• Tidak ada hasil yang ditemukan

Depresiasi Aktiva Tetap depresiasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Depresiasi Aktiva Tetap depresiasi (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Akuntansi Madya II

Depresiasi Aktiva Tetap

KELOMPOK 3 :

Yayan Albar Watukila (15103210)

Arnes (1510321052)

Bela Novyndya (1510321053)

Glory Balalembang (1510321055)

Cindy Khaterine Marpaung (1510321056)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Kami juga berterima kasih pada, ibu Nurbayani S.E, M.Si selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Madya II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai aktiva tetap dan depresiasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

2.2. Pengertian Penyusutan/Depresias Aktiva Tetap ………... ...7

2.3. Faktor-Faktor Yang Terlibat Dalam Proses Penyusutan

(4)

2.5.2. Metode Campuran atau Kombinasi... 13

2.6. Masalah Penyusutan Khusus

2.6.1. Penyusutan dan Periode persial atau sebagian... 14

2.6.2. Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap... 14

2.6.3. Revisi Tarif Penyusutan... 14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan... 16

3.2. Saran... 18

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan perusahaan.

Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca, sehingga ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannya dalam laporan keuangan.

(6)

Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun manfaatnya secara terus menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation).

Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami penyusutan (kecuali tanah). Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aktiva tetap untuk memberikan jasa/manfaaat yaitu : Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi). Sehingga penurunan kemampuan aktiva tetap tersebut dapat dialokasikan sebagai biaya.

Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan metode penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau kondisi perusahaan tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi. Selain itu juga mempengaruhi nilai dari aktiva tetap tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aktiva tetap?

2. Apa pengertian penyusutan/depresiasi aktiva tetap? 3. Apa faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan? 4. Bagaimana metode penyusutan?

5. Bagaimana metode penyusutan khusus? 6. Bagaimana metode campuran atau kombinasi? 7. Bagaimana masalah penyusutan khusus?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian aktiva tetap.

2. Mengetahui pengertian penyusutan/depresiasi aktiva tetap 3. Mengetahui faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan. 4. Mengetahui metode penyusutan.

(7)

7. Mengetahui masalah penyusutan khusus.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.

Aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, artinya aktiva tetap dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan bukan untuk dijual kembali (barang dagang) atau investasi.

b. Masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dan nilai manfaatnya dapat diukur.

c. Mempunyai nilai yang cukup material, artinya nilai/harga aktiva tersebut cukup tinggi, misalnya tanah, bangunan, mesin-mesin, investaris, peralatan dan kendaraan.

(8)

Berdasarkan sifatnya, aktiva tetap dibagi atas : a. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed assets)

Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik. Terdapat tiga jenis aktiva tetap berwujud, yaitu :

1) Aktiva yang merupakan sumber penyusutan (depresiasi), seperti gedung, peralatan, investaris dan kendaraan.

2) Aktiva yang merupakan sumber deplesi seperti tambangdan mineral/sumber-sumber alam.

3) Aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau deplesi, seperti tanah untuk tempat bangunan persahaan.

b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud ( Intangible Fixed Assets)

Aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi mempunyai niali/manfaat bagi perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, seperti hak paten, goodwill, hak cipta, hak monopoli, merek dagang, biaya riset dan pengembangannya, dan biaya pendirian perusahaan.

2.2 Pengertian Penyusutan/Depresiasi Aktiva Tetap

Aset tetap suatu entitas memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dan seiring dengan pemakaian aset tetap tersebut maka kemampuan potensial aset tetap tersebut untuk menghasilkan pendapatan akan semakin berkurang. Oleh karena itu, biaya perolehan aset tetap harus dialokasikan sepanjang umur dari aset tersebut secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai dengan prinsip matching cost against revenue. Depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut.

Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai aset tetap sebagai biaya depresiasi, yaitu :

a. Nialai biaya aset yang didepresikan (depreciable assets)

(9)

b. Taksiran masa manfaat aset tetap

Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu dimana suatu aset diekspetasikan dapat digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset entitas mendasarkan pada kebijakan pengelolaan aset entitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya penghentian penggunaan suatu aset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian proporsi tertentu dari masa ekonomisnya. Selain itu, suatu entitas juga sering kali menetapkan masa manfaat aset tetap.

Dalam menentukan masa manfaat suatu aset, suatu entitas mempertimbangkan beberapa factor sebagai berikut :

1) Ekspatasi penggunaan aset

2) Keusangan teknis dan komersial dari aset tersebut karena perbahan teknologi atau pasar aset.

3) Pemabatasan legal atau penggunan aset, seperti tanggal kadaluarsa penggunaan aset yang tertera dalam suatu kontrak.

c. Metode depresiasi yang sesuai

Metode depresiasi menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara sistematis selama periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus mencerminkan ekspatasi pola pengguna aset. Pola pengguna suatu aset dapat merupakan fungsi dari waktu atau fungsi dari penggunaan secara fisik.

Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut :

1) Metode garis lurus (akan menghasilkan pembebanan yang konstan selama masa manfaat aset bila estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan nilai aset) 2) Metode pembebanan menurun (akan menghasilkan pembebanan yang semakin munurun

selama masa manfaat aset)

3) Metode unit produksi (akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspetasi penggunaan aset atau output yang dihasilkan)

(10)

mempertimbangkan banyak hal seperti perubahan teknologi, lama waktukerusakan normal dari aset, penggunaan fisik dari aset, faktor hukum, kontrak yang mengikat suatu entitas untuk memilih metode alokasi biaya yang sesuai dengan entitas tersebut. Pemilihan metode tersebut hendaknya mencerminkan penggunaan dari aset tersebutyang biasa dapat merupakan fungsi dari waktu atau fungsi penggunaan secara fisik.

2.3 Faktor-faktor yang Terlibat dalam Proses Penyusutan 2.3.1 Dasar Penyusutan Aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor: biaya awal dan nilai sisa. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaanya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Sebagai gambaran, jika suatu aktiva memiliki biaya Rp. 10.000,00 dan nilai sisa sebesar Rp. 1.000,00 maka dasar penyusutannya adalah Rp. 9.000,00.

2.3.2 Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa

Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya sering kali tidak sama. Sebuah mesin secara fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur pelayanannya. Tetapi sebuah perusahaan mungkin tidak menggunakan mesin selama seluruh tahun itu karena biaya pembuatan dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi.

Aktiva ditarik dari penggunaan karena dua alasan: faktor-faktor fisik (seperti kerusakan atau habisnya umur fisik) dan faktor-faktor ekonomi (keusangan). Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi, dan kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktor-faktor fisik ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva.

Faktor-faktor ekonomi atau fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

1. Ketidaklayakan (inadequacy) terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat. 2. Penggantian (supersession) adalah penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang

lebih efisien dan ekonomis.

(11)

Dalam banyak kasus, perusahaan mengestimasi masa manfaat aktiva berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan dengan aktiva yang sama atau sejenis yang lainnya menggunakan metode statistik yang canggih untuk menentukan masa manfaat untuk tujuan akuntansi.

2.4 Metode Penyusutan

Faktor ketiga yang terlibat dalam proses penyusutan adalah metode pembagian biaya secara adil. Profesi akuntan mewajibkan metode penyusutan yang digunakan harus ‘sistematis dan rasional’. Perusahaan menggunakan sejumlah metode penyusutan sebagai berikut.

1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi) 2. Metode garis lurus.

Contoh data yang digunakan untuk mengilustrasikan metode penyusutan:

2.4.1 Metode Aktivitas

Metode aktivitas juga disebut pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara konseptual, asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang digunakan, tetapi sering kali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur jumlah dollar beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu.

(12)

Penentuan umur mesin derek tidak memiliki masalah tertentu karena penggunaan (jam) relatif lebih mudah untuk diukur. Jika seseorang menggunakan mesin derek itu selama 4.000 jam pada tahun pertama, maka beban penyusutannya adalah:

Keterbatasan dalam metode ini adalah bahwa metode itu tidak tepat untuk digunakan pada situasi dimana penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas.

2.4.2 Metode Garis-Lurus periode. Stanley menghitung beban penyusutan untuk mesin derek sebagai berikut.

Keberatan utama terhadap metode ini adalah bahwa metode ini didasarkan atas dua asumsi yang tidak realistis: (1) kegunaan ekonomi aktiva itu sama setiap tahun, dan (2) beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode.

2.4.3 Metode Beban Menurun

Metode beban menurun menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini membolehkan

(13)

pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibanding metode garis lurus, sehingga sering disebut metode penyusutan dipercepat.

Apakah justifikasi utama pada pendekatan ini? Justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aktiva lebih produktif pada tahun-tahun tersebut. Argumen lainnya yang diajukan adalah bahwa metode dipercepat memberikan biaya yang konstan karena beban penyusutan lebih rendah dalam periode terakhir, dimana pada waktu itu biaya reparasi dan pemeliharaan sering kali lebih tinggi. Secara umum, satu dari dua metode beban menurun digunakan: metode jumlah-angka-tahun atau metode saldo menurun.

Metode jumlah-angka-tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1 = 15) jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan. Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.

Metode saldo menurun menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan metode garis-lurus. Sebagai contoh, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan menjadi 20% (dua kali tarif garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Tarif saldo menurun tetap konstan dan diaplikasikan pada nilai buku yang menurun setiap tahun.

Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku menurun yang kkonstan diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, dimana pada saat tersebut penyusutan akan dihentikan.

Perusahaan sering kali beralih dari metode saldo menurun ke metode garis-lurus mendekati akhir dari masa manfaat aktiva untuk meyakinkan bahwa aktiva hanya disusutkan sampai pada nilai sisa.

(14)

Kadang-kadang perusahaan menggunakan penyusutan khusus. Karena aktiva yang terlibat memiliki karekteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus. Dua dari metode khusus ini akan dibahas berikut ini.

1. Metode kelompok dan gabungan/komposit. 2. Metode campuran atau kombinasi.

2.5.1 Metode Kelompok dan Gabungan

Terdapat dua metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu: metode kelompok dan metode gabungan. Pemilihan metode bergantung pada jenis aktiva yang terlibat. Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva yang bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Metode kelompok lebih mendekati prosedur biaya unit tunggal karena penyimpangan dari rata-rata tidak besar. Metode perhitungan kelompok atau gabungan pada dasarnya sama: yaitu, menemukan rata-rata dan menyusutkannya atas dasar rata-rata tersebut.

Perusahaan menentukan tarif penyusutan gabungan dengan membagi penyusutan per tahun dengan total biaya aktiva. Perbedaan antara metode gabungan dan kelompok dengan metode penyusutan unit tunggal menjadi jelas ketika kita membahas penarikan aktiva. Jika suatu aktiva ditarik sebelum, atau sesudah rata-rata masa manfaat kelompok aktiva dicapai, maka kerugian atau keuntungan yang timbul dicatat dalam akun Akuntansi Penyusutan. Praktek ini dibenarkan karena beberapa aktiva akan ditarik sebelum masa manfaat rata-rata dan lainnya setelah masa manfaat rata-rata. Karena alasan ini, debet kke akun Akumulasi Penyusutan adalah perbedaan antara biaya awal dan kas yang diterima. Tidak ada untung atau rugi atas disposisi yang dicatat.

Metode kelompok atau gabungan menyederhanakan proses pembukuan dan cenderung merata-ratakan kesalahan yang disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan penyusutan. Sebagai akibatnya, laba periodik tidak terdistorsi oleh keuntungan atau kerugian atas pelepasan aktiva.

(15)

metode unit umumnya digunakan dalam praktek dan diasumsikan digunakan dalam soal-soal pekerjaan rumah kecuali dinyatakan lain.

2.5.2 Metode Campuran atau Kombinasi

Selain metode penyusutan yang sudah disinggung, perusahaan juga bebas mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.

Sebagai contoh, metode penyusutan campuran digunakan secara luas pada industri baja yang merupakan kombinasi dari pendekatan garis-lurus/aktivitas dan sering disebut metode produksi variabel.

2.6 Masalah Penyusutan Khusus

2.6.1 Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian

Dalam menghitung beban penyusutan periode parsial, perusahaan harus menentukan beban penyusutan untuk setahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan ini pada dua periode yang terlibat. Proses ini seharusnya terus berlangsung selama masa manfaat aktiva.

Terkadang perusahaan seperti Steeltex memodifikasi proses pengalokasian biaya ke periode parsial untuk menangani akuisisi dan pelepasan aktiva tetap secara lebih sederhana. Penyusutan dapat dihitung selama periode penuh pada saldo pembukaan akun aktiva bersangkutan dan tidak ada penyusutan yang dibebankan atas akuisisi selama tahun tersebut. Kemudian, membebankan penyusutan setahun penuh pada tahun pelepasan. Variasi lainnya adalah membebankan penyusutan setengah tahun pada tahun akuisisi dan pelepasan (disebut sebagai konvensi “setengah tahun”), atau membebankan satu tahun penuh pada tahun akuisisi dan tidak melakukan pembebanan pada tahun pelepasan.

(16)

2.6.2 Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap

Suatu konsepsi yang salah tentang penyusutan adalah bahwa penyusutan menyediakan dana bagi penggantian aktiva tetap. Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan.

Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva). Tanpa pendapatan, tidak ada laba yang diwujudkan dan tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.

2.6.3 Revisi Tarif Penyusutan

(17)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya.

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Secara umum, menurut Kieso, dkk (2004) penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari: Aktiva Berwujud (Tangible Assets) dan Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets).

2. Dari sudut pandang penyusutannya, terdiri dari: Aktiva Tetap yang Disusutkan (Depreciated Plant Asset) dan Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan (Undepreciated Plant Asset).

3. Dari sudut pandang umurnya, terdiri dari: Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas, Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir serta Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis.

Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematik.

Metode–metode penyusutan yaitu metode Garis-Lurus, metode Saldo Menurun, metode Jumlah angka – angka tahun dan sebagainya.

Pengeluaran Selama Masa Pemakaian Aktiva Tetap dapat dikelompokkan menjadi reparasi dan pemeliharaan, penggantian, perbaikan, penambahan dan penyusunan kembali aktiva tetap.

(18)
(19)

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari permasalahan yang diajukan serta kerangka pikiran mengenai motivasi dan kinerja, maka hipotesis yang diajukan adalah : Diduga bahwa faktor-faktor motivasi yang

Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dan penerimaan diri, artinya semakin tinggi kepribadian

Departemen Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Kulit dan Kelamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf j dipimpin oleh Kepala Departemen Mata, Telinga Hidung

menurut Kami perhiasaan juga cocok untuk memasukki masyarakat yang menua, namun untuk pasar di Amerika Serikat sendiri golongan Tua merupakan prospek yang potensial

Melalui analisis dan pembahasan di atas yang dapat disimpulkan adalah melalui pendekatan indeks maqasid syariah yang terdiri dua indikator dalam pengukuran, yaitu

Skripsi dengan judul : “Pengaruh Permainan Passing Bawah Berantai dan Permainan Kucing Tikus Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Kelas VIII A di SMP N

Pengaruh pemberian ekstrak kulit apel (Malus sylvestris Mill) jenis rome beauty terhadap histologi hepatosit tikus putih (rattus novergicus strain wistar) yang di

Berdasarkan hasil posttest yang diperoleh hasil pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Jambi pada pokok bahasan Operasi Aljabar untuk kelas