• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PEDAGANG DI PASAR BANDAR KOTA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU PEDAGANG DI PASAR BANDAR KOTA K"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PEDAGANG DI PASAR BANDAR KOTA KEDIRI DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

PROPOSAL

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi

Dosen Pengampu : Yuli Astuti Hasanah, M.Pd

Disusun Oleh :

Merdinda Meilanma Resi Santoso (931329715)

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH /

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat yang paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari – hari, bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk berinteraksi sosial. Para ahli ekonomi mendeskripsikan sebuah pasar sebagai sekumpulan penjual dan pembeli melakukan interaksi atas suatu produk tertentu atau kelompok produk tertentu.

Pasar merupakan area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu bak yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan, maupun sebutan lainnya. Sesuai dengan perkembangannya dikenal dengan pasar tradisional maupun pasar modern. Pasar tradisional biasanya menampung banyak penjual, dilaksanakan dengan tanpa pengaruh teknologi modern dan mereka lebih ke golongan pedagang menengah ke bawah dan tersebar, baik di kampung – kampung kota – kota kecil dan kota – kota besar dengan masa operasi rata – rata dari subuh sampai siang atau sore hari. Sedangkan pasar modern adalah pasar yang menggunakan teknologi modern, konsumen dan pedagang dari golongan menengah keatas, harga yang ditawarkan tetap dan sistem pelayanannya sendiri.

(3)

Pembeli atau konsumen sangat mendambakan adanya ketentraman dan keseimbangan dalam menjalankan transaksi perdagangan khususnya di pasar tradisional yang dilakukan dengan dasar kejujuran serta terhindar dari penipuan dan kecurangan. Kejujuran dalam perdagangan tetap dapat diwujudkan dengan cara pedangang mengatakan secara jujur bahwa barang yang dijualnya berkualitas baik tanpa ada campuran dengan barang kualitas buruk.

Kejujuran merupakan pondasiawal dalam etika berdagang. Maraknya kasus penipuan atau pengurangan timbangan atau tidak adanya harga yang transparan menimbulkan kerugian pada pihak konsumen. Pembeli atu konsumen seharusnya menerima barang dalam kondisi baik dengan harga yang wajar. Mereka juga harus diberitahu apabila terjadi kekurangan – kekurangan pada suatu barang. Kelengkapan suatu informasi, daya tarik dan kelebihan suatu barang suatu barang atau produk menjadi faktor yang sangat menentukan bagi pembeli atau konsumen untuk menentukan pilihannya. Oleh karena itu, informasi merupakan hal pokok yang dibutuhkan setiap konsumen.

Etika bisnis Islam bertujuan untuk mengajarkan manusia menjalin kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap dengki dan dendam serta hal – hal yang tidak sesuai dengan syariah. Etika dalam Islam juga berfungsi sebagai controlling (pengatur) terhadap aktifitas ekonomi, karena secara filosofi etika mendasarkan diri pada nalar ilmu dan agama untuk menilai. Landasan penilaian ini dalam praktek kehidupan masyarakat sering kita temukan bahwa secara agama terdapat nilai mengenai hal – hal baik, buruk, jahat, seperti pihak yang menzalimi dan terzalimi.

Dengan kata lain, maka prinsip pengetahuan akan etika bisnis Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan ekonomi baik itu seorang pebisnis atau pedagang yang melakukan aktivitas ekonomi. Terutama para pedagang di pasar tradisional yang melakukan transaksi jual beli.

(4)

Ibnu Taymiyyah menyatakan bahwa ciri khas kehidupan pasar yang Islami adalah:

1. Orang harus bebas keluar masuk pasar.

2. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan – kekuatan pasar dan

5. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.

Salah satu segmen yang menarik untuk dibicarakan adalah pasar tradisional Bandar Kota Kediri. Penulis memilih pasar tradisional Bandar sebagai objek alasannya karena penulis melihat adanya perilaku pedagang yang tidak sesuai dengan apa yang telah diterapkan dalam etika bisnis Islam. Menurut pengamatannya semnentara yang dilakukan penulis kepada pedagang pasar Bandar Kota Kediri bahwa para pedangang tidak menepati janji yang sudah dibuat dengan pembeli. Selain itu, ada pedagang ketika melayani pembeli tidak bersikap ramah atau murah hati ditandai pelayanan dengan mimik judes. Melihat permasalahan tersebut penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui “PERILAKU PEDAGANG DI PASAR BANDAR KOTA KEDIRI DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti adalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana pemahaman pedagang mengenai Etika Bisnis Islam di pasar tradisional Bandar Kota Kediri ?

2. Bagaimanakah perilaku pedagang menurut perspektif Etika Bisnis Islam di pasar tradisional Bandar Kota Kediri ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

(5)

2. Untuk mengetahui perilaku pedagang menurut perspektif Etika Bisnis Islam di pasar tradisional Bandar Kota Kediri.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam karya ilmiah ini, adapun manfaat serta kegunaan penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan yang dapat dijadikan rujukan dan sebagai evaluasi terhadap penerapan Etika Bisnis Islam.

2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dan masukan dalam membuat kebijakan yang akan datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Pedagang

1. Pengertian Perilaku

(6)

cara berbicara, cara melakukan sesuatu dan bereaksi terhadap segala sesuatu yang datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan.

Dalam kehidupan sehari – hari istilah perilaku disamakan dengan tingkah laku. Perilaku memiliki pengertian yang cukup luas, sehingga mencakup segala pernyataan atau ungkapan, artinya bukan hanya sekedar perbuatan melainkan juga kata – kata, ungkapan tertulis, dan gerak – gerik.

Yang dimaksud perilaku dalam penelitian ini adalah segala tingkah laku yang diterapkan oleh pedagang di pasar tradisional Bandar Kota Kediri dalam menjalankan aktivitas berdagang.

2. Pengertian Pedagang

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri untuk memperoleh keuntungan. Pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai pekerjaannya sehari. Perbuatan perniagaan pada umumnya adalah perbuatan pembelian barang untuk dijual lagi. Pedagang dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Pedagang besar / distributor / agen tunggal

Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar biasanya diberi hak wewenang wilayah atau daerah tertentu dari produsen.

b. Pedagang menengah / agen / grosir

(7)

Manusia merupakan makhluk yang begitu terikat pada moral – moral yang berlaku dalam masyarakat, termasuk moral ekonomi. Semua perilaku individu, termasuk perilaku ekonomi, harus merujuk kepada norma – norma moral yang terdapat pada masyarakat.

Perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap sendiri terbentuk oleh sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki manusia. Maka kegiatan apapun yang dilakukan manusia hamper selalu dilatarbelakangi oleh pengetahuan pikiran dan kepercayaannya. Perilaku ekonomi yang bersifat subyektif tidak hanya dapat dilihat pada perilaku konsumen, tetapi juga perilaku pedagang. Sama halnya dengan perilaku konsumen, perilaku pedagang tidak semata – mata dipengaruhi oleh pengetahuannya yang bersifat rasional tetapi juga oleh sistem nilai yang diyakini.

Prinsip Ekonomi Islam bertujuan untuk mengembangkan kebajikan semua pihak sebagaimana yang dinyatakan oleh konsep falah yang terdapat dalam Al Quran. Prinsip ini menghubungkan prinsip ekonomi dengan nilai moral secara langsung. Untuk mencapai falah, aktivitas ekonomi harus mengandung dasar – dasar moral. Dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan ekonomi, nilai etika sepatutnya dijadikan norma, dan selanjutnya yang berkaitan dengan ekonomi haruslah dianggap sebagai hubungan moral.

Yusuf Qardawi, dalam bukunya norma dan etuka ekonomi Islam secara tegas telah memisahkan antara nilai – nilai dan perilaku dalam perdagangan. Diantara norma – norma atau nilai – nilai syariah itu adalah sebagai

d. Menerapkan kasih saying dan mengharamkan monopoli. e. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.

f. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju Akhirat.

B. Etika Bisnis Islam 1. Pengertian Etika

(8)

Secara etimologi (bahasa) “etika” berasal dari kata Yunani ethos. Dalam bentuk tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berfikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas – asas ahklak. Dalam Al Quran etika berasal dari kata khuluq yang berarti kebiasaan atau perangai.

Etika menurut terminologi merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya dan prinsip – prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikan atas apa saja. Disini etika dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang dan disaat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam berperilaku. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.

Dengan demikian ada persamaan antara etika dan moralitas. Moralitas berasal dari bahasa lati “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores”

berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi, pengertian pertama secata harfiahnya, etika dan moralitas sama – sama tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.2 Namun ada pula perbedaannya yaitu etika berkaitan

dengan kelakuan manusia, atau dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu kritis yang mempertanyakan dasar rasionalitas sistem – sistem moralitas yang ada.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa etika merupakan tata cara perilaku manusia dalam melakukan kegiatan yang mana kegiatan yang dilakukan oleh manusia menunjukkan perbuatan yang baik maupun buruk, dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

(9)

2. Pengertian Bisnis

Kata “bisnis” dalam Bahasa Indonesia diserap dari kata “business” dari Bahasa Inggris yang berarti kesibukan. Dalam kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan dan bidang usaha. Kata bisnis dalam al-Qur an biasanya yang digunakan ‟ al-tijarah, al-bai’. Tetapi yang seringkali digunakan yaitu al-tijarah yang bermakna berdagang atau berniaga yang artinya pertukaran sesuatu dengan sesuatu. . Ia merupakan sebuah nama yang mencakup pengertian terhadap kebalikannya yakni al syira’(membeli). Demikianlah al-bai’ sering diterjemahkan dengan “jual beli.

Bisnis terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama, bisnis merupakan kegiatan – kegiatan. Dan kedua, bisnis merupakan sebuah perusahaan. Berbisnis merupakan salah satu jenis pekerjaan yang saat ini sedang marak diperbincangkan. Bisnis tidak bisa lepas dari kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Jadi, bisnis merupakan tindakan individu dan sekelompok orang yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

3. Etika Bisnis Islami

Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan yang salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebajikan, institusi, dan perilaku bisnis.

Menurut Muslich etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi / sosial, dan penetapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

(10)

untuk menjalin kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap iri, dengki, dan dendam serta hal – hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam.3

Bisnis Islam adalah upaya pengembanga modal untuk kebutuhan hidup yang dilakukan dengan mengindahkan etika Islam. Selain menetapkan etika, Islam juga mendorong umat manusia untuk mengembangkan bisnis. Bisnis Islami juga dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang / jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperoleh dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.

Etika Bisnis Islam menurut Mustaq Ahmad adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau ahklak yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia dalam perdagangan yang meliputi baik perdagangan barang maupun jasa yang mengacu pada Al Quran dan Hadits.4

Menurut Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islam adalah norma – norma etika yang berbasiskan Al Quran dan Hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis.5 Etika Bisnis Islam yang telah disajikan

dalam perspektif Al Quran dan Hadits, yang bertumpu pada 6 prinsip, yaitu kebenaran, kepercayaan, ketulusan, persaudaraan, pengetahuan, dan keadilan.

Etika Bisnis Islam memposisikan bisnis sebagai usaha manusia untuk mencari ridha Allah SWT. oleh karenanya, bisnis tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata – mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial di hadapan masyarakat, Negara, dan Allah SWT. Oleh karena itu, pada prinsipnya pengetahuan akan etika bisnis dalam pandangan Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap pebisnis atau pedagang terutama pebisnis atau pedagang muslim dalam

(11)

menghadapi persaingan usaha yang sekarang telah memasuki era globalisasi untuk menghindari diri dari berbagai macam tindakan yang dilarang oleh Allah SWT.

4. Fungsi Etika Bisnis Islam

Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis Islami, yaitu antara lain :

a. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.

b. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis Islami.

c. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan memberikan satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh dari nilai – nilai etika.

5. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis Islami

Prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya). Dalam pelaksanaan etika bisnis ada beberapa prinsip yang harus dianut oleh pelaku etika bisnis. Maka prinsip – prinsip dapat dirinci dengan kategori yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Prinsip Unity (Tauhid)

Dengan prinsip ini, maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas bisnisnya tidak akan melakukan tiga hal6 yaitu pertama,

menghindari adanya diskriminasi terhadap pekerja, pemasok, pembeli atau siapapun atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin, atau agama. Kedua, menghindari terjadinya praktek – praktek kotor bisnis. Ketiga, menghindari praktek menimbun.

b. Prinsip Keseimbangan (Keadilan / Equilibrium)

Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Perilaku keseimbangan dan keadilan dalam bisnis secara tegas

(12)

dijelaskan dalam konteks perbendaharaan bisnis agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula.

c. Prinsip Kehendak Bebas (Ikhtiar / Free will)

Pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di pasar. Namun, dalam Islam tentunya kehendak bebas dan berlaku bebas dalam menjalankan roda bisnis harus benar – benar dilandaskan pada aturan – aturan syariah. Tidak diperkenankan melakukan persaingan dengan cara – cara kotor dan bisa merugikan banyak orang. Dengan adanya larangan bentuk monopoli, kecurangan, dan praktik riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme pasar yang sehat.

d. Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility)

Dalam dunia bisnis pertanggungjawaban juga sangat berlaku. Setelah melaksanakan segala aktivitas bisnis dengan berbagai bentuk kebebasan, bukan berarti semuanya selesai saat tujuan yang dikehendaki tercapai, atau ketika sudah mendapatkan keuntungan. Semua itu perlu adanya pertanggungjawaban atas apa yang telah pebisnis lakukan, baik itu pertanggungjawaban ketika ia bertransaksi, memproduksi barang, melakukan jual beli, melakukan perjanjian, dan lain sebagainya, semuanya harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.7

e. Prinsip Kebajikan (Ihsan)

Dalam sebuah kerajaan bisnis, terdapat sejumlah perbuatan yang dapat mensupport pelaksaan aksioma kebajikan dalam bisnis yaitu : 1) Kemurahan hati

2) Motif Pelayanan

(13)

3) Kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi prioritas.

C. Pasar Tradisional

Dalam pengertian sederhana, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pasar merupakan tempat berkumpul para penjual yang menawarkan barang atau jasa kepada pembeli yang mempunyai keinginan dan kemampuan untuk memiliki barang dan jasa tersebut hingga terjadinya kesepakatan transaksi atau transfer atas kepemilikan barang atau kenikmatan jasa.

Pasar dalam pengertian ekonomi adalah situasi seseorang atau lebih pembeli dan penjual melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah barang dengan kualita yang tertentu menjadi objek transaksi.

Pasar adalah orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya tiga unsur penting yang terdapat dalam pasar, yakni :

a. Orang dengan segala keinginannya. b. Daya beli mereka.

c. Kemauan untuk membelanjakan uangnya.

Sedangkan pasar tradisional adalah tempat pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, BUMN, dan BUMD yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam proses transaksi jual beli secara langsung dalam bentuk eceran dengan proses tawar menawar dan bangunannya biasanya terdiri dari kios – kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka. Sedangkan ciri – ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut :

a. Pasar tradisional dimiliki, dibangun, dana tau dikelola oleh pemerintah daerah.

(14)

d. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal. Barang dagangan yang dijual di pasar tradisional adalah hasil bumi yang dihasilka oleh daerah tersebut.

D. Mekanisme Pasar

Gambaran pasar Islami adalah pasar yang didalamnya terdapat persaingan sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam yang terdiri dari norma yang berlaku untuk muslim dan norma yang berlaku untuk masyarakt umum seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan.

Prinsip dasar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berkaitan dengan mekanisme pasar dalam perdagangan, kedua belah pihak dapat saling menjual dan membeli barang secara ihklas artinya tidak ada campur tangan serta intervensi pihak lain dalam menentukan harga barang.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan daam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.8

Menurut Lincoln dan Guba, bahwa terdapat beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif, sebagaimana dikutib oleh Lexy J. Moelong, yaitu:

1. Latar Ilmiah, menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteknya.

2. Manusia sebagai alat (instrumen) yakni penelitian sendiri dengan bantuan orang lain.

3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif 4. Analisis data secara induktif

5. Penelirtian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari kata

(16)

6. Penelitian bersifat diskriptif

7. Lebih mementingkan proses daripada hasil.9

B. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengna pendekatan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka memerlukan kehadiran langsung peneliti dilokasi penelitian sebagai proses pencarian data yang seutuhnya dan sesuai dengan kondisi objek peneliti.

C. Lokasi Peneliti

Pasar Bandar berada di Jalan KH Wachid Hasyim, Bandar Lor, Kota Kediri. Lokasi ini berada di ujung barat jembatan lama Kota Kediri. Di sekitar Pasar Bandar ada beberapa tempat penting, antara lain Polwil Kediri, di utaranya terdapat Taman Sekartaji yang biasanya digunakan anak – anak muda Kediri. Hal tersebut memudahkan kita untuk menemukan lokasi Pasar Bandar. Dan juga Pasar Bandar bisa ditemukan menggunakan navigasi atau petunjuk jalan GPS.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan Asal dari manakah Data diperoleh Sumber data. Sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 10

Sumber data terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara yang biasa dilakukan oleh peneliti.11

Sumber data primer berupa kata-kata dan tindakan terkait dengan fokus penelitian yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses manajemen usaha yang dilakukan yaitu pemilik usaha beserta karyawannya.

9 Ibid., 4.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 114.

(17)

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data ini pada umumnya berupa bukti-bukti, catatan atau laporan yang terkait dengan penelitian yang peroleh dari buku-buku dan referensi lain.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang diperlukan secara sistematis dengan prosedur berstandar. Yang mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti dan mengetahui haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat. Agar dalam penelitian ini dapat diperoleh data yang relevan di lapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab permasalahan yang diteliti, maka peneliti dalam menggunakan data menggunakan:

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi dalam konteks ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan melaksanakan komunikasi langsung ( tanya jawab secara lisan) dengan responden penelitian baik secara semu wicara atau menggunakan teknologi komunikasi (jarak jauh). Wawancara dilakukan dengan pembeli dan penjual di Pasar Bandar Kota Kediri.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan, perhatian dan pengawasan. Metode pengumpulan data atau menjaring data dengan melaksanakan pengamatan terhadap subjek dan objek penelitian secara seksama (cermat dan teliti dan sistematis).

(18)

Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh data yang lengkap. Data yang didapat berupa foto, arsip dan lain sebagainya.12

F. Analisa data

Data yang diperoleh akan dianalisis terus-menerus sejak awal penelitian sampai akhir dari penelitian ini. Jadi, data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi ini. dipelajari dan dianalisa sampai akhir penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan membuat gambaran sistematis dan actual. Analisis dilakukan dengan tiga cara:

a. Reduksi data atau penyederhanaan

Reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan dan reduksi data dapat dilakukan dengan membuat ringkasan.

Dengan adanya reduksi ini data yang diperoleh di lapangan dapat dipetakan peneliti sesuai kondisi yang ada dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

b. Paparan dan sajian data

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam bentuk sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif, serta dapat dipahami maknanya. hal ini akan membantu peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data hasil penelitian.

Selain itu, proses penyajian data secara sistematis dan selektif ini diharapkan memberikan kontribusi kepada peneliti. Di sini peneliti juga

(19)

mengelompokkan data yang diperoleh dari lapangan agar dapat dipilah sesuai kebutuhan penelitian.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data secara terus-menerus baik saat pengumpulan data atau setelah pengumpulan data. Pada awalnya kesimpulan bisa dibuat terbuka kemudian menjadi lebih rinci dan meruncing pada pokok permasalahan.

Kesimpulan akhir dirumuskan setelah pengumpulan data di mana semua itu tergantung pada kesimpulan-kesimpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan data dan metode pencarian pulang yang dilakukan.13

G. Pengecekan keabsahan data

Keabsahan data Dalam penelitian ini ditemukan dengan menggunakan data kepercayaan. Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang hasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian untuk menetapkan kredibilitas data tersebut digunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut:

1) Triangulasi

Triangulasi yaitu data yang diperoleh karena dibandingkan diuji dan diseleksi keabsahannya. Pertama menggunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan perolehan data pada teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama. Kedua menggunakan triangulasi metode, yaitu menggunakan pilihan data dari teknik data yang sama dengan sumber yang berbeda.

2) Ketekunan pengamatan

(20)

Peneliti berupaya melibatkan sebagian informasi atau responden untuk mengkonfirmasikan data serta interprestasi yang diperoleh, dikomunikasikan dan didiskusikan kembali kepada sumber yang telah menjadi informasi guna memperoleh pengabsahan, ketepatan, dan ke objektivitas data tersebut. 3) Perpanjangan keikut sertaan

Perpanjangan keikutsertaan maksudnya data yang berhasil dikumpulkan peneliti dan didiskusikan dengan pihak pihak yang berkompeten dalam rangka pemeliharaan kredibilitas data.

H. Tahap-tahap penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan-tahapan dengan mengacu pada pendapat lexy J moleong yaitu:

1) Tahap pralapangan

Menemukan fokus penelitian, menentukan lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, menyiapkan perlengkapan penelitian.

2) Tahap kegiatan lapangan

Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta mengumpulkan data terkait dengan fokus penelitian menganalisa data yang terkumpul.

3) Tahap analisa data

(21)

dilanjutkan berupa Mencari makna. Analisis dalam mengumpulkan data ini meliputi:

a. Membuat ringkasan dan mengedit hasil dari wawancara

b. Mengembangkan pertanyaan dan analisis lama wwawancara

c. Mempertegas fokus penelitian.14

Referensi

Dokumen terkait

Pertambahan bobot tertinggi terjadi pada ikan kerapu hibrid yang diberi perlakuan pakan dengan bakteri probiotik (237±0,04%) diikuti pakan dengan enzim

Namun saat ini ditemukan bahwa kondisi lingkungan termal (suhu udara) pada pasar Wolowona sendiri kurang begitu nyaman bagi pengguna pasar seperti para pengunjung, pedagang dan

manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Misalnya dapat diambil ontoh yaitu keinginan seseorang untuk mengabdi kepada )uhan =ang Maha >sa. Moti0asi

Dengan demikian, pendapat penulis terhadap pembuktian Hukum Acara Pidana Islam dalam putusan Nomor 354/Pid.sus/2014/Pn.Lht tidak sesuai dengan syarat pembuktian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Proses yang akan diamati adalah

Untuk bisa login, petugas kantor pos yang akan mengirimkan paket harus menginputkan username dan password pada halaman awal dari WAP, setelah itu dengan

o Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok saling berpasangan dengan kelompok lain, untuk melakukan latihan koordinasi teknik teknik dasar passing

Kelas menengah Muslim Indonesia saat sekarang tumbuh sebagai kelas yang ingin memperlihatkan identitas Islamnya, saat yang sama tetap diakui sebagai bagian dari