• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen di akademi Strategi (12)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen di akademi Strategi (12)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan Daerah Berbasis

Sumber Daya Unggul Pada Kawasan Andalan

di Manado (Sulawesi Utara)

Oleh :

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(2)

bahkan dari negara lain. Setiap daerah harus mampu meningkatkan potensi yang dimiliki dan mampu menguasai pasar dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya yang handal.

Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan,baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Tentunya, hal tersebut menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan dan produk andalannya. Percepatan pembangunan ini bertujuan agar daerah tidak tertinggal dalam persaingan pasar bebas, seraya tetap memperhatikan masalah pengurangan kesenjangan. Karena itu seluruh pelaku memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi daerah dan harus mampu bekerjasama melalui bentuk pengelolaan keterkaitan antarsektor, antarprogram, antarpelaku, dan antardaerah.

Kawasan Andalan, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah suatu kawasan yang dikembangkan untuk mengurangi kesenjangan antardaerah melalui pengembangan kegiatan ekonomi yang diandalkan sebagai motor penggerak pengembangan wilayah. Kawasan Andalah diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan di sekitarnya. Kawasan andalah juga diharap mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kemampuan bersaing ini lahir melalui pengembangan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun global, yang didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan teknologi, informasi, serta keunggulan pemasaran.

Sementara itu dalam pelaksanaan di daerah, konsep pengembangan kawasan andalan tidak secara efektif dikembangkan khususnya di Manado (Sulawesi Utara) sehingga tidak pernah dapat diukur keberhasilannya. Maka dibutuhkan model–model pengembangan ekonomi daerah dengan pendekatan kawasan andalan, yang memiliki konsep pengembangan yang terfokus dan terpadu, terutama berorientasi pada karakteristik potensi kawasan dan kemampuan pengembangan kawasan.

(3)

oriented, kurang terfokus pada kesinambungan program jangka panjang, serta terhadang masalah-masalah lainnya. Maka dari itu, kami melakukan kajian lebih dalam mengenai strategi pengembangan daerah berbasis sumber daya unggul pada kawasan andalan di Manado, Sulawesi Utara.

Tujuan Penulisan

Tujuan kajian ini adalah menganalisis model pengelolaan dan pengembangan keterkaitan program dalam pengembangan ekonomi daerah berbasis kawasan andalan. Sasaran yang dituju dari kajian adalah: (1) mengidentifikasi prinsip dasar pengembangan kawasan andalan Manado; (2) mengidentifikasi faktor kunci dalam pengembangan kawasan andalan sesuai dengan karakter daerah; (3) menyusun masukan bagi kebijakan dan strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan andalan.

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengembangan Ekonomi Daerah

Berdasarkan Bappenas (2012), pengembangan ekonomi daerah berbeda dari pengembangan ekonomi nasional dalam beberapa hal, yaitu (Meyer-Stamer, 2003). Ada sejumlah instrumen untuk meningkatkan pengembangan ekonomi yang berada di luar jangkauan inisiatif lokal, untuk mendorong semua samua tersebut harus dikerjakan dalam kerangka kondisi yang umum, misalnya nila tukar mata uang, tarif pajak, kebijakan anti-trust, atau kerangka hukum ketenagakerjaan. Dalam waktu yang sama, banyak instrumen LED yang tidak sesuai untuk pemerintahan nasional, contohnya pengembangan bisnis real estate atau program pelatihan bisnis. Pengembangan ekonomi nasional dirumuskan dan dilaksanakan oleh pemerintah. Pelaku non pemerintahan dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan, seperti lobi atau bertukar informasi dan pengetahuan. Akan tetapi dalam hal penetapan akhir kebijakan, lebih banyak jumlah kelompok sasaran daripada para penentu kebijakan.

(4)

dilaksanakan oleh pelaku swasta tanpa partisipasi dari pemerintah.Dalam keadaan normal, inisiatif daerah menyangkut kerjasama yang erat antara aktor pemerintah dan aktor swasta (kamar dagang dan asosiasi bisnis,perdagangan global, lembaga pendidikan dan penelitian, perusahaan-perusahaan,LSM, dan lain-lain) selama diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Program pengembangan ekonomi nasional mencakup pengertian yang jelas mengenai pembagian tugas antara badan legislatif dan eksekutif dari pemerintah. Inisiatif pengembangan daerah biasanya mencakup definisi-definisi peran yang samar, dan menjelaskan serta mendefinisikan peran dari berbagai stakeholder yang berbeda merupakan satu tantangan utama dari setiap inisiatif pengembangan daerah.

2.2 Strategi Pengembangan

Adanya keterkaitan antar perusahaan akan meningkatkan pembagian kerja dan mendorong kerja sama antar perusahaan termasuk penyebaran ide dan inovasi. Keterkaitan ke belakang (backward linkage) maupun kedepan (forward linkage) antarperusahaan atau bahkan dengan perusahaan yang lebih besar mendorong terjadinya produksi bersama (joint manufacture). Pemerintah perlu mengambil peran sebagai motivator, katalisator dan inisiator pengembangan jaringan serta kerjasama antar usaha sehingga tercipta tindakan bersama (joint and collectibe action). Pemerintah perlu membangkitkan kondisiUKM agar tidak tergantung pada kapasitasnya yang terbatas tapi bekerja sama dalam kelompok untuk menjadi lebih kuat.

Beberapa kebijakan dan strategi untuk memperkuat kerjasama dan mendorong persaingan positif antar perusahaan antara lain :

(1) Peningkatan kerjasama dan jaringan antar usaha Strategi yang dapat dilakukan:

 Mempromosikan kerjasama diantara UKM-UKM melalui pendekatan partisipatif.

 Mendorong peran asosiasi usaha sebagai basis kerjasama kolektif para pelaku usaha.

(5)

(2) Penciptaan iklim kompetisi yang sehat Strategi yang dapat dilakukan:

 Melakukan pembinaan serta memeperkuat jaringan pasar UKM agar tidak terjadi persaingan harga yang kontra-produktif.

 Meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap Hak kekayaan intelektual (HAKI).

 Mendorong dan memfasilitasi pendaftaran paten, merek, dan hak cipta produk-produk yang dihasilkan oleh usaha.

 Memfasilitasi keberadaan lembaga penyedia layanan HAKI.

2.3 Gambaran Umum Wilayah

Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24° - 27° C. Curah hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim terkering di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %. Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektare.

Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Interval ketinggian dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di gunung Tumpa. Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken, pulau Siladen dan pulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi yang bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan pulau Manado Tua adalah pulau gunung dengan ketinggian ± 750 meter.

Sementara itu, perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng benua. Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah. Jarak dari Manado ke Tondano adalah 28 km, ke Bitung 45 km dan ke Amurang 58 km.

(6)

kepulauan di Kota Manado dengan kualitas keindahan dan keasliannya berpotensi menjadi tempat tujuan wisata yang menarik, seperti cruising, yachting, diving, surfing, dan fishing serta marine eco-tourism. Di samping itu, wilayah kepulauan Kota Manado juga mempunyai potensi wisata terrestrial, yaitu “wisata dengan pemanfaatan lahan daratannya”. Wisata terrestrial wilayah kepulauan Kota Manado merupakan daya tarik tersendiri bagi penikmat pariwisata, mengingat wilayah kepulauan Kota Manado yang rata-rata termasuk sepi, sehingga alamnya masih sangat asri, disamping itu juga akan banyak ditemui flora dan fauna endemik.

Dengan mempertimbangkan peran ekonomis dan fungsi ekologis serta potensi sumberdaya di wilayah kepulauan Kota Manado maka kegiatan kepariwisataan harus dilakukan melalui pendekatan ekosistem, pemberdayaan masyarakat setempat, dan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan. Wilayah kepulauan Kota Manado merupakan aset wisata bahari yang sangat besar yang didukung oleh potensi geologis dan karaktersistik yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan terumbu karang (Coral Reef), khususnya hard corals. Disamping itu, kondisi wilayah kepulauan Kota Manado yang berpenghuni hanya sedikit saja, secara logika akan memberikan kualitas keindahan dan keaslian dari bio-diversity yang dimilikinya.

Berdasarkan rating yang dilakukan oleh lembaga kepariwisataan internasional, beberapa wilayah kepulauan di Indonesia termasuk di Kota Manado dengan sumberdaya yang dimilikinya mempunyai rating tertinggi bila ditinjau dari segi daya tarik wisata bahari dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain di dunia. Wilayah kepulauan di Kota Manado memiliki potensi wisata bahari yang cukup potensial. Dapat disebutkan disini, yakni Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken yang telah terkenal di dunia.

PEMBAHASAN

Kawasan Andalan Manado 1. Prinsip/Strategi Dasar Pengembangan Kawasan

(7)

Berdasarkan cakupan pemasaran (ekspor), keterkaitan dengan sektor lain, dan ketersediaan prasarana dan sarana pendukung, sektor perikanan merupakan unggulan, dengan kantong produksi terbesar di Kota Bitung.

b. Industri Pendorong

Industri penangkapan dan pengolahan ikan merupakan industri pendorong yang memiliki nilai investasi tinggi. Pengembangan potensi ini didukung keberadaan banyak industri pengolahan ikan dan pelabuhan perikanan modern berikut fasilitasnya. Berdasarkan data BKPMD,di Kota Bitung terdapat sekitar 13 perusahaan yang bergerak di bidang penangkapan dan pengolahan ikan.

c. Target pasar

Saat ini tujuan pasar ekspor masih didominasi negara Jepang. Berbagai jenis komoditas ekspor perikanan tangkap adalah tuna/cakalang beku, tuna segar, dan ikan kaleng. Kegiatan promosi dilakukan oleh Dinas KUKM serta Dinas Perindag yang bentuknya berupa pameran dan promosi melalui leaflet dan media elektronik. Dalam rangka meningkatkan pemasaran, tindakan pemerintah adalah peningkatan ekspor, mengembangkan diversifikasi produk, membentuk trading housedi luar negeri, dsb.

d. Rencana Bisnis

(8)

e. Skenario Keterkaitan

Skenario keterkaitan dan keterpaduan pengembangan Kawasan Andalan Manado-Bitung yang menitikberatkan pada keterkaitan ke depan dan ke belakang (forward and backward linkages), ditujukan untuk membuka peluang investasi pada kegiatan utama dan pendukung. Fokus keterkaitan Kawasan Andalan Manado-Bitung adalah keterkaitan yang kuat antar industri penangkapan ikan dan industri pengolahan ikan. Kedua industri utama tersebut didukung industri hulu dan hilir yang kuat baik langsung maupun tak langsung.

f. Peran pemerintah

Sebagai fasilitator, pemerintah mengambil beberapa kebijakan pembangunan, seperti program peningkatan kulitas pelayanan administrasi usaha industri, perdagangan, dan jasa. Sedang sebagai katalisator, kebijakan yang diambil adalah program penciptaan iklim usaha yang kondusif, penguatan lembaga dan organisasi masyarakat, dan pembangunan infrstruktur fisik dan ilmiah. Namun peran pemerintah juga diharapkan mensinergikan pengembangan Kawan Manado dengan kawasan andalan lainnya.

g. Kendala Pengembangan Kawasan dan Komoditas Unggulan

(9)

kendalanya adalah kurangnya armada perikanan tangkap berteknologi tinggi, adanya dominasi negara tujuan ekspor ke Jepang yang berakibat rendahnya posisi tawar, terjadinya penurunan kualitas pada pengolahan ikan, sebagai akibat dari penanganan yang kurang baik, dan lain-lain.

2. Faktor Kunci Pengembangan Kawasan a. R&D

Selama ini nelayan tangkap masih menggunakan teknologi sederhana, sebaliknya kapal-kapal tangkap (dalam dan luar negeri) skala industri sudah menggunakan teknologi maju, begitu pula dengan industri pengolahannya. Aktivitas penelitian dan pengembangan telah didukung lembaga penelitian dari lembaga pendidikan, yaitu Akademi Maritim Indonesia dan Akademi Perikanan Bitung, serta instansi pemerintah, yaitu Baristand dan Badan Pengelola KAPET.

b. SDM

Tingkat pendidikan nelayan sebagian besar masih rendah, SD. Guna peningkatan SDM, Dinas KUKM dan Dinas Perindag melakukan pelatihan dan pembinaan tenaga kerja, begitu pula dengan perguruan tinggi dan Badan Pengelola KAPET.

c. Pasar

Komoditas perikanan tangkap sudah menembus pasar ekspor, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Untuk meningkatkan akses informasi pasar, BP KAPET beserta KADIN dan dinas terkait telah membuka situs internet.

d. Akses terhadap Ketersediaan Infrastruktur, Modal, dan Bahan Baku

Penangkapan dan pengolahan ikan di Kota Bitung telah didukung prasarana dan sarana yang cukup lengkap, berupa sentra pelabuhan perikanan tangkap modern di Aertembaga dan pelabuhan internasional diKota Bitung. Untuk penyediaan modal, lembaga perbankan dan non perbankan telah tersedia, dengan bentuk pelayanan berupa kredit berbunga rendah dan modal ventura.Walau berpotensi cukup banyak, namun fluktuasi pasokan ikan segar dari nelayan kepada industri pengolah yang tidak menentu, mengakibatkan beberapa usaha mengimpor bahan baku, bahkan ada yang tutup.

e. Linkages

(10)

ikan. Sebanyak 288 kapal berbendera asing turut berperan dalam usaha penangkapan ikan.

f. Iklim Usaha

Berdasarkan kajian KPPOD, terdapat tiga macam Perda bermasalah di Kota Bitung yang dapat berdampak negatif pada ekonomi, termasuk investasi. Namun upaya menciptakan iklim yang kondusif telah dilakukan BP KAPET berupa kemudahan perijinan dalam satu atap, kendati belum berjalan sesuai harapan.

g. Pola Keterkaitan Pengelolaan Kawasan

Berdasarkan matriks keterkaitan faktor kunci dengan rantai nilai, Kawan Manado mempunyai ciri-ciri: pertama, keterkaitan antarsubsistem yang cukup optimal dengan faktor prasarana dan sarana dan linkagesangat berperan. Kedua, keterkaitan satu subsistem yang cukup baik, denganperlu peningkatan pada faktor kunci pemasaran dan jasa pelayanan.

3. Kebijakan Pengelolaan a. Kebijakan Investasi

Berdasarkan tabel kerja,kebijakan investasi cukup optimal dalam mendukung pengelolaan pengembangan kawasan. Kebijakan investasi perlu memperhatikan keterkaitan dari hulu hingga hilir.

b. Kebijakan Pengembangan Kawasan

Berdasarkan tabel kerja, kebijakan pengembangan kawasan mendapatkan nilai sangat tinggi dalam mengantisipasi pasar yang kompetitif. Daya tarik kawasan dan kemampuan bersaing dengan kombinasi faktor kunci yang sangat tinggi didukung visi dan strategi investasi. mengantisipasi pengembangan kawasan. Namun infrstruktur nonfisik masih perlu ditingkatkan.

(11)

Dalam tabel kerja, kebijakan pengembangan kelembagaan mendapatkan nilai paling rendah. Upaya perijinan satu atap telah diupayakan oleh BP Kapet, namun dalam pelaksanaan di lapangan belum berjalan sesuai harapan. Selain itu masih terdapat kebijakan daerah yang menghambat investasi daerah.

PENUTUP

Kesimpulan Saran

(12)

Bappenas, 2012. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Dalam Rangka Mendukung Akselerasi Peningkatan Daya Saing Daerah. Jakarta.

Porter, Michael E., 1993/1994, Keunggulan Bersaing, Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Harvard Business Review.

Meyer Dan Stamer, 2003, The PACA Book Of Concepts, www.mesopartner.com

Suhandoyo, Et.Al, 2000, Pengembangan Wilayah Perdesaan Dan Kawasan Tertentu, Sebuah Kajian Eksploratif, BPPT.

Lincoln Arsyad, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang uji sitotoksik ekstrak etanol rimpang temu hitam ( Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap larva udang ( Artemia salina Leach).. Ekstrak rimpang temu

N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:44) mengemukakan bahwa, “DBMS ( Database Manajemen System ) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Sistem

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) yaitu Tahun 2014, Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan

Respon imun untuk memproduksi sel sel imunokompeten pasca pemberian agen imunomodulator juga dipengaruhi waktu atau lamanya treatmen, terbukti pemberian ekstrak

Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode brinell untuk benda kerja sebelum di Flame hardening , sedangkan untuk benda kerja yang telah dilakukan proses

learners need to be taught different vocabulary learning strategies to

Tujuan dari penelitian yang dilakukan pada Lapas kelas IIA Narkotikaa