• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Remaja

Dalam dokumen HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MERO (Halaman 27-40)

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.2 Konsep Remaja

Menurut Ahmadi, 2005, masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: 1 Masa Pra Pubertas / pueral (usia 12-14 tahun)

Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer: anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.

Pra pubertas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang

10

berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Peristiwa kematangan pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal dari pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama. Sedang pada pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.

Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) umumnya digunakan dan dianggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa remaja. Adapun tanda-tanda lain disebut sebagai tanda sekunder dan tanda tertier. Tanda-tanda sekunder pada pria antara lain: tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain, selaput suara semakin besar dan berat, badan mulai membentuk “segitiga”, urat-urat menjadi kuat, dan muka bertambah persegi. Sedangkan pada wanita antara lain: pinggul semakin besar dan melebar, kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak), suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi, muka menjadi bulat dan berisi.

Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya diwujudkan dalam perubahan sikap dan perilaku, contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya, dan lain-lain. Juga bagi wanita: ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dan lain-lain.

Perkembangan lainnya pada masa pural atau pra pubertas ini adalah munculnya perasaan-perasaan negative pada diri anak, sehingga masa ini ada yang menyebutkan sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, ia tidak mau tunduk lagi segala perintah, kebijaksanaan dari orang tua. Semuanya terasa ingin ditolak, ini bukan berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebas dari anggapan bahwa ia sebagai anak-anak ingin menyamakan statusnya dengan orang dewasa. Perasaan negatif yang dialami antara

11

lain: ingin selalu menentang lingkungan, tidak tenang dan gelisah, menarik diri dari masyarakat, kurang suka bekerja, kebutuhan untuk tidur semakin besar, pesimistis dan lain-lain.

2 Masa Pubertas (usia 14-18 tahun)

Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.

Tanda-tanda masa pubertas: 1) Penemuan aku

Anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, yang lebih dalam dibanding pada sebelumnya. Tetapi ia pun juga mulai mengetahui betapa pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan.

2) Pertumbuhan pedoman kehidupan

Anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila (etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya.

3) Memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan

Anak puber mulai mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat tetapi anak belum sempurna pengetahuannya untuk membedakan ataupun menyeleksinya. Semuanya dianggap sebagai sesuatu yang menyatu dalam satu sistem kemasyarakatan yang sesuai dengan dirinya, kemudian ia pun akan aktif memasuki corak dan ragam kehidupan masyarakat tersebut, maka tidak

12

mengherankan jika anak puber sering menampakkan sikap-sikap yang kontroversial dalam suatu masyarakat tertentu.

3. Masa Adolesent (usia 18-21 tahun)

Pada masa ini seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya, ia sudah mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih dan menentukan jalan hidup (way of life) yang hendak ditemuinya.

Sifat-sifat masa adolesent antara lain:

1) Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai (value) yang ada.

2) Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya. 3) Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah

tetapi melaksanakannya sulit.

4) Mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.

5) Mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomis.

6) Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.

7) Mulai mengambil / menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya.

8) Pandangan dan perasaan yang semakin menyatu atau melebar antara erotik dan seksualitas, yang sebelumnya (pubertas) antar keduanya terpisah.

13

1) Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Tidak selalu minta pertolongan orang lain. Dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya, dalam mnyelesaikan tugas-tugas hidup.

2) Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral. 3) Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat. 2.3Konsep Perilaku Merokok

2.3.1 Pengertian

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Bambang, 2006).

2.3.2 Penyebab remaja merokok

Penyebab remaja merokok menurut Bambang, 2006: 1. Pengaruh orang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan senang memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.

Pengaruh paling kuat yang menyebabkan seorang remaja merokok adalah jika orang tuanya sendiri menjadi figur contoh, yaitu sebagai perokok berat. Dengan kata lain, apabila orang tuanya seorang perokok, sangat besar kemungkinan anak-anaknya pun menjadi perokok.

14 2. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. 3. Pengaruh iklan

Melihat iklan dimedia massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja kerap kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

4. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Pada remaja perkembangan kognisi menuntut rasa keingintahuan yang besar, seiring pula dengan hal itu kognisi sosial pada remaja berkembang pula, sehingga remaja sering melakukan kegiatan coba-coba yang didukung oleh pergaulan.

5. Pengetahuan

Untuk mengantisipasi lahirnya perokok baru, yang perlu ditekankan adalah pada bahaya mencoba merokok dari pada bahaya akibat merokok. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang dampak merokok, jika sejak dini diberitahu akan bahaya merokok maka mereka yang merokok tidak akan mencoba untuk merokok (Istiqomah, 2003).

15 6. Sikap

Menurut Sitepoe yang dikutip oleh Iqbal, 2004, mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok. Orang melihat rokok atau melihat orang lain merokok, lalu respon apa yang muncul didalam pikiran atau perasaannya, bisa saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak setuju), hal ini akan terjadi pada setiap orang. Orang yang setuju, ada kecenderungan akan melakukannya atau menirunya, bagi yang tidak setuju tentu kecenderungannya akan menghindari.

2.3.3 Zat kimia dalam rokok

Zat kimia berbahaya yang ada dalam rokok menurut Bambang, 2006: 1. Tar

Mengandung kimia beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Tar bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Zat ini mengikat hemoglobin dalam darah sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

3. Nikotin

Zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah serta membuat pemakainya menjadi kecanduan. Zat ini bersifat karsinogen (merusak sel tubuh), dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.

16

Menurut Levethal & Clearly dalam Cahyani dan dikutip oleh Fajar, 2010, bahwa terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu: 1. Tahap preparatory

Seseorang yang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba merokok.

3. Tahap becoming smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari maka seseorang tersebut mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

2.4.5 Bahaya merokok

Bahaya merokok menurut Bambang, 2006: 1. Dampak terhadap paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertropi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

17

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM).

Partikel asap rokok seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

2. Dampak terhadap jantung

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Nikotin dan CO selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.

3. Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

18

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Resiko stroke dan resiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

2.4.6. Strategi berhenti merokok

Strategi-strategi yang dapat digunakan untuk berhenti merokok (Wenny, 2004): 1 Merencanakan waktu berhenti

Merencanakan kapan akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin beberapa hari kedepan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok, kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya

2 Obat-obatan

Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati.

3 Membantu diri sendiri

Dalam merencanakan dan menjaga keinginan untuk berhenti merokok, cari informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society dan Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantu diri dengan informasi yang meyakinkan untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.

4 Kelompok pendukung

Mencari dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.

5 Konseling

Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat, atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal yang menghalangi seseorang untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.

19

6 Cold turkey

Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika memilih cold turkey maka akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.

7 Olah raga

Olah raga akan membantu mengatasi stress dan berat badan bertambah setelah berhenti merokok.

8 Mengajak sahabat / keluarga

Meminta teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu jika mengalami masa-masa yang sulit.

9 Terapi alternatif

Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil.

20 2.4Kerangka konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1: Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan Tahun 2010.

Perilaku merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan, sikap, faktor kepribadian, pengaruh iklan, teman dan orang tua. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi masa perkembangan remaja. Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah pengetahuan remaja terhadap perilaku merokok.

1.Pengaruh orang tua 2.Pengaruh teman 3.Pengaruh iklan 4.Faktor kepribadian 6.Sikap 5.Pengetahuan Perilaku merokok 1.Merokok 2.Tidak Merokok Masa Remaja: 1.Pra Pubertas 2.Pubertas 3.Adolesent 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan lingkugan sekitar 7. Informasi

21 2.5Hipotesis penelitian

Ada hubungan pengetahuan remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja di Dusun Melik Desa Canditunggal Kalitengah Lamongan.

22 BAB 3

Dalam dokumen HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MERO (Halaman 27-40)

Dokumen terkait