KEBIJAKAN DAN EVALUASI
PELAKSANAAN P3KP &
P2KH
1. Menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan P3KP dan P2KH TA 2016 agar terlaksana dengan efektif, efisien, bersih dan akuntabel, sehingga target kinerja tahunan dapat tercapai sesuai dengan rencana;
2. Menciptakan pemahaman pemerintah daerah tentang pentingnya perwujudan pelestarian kota pusaka di Indonesia;
3. Menciptakan pemahaman Pemerintah Daerah terkait pentingnya pemenuhan 20% RTH Publik sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Membentuk alih pengetahuan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang berpengalaman kepada anggota yang baru bergabung;
5. Meningkatkan kinerja dan kerja sama antara Pemerintah dan Pemerintah daerah dalam pemanfaatan anggaran agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN P3KP
LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia memiliki ribuan aset pusaka yang bernilai tinggi, yang merupakan
rekam jejak sejarah bangsa Indonesia, dari zaman kerajaan nusantara hingga pasca
kemerdekaan. Aset-aset tersebut memiliki nilai kearifan lokal yang otentik, yang dari
segi hukum pun sangat dilindungi keberadaannya.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya mengamanatkan
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya.
Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mengamanatkan
bangunan gedung cagar budaya harus dilindungi dan dilestarikan.
KOTA PUSAKA
adalah Kota yang di dalamnya terdapat
kawasan cagar budaya dan atau bangunan cagar
budaya yang memiliki nilai-nilai penting bagi kota,
menempatkan penerapan kegiatan penataan dan
pelestarian pusaka sebagai strategi utama
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN P3KP
TUJUAN
•
Terwujudnya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan, berbasis rencana tata ruang, bercirikan nilai pusaka
melalui
sustainable urban (heritage) development
•
Terwujudnya kemitraan yang melembaga (pemerintah, masyarakat,
swasta, perguruan tinggi) demi pengelolaan kota pusaka yang
handal.
ALUR KEGIATAN PEKERJAAN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA
Penyusunan Proposal P3KP Penetapan Kota Pusaka
Penyusunan RAKP
Penetapan Kawasan Prioritas Kota Pusaka Penyusunan Dokumentasi Inventarisasi Aset Pusaka
Penandatanganan Piagam Komitmen Kota Pusaka
Penyusunan RTBL Kawasan Prioritas
Penyusunan Perencanaan Teknis
Implementasi Fisik (Stimulan)
Replikasi Dan Upscaling
KOTA PUSAKA INDONESIA
dst
Pedoman Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka
18 Kab/Kota
1. Kota Medan 2. Kota Bukittinggi 3. Kab. Bangka Barat 4. Kota Pangkal Pinang 5. Kota Cirebon 6. Kota Pekalongan 7. Kota Surakarta 8. Kab. Rembang 9. Kota Salatiga 10. Kota Tegal 11. Kab. Brebes 12. Kab. Cilacap 13. Kab. Banjarnegara 14. Kab. Batang 15. Kab. Boyolali 16. Kota Blitar 17. Kab. Ngawi 18. Kota Malang
11 Kab/Kota
1. Kota Banda Aceh 2. Kota Sawahlunto 3. Kota Palembang 4. Kota Bogor 5. Kota Semarang 6. Kota Yogyakarta 7. Kota Denpasar 8. Kab. Karangasem 9. Kota Baubau 10.Kota Banjarmasin 11.Kota Ternate
8 Kab/Kota (Anggota Baru)
1. Kab. Lingga 2. Kota Pasuruan 3. Kab. Balangan 4. Kota Tabalong 5. Kab. Banjar 6. Kab. Takalar 7. Kota Gorontalo 8. Kab. Gianyar
A
B
C 16 Kab/Kota
1. Kota Sungai Penuh
2. Kab. Ogan Komering Ulu Timur 3. Kota Bengkulu
4. Kota Tangerang Selatan 5. Kota Tangerang
6. Kab. Kebumen 7. Kab. Temanggung 8. Kab. Purworedjo 9. Kab. Purbalingga 10. Kab. Wonosobo 11. Kota Probolinggo 12. Kota Singkawang 13. Kota Palopo 14. Kota Mataram 15. Kota Kupang
16. Kab. Tidore Kepulauan
D
CAPAIAN SAMPAI TAHUN 2015
2012 2013 2014 2015 28
Penyusunan Desain dan DED Legalisasi Perwal RTBL Penyusunan RTBL
Penandatanganan Komitmen Penyusunan RAKP
• Dari 16 Kab/Kota yang menyusun RAKP di 2015, 11 Kab/Kota berhasil menyelesaikan RAKP dan diundang untuk menandatangani Piagam Komitmen P3KP. 5 Kab/Kota perlu memperbaiki RAKP-nya.
• Dari target 18 Kab/kota menyusun RTBL di 2015 melalui dana APBD, tidak satu pun yang menyusun, sehingga tidak dapat
dilanjutkan ke penyusunan DED di tahun 2016. Tidak terpenuhinya target RTBL yang seharusnya disusun tahun 2016 diharapkan dapat disusun melalui dana APBD.
• Dari 11 DED yang disusun di 2015, 9 dinilai siap dan dilaksanakan fisiknya di 2016.
• Target penataan fisik 2015 dari 11, 10 bisa dilaksanakan, 1 tidak bisa dilaksanakan karena lahan tidak siap
EVALUASI PELAKSANAAN TAHUN 2015 – TARGET DAN CAPAIAN
KELOMPOK C
KELOMPOK B
KELOMPOK A
EVALUASI RAKP 2015
Dari 16 Kab/Kota yang menyusun RAKP di 2015, 11 Kab/Kota berhasil menyelesaikan RAKP dan diundang untuk menandatangani Piagam Komitmen P3KP. 5 Kab/Kota perlu memperbaiki RAKP-nya. • 5 Kab/Kota Kelompok C belum selesai menyusun RAKP dikarenakan:
• Tidak adanya alokasi dana penyusunan RAKP (Kupang)
• Terbatasnya SDM TKPD (Bengkulu, Sungai Penuh, Tangerang Selatan, Kupang, OKUT)
• Tidak memenuhi/memiliki kelengkapan data RAKP (Sungai Penuh, Tangerang Selatan, Kupang)
• 1 Kab Kelompok B yang belum selesai menyusun RAKP (Kab. Boyolali)
• RAKP 11 Kab/Kota yang menandatangani piagam komitmen 2015 perlu:
• Mengkaji/menggali lebih dalam nilai penting aset pusaka dan mencantumkan pernyataan signifikansi (statement of significance)
• Melengkapi data inventarisasi aset pusaka yang lebih detil dan akurat.
• Menyediakan/membuat peta delineasi kawasan prioritas (1 : 1.000)
• Menyepakati isi RAKP oleh pihak-pihak terkait REKOMENDASI
1. 5 Kab/Kota melanjutkan penyusunan RAKP di 2016
2. 11 Kab/Kota mengevaluasi dan merevisi RAKP sesuai pedoman RAKP
EVALUASI RTBL 2015
Kelompok B:
Target 18 Kab/Kota kelompok B menyusun RTBL di 2015 tidak tercapai, karena:
• Tidak tersedia alokasi dana APBD
• Masih menyusun RAKP, sehingga alokasi anggaran diprioritaskan untuk merevisi RAKP
REKOMENDASI
1. Kab/Kota yang telah menyelesaikan RAKP dan menentukan kawasan prioritas diharapkan dapat menyusun RTBL melalui dana APBD di 2016 (20 Kab/Kota)
2. Koordinasi dan pendampingan lebih intensif oleh pusat dan narasumber ahli bersama TKPD dalam menyusun RTBL Kota Pusaka
• Kota Medan
• Kab Rembang
• Kota Salatiga
• Kota Tegal
• Kab. Brebes
• Kab. Cilacap
• Kab. Banjarnegara
• Kab. Batang
• Kab. Boyolali
• Kota Blitar
• Kab. Ngawi
• Kota Malang
• Kota Cirebon
• Kota Surakarta
• Kota Bukittinggi
• Kab. Kebumen
• Kab. Purbalingga
• Kab. Wonosobo
• Kota Singkawang
Kelompok A:
Target 11 Kab/Kota menyusun rencana teknis tercapai. Namun beberapa kendala ditemui: Pemilihan lokasi tidak sesuai/belum signifikan dengan kebutuhan pelestarian kota pusaka, karena:
• Tidak adanya sinkronisasi antara RAKP, Masterplan Kota Pusaka (RPKPP) dan RTBL Kota Pusaka
• Tidak/belum menampung aspirasi komunitas pelestari pusaka dan perguruan tinggi
• Belum optimal dalam melibatkan tenaga ahli dan pelaku pelestari
Sebagian besar dokumen rencana teknis yang tidak memenuhi standar (kurang detil, menggunakan skala besar) karena tidak memenuhi/memiliki kelengkapan data (peta).
EVALUASI RENCANA TEKNIS 2015
REKOMENDASI
Kelompok A:
Penanganan fisik tidak sesuai dengan kaidah pelestarian:
• Tidak memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian, antara lain tidak cermat dalam metode penanganan, pemilihan material dan warna.
• Tidak melibatkan narasumber ahli dan juga instansi yang terkait, dalam kegiatan pengawasan pekerjaan bersinggungan/menyentuh objek cagar budaya.
• Tidak ada kordinasi pengawasan antar pihak-pihak terkait
• Tidak melibatkan Tim Kota Pusaka Daerah (TKPD), sebagai pihak yang menyusun RAKP dan mengawal P3KP secara umum.
EVALUASI PENANGANAN FISIK 2015
REKOMENDASI
1. Melibatkan narasumber ahli dan juga instansi yang terkait, dalam kegiatan pengawasan pekerjaan bersinggungan/menyentuh objek cagar budaya. 2. Meningkatkan kordinasi pengawasan antar pihak-pihak terkait.
• Komitmen DJCK dibuat dengan Kepala Daerah. Sementara kenyataannya, Kepala Daerah belum tentu berinteraksi dengan TKPD.
• Kerangka kerja TKPD belum jelas, sehingga biasanya berhenti pada SK Kepala Daerah dan korwal. TKPD menjadi tidak aktif. Kapasitas TKPD pun menjadi kurang memadai.
• Tidak terjadi berbagi gagasan (sharing ideas) antar kota pusaka.
• Tidak terjadi interaksi antar kota, kebanyakan antara pemerintah daerah dan pusat.
• SNVT PBL Provinsi belum terlibat secara mendalam.
EVALUASI KELEMBAGAAN
REKOMENDASI
1. Pelatihan teknis dan pembekalan bagi TKPD. Pembekalan merupakan reaksi DJCK setelah melihat kebutuhan kota yang terdeteksi pada saat proses berlangsung (sesuai dengan kondisi kota).
2. Setelah komitmen dan korwal, dilakukan pemantauan di daerah
3. Perlu ada knowledge management, penerbitan buku atau pedoman berdasarkan pengalaman P3KP.
4. Memperkuat jejaring antar peserta P3KP.
29 Kab/Kota
1. Kota Medan 2. Kota Bukittinggi 3. Kab. Bangka Barat 4. Kota Pangkal Pinang 5. Kota Cirebon 6. Kota Pekalongan 7. Kota Surakarta 8. Kab. Rembang 9. Kota Salatiga 10. Kota Tegal 11. Kab. Brebes 12. Kab. Cilacap 13. Kab. Banjarnegara 14. Kab. Batang 15. Kab. Boyolali 16. Kota Blitar
11 Kab/Kota
1. Kota Banda Aceh 2. Kota Sawahlunto 3. Kota Palembang 4. Kota Bogor 5. Kota Semarang 6. Kota Yogyakarta 7. Kota Denpasar 8. Kab. Karangasem 9. Kota Baubau 10.Kota Banjarmasin 11.Kota Ternate
13 Kab/Kota
1. Kab. Lingga 2. Kota Pasuruan 3. Kab. Balangan 4. Kota Tabalong 5. Kab. Banjar 6. Kab. Takalar 7. Kota Gorontalo 8. Kab. Gianyar
9. Kota Sungai Penuh 10. Kab. Ogan Komering Ulu
Timur
11. Kota Bengkulu
12. Kota Tangerang Selatan
13. Kota Kupang
A
B C
17. Kab. Ngawi 18. Kota Malang
19. Kota Tangerang 20. Kab. Kebumen 21. Kab. Temanggung 22. Kab. Purworedjo 23. Kab. Purbalingga 24. Kab. Wonosobo 25. Kota Probolinggo 26. Kota Singkawang 27. Kota Palopo 28. Kota Mataram
29. Kab. Tidore Kepulauan
A Rencana Teknis & Fisik B RTBL
C RAKP
Potret p3kp 2015
Belajar dari benteng Oranje
2013 Benteng Oranje dalam kondisi kurang terawat dan ditempati hunian liar. Pemko
mengusulkan kegiatan penataan benteng kepada Menteri PU dan bersedia merelokasi penghuni liar.
2014 2015
+
Penataan Benteng Oranjeberhasil membebaskan benteng dari kondisi slum dan hunian liar sekaligus menyediakan ruang publik
-
Kurang berhati-hati danmemperhatikan kaidah-kaidah pelestarian, penggunaan
Potret p3kp 2015
Belajar dari taman Silo
Taman Silo berada di dalam delineasi usulan World Heritage yang ingin ditata.
Kegiatan ini ditunda karena konsep perencanaan kurang menghargai kondisi eksisiting dan tidak menggali data-data sejarah yang sangat penting.
-JADWAL PELAKSANAAN P3KP TAHUN 2016
Tugas Kegiatan
Penyiapan Buku Panduan Pelaksanaan P3KP Th. 2016
Pelaksanaan Koordinasi Awal P3KP (Peserta Satker & PPK PBL Prov, Dinas PU Kab/Kota, Bappeda Kab/Kota). Penjaringan & Penerimaan Proposal Anggota Baru
Koordinasi Tengah Tahun Workshop Penyusunan RAKP bagi Anggota Baru
Koordinasi Akhir Tahun
TTD Komitmen Walikota/Bupati dg Bp. Dirjen CK
Monitoring keg Fisik, RTBL, DED & Pendampingan Penyusunan RAKP Melakukan Pelelangan dan Target Kontrak
Koordinasi dengan TKPD
Membentuk Tim Kota Pusaka Daerah (TKPD) dan di TTD oleh Walikota/Bupati Anggota Menyusun RAKP / Revisi RAKP
Sept Okt Nov Des
Mar April Mei Juni Juli Agust