• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF DALAM PERSPEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF DALAM PERSPEK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF DALAM

PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : DRS. YUSRAN ADENIN, MA

OLEH

DANI HARIANTO

PRODI / SEMESTER : PAI - IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Guru Efektif Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan”

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Guru Efektif atau yang lebih khususnya membahas konsep guru efektif, sertas ciri-ciri guru efektif . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang karakteristik guru efektif.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanjung Pura, 14 Juni 2017 Penyusun

Dani Harianto

(3)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Karakteristik Guru Efektif...2

B. Ciri – Ciri Guru efektif...7

BAB III...10

PENUTUP...10

A. Kesimpulan...10

B. Saran...10

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, pendidikan Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara yang lain. Negara tetangga seperti Malaysia dan singapura pendidikannya sudah tinggi sehingga sumber daya manusia di Negara tersebut berkualitas dan memiliki keahlian, rata-rata masyarakatnya sekolah sampai tingkat sarjana berbeda dengan Indonesia yang masih tertinggal. Inilah salah satu faktor masalah yang ada di Indonesia pendidikan yang masih rendah. Oleh karena itu indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal, beradab, berprofesional dan mampu mencetak generasi bangsa yang beradab, pintar dan bermoral.

Guru merupakan komponen pendidikan yang berperan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu, kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana karakteristik guru efektif ? b. Bagaimana ciri - ciri guru efektif ? C. Tujuan

(5)

BAB

II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Guru Efektif

Istilah guru efektif merupakan terobosan terbaru di era sekarang karena lebih terukur dibandingkan dengan istilah guru yang baik. Pengertian guru yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Sementara itu, pengertian guru efektif lebih bersifat sebagai kemampuan profesional. Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran peserta pendidik itu sendiri, bukan karena takut pada gurunya.

Eksistensi seorang guru adalah sebagai pendidik profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah, jabatan administratif, dan petugas kemasyarakatan.

Guru efektif merupakan istilah lain dari guru profesional mempunyai seperangkat karaktersitik atau ciri-ciri tertentu. Untuk menggambarkan sosok guru profesional, Dedi Supardi mengutip laporan dari satu jurnal bertajuk Educational Leadership edisi Maret 1993.

Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainnya1

Guru merupakan orang tua kedua kita yang berada disekolah mengapa disebut orang tua karena guru memiliki kewajiban mendidik dan memberikan pengajaran pada kita dengan istilah lain guru sebagai pengganti orang tua pada saat orang tua tidak memiliki wakttu banyak untuk memberikan pendidikan dan pengajaran pada kita serta dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki orang tua sehingga menitipkan kita pada guru disekolah. Oleh karena itu kita harus

(6)

menghormati bapak ibu guru sebagaimana kita menghormati kepada kedua orang tua.

Semua di antara kita sudah sangat akrab dengan guru, baik sering bertatap muka dan berkomunikasi. Akan tetapi, berapa banyak di antara kita yang pernah merenungkan dan memikirkan sesungguhnya seperti apa guru efektif itu? Mengapa kita harus mengatahuinya karena pemahaman akan hakekat guru efektif ini sangat penting sebagai landasan tolak ukur dalam penilaian guru yang baik. Kalau direnungkan secara mendalam, maka kita akan dapat menemukan beberapa karakteristik guru efektif, antara lain: 2

a. Mempunyai cita-cita menjadi guru yang hebat atau professional,

b. Dalam kesehariannya tidak lepas dari yang namanya perencanaan yang matang,

c. Mampu menguasai teknologi, informasi dan komunikasi (tik), d. Mampu membangun tim kerja yang kuat,

e. Mampu membangun networking yang kuat, f. Menguasai metode pembelajaran dengan baik, g. Mampu mengelola pembelajaran dengan baik, h. Mempunyai semangat belajar yang kuat.

Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa ini inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik.3

Karakteristik Kompetensi Pedagogik Guru cms-formulasi Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik

2Ibid, hlm, 25

(7)

(Robandi, Kompetensi Karakteristik Guru. 2007,). Karakteristik kompetensi tersebut seperti berikut: 4

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,emosional, dan intelektual. Penguasaan karakteristik tidak dapat dicapai apabila guru masih menjaga jarak (jauh) dengan peserta didiknya. Selama guru tidak mau berperan sebagai orangtua yang baik, maka pemahaman terhadap karakter peserta didiknya hanya sebuah terkaan belaka. b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

Teori harus selalu diperbaharui oleh seorang guru. Semakin siswa disibukkan dengan tugas-tugas dari gurunya, maka selayaknya seorang guru harus semakin sibuk mendengarkan keluhan dari siswa ketika menyikapi setumpuk tugasnya, sehingga guru akan membuahkan strategi-strategi baru dalam pengajarannya untuk berusaha membantu memudahkan atau mencarikan jalan alternatif dalam penyelesaian tugasnya. Guru harus selalu memotivasi diri untuk semakin rajin membaca dan berdiskusi baik secara online maupun offline.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Kemampuan guru untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik dari standar merupakan hal yang sangat diharapkan. Pengembangan kurikulum ini tidak hanya peningkatan dari segi materi pembelajaran, tapi aspek pendukungnya pun harus diperhatikan, seperti media pembelajaran. Kecermatan melihat keberadaan siswa dan sarana yang tersedia harus diperhatikan secara serius dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut. d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Kegiatan

pengembangan dapat berupa berbagai kreativitas yang dibangun siswa bersama gurunya. Penting dicatat bahwa kreativitas itu bukan hanya dilakukan oleh siswa, tapi harus bersama-sama dengan guru sebagai partner-nya. Misalnya membangun kreativitas menulis di blog atau mengisi Facebook dengan posting-posting yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Sudah banyak tool

(8)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan Microsoft Word guru/siswa dapat membuat catatan sekolahnya dengan daftar isi yang mengandung Link ke halaman terkait. Microsoft PowerPoint dapat digunakan guru/siswa untuk menyusun bahan presentasinya. Milis dapat digunakan siswa sebagai sarana diskusi dengan siswa lainnya, bahkan dengan guru sekalipun. Dengan kehadiran media online ini, komunikasi/konsultasi siswa dengan guru dalam rangka mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dapat dilakukan. Ketika guru memberikan tugas tidak cukup hanya memberikan tugas di minggu pertama dan menunggu pengumpulannya di minggu kedua, tapi selama waktu antara minggu pertama sampai minggu kedua harus tersedia waktu bagi siswa yang ingin berkonsultasi terkait tugasnya. 5

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Secara sederhana, pada waktu istirahat atau hari-hari tertentu, lab komputer kadang-kadang tidak digunakan, maka kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar/ menggunakan komputer. Guru tidak hanya terpaku dengan waktu yang sudah dijadwalkan, tapi apabila ada waktu yang bisa digunakan di luar jadwal itu akan lebih berpeluang membantu peserta didik dalam menggali potensinya. Atau sekedar bertegur sapa dalam bahasa asing ketika waktu istirahat, ini menjadi modal berharga untuk pengembangan potensi peserta didik. Bahkan mendukung siswa untuk mengikuti perlombaan atau pelatihan di luar sekolah merupakan sikap guru yang bagus.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Ini yang harus menjadi sorotan cukup serius, karena selama ini komunikasi guru kepada siswanya masih dianggap kurang. Ini terjadi salah satunya terlihat dari pemikiran bahwa siswa membutuhkan guru, bukan guru membutuhkan siswa. Ini membuat guru jaga image, jual mahal, tidak mau proaktif membangun komunikasi dengna siswanya. Guru dekat dengan siswa merasa khawatir akan mengurangi reputasinya, padahal tidak demikian adanya. Kejujuran guru atas

(9)

kelemahannya pun boleh diketahui siswa, karena alih-alih mendapat ejekan para siswa, malahan mendapat doa dari mereka.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Guru memiliki hak istimewa dalam menentukan nilai siswa. Pemikiran ini harus ditinjau ulang, karena dalam prakteknya kadang-kadang guru dengan kurang pertimbangan suka memberikan nilai jelek di ujian harian, UTS atau UAS, padahal belum melakukan usaha-usaha yang tepat dalam pengajarannya. Ketika guru memberikan nilai merah, maka guru tersebut harus bertanya kepada dirinya sendiri: Sudahkah ia memberikan perhatian khusus kepada siswa yang diberi nilai merah itu? Sudah berapa kalikah ia memanggil siswa untuk diberikan strategi-strategi alternatif agar berhasil dalam belajarnya? Sudah berapa jauh guru tersebut membangun kerja sama dengan siswa dan orangtuanya agar nilai siswa tersebut bagus? Sungguh tidak adil untuk situasi di negeri ini seperti saat ini apabila seorang guru hanya mengajar menggunakan gaya mengajar yang sama untuk semua siswa, tiba-tiba di akhir semester siswa diberi nilai merah, padahal guru tersebut tidak melakukan apa-apa untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut, selain hanya remedial. Untuk apa minggu pertama gagal ujian, minggu kedua diadakan remedial. Padahal guru tersebut belum sempat memberikan solusi belajar kepada siswa yang gagal ujian tersebut. 6

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Hasil ujian harus dijadikan masukan bagi guru untuk melakukan langkah pengajaran berikutnya. Contoh: Siswa ‘A’ mendapat nilai 100, Siswa ‘B’ mendapat nilai 40. Maka guru tersebut harus berusaha keras memberikan strategi-strategi alternatif untuk siswa ‘B’. Kalau perlakuan guru menyamaratakan antara gaya belajar ‘A’ dan ‘B’, maka kemungkinan besar prestasi belajar siswa ‘B’ akan gagal lagi pada saat ujian berikutnya.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Guru yang mudah memberikan ilmu kepada siswanya, tidak terbatas di kelas saja merupakan tindakan yang bagus. Tidak benar seorang guru harus jual mahal ilmu dengan alasan ia sudah mengeluarkan berjuta-juta rupiah ketika masa

(10)

kuliahnya. Perjumpaan dengan siswa, kapanpun waktunya, di manapun tempatnya, harus memberikan inspirasi bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan memotivasi diri untuk lebih giat dalam belajar.

B. Ciri – Ciri Guru efektif

Menurut Danni Ronnie M ada enam belas pilar agar guru dapat mengajar dengan hati. Keenam belas pilar tersebut menekankan pada sikap dan perilaku pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik. Enam belas pilar pembentukan karakter yang harus dimiliki seorang guru, antara lain:7

a. kasih sayang, b. penghargaan,

c. pemberian ruang untuk mengembangkan diri, d. kepercayaan, k. saling mengingatkan dengan ketulusan hati, l. saling menularkan antusiasme,

m. saling menggali potensi diri,

n. saling mengajari dengan kerendahan hati, o. saling menginsiprasi, dimiliki seorang guru diantaranya adalah :

a. kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,

(11)

b. kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, c. kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran

luas mendalam,

d. kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Secara umum ciri – ciri guru yang efektif adalah sebagai berikut:8

a. Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa. Memiliki kelas yang senantiasa terbuka dan dapat menumbuhkan kepercayaan siswa.

b. Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain.

c. Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam bidangnya. Respek pada pengetahuan, selalu mendorong siswa agar selalu belajar agar mereka memiliki kekuatan, semangat, kebahagiaan, dan produktif

d. Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi untuk memaknai pendapat.

e. Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun dengan contoh nyata.

f. Mengajar secara urut dan runtut yang meliputi semua aspek yang harus diajarkan.

g. Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi bertanya dengan suasana rileks.

h. Menggunakan berbagai metode pembelajaran. i. Mengantisipasi apa yang akan terjadi di kelas.

(12)

j. Mengenal perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung di kelas.

k. Memiliki kepekaan atas kebutuhan peserta didik dan mampu menasehati dengan tepat.

l. Tahu bagaimana cara mencapai tujuan kelas. m. Tenag dalam menghadapi masalah.

n. Menghindari perilaku marah yang berlebihan.

o. Memanfaatkan ruangan kelas secara optimal dalam mengajar tidak hanya berdiri di depan kelas saja.

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Karakteristik guru efektif adalah guru yang mampu memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh kesadaran diri peserta didik, bukan karena takut pada gurunya. Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang. 2. Ciri ciri guru yang efektif adalah adalah guru yang mampu menerapkan

hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

B. Saran

1. Sebagai seorang guru hendaknya harus selalu menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.

2. Guru juga hendaknya mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain: sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.

(14)

DAFTAR FUSTAKA

Oemar Hamalik, 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar baru Algensindo.

Suparlan, 2004. Beberapa Pendapat tentang Guru Efektif dan Sekolah Efektif. Jakarta: Fasilitator

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

Orang tua sebagai guru, yaitu memiliki tanggung jawab dalam mendidik dan mengajar bagi anak (Lilawati, 2020). Orang tua dalam mendidik dan mengajar harus dapat mengerti

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Selanjutnya dalam penulisan ini disebut sebagai UU Perkawinan), kedua orang tua mempunyai kewajiban untuk memelihara dan mendidik

Pengasuhan anak atau hadhanah (dalam istilah Islam) adalah kewajiban orang tua untuk memelihara dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan ini

Ayat diatas menegaskan bagaimana kewajiban orang tua terhadap anaknya, oleh karena itu hendaknya orang tua mendidik anaknya dengan baik, Akan lebih mudah lagi apa bila

moril dari segala perbuatannya…or ang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik

Contoh di atas tersebut membuktikan kepada kita bahwa kerjasama antara orang tua dan guru sangatlah penting. Guru di sekolah mendidik dengan sepenuh hati, demikian pula

Menurut saya seprti apapun kesibukan orang tua, maka orang tua tetap memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya untuk melakukan sesuatu yang baik.77 Sebagaiman observasi yang dilakukan