Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
Pengaruh Metode Team Games Tournament (TGT)
terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika
pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Gabuswetan
Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu
Ade Sutrisno STKIP Al Amin Indramayu
Email: adesutrisno@gmail.com
ABSTRAK
Sebagian pendidik sampai saat ini masih belum banyak menggunakan metode pembelajaran, oleh karena itulah dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Team
Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi seluruh siswa kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu yang terdiri dari 6 kelas. Sedangkan sampelnya 2 kelas yang dipilih secara acak. Intrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut diuji cobakan ke sekolah lain terlebih dahulu. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda, masing-masing kelas diberikan tes akhir. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 15,02 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 11,87. Skor minimal dan maksimal kelas eksperimen 8 dan 19 dan kelas kontrol 7 dan 18. Simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 2,51 dan 2,71. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
pengaruh hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
Most educators today are still not widely used learning metode, which
is why research aimed to determine the effect of learning metode
Team Games Tournament (TGT) on student learning outcomes. This study is a descriptive study population of all students of SD Islam Al Jannah Indramayu I which consists of 6 classes. While the sample 2 randomly selected classes. Instruments used are the test results to learn as much as 5 a question. Before the instrument is
used, the instrument is tested to another school first. After different treatments, each class was given the final test. Based on the analysis
of the data obtained by the average value of the experimental class is 15,02 and the average value of the control class is 11,87. Minimum and maximum score of 8 and 19 experimental classes and control classes 7 and 18 Standard deviation of experimental class and control class is 2,51 and 2,71. From the results of hypothesis testing using t-test
formula and the significant level (a) = 0,05, it was concluded that there are significant learning outcomes using learning metodes
Team Games Tournament (TGT) by using a metode of learning that does not Team Games Tournament (TGT).
Keywords: Think Learning MetodeTeam Games Tournament (TGT)
and Results of Study
A. PENDAHULUAN
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa hasil berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik maka perlu sistem pendidikan yang baik pula. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa “sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Berdasarkan Undang-undang di atas, komponen pendidikan berarti bagian dari sistem pendidikan yang berperan dalam berlangsungnya proses pendidikan untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen tersebut saling terkait sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar (Herdianto, 2006: 9).
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional ialah guru. Guru merupakan pihak yang sangat dekat dengan siswa dan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki kewajiban untuk menciptakan pembelajaran yang baik. Guru harus memiliki kemampuan atau kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 44) yang dikutip dari skripsi Kuntum Ending Palupi (2012:1) mengatakan bahwa “kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya.
Metode pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran matematika
antara lain adalah yang dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Peserta
didik SD dan SMP senang dalam bentuk permainan dan pertandingan, sehingga guru dapat menggunakan Metode pembelajaran yang mempunyai
Tournament (TGT) salah satu alternatif yang dapat digunakan guru SD dan SMP, karena Metode pembelajaran ini sesuai dengan karakter peserta didik SD dan SMP yang senang dengan permainan dan pertandingan. Metode pembelajaran TGT juga memiliki dinamika motivasi yang tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menurut Purwanto (2013: 50) menyatakan bahwa hasil belajar ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Pada penelitian ini, yang digunakan hanya pada bidang kognitif.
Namun di SD Islam Al-Jannah Gabusweta hasil belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran Matematika belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Sesuai pengalaman ketika Program Pengalaman
Lapangan (PPL) disalah satu SDN, hasil belajarsiswa masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika adalah
70, kenyataannya masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 25%.
Masih adanya hasil belajar yang di bawah kriteria ini dapat disebabkan karena faktor di antaranya kurangnya minat belajar, motivasi, serta
penggunaanmetode yang tidak sesuai. Kemudian faktor yang datang dari
luar diri pesertadidik itu sendiri atau faktor lingkungan seperti kualitas
pengajaran, dimanapendidik mengajar dengan media atau metode yang
monoton dan mengharapkanpeserta didik duduk, diam, catat, dengar dan
hafal (Sudjana, 2005:45). Kondisi seperti itu tidak akanmeningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam memahami mata pelajaran matematika. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penggunaan metode yang tidak tepat dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena
itu, hendaknya pendidik harus cerdik dalam menggunakan dan memilih
metode yang cocok dalam materi yang diajarkan. Metode pembelajaran
yang diduga dapatmempengaruhi hasil belajar peserta didik salah satunya
yaitu metode Team Games Tournament (TGT).
Menurut Slavin (2009:166) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu : Presentasi di kelas,
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
penghargaan kelompok. Prosedur pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan
game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
Agar pembelajaran Matematika menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), perlu diadakan penelitian
untuk membuktikan bahwa melalui “Pengaruh Metode Team Games
Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika
Pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Gabuswetan Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu”.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Sugiyono (2012 : 14), metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Desain penelitian ini menggunakan true experimental design, Menurut
Sugiyono (2012 : 112) dikatakan true experimental design (eksperimen yang
betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan true expermental design – post test only control
design. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.1.
R1 X O2 R2 X O4
Keterangan :
R = Kelas yang dipilih secara random X = Perlakuan (Treatment)
O2 = Post test kelompok eksperimen
O4 =Post test kelompok kontrol
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). Kedua kelompok ini diberikan perlakuan (treatment)
yang berbeda. Kelompok pertama diberikan perlakuan metode pembelajaran
Teams GamesTournament (TGT) disebut kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok kedua diberikan perlakuan metode pembelajaran konvensional disebut kelompok kontrol.
1. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012 : 117), populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SD Islam Al-Jannah Gabuswetan Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu. Subjek dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V di SD Islam Al-Jannah Gabuswetan Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu sedangkan objek dalam penelitian
ini adalah hasil belajar yang diukur dengan posttest.
Menurut Sugiyono (2012: 118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian. Teknik analisis data juga merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian dihitung, bagaimana
hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dengan yang menggunakan metode
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
statistik, diinterpretasikan dan simpulkan.
3. Deskripsi Data
Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisis terlebih dahulu dideskripsikan. Deskripsi data dapat ditunjukkan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung keadaan kelompok dan digambarkan dengan diagram batang. Menurut Riduwan (2012: 66), mengatakan bahwa distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan mudah dibaca sebagai bahan informasi. Adapun langkah-langkah teknik pembuatan distribusi frekuensi dilakukan menurut Riduwan (2012: 69-70), adalah sebagai berikut:
a. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
b. Menghitung jarak atau rentangan (R), yaitu data terbesar
dikurangi data terkecil. Dengan rumus :
R= Data tertinggi – Data terendah
c. Menghitung jumlah kelas interval (K), dengan menggunakan
rumus: Jumlah Kelas (K) = 1 + 3,3 log n n = Jumlah data
d. Menghitung panjang kelas interval (P) dengan rumus :
e. Membuat Diagram f. Menghitung Rata-rata
f = Frekuensi yang sesuai dengan batas kelas
i
g. Menghitung standar deviasi
(Riduwan, 2012 : 157)
Keterangan :
s = Simpangan baku sampel n = Banyaknya subjek
Untuk menggunakan uji parametrik (uji t) maka harus memenuhi syarat kedua datanya berdistribusi normal dan kedua variansnya homogen, yaitu dengan menggunakan uji sebagai berikut:
Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan chi kuadrat yang bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap tes akhir yang diperoleh dari post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas ini menggunakan chi kuadrat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(Sugiyono, 2012 : 106) Keterangan :
x² = chi kuadrat
= frekuensi observasi
= frekuensi yang diharapkan
Untuk mencari = L x n, Kemudian chi kuadrat hitung dibandingkan
dengan nilai chi kuadrat tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat
kebebasan db = n‐3.
Kriteria pengujian
1) Ho: Diterima, Jika x² hitung < x ²tabel.
2) Ha: Ditolak, Jika x²hitung ≥ x ²tabel
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
uji homogenitas varians dari kedua kelas dengan cara mencari nilai F dengan rumus sebagai berikut:
F =
(Sugiyono, 2012 : 140)
Kriteria pengujiannya adalah :
1) Ho: Diterima, Jika F hitung< F tabel.
2) Ha: Ditolak, Jika F hitung ≥ F tabel.
Alternatif Analisis
1. Jika kedua kelas berdistribusi normal dan variansnya homogen maka dilanjutkan dengan uji daya pembeda dengan cara sebagai berikut:
t =
(Sugiyono, 2012 : 181) Keterangan :
t = Skor t hitung
= Rata – rata skor kelas eksperimen = Rata – rata skor kelas kontrol = Jumlah sampel kelas eksperimen = Jumah sampel kelas kontrol
= Varians gabungan
Mencari varians gabungannya adalah sebagai berikut:
=
Kriteria pengujiannya adalah
¾ Ho: Diterima (Terdapat perbedaan nilai rata-rata dari kedua
kelas) jika t hitung > t tabel.
sebagai berikut:
u = n1 n2 + atau u = n1 n2 +
(Sugiyono, 2012 : 153) Keterangan :
u = Nilai U hitung
n1 = Sampel kelas eksperimen n2 = Sampel kelas kontrol
R1 = Jumlah peringkat pada kelas eksperimen R2 = Jumlah peringkat pada kelas kontrol Kriteria pengujian adalah
1) Ho: Ditolak,(Tidak terdapat perbedaan), jika Uhitung < U tabel
2) Ha: Diterima, (Terdapat perbedaan), jika U hitung > U tabel
Jika kedua data tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka digunakan uji-t’ dengan rumus sebagai berikut:
t’ =
(Sugiyono 2012 : 138)
Keterangan:
Rata-rata skor kelompok eksperimen Rata – rata skor kelompok kontrol n1 = Banyak data kelompok eksperimen n2 = Banyak data kelompok kontrol
= Varians data kelompok eksperimen = Varians data kelompok kontrol
Penerapan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa apabila terdapat
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
dan di kelas kontrol.
Uji Hipotesis Penelitian
1) Ho: Ditolak, artinya metode pembelajaran konvensional tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Ha: Diterima, artinya metode pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis statistik :
Ho: µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 Dimana :
µ1 : Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen satu, yaitu
kelas yang mengunakan metode pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT).
µ2 : Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dua, yaitu
kelas yang mengunakan metode pembelajaran konvensional.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
Skor hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran
Team Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran matematika di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Indramayu. Disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Yang Menggunakan Metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
Kelas Interval Frekuensi
8 – 9 1
10 – 11 1
12 – 13 5
14 – 15 7
16 – 17 9
18 – 19 4
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar kelas
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) yang paling rendah yaitu antara kelas interval 8 - 9 adalah sebanyak 1 siswa, sedangkan hasil belajar yang paling tinggi yaitu antara kelas interval 18 - 19 adalah sebanyak 4 siswa. Sedangkan frekuensi yang paling banyak yaitu 9 siswa berada pada kelas interval 16 – 17. Lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT).
Pada Gambar 4.1 dapat terlihat bahwa frekuensi hasil belajar siswa yang paling tinggi terdapat pada interval kelas 16 – 17 yaitu 9 siswa, sedangkan frekuensi hasil belajar siswa yang paling rendah terdapat pada interval kelas 8 – 9 yaitu 1 siswa. Perhitungan hasil belajar siswa
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) selengkapnya terdapat pada lampiran.
2. Skor Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Metode Pembela-jaran Konvensional.
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional pada pada mata pelajaran matematika di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Indramayu. Disajikan pada Tabel 4.4.
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
Kelas Interval Frekuensi
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran konvensional yang paling rendah yaitu antara kelas interval 7 - 8 adalah sebanyak 4 siswa, sedangkan hasil belajar yang paling tinggi yaitu antara kelas interval 17 - 18 yaitu 1 siswa. Sedangkan frekuensi yang paling banyak yaitu 8 siswa berada pada kelas interval 13 – 14. Lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kelas yang Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional
terdapat pada kelas interval 13 – 14 yaitu 8 siswa, sedangkan frekuensi yang paling rendah terdapat pada kisaran nilai interval antara 17 – 18 yaitu 1 siswa. Perhitungan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional selengkapnya terdapat pada lampiran.
3. Pengaruh Hasil Belajar Siswa Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Dan kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional.
Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang
menggu-nakan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan kelas
yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)Dan Yang
Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional.
Hasil Belajar
Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament
(TGT)
Kelas Yang Menggunakan Metode Pembelajaran
Konvensional
Jumlah Siswa 27 27
Skor
Maksimum 19 17
Skor Minimum 8 7
Rata-Rata 15,02 11,87
Simpangan
Baku 2,51 2,71
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar
siswa kelas yang menggunakan metode pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) diperoleh nilai rata-rata 15,02 dan simpangan baku 2,51, sedangkan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensioan diperoleh nilai rata-rata 11,87 dan simpangn baku 2,71.
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
Setelah rata-rata dan simpangan baku diketahui, maka langkah selanjutnya adalah uji normalitas dan uji homogenitas, untuk mencari dua rata-rata dengan menggunakan uji t, adapun hasilnya sebagai berikut:
Untuk menguji normalitas pada kelas yang menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan kelas
yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan menggunakan chi- kuadrat. Pada penelitian ini hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dengan Kelas yang Menggunakan
Metode Pembelajaran Konvensional.
Kelas yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
0,244 7,815 Distribusi Data Normal
Kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
0,299 7,815 Distribusi Data Normal
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa pada kelas
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) diperoleh x²hitung = 0,244 dan x²tabel = 7,815. Jika x²hitung < x²tabel maka Ho diterima kemudian untuk kelas menggunakan metode pembelajaran konvensional diperoleh x²hitung = 0,299 dan x²tabel = 7,815. Karena x²hitung < x²tabel maka Ho diterima. Dan untuk perhitungan uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat.
Setelah data hasil post test kelas yang menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan kelas yang
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Kelas yang Menggunakan Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan Kelas yang
Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional.
Varians Fhitung Ftabel
(0,05)(27) Keterangan Kelas yang
menggu-nakan metode pem-be lajaran Team Games Tournament (TGT))
Kelas yang meng-gunakan metode pembe lajaran konvensional
F hitung <F tabel
6,15 7,44 1,210 1,93 Homogen
Bedasarkan data pada tabel 4.7 dengan taraf signifikan 0,05 dan
dk pembilang 27 dan dk penyebut 27 maka diperoleh Fhitung = 1,210 dan
F tabel = 1,93. Karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima, karena data hasil
post test kelas yang menggunakan metode pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional homogen.
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dua varians dipenuhi maka selanjutnya menguji perbedaan dua rata-rata yaitu dengan menggunakan uji-t adapun hipotesisnya sebagai berikut :
Ho: µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 Dimana :
µ1 : Rata-rata kelas eksperimen satu yaitu kelas yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional.
µ2 : Rata-rata kelas eksperimen dua yaitu kelas yang menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT).
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu Tabel 4.8 Data Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Kelas
Rata-Kelas yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
15,02 6,15
2,61 12,52 2,000
Kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
11,87 7,44
Berdasarkan Tabel 4.8. di atas dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat
kebebasan 52, t hitung = 12,52 dan t tabel = 2,000. Karena t hitung > t tabel maka
berdasarkan kriteria pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya hasil belajar siswa yang menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) lebih baik dari
pada yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.
a. Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Metode Pembela-jaran Team Games Tournament (TGT) di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Indramayu
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) dengan jumlah siswa 27, skor maksimum 19 dan skor minimum 8, diperoleh rata-rata skor 15,02, artinya terdapat pengaruh baik
hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team
Games Tournament (TGT). Kemudian berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT)sebanyak 27 siswa,
materi Faktor Persekutuan Terbesar. Hal ini disebabkan pada waktu pembelajaran siswa kurang konsentrasi, siswa kurang menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh pendidik dan siswa cenderung ribut sendiri.
Kemudian, masih berdasarkan Tabel 4.3 yang ada pada hasil penelitian bahwa hasil belajar kelas yang menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT) terdapat 4 siswa
yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 18–19, ini berarti bahwa siswa tersebut mampu menjelaskan materi Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran siswa tersebut berkonsentrasi penuh dan menyimak materi yang disampaikan oleh pendidik serta aktif bertanya ketika pembelajaran berlangsung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2004: 4), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut pendapat Hamzah B. Uno dan Satria Koni, (2004: 22) menyatakan bahwa keberhasilan proses belajar selalu dikaitkan dengan hasil belajar. Artinya, proses dapat dikatakan optimal apabila hasil belajar yang diperoleh (sebagai akibat dari proses) sesuai dengan yang diharapkan.
b. Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Metode Pembela-jaran Konvensional di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Indramayu
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 27, skor maksimum 17 dan skor minimum 7, diperoleh rata-rata skor 11,87, artinya tidak terdapat pengaruh baik hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajarn konvensional jika dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran
Team Games Tournament (TGT). Kemudian berdasarkan Tabel
4.4. yang ada pada hasil penelitian bahwa hasil belajar siswakelas
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
17–18 sebabnya 1 siswa. Skor terendah 7–8 sebanyak 4 siswa, Ini berarti bahwa siswa tersebut hanya mampu materi FPB. Selanjutnya keempat siswa tersebut juga kurang mampu menyebutkan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK). Hal ini disebabkan dalam pembelajaran siswa kurang konsentrasi, siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan pendidik, dan siswa ribut sendiri.
Kemudian, masih berdasarkan Tabel 4.4 yang ada pada hasil penelitian bahwa hasil belajar kelas yang tidak menggunakan
metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) terdapat
1 siswa yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 17–18. Ini berarti siswa tersebut mampu menjelaskan materi Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran siswa tersebut memperhatikan materi yang disampaikan oleh pendidik, siswa tersebut aktif bertanya dan siswa tersebut kosentrasi dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wiliam Burtown yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2001: 158), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik, menurut Lester D. Crow yang dikutip Saiful Sagala (2001: 10), mengemukakan bahwa belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang dipelajarinya.
c. Pengaruh Metode Pembelajarn Team Games Tournament (TGT)Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas II Pada Materi KPK dan FPB di SD Islam Al Jannah Gabuswetan.
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa data hasil penelitian
kelas menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) mendapatkan rata-rata skor 15,02, Sedangkan pada kelas yang
menggunakan metode pembelajaranKonvensionalmendapatkan
rata-rata skor 11,87. Artinya metode pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Karena
kelebihan dari metode pembelajaran Team Games Tournament
dan FPB, siswa menjadi lebih kritis yaitu aktif bertanya ketika pembelajaran berlangsung, dan siswa lebih paham terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini mendukung pendapat Miftahul Huda
(2005:32), Strategi Team Games Tournament (TGT ) mendorong
siswa untuk berpikir, berbicara, dan menuliskan pada suatu topik tertentu. Sejalan dengan pendapat Miftahul Huda, menurut
Zulkarnaini yang dikutip oleh Ririn Rianti (2009:32), Team Games
Tournament (TGT)) adalah suatu tipe pembelajaran koperatif yang terdiri anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota dalam kelompoknya.
Masih berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional mendapatkan nilai rata-rata 11,87. Sedangkan kelas
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) mendapatkan nilai rata-rata 15,02, Artinya metode pembelajaran konvensional tidak lebih baik jika dibandingkan
dengan yang menggunakan pembelajaran Team Games Tournament
(TGT).
Hal ini mendukung pendapat Pujiastuti yang dikutip Ririn Rianti (2009:39), metode konvensional ini biasanya disebut ekspositori. Ciri metode pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: (Guru) : satu-satunya sumber belajar murid, bertindak sebagai instruktur, sebagai “ bos” murid. (Isi) : mengacu pada buku paket
dan mengikuti kurikulum secara harfiah dan kaku, jarang memakai
alat peraga, membosankan, kurang menarik. (Organisasi kelas): duduk berjajar, klasikal, biasanya murid harus duduk di bangku, guru ada di muka kelas. (Ruang belajar): pembelajaran selalu di dalam ruang kelas saja, ruangan belajar kosong dan bersih dari alat peraga, suasana kelas sepi, kaku dan terkesan menakutkan.
Berdasarkan penelitian praktikan di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Indramayu tahun ajaran 2017-2018 pada materi KPK dan FPB dengan jumlah siswa 30. Dapat diketahui bahwa rata-rata skor
hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
menggunakan uji-t diperoleh thitung = 12,52 dan α = 0,05, dk = 60,
diperoleh ttabel = 2,000.
Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya hasil belajar siswa
yang menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament
(TGT)lebih baik dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya hasil belajar siswa yang yang menggunakan metode pembelajaran konvensional tidak lebih baik dari yang menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Ini berarti metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode Pembelajaran Team
Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas II di SD Islam Al Jannah Gabuswetan Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu.
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team
Games Tournament (TGT) dengan jumlah siswa 27, skor maksimum 19 dan skor minimum 8, diperoleh rata-rata skor 15,02, artinya terdapat pengaruh
baik hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team
Games Tournament (TGT.)
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 27, skor maksimum 17 dan skor minimum 7, diperoleh rata-rata skor 11,87, artinya tidak terdapat pengaruh baik hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajarn konvensional jika
dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran Team
Games Tournament (TGT)
Rata-rata skor hasil belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran Team Games Tourn ament (TGT) lebih baik dari kelas yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kemudian dari uji
hipotesis menggunakan uji-t diperoleh t hitung = 12,52 dan α = 0,05, dk =
60, diperoleh t tabel = 2,000. Karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya
hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team Games
pembelajaran konvensional. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya hasil belajar siswa yang yang menggunakan metode pembelajaran konvensional tidak lebih baik dari yang menggunakan metode pembelajaran
Pengaruh Metode TGT terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Islam Al Jannah Indramayu
DAFTAR PUSTAKA
Aminatun Khasanah, 2011. Peningkatan motivasi belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester 2 Pada Sumber Daya Alam di SD Negeri I Talang Jawa”. Tersedia di http:// www.google.com/url http://www.google.com/url (Kamis 11 April 2017 pukul 20.00).
Hamzah B. Uno & Satria Koni. 2004. Assessment Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Herdianto. 2006. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Miftahul Huda. 2005. Metode-Metode Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 2004. Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara..
Purwanto, M.N. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2012. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Ririn Rianti. 2013, Skripsi,Efektifitas Metode Pembelajaran TGT berbantu
Macromedia Flash ditinjau dari Hasil Belajar Matematika di SMP Negeri 1 Sale. Tersedia di http://www.google.com/url. (Selasa 9 April 2017 pukul 21.00).
Saefudin Azwar. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Saiful Sagala. 2001. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV
Alfabeta.
Satria Koni Hamzah. 2013. Asesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta
: Rineke Cipta
Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
terbitkan.
Sudjana. 2005. Metode Pembelajaran. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta : PT Rineke
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2).
Jakarta: Bumi Aksara.