina.

Di pasukan putri ada regu Melati, regu Mawar, regu Cempaka dan regu Matahari. Sedangkan dari pasukan putra ada regu Rajawali, regu Harimau, regu Kancil dan regu Kobra.

Kehadiran kak Pandu sudah disampaikan kepada kakak pembina pasukan putri dan pembina pasukan putra. Bahkan kak Pandu mau didaulat untuk bercerita pengalamannya selama aktif di gugus depannya yang sangat mandiri dan akan diminta bercerita tentang bagaimana kegiatan di Saka Kencana dan mengapa kak Pandu memilih Saka Kencana.

(33)

sangat istimewa karena saat upacara pembukaan latihan kakak pembina mengumumkan: “Untuk latihan hari ini akan diisi oleh seseorang dari teman kenalan kalian yaitu sahabat dari pemimpin regu Melati, siapa lagi kalau bukan Reina. Ayo Reina kedepan”, panggil kakak pembina. “Silakan kamu sampaikan pada teman-teman semua”, kata Kakak Pembina. Reinapun maju selangkah dan langsung menjelaskan.

“Baik teman-teman semua sesuai hasil musyawarah Dewan Penggalang yang telah diusulkan kepada kakak pembina bahwa untuk latihan hari ini kita akan bergabung dengan pasukan putra yang sudah menunggu di lapangan tempat latihan putra. Disana sudah menunggu kak Pandu yaitu salah seorang Pramuka Penegak yang aktif di Saka Kencana. Kita akan mendengarkan pengalamannya, siapa tahu diantara kita ada yang tertarik untuk menjadi anggota Saka Kencana. Ayo masing-masing pemimpin regu silakan disiapkan untuk bergabung dengan pasukan putra”, pinta Reina.

(34)

pasukan putripun duduk menyesuaikan sehingga menjadi sebuah lingkaran besar dengan tetap memperhatikan satuan terpisah.

Kak Duki, Pratama putra langsung berdiri dan berkata, “Kawan-kawan ditengah-tengah kita telah hadir seorang kakak kita yang cukup ganteng”, ujar kak Duki sambil berkelakar, “Dia adalah anggota Penegak yang sengaja kita undang untuk bercerita tentang pengalamannya selama berlatih di ambalan dan di Satuan Karya Kencana bagaimana dia membagi waktu untuk latihan dan bagaimana ambalan disana bisa mandiri. Kita sambut dengan 2 kali tepuk Pramuka untuk kak Pandu”, Kak Duki mempersilahkan kak Pandu.

Kak Pandu bangkit dan langsung berdiri ditengah-tengah lingkaran dengan semangat sambil bersama-sama ikut bertepuk.

(35)

yang biasa menurut kakak, karena kalau kita sudah memutuskan untuk bergabung menjadi anggota Pramuka ya harus serius, sungguh-sungguh dan komitmen. Jangan setengah-setengah dan harus melaksanakan apa yang sudah kita ucapkan dalam janji kita yaitu Trisatya dan ketentuan moral kita yaitu Dasadarma.

Adik-adikku, perkenalkan nama saya Pandu lahir di sebuah desa kecil di daerah jawa Barat, kakak mempunyai 7 orang saudara kandung, kakak anak ketiga yang hampir saja tidak bisa sekolah sampai SMA kalau saja tidak dibiayai oleh kakak saya.

Adik-adik saya cuma sekolah sampai SD karena ayahku tidak punya biaya, sering sakit tidak bisa berobat, bahkan adik-adik kakak nyaris tidak mendapat asupan makanan yang bergizi karena tidak ada biaya hidup, anggota keluarga terlalu banyak sehingga tak terurus. Makanya kakak berjanji dalam hidup kakak ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi bagian dari Keluarga Berencana, punya anak cukup dua supaya tidak sengsara seperti keluarga kak Pandu.

(36)

Namun sudahlah itu semuanya sudah terjadi. Mudah-mudahan kalian kedepan jika sudah dewasa dan berkeluarga anaknya cukup dua saja. Itu cerita pengalaman keluarga kak Pandu.

Baik, sekarang kakak cerita pengalaman di Pramuka. Ketika kakak Penggalang dulu seperti kalian, kakak sudah aktif. Karena kebetulan kakak waktu itu terpilih menjadi Pratama seperti adik Duki, kakak juga sampai mencapai Pramuka Penggalang Garuda. Nah berawal mau ikut ujian Pramuka Penggalang Garuda waktu itu ada tugas membuat sepuluh macam kerajinan tangan yang terbuat dari lima bahan yang berbeda. Saat itu kakak dan teman-teman yang lain banyak belajar kepada orang-orang yang ahli dibidang kerajinan tangan .

(37)

Setelah kak Pandu menjadi anggota Penegak sepakat dengan teman-teman membuat dan menata sanggar pramuka sendiri yang unik, bahkan untuk biaya kegiatan sanggar dan ambalan tidak pernah meminta pada pembina atau Mabigus, tapi membuat berbagai hasta karya dan dijual, sehingga Alhamdulillah kas ambalan di tempat kakak latihan saldonya cukup besar”.

“Interupsi kak Pandu! ”Kalisa mengangkat tangan seperti tidak sabar untuk bertanya. “Ayo silakan! Ada yang mau disampaikan?”, kata kak Pandu memberikan kesempatan kepada Kalisa. Semua peserta tepuk tangan melihat Kalisa berdiri sambil memperkenalkan namanya.

“Maaf Kak Pandu, saya Kalisa wakil pemimpin Regu Melati, mendengar cerita kakak kami bukan hanya ingin sekadar mendengarkan cerita kakak, tapi kita juga ingin kakak dapat mengajarkan kita semua untuk membuat macam-macam hasta karya yang tadi kakak sebutkan. Karena suatu saat nanti, kamipun ingin seperti kakak mencapai Pramuka Garuda”.

(38)

bakunya. Mudah-mudahan suatu saat nanti kakak akan siapkan semuanya. Ayo adalagi yg mau bertanya?”. “Saya Kak”, Sahut Reina, “Kayaknya kita semua sudah tidak sabar ingin mendengarkan alasan kak Pandu memilih saka Kencana. Mohon ceritakan kak!”, semua peserta riuh dengan tepuk tangan yang menandakan setuju pada usulan yang Reina sampaikan.

“Luar biasa pertanyaannya sangat super”, kak Pandu meniru pak Mario Teguh. “Semua Satuan Karya sebenarnya bagus adik-adik!” Kak Pandu memulai menjawab pertanyaan Reina.“ Alasan kak Pandu memilih Saka Kencana, karena kak Pandu ingin alam Indonesia yang Indah ini bisa dinikmati selain oleh kita, juga oleh generasi setelah kita.

(39)

tidak dapat dinikmati, dan generasi penerus kita nanti hanya akan mendengar ceritanya saja.

Sekarang kita bersyukur masih dapat melihat hutan yang lebat, sawah hijau terhampar, air bening mengalir dilembah gunung, melihat berbagai binatang liar dan lain sebagainya. Apakah itu semua masih ada di tahun 2050? Oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita yang harus ikut melestarikannya. Tapi kalau penduduk terus bertambah cepat maka sawah, ladang, hutan akan habis dibangun perumahan dijadikan pemukiman maka generasi setelah kita tidak bisa menikmati keindahan yang kita rasakan sekarang”, jelas Kak Pandu.

(40)

Kepada para orang tua jangan selalu ingin mencari pekerjaan di kota karena di desapun banyak potensi lapangan kerja yang bisa kita ciptakan. Dan banyak lagi hal-hal yang bermanfaat yang bisa kita perbuat untuk mengendalikan jumlah penduduk. Itulah beberapa alasan mengapa kak Pandu memilih Saka Kencana. Tapi kalau kalian kan masih penggalang ketika dilantik, janjinya baru tahap mempersiapkan diri membangun masyarakat, jadi cukup mengikuti pengarahan-pengarahan, diskusi-diskusi saja atau berupa kegiatan simulasi”, Jelas Kak Pandu.

“Ijin Kak Pandu”, Kalisa mengangkat tangannya. “Ya silahkan Kalisa!”.kata Kak Pandu.

“Kami ingin tahu, Kak kalau di Saka Kencana ada krida apa saja?”, Tanya Kalisa.

(41)

negara Indonesia menyadari pentingnya pengendalian penduduk melalui Keluarga Berencana dengan menunda pernikahan pada usia muda, maka akan mempunyai pengaruh yang besar pada penyelamatan alam dan generasi bangsa dimasa yang akan datang”, kata Kak Pandu.

“Ijin Kak, saya Bambang dari regu Harimau apakah di saka kencana ada Tanda Kecakapan Khusus?”, Tanya Bambang.

“Oh ada,” Sahut kak Pandu. “Kalau kalian nanti mau mendapatkan TKK bisa minta diuji TKK Kependudukan catat ya SKK yang harus ditempuh: Dapat menjelaskan pengertian Penduduk dan kependudukan. Jawabannya gampang, penduduk adalah Orang yang tinggal pada suatu wilayah tertentu. Sedangkan kependudukan adalah permasalahan yang menyangkut masalah penduduk.

Baik adik-adik, sebelum kakak menutup perjumpaan ini, kakak ada sebuah lagu untuk kalian. Mau kita nyanyi bersama?”, ajak Kak Pandu.

(42)

“Lagunya sangat mudah dihapal dan sangat sederhana begini lagunya kalian dengarkan dulu.

Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya Kalau kulupa namanya, kuingat-ingat wajahnya

Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya

Ayo Kita nyanyi bersama”, pinta kak Pandu. Semua peserta ikut bernyanyi dengan semangat.

Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya Kalau kulupa namanya kuingat-ingat wajahnya.

Aku punya kawan baru tapi kulupa namanya

“Maaf Kak”, tanya Duki “kenapa bisa sampai lupa namanya?”. “Ya itu karena terlalu banyak penduduk sampai kita lupa nama-nama teman, karena bumi kita sangat padat”, kak Pandu berkelakar menjawab pertanyaan Duki sambil menutup pembicaraannya.

(43)

berharga yang dapat bermanfaat untuk masa depan bumi kita, negara kita dan generasi kita. Setelah penggalang nanti mudah-mudahan kita bisa seperti kak Pandu aktif di Saka Kencana. Berperan aktif mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia bahkan dunia sesuai kemampuan kita masing-masing. Terimakasih pada kak Pandu mudah-mudahan pertemuan ini bukan yang terakhir tapi suatu saat nanti kakak bisa hadir kembali memberi ilmu buat kita semua. Ayo kita akhiri dengan dua kali tepuk Pramuka”.

***-***

(44)

Gambar

Gambar 1.  Pramuka sedang membuat peta
Gambar. 2  permainan menjaga ledakan penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Cara mengatasi hambatan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yakni antara lain: pembina harus bisa mengatur jadwal latihan maupun lomba

Meskipun saat ini Indonesia sedang mengalami fase yang disebut Bonus Demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk usia non-produktif, tapi tetap

Oleh karena itu generasi penerus saat ini khususnya untuk para Pramuka yang akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya harus sudah diajarkan untuk menjadi manusia yang

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini sudah banyak

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini sudah banyak mengarah

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini sudah banyak

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini sudah banyak