• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI PELAKSANAAN U U DESA NO.6 TAHUN 2014 DALAM PENGEMBANGAN SISTEM EKONOMI RUMAHTANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOSIALISASI PELAKSANAAN U U DESA NO.6 TAHUN 2014 DALAM PENGEMBANGAN SISTEM EKONOMI RUMAHTANGGA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI PELAKSANAAN U U DESA

NO.6 TAHUN 2014 DALAM PENGEMBANGAN

SISTEM EKONOMI RUMAHTANGGA

Oleh:

Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc

Ketua Program Studi Magister Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak

Dept. Ilmu Keluarga dan Konsumen-Fakultas Ekologi Manusia

SPS-INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Disampaikan di

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

19 Maret 2014

Copy right: Herien Puspitawati Dept. Ilmu Keluarga dan

Konsumen

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Email

(2)

TUJUAN PRESENTASE

1. Sosialisasi Pelaksanaan UU No. 6/2014

Tentang Desa.

2. Meningkatkan

usaha produktif keluarga

dalam upaya memperkuat

ketahanan

ekonomi keluarga

.

3. Upaya mendorong pemerintah desa untuk

lebih memberikan

pembinaan dalam

(3)

Latar Belakang Perlunya UU Desa

Pelaksanaan pengaturan Desa yang selama ini berlaku sudah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan zaman terutama menyangkut:

o

Kedudukan masyarakat hukum adat.

o

Demokratisasi.

o

Keberagaman.

o

Partisipasi masyarakat.

o

Kemajuan.

o

Pemerataan pembangunan.

(4)

Latar Belakang

Undang-Undang ini disusun dengan

semangat

penerapan amanat konstitusi, yaitu pengaturan

masyarakat hukum adat

sesuai dengan ketentuan Pasal

18B ayat (2) untuk diatur dalam susunan pemerintahan

sesuai dengan ketentuan Pasal 18 ayat (7).

Dengan

konstruksi menggabungkan fungsi

self-governing community

dengan

local self government

,

diharapkan

kesatuan masyarakat hukum adat

yang

(5)

Sesi 1

(6)

SEPINTAS U-U NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

KETENTUAN UMUM

Desa

Pemerintahan Desa

Badan

Permusyawaratan Desa

Musyawarah Desa

Badan Usaha Milik

Desa

Peraturan Desa

Pembangunan Desa

Kawasan Perdesaan

Keuangan Desa

Aset Desa

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Lembaga

Kemasyarakatan Desa

(7)

DIMANA INTEGRASI KESETARAAN GENDER?

Pasal 3: Pengaturan Desa Berasaskan

Rekognisi.

Subsidiaritas.

K

eberagaman

.

K

ebersamaan

.

K

egotongroyongan

.

K

ekeluargaan

.

M

usyawarah

.

D

emokrasi

.

Kemandirian.

P

artisipasi

.

K

esetaraan

.

P

emberdayaan.

(8)

DIMANA INTEGRASI KESETARAAN GENDER?

Pasal 4: Pengaturan Desa Bertujuan:

Melestarikan dan memajukan

adat, tradisi, dan budaya

masyarakat Desa.

Mendorong

prakarsa,

gerakan, dan partisipasi

masyarakat Desa

untuk

pengembangan potensi dan

Aset Desa guna kesejahteraan

bersama.

Membentuk Pemerintahan

Desa yang profesional, efisien

dan efektif, terbuka, serta

bertanggung jawab.

• Meningkatkan pelayanan publik

bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan

kesejahteraan umum.

• Meningkatkan ketahanan sosial

budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara

kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.

• Memajukan perekonomian

masyarakat Desa serta mengatasi

kesenjangan pembangunan nasional; dan memperkuat

(9)

Pasal 8: Pembentukan Desa Harus Memenuhi Syarat:

Batas usia desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung

sejak pembentukan.

Jumlah penduduk:

o

Jawa

paling sedikit 6.000 jiwa atau 1.200 KK.

o

Bali

paling sedikit 5.000 jiwa atau 1.000 KK.

o

Sumatera

paling sedikit 4.000 jiwa atau 800 KK.

o

Sulsel dan Sulut

paling sedikit 3.000 jiwa atau 600 KK.

o

NTB

paling sedikit 2.500 jiwa atau 500 KK,

o

Sulteng, Sulbar, Sultra, Gorontali dan Kalsel

paling

sedikit 2.000 jiwa atau 400 KK.

o

Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Kaltara

paling sedikir 1.500

jiwa atau 300 KK.

o

NTT, Maluku dan Maluku Utara

paling sedikit 1.000

jiwa atau 200 KK.

o

Papua/Papua Barat

paling sedikit 500 jiwa atau 100

(10)

DIMANA INTEGRASI KESETARAAN GENDER?

Pasal 24: Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas:

Kepastian hukum.

Tertib penyelenggaraan

pemerintahan.

Tertib kepentingan

umum.

Keterbukaan.

Proporsionalitas.

Profesionalitas.

Akuntabilitas.

Efektivitas dan efisiensi.

Kearifan lokal.

Keberagaman.

(11)

Pasal 26: Tentang Kepala Desa

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; Kepala Desa berwenang:

Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa.

Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa.

Menetapkan Peraturan Desa.

Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.Membina kehidupan masyarakat Desa.

Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa.Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa.

Mengembangkan sumber pendapatan Desa.

Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa.Memanfaatkan teknologi tepat guna.

(12)

Pasal 26: Tentang Kepala Desa (Lanj.)

Kepala Desa berkewajiban:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa.

Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan.

Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender.

Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel,

transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme.

Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa.

Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik.

Mengelola Keuangan dan Aset Desa.

Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa.

Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa.Mengembangkan perekonomian masyarakat Desa.

Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Desa.

Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa.

Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

(13)

Pasal 26 dan 33: Tentang Kepala Desa

Dalam melaksanakan tugasnya,

Kepala Desa berhak

menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan dan

penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan

kesehatan, dan mendapatkan perlindungan hukum atas

kebijakan yang dilaksanakan

,”

Pasal 26 Ayat (3c,d).

Kriteria calon kepala desa

(Pasal 33):

Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum

atau yang sederajat, berusia 20-42 tahun, dan terdaftar

sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa

paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaraan.

Kalau mau merubah Indonesia bagaimana kalau Kepala

Desa adalah kaum terpelajar yang berkompetensi ilmu

pengetahuan?? Minimal SMA/Diploma 1?? Agar

(14)

Pasal 54: Tentang Musyawarah Desa

(1) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat

Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(2) Hal yang bersifat strategis meliputi: Penataan Desa; Perencanaan Desa; Kerja sama Desa; Rencana investasi yang masuk ke Desa; Pembentukan BUM Desa; Penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan kejadian luar biasa.

(3) Musyawarah Desa dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun. (4) Musyawarah Desa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(15)

Pasal 67, Ayat 1 dan 2: Hak dan Kewajiban Desa

Desa berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya

masyarakat desa; menetapkan dan mengelola kelembagaan desa; dan mendapatkan sumber pendapatan.

Desa berkewajiban melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan masyarakat Desa dalam rangka kerukunan nasional dan

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa; mengembangkan kehidupan demokrasi; mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa; dan

memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Desa.

(16)

Pasal 68 Ayat 1 dan 2: Hak dan Kewajiban Masyarakat

Masyarakat Desa berhak meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa serta mengawasi kegiatan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; memperoleh pelayanan yang sama dan adil; menyampaikan aspirasi, saran, dan

pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Masyarakat Desa berkewajiban membangun diri dan memelihara lingkungan Desa; Mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang baik;

Mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di Desa; Memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan, permufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di Desa; dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa.

Berarti masyarakat harus ada mampu melaksanakan kewajiban dan mengerti haknya.

(17)

Pasal 78: Pembangunan Desa Dan Pembangunan

Kawasan Perdesaan: Pembangunan Desa

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat Desa

dan

kualitas hidup manusia

serta

penanggulangan kemiskinan

melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana

Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan; Pembangunan Desa meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan;

Pembangunan Desa

mengedepankan kebersamaan,

kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan

pengarusutamaan

perdamaian dan keadilan sosial.

Secara eksplisit sudah ada kata pengarusutamaan.

(18)

Pasal 80: Perencanaan Pembangunan Desa

Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan

mengikutsertakan masyarakat Desa.

Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan

penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi:

o

Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar.

o

Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan

lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya

lokal yang tersedia.

o

Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif

;

o

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk

kemajuan ekonomi

.

o

Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman

(19)

Pasal 83:

Pembangunan Kawasan Perdesaan

(3) Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:

Penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam

rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai

dengan tata ruang Kabupaten/Kota.

Pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat perdesaan.

Pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi

perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna

.

(20)

Pasal 83:

Sistem Informasi Pembangunan Desa dan

Pembangunan Kawasan Perdesaan

(1) Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem

informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan

sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan

.

(3) Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan,

serta sumber daya manusia.

(4) Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan,

serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa

dan pembangunan Kawasan Perdesaan.

(5)

Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat

Desa dan semua pemangku kepentingan

.

(21)

Pasal 87 dan 88: Badan Usaha Milik Desa

Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang

disebut BUM Desa; BUM Desa dikelola dengan

semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan; BUM

Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi

dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah

Desa; Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(22)

Pasal 94 & 95: Lembaga Kemasyarakatan Desa &

Lembaga Adat Desa

Lembaga Kemasyarakatan Desa

merupakan wadah

partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah

Desa; Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas

melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta

merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta

meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

Lembaga Adat Desa

merupakan lembaga yang

menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi

bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan

(23)

Kelebihan/Kekuatan UU 6/2014

Kesempatan untuk memaksimalkan percepatan

pembangunan.

Kesempatan bagi putra daerah yang berkompetensi

untuk pulang membangun desa.

Kesempatan untuk memeratakan SDM berkualitas

ke semua daerah.

Kesempatan pembangunan yang kerkelanjutan

secara merata dan menyeluruh.

(24)

Kelemahan/Tantangan UU 6/2014

Negara (State) terlalu kuat dalam mengatur desa yang dikuatirkan justru memperlemah keunikan desa meskipun dalam UU disebutkan bahwa Desa

berhak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa; menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan mendapatkan sumber pendapatan.

Pendekatan structural fungsional dalam tata kelola desa untuk percepatan

pembangunan desa menjadi baik/efektif/efisien apabila tidak terlalu kaku formal dan procedural.

Bukankah justru desa menjadi terbebani dengan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi yang tidak semua desa mempunyai kemampuan yang sama?

Interpretasi Pasal 67 dapat diartikan berbeda oleh setiap desa yang

memungkinkan dapat menimbulkan konflik internal di desa baik konflik vertikal maupun horizontal; terlebih penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya alam local oleh penguasa elit desa.

Dimana posisi keluarga sebagai unit terkecil masyarakat?

Posisi keluarga menjadi lemah karena terlalu diatur oleh Negara. Asas

kekeluargaan yang sangat beragam di Indonesia menjadi harus menyesuaian dengan peraturan Negara, meskipun ada tertulis bahwa hak asal usul, adat

istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa dipertimbangkan dalam UU ini.

Posisi perempuan tidak disinggung secara eksplisit.

(25)

Pendekatan Teori dan Menyikapi dan

Mengantisipasi UU Desa

Pendekatan Teori Struktural Fungsional

: Berkaitan

dengan struktur dan fungsi pemerintahan desa dalam

menjalankan fungsi fasilitator dan pelayanan kepada

masyarakat.

Pendekatan Teori Gender

: Berkaitan dengan aplikasi

analisis gender dalam planning dan budgeting (PPRG).

Pendekatan Teori Perkembangan

: Berkaitan dengan

penyusunan program yang sesuai dengan dinamika

perkembangan masyarakat.

Pendekatan Sosial Konflik

: Berkaitan dengan

(26)

PERTANYAAN PELAKSANAAN UU DESA

Siapa yang akan menduduki posisi sebagai Kepala Desa,

Perangkat Desa dan BPD?

Bagaimana ketersediaan SDM lokal dalam mendukung

persyaratan posisi elit desa?

Bagaimana keterlibatan perempuan dalam mengisi posisi

elit desa?

Bagaimana mengantisipasi dampak negatif dari

pelaksanaan UU Desa?

Bagaimana mempersiapkan persiapan dan pelaksanaan UU

Desa?

(27)

Sesi 2

Meningkatkan usaha produktif

(28)

Kebutuhan Individu, Keluarga dan Masyarakat

Konsep Kebutuhan Maslow:

Physiological Needs:

Air, water, food, shelter, Sleep, sex Safety and Security

Love and Belongingness Self-Esteem

Self-Actualization:

Vitality Self-Suffiency

(29)

MENINGKATKAN USAHA PRODUKTIF KELUARGA DALAM

UPAYA MEMPERKUAT KETAHANAN EKONOMI

KELUARGA

Usahatani

Usaha Kerajinan

Usaha Pengolahan Pangan

Usaha home-industri

Pemanfaatan Pekarangan (tanaman bumbu dan

obat, vertikultur, tanaman hias-hortikultura,

tanaman buah, dll)

Penggunaan IT dalam usaha produkstif keluarga

(30)

Hasil Penelitian

Kontribusi Perempuan

Status Perempuan

Kontribusi Ekonomi

Tenaga Kerja di Industri Sandang

Di Propinsi Bali

7.1

.

Kontribusi terhadap pendapatan

keluarga adalah sebesar 29,55%

untuk bordir, 35,70% untuk

konveksi dan 34,85% untuk

tenun.

Pedagang usaha warung makan

di lingkar kampus IPB

Branangsiang dan Dramaga,

Bogor

7.2

.

Kontribusi sebesar 66,2%

terhadap pendapatan keluarga.

Pedagang Pasar Tradisional di

Kabupaten Aceh Besar dan

Kabupaten Pidie, Nanggroe

Aceh Darussalam

7.3

.

Kontribusi sebesar 61,2 %

(31)

Kontribusi Perempuan

Status Perempuan

Kontribusi Ekonomi

Pengolah usaha perikanan di

Desa Tasikagung Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang

Jawa Tengah

7.4

.

Kontribusi sebesar 38,14

%-43,47% terhadap pendapatan

keluarga.

Petani , pedagang dan usaha di

bidang pertanian

7.5

.

(32)

Kontribusi Perempuan

Status Perempuan

Kontribusi Ekonomi

Pembuat dan pengolah

makanan

7.6

.

Rata-rata curahan jam kerja sebesar 4,27

jam per hari dengan nilai Rp.3.594,00

per jam. Apabila dibandingkan dengan

produktivitas berdasarkan UMR kota

Denpasar sebesar Rp.3.118,00 per jam,

maka produktivitas responden termasuk

dalam kategori produktif.

Petani dan peternak di

Ikwuano Local

Government Area of

Abia State, Nigeria

7.7

.

Perempuan menyumbang 66,56 persen

dari total kebutuhan tenaga kerja

(33)

33

Gambar . Analisa "Coping Strategy” pada Rumahtangga

Miskin Penerima BLT 2009 di Kab. Bogor-Jawa Barat.

SURVIVAL STRATEGI MENGURANGI BIAYA-BIAYA Pangan Transport Kesehatan Pendidikan MENAMBAH SUMBERDAYA Bekerja Lembur MENAMBAH SUMBERDAYA Jual Aset Gadai Ambil Tabungan SUBSTITUSI BARANG Minyak Tanah dengan

Kayu Bakar

PEMRAKARSA ISTRI SAJA

(45%)

PEMRAKARSA ISTRI DAN SUAMI

(52%)

(34)

Kasus : Analisis Peran Perempuan pada Pemasaran

Usahatani

Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

Rohman (Hambaro)

Encep (Leuwisadeng) H. Soleh

(Hambaro)

Pasar di Leuwiliang

Mamah Rohmah

Tetangga

Madhari

Kastolani (Cinangneng) Katuk

Kangkung Jambu

Jagung

(35)

Kasus : Analisis Peran Perempuan pada Pemasaran

Usahatani

Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

Encep (Leuwisadeng) Rohman (Hambaro) Kastolani (Cinangneng) Tetangga Katuk Pasar (Leuwiliang) Melda Junaedi (Leuwisadeng Entis Pembeli (Bogor) Jambu Melati Jahe Pasar Besar (Jakarta)

(36)

36 PEMBAGIAN PERAN

GENDER DI TK KELUARGA LAKI-LAKI & PEREMPUAN

MENGATASI KESENJANGAN GENDER DARI SISI SOSIOLOGIS KULTURAL SECARA BIJAK DAN GRADUAL DI TK KELUARGA & MASYARAKAT

PERKUATAN PERAN

GENDER DI TK KELUARGA DI BIDANG 1. Sosbud 2. Ekonomi 3. Hukum 4. Hankam 5. Teknologi 6. Pendidikan 7. Tenaga Kerja 8. Kepemilikan

Properti

DAMPAK THD OUTCOME

SCR MAKRO/ NASIONAL AKAN MENINGKATKAN

1. Kualitas HDI

2. Pertumbuhan Ekonomi 3. Kualitas Pendidikan

(APS, APK, APM) 4. Kualitas Kesehatan

(AKI/AKB tinggi) 5. Kualitas Kesejahteraan

Keluarga dan Masyarakat 7. Kualitas Pemeliharaan

Lingkungan Fisik dan Non Fisik

DAMPAK DI TK KELUARGA

1. ADIL GENDER dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, dan

tenaga kerja serta ekonomi 2. TraffickingTeratasi 3. Domestic Violence Teratasi 4. Pengasuhan Adil Gender 5. Kualitas Anak Meningkat 6. Kesejahteraan Keluarga

Meningkat (Fisik, Sosial, Ekonomi, Mental/ Psikologi, Spiritual)

RELASI GENDER

HARMONIS DI TINGKAT

KELUARGA

1. KESETARAAN 2. KEADILAN DALAM: 1. AKSES 2. PARTISIPASI 3. KONTROL 4. MANFAAT

SEKTOR DOMESTIK

Peran Reproduktif/ Domestik Manajemen Sumberdaya Keluarga (materi, non materi & Waktu, Pekerjaan & Keuangan) Laki-laki membantu Peran Domestik Pengasuhan/ Pendidikan Anak & Household Chores)

SEKTOR PUBLIK

Peran Produktif

Alokasi Waktu Produktif Perempuan membantu Peran Produktif sehingga terjadi Dual Earner Families(Tidak perlu diperdebatkan siapa a main breadwinnerdan siapa yang a secondary breadwinner)

Ayah & Ibu “Balancing Work & FamilyPENGASUHAN ANAK BERPERSPEKTIF GENDER INTERAKSI DALAM KELUARGA BERPERSPEKTIF GENDER

1. Suami-Istri 2. Orgtua-Anak 3. Antar Siblings

4. Antar Generasi (Intergenerational Relationships) MARITAL RELATIONSHIPS & QUALITY KINSHIP RELATIONSHIPS & QUALITY

Gambar . Ruang Lingkup Gender dan Keluarga dalam Perspektif

Ekologi END

(37)

Sesi 3

Upaya mendorong Pemerintah Desa

untuk lebih memberikan pembinaan

(38)

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN

SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

EKONOMI RUMAHTANGGA

Perlu pemetaan potensi SDM dan sumberdaya

alam serta prospek desa:

SDM Penduduk (pendidikan, pekerjaan,kesehatan)

Komposisi Penduduk (dependency ratio, ratio P/L)

Nilai-nilai keluarga, norma

Data terpilah

Potensi SDA (pertanian, sungai, hutan, dll)

Kelembagaan (ekonomi, sosial, budaya)

Iklim dan suhu udara, kelembaban, topografi,

(39)

Kesiapan Kelembagaan dan kegiatan

ekonomi produktif

(

Keanggotaan, keaktifan, kinerja, jejaring)

Kelembagaan Sosial-Budaya, ekonomi.

Family Counceling,

pemberdayaan keluarga dan

masyarakat.

Lembaga Kemasyarakatan Desa, Lembaga Adat Desa.

PPEP (Pelaksanaan Peningkatan Produktivitas

Ekonomi Perempuan).

(Forum PPEP, Model Desa Prima, Kelompok UKM

Perempuan, Usaha Simpan Pinjam untuk Kegiatan

Ekonomi Perempuan.

Industri rumahan.

Forum Peduli Perempuan Pengusaha Mikro Indonesia

(FP3MI).

(40)

LEMBAGA

KEMASYARAKATAN DESA

LEMBAGA ADAT DESA

KELEMBAGAAN SOSIAL KELEMBAGAAN EKONOMI KELEMBAGAAN BUDAYA

PKK Karang Taruna Pemuda Pancasila PKK Sekolah Pesantren TK/PAUD PKBM LSM TBM Posyandu

Lembaga Keuangan Mikro Koperasi

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Kelompok Tani & Nelayan Kelompok Wanita Tani Kredit

Perkumpulan Usaha Perikanan

Badan Usaha Milik Desa

Paguyuban Budaya Paguyuban Seni Perkumpulan Adat Pengajian Perkumpulan Kematian Perkumpulan Ngaben Lembaga Kerapatan Adat

(41)

MENINGKATKAN BERBAGAI UPAYA DALAM

PENingkatan produktivitas ekonomi

perempuan

Pendekatan individu: Peningkatan SDM dimulai dari

etos kerja: Gerakan hidup sehat dan berkarya;

Kemitraan Gender Harmoni dalam Keluarga

.

Pendekatan keluarga: Peningkatan penghasilan

keluarga (family generating income) sesuai dengan

agroklimatologi.

Pendekatan masyarakat: Peningkatan modal sosial,

kelembagaan masyarakat.

Pendekatan kelembagaan: Peningkatan

good

(42)

MENDORONG PEMERINTAH DESA UNTUK LEBIH

MEMBERIKAN PEMBINAAN DAN FASILITASI

USAHA EKONOMI KELUARGA

Pendampingan ekonomi keluarga (manajemen

sumberdaya keluarga; manajemen usaha).

Kelompok usaha keluarga.

Pendampingan pemasaran hasil-hasil

pertanian.

Pendampingan manajemen keuangan

keluarga.

Peningkatan peran gender dalam

(43)

MEMPERLUAS JEJARING DALAM MENINGKATKAN SDM,

KUALITAS PRODUK, PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN

PRODUKTIFitas ekonomi perempuan

Pengembangan sistem informasi dalam

menggembangkan jejaring sosial, ekonomi,

budaya; Jejaring lokal, regional, nasional,

internasional.

Peran IT dan kemampuan berkomunikasi,

kemampuan manajerial menjadi syarat utama.

Perlu pendampingan yang intensif dan

(44)

ANTISIPASI UMUM UU NO. 6/2014 berkaitan

dengan pengembangan ekonomi rumahtangga

Kesiapan pihak Pemerintah Pusat, Propinsi, Kab/Kota

dalam memperkuat dan mempersiapkan aparat Desa.

Perlu

pemetaan desa secara partisipatif

(secara IT)

berkaitan dengan

pengembangan ekonomi

rumahtangga.

Perlu amanat yang tegas dan berkesinambungan pada

perguruan tinggi sebagai bagian dan

extension services

to surrounding community

(PKG/PSG untuk memantau

pemberdayaan gender dan keluarga)

Perlu pendampingan

family counceling

dan

pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan

penguatan aspek sosial ekonomi

sesuai dengan

(45)
(46)

Curriculum Vitae Penyaji

Nama : Dr. Ir. Hj. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc. Pendidikan : S1 Agribisnis, Fak Pertanian, IPB

S2 Family & Consumer Sciences, Iowa State Univ., USA S2 Family Sociology, Iowa State Univ., USA

S3 Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga, IPB

Pekerjaan :Dosen S1 di Dept. IKK-FEMA IPB; Dosen S2 dan S3 di FEMA IPBKoordinator PS Magister Ilmu Keluarga & Perkembangan Anak,

Fakultas Ekologi Manusia-IPB

Ketua Divisi Pemberdayaan Keluarga, PKGA-IPB

Jabatan Lain : Anggota Tim Pakar - Kelompok Kerja Gender-Kemendiknas RI Anggota Tim Pokja Pembangunan Keluarga, Kemensos RI Alamat : Dept. IKK-FEMA-IPB

Jl. Puspa- Kampus IPB Darmaga

Telpkantor: (0251) 628303; Fax: (0251) 622276 HP 08 1111 0920

E-mail: herien_puspitawati@email.com

Gambar

Gambar .  Analisa "Coping Strategy” pada Rumahtangga  Miskin  Penerima BLT 2009 di Kab
Gambar .  Ruang Lingkup Gender dan Keluarga dalam Perspektif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada material kelongsong Zirkaloy-4 maka metode uji kekerasan mikro yang valid adalah indentasi pada area Z dengan

saya akan mencoba untuk menceritakan apa yang Tuhan sudah lakukan dalam. kehidupanku kepada beberapa

Perubahan dalam tunai bersih boleh diperoleh sebagai hasil perbandingan yang dibuat antara aliran masuk tunai dengan aliran keluar tunai dan dengan baki mula aliran tunai untuk

Beberapa hasil perundingan tersebut antara lain : (1) Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura, (2) Belanda

Setelah mempelajari materi pada bab ini kalian diharapkan mampu mendeskripsikan tentang proses kembalinya negara Indonesia ke bentuk negara kesatuan/NKRI, perkembangan politik pada

(2006), DeWitt & Scheiner (2004), plastisitas fenotip merupakan keragaman ekspresi fenotipik, seperti perubahan biokimia, ekspresi gen, fisiologis, tingkah laku,

Setiap pemain harus dapat menguasai keterampilan bermain bola voli, agar mampu untuk berprestasi, akan tetapi setelah peneliti melakukan survei atau observasi pada UKM BolaVoli

1) Kegiatan belajar nmengajar terlihat interaktif, kegiatan belajar bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2) Siswa melaksanakan