• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUDAYA POLITIK DI INDONESIA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Waktu : 6 x 45 Menit

1. Menganalisis

1. Menganalisis

budaya politik

budaya politik

di Indonesia

di Indonesia

Kompetensi Dasar :

Kompetensi Dasar :

1.1.

1.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan pengertian budaya pengertian budaya

politik.politik.

1.2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang 1.2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. berkembang dalam masyarakat Indonesia. 1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi 1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi

pengembangan budaya politik. pengembangan budaya politik.

1.4. Menampilkan peran serta budaya politik 1.4. Menampilkan peran serta budaya politik

(3)

Waktu : 4 x 45 Menit

Standar

Kompetensi :

Menganalisis Budaya Politik Di Indonesia

Kompetensi Dasar :

Kompetensi Dasar :

1.1.

1.1.

Mendeskripsikan

Mendeskripsikan

pengertian

pengertian

budaya politik.

budaya politik.

1.2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik

1.2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik

yang berkembang dalam masyarakat

yang berkembang dalam masyarakat

Indonesia.

(4)

(Indikator)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan :

Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian budaya politik secara umum dan Menguraikan pengertian budaya politik secara umum dan menurut para ahli.

menurut para ahli.

Mendeskripsikan orientasi politik WN terhadap objek politikMendeskripsikan orientasi politik WN terhadap objek politikMengidentifikasi sikap warga negara terhadap peranannya Mengidentifikasi sikap warga negara terhadap peranannya

sebagai subjek politik

sebagai subjek politik

Menguraikan tipe-tipe budaya politik.Menguraikan tipe-tipe budaya politik.

Mengidentifikasi ciri-ciri budaya politik parokial, Subjek/kaula Mengidentifikasi ciri-ciri budaya politik parokial, Subjek/kaula dan pertisipan

(5)

BUDAYA

1. Rusadi S.Rusadi S. 2.

2. Sidney VerbaSidney Verba 3.

3. Austin R., dllAustin R., dll

Orientasi Politik WN thd

Orientasi Politik WN thd

objek politik

objek politik

1.

1. KognitifKognitif 2.

2. AfektifAfektif 3.

3. EvaluatifEvaluatif

Tipe-tipe Budaya

Tipe-tipe Budaya

Politik dan

Politik dan

(6)

1.

1.

Budaya Politik

Budaya Politik

a.

a.

Pengertia

Pengertia

n

n

Budaya politik

Budaya politik

merupakan sistem

merupakan sistem

nilai dan

nilai dan

keyakinan yang

keyakinan yang

dimiliki bersama

dimiliki bersama

oleh masyarakat.

oleh masyarakat.

Mrp aspek politik dari nilai-nilai

yang terdiri atas pengetahuan,

adat istiadat, tahayul, & mitos.

Dapat dilihat dari aspek doktrin

dan aspek generiknya (bentuk).

Hakikat dan ciri budaya politik

yaitu menyangkut masalah

nilai-nilai sbg prinsip dasar.

(7)

b. Menurut Para ahli :

Gabriel A. Almond

Gabriel A. Almond

&

&

Sidney Verba, budaya politik

Sidney Verba, budaya politik

yaitu

yaitu

terdapatnya satu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai

terdapatnya satu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai

politik y

politik y

an

an

g t

g t

e

e

rdapat di seluruh bangsa.

rdapat di seluruh bangsa.

Rusadi Kantaprawira,

Rusadi Kantaprawira,

budaya politik tidak lain

budaya politik tidak lain

adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya

adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya

terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para

terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para

anggota suatu sistem politik.

anggota suatu sistem politik.

Sidney Verba,

Sidney Verba,

budaya politik adalah suatu sistem

budaya politik adalah suatu sistem

keperca-yaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan

keperca-yaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan

nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana

nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana

(8)

Alan R. Ball,

Alan R. Ball,

budaya politik adalah suatu susunan yang

budaya politik adalah suatu susunan yang

terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai

terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai

masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan

masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan

isu-isu politik.

isu-isu politik.

Austin Ranney,

Austin Ranney,

budaya politik adalah seperangkat

budaya politik adalah seperangkat

pandangan-pandangan tentang politik dan pemerin-tahan

pandangan-pandangan tentang politik dan pemerin-tahan

yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola

yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola

orientasi-orientasi terhadap objek-objek

orientasi terhadap objek-objek

politik.

politik.

Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.,

Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.,

budaya

budaya

politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan

politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan

yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan

yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan

pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu

pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu

dari populasi.

(9)

Dua manfaat jika dapat memahami

Dua manfaat jika dapat memahami

pengertian budaya politik :

pengertian budaya politik :

Adanya sikap warga negara terhadap sistem politik yang

Adanya sikap warga negara terhadap sistem politik yang

mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapan, dukungan

mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapan, dukungan

serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;

serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;

Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya

Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya

politik dengan sistem politik atau faktor-faktor apa yang

politik dengan sistem politik atau faktor-faktor apa yang

menyebabkan terjadinya pergeseran politik.

(10)

Menurut Almond dan Powel

, orientasi individu

terhadap sistem politik mencakup 3 aspek yaitu :

Orientasi kognitif, yaitu berupa pengetahuan, wawasan, kepercayaan dan keyakinan WN terhadap objek politik • Orientasi afektif, yaitu sikap, niliai-nilai dan perasaan WN terhadap objek politik, peranannya, para aktor dan penampilannya. • Orientasi evaluatif, yaitu penilaian seseorang terhadap sistem

politik, keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.

(11)

d. OBJEK POLITIK

d. OBJEK POLITIK

Objek politik umum :

Objek politik umum :

Sistem politik secara keseluruhan meliputi sejarah

Sistem politik secara keseluruhan meliputi sejarah

bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara,

bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara,

konstitusi negara lembaga negara pemimpin negara dll

konstitusi negara lembaga negara pemimpin negara dll

Objek politik Input :

Objek politik Input :

Lembaga/pranata (Infra stuktur politik) meliputi partai

Lembaga/pranata (Infra stuktur politik) meliputi partai

politik, kelompok kepentingan , Pers, dukungan dan

politik, kelompok kepentingan , Pers, dukungan dan

tuntutan dll

tuntutan dll

Objek politik output :

Objek politik output :

Lembaga/pranata (Supra struktur politik) meliputi

Lembaga/pranata (Supra struktur politik) meliputi

lembaga-lembaga negara, lembaga peradilan, pengabil

lembaga-lembaga negara, lembaga peradilan, pengabil

kebijakan dan putusan, hukum, birokrasi dll

(12)

Sikap WN terhadap peranannya sebagai

Sikap WN terhadap peranannya sebagai

subjek politik

subjek politik

Sikap WN terhadap sistem politik menghasilkan 2 orientasi yaitu

Sikap WN terhadap sistem politik menghasilkan 2 orientasi yaitu

Orientasi yang partisipan atau aktif

Orientasi yang partisipan atau aktif

Orientasi yang pasif

Orientasi yang pasif

Orientasi WN terhadap objek politik juga dapat menghasilkan 2

Orientasi WN terhadap objek politik juga dapat menghasilkan 2

orientasi yang berbeda yaitu :

orientasi yang berbeda yaitu :

Orientasi yang loyal atau setia terhadap sistem politik

Orientasi yang loyal atau setia terhadap sistem politik

(Alliegensi)

(Alliegensi)

Orientasi yang terasing atau tersisihkan dalam sistem politik

Orientasi yang terasing atau tersisihkan dalam sistem politik

Diantara orientasi diatas terdapat juga orientasi apatis (apathy)

Diantara orientasi diatas terdapat juga orientasi apatis (apathy)

(13)

Menurut G. Almond dan S. Verba, bahwa objek

Menurut G. Almond dan S. Verba, bahwa objek

orientasi politik warga negara adalah sistem politik

orientasi politik warga negara adalah sistem politik

yang terbagi ke dalam tiga golongan objek, yaitu :

yang terbagi ke dalam tiga golongan objek, yaitu :

a.

a.

Peranan atau struktur khusus seperti badan legislatif,

Peranan atau struktur khusus seperti badan legislatif,

eksekutif atau birokrat.

eksekutif atau birokrat.

b.

b.

Pemegang jabatan, seperti pemimpin monarki,

Pemegang jabatan, seperti pemimpin monarki,

legislator dan administrator.

legislator dan administrator.

c.

c.

Kebijaksanaan, keputusan atau penguatan keputusan,

Kebijaksanaan, keputusan atau penguatan keputusan,

struktur pemegang jabatan.

struktur pemegang jabatan.

Alfian, menganggap bahwa lahirnya kebudayaan politik

Alfian, menganggap bahwa lahirnya kebudayaan politik

sebagai pantulan langsung dari keseluruhan sistem

sebagai pantulan langsung dari keseluruhan sistem

sosial-budaya masyarakat dalam arti luas.

(14)

BAGAIMANA BUDAYA

BAGAIMANA BUDAYA

POLITIK

POLITIK

MENURUT ANDA ?

MENURUT ANDA ?

(15)

1.

1. Rusadi Kantaprawira, mendefiniskan budaya politik sebagai pola tingkah laku Rusadi Kantaprawira, mendefiniskan budaya politik sebagai pola tingkah laku

individu dan orientasi terhadap kehidupan politik...dst. Berikan penjelasn

individu dan orientasi terhadap kehidupan politik...dst. Berikan penjelasn

singkatnya !

singkatnya !

Orientasi Kognitif Orientasi Afektif

……… ………

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pengertian Budaya Politik dan Komponen-komponen Budaya Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

a. Pola tingkah laku individu : ... b. Orientasi terhadap kehidupan politik : ... 2. Dalam klasifikasi tipe-tipe orientasi, yaitu orientasi kognitif, efektif dan

evaluatif. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini!

(16)

2.

2.

Tipe-tipe Budaya Politik

Tipe-tipe Budaya Politik

BERDASARKAN BERDASARKAN

SIKAP YANG SIKAP YANG DITUNJUKKAN DITUNJUKKAN

a.

a.

Militan (usaha jahat & menentang)

Militan (usaha jahat & menentang)

b.

b.

Toleransi (berpusat pd masalah)

Toleransi (berpusat pd masalah)

Sikap Mental

Sikap Mental

Abasolut (sempurna

Abasolut (sempurna

& tidak dapat

& tidak dapat

dirubah)

dirubah)

Sikap Mental

Sikap Mental

Akomodatif

Akomodatif

(menerima apa saja

(menerima apa saja

yg berharga)

(17)

Lanjutan ………….

BERDASARKAN

BERDASARKAN

ORIENTASI

ORIENTASI

POLITIKNYA

POLITIKNYA

Parokial

Parokial

(partisipasi

(partisipasi

sangat rendah)

sangat rendah)

Subjek/Kaula

Subjek/Kaula

(relatif

(relatif

maju tp masih pasif)

maju tp masih pasif)

Parisipan

Parisipan

(kesadaran

(kesadaran

sudah tinggi)

sudah tinggi)

Sangat ideal untuk

Sangat ideal untuk

tumbuh suburnya

tumbuh suburnya

demokrasi

(18)

MODEL

Menurut AlmondAlmond dan

dan VerbaVerba, terdapat , terdapat variasi dlm 3 bentuk

variasi dlm 3 bentuk

budaya politik :

budaya politik :

Subyek-parokial,Subyek-parokial,Subyek-partisipan,Subyek-partisipan,Parokial-

Parokial-partisipan.

(19)

TIPE - TIPE BUDAYA POLITIK

TIPE - TIPE BUDAYA POLITIK

( lihat buku paket halaman 10-13)

( lihat buku paket halaman 10-13)

 Budaya politik parokial : Tingkat partisipasi politiknya rendah karena Budaya politik parokial : Tingkat partisipasi politiknya rendah karena

tingkat pendidikan rendah

tingkat pendidikan rendah

 Budaya politik kaula/subjek : Masyarakat sudah relatif maju (sosial Budaya politik kaula/subjek : Masyarakat sudah relatif maju (sosial

ekonomi) tetapi masih bersikap pasif.

ekonomi) tetapi masih bersikap pasif.

 Budaya politik partisipan : Kesadaran dan partisipasi politik sudah tinggBudaya politik partisipan : Kesadaran dan partisipasi politik sudah tingg

Tidak ada negara yang murni memiliki budaya politik partisipan, parokial dan

Tidak ada negara yang murni memiliki budaya politik partisipan, parokial dan

subjek/kaula, Menurut Almond dan Verba ada variasi diantara ketiga tipe

subjek/kaula, Menurut Almond dan Verba ada variasi diantara ketiga tipe

budaya politik tersebut yaitu :

budaya politik tersebut yaitu :

1. Budaya politik subjek - parokial

1. Budaya politik subjek - parokial

2. Budaya politik subjek - partisipan

2. Budaya politik subjek - partisipan

3. Budaya politik parokial - partisipan

3. Budaya politik parokial - partisipan

Berdasarkan tipe-tipe budaya politik diatas dapat disebutkan tiga model

Berdasarkan tipe-tipe budaya politik diatas dapat disebutkan tiga model

kebudayaan politik yaitu : Demokratik Industrial, Sistem Otoriter dan

kebudayaan politik yaitu : Demokratik Industrial, Sistem Otoriter dan

Demokratis Pra Industrial

(20)

Ciri-ciri

BUDAYA POLITIK PAROKIAL

( PAROCHIAL POLITICAL CULTURE )

• Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat

terhadap objek politik yang luas

• Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat

kewenangan atau kekuasaan dalam masyarakatnya.

• Warga negara tidak mengharapkan apapun dari sistem politik.

• Tidak ada peranan politik yang bersifat khas dan berdiri

sendiri.

• Belum adanya peran-peran politik yang khusus, peran politik

dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi,

agama, adat dll.

• Pelaku politik memiliki peran yang banyak.

(21)

Ciri-ciri

Ciri-ciri

BUDAYA POLITIK SUBJEK/KAULA

BUDAYA POLITIK SUBJEK/KAULA

(

( SUBJECT POLITICAL CULTURE )SUBJECT POLITICAL CULTURE )

Kehidupan ekonomi WN sudah baik dan tingkat pendidikan

Kehidupan ekonomi WN sudah baik dan tingkat pendidikan

relatif maju.

relatif maju.

Masyarakat dan individunya telah mempunyai perhatian dan

Masyarakat dan individunya telah mempunyai perhatian dan

minat terhadap sistem politik terutama terhadap objek politik

minat terhadap sistem politik terutama terhadap objek politik

output sedangkan kesadaran terhadap input dan

output sedangkan kesadaran terhadap input dan

kesadarannya sebagai subjek politik rendah.

kesadarannya sebagai subjek politik rendah.

Masyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnya.

Masyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnya.

WN bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya

WN bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya

sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apalagi di tentang.

sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apalagi di tentang.

Tidak ada keinginan untuk memberi masukan, tuntutan atau

Tidak ada keinginan untuk memberi masukan, tuntutan atau

bahkan mengkritisi pemerintah karena masyarakat

bahkan mengkritisi pemerintah karena masyarakat

menganggap dirinya tidak berdaya mempengaruhi dan

menganggap dirinya tidak berdaya mempengaruhi dan

mengubah sistem politik

mengubah sistem politik

WN cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari

WN cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari

pemerintah

(22)

Ciri-ciri

BUDAYA POLITIK PARTISIPAN

( PARTICIPANT POLITICAL CULTURE )

Warga memiliki pengetahuan dan kepekaan yang cukup terhadap

masalah atau isu-isu mengenai kehidupan politik negaranya.

Warga mampu bersikap terhadap masalah atau isu politik,baik sikap

yang mendukung/menerima sikap yang menolak.

Warga mampu menilai terhadap masalah atau isu politik yang

timbul dalam berkehidupan bernegara.

Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah.

Warga memiliki kesadaran akan peran,hak,kewajiban,dan tanngung

jawabnya selaku warga negara.

Warga mampu dan berani memberi masukan,gagasan,tuntutan,kritik

terhadap pemerintah.

Warga memiliki kesadaran akan untuk taat pada peraturan dan

(23)

MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK YANG

MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK YANG

BERKEMBANG DI MASYARAKAT

BERKEMBANG DI MASYARAKAT

Budaya politik elit (terdiri dari kaum pelajar

Budaya politik elit (terdiri dari kaum pelajar

sehingga memiliki pengaruh dan lebih berperan

sehingga memiliki pengaruh dan lebih berperan

dalam pemerintahan) dan budaya politik massa

dalam pemerintahan) dan budaya politik massa

(kurang memahami politik sehingga mudah

(kurang memahami politik sehingga mudah

terbawa arus).

terbawa arus).

Menurut Hebert Feith

Menurut Hebert Feith

, sistem politik di

, sistem politik di

Indonesia di dominasi oleh budaya politik

Indonesia di dominasi oleh budaya politik

aristokrat Jawa dan wiraswasta Islam.

aristokrat Jawa dan wiraswasta Islam.

Menurut C. Geertz

Menurut C. Geertz

di Indonesia terdapat

di Indonesia terdapat

budaya politik priyayi, santri dan abangan.

(24)

Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia

Menurut Rusadi Kantaprawira

1. Adanya subbudaya yang beraneka ragam

2. Sifat ikatan primordial yang masih kuat yang dikenali melalui indikator berupa sentimen kedaerahan,kesukuan,dan keagamaan. 3. Kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sifat

paternalisme dan sifat patimonial.

4. Budaya poliik Indonesia bersifat parokial subjek di satu pihakdan partisipan di lain pihak

Menurut Affan Gaffar

1. Hierarki yang tegas, adanya pembedaan atau tingkatan atas bawah, pejabat disebut priayi rakyat sebagai bawahan

2. Kecendrungan patronage, pola hubungan patron-client, patron (bapak) dengan clien (anak). Sang bapak bersifat memberi dan melindungi sedangkan anak menerima dan patuh.

(25)

PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK MASYARAKAT

PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK MASYARAKAT

INDONESIA

INDONESIA

Indonesia menganut budaya politik yang bersifat parokial-kaula di Indonesia menganut budaya politik yang bersifat parokial-kaula di

satu pihak dan budaya politik kaula- partisipan di pihak lain.

satu pihak dan budaya politik kaula- partisipan di pihak lain.

Sikap ikatan primordalisme masih sangat mengakar dalam Sikap ikatan primordalisme masih sangat mengakar dalam

masyarakat Indonesia. Primordialisme adalah sebuah pandangan

masyarakat Indonesia. Primordialisme adalah sebuah pandangan

atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil,

atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil,

baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala

baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala

sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya

sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya sikap ini dapat sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap

membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrismeetnosentrisme, yaitu , yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang

suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang

budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang

budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang

lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena

lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilainilai-nilai yang yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah

telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah

daging (

daging (internalized valueinternalized value) )

Masih kuatnya paternalisme dalam budaya politik Indonesia. Masih kuatnya paternalisme dalam budaya politik Indonesia.

Paternalistik artinya selalu taat dan patuh kepada pemimpin tanpa

Paternalistik artinya selalu taat dan patuh kepada pemimpin tanpa

ada sikap kritis.

ada sikap kritis. budaya Timur biasanya masih lekat dengan budaya budaya Timur biasanya masih lekat dengan budaya paternalisme, budaya Jawa mengenal sungkan, ewuh pakewuh, gak

paternalisme, budaya Jawa mengenal sungkan, ewuh pakewuh, gak

enakan, takut menyakiti orang lain terutama pemimpin.

(26)

Bentuk-bentuk budaya politik yang ideal di

Indonesia adalah :

Menyelesaikan perselisihan secara damai dan melembaga.

Menjamin perubahan secara damai dalam suatu masyarakat

yang berubah.

Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur

sesuai dengan konstitusi

Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.

Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman

termasuk perbedaan pendapat.

(27)

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet,

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet,

buletin & sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :

buletin & sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

1. Rumuskan kembali tentang pemahaman tipe-tipe budaya politik baik berdasarkan sikap yang ditunjukkan maupun orientasi politiknya !

2. Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat dapat muncul budaya politik yang memiliki sikap mental absolut !

3. Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat ada sebagian yg memiliki budaya politik parokial !

4. Jelaskan dengan alasan, bagaimana dalam kenyataan di dalam masyarakat terdapat munculnya budaya politik campuran parokial – partisipan !

(28)

Waktu : 2 x 45 Menit

Standar

Kompetensi :

Menganalisis Budaya Politik Di Indonesia

Kompetensi Dasar :

Kompetensi Dasar :

1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi

1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi

pengembangan budaya politik.

pengembangan budaya politik.

1.4. Menampilkan peran serta budaya politik

1.4. Menampilkan peran serta budaya politik

partisipan.

(29)

(Indikator)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan :

Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sosialisai politik secara umum

Menguraikan pengertian sosialisai politik secara umum

dan menurut para ahli.

dan menurut para ahli.

Menganalisis proses sosialisasi

Menganalisis proses sosialisasi

politik

politik

Menganalisis sosialisasi politik dalam masyarakat

Menganalisis sosialisasi politik dalam masyarakat

berkembang dan komunitas politik.

berkembang dan komunitas politik.

Mendeskripsikan pengertian dan konsep partisipasi

Mendeskripsikan pengertian dan konsep partisipasi

politik.

politik.

(30)

Pengertian

Pengertian

Umum

Umum

Pendapat Ahli

Pendapat Ahli 1.2.1.2. G.A. AlmondIrvin L. ChildG.A. AlmondIrvin L. Child

3.

3. Denis K., dllDenis K., dll

Peran Serta Dalam

Peran Serta Dalam

Budaya Politik

Budaya Politik

Partisipan

Partisipan

Praktik Partisipasi Politik

Praktik Partisipasi Politik

Pengertian & Konsep

Pengertian & Konsep

PENGEM-Proses Sosialisasi Politik

Proses Sosialisasi Politik

Sosialisasi Politik Dlm Masyarakat Berkembang

Sosialisasi Politik Dlm Masyarakat Berkembang

Sosialisasi Politik Dan Komunikasi Politik

Sosialisasi Politik Dan Komunikasi Politik

Tingkatan Partisipasi

Tingkatan Partisipasi

Politik

(31)

Sosialisasi politik

Tipe Sosialisasi politik

Agen Sosialisasi politik

Kontak Langsung Secara Tidak

Langsung

Secara Langsung

Keluarga

Klp Teman

Sekolah

Media Masa Pekerjaan

Hubungan Pribadi

Pengalaman Politik Magang

Peniruan Generalisasi

Antisipatori

(32)

1.

1.

Sosialisasi Politik

Sosialisasi Politik

a.

a.

Pengertia

Pengertia

n

n

Sosialisasi

Sosialisasi

politik adalah

politik adalah

proses dengan

proses dengan

mana

mana

individu-individu dapat

individu dapat

memperoleh

memperoleh

pengetahuan,

pengetahuan,

nilai-nilai, dan

nilai-nilai, dan

sikap-sikap

sikap-sikap

terhadap sistem

terhadap sistem

politik

politik

masyarakatnya.

masyarakatnya.

Melalui sosialisasi, suatu kebudayaan

Melalui sosialisasi, suatu kebudayaan

dapat diwariskan kpd generasi

dapat diwariskan kpd generasi

berikut-nya. Ada 3 sifat dasar mengapa

nya. Ada 3 sifat dasar mengapa

sosiali-sasi perlu :

sasi perlu :

a.

a. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa Manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

bantuan orang lain.

b.

b. ””Secara ekstrim” manusia tidak punya Secara ekstrim” manusia tidak punya naluri sehingga sebagian besar perilaku

naluri sehingga sebagian besar perilaku

untuk kelangsungan hidupnya harus

untuk kelangsungan hidupnya harus

dipelajari.

dipelajari.

c.

c. Manusia harus belajar mengendali-kan Manusia harus belajar mengendali-kan hubungan dgn sesamanya, yaitu hidup

hubungan dgn sesamanya, yaitu hidup

menurut nilai-nilai dan membi-na

menurut nilai-nilai dan membi-na

peranan bersama.

(33)

a.

a.

Gabriel A. Almond

Gabriel A. Almond

, Sosialisasi politik menunjukkan pada

, Sosialisasi politik menunjukkan pada

proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah

proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah

laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga

laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga

merupakan sarana bagi suatu generasi untuk

merupakan sarana bagi suatu generasi untuk

menyampaikan patokan-patokan politik dan

menyampaikan patokan-patokan politik dan

keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

b.

b.

Irvin L. Child

Irvin L. Child

, Sosialisasi politik adalah segenap proses

, Sosialisasi politik adalah segenap proses

dengan mana individu, yang dilahirkan dengan banyak

dengan mana individu, yang dilahirkan dengan banyak

sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk

sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk

mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di

mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di

dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa

dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa

diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari

diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari

kelompoknya.

kelompoknya.

b.

(34)

c.

c.

Richard E. Dawson dkk.,

Richard E. Dawson dkk.,

Sosialisasi politik dapat

Sosialisasi politik dapat

dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan,

dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan,

nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari

nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari

orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang

orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang

lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang

lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang

menginjak dewasa.

menginjak dewasa.

d.

d.

Denis Kavanagh

Denis Kavanagh

, Sosialisasi politik merupakan

, Sosialisasi politik merupakan

suatu proses dimana seseorang mempelajari dan

suatu proses dimana seseorang mempelajari dan

menumbuhkan pandangannya tentang politik.

(35)

Beberapa segi penting sosialisasi politik :

Beberapa segi penting sosialisasi politik :

Secara fundamental merupakan proses hasil belajar,

Secara fundamental merupakan proses hasil belajar,

belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi.

belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi.

Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku

Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku

individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas,

individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas,

dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau

dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau

informasi, motif-motif (nilai-nilai) dan sikap-sikap.

informasi, motif-motif (nilai-nilai) dan sikap-sikap.

Tidak terbatas pada usia anak-anak dan remaja saja

Tidak terbatas pada usia anak-anak dan remaja saja

(walaupun periode ini paling penting), tetapi

(walaupun periode ini paling penting), tetapi

berlangsung sepanjang hidup.

berlangsung sepanjang hidup.

Mrp prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial,

Mrp prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial,

baik secara implisit maupun eksplisit memberikan

baik secara implisit maupun eksplisit memberikan

penjelasan mengenai tingkah laku sosial.

(36)

c.

Proses

Sosialisasi

Sosialisasi politik

adalah istilah yang digunakan untuk

adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar

menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar

tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik

tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik

.

.

Dalam Proses

Sosialisasi

Politik

, metode

yang kerap

digunakan adalah :

Pendidikan Politik

dan Indoktrinasi

(37)

d.

d.

Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat

Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat

Berkembang

Berkembang

Robert Le Vine

, berpendapat bahwa sosialisasi politik di

negara-negara berkembang cenderung mempunyai relasi

lebih dekat pd sistem- sistem lokal, kesukuan, etnis, dan

regional daripada dengan sistem-sistem politik nasional.

Masalah terberat yang dihadapi, yaitu adanya berbagai

macam kelompok dan tradisi di negara itu.

3 (tiga)

3 (tiga)

faktor

faktor

masalah

masalah

penting

penting

Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk

Pendidikan dan nilai-nilai

Pendidikan dan nilai-nilai

tradisional

tradisional

Pengaruh urbanisasi

(38)

e.

e.

Sosialisasi Politik Dan Komunikasi

Sosialisasi Politik Dan Komunikasi

Politik

Politik

Dalam proses sosialisasi politik kaitannya dengan

Dalam proses sosialisasi politik kaitannya dengan

fungsi komunikasi politik, berhubungan dengan

fungsi komunikasi politik, berhubungan dengan

struktur-struktur yang terlibat dalam sosialisasi

struktur-struktur yang terlibat dalam sosialisasi

serta gaya sosialisasi itu sendiri.

serta gaya sosialisasi itu sendiri.

Pada sistem politik masyarakat

Pada sistem politik masyarakat

modern, institusi seperti kelompok

modern, institusi seperti kelompok

sebaya, komuniti, sekolah,

sebaya, komuniti, sekolah,

kelompok kerja,

kelompok kerja,

perkumpulan-perkumpulan sukarela,

perkumpulan sukarela,

media

media

komunikasi

komunikasi

, partai-partai politik

, partai-partai politik

dan institusi pemerintah semuanya

dan institusi pemerintah semuanya

dapat berperan dalam sosialisasi

dapat berperan dalam sosialisasi

politik.

(39)

Negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman dan

Negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman dan

sebagainya arus informasi yg dimiliki relatif homogen.

sebagainya arus informasi yg dimiliki relatif homogen.

Para elite politik pemerintahan mempunyai sumber-sumber

Para elite politik pemerintahan mempunyai sumber-sumber

informasi khusus melalui surat kabar tertentu yang

informasi khusus melalui surat kabar tertentu yang

ditujukan pada kelompok kelas/politik tertentu.

ditujukan pada kelompok kelas/politik tertentu.

Masyarakat mempunyai akses ke suatu arus informasi dan

Masyarakat mempunyai akses ke suatu arus informasi dan

media massa sehingga hambatan-hambatan bahasa atau

media massa sehingga hambatan-hambatan bahasa atau

orientasi kultural sangat minim.

orientasi kultural sangat minim.

Masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap

Masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap

para elite politik dan sebaliknya kaum elite-pun

para elite politik dan sebaliknya kaum elite-pun

dapat segera mengetahui tuntutan masyarakat

dapat segera mengetahui tuntutan masyarakat

dan konsekuensi dari segala macam tindakan

dan konsekuensi dari segala macam tindakan

pemerintah.

(40)

Proses untuk

memasyarakatkan nilai

-nilai atau budaya politik

ke dalam suatu

masyarakat.

Pada

kekadnya

sosialisasi

(41)

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

3

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sosialisasi

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sosialisasi

Pengembangan Politik, lakukan Strategi Pembelajaran dgn

Pengembangan Politik, lakukan Strategi Pembelajaran dgn

Penugasan

Penugasan Cooperative Integrated Reading and CompositionCooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.

(CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.

Langkah-langkah :

Langkah-langkah :

1.

1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang.Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang. 2.

2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai topik bahasan.Diberikan “wacana” atau kliping sesuai topik bahasan. 3.

3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap

menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap

wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.

wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.

4.

4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5.

5. Buatlah kesimpulan bersama.Buatlah kesimpulan bersama. 6.

(42)

2.

2.

Peran Serta Dlm Budaya Politik Partisipan

Peran Serta Dlm Budaya Politik Partisipan

a.

a.

Partisipasi

Partisipasi

Politik

Politik

Partisipasi Politik adalah

Partisipasi Politik adalah

kegiatan seseorang atau

kegiatan seseorang atau

sekelompok orang untuk

sekelompok orang untuk

ikut serta secara aktif

ikut serta secara aktif

dalam kehidupan politik,

dalam kehidupan politik,

seperti memilih

seperti memilih

pimpinan negara atau

pimpinan negara atau

upaya-upaya

upaya-upaya

mempengaruhi

mempengaruhi

kebijakan pemerintah.

kebijakan pemerintah.

Menurut

Menurut

Myron Weiner

Myron Weiner

, terdapat

, terdapat

5 penyebab timbulnya gerakan

5 penyebab timbulnya gerakan

ke arah partisipasi politik :

ke arah partisipasi politik :

 Modernisasi dalam segala bidang Modernisasi dalam segala bidang kehidupan.

kehidupan.

 Perubahan-perubahan struktur kelas Perubahan-perubahan struktur kelas sosial.

sosial.

 Pengaruh kaum intelektual dan Pengaruh kaum intelektual dan kemunikasi masa modern.

kemunikasi masa modern.

Konflik antar kelompok pemimpin Konflik antar kelompok pemimpin politik.

politik.

(43)

b.

b.

Konsep Partisipasi

Konsep Partisipasi

Politik

Politik

Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik. memberi gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik.

Sarjana

Sarjana KonsepKonsep IndikatorIndikator Kevin R.

Kevin R.

Hardwick

Hardwick Partisipasi politik memberi perhatian Partisipasi politik memberi perhatian

pada cara-cara warga negara

pada cara-cara warga negara

berin-teraksi dengan pemerintah,

teraksi dengan pemerintah,

menyampaikan kepentingannya thd

menyampaikan kepentingannya thd

pejabat publik agar mampu

pejabat publik agar mampu

mewujudkan kepentingan-kepentingan

mewujudkan kepentingan-kepentingan

tsb.

tsb.

Terdapat interaksi Terdapat interaksi

antara warga negara

antara warga negara

dengan pemerintah

dengan pemerintahMempengaruhi Mempengaruhi

pejabat publik.

pejabat publik.

Miriam

Miriam

Budiardjo

Budiardjo Partisipasi politik mrp kegiatan sese-orang/sekelompok orang untuk ikut Partisipasi politik mrp kegiatan sese-orang/sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan

serta secara aktif dalam kehidupan

politik, dng jalan memilih pimpinan

politik, dng jalan memilih pimpinan

negara, dan secara langsung atau tidak

negara, dan secara langsung atau tidak

langsung mempengaruhi kebijakan

langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah.

pemerintah.

Berupa kegiatan Berupa kegiatan

individu atau

individu atau

kelompok

kelompok

Bertujuan ikut aktif Bertujuan ikut aktif

dalam kehidupan

dalam kehidupan

politik publik.

(44)

Ramlan Ramlan Surbakti

Surbakti Partisipasi politik ialah keikutsertaan Partisipasi politik ialah keikutsertaan warga negara biasa dalam

warga negara biasa dalam

menentukan segala keputusan menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.

hidupnya.

Partisipasi politik berarti Partisipasi politik berarti keikut-sertaan warga negara biasa (yang sertaan warga negara biasa (yang

tidak mempunyai kewenangan) dalam tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

pelaksanaan keputusan politik.

Keikutsertaan warga Keikutsertaan warga

negara dalam pembuatan negara dalam pembuatan dan pelaksanaan

dan pelaksanaan kebijakan publik kebijakan publik

Dilakukan oleh warga Dilakukan oleh warga negara biasa

Partisipasi politik adalah Partisipasi politik adalah keterli-batan individu sampai pada

batan individu sampai pada

bermacam-macam tingkatan di dalam bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.

sistem politik.

Berwujud keterlibatan Berwujud keterlibatan individu dalam sistem individu dalam sistem politik

politik

(45)

Menurut

Menurut Ramlan SurbaktiRamlan Surbakti, rambu-rambu konsep partisipasi politik :, rambu-rambu konsep partisipasi politik :

Berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang Berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang

dapat diamati (bukan berupa sikap dan orientasi).

dapat diamati (bukan berupa sikap dan orientasi).

Diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan Diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan

pelaksana keputusan politik.

pelaksana keputusan politik.

Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi

pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.

pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.

Untuk mempengaruhi pemerintah yang bisa dilakukan secara Untuk mempengaruhi pemerintah yang bisa dilakukan secara

langsung ataupun secara tidak langsung.

langsung ataupun secara tidak langsung.

Kegiatan mempengaruhi pemerintah bisa dilakukan melalui prosedur Kegiatan mempengaruhi pemerintah bisa dilakukan melalui prosedur

wajar

wajar (konvensional), non(konvensional), non kekerasan kekerasan (nonviolence), seperti (nonviolence), seperti ikut ikut

memilih dalam pemilu dan mengajukan petisi, maupun dengan

memilih dalam pemilu dan mengajukan petisi, maupun dengan

cara-cara diluar prosedur (

cara diluar prosedur (tak konvensionaltak konvensional), dan kekerasan (), dan kekerasan (violenceviolence), ), seperti demonstrasi, pembangkangan halus, huru-hara, dan gerakan

seperti demonstrasi, pembangkangan halus, huru-hara, dan gerakan

politik seperti kudeta & revolusi.

(46)

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

4

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah,

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah,

internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal

internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal

berikut :

berikut :

1.

1. Rumuskan kembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis Rumuskan kembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis maupun politis dapat terbentuk !

maupun politis dapat terbentuk !

2.

2. Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia dgn Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia dgn terbentuknya bangsa di dalam suatu negara tertentu !

terbentuknya bangsa di dalam suatu negara tertentu !

3.

3. Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan unsur mutlak dalam berdirinya suatu negara !

merupakan unsur mutlak dalam berdirinya suatu negara !

4.

4. Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh persamaan dan Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh persamaan dan berbedaan antara warga negara dengan bukan warga negara

berbedaan antara warga negara dengan bukan warga negara

berdasarkan hak dan kewajibannya !

berdasarkan hak dan kewajibannya !

5.

5. Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah batas suatu Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah batas suatu negara dengan negara lain !

(47)

c.

c.

Praktik Partisipasi

Praktik Partisipasi

Politik

Politik

Huntington dan Nelson menemukan 5 bentuk kegiatan

utama yang dipraktikan dalam partisipasi politik :

Praktik

Praktik

Partisipasi

Partisipasi

Politik

Politik

Pemilihan

Pemilihan

Lobbying

Lobbying

Organisasi

Organisasi

Mencari Koneksi

(48)

Milbrarth M.L. Goel

Milbrarth M.L. Goel mengidentifikasi tujuh bentuk partisipasi politik mengidentifikasi tujuh bentuk partisipasi politik individual :

individual :

No

No Bentuk PartisipasiBentuk Partisipasi KeteranganKeterangan

1.

1. Aphatetic InactuvesAphatetic Inactuves Tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih.Tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih. 2.

2. Passive SupportersPassive Supporters Memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade patriatik, Memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade patriatik, membayar seluruh pajak, “mencintai negara”.

membayar seluruh pajak, “mencintai negara”.

3.

3. Contact SpecialistContact Specialist Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional dalam Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.

masalah-masalah tertentu.

4.

4. CommunicatorsCommunicators Mengikuti informasi politik, dan mengirim pesan-pesan dukungan Mengikuti informasi politik, dan mengirim pesan-pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin politik.

dan protes terhadap pemimpin politik.

5.

5. Party and campign Party and campign workers

workers Bekerja untuk partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung parpol, dan dipilih jadi kandidat partai politik.Bekerja untuk partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung parpol, dan dipilih jadi kandidat partai politik. 6.

6. Community activitisCommunity activitis Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalahlokal, Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalahlokal, melakukan kontak kpd pejabat berkenan dgn isu-isu sosial.

melakukan kontak kpd pejabat berkenan dgn isu-isu sosial.

7.

7. ProtestersProtesters Bergabung dengan demonstrasi di jalanan, melakukan protes, Bergabung dengan demonstrasi di jalanan, melakukan protes, menolak mematuhi aturan-aturan.

(49)

d.

d.

Tingkatan Partisipasi

Tingkatan Partisipasi

Politik

Waktu. Pemimpin Waktu. Pemimpin partai/kelompok

Anggota aktif dari partai/kelompok Anggota aktif dari partai/kelompok kepentingan dalam proyek-proyek sosial kepentingan dalam proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum anggota partai/ Menghadiri rapat umum anggota partai/

kelompok kepentingan, membicarakan masalah politik, kelompok kepentingan, membicarakan masalah politik, mengikuti perkembangan politik melalui media massa, mengikuti perkembangan politik melalui media massa,

memberikan suara dalam pemilu memberikan suara dalam pemilu Aktivis

Aktivis

Partisipan

Partisipan

Orang-orang yang apolitis

(50)

Kriteria tingkatan partisipasi politik menurut

Huntington dan Nelson

No

No Tingkatan Tingkatan Partisipasi

Partisipasi KeteranganKeterangan 1.

1. Kategori Kategori Pengamat Pengamat

Praktik Partisipasi, antara lain : menghadiri rapat umum, Praktik Partisipasi, antara lain : menghadiri rapat umum, memberikan suara dalam pemilu, dan usaha meyakinkan orang memberikan suara dalam pemilu, dan usaha meyakinkan orang lain.

lain.

Intensitas Partisipasi, tingkat hubungan rendah. Intensitas Partisipasi, tingkat hubungan rendah. 2.

2. Kategori Kategori Aktivis Aktivis

Praktik Partisipasi, jumlahnya terbatas dan hanya bagi se-Praktik Partisipasi, jumlahnya terbatas dan hanya bagi se-jumlah kecil orang (terutama elite politik). Kegiatan yang jumlah kecil orang (terutama elite politik). Kegiatan yang dilakukan, tidak terbatas cara-cara formal-prosedural, akan dilakukan, tidak terbatas cara-cara formal-prosedural, akan tetapi dapat juga dengan tindakan kekerasan.

tetapi dapat juga dengan tindakan kekerasan.

Intensitas Partisipasi, memiliki tingkat yang tinggi dan pe-nuh Intensitas Partisipasi, memiliki tingkat yang tinggi dan pe-nuh waktu. Mereka memiliki akses yang cukup kuat untuk

waktu. Mereka memiliki akses yang cukup kuat untuk melakukan hubungan “pribadi”

melakukan hubungan “pribadi” dengan pejabat-pejabat dengan pejabat-pejabat pemerintah, sehingga upaya-upaya untuk mempengaruhi pemerintah, sehingga upaya-upaya untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintah menjadi efektif.

(51)

Tingkatan partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson, Rush

Tingkatan partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson, Rush

dan Althoff .

dan Althoff .

a.

a. Menduduki jabatan politik atau administratifMenduduki jabatan politik atau administratif b.

b. Mencari jabatan politik atau administratif Mencari jabatan politik atau administratif c.

c. Keanggotaan aktif suatu organisasi politikKeanggotaan aktif suatu organisasi politik d.

d. Keanggotaan pasif suatu organisasi politikKeanggotaan pasif suatu organisasi politik e.

e. Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik (

(quasi-politicalquasi-political)) f.

f. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik (

(quasi-politicalquasi-political)) g.

g. Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya

sebagainya

h.

h. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum Partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam bidang politik

dalam bidang politik

i.

(52)

Tingkatan partisipasi politik, mencerminkan kapasistas

partisipan dalam berpartisipasi politik. Semakin tinggi

tingkatan yang ditempati, maka semakin tinggi pula

tingkatan partisipasi politiknya. Dalam lingkup partisipasi

politiknya, jika semakin tinggi maka semakin sedikit

(semakin mengerucut pada jumlah tertentu).

Voting

Voting

mrp tingkatan partisipasi politik

mrp tingkatan partisipasi politik

terendah, yang membedakan satu tingkat di

terendah, yang membedakan satu tingkat di

atas orang yang apatis total, sementara di

atas orang yang apatis total, sementara di

atasnya terdapat orang atau sekelompok orang

atasnya terdapat orang atau sekelompok orang

yang sering terlibat dalam diskusi-diskusi

yang sering terlibat dalam diskusi-diskusi

politik informal, yang proporsinya lebih rendah,

politik informal, yang proporsinya lebih rendah,

namun intensitasnya lebih tinggi.

(53)

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

5

1.

1. Berikan ulasan pengertian kembali tentang “Politik Partisipan” sesuai Berikan ulasan pengertian kembali tentang “Politik Partisipan” sesuai pendapat anda secara umum !

pendapat anda secara umum ! Bagaimana pendapat anda tentang budaya politik partisipan ? ……….

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peran Serta Budaya Politik Partisipan, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan

2.

2. Milbarth M.L. Goel mengidentifikasi ada sebanyak 7 (tujuh) bentuk partisipasi Milbarth M.L. Goel mengidentifikasi ada sebanyak 7 (tujuh) bentuk partisipasi politik individual, diantaranya adalah

politik individual, diantaranya adalah aphatetic inactuves, passive aphatetic inactuves, passive supporters, community activitis

supporters, community activitis, dan lain-lain. Beri penjelasan singkat pada , dan lain-lain. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini!

kolom di bawah ini!

Passive Supporters

Passive Supporters Community ActivitisCommunity Activitis

………

(54)

3.

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa sebagai warga negara Berikan tanggapan penjelasan, mengapa sebagai warga negara dirasakan penting untuk memahami “partisipasi politik” dalam

dirasakan penting untuk memahami “partisipasi politik” dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara! ...

bernegara! ...

...

...

.

.

4.

4. Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara tingkatan Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara tingkatan

partisipasi “aktivis” dengan “pengamat” berkaitan dengan aktivitas

partisipasi “aktivis” dengan “pengamat” berkaitan dengan aktivitas

partisipasi politik di masyarakat di bawah ini !

partisipasi politik di masyarakat di bawah ini !

Persamaan

Persamaan PerbedaanPerbedaan

………

………

………

(55)

SOAL ESSAY/URAIAN

SOAL ESSAY/URAIAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1.

1. Berikan tanggapan penjelasan yang dimaksud budaya politik dan mengapa Berikan tanggapan penjelasan yang dimaksud budaya politik dan mengapa

budaya politik antara suatu negara dengan negara lain memiliki perbedaan !

budaya politik antara suatu negara dengan negara lain memiliki perbedaan !

2.

2. Tuliskan, apa sajakah unsur-unsur budaya politik yang menonjol dalam Tuliskan, apa sajakah unsur-unsur budaya politik yang menonjol dalam

sistem politik di Indonesia !

sistem politik di Indonesia !

3.

3. Jelaskan, bagaimana pengaruh birokrasi terhadap suatu budaya politik di Jelaskan, bagaimana pengaruh birokrasi terhadap suatu budaya politik di

Indonesia !

Indonesia !

4.

4. Jelaskan 4 (empat) tahapan dalam sosialisai politik yang dilakukan seorang Jelaskan 4 (empat) tahapan dalam sosialisai politik yang dilakukan seorang

anak menurut Easton dan Dennis !

anak menurut Easton dan Dennis !

5.

5. Jelaskan perbedaan budaya politik partisipan dengan budaya politik Jelaskan perbedaan budaya politik partisipan dengan budaya politik

toleransi, berikan contoh dari perbedaan tersebut !

(56)

6. Jelaskan dengan memberi alasan bagaimana metode yang kerap

diterapkan dalam sosialisasi politik di negara-negara berkembang pada umumnya !

7. Jelaskan bagaimanakah penggolongan budaya politik ditinjau dari sikap, nilai-nilai, informasi, dan orientasi-orientasi warga negara terhadap

kehidupan politik dan pemerintahannya !

8. Menurut Anda bagaimanakah hubungan sistem politik dengan Budaya Politik di suatu negara, khususnya di Indonesia ?

9. Jelaskan bagaimana pandangan Hyman tentang hubungan antara sosialisasi politik dengan komunikasi politik !

10.Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa jika pernyataan umum dari salah satu pimpinan partai politik/tokoh masyarakat yang bernada

militan, dapat men ciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik dalam suatu masyarakat luas !

Lanjutan ……….

(57)

STUDI KASUS

STUDI KASUS

Sentimen Primordial

Salah satu masalah yang seringkali muncul dalam proses pemilihan kepala daerah adalah menguatnya sentimen primordial yang lebih terikat pada persamaan etnis, aliran, ikatan darah dan berbagai bentuk sifat

kedaerahan lainnya. Munculnya masalah ini lebih disebabkan karena karakter masyarakat yang ada di daerah juga berbeda-beda, yang ternyata dapat mempengaruhi preferensi (pilihan) politik masyarakat

untuk menentukan kepemimpinan daerah. Beberapa variabel seperti latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan agama, dapat menciptakan

suatu polarisasi pilihan politik rakyat menjadi apakah itu sifatnya rasional ataukah emosional.

Sumber : Andi Haris ; Dosen Sosiologi Politik Unhas

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman,

Begitu juga pada proses pengeringan ikan kayu dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah tidak berbeda jauh dengan pengeringan yang menggunakan

Abbrevi- ations: ga: galena, cp: chalcopyrite, sph: sphalerite, fah I: freibergite- tetrahedritess, fah II: secondary tetrahedrite, py: pyrite, plb: polybasite, ac: acanthite,

Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan yang sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Diploma III Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Untuk menjawab hipotesis ketiga maka dilakukan uji secara simultan (uji F). Dengan demikian hipotesis ketiga diterima. Hasil persamaan yang dilakukan secara manual dan

[r]

Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan yang berjudul Kerajinan Kaligrafi dari Bambu adalah salah satu kegiatan yang bermaksud mengolah bambu

Bulan pertama kami akan melakukan kunjungan industri ke Kebun Wisata Kali Gua untuk mengamati cara pembuatan teh kemasan, kemudian bulan kedua kami akan mencoba membuat teh