Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Taman Kanak-Kanak Kota Pontianak Kalimantan Barat
Ferry Hadary*, Desni Yuniarni, Reine Suci Wulandari, Sarma Siahaan
Universitas Tanjungpura
*Email: [email protected] Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak
ABSTRACT
Partner-1 of this Community Partnership Program (Program Kemitraan Masyarakat/PKM) is Primanda UNTAN Kindergaten, and Partner-2 Bina Insan Kindergaten. Both partners have problems about learning facilities Educational Game Tools (Alat Permainan Edukatif/APE) which is very minimal both indoor and outdoor. When teaching is still limited to factory made APE, while there are still many local natural resource potentials in West Kalimantan that can be used to create. Teachers are still lacking in socialization/training about the use of local natural resources. Special problems that found in partner-2 are learning methods still focused on reading, writing, and calculating (calistung). Parents in partner-2 want learning in kindergaten to focus on calistung learning. The purpose of this PKM, are: (1) knowledge sharing and appropriate technology through interactive multimedia approaches based on local natural resources in the shaped animation; (2) hold socialization/training to teachers and parents about the child's learning system according to their age; (3) interactive multimedia application demonstration in class. The enthusiastic of both partner's shows that this activity is needed by them to help them fix the problems that exist in each kindergaten. The socialization activity ended with a discussion in the form of questions and answers from participants related to the way of learning for kindergaten children using APE and interactive multimedia. The expectation of this activity is the knowledge sharing and technology to the teachers, so that the teaching and learning process becomes more enjoyable and understandable by kindergaten children using APE and interactive multimedia.
Keywords: APE, Bina Insan Kindergaten, Multimedia, Primanda Kindergaten,
PENDAHULUAN
fenomena yang sangat disayangkan mengingat banyak potensi di propinsi Kalimantan Barat, khususnya kota Pontianak yang memiliki sumber daya alam lokal hasil perkebunan dan kehutanan yang khas, bernilai jual tinggi dan terkenal. Hasil-hasil tersebut diantaranya Lidah Buaya, Burung Enggang, mangrove dan Orangutan yang telah menjadi “IKON” kota Pontianak.
Sumber daya lokal ini dapat dikembangkan menjadi permainan tradisional secara langsung sesuai kebutuhan main anak, divariasikan dalam kegiatan bermain peran dan pembelajaran menggunakan sentra alam. Oleh karena itu anak-anak di TK dapat mengenal dan mencintai kekayaan alam khas daerahnya serta bermanfaat untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangannya. Hal ini juga tertuang dalam Permendikbud No. 137 pasal 10 ayat 1, dimana terdapat 6 (enam) parameter perkembangan yang digunakan dalam penilaian perkembangan anak usia dini di TK yang meliputi: (1) aspek nilai agama dan moral; (2) fisik-motorik; (3) kognitif; (4) bahasa; (5) sosial-emosional; dan (6) seni. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis sumber daya lokal di TK kota Pontianak menggunakan bahan alam lokal dapat menstimulasi 6 (enam) parameter perkembangan tersebut. Hal ini dijadikan dasar pertimbangan tim untuk memberikan solusi yang dapat diterapkan oleh kedua mitra melalui kegiatan PKM ini. Harapannya anak-anak usia dini sudah diperkenalkan dengan sumber daya lokal khas tempat tinggalnya sehingga dapat menimbulkan rasa bangga dan cinta tanah air, khususnya pada daerahnya.
Mitra-1 dalam kegiatan PKM ini adalah Sekolah Taman Kanak-kanak Primanda Untan. TK ini adalah milik Untan yang dikelola oleh Dharma Wanita UNTAN yang berada di jalan M. Syafei Komplek UNTAN, Nomor SK Pendirian 102/114/KEP/E/1989. Jumlah murid yang diterima setiap tahunnya rata-rata 50 orang. Saat ini kepala sekolahnya adalah Syarifah Hayati, S.Pd. Aud. Dibantu 7 orang guru berlatar belakang lulusan S1 PG PAUD dan ada juga lulusan sarjana lainnya. Pekarangan TK cukup luas namun tidak banyak tumbuhan sebagai pelindung sehingga kondisi di luar sangat panas.
Gambar 1. Kondisi Gambaran di TK Mitra-1
terbatas. Namun demikian jumlah anak yang diterima setiap tahunnya rata-rata 80 orang dibuka 2 (dua) kelas. Jumlah guru pengajar ada 7 orang terdiri dari 3 lulusan PG PAUD dan 3 orang dari Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Gambar 2. Kondisi Gambaran di TK Mitra -2
METODE PENGABDIAN
Pendekatan Penyelesaian Masalah Prioritas
Metode yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan prioritas yang sudah disepakati bersama kedua mitra adalah dengan metode pendekatan multimedia interaktif. Isi cerita dan pemerannya adalah berasal dari tokoh-tokoh yang ada pada sumber daya alam lokal yang ada di Pontianak Kalimantan Barat. Pendekatan melalui multimedia interaktif ini sejalan dengan teori perkembangan anak usia dini, dimana anak belajar seraya bermain melalui aktivitas fisiknya dengan cara yang menyenangkan.
Berkembangnya berbagai kemampuan pada anak adalah sebuah proses. Hal ini dapat didorong dengan rangsangan/stimulasi yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini, yaitu melalui kegiatan bermain. Bermain adalah pekerjaan anak (Shoba Dewey Chugani, 2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Irawati (dalam Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, 2010), bahwa bermain adalah kebutuhan semua anak, terlebih lagi bagi anak-anak di rentang usia 3-6 tahun. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan pengertian dan memberikan informasi, memberi kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak secara spontan dan tanpa beban.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kodrat anak adalah bermain, dimana setiap anak tidak bisa dipisahkan dengan bermain. Bermain sangat penting bagi anak usia dini, karena dalam bermain semua aspek perkembangannya terstimulasi dengan baik. Anak dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangannya melalui berbagai macam kegiatan bermain. Oleh karena itu, dalam konsep pembelajaran anak usia dini, dikenal istilah bermain seraya belajar.
Dalam bukunya, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Moeslichatoen R, (2004:24), terdapat beberapa nilai bermain bagi anak usia dini:
Dalam bermain, anak terstimulasi kemampuannya dalam berpikir pada saat memainkan permainan tersebut. Aplikasi multimedia yang dibuat, memberi kebebasan kepada anak untuk memilih jawaban yang diinginkannya, sehingga anak dapat bebas memilih apa yang akan dilakukannya. Kebebasan dalam bertindak dalam memilih jawaban yang diinginkan, juga turut menstimulasi aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini, karena jawaban apapun yang dipilih anak akan melibatkan kemampuannya dalam berpikir.
2) Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
Bermain dalam dunia khayal untuk anak usia dini, juga membutuhkan kemampuan berpikir. Dalam memainkan aplikasi multimedia tersebut, anak dapat berimajinasi memainkan peran sebagai tokoh sentral yang merupakan pemeran utama dalam permainan tersebut, yang bernama Ujang. Dalam permainan tersebut anak seakan-akan berperan sebagai Ujang yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan sambil mengenalkan berbagai kekayaan alam ciri khas Kalimantan Barat yang terdapat dalam hutan. Sambil berimajinasi tentang tokoh tersebut, anak juga belajar tentang ciri khas kekayaan alam yang ada di kota Pontianak tersebut. Dengan memainkan aplikasi tersebut, aspek perkembangan kognitif anak juga dapat terstimulasi dengan baik.
3) Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
Bermain dapat bermanfaat bagi anak untuk menyelidiki sesuatu. Ketika memainkan aplikasi tersebut, anak didorong untuk menyelidi seperti apa rasanya buah jeruk, sehingga ia dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam permainan tersebut. Terlihat bahwa dengan memainkannya, maka akan meningkatkan rasa ingin tahu anak akan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya.
4) Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar
Sesuai dengan konsep pembelajaran anak usia dini, belajar seraya bermain, pada saat bermain anak akan belajar. Dalam aplikasi tersebut, pengetahuan anak akan bertambah, dimana anak mengenal huruf, belajar angka dan berhitung, mengenal jenis flora dan fauna khas Kalimantan Barat, mengenal warna dan bernyanyi bersama.
5) Bermain menjernihkan pertimbangan anak
Dalam permainan ini anak akan diminta melakukan serangkaian aktivitas yang menuntut pertimbangan tertentu dalam melakukannya. Contohnya ketika diminta untuk menyebutkan warna apa saja yang terdapat dalam burung Enggang. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, anak perlu mengetahui nama-nama warna dan bagaimana ciri khasnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, anak memerlukan pengetahuan tentang warna, baru kemudian mempertimbangkan warna apa yang terdapat pada gambar burung tersebut. Jawaban benar yang diperoleh anak akan semakin menambah kepercayaan dirinya mengenai kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan teori diatas, maka tergambarlah bahwa aplikasi multimedia yang dibuat, sesuai dengan teori perkembangan anak dan dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangannya.
a. Melakukan koordinasi dengan kedua mitra tentang permasalahan yang segera akan diselesaikan;
b. Membuat materi sosialisasi yang akan diberikan berkaitan dengan sumber daya alam lokal yang menjadi ciri khas Kalimantan Barat yaitu: tanaman Aloevera (lidah buaya), buah Jeruk, buah Naga, pohon Bakau, burung Enggang, dan Orangutan; c. Membuat materi sosialisasi kepada guru tentang sistem pembelajaran yang baik
sesuai usia anak, penggunaan APE dan pemakaian aplikasi multimedia interaktif di TK;
d. Membuat materi parenting class kepada orang tua tentang sistem pembelajaran yang baik sesuai usia anak, penggunaan APE dan pemakaian aplikasi multimedia interaktif di rumah;
e. Mempersiapkan bahan baku dari sumberdaya alam lokal yang ada di lingkungan TK untuk pembuatan kreasi APE disiapkan oleh mitra;
f. Membuat multimedia interaktif;
g. Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru-guru pada kedua mitra; h. Memberikan parenting class kepada orang tua di TK mitra;
i. Mendemonstrasikan program multimedia interaktif kepada guru-guru kedua mitra disaksikan langsung oleh anak didik;
j. Kunjungan ke lapangan (field trip), dimana anak-anak TK melihat langsung obyek pembelajaran yang terdapat dalam multimedia dan APE, yang merupakan sumberdaya alam lokal yang menjadi ciri khas Kalimantan Barat yaitu tanaman Aloevera (lidah buaya), buah Jeruk, buah Naga, pohon Bakau, burung Enggang, dan Orangutan;
k. Evaluasi kegiatan dan monitoring pasca kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan PKM yang akan dilakukan adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan kepada kedua mitra untuk perizinan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan sekaligus mengundang agar turut serta terlibat selama kegiatan PKM berlangsung khususnya pada kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang multimedia interaktif dari sumber daya alam lokal;
b. Mengefektifkan kegiatan, tim PKM melibatkan 3 orang mahasiswa semester akhir dari fakultas Teknik, PG PAUD, Kehutanan Universitas Tanjungpura dan sudah terlebih dahulu diberikan pengarahan dan pelatihan singkat tentang seluruh kegiatan PKM yang akan dilaksanakan, khususnya tentang mengaplikasikan multimedia interaktif dalam pembelajaran di TK;
c. Tim PKM menyiapkan materi sosialisai dan pelatihan mengenai potensi sumberdaya lokal (tanaman lidah buaya di tanah Gambut, burung Enggang dan Orangutan ) yang ada di Kalimantan Barat;
d. Tim PKM menyiapkan materi sosialisasi mengenai aspek perkembangan yang dapat terstimulasi melalui penggunaan multimedia interaktif;
e. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada kedua mitra;
f. Mendemonstrasikan penggunaan multimedia interaktif kepada guru di TK mitra yang disaksikan langsung oleh anak didik di TK;
h. Melaksanakan pemantauan terhadap kedua mitra dan mengevaluasi semua kegiatan yang telah tim PKM lakukan.
Diagram Alir Pelaksanaan
Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program PKM
Selama kegiatan berangsung, partisipasi kedua mitra sangat diharapkan dalam kesuksesan kegiatan PKM. Mitra dilibatkan secara langsung dari mulai penentuan jadwal kegiatan, memfasilitasi ruang, mengkordinir guru-guru untuk mengikuti pelatihan/sosialisai kreasi multimedia interaktif, mengkordinir anak-anak TK dalam proses demonstrasi di dalam kelas dan menyediakan sumberdaya alam lokal yang ada di lingkungan TK untuk bahan baku demonstrasi pembuatan kreasi APE. Partisipasi mitra dapat dilihat juga dari keaktifan kedua mitra dalam bertanya tentang hal-hal mengenai aplikasi multimedia interaktif dalam pembelajaran, tujuan dan luaran yang diperoleh setelah kegiatan selesai.
Evaluasi Pelaksanaan dan Keberlanjutan Program
Melakukan evaluasi dan monitoring hasil kegiatan yang sudah dilakukan dan mendiskusikannya kembali jika masih ada kekurangan dari teknologi yang diberikan. Keberlanjutan program sekolah TK di Pontianak melakukan aplikasi teknologi multimedia interktif dimana TK Primanda dan TK Bina Insan sebagai pilot project.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan
Pelaksanaan PKM di dua mitra diawali dengan orientasi lapangan untuk berkoordinasi dengan kedua mitra. Orientasi dilakukan untuk menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan kesepakatan mengenai jadwal kegiatan sehingga dapat berjalan dengan lancar. Sosialisasi dan
penyuluhan dilakukan untuk transfer teknologi kepada guru-guru TK dan orang tua siswa nantinya.
Pelaksanaan PKM ini dilaksanakan di TK Primanda Untan dan TK Bina Insan Kota Pontianak. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan guru-guru di kedua TK tersebut dan mahasiswa untuk membantu terlaksananya kegiatan. Untuk kelancaran pelaksanaannya maka sebelum melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, mahasiswa yang mendampingi pelaksanaan kegiatan ini diberikan pengetahuan dasar dahulu sehingga mahasiswa dapat membantu dalam mendampingi kegiatan ini.
Setelah mendapatkan kesepakatan melalui koordinasi, tim PKM melakukan persiapan bahan dan alat untuk sosialisasi dan penyuluhan. Alat dan bahan yang sudah dibuat seperti multimedia interaktif berupa soft copy yang diputar di komputer/ laptop dan alat permainan edukatif berupa busy book. Tim juga mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan plang nama masing-masing mitra karena plang nama yang sudah ada hanya terletak di halaman TK sehingga kurang terpublikasi kepada masyarakat. Plang nama nantinya akan diletakkan di jalan masuk komplek TK dan di tepi jalan besar menuju TK. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih banyak mengetahui keberadaan TK tersebut.
Pelaksanaan PKM di Dua Mitra
Pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh tim PKM sebagai penyuluh dan pemberi pelatihan, guru-guru sebagai sasaran dan mahasiswa sebagai pendamping. Kegiatan dimulai dengan acara ramah tamah kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi berupa ceramah/penjelasan. Penyampaian sosialisasi berupa penjelasan materi mengenai pengenalan sumber daya alam lokal di TK melalui permainan multimedia interaktif. Selanjutnya dilakukan demonstrasi cara pembuatan alat permainan edukatif dan pengenalan multimedia interaktif. Antuasisme mitra menunjukkan bahwa guru-guru sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan diskusi berupa tanya jawab dari peserta terkait dengan cara pembelajaran untuk anak-anak TK menggunakan APE dan multimedia interaktif. Harapan dari kegiatan ini adalah adanya transfer pengetahuan dan teknologi kepada guru-guru agar proses belajar mengajar menjadi suatu hal yang lebih menyenangkan dan lebih mudah dipahami oleh anak-anak TK dengan menggunakan APE melalui multimedia interaktif.
a b c
g h i
j k l
Gambar 1. a,b,c. Penyampaian materi penyuluhan dan pelatihan; d,e. Peragaan alat permainan edukatif; f, g, h, i. Tampilan multimedia interaktif; j,k. Diskusi; l. Foto bersama
KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan program kemitraan masyarakat ini mampu membuka wawasan dan menambah keterampilan guru-guru untuk membuat Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan multimedia yang telah diberikan oleh tim PKM. Adanya APE dan multimedia interaktif berbasis kekhasan sumber daya alam lokal diharapkan menjadi terobosan baru untuk para guru mengajar anak-anak TK sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh Tim PKM dengan judul: PKM Taman Kanak-kanak Kota Pontianak Kalimantan Barat, mengucapkan terimakasih kepada Kemenristekdikti, Universitas Tanjungpura dalam hal ini LPPKM UNTAN yang telah memfasilitasi kegiatan, pihak TK Primanda Untan dan TK Bina Insan sebagai mitra pada kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Arief, Arifin.2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta.
[2]. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
[3]. Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Almim.
[4]. Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
[5]. Permendikbud No 137. 2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta
[6]. Shoba Dewey Chugani. 2009. Anak Yang Bermain, Anak Yang Cerdas. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
[7].Wahono, Francis. 2005. Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati . Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
[8].Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis