• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MERO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MERO"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

DI DUSUN MELIK DESA CANDITUNGGAL KALITENGAH LAMONGAN

SKRIPSI

SILVIA WIDIASIH NIM: 06.02.01.0087

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LAMONGAN

(2)

ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

DI DUSUN MELIK DESA CANDITUNGGAL KALITENGAH LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

SILVIA WIDIASIH NIM: 06.02.01.0087

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LAMONGAN

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : SILVIA WIDIASIH

NIM : 06.02.01.0087

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : LAMONGAN, 22 JULI 1989

INSTITUSI : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan pengetahuan remaja

tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sangsi akademis.

Lamongan, Oktober 2010 Yang menyatakan

(4)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Oleh : SILVIA WIDIASIH NIM : 06.02.01.0087

Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DUSUN MELIK DESA CANDITUNGGAL KALITENGAH LAMONGAN.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Skripsi.

Tanggal : 20 Oktober 2010.

Oleh : Mengetahui : Pembimbing I

Dadang Kusbiantoro S. Kep, Ns. M.MKes NIK. 1980 06 07 2005 09 1 014

Pembimbing II

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji Pada Ujian Sidang Skripsi Di Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

Tanggal : 30 Oktober 2010

PANITIA PENGUJI

Tanda tangan

Ketua : H. M. Bakri Priyo DA, M.Kep ...

Anggota : 1. Dadang Kusbiantoro S.Kep.,Ners,M.Mkes. ………..

2. Faizatul Ummah SST.M.Mkes ………..

Mengetahui,

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan

(6)

vi

KURIKULUM VITAE

Nama : SILVIA WIDIASIH

Tempat Tgl. Lahir : Lamongan, 22 Juli 1989

Alamat Rumah : Dsn. Melik, Ds. Canditunggal, Kec. Kalitengah, Kab. Lamongan

Pekerjaan : Mahasiswa Riwayat Pendidikan :

1. MI KUI MELIK CANDITUNGGAL lulus tahun 2000

2. MTs. MUHAMMADIYAH 26 KALITENGAH lulus tahun 2003 3. MA AL-ISHLAH SENDANGAGUNG lulus tahun 2006

(7)

vii

MOTTO

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” {QS. Al-Baqarah: 286}.

”Kedamaian jasmani ada didalam sedikitnya makan, kedamaian jiwa ada

didalam sedikitnya dosa, kedamaian hati ada didalam sedikitnya perhatian,

dan kedamaian lisan ada didalam sedikitnya perka

taan.”

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karyaku ini kepada keluargaku khususnya

kedua orang tuaku yang tiada henti mengalirkan do’a restunya

untukku dalam meraih kesuksesan.

Semua teman-teman yang telah memberikan dukungan baik

(8)

viii ABSTRAK

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat umum dan meluas dimasyarakat khususnya dikalangan remaja. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh juga telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

Desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi sebanyak 38 orang, sampelnya 35 orang dengan tehnik simple random sampling. Data diambil dengan kuessioner tertutup dan dianalisis menggunakan uji Chi Suare dengan P= 0,05. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh responden yang berpengetahuan baik memiliki perilaku tidak merokok, sedangkan yang berpengetahuan cukup hampir seluruhnya memiliki perilaku merokok, adapun yang berpengetahuan kurang seluruhnya merokok.

Dengan uji Chi Square didapatkan P=0,000 atau P<0,05 artinya terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

Melihat hasil penelitian diatas maka perlu adanya peningkatan pengetahuan agar dapat mencegah peningkatan perilaku merokok pada remaja.

(9)

ix

ABSTRACT

Smoking is a habit that is very common and widespread in the community especially among teenagers. The dangers of smoking to health body also has been investigated and proved by people. The purpose of this study is to determine the relationship of knowledge about smoking in adolescents with smoking behavior of adolescents at Melik Canditunggal Kalitengah Lamongan.

Design analytic research with cross sectional approach. The population as many as 38 people, and the sample as many as 35 people with simple random sampling technique. Data taken with closed kuessioner and analyzed using Chi Square test with P = 0.05. The results showed that almost all respondents have a good knowledge of smoking behavior. while almost entirely knowledgeable enough have smoking behavior.

With Chi Square test found P=0.000 or P<0.05 means there is a relationship between adolescent knowledge about smoking and smoking behavior in adolescents. The conclusion of this study is there is a relationship between adolescent knowledge about smoking and smoking behavior in adolescents at Melik Canditunggal Kalitengah Lamongan.

Seeing the results of this research need to increase knowledge in order to prevent an increase smoking behavior of adolescents.

Key words: Knowledge, Smoking Behavior.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan” sesuai waktu yang ditentukan.

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu :

1. Drs. H. Budi Utomo, Amd.Kep. M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S. Kep, Ners. M. MKes selaku Kaprodi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan.

3. Musta’in Huda, SE.,M.Si, selaku Kepala Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan yang telah memberikan ijin dan fasilitas untuk melakukan penelitian.

4. Dadang Kusbiantoro S. Kep, Ners, M.MKes. selaku pembimbing I, yang telah banyak memberikan petunjuk, saran, dorongan moril selama penyusunan skripsi ini.

(11)

xi

6. Orang tua yang senantiasa memberi semangat dan doa selama penyusunan skripsi ini

7. Seluruh responden yang telah bersedia memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil demi terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umunya.

Lamongan, Oktober 2010

(12)

xii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ….………... xvii

BAB 1 : PENDAHULUAN ……… 1

2.1.2 Tingkat Pengetahuan………... 6

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan………...8

2.2 Konsep Remaja………..………..10

2.2.1 Masa Pra Pubertas.………...10

(13)

xiii

2.2.3 Masa Adolesent...12

2.3 Konsep Perilaku Merokok……….14

2.3.1 Pengertian………... 14

2.3.2 Penyebab Remaja Merokok………..………. 14

2.3.3 Zat Kimia Dalam Rokok……… 16

2.3.4 Tahap Perilaku Merokok………..…………. 16

2.3.5 Bahaya Merokok……….……….. 17

2.3.6 Strategi Berhenti Merokok……….……19

2.4 Kerangka Konsep………. 21

2.5 Hipotesis Penelitian………..… 22

BAB 3 : METODE PENELITIAN………. 23

3.1 Desain Penelitian ………. 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ………... 24

3.2.1 Waktu Penelitian……….. 24

3.2.2 Tempat Penelitian………. 24

3.3 Kerangka Kerja (Frame Work) ……… 25

3.4 Identifikasi Variabel ………. 26

3.4.1 Variabel Independen (bebas)... 26

3.4.2 Variabel Dependen (tergantung)...26

3.5 Definisi Operasional …………..………..……….26

3.6 Sampling Desain……….………. 27

3.6.1 Populasi………..…..27 3.6.2 Sampel………. 28

3.6.3 Tehnik Sampling……….. 29

3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data ………... 29

3.7.1 Pengumpulan Data ………... 29

3.7.2 Instrumen Penelitian ………. 30

3.7.3 Analisa Data………..… 30

3.8 Etika Penelitian ……….… 33

3.8.1 Informed Consent………..… 33

(14)

xiv

3.8.3 Confidentiality………..…. 33

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..… 34

4.1 Hasil Penelitian……….… 34

4.1.1 Data Umum………... 34

4.1.2 Data Khusus………..… 36

4.2 Pembahasan………...…37

4.1.1 Pengetahuan……….. 37

4.1.2 Perilaku Merokok………..… 39

4.1.3 Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok…..…. 40

BAB 5 : PENUTUP………..… 42

5.1 Kesimpulan………42

5.2 Saran……….. 42 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Remaja

Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

26

Tabel 4.1 Distribusi umur responden di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

35

Tabel 4.2 Distribusi pendidikan responden di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

35

Tabel 4.3 Distribusi pengetahuan remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

36

Tabel 4.4 Distribusi perilaku merokok remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

36

Tabel 4.5 Distribusi hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan

remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan tahun 2010.

22

Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan tahun 2010.

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Kegiatan

Lampiran 2 Permohonan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 5

Lembar Kuesioner

Lampiran 6 Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 7 Tabulasi Data Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

Lampiran 8 Hasil Analisa Data Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

Lampiran 9 Surat Ijin Survey Awal

Lampiran 10 Surat Balasan Survey Awal Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

BPS : Badan Pusat Statistik

GYTS : Global Youth Tobacco Survey KB : Keluarga Berencana

KK : Kepala Keluarga

PPOM : Penyakit Paru Obstruksi Menahun SPSS : Statistical Product And Service Solution WHO : World Health Organization

/ : Atau

% : Prosentase < : Kurang Dari > : Lebih Dari

- : Sampai

H1/Ho : Hipotesis Alternatif  : Tanda CheckList

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun dipihak lain dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Bila telah kecanduan sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan merokok (Soetjiningsih, 2004).

Setiap tahun ada 4 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok, sekitar 70 % diantaranya terjadi dinegara-negara maju. Kerugian ekonomi akibat rokok setahunnya adalah tidak kurang dari 200 milliar dollar Amerika. Kalau tidak ada penanganan memadai, maka di tahun 2030 akan ada 1,6 milliar perokok (15 % diantaranya tinggal dinegara-negara maju), 10 juta kematian (70 % diantaranya terjadi dinegara-negara berkembang) dan sekitar 770 juta anak yang menjadi perokok pasif dalam setahunnya. 20-25 % kematian di tahun itu dapat terjadi akibat rokok (Aditama, 2002).

(20)

2

Perilaku merokok pada remaja khususnya siswa SMA dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang merokok, sikap tentang merokok, peraturan sekolah, pengaruh orang tua, pengaruh teman dan pengaruh iklan (Jovita, 2008). Perilaku merokok pada remaja tidak terlepas dari pengetahuan, persepsi, nilai, atau norma yang diyakini oleh suatu individu atau suatu kelompok yang akan mempengaruhi kepribadian seseorang (Ekawati, 2007). Untuk mengantisipasi lahirnya perokok baru, yang perlu ditekankan adalah pada bahaya mencoba merokok dari pada bahaya akibat merokok. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang dampak merokok, jika sejak dini diberitahu akan bahaya merokok maka mereka yang merokok tidak akan mencoba untuk merokok (Istiqomah, 2003).

Alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan teman-teman yang sukar ditolak, selain itu ada juga pelajar pria mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok (Sitepoe dalam Iqbal, 2004). Keluarga yang terbiasa dengan perilaku merokok sangat berperan untuk menjadikan anaknya terutama remaja untuk menjadi perokok. Kebiasaan merokok pada orang tua berpengaruh besar pada anak-anaknya yang berusia remaja. Ini dikarenakan masa remaja merupakan masa pencarian identitas dan masa dimana individu mulai ingin mencoba-coba sesuatu hal yang baru termasuk merokok (Fallenstar, 2009).

(21)

3

kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Peraturan sekolah merupakan faktor pendukung, sekolah memiliki aturan ketat yang melarang siswanya merokok dilingkungan sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah, namun peraturan sekolah ini ternyata tidak membuat siswa berhenti merokok (Widianti, 2009).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru dan penyakit jantung sebesar 20-30 %. Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronchitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran hidung bagi orang yang berada disekitarnya. Pengaruh lingkungan asap tembakau dan kebiasaan ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anaknya bahkan sebelum anak dilahirkan (Dewi dkk, 2003).

(22)

4

Dari pihak pemerintah, pemerintah dalam hal ini yang memiliki wewenang harus bisa membatasi atau bahkan menutup pabrik-pabrik produsen rokok, karena pabrik merupakan penghasil utama rokok, kemudian pabrik-pabrik produsen rokok dialih fungsikan menjadi pabrik non rokok yang lebih bermanfaat bagi masyarakat misal pabrik tekstil, pangan dan lain-lain. Sedangkan dari dinas kesehatan dan instansi terkait melalui media yang ada harus terus mengkampanyekan dan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan (Ifan Jayadi, 2009).

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul: “Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada

Remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan masalah: Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus

(23)

5

2 Mengidentifikasi perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

3 Menganalisis hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademis

Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mengenai dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok dan penanganannya. 1.4.2 Bagi Praktisi

1 Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan pertimbangan dalam kegiatan penyuluhan pada remaja untuk mengurangi perilaku merokok pada remaja.

2 Bagi Peneliti

(24)

6 BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian adalah konsep pengetahuan, remaja, perilaku merokok, kerangka konsep dan hipotesis penelitian.

2.1Konsep Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, 2003). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut Soekidjo, 2003: 1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

(25)

7

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberkan.

4. Analisis (analysis)

Analiss adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-ata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthetis)

(26)

8

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan masalah yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau KB, dan sebagainya.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Mubarak dkk, 2007): 1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Umur

(27)

9 4. Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2Konsep Remaja

Menurut Ahmadi, 2005, masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: 1 Masa Pra Pubertas / pueral (usia 12-14 tahun)

Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer: anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.

(28)

10

berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Peristiwa kematangan pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal dari pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama. Sedang pada pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.

Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) umumnya digunakan dan dianggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa remaja. Adapun tanda-tanda lain disebut sebagai tanda sekunder dan tanda tertier. Tanda-tanda sekunder pada pria antara lain: tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain, selaput suara semakin besar dan berat, badan mulai membentuk “segitiga”, urat-urat

menjadi kuat, dan muka bertambah persegi. Sedangkan pada wanita antara lain: pinggul semakin besar dan melebar, kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak), suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi, muka menjadi bulat dan berisi.

Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya diwujudkan dalam perubahan sikap dan perilaku, contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya, dan lain-lain. Juga bagi wanita: ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dan lain-lain.

(29)

11

lain: ingin selalu menentang lingkungan, tidak tenang dan gelisah, menarik diri dari masyarakat, kurang suka bekerja, kebutuhan untuk tidur semakin besar, pesimistis dan lain-lain.

2 Masa Pubertas (usia 14-18 tahun)

Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.

Tanda-tanda masa pubertas: 1) Penemuan aku

Anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, yang lebih dalam dibanding pada sebelumnya. Tetapi ia pun juga mulai mengetahui betapa pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan.

2) Pertumbuhan pedoman kehidupan

Anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila (etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya.

3) Memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan

(30)

12

mengherankan jika anak puber sering menampakkan sikap-sikap yang kontroversial dalam suatu masyarakat tertentu.

3. Masa Adolesent (usia 18-21 tahun)

Pada masa ini seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya, ia sudah mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih dan menentukan jalan hidup (way of life) yang hendak ditemuinya.

Sifat-sifat masa adolesent antara lain:

1) Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai (value) yang ada.

2) Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya. 3) Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah

tetapi melaksanakannya sulit.

4) Mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.

5) Mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomis.

6) Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.

7) Mulai mengambil / menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya.

8) Pandangan dan perasaan yang semakin menyatu atau melebar antara erotik dan seksualitas, yang sebelumnya (pubertas) antar keduanya terpisah.

(31)

13

1) Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Tidak selalu minta pertolongan orang lain. Dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya, dalam mnyelesaikan tugas-tugas hidup.

2) Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral. 3) Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat. 2.3Konsep Perilaku Merokok

2.3.1 Pengertian

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Bambang, 2006).

2.3.2 Penyebab remaja merokok

Penyebab remaja merokok menurut Bambang, 2006: 1. Pengaruh orang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan senang memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.

(32)

14 2. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. 3. Pengaruh iklan

Melihat iklan dimedia massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja kerap kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

4. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Pada remaja perkembangan kognisi menuntut rasa keingintahuan yang besar, seiring pula dengan hal itu kognisi sosial pada remaja berkembang pula, sehingga remaja sering melakukan kegiatan coba-coba yang didukung oleh pergaulan.

5. Pengetahuan

(33)

15 6. Sikap

Menurut Sitepoe yang dikutip oleh Iqbal, 2004, mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang melihat rokok atau melihat orang lain merokok, lalu respon apa yang muncul didalam pikiran atau perasaannya, bisa saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak setuju), hal ini akan terjadi pada setiap orang. Orang yang setuju, ada kecenderungan akan melakukannya atau menirunya, bagi yang tidak setuju tentu kecenderungannya akan menghindari.

2.3.3 Zat kimia dalam rokok

Zat kimia berbahaya yang ada dalam rokok menurut Bambang, 2006: 1. Tar

Mengandung kimia beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Tar bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Zat ini mengikat hemoglobin dalam darah sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

3. Nikotin

Zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah serta membuat pemakainya menjadi kecanduan. Zat ini bersifat karsinogen (merusak sel tubuh), dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.

(34)

16

Menurut Levethal & Clearly dalam Cahyani dan dikutip oleh Fajar, 2010, bahwa terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu: 1. Tahap preparatory

Seseorang yang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba merokok.

3. Tahap becoming smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari maka seseorang tersebut mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

2.4.5 Bahaya merokok

Bahaya merokok menurut Bambang, 2006: 1. Dampak terhadap paru-paru

(35)

17

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM).

Partikel asap rokok seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

2. Dampak terhadap jantung

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Nikotin dan CO selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.

3. Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

(36)

18

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Resiko stroke dan resiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

2.4.6. Strategi berhenti merokok

Strategi-strategi yang dapat digunakan untuk berhenti merokok (Wenny, 2004): 1 Merencanakan waktu berhenti

Merencanakan kapan akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin beberapa hari kedepan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok, kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya

2 Obat-obatan

Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati.

3 Membantu diri sendiri

Dalam merencanakan dan menjaga keinginan untuk berhenti merokok, cari informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society dan Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantu diri dengan informasi yang meyakinkan untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.

4 Kelompok pendukung

Mencari dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.

5 Konseling

(37)

19

6 Cold turkey

Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika memilih cold turkey maka akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang

berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.

7 Olah raga

Olah raga akan membantu mengatasi stress dan berat badan bertambah setelah berhenti merokok.

8 Mengajak sahabat / keluarga

Meminta teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu jika mengalami masa-masa yang sulit.

9 Terapi alternatif

(38)

20 2.4Kerangka konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1: Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

Perilaku merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan, sikap, faktor kepribadian, pengaruh iklan, teman dan orang tua. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi masa perkembangan remaja. Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah pengetahuan remaja terhadap perilaku merokok.

(39)

21 2.5Hipotesis penelitian

(40)

22 BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Soekidjo, 2002).

Pada bab ini akan dibahas (1) Desain penelitian, (2) Waktu dan tempat penelitian, (3) Kerangka kerja, (4) Identifikasi variabel, (5) Definisi operasional, (6) Sampling desain, (7) Pengumpulan data dan Analisa data, (8) Etika penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Aziz Alimul, 2007). Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008).

Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Survey analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktot efek, antar faktor resiko, maupun antar faktor efek. Sedangkan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati

(41)

23

pada waktu yang sama (Soekidjo, 2002). Penelitian ini akan menghubungkan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2010 3.2.2 Tempat Penelitian

(42)

24 3.3 Kerangka Kerja (Framework)

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain hingga analisis data (Aziz Alimul H, 2007).

Gambar 3.1: Kerangka kerja penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

Penarikan kesimpulan Penyajian hasil

Pengolahan dan analisis data: Editing, Coding, Scoring, Tabulating, uji Chi Square.

Pengumpulan data: kuessioner tertutup

Sampel: sebagian remaja laki-laki usia 14-18 tahun di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan yang berjumlah 35.

Variable Dependent: Perilaku merokok

remaja Variable Independent:

Pengetahuan

Sampling: Simple Random Sampling

(43)

25 3.4 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Soekidjo, 2002).

3.4.1 Variabel Independent

Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel yang lain (Nursalam, 2008). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang merokok di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

3.4.2 Variabel Dependent

Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2008). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah perilaku merokok remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

3.5 Definisi Operasional

Adalah definisi yang berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008).

(44)

26

Populasi adalah subjek (misalnya manusia: klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan yang berjumlah 38.

3.6.2 Sampel

(45)

27

Besar sampel yang ditentukan berdasarkan rumus: n = N.z2.p.q

p: perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% q: 1-p (100%-p)

d: tingkat kesalahan yang dipilih(d= 0,05)

Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah remaja yang bersedia menjadi responden.

3.6.3 Tehnik Sampling

(46)

28

Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, atau pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap

anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Soekidjo, 2002).

3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data 3.7.1 Pengumpulan Data

Adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008).

Setelah mendapat ijin dari pihak yang terkait diantaranya adalah ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan dan kepala desa Canditunggal Kalitengah Lamongan, peneliti melakukan pendekatan terhadap responden untuk mendapatkan persetujuan responden menjadi subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. 3.7.2 Instrumen Penelitian

Adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cepat, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).

(47)

29 3.7.3 Analisa Data

Analisis data menjelaskan tentang metode statistik yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian, termasuk didalamnya adalah perlu tidaknya penggunaan uji statistik (Aziz Alimul H, 2007).

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain:

1. Editing

Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan berupa daftar

jawaban kuessioner. Langkah ini dilakukan kegiatan menjumlah dan melakukan koreksi untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan data yang telah dikumpulkan (Budiarto, 2000).

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasi jawaban-jawaban dari pada responden ke

dalam kategori-kategori, dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban sehingga memudahkan pengolahan dan hasil observasi lainnya (Budiarto, 2000).

3. Scoring

Scoring adalah memberi skor pada masing-masing pertanyaan.

4. Tabulating

Tabulating adalah memasukkan data ke dalam tabel.

5. pengolahan data

Hasil jawaban yang diteliti diberi nilai kemudian dijumlahkan atau dibandingkan dengan jumlah skor tertinggi lalu dikalikan 100%.

(48)

30 P= f × 100%

n Keterangan: P= prosentase

f= nilai yang diperoleh

n= nilai total atau keseluruhan

Selanjutnya pengetahuan remaja dimasukkan dalam kriteria dengan acuan: pengetahuan baik (76-100%) dengan kode 3, cukup (75-56%) dengan kode 2, kurang (<56%) dengan kode 1.

Untuk perilaku merokok remaja, apabila tidak merokok diberi kode 2, sedangkan merokok diberi kode 1.

Dari hasil analisa data akan diinterpretasikan dengan skala (Arikunto, 1998) :

100% : Seluruhnya 76-99% : Hampir seluruh 51-75% : Sebagian besar

50% : Setengah

26-49% : Hampir setengah 1-25% : Sebagian kecil 0% : Tidak satupun

(49)

31

kemaknaan α= 0,05 artinya bila nilai ρ< 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

3.8 Etika Penelitian

Menurut Aziz Alimul, 2007, masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:

3.8.1 Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan unuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

3.8.2 Anonimity

Anonimity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuessioner). Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.8.3 Confidentiality

(50)

32 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai data penelitian yang meliputi data umum yakni umur dan pendidikan. Sedangkan data khusus meliputi pengetahuan, dan perilaku merokok. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 21 Juni sampai 21 Agustus 2010. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil secara langsung dari responden melalui kuessioner di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan sebanyak 35 responden. Data hasil penelitian ini terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum meliputi gambaran lokasi penelitian, distribusi umur dan pendidikan responden. Sedangkan data khusus meliputi pengetahuan, perilaku merokok, dan hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok.

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Umum

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Lamongan tepatnya di Dusun Melik. Desa ini mempunyai batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tiremenggal Kecamatan Dukun Gresik, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bojoasri Kecamatan Kalitengah Lamongan, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuluran Kecamatan Kalitengah Lamongan, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah Lamongan. Desa ini mempunyai luas wilayah 124.416 km2.

Sedangkan dari data demografi Desa Canditunggal Kecamatan Kalitengah Lamongan memiliki jumlah penduduk 2.250 jiwa terdiri dari 1109 laki-laki dan 1141

(51)

33

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian responden sebanyak 11 responden atau 31,4% berumur 15 tahun, sebagian kecil responden sebanyak 3 responden atau 8,6% berumur 18 tahun.

3. Distribusi Pendidikan Responden

Tabel 4.2. Distribusi pendidikan responden di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

No. Pendidikan Jumlah Prosentase 1.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang pendidikannya SMA sebanyak 23 (65,7%).

4.2.2 Data khusus 1. Pengetahuan

Tabel 4.3. Distribusi pengetahuan remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

(52)

34

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian responden sebanyak 17 responden atau 48,6% mempunyai pengetahuan cukup, sebagian kecil responden sebanyak 2 responden atau 5,7% mempunyai pengetahuan kurang.

2. Perilaku Merokok

Tabel 4.4. Distribusi perilaku merokok remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

No. Perilaku Merokok Jumlah Prosentase 1.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 19 responden atau 54,3% berperilaku merokok, dan hampir sebagian responden sebanyak 16 responden atau 45,7% tidak merokok.

3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Merokok

Tabel 4.5 Distribusi hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

No. Pengetahuan

(53)

35

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi Square dan dianalisa menggunakan program SPSS 11,5 antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada remaja diperoleh nilai X2= 27,430 dan df= 2 dengan signifikansi P=0,000 dimana P<0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan perilaku merokok remaja di Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

4.2Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan Remaja Tentang Merokok

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian remaja mempunyai pengetahuan cukup, dan sebagian kecil remaja mempunyai pengetahuan kurang.

faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi (Mubarak, dkk. 2007).

(54)

36

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Matsum, 2009).

Faktor lain yang juga mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah umur. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.1 bahwa hampir sebagian remaja berumur 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia muda merupakan usia yang taraf berpikirnya masih kurang matang sehingga belum mampu untuk mempertimbangkan hal-hal yang terbaik untuk dirinya sehingga dengan bertambahnya umur seseorang maka semakin matang pula orang tersebut dalam berpikir dan mampu mempertimbangkan hal-hal yang lebih baik bagi dirinya ataupun orang disekitarnya. Sesuai dengan pendapat Mubarak, dkk. (2007), bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Sehingga dengan bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, dan pengetahuan yang diperoleh juga semakin membaik.

4.2.2 Perilaku Merokok pada Remaja

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar remaja berperilaku merokok.

(55)

37

terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Perilaku merokok timbul pada diri remaja juga dapat dikaitkan dengan masa perkembangan yang sedang dialaminya yakni masa dimana mereka sedang mencari jati dirinya dan mereka belum mampu membedakan ataupun menyeleksi segala sesuatu yang datang dari luar dirinya sehingga mereka sering menampakkan perilaku yang kurang baik seperti halnya merokok. Menurut Ahmadi (2005), bahwa pada usia 14-18 tahun (masa pubertas) seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.

4.2.3 Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Merokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja yang berpengetahuan baik memiliki perilaku tidak merokok, sedangkan yang berpengetahuan cukup hampir seluruhnya merokok, adapun yang berpengetahuan kurang seluruhnya merokok.

(56)

38

P=0,000 dimana P<0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

Menurut Istiqomah (2003), untuk mengantisipasi lahirnya perokok baru, yang perlu ditekankan adalah pada bahaya mencoba merokok dari pada bahaya akibat merokok. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang dampak merokok, jika sejak dini diberitahu akan bahaya merokok maka mereka yang merokok tidak akan mencoba untuk merokok. Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku merokok seseorang, terutama kapan seseorang harus memperoleh informasi mengenai bahaya merokok karena dengan pengetahuan yang didapatnya akan mendasari seseorang dalam mengambil keputusan rasional dan efektif sehingga mereka tidak akan mencoba untuk merokok dan dapat mengurangi lahirnya perokok baru serta mencegah meningkatnya penyakit yang diakibatkan oleh rokok.

Berdasarkan teori WHO (1984) bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yang diantaranya dalam bentuk pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa apabila remaja memperoleh pengalaman dari diri sendiri atau orang lain misalnya melihat seseorang atau temannya mempunyai penyakit yang diakibatkan oleh rokok mungkin remaja tersebut tidak akan mencoba untuk merokok.

(57)

39

(58)

40 BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

4.3 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian pada bab 4, dapat disimpulkan bahwa:

4.3.1 Hampir sebagian remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010 mempunyai pengetahuan cukup baik tentang merokok. 4.3.2 Sebagian besar remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah

Lamongan Tahun 2010 berperilaku merokok.

4.3.3 Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

4.4 Saran

4.4.1 Bagi Peneliti

Perlunya penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok.

4.4.2 Bagi Akademik

(59)

41

Sebagai bahan refrensi dalam melakukan penelitian yang selanjutnya. 4.4.3 Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan asuhan keperawatan pada gaya hidup remaja.

4.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlunya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar dengan metode yang lebih akurat, serta meneliti dari faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

4.4.5 Bagi Responden

(60)

42

DAFTAR PUSTAKA

Aditama T.Y. (2002). Rokok dan Kesehatan, http://www.scribd.com. Diakses : tanggal 27 Maret 2010.

Adityasari Jovita, (2008). Pengetahuan Remaja Tentang Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Pada Remaja, http://www.scribd.com. Diakses : tanggal 15 April 2010.

Ahmadi Abu, (2005). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta.

, (2007). Psikologi Sosial, Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar Azrul, (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Batam : Bina Rupa Aksara.

Budiarto Eko, (2000). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC.

Ekawati, (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja, http://www.document.pdf. Diakses : tanggal 17 April 2010.

Fallenstar, (2009). Orang Tua Menjadi Contoh Dalam Perilaku Merokok Anak Remajanya, http://fallenstarkawaii.blogspot.com. Diakses : tanggal 28 Maret 2010.

Hidayat Alimul A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika.

Istiqomah, (2003). Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok, Surakarta : CV Setia-Aji Jayadi Ifan, (2009). Bagaimana Mengatasi Masalah Rokok,

http://warna2cinta.wordpress.com. Diakses : tanggal 6 Mei 2010.

Matsum, Iwan, (2009). Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, http://forbetterhealth.wordpress.com. Diakses : tanggal 2 November 2010.

Mubarak Wahit I. dkk. (2007). Promosi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta.

(61)

43

, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Jakarta : Salemba Medika.

, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Soamole Iqbal, (2004). Hubungan Antara Sikap Terhadap Merokok Dengan Kebiasaan Merokok Pada Remaja, http://www.document.pdf. Diakses : tanggal 17 April 2010.

Soetjiningsih, (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta : Sagung Seto.

Suharsimi Arikunto, (1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Karya.

Susanna Dewi, dkk. (2003). Penentuan Kadar Nikotin Dalam Asap Rokok, http://respiratory.ui.ac.id. Diakses : tanggal 15 April 2010.

Trim Bambang, (2006). Merokok Itu Konyol, Jakarta : Ganeca Exact.

Walgito Bimo, (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Andi.

Widianti Efri, (2009). Penyebab Remaja Merokok, http://cwsgading.com. Diakses : tanggal 30 Maret 2010.

(62)
(63)
(64)

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010
Gambar 3.1: Kerangka kerja penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010
Tabel 3.2 Definisi operasional hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010
Tabel 4.2.  Distribusi pendidikan responden di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010
+2

Referensi

Dokumen terkait

Konveksi kalor terjadi karena partikel zat yang bertemperatur lebih tinggi berpindah tempat secara mengalir sehingga dengan sendirinya terjadi perindahan kalor melalui

[r]

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian yaitu implementasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah adanya purifikasi n-heksana sebelum proses maserasi akan mempengaruhi kadar asiatikosida yang tersari, kemampuan penangkapan

Kesulitan yang menjadi penyebab atau sumber terjadinya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika adalah kesulitan dalam memahami dan menggunakan

Apabila kolom ID Operasional (kolom 1) berisi ‘3’ dan kolom Nomor Referensi (kolom 2) berisi Nomor Referensi yang sama dengan Nomor Referensi sebelumnya yang pernah

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa pada tabel 4.5

Informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang hal ini sesuai dengan Yudiono (2009) yang membahas tentang pengetahuan remaja tentang bahaya rokok yang