• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra Klasik (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra Klasik (1)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi

Materi Pertemuan 1

“ Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik “

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dari Dosen Pengampu Ibu Dr. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag

Disusun oleh :

Alvy Saidi ( 13423004)

Prodi Ekonomi Islam Kelas C

Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia

(2)

Kata Pengantar

Alhamdulillah…! Kehadirat Allah SWT, karena atas segala Rahmat dan Khendak yang telah Ia berikan, akhirnya saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah dan presentasi mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dengan judul “ Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik ” dengan sebaik-baiknya. Dalam makalah ini disebutkan tentang beberapa hal mengenai sejarah, pemikiran dan konsep ekonomi pada masa Pra-Klasik, yaitu masa dimana awal mula pekembangan pemikiran ekonomi sebelum era klasik. Dari pembahasan ini saya berharap dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembaca, tentang sejarah awal mengenai pemikiran ekonomi. Namun sebelumnya dalam penyusunan makalah ini, saya selaku penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih, kepada :

1. Ibu Dr. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag selaku Dosen Pengampu dari mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Fakultas Ilmu Agama Islam kelas c semester genap tahun ajaran 2015, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

2. Para ahli ekonomi yang telah menciptakan karya bukunya, yaitu Deliarnov dan Sumitro Djojohadikusumo

3. Kolega-kolega tim kelompok I penyusun makalah “ Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik “ FIAI UII Yogyakarta

4. Kawan-kawan Kos Suanggi, ds. Nglanjaran yang bersedia membantu jalannya makalah “ Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik “

Demikian apa yang dapat saya sampaikan dengan bangga, kiranya masukan berupa saran dan kritik sangat kami membutuhkan, apabila terdapat kesalahan atau hal yang kurang sempurna dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian yang dirahmati Allah SWT. Amin…! Jazakumullah khairan katsiran

Yogyakarta, 24 Maret 2015

Alvy Saidi

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... 2

Daftar Isi ... 3

Bab 1 : Pendahuluan ... 4

A. Latar Belakang Masalah ... 4

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan ... 5

Bab 2 : Pembahasan ... 6 - 26 Bab 3 : Penutup ...27-28 Daftar Pustaka ... 29

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi adalah suatu hal yang kaitannya dalam kehidupan sehari-hari sangat erat, bahkan karena hal itu pula ekonomi dapat dikatakan tidak akan pernah lepas dari sisi kehidupan. Jika diibaratkat keduanya adalah sepasang mata uang yang saling tak terpisahkan, terlebih untuk kehidupan pada masa kini, dipastikan dimana ada kehidupan disitu ada kegiatan ekonomi.

Ekonomi adalah kegiatan yang diawali dari sebuah pemikiran tentang bagaimana mencukupi kebutuhan atau keinginan manusia yang tidak terbatas, dengan melakukan berbagai cara dan upaya agar hal tersebut dapat terpenuhi. Pemikiran ini dimulai sejak beberapa abad yang lalu dimana manusia mulai mencetuskan ide atau pemikirannya dengan lebih obyektif, efektif dan inovasi untuk mencapai sebuah tujuan untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Sejarah ini menjadi cikal bakal lahirnya pemikiran ekonomi pada masa setelahnya dan hingga kini, maka keberadaannya tidak akan pernah lepas dari pemikiran ekonomi yang ada pada saat ini dan masa yang akan datang.

Pra-Klasik, adalah masa dimana awal mula pemikiran ekonomi muncul, meskipun masih sederhana namun keberadaannya sebagai sejarah telah menjadi pedoman, pembelajaran ataupun inspirasi pemikiran ekonomi pada saat ini.

Namun apa saja yang ada dibalik pemikiran ekonomi pada masa pra-klasik ini ? Siapa saja orang atau tokoh yang ada pada masa tersebut ? dan sebenarnya apa pemikiran yang terdapat didalamnya? Dalam pembahasan makalah ini akan dijelaskan mengenai pertanyaan diatas dan beberapa hal lain yang masih berkaitan dengan sejarah pemikiran ekonomi pada masa pra-klasik.

(5)

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah disinggung di atas sebagai dasar pembelajaran, maka akan diuraikan beberapa hal yang diharapkan nantinya memberi penjelasan mengenai sejarah pemikiran ekonomi pra-klasik, diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan Sejarah Pemikiran Ekonomi pra-Klasik ? 2. Bagaimana konsep teori Ekonomi dimasa Pra-Klasik?

3. Siapa saja tokoh yang punya peranan penting pemikiran pada fase Pra-Klasik ?

C. Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas yang bersumber dari latar belakang masalah yang telah disebutkan, saya berharap dari pembahasan ini kita dapat mengetahui :

1. Sejarah Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik

2. Konseptual Pemikiran Ekonomi pada masa Pra-Klasik

3. Yang berperan penting keberlangsungan era Ekonomi Pra-Klasik

(6)

PEMBAHASAN

A. Pemikiran dan Ruang Lingkup Ekonomi Pra-Klasik

Pemikiran Ekonomi Pra-Klasik adalah sesuatu yang menunjukkan suatu masa yang sudah lama terlalui, ini karena memang masanya yang dapat diketahui yaitu beberapa abad yang lalu. Durasi waktu ini sudah sangat lama bila diruntutkan dari waktu saat ini. Pada masa Pra-Klasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi beberapa masa, yaitu masa Yunani Kuno atau Greece Classic, pemikiran-pemikiran ekonomi masa Skolastik, masa Merkantilisme dan masa Fisiokrasi.

Dengan mempelajari sejarah pemikiran ekonomi dan sistem yang ada di dalamnya, akan diketahui teori-teori yang digunakan dalam menghadapi masalah ekonomi tertentu dan mengetahui substansial dari tiap pendekatan yang digunakan. Semuanya diperlukan dan digunakan sebagai dasar mengambil keputusan dalam menghadapi masalah ekonomi yang sangat menentukan keberlangsungan kematangan dalam memahami Ekonomi Klasikal.

B. Pemikiran Ekonomi Masa Yunani Kuno ( Greece Classic )

Sebenarnya persoalan ekonomi, sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Namun bukti-bukti yang secara nyata hanya bisa ditelusuri sampai pada masa Yunani Kuno. Pada zaman ini terdapat beberapa tokoh yang ikut berperan dalam pemikiran ekonomi seperti Plato, Aristoteles dan juga Xenophon. Pada masa ini, konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ini ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran Filosofis, agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Contoh ajarannya mengingatkan bahwa cinta uang adalah akar dari segala permasalahan.

Pada zaman Yunani Kuno pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat oral, dan sering dikaitkan dengan rasa keadilan serta kelayakan yang perlu diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.

B.1. Plato ( 427 – 347 SM )

Sejak zaman Yunani Kuno, pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Itu sudah terbentuk. Bukti tentang keberadaan itu dapat

(7)

dilihat dari buku Res Publica yang ditulis oleh Plato sekitar 400 SM. Karena Plat yang melahirkan pemikiran awal tentang perekonomian, maka pemikirannya banyak dirujuk oleh pemikir sesudahnya. Namun pembahasannya tidak hanya ditujukan khusus untuk memecahkan permasalahan ekonomi, tetapi juga berisi pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat yag sempurna, atau sebuah utopia. Utopia adalah sistem sosial-politik yang sempurnadan hanya ada di khayalan serta sulit atau imposible diwujudkan dalam kenyataan.

Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah Negara ideal kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang secara alamiah dalam masyarakat. Karena manusia diciptakan berbeda, mereka juga memiliki sifat dan kecenderungan yang berbeda dan akhirnya jenis pekerjaan yang diminati juga berbeda. Oelh karena itu, Plato membedakan tiga jenis pekerjaan yang dilakukan manusia, yaitu :

- Pekerjaan sebagai pengatur - Pekerjaan sebagai tentara - Pekerjaan sebagai pekerja

Menurut Plato, lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok pengatur dan tentara, mereka berkerja bukan untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi hanya mengabdi dan memikirkan pekerjaan mereka.

Dengan pembagian kerja dan pembatasan tersebut maka hawa nafsu manusia untuk memperoleh harta dan barang yang sebesar-besarnya dapat dikendalikan, sehingga diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.

Hal yang dikemukan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk dirinya sendiri karena memang tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Prisip spesialis ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Adam Smith ratusan tahun kemudian.

(8)

terhadap tanah, lalu adanya tawanan perang melahirkan golongan budak ( kaum proletar ) sebagai pekerja kasar. Dari hal ini para pembuat undang-undang, para politisi, kaum filosof-cendekiawan berusaha menyusun kaidah-kaidah yang mengatur hubungan ekonomi. Salah satunya Plato, tokoh yang hidup di zaman keemasan kebudayaan Athena, dimana pada zaman ini mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat yang memandang rendah para pekerja kasar dan orang yang mengejar kekayaan. Namun Plato justru berfikir sebaliknya, ia sangat menghargai para prajurit, negarawan dan orang yang bekerja di sektor pertanian.

Gagasan Plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya mengenai keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurutnya dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Plato dapat dikatakan sebagai orang yang sangat mengecam kekayaan dan kemewahan, ia berpendapat bahwa naluri manusia untuk memperoleh barang-barang dan jasa yang sangat besar namun melebihi kebutuhan wajarnya adalah tantangan utama menuju suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata, sehingga keinginan berlebih diatas wajar tersebut perlu diintervensi.

Agar tiap orang bisa hidup sejahtera secara merata, maka manusia perlu dan berkewajiban mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran. Bila nafsu keserakahan ini tidak bisa dikendalikan akan menyebabkan sebagian orang akan hidup berkemewahan namun sebagian orang yang lain akan hidup dalam kesengsaraan dan kehinaan. Ternyata gagasannya tersebut hampir sama dengan gagasan yang dibuat oleh tokoh ekonom Adam Smith. Bedanya division of labor atau pembagian kerja oleh Adam Smith dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi, sedangkan oleh Plato dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan.

Teori Plato tentang fungsi uang yang dijelaskan dalam bukunya Politika, menyatakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar, alat pengukur nilai dan alat penimbun kekayaan. Namun Plato menganggap bahwa uang tidak dapat dan tidak layak dikembangkan ( melalui bunga ).

B.2. Aristoteles ( 384 – 322 SM )

Aristoteles merupakan salah satu dari murid Plato, namun pemikirannya lebih pintar dari pada gurunya. Menurutnya ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri yang

(9)

pembahasannya harus dipisahkan dengan bidang lain. Ia juga orang yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai ( value ) dan harga ( price ) yang hingga abad ke- 19 masih dipelajari dalam teori ekonomi. Kontribusnya yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang ( exchange of commodities ) dan kegunaan. Menurut pandangannya kebutuhan manusia tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya relatif tanpa batas. Pertukaran barang dalam bentuk barter bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alami, sebab tidak ada laba ekonomi yang diperoleh dari pertukaran barang dengan barang tersebut. Aristoteles menganggap wajar hal ini.

Aristoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua cabang, yaitu kegunaan ( use ) dan keuntungan ( gain ). Lebih spesifik ia membedakan oeconomic dan chrematistik. Oeconomic atau ilmu ekonomi didefinisikan sebagai “ the art of house-hold management, the administrations of one’s patrimony, the careful hasbanding of resources “ ( seni manajemen rumah tangga, administrasi dari warisan seseorang, husbanding hati-hati sumber daya ). Sedangkan chrematistik mengimplikasikan penggunaan sumber daya alam atau keterampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat acquisitive atau tamak, dalam chrematistic, berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah atau use, melainkan laba atau gain.

Dalam mengelola rumah tangga dan negara, dibutuhkan kegiatan produksi dan tukar menukar, sehingga ia tidak membenarkan kegiatan perdagangan untuk mengejar keuntungan, yang akhirnya justru tidak relevan untuk masa sesudahnya karena ia tidak melihat dampak produktif dari perdagangan. Dengan latar belakang ini, Aristoteles pada dasarnya menolak pinjam meminjam uang dengan bunga, uang memang bermanfaat sebagai alat tukar-menukar namun jika digunakan untuk mengejar keuntungan saja, uang dapat menimbulkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin, korupsi dan pemborosan. Akan tetapi dalam hal hak milik bersama ia tidak sependapat dengan Plato, karena menurutnya hak milik bersama tidak praktis dan bertentangan dengan harkat manusia, ini karena tanpa hak milik, orang tidak merasa puas karena harga dirinya hilang serta tidak dapat suatu perbuatan yang baik.

B.3. Xenophon ( 440 – 355 SM )

(10)

Yunani yaitu Oikos dan Nomos yang berarti pengaturan dan pengelolaan rumah tangga. Seperti halnya Plato dan Aristoteles, ia memandang bahwa pertanian sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, lalu ia menganjurkan pelayaran dan perniagaan dikembangkan negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.

Karya utamanya adalah “ On The Means of Improving The Revenue of The State of Athens “. Dalam buku tersebut Xenophon menguraikan bahwa negara Athena yang mempunyai beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara, hal ini karena Athena sangat potensial untuk menarik para pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Caranya, pengunjung harus dilayani dengan baik, mereka datang ke Athena dengan membayar pajak sehingga membawa kemakmuran bagi masyarakat Athena, semakin baik pelayanan makin banyak pengunjung dan menambah pendapatan. Hal ini mendukung kekayaan yang melimpah dan kemenangan atas koloni sangat membantu transisi yang cepat.

Romawi memiliki salah satu sistem mata uang yang paling maju di dunia saat itu. Koin-koin dari kuningan, perunggu, tembaga, perak dan emas, yang dicetak dan diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan ketat untuk bobot, ukuran dan komposisi logamnya. Koin-koin ini sangat popular di dunia saat itu, ini karena koinnya sangat indah, penuh detail dan memiliki nilai seni yang cukup tinggi.

Jatuhnya romawi diiringi dengan kehancuran ekonomi, meningkatkan inflasi dan keadaan yang tidak terkendali. Banyak pendapat tentang runtuhnya kekaisaran Romawi, pendapat-pendapat tersebut ialah tanah yang tidak subur lagi, penurunan populasi di Italia, meluasnya perbudakan serta faktor politik. Keruntuhan Romawi yang disebabkan perselisihan yaitu karena gangguan kaum Barbar. Hukum dan UU tidak ada pengaruhnya bagi keendudukan kaum Barbar yang terletak diluar Roma.

Stoicsm yaitu keturunan cynicsm, ajarannya hanya satu yaitu kebaikan yang menjamin kebahagiaan. Gravitas adalah karakteristik yang dimiliki stoics, salah satu konsepnya ialah tentang hukum alam yang digunakan sebagai ujian. Hukum Romawi sangat unggul saat ini dan sumber penting dalam memberikan inspirasi pada pembuat UU hukum perdata di beberapa negara Eropa dan Amerika Latin. Dibandingkan hukum lain, hukum Romawi lebih bersifat absolut dalam perlindungan terhadap kepemilikan dan hak pemiliknya.

(11)
(12)

Ciri utama pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika dan besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja yang lebih dominan dibanding ekonomi pada zaman pertengahan yang didukung pula dengan kontribusi khusus dari para penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi lemah. Pada saat itu pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan nama

" The Scholastics ", sehingga periode ini disebut dengan masa skolastik. Para filosof aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya dimana mereka berupaya memberikan pembenaran apa yang telah diterima dari gereja secara rasional.

Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi sub-ordinat dari pengorbanan, serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat dengan aturan-aturan moralitas. Orang pada zaman tersebut menganggap kekayaan materi sangat perlu sebab tanpa materi tidak bisa menghidupi diri sendiri apalagi menolong orang lain. Akan tetapi bagaimanapun juga motif ekonomi sangat dikecam, ini digambarkan dengan kalimat “ The merchant can scarcely or never be pleased to God ” ( Pedagang itu hampir atau tidak pernah dapat senang kepada Tuhan ) . Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lain Peter Abaelardus, St. Albertus Magnus, St. Thomas Aquinas, William Ockham, dan Nicolas Cusasus.

Diantara filosof pada masa skolastik yang paling terkenal adalah Augustinus ( 354 – 430 SM ). Menurutnya dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan, yang kebenaran mutlak ada pada ajaran agama, dan aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada menjadi ada

( creatio ex nihilo ). Kehidupan yang terbaik adalah bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan. Namun menghadapi abad ke-12, bangsa Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus (1079 – 1142 ) yang menginginkan kebebasan berpikir dengan membalikan sebuah pernyataan yang dilontarkan Augustinus dengan pernyataan anselmuscredo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi

intelligo ut credom ( saya paham supaya saya percaya ). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi tentang arti iman.

Puncak kejayaan skolastik dicapai pada pemikiran Albertus Magnus ( 1206 – 1280 ) dan Thomas Aquinas ( 1225 – 1274 ). Tokoh A. Magnus adalah seorang filusuf religius dari Jerman, satu pandangannya yang sangat baik adalah pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. Patokannya adalah harga yang adil dan pantas, yaitu dalam

(13)

aktivitas tukar-menukar barang harus menggunakan unsur etis. Seseorang yang menetapkan harga melebihi biaya dan pengorbanan lain untuk menciptakan barang, berarti ia telah melanggar etika dan tidak pantas dihormati.

Tokoh kedua yang sangat dikenal adalah Thomas Aquinas. Ia mendapat gelar

" The Angelic Doctor " karena banyak pikirannya yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya pengetahuan berbeda dengan kepercayaan, pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Semua dalil-dalil akal atau filsafat harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dalil agama dan mengabdi kepada Tuhan.

Dalam bukunya yang sangat terkenal “ Summa Theologica “, Aquinas menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini sama dengan menjual sesuatu yang tidak ada. Dengan pola pikir seperti inilah ekonomi etis berkembang karena pemikiran ekonomi mereka erat dengan ajaran agama. Pemikiran Thomas Aquinas menjadi semakin berkembang hingga pada abad ke-13 menjadi zaman kejayaan Skolastik. Hal ini dikarenakan adanya tiga faktor penentu yang muncul pada akhir abad ke-12, salah satu faktor penting tersebut adalah ditemukannya karya-karya filsafat Yunani. Faktor-faktor tersebut membuat pemikiran ekonomi berkembang pesat, sehingga teori dari St. Albertus Magnus dan St. Thomas Aquinas kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh lain seperti Scotus dan Ockham.

D. Pemikiran Masa Merkantilisme

Perkembangan pemikiran ekonomi sebelum abad ke-17 kegiatan ekonomi pada umumnya masih bersifat kecil-kecil yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri ( subsisten ). Tetapi pada abad ke-17 ini kegiatan ekonomi mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam organisasi kegiatan ekonomi masyarakat.

Istilah Merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan dengan negara lain. Paham merkantilisme banyak dianut di negara-negara Eropa pada abad ke-16, negara diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda.

(14)

Tiga pokok pemikiran aliran Merkantilisme adalah tentang Neraca Perdagangan dan Merkantilisme Arus Logam Mulia, Proteksi dan Teori Kuantitas Uang. Ketiga pokok pemikiran ini terpusat pada satu doktrin Merkantilisme, yaitu neraca perdagangan yang menguntungkan. Ada 3 tokoh utama dalam aliran Merkantilisme, yaitu :

D.1. Jean Bodin, Réponse aux Paradoxes de M. de Malestrout ( 1530 – 1596 )

Jean Bodin merupakan seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga yang terdapat dalam bukunya “ Reponsé aux Paradoxes de Malestroit” pada tahun ( 1568 M ). Menurut Jean Bodin tambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang, alasan secara rincinya adalah :

- Bertambahnya logam mulia, yaitu emas dan perak

- Praktek monopoli yang dilakukan oleh dunia swasta maupun peran negara

- Jumlah barang dalam negeri menjadi langka karena sebagian hasil produksi di ekspor - Pola hidup yang amat mewah di kalangan raja dan bangsawan sekitarnya

- Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya dikurangi atau dipermainkan

Di sini telah dikemukakan sendi pokok dalam teori kuantitas tentang uang. Bertambahnya uang (logam) bersangkut-paut dengan perdagangan luar negeri yang meluas. Di zaman itu sedang dikembangkan perdagangan dengan negara-negara di Amerika Serikat, dimana ditemukan sumber-sumber logam mulia (emas dan perak) seperti di Meksiko dan beberapa negara lain di benua tersebut.

Melalui berbagai jalur perdagangan luar negeri banyak logam mulai masuk ke Eropa yang kelak ditempa menjadi uang logam. Perkembangan itu langsung mempengaruhi harga barang. Perhatikan, bahwa oleh Jean Bodin sudah disinyalir pula praktek-praktek monopoli sebagai salah satu penyebab yang penting yang meningkatkan harga. Selain itu ditunjukan dan dikecam olehnya pola hidup mewah yang berlebihan yang dipamerkan kalangan raja dan bangsawan. Pengeluaran-pengeluarannya yang amat mencolok mengandung dampak inflator dengan mengorbankan kepentingan golongan masyarakat lainnya.

Jean Bodin menekankan, jika andaikata jumlah cadangan berupa persediaan emas itu disimpan dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati (quidadoés) maka inflasi harga akan terkendalikan. Mengenai pengeluaran karat logam mulia dalam isi mata

(15)

uang, hal itu merupakan depresiasi uang. Masalah depresiasi pada nilai uang tentu tidak asing bagi kita di zaman kontemporer, dimana depresiasi uang secara langsung dan tidak langsung bisa menjadi sebab kenaikan harga.

Teori Bodin tentang uang dinilai sangat maju dan kira-kira 3,5 abad kemudian Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas uang.

D.2. Thomas Mun ( 1571 – 1641 ); Jean Baptist Colbert (1619-1683)

Serangkaian ulasan dan pemikiran dari zaman Merkantilisme lebih mengutamakan masalah-masalah kebijaksanaan ekonomi ketimbang usaha sistematis untuk menyusun suatu karangkan analisis. Lagi pula gagasan-gagasan itu dibeberkan secara terpencar-pencar di antara kalangan-kalangan yang berbagai ragam pula.

Titik temu diantara sejumlah pemikiran golongan Merkantilisme teletak pada sifat dan maksudnya untuk menyajikan penjelasan dan pertanggungjawaban ataupun pembelaan mengenai kebijaksanaan pemerintahan maupun mengenai sikap kelakuan kaum saudagar dalam kegiatan usahanya.

Diantara banyak pengarang dan pemikir ekonomi zaman Merkantilisme kini hanya disebut dua tokoh diatas, yaitu Thomas Mun dari Inggris dan Colbert dari Perancis. Keduanya dan masing-masing mempunyai pengaruh besar di kalangan luas di Inggris dan Eropa continental abad XVII. Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris dan menjadi sebagai anggota dewan pimpinan dari East India Company, perusahaan dagang Inggris yang diberikan monopoli dalam lalu lintas niaga antara Inggris dan India (beserta beberapa Negara lain di Asia). Dia banyak menulis tentang perdagangan luar negeri, dan buku yang ditulisnya sempat menjadi karya yang terkenal, buku berjudul “ England’s Treasure by Foreign Trade “ ( Harta Inggris oleh Perdagangan Luar Negeri ), adalah salah satu sumbangan besar terhadap teori perdagangan luar negeri. Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang mengalirnya emas keluar negeri.

(16)

umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.

Jean Baptist Colbert adalah pejabat Negara yang memegang peranan kunci sebagai Menteri Utama di bidang ekonomi dan keuangan di bawah Raja Louis XIV.

Inti pokok pandangan Merkantilisme ialah bahwa kemajuan dan kemakmuran Negara kebangsaan (nation state) bersangkut-paut dengan adanya surplus ekspor barang diatas impor dalam perdagangan luar negeri. Surplus yang dimaksud itu bisa menambah cadangan logam mulia berupa emas dan perak. Sedangkan cadangan demikian dianggap sebagai unsur pokok bagi kekuatan Negara, kemajuan bangsa, dan kemakmuran masyarakat. Itulah yang merupakan pandangan khas kaum saudagar yang meluas dan sangat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah di negara-negara utama di Eropa Barat zaman itu.

Pada pihak pemerintah, para pejabat berusaha untuk menegakkan ketataprajaan negaranya dan kekuatan militernya untuk meluaskan pengaruhnya sampai ke kawasan benua-benua lain dengan penjajahan berdasarkan kekerasan bersenjata. Penjajahan dalam tahap awal ditujukan pada sasaran untuk menguasai segenap jalur perdagangan luar negeri dari wilayah jajahannya; baru ditahap kemudian pada penguasaan dan penggalian sumber kekayaan alamnya. Dalam pola kebijaksanaan yang dianut oleh pendukung merkantilisme, kemajuan harus dicapai dan dibina dengan jalan memperoleh surplus sebesar mungkin dari penerimaan ekspor barang yang melebihi pengeluaran untuk impor barang. Hal tersebut memerlukan dukungan kuat terhadap ekspor dengan pemberian monopoli, proteksi, dan subsidi. Di pihak lain, diadakan pembatasan dan dimana perlu larangan terhadap impor, terkecuali bahan mentah untuk diolah sebagai barang ekspor atau barang-barang untuk re-ekspor.

Dalam pandanga Merkantilisme juga telah diungkapkan tentang arti dan relevansi uang dalam peredaran. Uang utama dianggap identik dengan uang logam, yang berisikan bahan logam mulia (emas dan perak). Sehubungan dengan itu dalam pemikiran para merkantilis juga terdapat identifikasi penyatuan antara uang dan modal. Persediaan dan akumulasi logam mulia mencerminkan kekuatan berupa uang dan modal. Uang logam dimaksud, dalam cadangan persediaanya dan akumulasinya harus diperoleh dari surplus dalam perdagangan luar negeri.

Mengenai peranan bunga, dalam pandangan Merkantilis bunga harus dipertahankan pada tingkat yang rendah. Sebab tingkat bunga rendah membantu usaha untuk meningkatkan perdagangan sehingga dengan demikian, rendahnya tingkat bunga dapat mendukung akumulasi kekayaan berupa uang dan modal (penguasaan atas uang logam). Di zaman

(17)

merkantilsme diantara sejumlah pemikir juga sudah disadari, bilamana surplus dalam perdagangan luar negeri terus menerus bertambah secara kumulatif dan bahan logam mulia serta uang logam masuk dalam jumlah yang semakin banyak, maka prose situ bisa menambah jumlah uang yang beredar dan cenderung untuk meningkatkan harga barang. Pada giliranya inflasi harga di pasaran domestic tidak dapat di hindarkan sebagai akibat pemasukan logam mulia. Satu sama lain hal itu akan menghalangi ekspor dan di pihak lain merangsang impor. Dalam hal demikian¸ setelah beberapa waktu berlalu, akan terlaksana koreksi seperlunya terhadap surplus atau deficit dalam perdagangan antar bangsa dalam keseluruhanya.

Namun, sementara itu di bidang domestic langkah-langkah tindakan yang diambil dalam kerangka kebijaksanaan merkantilisme biasanya mengutamakan kepentingan kaum elit dengan mengorbankan kepentingan golongan produsen, khususnya di bidang pertanian dan golongan konsumen dalam khalayak ramai.

Dalam perkembangan sejarah selanjutnya di abad XVIII pandangan dan praktek kebijaksanaan merkantilisme mengalami tantangan yang semakin keras dari kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi sebagai reaksi terhadap ketimpangan dan keganjilan yang semakin dirasakan dalam kehidupan masyarakat.

Kalau kita sekarang dengan sekilas “melompati” perkembangan sejarah ekonomi dan melihat haluan pandangan merkantilisme dalam kaitanya dan relevansinya di zaman kontemporer dalam perkembangan di bagian kedua abad XX ini, maka dapat disajikan catatan.

D.3. Sir William Petty ( 1623 – 1687 )

Sir William Petty merupakan seorang pengajar di Oxford University yang banyak menulis tentang ekonomi politik. Ia juga dikenal sebagai inonator, ahli bahasa, dokter, ahli musik, pelaut dan wakil direktur di suatu akademi. Dalam bukunya “ Political Aritmetic ”

(18)

Menurut Petty ada dua faktor yang menciptakan kekayaan yakni lahan dan tenaga kerja. Semboyan “ Labour is the father and active principle of wealth, as lands are the mother ” ( Buruh adalah ayah dan sebagai prinsip aktif kekayaan dan tanah adalah ibu ). Baginya bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut tetap bekerja. Selain itu dalam hal uang, menurutnya “ Money is the Fat of the Body-Politick, where of too much doth as often hinder its Agility, as too little makes it sick ! “. Yaitu uang diperlukan dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemhudaratan. Harga untuk uang adalah bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar, maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu tidak heran apabila Freidrich Engels memberinya gelar “ The Founder of Modern Political Economy ”.

D.4. Sir Dudley North ( 1641 – 1691 )

Sir Dudley North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.

Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk simbol kekayaan negara. Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk negara lain. Lalu menurutnya bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan memperkaya negara.

D.5 David Hume ( 1711 – 1776 )

Dalam teorinya, David Hume sangat memperhatikan fakor keadilan dan beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap warga negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya. Apabila tidak terjadi keadilan maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan didistribusikan lagi bagi kaum miskin, dengan cara ini maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.

(19)

Teori Hume yang terkenal adalah “ Price Specie-flow Mechanism “. Dalam teorinya ini David Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara.

E1. Fran ois Quesnay ( 1694 – 1774); A.R.J. Turgot ( 1727 – 1781), ҫ Physiokrasi

Para pemikir ekonomi yang termasuk mazhab Physiokrasi sangata berpengaruh dalam abad XVIII, terutama pada pertengahan abad tersebut. Diantara mereka yang paling menonjol ialah dua pakar berbangsa Prancis diatas. Ulasan dalam bagian ini berkisar pada pokok-pokok pemikiran yang dipaparkan Quesnay dan Turgot.

Dengan sengaja kini telah digunakan pengertian kata “ mazhab”. Sebab bebeda dengan gagasan-gagasan para pengarang dari zaman Merkantilisme, pola dan garis pemikiran yang disusun dan diungkapkan oleh golongan Physiokrat sudah berwujud suatu kerangka dasar analisis tertentu mengenai masalah-masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Hakikat analisisnya ialah bahwa kegiatan ekonomi berjalan menurut suatu pola arus lingkaran (circular flow) yang menyangkut peredaran barang dan uang. Untuk pertama kalinya proses produksi, tukar-menukar (pemasaran) dan konsumsi dilihat dalam keterkaitannya satu dengan yang lainnya. Selain itu arus lingkaran yang dimaksud mencakup proses reproduksi secara berulang yang menyangkut matarantai-matarantai produksi, pemasaran, dan konsumsi.

(20)

Fran ois Quesnay dizamanya sudah member isyarat akan bahaya yang tidak dapatҫ diremehkan karena potensi pertanian dirongrong dan kekuatan hidup kaum tani terus di isap. Semuanya itu kelak ternyata memang menjadi salah satu sebab pokok bagi meletusnya Revolusi Prancis menjelang akhir abad XVIII.

Istilah Physiokrasi untuk pertama kalinya di gunakan oleh Quesnay. Pengertian kata tersebut berasal dari bahasa Yunani Kuno dan merupaka penyatuan dari istilah physis

(fisika,ilmu alam) dan cratos (kekuatan, kekuasaan). Pemikiran para Physiokrat mengenai tata susunan masyarakat pada umumnya, tata susunan ekonomi khususnya, berakar pada falsafah dasar dan ahluan pandangan bahwa penataannya diatur (seharusnya) menurut kekuatan-kekuatan hokum alam, yaitu the natural order of things atau the oder of things according to natural law.

Fran ois Quesnay,ҫ Analyse du Tableau Economique (1758), bangsa Prancis sebenarnya seorang dokter kesehatan. Namanya menjadi tenar sebagai seorang ahli bedah, khususnya mengenai ilmu dan teknik pengeluaran darah pasien Quesnay kemudian diangkat sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan (Academie des Sciences), sebuah lembaga ilmiah yang paling berwibawa di Prancis. Sejak awal tahun 1750-an Quesnay semakin mencurahkan perhatiannya dan pemikirannya terhadap masalah-masalah ekonomi, khususnya yang menyangkut pertanian. Ia mengamati kemunduran yang berlangsung dibidang pertanian dan menjadi sangat prihatin atas nasib golongan petani produsen yang kehidupannya begitu tertekan. Jasa sumbangan pikiran Quesnay dalam ilmu ekonomi bekisara pada penyajiannya tentang proses ekonomi masyarakat dalam pola arus lingkaran peredaran (barang dan uang) berdasarkan suatu proses reproduksi secara berulang; dan pada saran pendapatnya tentang sumber dan sifat sesuatu surplus netto dalam produksi masyarakat.

(21)

Gagasan Quesnay dibeberkan dalam bentuk tableu, semacam gambaran bercorak grafika. Lihat gambar di halaman berikut.

PENJELASAN SINGKAT TENTANG TABLEAU ECONOMIQUE

“ Tableau yang bersangkutan didasarkan atas pendapat mazhab Physiokrasi bahwa produk netto atau produk bersih (produk net) bersumber semata-mata pada sektor pertanian. Produk bersih yang dimaksud semuanya diperuntukan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah (land rent). Pada awalnya suatu periode para petani produsen memegang pasok uang sejumlah 2 miliar. Jumlah itu dibayar oleh mereka kepada para pemilik tanah sebagai imbalan jasa (sewa tanah) untuk penggunanaan tanahnya. Selanjutnya para pemilik tanah menggunakan (mengeluarkan) jumlah tersebut untuk pangan (satu miliar kepada petani produsen) dan untuk kebutuhan barang-barang lain (satu miliar kepada para pengrajin/industri kecil).

(22)

bersangkutan, golongan petani produsen telah menerima sejumlah tiga miliar dan dari jumlah tiga miliar ini telah dikeluarkan satu miliar. Dengan demikian pada akhir periode itu para petani produsen memegang sejumlah dua miliar, yaitu sama dengan jumlah yang ada pada mereka pada awalnya. Jumlah dua miliar itu dibayar lagi sebagai sewa tanah kepada para pemilik tanah, dan siklus dalam proses ekonomi mulai lagi secara berulang.”

Gambaran serupa itu dalam hakikatnya tidak berbeda dari sebuah matriks yang meliputi serangkaian tabel. Gambaran yang dimaksud menonjolkan adanya intedependensi (kaitan-kaitanhubungan secara timbal balik) dalam tata susunan ekonomi. Tableau ekonomi itu memperlihatkan cara transaksi jual beli dilakukan berbagai sektor ekonomi dari satu sektor ke sektor yang lain; secara bagaimana pula dilakukan pengeluaran uang yang diterima dari transaksi yang bersangkutan. Terungkapkan suatu lingkaran yang mencakup arus barang kea rah suatu jurusan, sedangkan dari sudut lain mengalir arus uang (daya beli) kea rah jurusan balik. Dalam hubungan ini ditekankan adanya identitas persamaan antara hasil priduksi dan pendapatan.

Tableau ekonomi Quesnay bersifat pemaparan dalam bentuk sederhana tentang proses sirkulasi (lingkaran arus peredaran) dan proses reproduksi secara ulang. Namun upayanya merupakan salah satu langkah awal dalam penerapan metode ilmiah terhadap fenomena permasalahan ekonomi.

Dalam pandangan Quesnay dan para penganut ajaran Physiokrasi, masyarakat dapat dibagi diantara tiga (atau empat) golongan :

1. Kelas produktif yang aktif dan giat dibidang pertanian 2. Kaum tuan tanah yang memiliki atau menguasai tanah

3. Kelas non-produktif ataupun kelas steril yang meliputi kaum saudagar (dibidang niaga dan industri) serta golongan professional

4. Para tenaga kerja dan buruh yang menerima gaji.

Ketiga golongan yang pertama dianggap sebagai golongan yang mandiri dan mengambil peranan aktif dalam ekonomi masyarakat. Sampai tingkat tertentu masing-masing memiliki atau menguasai modal dan plagiat dalam satuan-satuan usaha ataupun lingkungan kerja. Sedangkan golongan yang disebut terkahir adalah kelas passif yang untuk nafkah hidupnya tergantung sekali dari golongan-golongan lainnya.

(23)

D2. A.R.J Turgot, Réflexions sur la formation et la Distribution des Richesses (1766)

Seperti juga Fran ois Quesnay, Baron Jecques Turgot adalah pakar ekonomi yangҫ paling terkemuka dan berpengaruh dalam mazhab Physiokrasi di abad XVIII. Turgot adalah seorang tokoh ilmuwan sejati di bidang falsafah, ekonomi, dan sastra. Erudisinya sangat mendalam dan mencakup ilmu-ilmu pengetahuan yang jauh lebih luas daripada disiplin ekonomi semata-mata. Ia juga seorang ahli bahasa yang menguasai dengan fasih tujuh bahasa asing di luar bahasa Prancis, yaitu : bahasa Yunani Kuno, Latin, Itali, Hebrew, Jerman, Spanyol dan Inggris. Dalam pada itu, tidak kurang tenar reputasinya dan wibawanya dibidang pengelolaan kebijaksanaan negara. Turgot menjabat sebagai menteri keuangan di bawah Raja Louis XVI, dan dalam kedudukan tersebut, ia melakukan tindakan-tindakan reformasi yang sangat berarti di bidang keuangan negara, khususnya mengenai system fiskal. Serangkaian tindakan tersebut meliputi di antaranya perdagangan bebas dalam hal gandum dengan meniadakan monopoli-monopoli di bidang tersebut, penghapusan berbagai rupa pajak dan pengutan-pengutanyang menjadi beban atas produksi dan perdagangan bahan pertanian, sistem perpajakan disederhanakan dan diganti dengan pajak bumi sebagai landasan umum. Pada tahun 1776 Turgot dipecat dari kedudukannya karena pendiriannya, pemikirannya, dan langkah-langkah tindakannya mendapat tantangan yang semakin keras dari pihak golongan bangsawan/tuan tanah beserta kaum saudagar. Aliansi bangsawan kaum saudagar itu merupakan golongan dengan kepentingan bercokol (vested interest) yang sangat kuat dalam perimbangan-perimbangan keadaan yang berlaku saat itu. Aliansi tersebut merasa kepentingannya sangat dirugikan oleh serangkaian tindakan yang diambil oleh Turgot. Lagi pula Turgot beberapa kali tidak segan untuk member peringatan keras dan isyarat tentang bahaya akan adanya revolusi social jika keadaan yang begitu mengekang kehidupan petani produsen dibiarkan berlangsung terus. Memang tiga beklas tahun kemudian, setelah pemecatan terhadap Turgot sebagai menteri keuangan, meletuslah Revolusi Prancis.

(24)

juga tercermin pada judul karyanya yang disebutkan diatas, perhatian analisis Turgot berkisar pada sumber awal dan proses pembentukan modal kekayaan serta penggunaan dan pembagiaannya dalam masyarakat.

Turgot berpendapat pula, bahwa produk bersih (produit net) yang diciptakan oleh penggarap tanah menjadi sumber satu-satunya yang bisa memilihara kehidupan golongan-golongan masyarakat lainnya. Kalau petani produsen sudah menciptakan surplus serupa itu maka kemudian mereka bisa menjadi penyewa dan pembeli jasa sejumlah tenaga kerja. Mereka yang berkerja di sektor niaga dan industri sebenarnya didukung oleh semacam subsidi dari pihak para penggarap pertanian. Mereka yang tidak memiliki dan/atau tidak menggarap tanah akan menjadi buruh bayaran upah dibidang industri ataupun buruh tani untuk para pemilik tanah. Dalam hal terkahir, pemilik tanah tidak menggarap tanahnya sendiri untuk sebagian dan atau seluruhnya. Kini muncul masalah sekitar upah dan laba. Dalam kenyataannya, sebagian besar surplus itu jatuh (dinikmati) pada pemilik tanah sebagai sewa tanah (land rent). Rent tersebut akhirnya bertumbuh menjadi akumulasi modal.

Dengan demikian, muncullah pengertian tentang proses pembentukan modal. Dalam tahap-tahap perkembangan selanjutnya, modal yang terpupuk itu juga merupakan sumber modal untuk pertumbuhan industri, disamping untuk investasi perbaikan disektor pertanian.

Paham modal dalam teori ekonomi mazhab Physiokrasi mencakup alat-alat produksi (barang modal tetap) yang diperlukan untuk menyediakan tanah guna produksi pertanian dan yang diperlukan umtuk perawatan dan perbaikan mutu tanah agar hasil produksi pertanian dapat dipertahankan dan ditingkatkan disamping itu, ada sarana-sarana produksi yang dalam pengertian modern dianggap sebagai modal dana kerja. Sebab modal dana kerja mencakup barang-barang ya digunakan sebagai sarana berupah bahan baku/penolong dalam siklus produksi maupun barang-barang yang diperlukan untuk kehidupan tani beserta keluarganya. Semua itu dapat dianggap sebagai modal dana kerja yang berputar dalam tiap tahun. Sedangkan barang modal tetapmenyangkut segala peralatan yang dapat digunakan untuk masa waktu yang lebih lama dari satu tahun (termasuk ternak-ternak yang dipekerjakan dalam produksi pertanian). Dalam gagasan Turgot dan Quesnay, terungkapkan bahwa usia kerja rata-rata barang modal tetap berkisar pada waktu sepuluh tahun. Produk masyarakat mencakup semua barang yang berupa alat produksi tetap dan saran produksi yang digunakan dalam

(25)

proses produksi. Tiap alat produksi harus menciptakan suatu hasil yang setidak-tidaknya sama besarnya dengan sejumlah sarana produksi yang sebelumnya digunakan dalam proses produksi.

Berdasarkan pemikiran diatas yang mengandung unsur-unsur pokok dalam kerangka analisis Physiokrasi, maka oleh Quesnay dan Turgot dianjurkan, agar diberlakukan hanya satu pajak tunggal yang berkaitan dengan sewa tanah atau land-rent. Harus diadakan perombakan dan reformasi pada keuangan Negara dan system viskal.

Ciri poko pada pajak tunggal ialah bahwa tingkat pajak (besar kecilnya pajak) yang dipungut harus proposional dalam perimbanganya dengan besar kecilnya produk bersih atau produit net dari hasil pertanian.

Seabagaimana telah dibeberkan diatas, pemikiran para Physiokrat dalam kerangka analisis yang dikembangkannya telah mengadakan identifikasi tentang pengertian modal dalam teori ekonomi, sifat dan pembentukan akumulasi modal serta adanya surplus berupa produk bersih

atau produk net dalam produksi masyarakat. Selain itu, oleh Turgot diamati kecenderungan berlakunya law of diminishing returns yang mendasari basar-kecilnya imbalan jasa berupa

land rent bagi penggunaan tanah, yang sesuai dengan mutu lahan yang terlibat dalam produksi pertanian. Saran pendapat Turgot itu kemudian menjadi pangkal tolak bagi pemikiran Richardo mengenai teori sewa tanah yang menjadi terkenal dalam teori ekonomi.

Serangakaian konsep pengertian tentang modal dan surplus, produktifitas, sewa tanah, penggolongan masyarakat diantara tiga golongan (beserta satu subgolongan) dengan tolak ukur peranannya masing-masing dalam proses produksi, perbedaan antara kegiatan yang produktif dan kegiatan yang steril, -- segala sesuatu itu merupaka sumbangan dan saran yang penting bagi munculnya suatu kerangka arus pemikiran dan pola pendekatan terhadap masalah-masalah ekonomi yang kemudian dikenal dan dikembangkan sebagai political economy dalam mazhab (aliran) Klasik.

(26)

kerja (laboul theory of value dalam gagasan Richardo dan kemudian diandalkan oleh Marx), teori penyewaan tanah oleh Richardo, teori tentang nilai surplus oleh Marx, analisis input-output oleh Leontieff dalam abad XX.

Relevansi pemikiran para pakar Physiokrasi bagi masalah-masalah kebijaksanaan bersangkut-paut dengan pendiriannya dalam hal-hal sebagai berikut : anjuran untuk meniadakan segala rupa peraturan yang menghambat perdagangan dalam dan luar negeri, khususnya mengenai perdagangan bahan pertanian; persaingan bebas dalam produksi dan perdangan dengan penghapusan segala bentuk monopoli dan hal-hal istimewah ataupun kemudahan-kemudahan yang besifat khusus; penyederhanaan system viskal dan diberlakukannya hanya satu jensi pajak, yaitu pajak bumi secara umum yang besar-kecilnya produit net.

Memanglah mazhab Physiokrasi merupakan tahap pendahulu bagi mazhab Klasik. Terutama perkembangan pemikiran oleh Quesnay dan Turgot dapat dianggap sebagai proses transisi kearah pemikiran para pakar ekonomi dari mazhab Klasik. Adam Smith dan David Ricardo maupun Karl Marx mengakui dan menjelaskan bahwa mereka sering meminjam dan mengandalkan beberapa konsep pengertian yang mula-mula diungkapkan oleh Fran oisҫ Quesnay dan Turgot.

(27)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Di zaman Yunani Kuno dimana saat itu di Athena masih mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat, para tokoh ekonomi ( Plato, Aristoteles, dan Xenophone ) sependapat bahwa pertanian merupakan dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya mereka menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli ekonomi selanjutnya seperti halnya teori division of labour Adam Smith yang terinspirasi dari pemikiran Plato.

Di era kerajaan Romawi Kuno perkembangan ekonomi menjadi lebih maju hal itu ditandai mata uang Romawi yang telah memiliki standar mata uang yang diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya.Seperti halnya pemikiran dari Plato dan Aristoteles serta kerajaan Romawi Kuno juga melarang keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan selanjutnya mereka membatasi besarnya suku bunga. Kerajaan Romawi adalah negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga untuk melindungi para konsumen.

Setelah kerajaan Romawi runtuh, kegiatan ekonomi mulai menyesuaikan dengan struktur masyarakat yang baru, dimana saat itu muncul pemikiran pemikiran ekonomi dari kaum skolastik. Kedua tokoh di era skolastik ( St. Albertus Magnus dan Thomas Aquinas ) pemikiran mereka mendapat pengaruh kuat ajaran gereja. Adapun ciri utama pemikiran mereka berdua adalah hubungan antara ekonomi masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan.

(28)

munculnya persoalan-persoalan ekonomi yang berhubungan dengan bisnis para pedagang. Adapun di era ini terdapat beberapa seumbangsih pemikiran yang bakal dijadikan rujukan oleh ahli ekonomi setelahnya, diantaranya adalah teori nilai tenaga kerja yang dikemukakan oleh Sir William Petty, lalu ada teori perdagangan luar negeri yang dikemukakan oleh Thomas Mun, dan juga tidak ketinggalan teori uang dan harga yang dikemukakan oleh Jean Bodin.

Masa yang paling akhir dari pemikiran ekonomi pra-klasik adalah Physiokrat. Berbeda dengan kaum Merkantilisme yang menganggap sumber kekayaan negara adalah perdagangan luar negeri, para penganut Physiokratis percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan. Di era ini terdapat dua tokoh yang memberikan sumbangsih dalam perekonomian yaitu Quesney, ia menggambarkan arus perekonomian memiliki analogi seperti aliran darah. Quesnay juga membedakan input menjadi 3 ( tanah, buruh dan modal ). Kemudian Turgot, pemikirannya mencanangkan teori pembentukan modal dan teori hukum hasil lebih yang makin berkurang.

Paham-paham modal dalam teori ekonomi mazhab Physiokrasi mencakup alat-alat produksi (barang modal tetap) yang diperlukan untuk menyediakan tanah guna produksi pertanian dan yang diperlukan untuk perawatan dan perbaikan mutu tanah agar hasil produksi pertanian dapat dipertahankan dan dipertingkatkan.

Memanglah mazhab Physiokrasi merupakan tahap pendahulu bagi mazhab yang dipamerkan Adam Smith dan David Ricardo maupun Karl Marx (Aliran Klasik). Terutama perkembangan pemikiran ekonomi oleh Quesnay dan Turgot dapat dianggap sebagai proses transisi kea rah pemikiran para pakar ekonomi dari mazhab Klasik. Adam Smith dan Ricardo maupun Marx pun mengakui bahwa pemikiran-pemikiran mereka tidak terlepas dari bauh pemikiran pendahulu, yaitu Quesnay dan Turgot. Ke tiga tokoh aliran Klasik ini mengakui dan mengandalkan beberapa konsep pengertian yang mula-mula diungkapkan oleh Quesnay dan Turgot.

(29)

Daftar Pustaka

- Deliarnov. 2009. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : Raja Wali Press

Referensi

Dokumen terkait