• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN IBU TENTANG REHIDRASI ORAL PADA BALITA DIARE DI RUANG ANAK RSUD dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO FAGISTA ANGGRAINI 11001066 Subject :Pemahaman, Ibu, RehidrasiOral DESCRIPTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMAHAMAN IBU TENTANG REHIDRASI ORAL PADA BALITA DIARE DI RUANG ANAK RSUD dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO FAGISTA ANGGRAINI 11001066 Subject :Pemahaman, Ibu, RehidrasiOral DESCRIPTION"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN IBU TENTANG REHIDRASI ORAL PADA BALITA DIARE DI RUANG ANAK RSUD dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO

MOJOKERTO

FAGISTA ANGGRAINI

11001066

Subject :Pemahaman, Ibu, RehidrasiOral

DESCRIPTION

Diare dapat menimbulkan suatu masalah yaitu kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Karena air merupakan komponen penting dalam tubuh manusia, sekitar 75 persen komposisi manusia terdiri dari air. Anak di bawah lima tahun (balita) jauh lebih mudah mengalami dehidrasi dan shok karena komposisi cairan tubuhnya lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga lebih rentan. Balita juga belum cukup baik mekanisme regulasi cairan tubuhnya sehingga mudah terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,tujuan dalam penelitian ini untuk Mengetahui pemahaman ibu tentang rehidrasi oral pada balita diare di RSU dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

Jenis penelitian deskriptif, variabel pemahaman ibu tentang rehidrasi oral pada balita diare, Populasi sebanyak 21 responden, tehnik sampling non probability sampling dengan teknik purposivesampling didapatkan sampel sebanyak 21 responden, penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 maret-19 april 2014 di RSUD dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner kemudian akan diolah melalui tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar memiliki pemahaman yang cukup dalam pemahaman ibu tentang rehidrasi oral pada balita diare yaitu sebanyak 11 responden (52,4%).

Pemahaman yang cukup tentang rehidrasi oral pada ibu balita dapat dilihat pada parameter pengertian, tanda dan gejala serta penanganan diare pada balita, selain itu juga disebabkan karena umur, pendidikan dan pekerjaan.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan pemahaman ibu tentang rehidarsi oral pada balita diare adalah cukup,oleh karena itu petugas kesehatan terkait diharapkan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya promotif terhadap ibu-ibu dalam memelihara kebersihan lingkungan yang menyebabkan balita diare, ibu hendaknya lebih aktif untuk mencari informasi khususnya dalam mengatasi terjadinya rehidrasi pada balita diare.

ABSTRACT

(2)

greater than adults, so it is more susceptible easily. Toddlers are not good enough body fluid regulation mechanisms so they happen disorders of fluid and electrolyte balance. The aim of this studyis to knowg the mother’s Understanding oral rehydration in diarrhea of toddlers in RSU dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

The type of this study is descriptive, the variable is the Mother’s Understandings oral rehydration in diarrhea of toddlers, the population are 21 respondents, the sampling’s technique is non-probability sampling with purposive sampling technique get 21 respondents, the study had beendone at 20 March-19 April 2014 in dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto by using questionnaires. The data were collected by questionnaires will be processed by editing, coding, scoring, tabulating and presented in the form of a frequencies distribution table.

The results showthat most of respondents have enough understanding in the Mother’s Understandings of oral rehydration in diarrhea of toddlers amount 11 respondents(52.4%).

Mother’s understanding of oral rehydration can be seen in the parameter about definition,signs and symptoms and treatment of diarrhea in toddlers, and also because of age, education and occupation.

From this study, we can conclude that mother’s understanding about oral rehydration diarrhea of toddlers is enough. So the associated health workers are expected to furt her improve health services especially taking promotion to the mother sin maintaining the cleanliness of the environ mentcauses diarrhea of toddlers, the mothers should bemore active in looking for information. Especially, handling the rehydration of diarrhe ain toddlers.

Keyword :Understanding, Mother,Oral Rehydration

Contributor : Tri Peni, S.ST., M. Kes

: Mohammad Nur Firdaus, S.Kep. Ns Date : Mojokerto, 12 mei 2014

URL :

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

(3)

Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat dan tidak tepat akan mengakibatkan terjadi kekurangan cairan pada anak dan dapat membahayakan keselamatan jiwa.ibu biasanya hanya memberi anak balitanya obat untuk mencegah diare tanpa ada upaya untuk mengganti cairan yang keluar, sehingga saat balita dibawa ke sarana pelayanan kesehatan, anak sudah mengalami dehidrasi berat. (depkes ri, 2008).

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1, 5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare (Yulianti, 2010). Statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan 2/3-nva adalah bayi dengan korban meninggal sekitar 600. 000 Jiwa (Widjaja, 2005). Berdasarkan Bank Data Depkes RI, tercatat jumlah insiden diare per tahun 2007 berjumlah 15, 93% dari 1000 bayi dan pada tahun 2008 sebanyak 14, 82 dari 1000 bayi (Bank data Depkes, 2012). Sedangkan menurut profil kesehatan Jawa Timur tahun 2010 didapatkan data jumlah penderita diare pada bayi sebanyak 403. 661 untuk tingkat provinsi.

Terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, pertama factor infeksi. Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat merunkan daerah permukaan intestinal sehingga terjadi perubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam absorpsi cairan dan elektreolit. Kedua factor malabsorpsi tekanan osmotic meningkat dan terjadi pergeseran air dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga factor makanan terjadi jika toksin tidak manpu diserap dengan baik. Keempat factor psikologis peningkatan peristaltic usus yang dapat memengaruhi proses penyerapan makanan (Hidayat, 2009).

Tetapi mengingat ada beberapa faktor risiko yang ikut berperan dalam timbulnya diare yang kebanyakan karena kurangnya pengetahuan orang tua yang diantaranya yaitu hygiene yang kurang, baik perorangan maupun lingkungan, pola pemberian makanan, sosial ekonomi dan sosial budaya (Ngastiyah, 2005).

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oralit harus cepat diberikan. Pemberian ini segera dilakukan apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah(Effendi, 2008).Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan.Maka kita sebagai petugas kesehatan dapat berperan penting dalam upaya memberikan informasi kepada orang tua khususnya Ibu untuk mengatasi dehidrasi pada anak (Depkes RI, 2008).Dehidrasi akibat diare dapat dicegah, ditanggulangi dan diobati dengan terapi rehidrasi oral (ORT) memakai oralit (Wijaya 2012).

(4)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini sampling yang digunakan ialah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Tehnik pengumpulan data ini menggunakan kuisioner yang terdiri dari 11 soal dengan menjawab pertaxaan yang benar. Kuisioner yang di gunakan dalam penelitian ini belum di lakukan uji validitas dan rehabilitasnya. pengolaan data menggunakan tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuens. Data yang di oalah menggunakan rumus skalaguttman.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (52,4%), responden berpendidikan

menengah (SMP-SMA) yaitu sebanyak 14 responden (66,6%), dan responden tidak bekerja yaitu sebanyak 13 responden (61,9%).

Hasilpenelitian yang dilaksanakantanggal 20 maret-19 april 2014 di Ruang Anak RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.didapatkan bahwa sebagian besar memiliki pemahaman yang cukup dalam pemahaman rehidrasi oral pada balita diare yaitu sebanyak 11 responden (52,3%).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2012).Memahami diartikan sebagai suatu komponen untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dansebagainyaterhadapobjek yang dipelajari (Efendi, 2009).

Fakta diatas menunjukkan bahwa pemahaman ibu yang cukup merupakan suatu kemampuan dalam hal pemahaman rehidrasi oral pada balitadiare, ibu yang memiliki pemahaman cukup tentang penanganan rehidrasi oral pada balita diare cenderung dapat melakukan pencegahan-pencegahan agar balita tidak mengalami dehidrasi, hal tersebut didukung berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan mengenai parameter kuesioner pengertian rehidrasi oral, jenis – jenis rehidrasi oral dan pemberian takaran rehidrasi oral pada balita diare

Berdasarkan parameter kuesioner tentang pengertian rehidrasi oral dida patkan bahwa kurang dari setengah responden memiliki pemahaman cukup yaitu sebanyak10 responden (47,6%).

(5)

eternal melalui selang nasogastrik / intravena. Bila dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberikan cairan melalui invus pembulih darah. Sedangkan untuk dehidrasi ringan/sedang dapat diberikan cairan peroral atau selang nasogastrik

(Shabrina 2012).Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengah responden

memiliki pemahaman yang cukup tentang pengertian rehidrasi oral hal tersebut dibuktikan bahwa kurang dari setengah ibu dapat menjawab benar pada pertanyaan pengertian rehidrasi oral yaitu upaya menggantiakn cairan tubuh yang keluar bersama feses dengan cairan yang melalui mulut dan infus.

Berdasarkan parameter jenis – jenis rehidrasi oral di dapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pemahaman cukup tentang jenis – jenis rehidrasi oral yaitu sebanyak 12 responden (57,1%).

Jenis – jenis rehidrasi oral antara lain cairan peroral, cairan parental dan pemberian cairan pasien MEP tipe marasmik, pasien dengan rehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCl dan glukosa dan larutan gula garam. Tetapi semua itu tergantung tersedianya cairan setempat (Ngastiah, 2005).Pemahaman ibu tentang jenis – jenis rehidrasi oral hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sebagian besar responden dapat menjawab dengan benar pada pertanyaan tentang jenis – jenis rehidrasi oral. Karna dengan pemahaman yang cukup bagi ibu sangat penting untuk mengatasi atau tindakan pertama pada rehidrasi pada balitayang mengalami rehidrasi oral pada balita.

Pada parameter takaran pemberian rehidrasi oral di dapatkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki pemahaman yang baik tentang penanganan diare yaitu sebanyak 16 responden (76,2%).

Pemberian takaran rehidrasi oral dapat dilakukan dengan cara memberikan larutan gula garam dengan takaran gula pasir 1 sendok teh munjung, garam halus ½ sendok teh dan di tambah air hangat 1 gelas dan cara pemberiannya dengan cara diminumkan (Sudarti, 2010). Dari pembahasan diatas hampir seluruh responden memiliki pemahaman yang baik tentang pemberian takaran rehidrasi oral pada balita diare, tetapi sebaliknya ibu balita tidak tau cara pemberian takaran yang benar pada pemberian rehidrasi oral pada balita diare.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (52,4%). Usia mempengaruhi terhadap dayatangkap dan polapikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula dayatangkap dan polapikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperanaktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Erfandi, 2009). Hasil penelitian menunjukkan umur dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seorang ibu dalam memberikan suatu tindakan. Dimana umur yang cukup atau dewasa lebih cenderung bisa menerima informasi dan saran yang di berikan oleh petugas kesehatan dalam melakukan penangan rehidrasi pada balita diare..

(6)

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Erfandi,2009). Tingkat Pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan. Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan sewaktu-waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau keterampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang diperoleh semakin tinggi pula pengetahuan ibu tentang rehidrasi oral pada balita diare.

Berdasar kan tabel 4.3 didapatkan bahwa sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 13 responden (61,9%).Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kegiatan kehiarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga terutama masalah sosial ekonomi. Semakin banyak waktu yang dimiliki ibu untuk mendapat pengetahuan tentang kesehatan, maka semakin banyak pula waktu yang dimiliki untuk mendapat informasi (Nursalam, 2008).

Ibu yang bekerja akan cenderung sering berinteraksi dengan orang lain atau teman kerjanya yang mana akan lebih banyak mendapatkan informasi dan secara tidak langsung akan meningkatkan pengetahuan ibu khususnya tentang pemahaman rehidarsi oral pababalitadiareberbedadariibu yang tidakbekerja yang hanyaberdiam diri dirumah tanpa menerina pengetahuan yang lebih luas.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Anak RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada tanggal 20 maret-19 april 2014 didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun memiliki pemahaman yang cukup dalam pemahaman rehidrasi oral pada balita diare yaitu sebanyak 11 responden (52,4%).

REKOMENDASI

Untuk Peneliti Selanjutnya. Penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan dan penerapan teori-teori yang telah diterima selama perkuliahan.

Alamat Correspondensi : Jl. PG demaas RT.02 RW .02 Ds. Demung Kec. Besuki Kab. Situbondo.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan tanggung jawab yang dilakukan PDAM Tirta Moedal Semarang merupakan upaya

Using the data from the NSFG, what is the posterior probability that the distribution of birth weights is different for first babies and others.. You can start with the code I used

So, don't bet the farm on your code just because it uses a CPAN module; you should still carefully read the documentation for the module and test your program.. The CPAN FAQ explains

Pada tampilan halaman lowongan pekerjaan, admin dapat menambah, memperbaiki dan menghapus lowongan pekerjaan yang di butuhkan oleh PT Aranbina Citra

Setelah mendapatkan informasi yang sesuai, dan Saudara diminta untuk membuat suatu karya, apakah Saudara menuliskannya sesuai dengan bahasa Saudara sendiri.. Setelah

[r]

Hukum perkawinan sebagai bagian dari hukum perdata adalah peraturan peraturan hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan hukum serta akibat-akibatnya antara dua pihak,

Model yang diusulkan di dalam paper ini mengasumsikan jaringan yang terkoneksi penuh terdiri dari situs S = { S1, S2, …., Sm }, di mana setiap situs memiliki