• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SUPERVISOR DPPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SUPERVISOR DPPU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

O

Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal

Oleh: oleh

_________________

Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen

: SS-SUP-AVIA-062-2017

Kode KBJI

:

Nomor Salinan

: 01-SS-SUP-AVIA-062-2017

Status Distribusi

:

Terkendali

Tak terkendali

SKEMA SERTIFIKASI

KOMPETENSI SUPERVISOR DPPU

Skema Sertifikasi Kompetensi Supervisor DPPU merupakan skema sertifikasi Okupasi Nasional yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP PPT Migas. Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP. 246/MEN/V/2007 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Hulu Hilir (Supporting) Bidang Pengendalian Mutu Bahan Bakar Penerbangan

Skema sertifikasi ini digunakann untuk memastikan kompetensi tenaga kerja Bidang Pengendalian Mutu Bahan Bakar Penerbangan pada jabatan Supervisor DPPU dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP PPT Migas dan asesor kompetensi.

2017

(2)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 2

1 Latar Belakang

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian–Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi dan 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, maka LSP PPT Migas perlu segera melakukan penyesuaian tentang Skema Sertifikasi, sehingga skema sertifikasi yang disusun oleh Komite Skema LSP PPT Migas setelah mendapatkan Lisensi dari BNSP dapat diterapkan oleh LSP yang memiliki ruang lingkup yang sama. Diharapkan proses sertifikasi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten.

2 Ruang lingkup

2.1 Bidang Pengendalian Mutu Bahan Bakar Penerbangan.

2.2 Lingkup penggunaan:

Sebagai persyaratan dasar bagi calon asessi tenaga teknik khusus di Sub Sektor Industri Migas pada Bidang Pengendalian Mutu Bahan Bakar Penerbangan yang mempunyai tugas utama menjamin Bahan Bakar Penerbangan tepat mutu, jumlah, waktu, dan aman sampai di titik penyerahan akhir.

3 Tujuan

3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi para Supervisor DPPU pada industri migas.

3.2 Memastikan dan memelihara kompetensi para Supervisor DPPU di dalam bisnis operasi Aviasi.

3.3 Memastikan dan memelihara kompetensi para Supervisor DPPU pada lembaga penilaian kesesuaian.

3.4 Memastikan dan memelihara kompetensi para Supervisor DPPU secara mandiri.

4

Acuan Normatif

4.1 Undang-undang Nomor: 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;

4.2 Undang-undang Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

4.3 Undang-undang Nomor: 18 tahun 1999 tentang LPJK;

4.4 Peratutan Pemerintah Nomor: 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

4.5 Peratutan Pemerintah Nomor: 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas;

4.6 Peratutan Pemerintah Nomor: 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional;

4.7 Kepmen ESDM Nomor: 111.K/70/MEM/2003 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor: 20 Tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008;

4.8 Kepmen Nakertrans No. PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

(3)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 3 4.10 Undang-Undang Nomor: 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran

Negra Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor: 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3481);

4.11 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 48 Tahun 2002 tanggal 7 Agustus 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;

4.12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

4.13 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

4.14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;

4.15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

4.16 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian–Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi;

4.17 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi;

4.18 SNI ISO/IEC 17024:2012 tentang Penilaian Kesesuaian–Persyaratan Umum untuk Lembaga Sertifikasi Person;

4.19 Permen ESDM Nomor: 05 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Di Bidang Kegiatan Usaha Minyak Dan Gas Bumi secara Wajib.

5 Kemasan / Paket Kompetensi

a. Level : VI

b. Jenis kemasan : Okupasi Nasional Supervisor DPPU c. Rincian Unit Kompetensi :

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. C.192110.003.02 Merencanakan kegiatan penanganan BBMP

2. C.192110.002.02 Melakukan pengawasan penyiapan operasi penanganan BBMP

3. C.192110.005.02 Melakukan pengawasan operasi penanganan BBMP

4. C.192110.006.02 Melakukan evaluasi penanganan BBMP

6 Pekerjaan dan Uraian Tugas :

Melaksanakan serangkaian tugas yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi penanganan BBM Penerbangan di DPPU berdasarkan pada SOP yang berlaku.

7 Persyaratan dasar

(4)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 4 7.2 Surat Keterangan Sehat yang menyatakan: Kemampuan fisik penglihatan baik

(tidak buta warna), pendengaran baik, mobilitas baik (tidak cacat fisik);

7.3

Fotocopy ijazah terakhir, surat keterangan Dokter pemerintah/ puskesmas/ perusahaan/ Klinik PPSDM Migas, dan surat keterangan pengalaman kerja/magang dari perusahaan.

8 Persyaratan Kompetensi

8.1

Yang memiliki pengalaman kerja di jabatan Supervisor DPPU:

a. Pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun di bidang penanganan BBM Penerbangan bagi pemegang ijazah setingkat SLTA/DI/DII;

b. Pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun di bidang penanganan BBM Penerbangan bagi pemegang ijazah DIII;

c. Pengalaman kerja minimal 6 (enam) bulan di bidang penanganan BBM Penerbangan bagi pemegang ijazah minimal setingkat S1.

8.2

Yang belum memiliki pengalaman kerja di jabatan Supervisor DPPU:

a. Pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun di jabatan operator bidang penanganan BBM Penerbangan atau telah memiliki sertifikat Operator; atau b. PBK pada LDP min. 480 JP (@ 45 menit), dibuktikan dengan Surat Tanda

Tamat Pelatihan (STTP) dan/atau surat keterangan dari perusahaan. Jam pelatihan tidak terbatas pada pelatihan akan tetapi termasuk magang/OJT.

8.3

Bagi pemegang sertifikat kompetensi level Operator Aviasi di luar LSP PPT MIGAS tidak direkomendasikan untuk mengikuti uji kompetensi level Supervisor dan harus terlebih dahulu mengikuti persyaratan awal pada level yang sama (Operator).

9 Hak Pemohon Sertifikasi

9.1 Asesi yang lulus dalam asesmen kompetensi akan diberikan sertifikat dan kartu tanda asesi;

9.2 Asesi dapat menggunakan sertifikat kompetensi untuk promosi diri sebagai profesi asesi;

9.3 Asesi dapat menggunakan sertifikat kompetensi untuk melaksanakan kegiatan sesuai profesinya sampai berlaku masa sertifikasinya;

9.4 Kerahasiaan informasi dari asesi selama proses sertifikasi akan dijaga;

9.5 Asesi/pemohon dapat mengajukan banding dan/atau keluhan.

10 Kewajiban Pemegang Sertifikat Kompetensi Supervisor DPPU

10.1 Mematuhi ketentuan yang relevan dari skema sertifikasi;

10.2 Tidak menggunakan sertifikat kompetensi sedemikian hingga dapat menurunkan citra lembaga sertifikasi dan tidak membuat pernyataan yang menyesatkan terkait proses dan/atau lembaga sertifikasi;

10.3 Tidak mempromosikan sertifikatnya selama status sertifikatnya dibekukan/dicabut;

10.4 Melaksanakan keprofesian sebagai Supervisor DPPU dengan tetap menjaga kode etik profesi;

(5)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 5 10.6 Bersedia dilakukan survailen sebagai pemegang sertifikat kompetensi yang

ditetapkan LSP minimal pada saat sertifikasi ulang;

10.7 Melakukan uji kompetensi ulang setiap 4 tahun sekali.

11 Biaya

11.1 Biaya Uji Kompetensi sertifikasi berdasarkan pada Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian ESDM dan dapat disesuaikan dengan diberlakukannya acuan tarif terbaru;

11.2 Biaya sertifikasi Operator Aviasi : Rp. 1.250.000,- untuk pelaksanaan ujian sertifikasi di PPSDM Migas, Cepu;

11.3 Biaya pelaksanaan sertifikasi di luar TUK Cepu biaya Rp. 1.250.000,- belum termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan transportasi tim asesor;

11.4 Asesmen dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta minimal 6 orang perpenyelenggaraan. Apabila peserta kurang dari 6 orang maka biaya ditanggung oleh jumlah peserta yang ada.

12 Proses sertifikasi

12.1 Persyaratan Pendaftaran

12.1.1 Peserta telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/ okupasi Supervisor DPPU;

12.1.2 Mengajukan permohonan kepada LSP dengan dengan memilih

TUK/Assessment centre yang diinginkan;

12.1.3 Mengisi Form Persyaratan Peserta Uji Kompetensi (Form No. F.9.01.A), Form Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.B) dan untuk yang sertifikasi ulang ditambah dengan Form Pemutakhiran Pemegang Sertifikat (Form No. F.9.05.B) beserta lampirannya;

12.1.4 Melampirkan fotocopy ijazah terakhir, surat keterangan dokter pemerintah/ puskesmas, dan surat keterangan pengalaman kerja dari perusahaan;

12.1.5 Evaluasi/Pra Uji Kompetensi Calon peserta uji kompetensi dan ditetapkan dalam Sidang Pleno Sertifikasi dengan standar SKKNI.

(6)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 6 12.2.1 Peserta mendapatkan informasi yang diperlukan terkait dengan Unit Unit

Kompetensi yang diajukan

12.2.2 Peserta mengisi Form Penilaian Mandiri yang dapat di download di website LSP PPT MIGAS dan dikirm ke LSP PPT MIGAS selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum pelaksanaan uji kompetensi

12.2.3 Form APL – 01 dan APL – 02 yang telah diisi oleh calon asesi, dikaji dan diverifikasi dalam sidang pleno (Pra uji kompetensi);

12.2.4 Hasil pra uji kompetensi pada sidang pleno digunakan sebagai dasar perencanaan Asesmen yang dituangkan pada FR-POA-01 Perencanaan Asesmen dan setelah itu dilakukan uji pengumpulan bukti FR-DAT-01;

12.2.5 Pelaksanaan Asesmen (FR-ASC-01) yang disusun berdasarkan Prosedur dan Instruksi Kerja untuk menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon dengan metode uji kompetensi unit kompetensi sesuai dengan level jabatan pada SKKNI.

12.3 Proses Uji Kompetensi

12.3.1 LSP menugaskan tim asesor untuk mengases kompetensi pada asesi berdasarkan persyaratan skema sertifikasi;

12.3.2 Metode dan mekanisme asesmen kompetensi terdiri dari uji tertulis, lisan/wawancara dan praktek/Simulasi sesuai dengan skema sertifikasi LSP PPT Migas;

12.3.3 Hasil Pelaksanaan Asesmen dituangkan pada Rekomendasi Keputusan Asesmen (FR-ASC-01);

12.3.4 LSP harus dapat menerima Umpan Balik (FR-ASC-02) dari peserta uji kompetensi/asesi;

12.3.5 LSP mengakomodasi kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon seperti bahasa;

12.3.6 Apabila Umpan Balik (FR-ASC-02) tersebut terbukti, maka tim asesor dapat merekomendasikan dilaksanakan kaji ulang penilaian (FR-ASC-03) dan jika tidak dapat dibuktikan maka asesi mengikuti proses ulang uji kompetensi dari awal.

12.4 Keputusan Sertifikasi

12.4.1 Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk asesi oleh LSP harus berdasarkan skema sertifikasi terdiri dari metode uji tertulis yang diperiksa dengan sistem komputer (LJK), hasil ujian Lisan dan praktik dan diketahui oleh asesor yang melakukan asesmen, personel LSP dan Tim Asesor dalam sidang yudisium;

12.4.2 Kriteria keberhasilan peserta yang dinyatakan kompeten/lulus jika Nilai Kelulusan Ujian (NKU) yang diperoleh rata-rata minimal 70 dan tidak ada nilai mati (<60). Bobot Nilai ujian praktik = 40%, dan bobot nilai ujian teori = 60%;

(7)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 7 12.4.4 LSP memberikan sertifikat kompetensi kepada peserta yang kompeten;

12.4.5 Bagi yang tidak lulus dapat mengikuti ujian ulang di penyelenggaraan sertifikasi berikutnya.

13 Pembekuan atau Pencabutan Sertifikat

Sertifikat yang telah diperoleh dapat di cabut atau dibekukan dengan mempertimbangkan hal berikut:

a.

Kesehatan dari pemegang sertifikat tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan dalam ruang lingkup sertifikat kompetensinya;

b.

Mendapat pernyataan tidak puas dari pemakai jasa paling sedikit 3 kali dan dapat dibuktikan bahwa pernyataan tidak puas tersebut, timbul karena ketidak sesuaian pemegang sertifikat dalam melakukan pekerjaannya dalam lingkup sertifikat kompetensinya;

c.

Masa berlaku sertifikat telah habis;

d.

Melakukan pemalsuan sertifikasi kompetensi kerja LSP ”PPT MIGAS”;

e.

Bila terjadi acuan sertifikasi tidak sesuai atau penyalahgunaan Sertifikat dalam publikasi, katalog, dan seterusnya harus ditangani oleh LSP “PPT MIGAS” untuk dilakukan penanganan tindakan perbaikan penundaan dan pencabutan setifikat yang dituangkan dalam format Pencabutan dan Pembatalan Sertifikat (Form No. : F. 9. 05.

14 Survailen

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP melakukan survailen yang mencakup:

14.1 Evaluasi rekaman kegiatan ujian;

14.2 Evaluasi peserta (sampling);

14.3 Monitoring, pelaporan dan sanksi;

14.4 Witness (bila diperlukan);

14.5 Survailen dilaksanakan pada saat perpanjangan atau kenaikan tingkat.

15 Sertifikasi ulang

15.1 Masa berlaku sertifikat adalah 4 tahun sehingga sertifikasi ulang ditetapkan 4 tahun sekali dan ketentuannya diatur dalam prosedur ;

15.2 Sertifikasi ulang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

15.2.1 Bila sertifikat masih dalam atau tepat habis masa beralakunya dan calon asessi masih bekerja dibidangnya (dibuktikan dengan curiculum vitae yang di sahkan oleh pimpinan yang berwenang), maka sertifikasi ulang dilakukan dengan wawancara lapangan dan verifikasi sertifikat;

15.2.2 Bila masa berlaku sertifikat telah lewat maka ujian dilakukan dengan ujian tulis dan praktik.

(8)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 8 15.4 Berkas persyaratan diterima LSP “PPT Migas” minimal 5 (hari) kerja sebelum

pelaksanaan ujian sertifikasi ulang.

16 Penggunaan sertifikat

Pemegang sertifikat kompetensi harus menandatangani pernyataan penggunaan sertifikat (Formulir Unjuk Kerja Pemegang Sertifikat (F.9.05.A).

17 Banding

Asesi/pemohon dapat mengajukan banding dan /atau keluhan, apabila terbukti adanya keputusan LSP yang merugikan dan /atau ketidaksesuaian dengan skema sertifikasi atau keinginan pemohon, diatur dalam prosedur.

18 Diagram Alir

Permohonan :

(Mengisi Form F.9.01.A / F.9.05.A / F.9.05.B / FR - APL-01 dan FR - APL- 02) dilengkapi dokumen Portofolio terdiri dari : - Copy ijasah

- Pengalaman Kerja - Keterangan Sehat (dokter) - Copy sertifikat pelatihan - Pas photo 3x3 & 3x4, 2 lbr - Copy sertifikat kompetensi

yang terakreditasi - Membayar biaya sertifikasi

Pra Uji Kompetensi Kajian dan Verifikasi

(FR - APL-01 dan FR - APL- 02)

Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Survailen Sertifikasi Ulang

Pemohon (Calon Asesi)

(9)

TINGKAT REVISI-2 LSP-“PPT MIGAS”, 2017 9 Rencana Asesmen

FR-POA-01

Pelaksanaan Uji Kompetensi (FR-DAT.01 Perangkat Asesemen) : - Uji Tulis

- Uji Lisan/Wawancara - Uji Praktek/Simulasi Asesmen & Rekomendasi

(FR-ASC-01 Pelaksanaan Asesmen & Rekomendasi)

Keputusan Sertifikasi

Kompeten

Belum Kompeten

Umpan Balik

(FR-ASC-02)

Kaji Ulang Asesmen

(FR-ASC-03)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis proses komunikasi organisasi yang dalam mempertahankan eksistensi jumlah anggota, yang dilakukan oleh peneliti, pada pimpinan ranting IPNU IPPNU Desa

Adapun pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah sebagai berikut Pasal 37A Ayat 1 berbunyi Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan

Pendapat yang sama dari Hart &amp; Atkins (2002) mengemukakan bahwa pengaruh orang tua dengan pendidikan yang baik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Berdasarkan uji beda nyata terkecil, diketahui ada perbedaan yang nyata (p&lt;0.05) antara jumlah lubang gerek yang ditemukan pada ranting bagian atas pohon kopi dalam sistem

menggunakan data simulasi dan nampak bahwa Algoritma EM dapat mengestimasi parameter distribusi campuran dengan baik.. (2002) Elements

1) Mengurangi biaya untuk penyiangan karena naungan pada lantai kebun dapat menekan gulma.. 2) Penanaman pohon penaung sudah sangat biasa dilakukan petani dan mudah dikembangkan.

Adapun perbedaan perangkat pembelajaran berstandar NCTM dengan perangkat lainnya adalah (a) terinterpretasinya tugas, wacana, lingkungan, dan analisis (komponen NCTM) dalam

Selain rajin mempelajari Firman Tuhan, apa lagi yang harus kita lakukan untuk dapat mengerti Firman Tuhan?__ (Maz. MERENUNGKAN adalah memperhadapkan pada diri sendiri dengan penuh