EKSLUSIFITAS & INKLUSIVITAS
Kelompok 2 :
Nama anggota :
1. Denniska Halawa (13.04.007)
2. Adinta Kusumawati (13.04.036)
3. Dhea Rizky Maharani (13.04.108)
4. Maulana Arif (13.04.093)
5. Cici Arumsih (13.04.102)
6. Riri Zikriyah (13.04.377)
7. Pinky Agnia (13.04.203)
8. Anti Agustin (13.04.224)
9. Farhan (13.04.214)
Sifat – Sifat Masyarakat Mejemuk
Menurut Pierre L.Van den Berghe
1. Adanya segmentasi dalam kelompok
-kelompok dengan kebudayaan yang
berbeda.
2. Strukur sosialnya terbagi kedalam
lembaga yang non komplementer.
3. Konsensus antar anggota kurang
dikembangkan.
4. Sering timbul konflik.
5. Integrasinya tidak secara sukarela tetapi
dengan paksaan.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai
oleh dua cirinya yang bersifat unik
Horizontal
ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku-bangsa, perbedaan
agama, adat serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan
Vertikal
struktur masyarakat Indonesia ditandai adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah
EKSKLUSIVITAS
Eksklusivitas adalah cara pandang
yang
menganggap
diri
sendiri
sebagai sosok yang terbaik dan
spesial
sehingga
cenderung
menganggap remeh orang lain,
sikap ini dapat kita lihat dimana
muculnya golongan elit.
Penyebab Eksklusivitas
Pluralitas Bangsa Indonesia.
Adanya stratifikasi sosial.
Sikap saling curiga
yang
disebabkan
karena tidak adanya
kesepahaman
yang
baik.
Segi Positif dan Negatif
Eksklusivitas :
Positi
ve
Tolak Ukur Dalam
Ekslusifitas
Ukuran
Kekaya
an
Ukuran
kekuasaa
n dan
wewenan
g
Ukuran
Kehorma
tan
Ukuran
ilmu
pengetah
INKLUSIVITAS
Sikap inklusif cenderung memandang positif
perbedaan yang ada. Dampak memandang
positif
perbedaan
adalah
memunculkan
dorongan/
motivasi
untuk
mempelajari
perbedaan tersebut dan mencari sisi-sisi
universalnya guna memperoleh manfaat yang
menunjang hidup/ cita-citanya.
Pengembangan
Inklusivitas
1. Menyadari bahwa setiap orang atau
kelompok di masyarakat memiliki
potensi mencapai kebenaran
2. Mengakui adanya aspek-aspek
universal yang mungkin bernilai positif
pada orang lain
3. Menumbuhkan jiwa sportif dalam
bersosialisasi dan hidup bersama
dengan orang lain
4. Membiasakan berkomunikasi dengan
sehat tidak semata-mata didasari
Pendidikan inklusif
Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan
pendidikan yang mensyaratkan anak
berkebutuhan khusus belajar di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama
teman-teman seusianya (Sapon-Shevin
dalam O’Neil 1994).
Konsep pendidikan inklusif muncul
dimaksudkan untuk memberi solusi adanya
perlakuan diskriminatif dalam layanan
pendidikan terutama bagi anak-anak
penyandang cacat atau anak-anak yang
Beberapa alasan penerapan
Pendidikan Inklusif di Indonesia
Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan
dan memperoleh pendidikan yang bermutu.
Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan
dan memperoleh pendidikan yang bermutu.
Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya. Semua anak mempunyai kemampuan
untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.
Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran
bagi semua anak.
Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran
bagi semua anak.
Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon
dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.
Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon
Manfaat Pendidikan Inklusif
1. Membangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusif sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang
diskriminatif.
2. Melibatkan dan memberdayakan
masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap
distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah.
3. Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan
masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
4. Melibatkan masyarakat dalam