• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SET PELUANG INVESTASI DAN FINANCIAL LEVERAGETERHADAP RETURN SAHAM YANG DIMEDIASI OLEH MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010–2013 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SET PELUANG INVESTASI DAN FINANCIAL LEVERAGETERHADAP RETURN SAHAM YANG DIMEDIASI OLEH MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010–2013 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

27 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

PENGARUH SET PELUANG INVESTASI DAN FINANCIAL LEVERAGE

TERHADAP RETURN SAHAM YANG DIMEDIASI OLEH

MANAJEMEN LABA

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010

2013 yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

Agustina1, Islahuddin2, Muhammad Arfan3

1)Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2.3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: This purpose of this study is to determine the effect of investment opportunity set, financial leverage on earnings management as well as to determine the influence of investment opportunity set, financial leverage and earnings management on return share, both simultaneously or partially. This studies conducted in 69 companies listed on the Indonesia Stock Exchanges (IDX) during the years observation period 2010-2013 using purposive sampling and panel data is unbalanced. The method of data analysis used is multiple linear regression with path analysis and hypothesis testing. The results of study show that: the investment opportunity set to the effect on earning management, financial leverage effect on earning management, investment opportunity set influence on return share, financial leverage effect on return share, earning management influence on return share, as well as earnings management mediating the effect of the set of investment opportunities on return share, earnings management mediating the effect of financial leverage on return share.

Keywords : Investment opportunity set, financial leverage, earning management, return share.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh set peluang investasi, financial leverage terhadap manajemen laba serta untuk mengetahui pengaruh set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba terhadap return saham, baik secara simultan maupun parsial. Sampel penelitian dilakukan pada 69 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2009–2013 dengan menggunakan metode purposive sampling dan data panel tidak seimbang. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan analisis jalur dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba, financial leverage berpengaruh terhadap manajemen laba, set peluang investasi berpengaruh terhadap return saham, financial leverage berpengaruh terhadap return saham, manajemen laba berpengaruh terhadap return saham, serta manajemen laba memediasi pengaruh set peluang investasi terhadap return saham, manajemen laba memediasi pengaruh financial leverage terhadap return saham.

Kata kunci: Set peluang investasi, financial leverage, manajemen laba, return saham.

PENDAHULUAN

Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal, yaitu keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu investor perlu memiliki sejumlah informasi penting lainnya seperti informasi ekonomi dan politik, dimana informasi ini berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang perusahaan mana yang lebih layak untuk dipilih.

Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya berdasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan (Sunarko dan Kartika, 2003).

Return saham adalah tingkat keuntungan

(2)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 28 maupun tidak langsung. Bursa saham

merupakan salah satu pilihan investasi karena dari pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh pendapatan atau return. Return tersebut berupa capital gain

(loss) yaitu selisih dari harga investasi sekarang

relatif dengan periode lalu atau selisih harga jual saham dengan harga beli saham (Jogiyanto, 1998:107). Selain memperoleh return berupa

capital gain (loss) investor juga akan

memperoleh return dalam bentuk dividen yang diterima setiap tahunnya. Keuntungan yang diperoleh investor dari transaksi dalam pasar modal tidak terlepas dari risiko-risiko yang mungkin dihadapi seperti tidak diterimanya dividen dan atau mengalami capital loss karena harga saham yang telah dibeli mengalami penurunan.

Manajemen laba juga diperkirakan mempengaruhi return saham (Yustisia, 2006). Laporan keuangan sebagai sarana informasi yang ditujukan untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemilik perusahaan memiliki kelemahan tertentu. Pembuatan laporan keuangan telah diatur oleh suatu standar yang ditetapkan oleh profesi akuntansi (Yustisia, 2006). Namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian (judgment), serta pemilihan metode penghitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya. Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang dipengaruhi oleh penilaian

(judgment} dari manajer. Tingkat pengungkapan

yang makin mendekati pengungkapan penuh

(full disclosure) akan mengurangi asimetri

informasi yang terjadi antara manajer dan pengguna laporan keuangan. Sementara asimetri informasi merupakan kondisi yang dibutuhkan untuk melakukan manajemen laba (Yustisia, 2006).

Scott (2006:344) mendefinisikan manajemen laba sebagai ”pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar akuntansi keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan”.

Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba yakni perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik dan perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak, dimana manajemen laba memberikan suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak terduga (Scott, 2006).

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap Manajemen Laba

(3)

29 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 informasi mereka mengenai kesempatan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Pilihan manajer mengenai manajemen laba menggambarkan bahwa set kesempatan investasi (investment opportunity set)

mempengaruhi peristiwa kontrak, yang pada gilirannya mempengaruhi pilihan manajer atas metode akuntansi yang digunakan (Watts dan Zimmerman,1986).

Pengaruh Financial Leverage terhadap Manajemen Laba

Financial leverage menunjukkan

proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan manajemen laba.

Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Return Saham

Esensi pertumbuhan bagi perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan. Pilihan-pilhan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor, pertumbuhan perusahaan merupakan suatu proyek yang menguntungkan karena

investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi.

Pengaruh Financial Leverage terhadap Return Saham

Pembiayaan perusahaan melalui utang

(financial leverage) bertujuan untuk

meningkatkan return bagi pemegang saham, tetapi financial leverage juga berpotensi terhadap besarnya risiko yang dihadapi oleh investor jika beban tetap yang harus dibayar perusahaan atas utang-utangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya. Konsekwensinya, perusahaan mengalami financial distress yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.

Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham

Daniati dan Suhairi (2006) menyatakan bahwa “manajemen laba yang tinggi akan berhubungan erat dengan kualitas laba yang rendah dan manajer melakukan manajemen laba untuk menjamin laba yang berkualitas tinggi”.

Return memungkinkan investor untuk

membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Daniati dan Suhairi, 2006).

Hipotesis Penelitian

(4)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 30 1. Set peluang investasi, financial leverage

secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

2. Set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

3. Financial leverage berpengaruh

terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

4. Set peluang investasi, financial

leverage, dan manajemen laba secara

bersama-sama berpengaruh terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

5. Set peluang investasi berpengaruh terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

6. Financial leverage berpengaruh terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. 7. Manajemen laba berpengaruh terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. 8. Manajemen laba memediasi pengaruh set

kesempatan investasi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

9. Manajemen laba memediasi pengaruh

financial leverage terhadap return saham

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu dari tahun 2010–2013 (periode pengamatan) berjumlah 541 emiten, yaitu 132 emiten pada tahun 2010, 134 emiten pada tahun 2011, 136 emiten pada tahun 2012, dan 139 emiten pada tahun 2013. Dimana jumlah emiten berbeda setiap tahunnya karena penelitian ini menggunakan jenis data panel yang tidak seimbang.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Berdasarkan kriteria jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 69 emiten selama 4 tahun periode pengamatan (2010– 2013) sehingga jumlah akhir yang akan diobservasi sebanyak 69 pengamatan penelitian.

Operasionalisasi variabel penelitian Variabel Eksogen

1. Set Peluang Investasi

Set peluang investasi yaitu tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan.

Market-to-book assets ratio (MBA)

merupakan pengukuran yang paling informatif dan lebih baik dibandingkan dengan market-to-book-equity ratio (MBE), dan earning-price

ratio (EPR). (Adam dan Goyal, 2008). Oleh

karena itu dalam penelitian ini, market-to-book

assets ratio (MBA), digunakan sebagai

(5)

Market-to-31 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

book assets ratio (MBA) adalah nilai pasar aset

yang dibagi dengan nilai buku aset, sedangkan nilai pasar aset adalah nilai pasar ekuitas ditambah dengan nilai buku utang dan saham preferen, yang dapat diserderhanakaan dalam formulasi sebagai berikut (Adam dan Goyal, 2008).

2. Financial Leverage

Menurut Brigham dan Houston (2001:174) financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) di gunakan dalam struktur modal perusahaan. Indikator yang digunakan dalam financial

leverage adalah DER (Debt to equity ratio).

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Alasan menggunakan DER dalam mengukur financial

leverage karena lebih mencerminkan

perbandingan antara kewajiban (utang) perusahaan dengan ekuitas yang dimilikinya sehingga investor dapat menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Financial leverage dapat diformulasikan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001:14)

4. Variabel Endogen (Z)

Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel

endogen adalah return saham. Pada penelitian ini, return yang digunakan adalah return harian pada saat penutupan pada hari pengamatan dan harga saham yang digunakan adalah harga saham pada saat laporan keuangan dipublikasikan yaitu dengan mengakumulasikan rata-rata harga saham 3 hari sebelum tanggal publikasi, 1 hari tanggal pulikasi, dan 3 hari sesudah tanggal publikasi. Variabel ini dapat dihitung dengan formulasi (Ross et al., 2003:238).

Dimana:

: Return saham hari pengamatan (t)

: Harga saham hari pengamatan (t) : Harga saham sebelum hari

pengamatan (t-1).

5. Variabel Intervening

(6)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 32 ditulis dalam persamaan sebagai berikut (Jones,

1992):

DAit = TAit/Ait-1 –{ [al (1/Ait-1)] +α2 [(∆REV

-∆REC)/TAit] + α3 (PPE

I,t/TAit]}………..…(8)

Persamaan (8) juga merupakan perluasan dari persamaan (1) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa discreatinary accruals sebagai pengukuran manajmen laba merupakan error

term (nilai residu) dari persamaan regresi model

Jones (1991) yang dimodifikasi (Dechow, Sloan dan Sweeney, 1995).

Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas,

uji heteroskedasitas, uji multikolinieritas, dan

uji autokorelasi. Uji multikolinieritas tidak diperlukan dalam penelitian ini dikarenakan kedua variabel independen sudah saling berkorelasi dan dengan korelasi tersebut sudah menghasilkan multikolinearitas (Baron dan Kenny, 1986), sedangkan uji autokorelasi juga tidak diperlukan, hal ini dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

cross-section, sehingga tidak diperlukan pengujian

autokorelasi (Sarjono dan Jualinita, 2011:80).

Uji Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengui ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sarjono dan Julianita 2011:85). Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi adalah seperti yang tergambar dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Interpretasi Nilai R

No Nilai

Koefisien Tingkat Hubungan

1

0,50-0,69 A substantial positive ( positif yang kuat) 3 variabel berfungsi sebagai mediator ketika memenuhi kondisi berikut: (a) variasi dalam tingkat variabel independen secara signifikan menjelaskan variasi dalam mediator (yaitu, jalur a), (b) variasi dalam mediator secara signifikan menjelaskan variasi variabel dependen (yaitu, jalur b), dan (c) ketika jalur a dan b dikendalikan, hubungan sebelumnya yang signifikan antara variabel independen dan dependen tidak lagi signifikan.

(7)

33 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 mediasi (Rucker et al., 2011):

1.Fully Mediation, artinya variabel independen

tidak mampu mempengaruhi secara signifikan variabel dependen tanpa melalui variabel mediator.

2.Partially Mediation, artinya variabel

independen mampu mempengaruhi secra langsung variabel dependen tanpa melalui/melibatkan variabel mediator.

Rancangan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis jalur (path

analysis) dengan menggunakan software SPSS

versi 20.0 for windows. Untuk menguji pengaruh secara simultan dan parsial pengaruh set kesempatan investasi (X1), dan financial

leverage (X2) terhadap return saham (Z) yang

dimediasi oleh manajemen laba (Y). Manfaat model path analysis (analisis jalur) ini digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2 terhadap Y dan Z (Akdon, 2013:115). Kesimpulan diambil langsung dari nilai koefisien jalur masing-masing variabel dan koefisien determinasi (R2).

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

 yx1 = yx2 = 0; Set peluang investasi

dan financial leverage tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

 Paling tidak ada satu yxi (i=1,2) ≠ 0; Set peluang investasi dan financial leverage

berpengaruh terhadap manajemen laba pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

 zx1 = zx2= zy = 0; Set peluang investasi,

financial leverage dan manajemen laba tidak

berpengaruh terhadap return saham pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Paling tidak ada satu zxi (i=1,2) ≠ 0; Set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba berpengaruh terhadap return

saham pada emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Dari hasil uji normalitas dan heteroskedastisitas telah memenuhi kriteria pengujian.

Hasil Pengujian Korelasi

Hasil uji korelasi menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Hasil Uji Korelasi

No

Hubungan antar variabel

Nilai Keterangan 1 X1 dan X2 0,189 Kurang kuat 2 X1 dan Y 0,362 Moderat/sedang 3 X2 dan Y 0,171 Kurang kuat 4 Y dan Z 0,071 Kurang kuat 5 X1 dan Z 0,110 Kurang kuat 6 X2 dan Z 0,282 Kurang kuat

(8)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 34 Berdasarkan hasil pengujian korelasi

pada Tabel 1.2, diperoleh hubungan yang kurang kuat antara set kesempatan investasi dengan financial leverage sebesar 0,189. Sedangkan set kesempatan investasi berhubungan yang sedang dengan manajemen laba sebesar 0,362. Untuk financial leverage

dengan manajemen laba terdapat hubungan yang kurang kuat dengan nilai 0,171. Selanjutnya hubungan manajemen laba dengan

return saham sebesar 0,071 menunjukkan

hubungan yang kurang kuat. Untuk set peluang investasi dengan return saham memperoleh hubungan yang kurang kuat yakni nilainya sebesar 0,110. Namun hubungan pengendalian intern dengan return saham memperoleh nilai 0,282 memiliki hubungan yang kurang kuat.

Hasil Pengujian Mediasi

Hasil pengujian mediasi dapat dilihat dari keterkaitan koefisien antara model mediasi sebagaimana yang tersajikan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Sumber: Data Skunder 2014 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3 hasil pengujian mediasi diperoleh nilai koefisien regresi III < dari pada nilai koefisien dalam regresi II. Hal ini menunjukkan bahwa, manajemen laba

berlaku sempurna sebagai variabel mediasi

(intervening variable) untuk set peluang

investasi dan financial leverage terhadap return

saham.

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengaruh Set Peluang Investasi dan Financial Leverage secara Bersama-sama dan Parsial terhadap Manajemen Laba

Hasil dan gambaran hubungan struktural tercermin dalam struktur pengaruh set peluang investasi dan financial leverage terhadap manajemen laba dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4

Hasil Uji Regresi Persamaan Pertama Coefficients

Set Peluang Investas 0,409 0,001

Financial Leverage 0,249 0,031

R = 0,437a

R Square = 0,191

Adjusted R Square= 0,166

e = 0,809

Berdasarkan Tabel 1.4 diatas diketahui diterima, artinya set peluang investasi dan

financial leverage secara bersama-sama

terhadap manajemen laba, diterima, artinya, set peluang investasi secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba, yang diajukan diterima, atinya financial leverage secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba.

(9)

35 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi persamaan kedua dapat dilihat pada lampiran output SPSS merupakan nilai koefisien regresi untuk data yang sudah dibakukan yang tidak lain adalah nilai koefisien jalur.

Tabel 1.5

Hasil Uji Regresi Persamaan Kedua Coefficients

Financial Leverage 0,257 0,044

Manajemen Laba 0,057 0,669

R = 0,292a

Berdasarkan Tabel 1.5 diatas diketahui yang diajukan diterima, artinya variabel set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba, yang diajukan diterima. Artinya set peluang investasi secara parsial berpengaruh terhadap return saham, yang diajukan diterima, artinya financial leverage secara parsial berpengaruh terhadap return saham, yang diajukan diterima. Artinya, manajemen laba secara parsial berpengaruh terhadap return

saham, yang diajukan diterima, artinya manajemen laba dapat memediasi pengaruh set peluang investasi terhadap return saham maka dapat dikatakan berpengaruh secara partially,

yang diajukan diterima, artinya manajemen

laba bisa memediasi pengaruh financial leverage

terhadap return saham maka dapat dikatakan berpengaruh secara partially.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Set Peluang Investasi dan Financial Leverage secara bersama-sama terhadap Manajemen Laba

Hipotesis pertama ( ) diterima. Artinya set peluang investasi, financial

leverage secara bersama-sama berpengaruh

terhadap manajemen laba. Semua variabel yang diteliti ikut berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan. Besarnya manajemen laba suatu perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh set peluang investasi dan financial leverage. Dimana, nilai R Square sebesar 0,191, menunjukkanbahwa variabel bebas yaitu set peluang investasi dan financial leverage

perusahaan berpengaruh sedang terhadap variabel terikat yaitu manajemen laba sebesar 19,1%, sedangkan sisanya sebesar 80,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti halnya

insider ownership, keputusan investasi,

pertumbuhan penjualan, likuiditas, dan keputusan pendanaan (Finani, 2009).

Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap Manajemen Laba

(10)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 36 manajer perusahaan manufaktur selama tahun

2010–2013. Sebaliknya, semakin kecil set peluang investasi maka semakin rendah tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer.

Pengaruh Financial Leverage terhadap Manajemen Laba

Hipotesis ketiga (Ha3) diterima. Artinya,

financial leverage secara parsial berpengaruh

secara signifikan terhadap manajemen laba, dengan arah pengaruhnya positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi financial leverage yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.

Pengaruh Set Peluang Investasi, Financial Leverage dan Manajemen Laba secara bersama-sama terhadap Return Saham

Hipotesis keempat ( ) diterima. Artinya, set peluang investasi, financial

leverage dan manajemen laba secara

bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Dimana, nilai R Square sebesar 0,085. Hal ini menunjukkan bahwa variabel set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba berpengaruh lemah terhadap return saham sebesar 8,5%, sedangkan 91,5% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti seperti halnya, institutional ownership, cash flow, company life

cyle, (Ni Luh, 2009), ukuran kantor akuntan

publik (Rusman, 2012), Risiko sistematik, dan laba (Yunina, 2013).

Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap

Return Saham

Hipotesis kelima ( ) diterima. Artinya, set peluang investasi berpengaruh lemah terhadapreturn saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,set peluang investasi mampu memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan return saham perusahaan manufaktur selama periode tahun 2010–2013, namun belum mencapai tingkat maksimal. Kondisi ini dapat terjadi karena set peluang investasi masih berpengaruh lemah terhadap

return saham.

Pengaruh Financial Leverage terhadap Return Saham

Hipotesis keenam ( ) diterima, artinya

financial leverage berpengaruh signifikan

(11)

37 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham

Hipotesis ketujuh ( ) diterima, artinya manajemen laba berpengaruh lemah terhadap

return saham dengan arah pengaruhnya positif.

Hasil ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi praktik manajemen laba suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat return saham. Hal ini juga menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan pada suatu perusahaan yang besar adalah untuk meyakinkan investor dalam meningkatkan return saham.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa:

1) Set peluang investasi dan financial leverage

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap manajemen laba.

2) Set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba

3) Financial leverage berpengaruh terhadap

manajemen laba

4) Set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return

saham.

5) Set peluang investasi berpengaruh terhadap

return saham.

6) Financial leverage berpengaruh terhadap

return saham.

7) Manajemen laba berpengaruh terhadap

return saham.

8) Manajemen laba memediasi pengaruh set peluang investasi terhadap return saham. 9) Manajemen laba memediasi pengaruh

financial leverage terhadap return saham.

Saran

1) Para investor perusahaan manufaktur Indonesia harus mempertimbangkan variabel-variabel sepertihalnya set peluang investasi, financial leverage, manajemen laba dan return saham dalam pengambilan keputusan atau seberapa besar kehati-hatian untuk mengharapkan return saham bebas dari praktik maajemen laba.

2) Sebagai bahan pertimbangan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia agar menjaga kestabilan return saham setiap tahun untuk kelangsungan hidup perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja dan laba perusahaan.

3) Untuk penelitian di masa mendatang, menambah beberapa variabel bebas

(independent variable) lainnya karena

variabel yang telah diteliti masih memiliki pengaruh yang lemah dan sisanya masih dipengaruhi oleh variabel lain seperti halnya

earning per share, price earning ratio,

risiko, cash flow dan asset turn over yang berpotensi mempengaruhi manajemen laba

dan return saham.

Menambahkan perusahaan sektor primer dan tarsier lainnya, seperti perusahaan sektor pertambangan, devloper, financial institution,

securities company, insurance, dan investment

(12)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 38 keseluruhan sektor yang ada di BEI sebagai

populasi penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Tim dan Vidhan Goyal. 2000. The Investment Opportunity Sets and Its Proxy Variabels: Theory and Evidence. Hongkong University of Science and Technology.

Working Paper.

Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2001.

Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Jogiyanto H.M. 1998.Teori Portofolio dan

Analisis Investasi. Edisi Kedua.

Yogyakarta: BPFE.

Ni Luh, Putu Wiagustini. 2009. Invesment Opportunity Institutional Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap kebijakan Deviden dan Return Saham.

Jurnal Keuangan dan Perbankan. 13(3):

373-385.

Ross, A Stephen. Westerfield, Randolph W. Jordan, Brandford D. 2003. Fundamentals

of Corporate Finance. New York: Mc

Graw-Hill.

Rucker, Karen S, et. al., 2001. Low Back Pain A Sympton-Based Approach to Diagnosis and Treatment, (USA: Butterworth-Heinemann)

Rusman. 2012. Pengaruh Mannajemen laba, ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap

return saham pada perusahaan industri

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Akuntansi, 2 (1): 102-104

Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011.

SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat,

Jakarta.

Scott William R. 2006. Financial Accounting

Theory. 4th Edition. USA: Prentice Hall.

Skinner, D.J. 1993. The Investment Opportunity Set and Accounting Procedure Choice: Preliminary Evidence.

Journal of Accounting and Economics.

16 (10): 407-455.

Subramanyam, K.R. 1996. The Pricing of Discretionary Accruals. Journal of

Accounting and Economics. 22: 249-281.

Suhairi, Daniati, N. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham. Simposium

Nasional Akuntansi 9 (Padang).

Sunarko dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Per Share di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

Bisnis dan Ekonomi. 9: 67-82.

Watts, Ross L. and Jerold L. Zimmerman. 1986.

Positive Accounting Theory. Englewood

Cliffs.New Jersey: Printice- Hall, Inc.

Yustisia, Analies. 2006. Pengaruh Manajemenlaba (Earnings Management)

Gambar

Tabel 1.1 Interpretasi Nilai R
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.5

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini juga dapat mengontrol suhu dan kelembaban pada suatu rumah budidaya yang bervolume sebesar ±15 m 3 dengan cara pembudidaya memasukan batas parameter suhu dan

Menurut Budi ( 2007 ), alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa. Alat peraga dapat berupa benda

Pengetahuan ini digunakan supaya dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan dalam mendesain sistem pakar gangguan fobia, pada tahap ini

Untuk lebih memahami tentang perpindahan kalor, perhatikan kegiatan seperti yang terlihat pada gambar di bawah (Bola logam dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam

Adanya peraturan daerah yang mengatur tentang standart baku mutu air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air membuat industri – industri di Indonesia melakukan

Pejantan unggul hasil dari seleksi di sentra sapi Sonok dan di sentra bibit sapi karapan dapat ditempatkan/ dijual pada peternak di tiap-tiap kecamatan, khususnya desa yang

Pengaruh Dosis Pupuk KCl dan Pupuk Kand ap Rata- rata Bobot Polong Kering Per Petak he effect of KCL fertilizer dosage and cow manur dry weight of filled pods per

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendapatkan desain pembelajaran matematika realistik berkonteks rumah adat Kudus, (2) menggunakan desain pembelajaran tersebut untuk