• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA, HUKUM DAN MORAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANUSIA, HUKUM DAN MORAL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tertib Sosial

 Keadaan yang aman, damai, tenteram atau stabil/

harmonis.

MENGAPA DIPERLUKAN KEADAAN YANG TERTIB?

 Agar upaya kebutuhan hidup itu dapat terpenuhi sehingga

kehidupan bermasyarakat tetap berlangsung dengan baik.

Beberapa faktor yang menentukan tertib sosial:

1. Norma sosial 2. Sosialisasi 3. Kontrol sosial

(3)

NORMA SOSIAL

Merupakan seperangkat aturan yang

digunakan oleh komunitas/masyarakat,

sebagai pedoman untuk bersikap,

berperasaan, berpikir,maupun bertindak

Merupakan patokan perilaku manusia dalam

kehidupan masyarakat.

Norma sosial akan berfungsi dengan baik kalau

sudah melembaga (institutionalized), dan juga

disertai dengan syarat:

– Diketahui oleh masyarakat

– Dipahami dan dimengerti

– Dihargai

(4)

JENIS NORMA

dilihat dari kekuatan mengikatnya

CARA (USAGE) merupakan norma yang daya

pengikatnya lemah.

KEBIASAAN (FOLKWAYS) adalah suatu aturan

dengan kekuatan yang lebih kuat dari USAGE.

TATA KELAKUAN (MORES) adalah aturan yang

sudah diterima masyarakat dan biasanya

berhubungan dengan sistem kepercayaan atau

keyakinan agama.

ADAT ISTIADAT (CUSTOM) adalah memiliki

(5)

Klasifikasi Norma Sosial

Berdasarkan proses terbentuknya norma sosial ;

1. Melalui kebiasaan/tradisi tidak terencana, tidak

tertulis

2. Melalui perencanaan dan pembahasan yang tertulis

Atas dasar proses terbentuknya norma sosial dibedakan menjadi :

1. Folkways 2. Mores

(6)

1. Folkways

aturan yang berasal dari kebiasaan yang

diulang-ulang dalam praktek kehidupan

sehari-hari,

sehingga mempunyai

kekuatan dan menjadi sesuatu yang

bersifat standard

karenanya wajib untuk

dilakukan.

tidaklah hanya terbatas menjadi

kebiasaan-kebiasaan di dalam hal perbuatan-perbuatan

lahir saja, bahkan seringkali sampai

(7)

Ciri ciri Folkways,

1. Tidak tertulis

2. Tidak diketahui siapa pembuatnya

3. Tidak diketahui kapan dibuat

4. Sanksinya ringan (dicemooh/diejek,

sindiran, pergunjingan atau olok-olok)

5. Penghukuman komunal.

Sanksi bersifat informal terbatas pada

kelompok tertentu

(8)

2. Mores

mores selalu lebih dipandang sebagai bagian dari hakekat kebenaran.  Mores adalah segala norma yang secara moral dipandang benar.

Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk sebagai sesuatu hal yang secara moral tidak dapat dibenarkan.

Mores tidaklah memerlukan dasar pembenar, karena mores itu sendiri adalah sesuatu yang sungguh-sungguh telah bernilai benar. Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar-tidaknya; sedangkan folkways --di lain pihak-- benar tidaknya masihlah agak leluasa untuk

diperbantahkan.

mores itu dipandang lebih essensial bagi terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu lalu selalu dipertahankan oleh ancaman-ancaman sanksi yang jauh lebih keras.

(9)

Mores

lanjutan

Dirumuskan ke dalam aturan yang harus

dilakukan untuk mengatur pola hubungan umum.

Seperti di antaranya, keharusan untuk bekerja

rajin, jujur, ksatria dll.

Dirumuskan dalam bentuk larangan

(10)

Sifat Mores

Mores bersifat spesifik (yaitu mores yang mengatur keharusan perilaku-perilaku tertentu),  mengkaidahi

perhubungan khusus antara dua orang tertentu, pada suatu situasi tertentu pula;

misalnya: hubungan antara seseorang suami dengan

isterinya, atau antara seorang dokter dengan pasiennya, atau antara seseorang guru dengan muridnya.

Mores bersifat umum, yang mengharuskan adanya

penataan secara mutlak terhadap norma mores tertentu, oleh siapun juga, dan pada situasi bagaimanapun juga 

mengkaidahi secara umum sejumlah hubungan-hubungan sosial di dalam situasi-situasi umum,

(11)

Ciri ciri Mores

Ciri ciri Mores

pada dasarnya hampir sama dengan

pada dasarnya hampir sama dengan

Folkways ( ciri 1 s.d.5),

Folkways ( ciri 1 s.d.5),

bedanya, eksistensi mores tidak

bedanya, eksistensi mores tidak

dapat dibantah dan sanksinya relatif

dapat dibantah dan sanksinya relatif

lebih berat.

lebih berat.

Artinya bahwa aturan yang termasuk

Artinya bahwa aturan yang termasuk

mores harus dilakukan/dipatuhi.

(12)

Persamaan Folkways dan

Mores

kedua-duanya tidak jelas asal-usulnya,

terjadi tidak terencana.

Dasar eksistensinya pun tidak pernah dibantah, dan

kelangsungannya --karena didukung tradisi-- relatif

amatlah besar.

Kedua-duanya dipertahankan oleh sanksi-sanksi yang

bersifat informal dan komunal, berupa sanksi spontan

dari kelompok-kelompok sosial dimana kaidah-kaidah

tersebut hidup.

Walaupun ada kesamaan-kesamaan antara

folkways

dan

mores

, namun

mores

selalu lebih dipandang

(13)

Perbedaan Folkways dan Mores

folkways yang biasanya dipandang relatif kurang begitu

penting --dan oleh karenanya dipertahankan oleh ancaman-ancaman sanksi yang tidak seberapa keras.

mores itu dipandang lebih essensial bagi terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu lalu selalu

dipertahankan oleh ancaman-ancaman sanksi yang jauh lebih keras. Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk dan

disesali dengan sangat sebagai sesuatu hal yang secara moral tidak dapat dibenarkan, karenanya orang selalu berusaha

dengan amat kerasnya agar mores tidak dilanggar.

Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar-tidaknya; folkways --di lain pihak-- benar tidaknya masihlah agak leluasa

untuk diperbantahkan.

(14)

3. Hukum

 Segugus kaidah yang lain, untuk menegakkan keadaan

tertib sosial.

 Merupakan aturan/norma sosial yang dibuat secara

terencana, terpikirkan, tertulis serta terkodifikasikan

 Pada hukum terdapat organisasi-politik khususnya, yang

secara formal dan berprosedur bertugas memaksakan agar kaidah-kaidah sosial yang berlaku ditaati. Organisasi yang lazim dikenal dengan nama badan peradilan.

 Di sisi lain, karena mores itu lain tidak adalah kaidah-kaidah

yang tak tertulis, maka hukum yang dijadikan dari mores --dengan ditunjang oleh wibawa suatu struktur kekuasaan

politik-- inipun lalu merupakan hukum yang tak tertulis (atau lazim dinamakan hukum adat, customary law).

(15)

lanjutan

Pada masyarakat semakin kompleks dan bertambah

besar, maka organisasi politik yang hanya mengerjakan fungsi peradilan --menegakkan berlakunya kaidah-kaidah sosial yang tertulis-- mulailah dipandang kurang

memadai.

Sehingga perlu pula mengadakan satu organisasi politik

yang bertugas khusus melaksanakan tugas-tugas pembuatan kaidah-kaidah baru.  dengan tugas

(16)

Perbedaan Hukum dan

Norma lain

 Pada hukum terdapat organisasi-politik yang secara

formal dan berprosedur bertugas memaksakan ditaatinya kaidah-kaidah sosial yang berlaku.

 Hukum tertulis itu adalah jauh lebih terpikir dan lebih

terlafalkan secara tegas.

 Hukum tertulis betul-betul merupakan hasil suatu

perencanaan dan pikiran-pikiran yang sadar.

Walaupun mungkin pula bertumpu pada jiwa dan semangat mores lama yang telah ada--sehingga

karenanya memperoleh pula pentaatan yang spontan dari warga masyarakat–

 Hukum tertulis melaksanakan fungsinya secara lebih

lanjut. Dalam bentuk memberikan pelafalan yang

lebih tepat dan tegas serta demi pelaksanaannya,

(17)

Nilai Sosial

Menurut Horton dan Hunt (1987),

NILAI adalah gagasan mengenai apakah suatu

pengalaman itu berarti atau tidak berarti.

Nilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan

pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak menghakimi

apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar.

NILAI adalah Konsepsi abstrak tentang sesuatu yang

berharga dalam diri manusia mengenai apa yang

dianggap baik dan buruk.

NILAI SOSIAL adalah nilai yang dianut dan dianggap

(18)

Ciri-ciri Nilai

 Sebagai suatu bagian penting dari kebudayaan.

 Suatu tindakan dianggap sah --artinya secara moral dapat diterima-- kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu

dilakukan.

 Ketika nilai yang berlaku menyatakan bahwa kesolehan

beribadah adalah sesuatu yang harus di junjung tinggi, maka bila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan.

 Sebaliknya, bila ada orang yang dengan ikhlas rela

menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan

(19)

FUNGSI NILAI SOSIAL

Dapat menyumbangkan seperangkat alat

untuk menetapkan harga sosial dari

kelompok.

Dapat mengarahkan masyarakat untuk

berfikir dan bertingkah laku

Sebagai penentu terakhir bagi manusia

dalam memenuhi peran sosialnya.

Sebagai alat solidaritas.

(20)

FUNGSI HUKUM

Sebagai Instrumen Kontrol

Formal

Memaksa

Ancaman sanksi

Berkorelasi dengan struktur organisasi

negara

Kekuatan hukum dan daya guna

(21)

Macam Sanksi

Restitutif

(22)

Sanksi Hukum = formal

Hanya bisa dijatuhkan oleh badan

negara yang berwenang

Ditetapkan secara baku (jenis atau berat

ringannya)

(23)

Sanksi berdasarkan hukum berbiaya

mahal

Sanksi sosial yang informal berbiaya

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Liggio (1974) dalam Ramdhani (2012) “ expectation gap adalah perbedaan persepsi antara akuntan independen dengan pemakai laporan keuangan auditan mengenai

Abstrak: Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Bagian Keuangan Organisasi Sektor Publik dengan Motivasi Kerja sebagai

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan berjudul “PENGENALAN GERAKAN-GERAKAN DALAM SHOLAT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN AUGMNETED REALITY”

Kalau kamera digerakkan mundur, atau cut ke belakang, dari shot dekat ke shot lebih jauh, hanya diperlukan klop dengan action yang nampak pada close-up sebelumnya, karena

Pelaku yang dibekuk aparat Polsek sawah besar merupakan warga Kebay- oran baru, Jaksel yang selama ini kerap mengedarkan shabu di sejumlah wilayah di Jakarta.. Kapolsek sawah

- Bahwa berdasarkan dalil-dalil Pemohon sebagaimana tercantum pada angka 4 dan 5 Posita permohonan Pemohon sebagaimana tersebut di atas, maka SANGAT BERALASAN JIKA