HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL
TERHADAP VCT (VOLUNTARY COUNSELING TESTING)
DI BPM NENGAH SUKARTINI, S.ST
TAHUN 2016
Fitria
Ni Komang Ria Valentina Wijaya Akademi Kebidanan Kartini Bali
Email : [email protected]
Abstract: Knowledge Relationships With Attitude Toward Pregnancy VCT (Voluntary Counseling Testing) in BPM Nengah Sukartini, S.ST 2016. The purpose of this study to determine the relationship of knowledge with maternal attitude towards VCT (Voluntary Counseling Testing) in BPM Nengah Sukartini, S.ST 2016. This study uses an analytical method with cross sectional approach, in which the sampling technique used is non-probability sampling consecutive sampling. Total population in this study were 75 pregnant women and the total sample of 38 respondents, with ordinal measuring scale is then correlated using Spearman Rank. Based on the results obtained knowledge about VCT largely ie 22 respondents or 57.89% have less knowledge, while at the respondents' attitudes towards VCT majority ie 24 respondents or 63.16% have a negative attitude. Test results
obtained by Spearman Rank correlation coefficient of 0.636 with a significant level ρ = 0.000
<0.05 so that it can be concluded there is significant correlation with the level of knowledge with a strong correlation between maternal attitudes towards VCT.
Abstrak :Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Terhadap VCT (Voluntary Counseling Testing) di BPM Nengah Sukartini, S.ST Tahun 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil terhadap VCT (Voluntary Counseling Testing) di BPM Nengah Sukartini, S.ST tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu consecutive sampling. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 75 orang ibu hamil dan jumlah sampel sebanyak 38 responden, dengan skala ukur ordinal yang kemudian dikorelasikan menggunakan Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden tentang VCT
sebagian besar yaitu 22 responden atau 57,89% memiliki pengetahuan kurang, sedangkan pada sikap responden terhadap VCT sebagian besar yaitu 24 responden atau 63,16% memiliki sikap negatif. Hasil uji Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,636 dengan tingkat signifikan ρ = 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu hamil terhadap VCT.
Pertengahan tahun 1981, dunia
kesehatan dikejutkan dengan munculnya
penyakit baru yang sangat berbahaya
menyerang kehidupan manusia yaitu HIV
(Human Immunodeficiency Virus). HIV
adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dengan jenis
retrovirus RNA dengan nama T-cel
Lymphatropic virus, yang masuk ke dalam
tubuh menyerang sel darah putih dan
merusaknya sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap
infeksi akan menurun jumlahnya, sehingga
penderita mudah terinfeksi berbagai
penyakit yang disebut dengan AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Sybdrome),
dimana 89% penderita HIV berkembang
menjadi AIDS (Fadlun, Feryanto, 2011).
Infeksi HIV/AIDS pada ibu khususnya ibu hamil merupakan “terminal
antara” dikarenakan adanya kemungkinan
ibu hamil menularkan HIV kepada bayi
yang dikandungnya, maka sangat perlu
adanya langkah nyata untuk menurunkan
insiden infeksi HIV baru pada ibu hamil
dan mencegah penularan HIV dari ibu ke
bayi yang dikandungnya (Dinkes, 2013).
Salah satu standar pelayanan
antenatal adalah tes laboratorium berupa
pelayanan tes penyakit menular seksual
seperti HIV/AIDS. Infeksi HIV dari ibu ke
anak dapat dicegah melalui upaya
pencegahan yang merujuk dari
rekomendasi WHO (World Health
Organization) tahun 2010, dimana pada
dasarnya ibu hamil ditawarkan tes HIV.
Penawaran tes HIV pada ibu hamil dapat
dilakukan saat ibu datang untuk melakukan
antenatal care, dimana hal ini sebagai
wujud integrasi Pencegahan Penularan HIV
dari Ibu ke Anak (PPIA) dengan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Kemenkes
RI, 2014).
Ibu hamil berhak mendapatkan
pelayanan temu wicara atau konseling
untuk mendapatkan informasi yang jelas
mengenai HIV/AIDS melalui VCT
(Voluntary Counseling Testing. Konseling
sangat dibutuhkan bagi pasien yang sudah
beresiko tinggi agar mau melakukan tes,
bersikap terbuka dan bersedia mencari
pertolongan tenaga medis (Saifuddin,
2008).
Tahun 2013 di seluruh dunia ada 35
juta orang hidup dengan HIV yang meliputi
16 juta perempuan dan 3,2 juta anak
berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat
AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3
juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15
tahun (Kemenkes RI, 2014).
Kasus HIV/AIDS di Indonesia
pertama kali terjadi di Provinsi Bali tahun
1987. Jumlah kumulatif infeksi HIV
sebanyak 150.296 sedangkan untuk jumlah
kasus pada AIDS sebanyak 55.799 orang
yang dilaporkan sejak tahun 1987 sampai
dengan September 2014. Menurut jenis
pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia
paling banyak berasal dari kelompok ibu
rumah tangga sebanyak 6.539 orang. Sejak
awal ditemukannya HIV/AIDS di Provinsi
Bali tahun 1987 hingga akhir September
2014, tercatat sebanyak 9.637 kasus HIV
dan 4.261 kasus AIDS di Provinsi Bali
(Statistik Kasus AIDS Indonesia, 2014).
Kasus kumulatif HIV di Provinsi Bali
pada tahun 2014 adalah sebesar 1.352
kasus dan AIDS mencapai 869 kasus,
dimana jumlah tertinggi kasus HIV/AIDS
pada golongan usia 20-29 tahun yang
merupakan golongan usia produktif
(Dinkes, 2014).
Jumlah kasus HIV/AIDS pada Kota
Denpasar tahun 2013 terdapat 290 kasus
HIV dan 326 kasus AIDS. Tahun 2012
jumlah ibu hamil yang sudah melakukan tes
HIV sebanyak 1.284 orang atau 1,8% dari
sasaran ibu hamil sebanyak 72.713 orang,
dengan hasil terdapat 53 orang dinyatakan
positif HIV (Dinkes, 2013).
Studi pendahuluan yang dilakukan di
BPM Nengah Sukartini, S.ST melalui data
sekunder dan wawancara. Pada data
sekunder menggunakan buku register
kunjungan ibu hamil di BPM Nengah
Sukartini, S.ST pada bulan Oktober 2015
dengan hasil ada 72 ibu hamil yang
hampir setengahnya yaitu 33 (46%) dari 72
ibu hamil tersebut sudah melakukan VCT,
sedangkan sebagian besar yaitu 39 (54%)
dari 72 ibu hamil tersebut belum
melakukan VCT. Hasil wawancara pada
delapan orang ibu hamil mengenai VCT
bahwa tiga orang ibu hamil sudah
mengetahui mengenai VCT, sedangkan
lima orang ibu hamil belum tahu mengenai
VCT dan belum pernah melakukan tes
HIV/AIDS, sehingga perlu dilakukannya
sosialisasi yang lebih tepat. Tujuan
penelitian ini mengetahui hubungan
pengetahuan dengan sikap ibu hamil
terhadap VCT (Voluntary Counseling
Testing) di BPM Nengah Sukartini,S.ST
tahun 2016.
METODE
Penelitian ini menggunakana jenis
penelitian analitik. Metode pendekatan
yang dilakukan adalah pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di
BPM Nengah Sukartini, S.ST. Teknik
sampling yang digunakan non probability
sampling yaitu consecutive sampling. Jenis
data yang dikumpulkan adalah data primer
yang diukur dengan menggunakan
kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan rank spearman dengan p ≤
0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dideskripsikan sesuai hasil
sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang VCT di BPM Nengah Sukartini, S.ST Tahun 2016
Berdasarkan tabel 1 diatas dari 38
responden diperoleh sebagian besar yaitu
22 responden (57,89%) memiliki
pengetahuan kurang, hampir setengahnya
yaitu 14 responden (36,84%) memiliki
pengetahuan cukup, dan sebagian kecil
yaitu dua responden (5,26%) memiliki
pengetahuan baik. Menurut asumsi peneliti,
hal ini dikarenakan oleh sebagian besar
No Pengetahuan Frekuensi
(f)
(%)
1 Baik 2 5,26
2 Cukup 14 36,85
3 Kurang 22 57,89
yaitu 26 orang (68,42%) dengan pendidikan
SMA, sehingga ibu hamil kurang
memahami informasi yang tepat, luas dan
mendalam mengenai VCT.
Tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh memberikan respon terhadap
suatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang
datang dan akan berfikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka
peroleh dari informasi tersebut
(Notoadmojo, 2010)
responden diperoleh sebagian besar yaitu
24 responden (63,16%) memiliki sikap
negatif dan hampir setengahnya yaitu 14
(36,84%) memiliki sikap positif. Hal ini
dikarenakan oleh pengetahuan ibu hamil
yang masih kurang, serta pengaruh orang di
sekitar ibu yang dianggap penting,
termasuk mengenai HIV/AIDS dan
pelayanan VCT yang masih dipandang
buruk oleh masyarakat.
Tabel 3 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Terhadap VCT di BPM Nengah Sukartini, S.ST Tahun 2016
No Pengetahuan Sikap
Positif Negatif
responden yang memiliki sikap positif
diperoleh sebagian kecil yaitu satu
responden (7,14%) memiliki pengetahuan
baik, sebagian besar yaitu 10 responden
(71,43%) memiliki pengetahuan cukup, dan
sebagian kecil yaitu tiga responden
(21,43%) memiliki pengetahuan kurang.
Kemudian dari 24 responden yang
memiliki sikap negatif diperoleh ssebagian
kecil yaitu satu responden (4,17%)
memiliki pengetahuan baik, sebagian kecil
yaitu empat responden (16,67%) memiliki
pengetahuan cukup, dan hampir seluruhnya
No Pengetahuan Frekuensi (f) (%)
1 Baik 2 5,26
2 Cukup 14 36,85
3 Kurang 22 57,89
yaitu 19 responden (79,16%) memiliki
pengetahuan kurang.
Hasil uji statistik yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi Rank Spearman melalui
komputerisasi SPSS versi 17.0 dengan
tingkat kepercayaan 95 % diperoleh nilai
dengan hasil nilai koefisien korelasi sebesar
0,636 yang terletak antara 0,60-0,799 yang
berarti ada hubungan positif dengan tingkat
korelasi kuat. Nilai probabilitasnya sebesar ρ 0,000 < 0,05 sehingga ada hubungan
yang signifikan dengan tingkat korelasi
kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu
hamil terhadap VCT (Voluntary Counseling
Testing).
Hal ini sesuai dengan teori yang
diajukan oleh Fisbein dalam Azwar (2008)
yang menyatakan bahwa pengetahuan
berhubungan erat sekali dengan sikap,
artinya seberapa besar pengetahuan
seseorang mengenai obyek akan
menentukan sikap mereka terhadap obyek
tersebut. Semakin tinggi pengetahuan
seseorang terhadap suatu obyek diharapkan
akan menghasilkan sikap yang tepat
(positif) pada obyek tersebut. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah pengetahuan
seseorang terhadap suatu obyek, maka akan
menghasilkan sikap yang kurang tepat
(negatif) pada obyek tersebut.
Didukung oleh teori Notoatmodjo
(2010) Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek
yaitu positif dan negatif. Kedua aspek
ilmiah yang akan menentukan sikap
seseorang terhadap objek tertentu. Semakin
banyak aspek dari obyek yang diketahui,
akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut. Semaki
bertambahnya pengetahuan masyarakat
maka, akan semakin tinggi keinginan untuk
mengetahui kesehatan dalam dirinya dan
juga akan menambah sikap atau kebiasaan
yang sehat dalam diri masyarakat.
Selain itu, hal ini juga sesuai dengan
sebuah penelitian dari Putri Juliani (2012)
mengenai hubungan pengetahuan dengan
sikap remaja tentang perilaku seksual
Negeri 1 Manado, dimana hasil penelitian
menggunakan analisis uji statistik
didapatkan ρ = 0,000 < α = 0,05 yang
berarti ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap remaja tentang perilaku
seksual pranikah pada siswi kelas X di
SMA Negeri 1 Manado.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di BPM Nengah Sukartini, S.ST
mengenai hubungan pengetahuan dengan
sikap ibu hamil terhadap VCT (Voluntary
Counseling Testing) dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut Sebagian besar dari
responden memiliki pengetahuan kurang
tentang VCT, Sebagian besar dari
responden memiliki sikap negatif terhadap
VCT. Ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap ibu hamil terhadap VCT di
BPM Nengah Sukartini, S.ST yang
menunjukkan hubungan positif dengan
tingkat kolerasi kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun dan Feryanto. (2011) Asuhan Kebidanan Patologis, Salemba Medika, Jakarta.
Saifuddin, Wiknjosastro, dkk. (2009) Buku Ajar Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2014
Statistik Kasus AIDS Indoneisa available at :http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.p hp?lang=id&gg=1
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2014)
Profil Kesehatan Kota Denpasar,
Denpasar.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2013)
Profil Kesehatan Kota Denpasar,
Denpasar.
Azwar, S. (2008) Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Edisi Kedua, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.