• Tidak ada hasil yang ditemukan

EBOLA DALAM PANDANGAN FILSAFAT (ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EBOLA DALAM PANDANGAN FILSAFAT (ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL FILSAFAT

EBOLA DALAM PANDANGAN FILSAFAT

(ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN

AKSIOLOGI)

(DOSEN : PROF. DR. ALOYSIUS HARDOKO, M.Pd)

Disusun oleh:

SITTI ROSMAH

NIM : 1505016014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI

(2)

BEWARE OF EBOLA EPIDEMIC

Recently, Ebola epidemic that attacks the West African region, causing the

world’s attention. WHO has released the data, there are at least 800 people who died after the Ebola virus. This disease has a very high mortality rate, 90 percent of patients died. Unfortunately, vaccine or drug to cure Ebola still haven’t found yet. The Ebola virus was first discovered in Africa in 1976. Originally, the virus only attacks primates such as monkeys and apes. But now, it has evolved into dangerous disease because the ebola is transmitted to humans. This year, the Ebola virus is raging, the numberof deaths has been increased two times more than in 1976, reported by BBC.com.

The increasing case of the Ebola epidemic in West Africa in the 2014 cause

anxiety. Ebola virus which attacks the body’s defense system is similiar with the HIV

virus. Early symptoms are similiar to flu symptoms such as high fever, body weakness, musclepainandheadache.

The Most Deadly Virus

What makes Ebola virus became so dangerous is its ability to breed. This virus can agglutinate blood cells, then this condition can inhibit blood flowing to other organs. If the organs lack of blood, it will cause some damages. After attacking the blood, ebola virus attacks other organs, such as kidney, brain, intestine, liver and so on. Many of ebola patients died because of kidney failure

Very Fast Transmission

Ebola virus transmission can occur from a contact of body fluid, blood, and all the things that have been used by patient. Therefore, ebola patients must be isolated in order to avoid adirect contact with other people. The medical teams who handle the patients also have to wear special cloth in order to prevent the spread of the virus. Currently, a citizen of the United States has been infected with ebola. Indonesian Health Ministry itself has issued a travel warning for the people who will visit the countries of Guinea, Sierra and Liberia.

(3)

WASPADA WABAH EBOLA

Baru-baru ini perhatian dunia tertuju kepada penyakit Ebola yang menyerang daerah Afrika Barat. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, setidaknya 800 orang meninggal dikarenakan virus Ebola. Penyakit ini memiliki tingkat daya tahan yang sangat tinggi, 90% pasien yang terjangkit penyakit ini meninggal dunia. Sedangkan vaksin atau obat untuk menyembuhkan penyakit ini belum ditemukan.

Virus Ebola pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1976. Awalnya, virus Ebola hanya menyerang primata seperti monyet dan kera. Akan tetapi, sekarang virus ini telah berkembang menjadi virus yang sangat berbahaya karena virus ini bisa menular ke manusia. Tahun ini virus Ebola semakin mengganas. Jumlah kematian akibat virus ini semakin menjadi dua kali lipat dibanding tahun 1976 berdasarkan laporan BBC.com.

Peningkatan kasus penyakit Ebola di Afrika tahun 2014 menimbulkan

kecemasan. Virus Ebola yang menyerang system kekebalan tubuh sama dengan virus HIV. Gejala awal yang sama dirasakan seperti demam , daya tahan tubuh melemah, nyeri otot dan sakit kepala.

Virus Yang Paling Mematikan

Kemampuan virus Ebola untuk berkembang biak membuat virus ini menjadi sangat berbahaya. Virus ini dapat membekukan sel-sel darah, sehingga menyebabkan darah tidak mengalir ke organ-organ lain. Jika organ-organ kekurangan darah, hal ini akan menyebabkan kerusakan-kerusakan yang lain. Setelah menyerang sistem peredaran darah, virus ini akan menyerang organ lain seperti ginjal, otak, usus, hati dan lain-lain.

Penularan Yang Sangat Cepat

(4)
(5)

PEMBAHASAN

Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya. Kemunculan dari suatu penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat membawa dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat dan veteriner.

Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum mendapatkanperhatian yang cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya. Bukti konkritnya adalah kasus emerging zoonosis Avian Influenza di Indonesia dimana sejak Agustus 2003, sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat wabah ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya meninggal dunia. Di samping itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.

(6)

Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai kemunculan dari suatu penyakit yang baru. Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia, perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada kemunculan suatu penyakit zoonosis. Peningkatan populasi manusia dan globalisasi menyebabkan perpindahan manusia dari satu benua ke benua lainnya. Seiring dengan hal tersebut maka juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan benua, melalui perusakan habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan kepentingan teknologi, dimana mikroorganisme, termasuk mikroorganisme patogen, juga mengalami perpindahan ke daerah yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di dunia juga mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan dunia yang cukup pesat.

Sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui dari mana virus itu berasal, atau

hewan apa yang menjadi “host” awalnya. Berbagai binatang yang dijumpai di sekitar tepian sungai Ebola diteliti, dari serangga, ular, sampai monyet, tetapi tidak ditemukan indikasi bahwa virus itu dari hewan-hewan tersebut. Sehingga membuat para peneliti yang melakukan penelitian akan penyebab terjadinya penyakit ini hingga menyebabkan wabah di daerah kongo dan Uganda belum dapat dipecahkan dan didapatkan solusi pengobatannya.

Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena di sana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1967 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih.

(7)

mengidap virus itu di Uganda bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus ini.

Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27 dalam keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan di kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y, www.asianresearch.org).

WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum menular ke individu lain.Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit perut.

Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.

TINJAUAN UMUM PENYAKIT EBOLA

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.

(8)

menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking ganasnya virus ini.

Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah

mengidentifikasi empat jenis virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang didatangkan dari Filipina. Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel

polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm.

Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai banyak

sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan tetap pada 3′ dan transkrip urutan terakhir pada 5′. Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg

adalah, virus Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang berselang di antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus Ebola. Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi virus Filo mempunyai ukuran yang lebih panjang.

Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk "U", "b" dan berbentuk bundar.

(9)

Cara Mendeteksi Virus Ebola

Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia (Olson, www.ualr.edu).

Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangkan Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi mikrobiologi dan

mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu

dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc (eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan

(10)

tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.

Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).

Gejala Demam Ebola

Sepanjang masa inkubasi (gejala awal), yang dapat berlangsung selama 1-3 minggu, gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit

(hemorrhagic), rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan fungsi hati, dan mata menjadi gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain yang kerap ditunjukkan oleh orang yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik merah di kulit, mata merah, dan mata berdarah.

(11)

Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. Secara umum

kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah.

Cara Penularan Virus Ebola

Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.

(12)

Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola (Sumber: www. images.encarta.msn.com)

Upaya Pencegahan

Tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa waktu terakhir telah membuat virus Ebola

menyebar dari tempat paling terasing ke seluruh belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminimalkan meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan

(13)

Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama,

penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether.

Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien Demam Ebola Sumber: www.stanford.edu

(14)

Pengobatan

Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung (www.mediaindonesia.com).

Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain:

1. Serangannya muncul secara sangat mendadak 2. Gejala-gejala klinik sangat berat.

3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.

4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.

5. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat.

6. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.

7. Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber:Halim, M).

(15)

bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virusEbola.

1. TINJAUAN ONTOLOGI (Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu

kebenaran).

Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Masa inkubasi biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit

tenggorokan,nyeri otot, dan sakit kepala. Ebola adalah sejenis virus dari

genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Ebola termasuk penyakit yang sulit terdeteksi karena gejala awalnya yang mirip dengan penyakit lain,

seperti meningitisdan malaria.

Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada kondisi tersebut, orang yang terpapar virus Ebola mulai mengalami masalah pendarahan. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.

Cara Penularan Virus Ebola

Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat

(16)

terserang Virus Ebola. Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut:

Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien.

2. TINJAUAN EPISTEMOLOGI ( Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda ).

Cara mendeteksi virus Ebola

Ebola termasuk penyakit yang sulit terdeteksi karena gejala awalnya yang mirip dengan penyakit lain, seperti meningitisdan malaria. Diagnosis infeksi akibat virus ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menganjurkan pemeriksaan khusus virus Ebola melalui darah dan cairan dari tubuh pasien. Selain tes virus, hasil tes darah juga biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah, serta peningkatan kadar enzim hati.

Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA,

(17)

kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable

Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.

3. TINJAUAN AKSIOLOGI (Aksiologi adalah ilmu yang mempertanyakan nilai suatu

obyek yang akan dikaji. Karena itu dalam tulisan ini diuraikan tentang manfaat dan kerugian)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di

Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.

Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether. Penularan awal virus Ebola adalah melalui kontak dengan hewan terinfeksi yang penyebarannya terjadi secara langsung dengan penderita.

Beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan membatasi penyebaran virus tersebut.

(18)

 Jika ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda yang mungkin tertular Ebola, segera bawa mereka untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit.

 Saat menjenguk penderita di rumah sakit atau berada di sekitar penderita, gunakanlah perlindungan seaman mungkin. Misalnya dengan mengenakan masker, sarung tangan, serta pakaian dan kacamata pelindung.

 Selalu mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung dengan kulit pasien. Termasuk juga dengan darah, cairan tubuh, dan benda-benda di sekitar pasien.

 Jenazah penderita Ebola harus ditangani dengan perlindungan maksimal dan oleh pihak yang terlatih dalam menangani kasus sejenis ini.

 Hindari bepergian ke daerah dengan kasus Ebola yang tinggi seperti Afrika Barat.

 Jika Anda berada di daerah yang berisiko menularkan Ebola, hindari kontak dengan hewan-hewan yang berpotensi menularkannya. Misalnya kelelawar pemakan buah atau codot serta monyet.

 Memasak daging hewan sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.

Khusus untuk petugas medis, ada beberapa langkah pencegahan yang sebaiknya diambil untuk meminimalisasi risiko tertular Ebola. Antara lain:

 Berhati-hati saat menangani darah, cairan tubuh, kateter, serta saat memasang infus pasien.

 Gunakanlah perlindungan secara maksimal, misalnya dengan mengenakan masker, sarung tangan, serta baju dan kacamata pelindung.

 Senantiasa mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung dengan kulit pasien. Termasuk darah, cairan tubuh, dan benda-benda di sekitar pasien.

 Sterilkan peralatan medis sebelum digunakan kembali.

 Buang peralatan medis sekali pakai, misalnya alat suntik, secara hati-hati.

 Mengisolasi pasien Ebola atau yang diduga menderita Ebola di ruangan khusus dan membatasi jumlah pengunjung seminimal mungkin.

(19)

KESIMPULAN

Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR).

Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur

(pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic).

Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak

melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.

SARAN

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://lenkabelajar.blogspot.sg/2012/09/artikel-virus-ebola.html

Gambar

Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola
Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien Demam Ebola

Referensi

Dokumen terkait

Demikian, maka penelitian Hadis merupakan kajian yang mendalam dan kritis terhadap matan dan sanad Hadis yang bersifat dinamis dengan menggunakan metode-metode tertentu

Dalam perspektif Islam, pendidikan Islam harus berupaya untuk dapat membimbing orang yang memiliki sebuah pemahaman bahwa Allah merupakan sumber kebenran yang obyektif,

pendidikan yang difokuskan kepada kajian ontologi pendidikan ini berusaha untuk mengupas tentang hakikat pendidikan, kenyataan dalam pendidikan dengan segala pola organisasi yang

Dari dua pengertian antara Poedjawijatna dan Hasbullah Bakry dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat itu pengetahuan yang diperoleh dari berpikir. Menurut filosof lain

Kode program tersebut berfungsi untuk menampilkan kolom yang dapat diisi dengan text nama pengirim, menampilkan kolom yang dapat diisi dengan text email

Dari beberapa penjelasan di atas, apabila tersebut dihubungkan dengan istilah pendidikan, secara sederhana teori pen-didikan dapat diartikan sebagai berikut: Teori

Permasalahan yang berada dalam filsafat menyangkut pertanyaan, pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan yang logis antara ide-ide yang tidak dapat mengenai

Karena darah seseorang yang terinfeksi HIV mengandung virus, dan jarum suntik yang dipakai untuk menyuntik narkoba menjadi tercemar dengan darah, penggunaan jarum suntik bergantian