!"
#
$
%
$
!#
&
'
!1) Program Studi Ilmu danTeknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan
Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Kampus USU Medan
2) e$mail : fahrunisa.wp@gmail.com
Diterima : 13 Desember 2014/ Disetujui 13 Januari 2015
(
Yoghurt adalah salah satu pangan fungsional yang diperoleh dari fermentasi susu dengan bantuan bakteri asam laktat (BAL). Menurut Astawan (2008) yoghurt mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, yaitu mengatur saluran pencernaan, antidiare, antikanker,
membantu penderita ! dan
mengatur kadar kolesterol dalam darah. Yoghurt merupakan produk susu yang mudah dicerna dalam saluran pencernaan dibandingkan dengan susu murni atau " # (Prayitno, 2006).
Buah naga merah mengandung antioksidan yaitu betanin dan likopen sebesar 13,8±0,85 mg betanin didalam daging buah (Dembitsky, dkk.,
2010). Buah naga merah mengandung
oligosakarida sebesar 89,6 g/kg sehingga bersifat prebiotik karena oligosakarida membantu
pertumbuhan (' 944652:; dan 9'
9 # (Wichienchot dkk., 2010).
Biji nangka merupakan limbah dari buah nangka yang kurang di manfaatkan. Menurut Astawan (2008) biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g) dan protein (4,2 g). Berdasarkan penelitian Wichienchot, dkk. (2011) biji nangka mengandung oligosakarida yang tinggi sehingga dikonfirmasi sebagai prebiotik yang selektif dalam fermentasi mikroflora dalam suatu system usus dan dapat menekan pertumbuhan mikroba patogen.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah naga merah yang diperoleh dari petani Kuala Tanjung$Batu Bara, biji nangka yang diperoleh dari UKM keripik nangka di Binjai,
1%, indikator pati 1%, PCA, dan NaOH 0,02N.
%) * * *
Susu bubuk # ditimbang sebanyak
80 g dan ditambahkan gula pasir sebanyak 3%, kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 500 ml. Dipanaskan pada suhu 80°C selama 10 menit dan kemudian suhunya diturunkan sampai 45°C. Ditambahkan yoghurt komersial Biokul
plain yang mengandung bakteri ( !
!, % ! # % !,
( ! % !, dan 9 #
sebanyak 5% dari volume campuran dan diaduk. Kemudian ditutup dengan plastik polietilen dan dilubangi dengan menggunakan jarum. Diinkubasi pada suhu 40$45°C selama 4$6 jam. Dilakukan pasasi sebanyak 3 kali. Disimpan didalam lemari pendingin.
%) * ) + ,
Biji nangka diblanching selama 10 menit dan kemudian dikupas kulit biji nangka. Diblender biji nangka dengan air matang dengan perbandingan biji nangka dan air matang 1 : 1, kemudian disaring bubur biji nangka. Dipanaskan sari biji nangka pada suhu 90oC selama 15 menit.
%) * ) %
Buah naga merah dipilih yang segar dan dicuci bersih. Diblanching buah naga merah selama 10 menit. Kemudian dikupas dan dihancurkan dengan menggunakan blender dengan perbandingan buah naga merah dan air matang 1 : 1. Kemudian disaring hingga diperoleh sari buah naga.
%) * '- * ) %
Ditimbang susu bubuk sebanyak 20 g dan
ditambahkan zat penstabil #
! (CMC) dan gum arab sebanyak 0,2% dengan perbandingan 3 : 0, 2 : 1, 1 : 2, dan 0 : 3, lalu ditambahkan gula sebanyak 3%. Ditambahkan air panas 80°C sampai 100 g dan diaduk sampai homogen. Ditambahkan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% :
75% sebanyak 100 g pada masing$masing perlakuan. Kemudian didinginkan sampai suhunya 45oC. Lalu ditambahkan starter
sebanyak 5%. Diinkubasi pada suhu 40oC
selama 4 jam.
Variabel mutu yang diamati penentuan total padatan (Fox, 1981), kadar protein (AOAC,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga
merah dengan perbandingan #
! (CMC) dan gum arab memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti yang terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
-* $ & *
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan yoghurt buah naga (Tabel 1). Sari buah naga merah memiliki total padatan yang lebih besar dibandingkan sari biji nangka. Hal ini disebabkan karena komponen padatan sari buah naga merah yaitu selulosa dan pati, lemak, protein, vitamin, dan asam lemak rantai pendek yang diduga larut dalam air dan ikut lolos dari saringan. Hal ini sejalan dengan Ketaren (2012) yang menyatakan bahwa total padatan adalah bagian padat yang terdiri dari bahan yang dicampurkan dan nutrisi yang terkandung didalamnya yaitu lemak, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan serat yang larut.
& % ,
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai kadar lemak yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan
perbandingan # ! (CMC)
dan gum arab dengan kadar lemak dapat dilihat pada Gambar 2. Kadar lemak tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar
3,544% dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D1F4 yaitu sebesar 2,968%. Semakin
tinggi penambahan sari buah naga merah dan
maka kadar lemak yoghurt buah naga semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kadar lemak dari bahan baku yang digunakan yaitu kadar lemak buah naga sebesar 0,240% yang relatif lebih tinggi dibandingkan kandungan lemak biji nangka yaitu 0,194%. Kadar lemak juga dipengaruhi oleh kadar total padatan karena didalam total padatan terdapat lemak dan asam lemak pada sari buah naga merah (Ketaren,
2011). C # ! (CMC)
merupakan turunan selulosa yang cenderung mengikat bahan yang mempunyai gugus hidroksida seperti karbohidrat, sedangkan kelompok metil dari CMC akan mengikat komponen non polar dari yoghurt buah seperti lemak. Menurut Winarno (2008) bahan pengental pada umumnya dapat meningkatkan sifat lipofilik dari lemak sehingga menyebabkan lemak terdispersi secara merata kedalam bahan pangan sehingga tekstur lebih seragam.
Tabel 1. Pengaruh Perbandingan Sari Biji Nangka dan Sari Buah Naga Merah terhadap mutu yoghurt buah naga merah
Parameter Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah (D)
D1 = 75% : 25% D2 = 50% : 50% D3 = 25% : 75%
Total padatan (%) 18,258bB 18,988aA 19,216aA
Kadar lemak (%) 3,007bB 3,196aA 3,217aA
Kadar protein (%) 6,777aA 5,967bB 4,967cC
Kadar vitamin C (mg/100g bahan) 11,996cC 14,836bB 17,283aA
Total asam laktat (%) 0,634cC 0,750bB 0,901aA
Total padatan terlarut (°Brix) 10,472cC 10,733bB 11,133aA
Total mikroba (CFU/g) 7,1 x 108bB 5,5 x 108cC 7,9 x 108aA
Nilai skor warna (numerik) 1,496cC 2,400bB 3,721aA
Nilai skor rasa (numerik) 1,654cC 2,579bB 3,554aA
Nilai skor tekstur (numerik) 3,054aA 3,075aA 3,204aA
Nilai hedonik warna (numerik) 3,233bB 3,500aAB 3,571aA
Nilai hedonik aroma (numerik) 3,167aA 3,108aA 2,838bB
Nilai hedonik rasa (numerik) 3,308aA 3,113abAB 2,954bB
Nilai hedonik tekstur (numerik) 2,992cC 3,192bB 3,371Aa
Keterangan : Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 1% dan 5%
Tabel 2. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab terhadap parameter yang diamati
Parameter Perbandingan 4 - 4 ! (CMC) dan Gum Arab (F)
F1= 3:0 F2= 2:1 F3= 1:2 F4= 0:3
Total padatan (%) 18,552aA 18,388aA 19,145aA 19,197aA
Kadar lemak (%) 3,303aA 3,154bB 3,062bB 3,040Cc
Kadar protein (%) 5,849bB 5,340dC 5,716cB 6,650aA
Kadar vitamin C (mg/100g bahan) 14,374cB 14,483bcB 14,794bAB 15,169aA
Total asam laktat (%) 0,595aA 0,575bAB 0,570bB 0,545cC
Total padatan terlarut (°Brix) 10,714aA 10,734aA 10,819aA 11,851aA
Total mikroba (CFU/g) 9,7 x 108aA 7,2 x 108bB 5,8 x 108cC 5,2 x 108Dc
Nilai skor warna (numerik) 2,522aA 2,539aA 2,544aA 2,550aA
Nilai skor rasa (numerik) 2,444cB 2,611bA 2,650abA 2,678aA
Nilai skor tekstur (numerik) 2,889bB 3,133aA 3,144aA 3,278aA
Nilai hedonik warna (numerik) 3,300aA 3,411aA 3,511aA 3,517aA
Nilai hedonik aroma (numerik) 2,967aA 3,006aA 3,011aA 3,167aA
Nilai hedonik rasa (numerik) 3,067aA 3,100aA 3,117aA 3,217aA
Nilai hedonik tekstur (numerik) 3,133aA 3,144aA 3,189aA 3,270aA
Gambar 1. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan kadar total padatan
Gambar 2. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan
perbandingan # ! (CMC) dan gum arab terhadap kadar lemak yoghurt
buah.
& -*
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai kadar protein yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan kadar protein dapat dilihat pada Gambar 3. Kadar protein tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D1F4 yaitu sebesar
7,570% dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar 4,548%. Pada
setiap penambahan sari biji nangka dan gum arab maka kandungan protein semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kandungan protein biji nangka yaitu 4,9438% yang relatif lebih tinggi dibandingkan kandunga protein buah naga merah yaitu 1,8790%. Hal ini sesuai dengan pendapat Herastuti dkk., (1994) dalam Yusmarini dan Efendi (2004) yang menyatakan bahwa protein yang terdapat pada yoghurt adalah jumlah total dari protein bahan baku yang digunakan dan protein bakteri asam laktat yang terkandung didalamnya. Menurut Safitri (2012) gum arab mempunyai gugus
% (AGP) dan gliko protein (GP) yang
berperan sebagai pengemulsi dan pengental. Gum arab juga mengandung protein sekitar 2,24 ± 0,15% (Glicksman, 1992) yang menyebabkan kadar protein yoghurt meningkat.
& . * % (
Gambar 3. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan # ! (CMC) dan gum arab terhadap kadar protein yoghurt buah
.
Gambar 4. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah nagar merah dengan kadar vitamin C yoghurt buah naga
Gambar 5. Pengaruh perbandingan # ! (CMC) dan gum arab dengan kadar vitamin C
yoghurt buah.
-* $ % $ ,* *
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam laktat yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah terhadap total asam laktat yoghur dapat lihat pada Gambar 6. Total asam laktat yoghurt buah naga yang dihasilkan telah memenuhi standar persen total asam laktat untuk yoghurt sesuai SNI 01$2981$2009 yaitu 0,5% sampai 2%. Asam laktat yang terkandung pada yoghurt buah diperoleh dari kandungan oligosakarida yang terdapat pada sari buah naga merah yang dapat membantu pertumbuhan L.
delbrueckii BCC13296 dan B. Bifidum (Wichienchot dkk., 2010). Selama proses fermentasi, laktosa akan dihidrolisis oleh enzim β$galaktosidase menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian diubah menjadi asam laktat. Buah naga merah mengandung glukosa yang dapat diubah menjadi asam laktat selama proses fermentasi (Hidayat, dkk., 2006).
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa
semakin tinggai # ! (CMC)
yang ditambahkan maka akan meningkatkan total asam laktat. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah bakteri asam laktat akibat proses
fermentasi pada penambahan #
keasaman pada bahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goff (2003) yaitu pada pembuatan yoghurt dilakukan proses fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat misalnya dari
golongan ( ! ! dan
% ! # % !. % !
# % ! berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan asam dan CO2.
Gambar 6. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan total asam laktat yoghurt buah
Gambar 7. Pengaruh perbandingan # ! (CMC) dan gum arab dengan total asam laktat
yoghurt buah
-* $ / & * * $ * 0 1
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut yoghurt buah naga (Tabel 1). Semakin banyak sari buah naga merah yang ditambahkan maka total padatan terlarutnya akan
meningkat karena buah naga merah
mengandung gula$gula pereduksi seperti fruktosa dan glukosa yang dapat memutar bidang polarisasi (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Berdasarkan penelitian Wichienchot, dkk (2010) buah naga merah mengandung 401g/kg glukosa dan fruktosa sebesar 158g/kg.
-* $ , -)
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada total mikroba yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan perbandingan
# ! (CMC) dan gum arab dengan
total mikroba dapat dilihat pada Gambar 9. Total mikroba tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar 1 x 109 CFU/gram
dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D2F4 yaitu sebesar 3,9 x 108. Semakin
banyak penambahan sari buah naga merah dan
semakin banyak penamabahan #
! (CMC) maka akan semakin tinggi total
mikroba yoghurt buah yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian Wichienchot dkk. (2010) bahwa kandungan oligosakarida buah naga merah yaitu 89,6 g/kg yang dapat membantu pertumbuhan L. delbrueckii BCC13296 dan B. Bifidum sehingga jumlah mikroba semakin
meningkat. 4 # ! (CMC)
cenderung mengikat pati yang mengandung karbon yang dapat digunakan sebagai sumber energi atau cadangan makanan untuk pertumbuhan mikroba. Selama proses fermentasi bakteri akan menggunakan oligosakarida sebagai sumber energi dan karbon untuk memproduksi asam laktat (Purba, 2012).
Gambar 9. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan # ! (CMC) dan gum arab terhadap total mikroba yoghurt buah.
$ ,- 2
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai skor warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai skor warna yoghurt buah dapat dilihat pada Gambar 10.
Penambahan sari buah naga merah
meningkatkan nilai warna yoghurt (ungu$merah muda). Warna merah keunguan disebabkan adanya kandungan antosianin pada buah naga merah. Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar pada buah dan sayuran (Abbas, 2003).
$
,-Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai skor warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan skor rasa yoghurt buah dapat dilihat pada Gambar 11. Pada penambahan sari buah naga merah memiliki rasa
yang lebih asam dibandingkan dengan penambahan sari biji nangka. Hal tersebut
karena kandungan asam laktat pada
penambahan sari buah naga merah lebih tinggi sehingga memiliki rasa yang lebih asam. Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri asam laktat yang memberikan rasa asam yang khas pada yoghurt (Triyono, 2010).
Gambar 11. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan skor rasa yoghurt buah
Gambar 12 menunjukkan bahwa semakin tinggai gum arab) yang ditambahkan maka akan meningkatkan rasa yoghurt buah naga. Hal ini disebabkan gum arab dapat mempertahankan rasa/flavor dari yoghurt buah yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Koswara (1995) yang
menyatakan bahwa gum arab memiliki sifat dapat mempertahankan flavor dari bahan, hal ini karena gum arab mampu melapisi partikel flavor sehingga bahan terlindung dari oksidasi, evaporasi dan absorpsi air dari udara.
Gambar 12. Pengaruh perbandingan # ! (CMC) dan gum arab dengan nilai skor rasa
yoghurt buah
$ ,- , * 0 % ,1
Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin tinggai gum arab yang ditambahkan maka akan meningkatkan kesukaan terhadap tekstur yoghurt
buah naga. Penambahan gum arab
menghasilkan tekstur yoghurt yang lebih padat, hal ini karena gum arab bersifat stabil pada kondisi asam dan dapat meningkatkan viskositas yoghurt buah yang dihasilkan. Menurut DeMan (1997) menyatakan bahwa gum arab merupakan
penstabil hidrokolid yang dapat meningkatkan viskositas sehingga partikel$partikel tersuspensi akan tertangkap dalam sistem tersebut sehingga viskositas meningkat.
$ &- , 2
Peningkatan jumlah sari buah naga merah akan meningkatkan nilai kesukaan terhaap warna, seperti dapat dilihat pada Gambar 14. Warna merah keunguan berasal dari antosianin yang menyebabkan yoghurt dengan penambahan sari
buah naga merah menjadi lebih disukai. Antosianin adalah pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar pada buah dan sayuran (Abbas, 2003).
Gambar 13. Pengaruh perbandingan # ! (CMC) dan gum arab dengan nilai skor tekstur
yoghurt buah
Gambar 14. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan hedonik warna yoghurt buah
$ &- , -%
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Semakin tinggi sari biji nangka yang ditambahkan maka penerimaan panelis terhadap aroma
yoghurt buah yang dihasilkan juga semakin tinggi (Gambar 15). Menurut Kusumawati (2008) selama proses fermentasi yoghurt buah aroma yoghurt juga dipengaruhi oleh komponen hasil metabolit seperti asam laktat, asetaldehid, aseton, diaseton, dan diasetil.
$ &- ,
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Penambahan sari biji nangka memiliki nilai hedonik rasa yang tidak terlalu asam yaitu rasa
khas yoghurt sehingga lebih disukai panelis (Gambar 16) . Menurut Wahyudi dan Samsundari (2008) pada proses fermentasi yoghurt terjadi pembentukan flavor asam yang khas akibat terbentuknya senyawa$senyawa asam laktat, asam asetat, asetaldehid, dan senyawa volatil lainnya.
Gambar 16. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai hedonik rasa yoghurt buah
$ &- , , *
Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Penambahan sari buah naga merah memiliki tekstur yang padat dan kental, dan semakin
disukai oleh panelis (Gambar 17). Pembentukan tekstur pada yoghurt dipengaruhi oleh total bakteri asam laktat. Semakin meningkatnya mikroba asam laktat pada penambahan sari buah
naga merah maka akan meningkatkan
kekentalan yoghurt buah (Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Gambar 17. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai hedonik tekstur yoghurt buah
1. Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah yang menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik adalah D3 (25%:75%).
2. Perbandingan zat penstabil #
! (CMC) dan gum arab sebanyak 0,2% yang menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik adalah F4 (0:3).
3. Untuk menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik maka perlakuan
yang terbaik yaitu perlakuan D3F4 (D3 =
25%:75% dan F4 = 0:3).
Abbas, A., (2003), Identifikasi dan Pengujian Stabilitas Pigmen Antosianin Bunga Kana
(4 - ) Serta Aplikasinya
pada Produk Pangan. Skripsi. Jurusan THP. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Badan Standardisasi Nasional, 2009. SNI
%.<<"""'" ! ! ! ' ! ' ' . [09 Maret 2012]
DeMan, J. M., 1997. Kimia Makanan. Penerbit ITB, Bandung.
Fardiaz, S. 1986. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Goff, D. 2003. ) )
. University ofguelph, Canada.
Glicksman, M. 1992. 8 # * . In Whistler, R. L. and J. N. D. E. Miller. Industrial Gums: Polysaccaharides and Their Derivates. Academic Press, New York.
Hidayat, N., M. C. Padaga, dan S. Suhartini, 2006. Mikrobiologi Industri. Andi, Yogyakarta.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Kusumawati, E. 2008. Kajian Formulasi Sari Mentimun Sebagai Minuman Probiotik Menggunakan Campuran Kultur. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.
Prabandari, W. 2011. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Bahan Penstabil Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Yoghurt Jagung. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebeleas Maret, Surakarta.
Purba, R. A. 2012. Studi Pembuatan Yoghurt Bengkoang Instan Dengan Berbagai Konsentrasi Susu Bubuk dan Starter. Skripsi. Fakultas Pertanian. USU, Medan.
Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan (
Mangga – Rosella. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Triyono, A. 2010. Mempeljari Pengaruh Maltodekstrin dan Susu Skim terhadap Karakteristik Yoghurt Kacang Hijau Phaseolus radiates (I). Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro, Semarang.
Wahyudi, A. dan S. Samsundari, 2008. Bugar dengan Susu Fermentasi. UMM$Press, Malang.
Wichienchot, S., Jatupornpipat, M. dan Rastall,