• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN

TECHNOLOGY

ACCEPTANCE MODEL

(TAM)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

FEBRI AGUNG BHAKTI F1310042

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

Skripsi ini dengan judul “TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA

KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Telah disetujui denan baik oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai

derajat Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 15 Februari 2013

Disetujui dan Diterima oleh

Dosen pembimbing

(3)
(4)

commit to user

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.”

(Q.S. Al Baqarah: 45)

“Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan

beriman maka sesungguhnya akan kami berikan balasan

kepada mereka dengan segala pahala yang lebih baik

dari apa yang mereka kerjakan.”

(Q.S. An-Nahl: 97)

“Keberhasilan bukan terletak pada seberapa banyak harta yang dimiliki, seberapa tinggi ilmu

yang dimilik, seberapa tinggi jabatan yang dikuasa,

seberapa cantik perempuan yang diperistri Tapi terletak pada

Seberapa bermanfaatnya manusia itu

bagi kehidupan sekitarnya”

“kebaikan yang kita lakukan saat ini pada dasarnya akan membuahkan hasil walau terkadang

tidak bisa kita nikmati sekarang,

tapi suatu saat buah kebaikan itu akan kita rasakan kelak dikemudian hari”

(5)

commit to user Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

1. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

2. Ibuku tercinta yang telah mendidikku, memberikan doa di tiap sujud mu,di tiap hembusan nafasmu, memberikan kasih sayang sepanjang masa.

3. Ayahku yang mendukungku dengan memenuhi segala kebutuhanku

4. Adik-adikku Tangguh dan Veavey yang memberikan motivasi dan spiritual kepada ku, selama masa kuliahku dan masa mengerjakan skripsi.

5. Calon Pacarku, yang semoga menjadi Jodohku

6. Mantanku Putri Handayani, yang dulu selalu mendukungku

7. Motorku Kawasaki Ninja 250 fi yang membantuku dalam menyelesaikan segala

kepentingan skripsiku

8. Teman-teman kosan La Tahzan (Andy, Angga, Dinastian, Adit, Hanimas, Hirzan,

Ikbal, Imam, Monik, Tunggul, Faisalt, Andra) semoga cita-cita yang kalian inginkan cepat tercapai.

9. Almamater ku

(6)

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Skripsi dengan judul TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA

KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM).

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

2. Bapak Santoso Tri Hananto, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE

UNS.

3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Swadana Transfer

FE UNS.

4. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Skripsi yang

telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi.

5. Orang-orang yang sangat penulis sayangi Mama dan Papa yang senantiasa memberikan

(7)

commit to user

Imam, Monik, Tunggul, dan adik saya Tangguh) semoga cita-cita yang kalian inginkan

cepat tercapai.

7. Teman-teman mahasiswa jurusan akuntansi swadana transfer khususnya angkatan 2010,

tetap semangat untuk kalian semua dan semoga sukses.

8. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dan tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Surakarta, Februari 2013

(8)

commit to user

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA) ... 8

(9)

commit to user

E. Kerangka Berfikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sample dan Sampling ... 23

B. Pengukuran Variabel ... 23

1. Perceived ease of use ... 24

2. Mandatory Using ... 24

3. Perceived Usefulness ... 24

4. Attitude Toward Using ... 25

5. Behavioral Intention ... 26

6. Actual Usage ... 27

C. Teknik Analisis ... 27

1. Uji Validitas ... 27

2. Uji Reliabilitas ... 28

3. Uji Asumsi ... 28

4. Uji Hipotesis ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif ... 38

B. Uji Kualitas Data ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Realibilitas ... 43

3. Uji Asumsi ... 44

a. Asumsi Normalitas...44

(10)

commit to user

D. Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Keterbatasan Penelitian ... 63

C. Saran ... 64

(11)

commit to user

Halaman

Tabel 3.1 Variabel dan Faktor Loading ... 31

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 41

Tabel 4.2 Penyebaran Sampel ... 39

Tabel 4.3 Uji Validitas ... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4.6 Skewness dan Kurtosis ... 44

Tabel 4.7 Pengecekan outlier tahap akhir ... 45

Tabel 4.8 Goodness of Fit ... 45

(12)

commit to user

Halaman

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 10

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 21

Gambar 3.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 36

Gambar 4.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 50

(13)

commit to user ABSTRACT

INCREASE SIMDA IMPLEMENTED SUCCESS FINANCIAL BY

USE OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Febri Agung Bhakti Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) at severally regency, as at Wonogiri's regency, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Sragen, Boyolali, and DPPKA Surakarta. About regency Sukoharjo not I following attach in in's research because at Kab. Sukoharjo doesn't apply SIMDA.

Observational subject that is utilized is bursar at DPPKAD who gains control SIMDA finance. Of 112 kuisioner that is transferred, gotten by respondent as much 102 one measure up. Examination that is done by use of method Structural Equation is Model (SEM), by use of Software AMOS version 16.

Result of this research finds that perceived ease of use (PEU) having for to perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEU) having for to attitude toward using (ATU) , perceived usefulness (PU) are not influential to attitude toward using (ATU) , mandatory using (YOU) are not having for to attitude toward using (ATU) , attitude toward using (ATU) having for to behavioral intention (BI) , perceived usefulness (PU) having for to behavioral intention (BI) , and behavioral intention (BI) having for to actual using (AU) .

(14)

commit to user ABSTRAK

TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA KEUANGAN

DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

(TAM)

Febri Agung Bhakti

F1310042

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model penerimaan (acceptance) penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM). Pada penelitian ini di khususkan SIMDA Keuangan yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) di beberapa kabupaten, seperti dikabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Sragen, Boyolali, dan DPPKA Surakarta. Mengenai kabupaten Sukoharjo tidak saya ikut sertakan dalam penelitian in karena di Kab. Sukoharjo tidak menerapkan SIMDA.

Subyek penelitian yang digunakan adalah bendahara di DPPKAD yang menguasai SIMDA Keuangan. Dari 112 kuisioner yang dikirim, diperoleh responden sebanyak 102 yang memenuhi syarat. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM), dengan menggunakan Software AMOS versi 16.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perceived ease of use (PEU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEU) berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), perceived usefulness (PU) tidak berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), mandatory using (MU) tidak berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), attitude toward using (ATU) berpengaruh terhadap behavioral intention (BI), perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap behavioral intention (BI), dan behavioral intention (BI) berpengaruh terhadap actual using (AU).

(15)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi yang belakangan ini mengalami perkembangan

yang sangat pesat dan mendukung operasional sebuah organisasi. Melihat

peran pentingnya teknologi informasi bagi keberhasilan organisasi secara

keseluruhan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena adanya efisiensi

tranformasi informasi sehingga menghemat anggaran untuk penyampaian data

informasi.

Dalam era globalisasi, informasi adalah sesuatu yang paling berharga

terutama dalam organisasi bisnis karena memberikan banyak manfaat

terutama dalam pengambilan keputusan strategis yang berguna untuk

perancangan rencana masa depan organisasi tersebut. Dari sekian banyak

keberhasilan yang diperoleh dari perputaran informasi terdapat kegagalan

karena faktor internal maupun eksternal (Davis 1989). Keputusan untuk

mengadopsi sistem informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan

penggunaan teknologi informasi tergantung pada penerimaan dan penggunaan

setiap individu Penggunanya (Hartono 2007).

Pengguna sistem perlu mengetahui manfaat suatu sistem informasi

terhadap peningkatan kinerja perusahaan, dengan begitu pengguna dapat

secara sikap mendukung penggunaan teknologi informasi. Perlunya

(16)

commit to user

membutuhkan biaya yang besar. Sebuah kebijakan yang beresiko jika

investasi yang besar tidak diimbangi dengan penggunaan yang optimal.

Venkatesh dan Davis (2000) menyatakan bahwa telah banyak organisasi

mengimplementasikan sistem informasi dengan biaya investasi yang besar

namun masalah yang muncul adalah penggunaannya yang masih rendah.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suhendro (2009), yaitu

“Pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use dalam penggunaan

sistem informasi keuangan daerah”. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

oleh Suhendro (2009) menunjukan bahwa variabel kemudahan yang dirasakan

(PEU: perceived ease of use) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

kegunaan yang dirasakan (PU: perceived usefulness) dalam penggunaan

sistem informasi manajemen keuangan daerah. Variabel kegunaan yang

dirasakan (PU: perceived usefulness) memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap sikap penggunaan (ATU: attitude toward using) dalam pemakaian

sistem informasi keuangan daerah. Variabel kemudahan penggunaan yang

dirasakan (PEU: perceived ease of use) memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap sikap penggunaan (ATU: attitude toward using) dalam pemakaian

sistem informasi keuangan daerah. Variabel sikap (ATU: attitude toward

using) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap minat (BI: behavioral

intention to use) penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel kegunaan yang dirasakan (PU:

perceived usefulness) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat (BI:

(17)

commit to user

Variabel kewajiban penggunaan (MU: mandatory using) mempunyai

pengaruh tidak signifikan terhadap sikap (ATU: attitude toward using) dalam

penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Variabel minat (BI:

behavioral intention to use) mempengaruhi penggunaan aktual (AU: actual

usage) dalam pemakaian sistem informasi keuangan daerah secara signifikan. Variabel kemudahan penggunaan (PEU: perceived easy of use) berpengaruh

secara signifikan terhadap penggunaan aktual (AU: actual usage) dalam

penggunaan sistem informasi keuangan daerah, sedangkan variabel minat

penggunaan tidak dipengaruh kewajiban menggunakan. Perbedaan dengan

penelitian sebelumnya adalah terletak pada ruang lingkup yang lebih luas, agar

didapatkan hasil yang lebih bersifat umum tentang efektifitas penggunaan

SIMDA Keuangan di setiap DPPKA maupun DPPKAD se-eks Karisidenan

Surakarta.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai gambaran umum obyek

penelitian, maka penulis mengangkat judul TINGKAT KEBERHASILAN

PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM).

B. Perumusan Masalah

Penelitian harus memiliki suatu tujuan yang jelas untuk dapat

menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari suatu penelitian, sehingga

penelitian tersebut akan dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan suatu

(18)

commit to user

1. Apakah ada pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived

ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness)

dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

2. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness)

terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA

Keuangan?

3. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness)

terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA

Keuangan?

4. Apakah ada pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived

ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

5. Apakah ada pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat

(behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

6. Apakah ada pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap

sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

7. Apakah ada pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan

aktual (actual usage) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari tujuan penelitian yang hendak dicapai maka manfaat yang

(19)

commit to user

1. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang

dirasakan (Perceived ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan

(Perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi keuangan

daerah.

2. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived

usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

3. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived

usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan

sistem informasi keuangan daerah.

4. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang

dirasakan (Perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using)

dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

5. Memberikan bukti empiris pengaruh sikap (attitude toward using)

terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi

keuangan daerah.

6. Memberikan bukti empiris pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory

using) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

7. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang

dirasakan (Perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using)

dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Sehingga dapat

(20)

commit to user

satu bahan pertimbangan dalam implementasi sistem informasi keuangan

daerah berbasis komputer. Bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah

satu temuan model TAM pada organisasi sektor publik dalam kondisi

penggunaan yang diwajibkan sehingga berguna bagi pengembangan

penelitian lanjutan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Akademisi, untuk memperoleh bukti empiris efektifitas teori atau

konsep yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil

penelitian yang dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya dan dapat

memberikan kontribusi dalam menambah literatur mengenai penerimaan

teknologi informasi.

2. Bagi Praktisi, untuk mendapatkan gambaran tentang efektifitas penerapan

SIMDA Keuangan yang diterapkan dibeberapa DPPKAD di wilayah

Karisidenan Surakarta.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi Latar belakang penelitian, rumusan masalah,

(21)

commit to user 2. BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan landasan teori dan konsep teoritis yang

terkait dengan topik penelitian yang digunakan sebagai dasar

pemikiran dan pengembangan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan ruang lingkup penelitian, populasi dan

sampel, variabel dan pengukuran variabel penelitian, data dan

sumber data serta teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan dalam penelitian

4. BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data dan analisis data

penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis dan

interpretasi hasil pengujian untuk membuktikan secara empiris

hipotesisi yang telah dinyatakan dalam penelitian.

5. BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran dari analisis

(22)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam

penyelenggaraan otonomi daerah, pengelolaan keuangan daerah perlu

diselenggarakan secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab sesuai

dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang-undang

Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mewajibkan pemerintah

daerah dan satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggaran untuk

menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan. Laporan keuangan yang harus disajikan oleh pemerintah daerah

menurut undang-undang dan Draft Standar Akuntansi Pemerintahan adalah

neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan. Untuk itu pemerintah daerah memerlukan sistem informasi

akuntansi keuangan yang dapat memberikan informasi keuangan secara lebih

komprehensif. Maka dibuatlah SIMDA yang digunakan untuk memperlancar

pertukaran informasi untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan

(23)

commit to user B. Technology Acceptance Model

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model

yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang

mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang

diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM

merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang

lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980 TAM

bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance)

pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis

teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan

terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan

hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi

dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/ keperluan, dan

penggunaan aktual dari pengguna/ user suatu sistem informasi. Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori

tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi

seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang

tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan

mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah

satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap

kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang

beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang

(24)

commit to user

tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah

teknologi.

Gambar 2.1

Technologi Acceptance Model (Davis, 1989)

Davis et al. (1989) mendefinisikan persepsi atas kemanfaatan

(Perceived usefulness) sebagai “suatu tingkatan dimana seseorang percaya

bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja” (p. 320). Sedangkan Perceived Usefulness mengacu pada manfaat

untuk organisasi. Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of

use), secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah (p.

320). Ini mengikuti definisi dari “mudah” (“ease”): “freedom from difficulty

or great effort” atau “tidak memiliki kesulitan atau atau upaya keras. Attitude

toward using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila

(25)

commit to user

menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur

kognitif/ cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan

komponen‐komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). Sedangkan Behavioral intention adalah kecenderungan perilaku

untuk menggunakan suatu teknologi.

1. Kelebihan dan Kekurangan TAM

TAM banyak digunakan dalam penelitian penggunaan sistem informasi,

menurut Hartono (2007) disebabkan adanya beberapa kelebihan berikut

ini.

a. TAM dibangun dengan dasar teori psikologi yang cukup kuat, yaitu

Theory of Reasoned Action (TRA)

b. TAM telah banyak diuji dengan penelitian dan sebagian besar hasilnya

mendukung bahwa TAM merupakan model yang parsimoni

(parsimonious) yaitu model yang sederhana tapi valid. Artinya, harus

ada trade off antara model yang sederhana tapi banyak asumsi sehingga hanya beberapa faktor saja yang dimasukan. Tapi jika

menginginkan model yang lengkap maka banyak sekali faktor yang

harus dimasukan dalam model sehingga mengurangi asumsi yang

digunakan.

c. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang dapat menjawab

penyebab kegagalan/ keberhasilan penerapan sistem informasi, dengan

(26)

commit to user

yang mempengaruhi minat penggunaan sistem informasi di dalam

modelnya.

Di samping beberapa kelebihannya, TAM memiliki beberapa kelemahan

berikut ini.

a. TAM tidak memasukan aspek kontrol perilaku (behavioral control)

dalam modelnya yang membatasi minat perilaku seseorang.

b. Perilaku yang menjadi ukuran penggunaan sistem informasi

seharusnya adalah Penggunaan sesungguhnya (Actual usage ) bukan

self-reported atau self-predicted usage yang belum tentu

mencerminkan atau mengukur Penggunaan yang sebenarnya.

c. TAM hanya memberikan informasi yang sangat umum saja tentang

minat dan perilaku Pengguna dalam penggunaan sistem informasi.

d. Subjek penelitian yang digunakan umumnya adalah mahasiswa yang

belum tentu mencerminkan lingkungan kerja sesugguhnya.

e. Kurang dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antar variabelnya

(causation).

Konsep TAM kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti lain

dengan menambahkan variabel tambahan diantaranya faktor gender,

kultur, karakteristik sistem, kesukarelaan (voluntariness). Venkatesh dan

Davis (2000) mendefinisikan voluntariness sebagai sejauh mana pengadopsi potensial mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu

yang tidak wajib. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kesukarelaan

(27)

commit to user

minat untuk menggunakan sistem informasi. Di penelitian Sun dan Zhang

2003 (dalam Hartono 2007), kesukarelaan (voluntariness) memoderasi

hubungan antara minat dengan perilaku penggunaan. Minat perilaku

bervariasi antara Penggunaan sistem karena diwajibkan dan atas dasar

kesukarelaan.

Penggunaan sistem di organisasi dapat bersifat sukarela (voluntary)

atau bersikap wajib (mandatory) khususnya di organisasi pemerintahan.

Karena Penggunaan sifatnya wajib maka semua Pengguna harus

menggunakan sistem informasi tersebut. Penelitian Hartwick dan Barki

1994 (dalam Hartono 2007) menunjukan bahwa pada kondisi Penggunaan

wajib, sikap tentang penggunaan sistem (attitude concerning system use)

ditentukan oleh sikap terhadap sistem (attitude toward system). Hal ini

berarti Pengguna yang memiliki persepsi bahwa sistemnya baik maka akan

bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian Syarip dan

Sensuse (2008) menyatakan bahwa model TAM dapat digunakan sebagai

model penerimaan teknologi (internet) di suatu organisasi pemerintah.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian perilaku pengguna terhadap penerimaan teknologi

dengan menggunakan Technology Acceptance Model sudah dilakukan peneliti

sebelumnya. Variabel perceived ease of use, perceived usefulness, attitude

(28)

commit to user

1989), Spacey et al. (2004) Adams D.A, R.R Nelson, P.A Todd (1992), Horton et al. 2001 (dalam Lu et al. 2003)

Charlesto Sekundera (2006) meneliti tentang TAM dengan menambah

variabel Mandatory Use, Voluntary Use, End User Computing Satisfaction.

Hanung (2010) meneliti tentang TAM dengan menambah variabel eskternal

untuk penelitian terhadap penerimaan Mobile Banking dengan kerumitan (complexity) sebagai variabel yang mempengaruhi perceived usefulness dan

perceived usage. Suhendro (2009) meneliti tentang TAM dengan menambah variabel Mandatory Using. Penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan

kesukarelaan (voluntariness) memiliki pengaruh dalam penggunaan sistem

informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003; Hartwick dan

Barki 1994 dalam Hartono 2007 dan Syarif&Sensuse 2008)

D. Pengembangan Hipotesis

Tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam mengadopsi suatu sistem

informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya

faktor internal Pengguna sistem informasi. Sikap menerima atau menolak

pengguna (user) akan mempengaruhi minat penggunaan sisteminformasi. Jika

Pengguna bersikap positif atau menerima sistem informasi maka akan tumbuh

minat untuk menggunakannya.

Jika Pengguna sudah ada minat yang kuat maka direalisasikan menjadi

(29)

commit to user

penggunaan maka sistem informasi telah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari pekerjaannya.

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Perceived ease of use dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih besar dari

nilai kritisnya, yaitu 4,49. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05)

sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Perceived

ease of use diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,44.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p

lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis Perceived usefulness dan Perceived ease of use diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Perceived ease of use terdahulu juga sudah dilakukan oleh Davis (1986, 1989), Spacey et al.

(2004) Adams D.A, R.R Nelson, P.A Todd (1992), Horton et al. 2001 (dalam

Lu et al. 2003) menunjukan adanya hubungan yang kuat variabel Perceived

ease of use terhadap Perceived usefulness dalam penggunaan sistem informasi. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1: Pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived

ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (Perceived

usefulness) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan attitude toward

(30)

commit to user

dari nilai kritisnya, yaitu 5,43. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05)

sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Attitute

toward Using diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,50.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p

(0,000) lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis Perceived usefulness dan attitude toward using diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang perceived usefulness terdahulu sudah

dilakukan untuk menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel

perceived usefulness terhadap sikap penggunaan sistem informasi

(self-reported usage) (Davis 1986; Horton et al. 2001 dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004). Hasil penelitian Barnet et al. (2006) agak berbeda yang menunjukan variabel kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) sangat

lemah untuk menjadi predictor objectif usage. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness)

terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA

Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Behavioral Intention

dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai

kritisnya, yaitu 1,89. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga

kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Behavioral

(31)

commit to user

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p

lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis Perceived usefulness dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Behavioral Intention

terdahulu juga menunjukan pengaruh yang signifikan (Davis 1986; Kripanont

2007; Syarif dan Sensuse 2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H3: Pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness)

terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA

Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived ease of use dan attitude toward

using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya yaitu 3,10. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05)

sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived ease of use dan attitude toward using diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,29.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p

lebih kecil (0,000) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis Perceived ease of use dan Attitude toward using diterima

signifikan.

Hasil penelitian terdahulu tentang perceived ease of use sebelumnya dilakukan menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel kemudahan

(32)

commit to user

1986; Adams et al. 1992; Davis et al. 1993; Ndubisi dan Jantan 2003; Horton et al. 2001 dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004; Ramayah dan Lo 2007).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4: Pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived

ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Sikap pengguna sistem informasi akan mempengaruhi minat untuk

menggunakan sistem. Jika pengguna sudah bersikap positif atau menerima

sistem informasi maka akan tumbuh minat untuk menggunakannya. Jika

pengguna sudah ada minat yang kuat maka direalisasikan menjadi bentuk

perilaku penggunaan.

Hasil penelitian tentang attitude toward using dan Behavioral Intention dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil

dari nilai kritisnya yaitu 3,27. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05)

sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis attitude toward using dan

Behavioral Intention diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,38.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p

lebih kecil (0,000) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang aspek attitude toward using dan Behavioral Intention (sikap terhadap perilaku) terdahulu telah menunjukan sikap

(33)

commit to user

al. 1992; Horton et al. 2001; Spacey et al. 2004) Suhendro (2009), dan Hanung (2010). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H5: Pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat

(behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Sikap menerima atau menolak penggunaan sistem informasi dapat

dipengaruhi oleh kesadaran diri, pengaruh teman atau karena diwajibkan oleh

peraturan yang ada. Pengguna yang memiliki persepsi bahwa sistemnya baik

maka akan bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi.

Hasil penelitian tentang Mandatory Using dan attitude toward using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai

kritisnya yaitu -0,15. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga

kesimpulannya adalah Hipotesis Mandatory Using dan Attitude toward using

ditolak signifikan dengan nilai koefisien -0,012.

Selanjutnya oleh penelitian Aditya (2012) diketahui bahwa nilai p

lebih kecil (0,014) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian terdahulu telah menunjukan adanya kondisi

lingkungan yang berbeda yaitu penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan

kesukarelaan (voluntariness) memiliki pengaruh dalam penggunaan sistem

informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003). Hipotesis

(34)

commit to user

H6: Pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap

sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA

Keuangan

Minat individu untuk menggunakan sistem berpengaruh terhadap

penggunaan. Minat akan menentukan individu untuk memakai atau menolak

sistem informasi yang ditawarkannya.

Hasil penelitian tentang Behavioral Intention dan Actual Use dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai

kritisnya yaitu 3,43. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga

kesimpulannya adalah Hipotesis Behavioral Intention dan Actual Use diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,35.

Selanjutnya oleh penelitian Aditya (2012) diketahui bahwa nilai p

lebih besar (0,102) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah

Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention ditolak signifikan.

Hasil penelitian tentang aspek minat menggunakan (behavior

intention) sebelumnya menunjukan bahwa minat perilaku berhubungan dan

prediktor yang baik dari penggunaan teknologi oleh pengguna sistem

informasi (Davis 1989; Davis et al. 1989; Adams et al. 1992; Venkatesh dan

Davis 2000; Venkatesh et al. 2003; Spacey et al. 2004; Kripanont 2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H7: Pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan

(35)

commit to user E. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah kemudahan penggunaan

yang dirasakan diduga mempengaruhi manfaat yang akan dirasakan dalam

penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Di sisi lain kegunaan yang

dirasakan dan kemudahan yang dirasakan diduga akan mempengaruhi sikap.

Sikap juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal berupa lingkungan yang

diharuskan. Sikap dan minat akan menentukan penggunaan sistem informasi

keuangan daerah.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan berikut ini.

(36)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survei dalam proses

pengukuran yang digunakan dalam mengumpulkan informasi salah satunya

dengan menggunakan kuisioner. Dalam penelitian ini saya meneliti DPPKAD

se-eks karisidenan Surakarta, dimana didalamnya terdapat Surakarta, Karanganyar,

Wonogiri, Sragen, Klaten, Boyolali yang berjumlah 102 responden yang

memenuhi syarat. Mengenai Kabupaten Sukoharjo, tidak saya teliti karena tidak

menggunakan “SIMDA”, sebagaimana penggunan SIMDA hanya rekomendasi

dari pemerintah pusat, tidak diwajibkan maka mereka menggunakan Perangkat

lunak dari pihak ketiga. Survei digunakan untuk memperoleh data yang dapat

dibandingkan dengan data dari bagian lain dari sampel yang terpilih sehingga

kesamaan atau perbedaan dapat ditemukan tentang pengaruh Perceived usefulness

dan Perceived ease of use terhadap penggunaan sistem informasi keuanga daerah.

Metode survei ini dilakukan melalui penggunaan Convinience Sampling, yaitu

metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel bebas

selama masih memenuhi kriteria yang ditetapkan kepada pegawai bagian

keuangan yang menangani langsung masalah SIMDA KEUANGAN dan masih

(37)

commit to user A. Populasi, Sampel dan Sampling

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada ruang lingkup

penelitian, penelitian terdahulu oleh Suhendro (2009), memiliki ruang lingkup

penelitian di seluruh SKPD dan DPPKA Surakarta. Lingkup dalam penelitian ini

adalah DPPKAD di Pemerintah eks-karisidenan Surakarta tahun 2012. Alasan

penentuan populasi karena sebagai salah satu organisasi sektor publik yang

mengelola keuangan negara, memiliki tujuan utama melayani kepentingan

masyarakat umum sehingga sangat membutuhkan sistem informasi manajemen

keuangan untuk menunjang aktivitasnya. Dalam penelitian ini menggunakan alat

bantu kuesioner yang akan dititipkan kepada bendahara/ pengelola keuangan dan

akuntansi di setiap DPPKAD. Diharapkan semua DPPKAD dapat menjadi sampel

yang memberikan jawaban atas kuesioner yang diterima. Unit analisis dalam

penelitian ini adalah pegawai DPPKAD bagian bendahara/ pengelola

penatausahaan akuntansi dan keuangan yang menggunakan SIMDA Keuangan

berbasis komputer dalam menyelesaikan pekerjaanya. Teknik sampling yang

digunakan adalah Convinience Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang

dilakukan dengan memilih sampel bebas selama masih memenuhi kriteria yang

ditetapkan kepada pegawai bagian keuangan yang menangani langsung masalah

SIMDA KEUANGAN dan masih aktif menggunakan sistem.

B. Pengukuran Variabel

Variabel adalah abstraksi fenomena atau realitas yang dapat diamati

(38)

commit to user

umumnya merupakan konsep yang abstrak sehingga harus dioperasional

dalam bentuk variabel yang dapat dinilai. Variabel dapat dikelompokan dalam

2 jenis, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variable Independent

dalam penelitian ádalah berikut ini.

1. Perceived ease of use (PEU)

Menurut Davis (1989), kemudahan penggunaan (Perceived ease of

use) didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang

yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha

apapun (free of effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau

terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan

demikian persepsi mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada

keyakinan individu bahwa sistem teknologi informasi yang akan

digunakan tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar,

pada saat digunakan. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan

indikasi bahwa orang yang menggunakan TI bekerja lebih mudah

dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan TI (secara

manual). Pengguna TI mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah

dipahami dan mudah pengoperasiannya (compartible) sebagai karakteristik kemudahan penggunaan. Responden diminta memilih salah

satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS:

sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5

(39)

commit to user 2. Mandatory using (MU)

Mandatory Using yaitu sejauh mana pengadopsi sistem

mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang wajib. Variabel ini

diukur dan diadaptasi dari Venkatesh dan Davis (2000), yang terdiri dari 3

item pertanyaan. Item pertanyaan ini berisi tentang penggunaan karena

diwajibkan, perintah penggunaan dan perintah agar efektif. Responden

diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X)

pada angka 1 (STS: sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral),

4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat setuju).

Variabel eksogen merupakan variabel terikat (dependen) yang

dipengaruhi oleh variabel yang lain. Pada penelitian yang menjadi variabel

terikat adalah berikut:

3. Perceived usefulness (PU)

Perceived usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu tingkat

atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem

tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis

mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan

definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap

usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks organisasi,

kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu

(40)

commit to user

memperoleh keuntungan keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi

maupun non-materi. Responden diminta memilih salah satu jawaban

dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak

setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat

setuju).

4. Attitude toward using (ATU)

Davis (1989), mendefinisikan attitude toward the system, yang

dipakai dalam Technology Acceptance Model (TAM) sebagai suatu tingkat

penilaian terhadap dampak yang dialami oleh seseorang bila menggunakan

suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Kegunaan dan kemudahan yang

dipersepsikan terhadap komputer mikro oleh bendahara akan membentuk

sikap bendahara untuk menerima atau menolak komputer mikro tersebut,

yang selanjutnya akan mempengaruhi niat bendahara untuk menggunakan

komputer mikro dan pada akhirnya berpengaruh pada penerimaan

bendahara terhadap komputer mikro. Responden diminta memilih salah

satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS:

sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5

(SS: sangat setuju).

5. Behavioral intention (BI)

Behavioral intention yaitu suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu atau kecenderungan seseorang untuk

tetap menggunakan teknologi tertentu. Variabel ini diukur dan diadaptasi

(41)

commit to user

P.Bagozzi, dan Paul R. Warshaw (1989), yang terdiri dari 5 item

pertanyaan. Item pertanyaan ini berisi tentang waktu, kondisi, niat dan

harapan menggunakan sistem. Responden diminta memilih salah satu

jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat

tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS:

sangat setuju).

6. Actual usage (AU)

Actual usage yaitu kondisi nyata penggunaan sistem informasi. Variabel ini diukur dan diadaptasi dengan menggunakan instrumen

kuesioner seperti hasil Davis et al. (1989) maupun Adam et al. (1992),

yang terdiri dari 2 item pertanyaan yaitu frekuensi penggunaan dan jumlah

jam penggunaan sistem. Responden diminta memilih salah satu jawaban

dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak

setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat

setuju).

C. Teknik Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen

penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan.

Ghozali (2005) mengemukakan bahwa suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

(42)

commit to user

mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola

hubungan dalam satu himpunan variabel observasi. Pengujian instrumen

penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Tinggi rendahnya suatu validitas suatu kuesioner dengan melihat Factor Loading

dengan bantuan program SPSS. Dimana apabila Factor Loading suatu item ≥ 0,5 maka item tersebut valid dan sebaliknya jika Factor Loading dalam kuesioner ≤ 0,5 maka item tersebut tidak valid. Hasil perhitungan

dapat dilihat pada tabel berikut:

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur

apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu

variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang

konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji

dengan metode Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach Alpha antara 0,80 – 1,0

dikategorikan reliabilitas baik, nilai 0,60 – 0,79 dikategorikan

reliabilitasnya dapat diterima, nilai = 0,60 dikategorikan reliabilitasnya

buruk (Ghozali, 2005).

3. Uji Asumsi Model

a. Asumsi Normalitas

Asumsi Normalitas merupakan bentuk suatu distribusi data

pada suatu variabel matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi

normal (Hair et. al., 1998 dalam Ghozali dan Fuad, 2005). Normalitas

(43)

commit to user

normality. Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan

hasil uji statistik yang bias. Untuk menguji asumsi normalitas, maka

dapat digunakan nilai statistik z untuk skewness dan kurtosis-nya. Nilai

z skewness dapat dihitung sebagai berikut:

Z skewness =

Skewness 6

N

N merupakan ukuran sampel. Nilai statistik z untuk kurtosis-nya dapat

dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Z kurtosis =

Kurtosis 26

N

Jika nilai z, baik z kurtosis dan atau z skewness adalah

signifikan (kurang dari 2,58 pada tingkat signifikansi 1%), maka dapat

dikatakan bahwa distribusi data tidak normal. Sebaliknya, jika nilai z,

baik z kurtosis dan atau z skewness tidak signifikan (lebih 2,58 pada

tingkat signifikansi 1%), maka dapat dikatakan bahwa distribusi data

normal (Royani, 2010). Variabel yang memiliki nilai skewness < 2 dan

nilai kurtosis < 7 adalah normal (Ghozali dan Fuad 2005). Dalam

(44)

commit to user b. Uji Asumsi Outlier

Outliers adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik dalam suatu variabel tunggal

(univariate outlier) maupun dalam kombinasi beberapa variabel

(multivariate outlier) (Hair et. al., 1998 dalam Ferdinand, 2002). Uji terhadap outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak

mahalanobis (mahalanobis distance) pada tingkat p<0,001 (Ghozali,

2005). Jarak mahalanobis ini dievaluasi dengan menggunakan c2 pada

derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian

(Ferdinand, 2002 dalam Royani, 2010). Evaluasi outliers ini dilakukan

dengan software AMOS (versi 18).

4. Uji Hipotesis

Untuk pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan

Structural Equation Modeling (SEM). Model ini merupakan suatu teknik statistik peubah ganda yang mampu menganalisis variabel laten, variabel

indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Model persamaan

struktural (SEM) ini memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya, yaitu

menentukan apakah suatu model masuk akal atau sesuai dengan data yang

dimilik dan menguji hipotesis yang telah dibangun sebelumnya (Ghozali

(45)

commit to user a. Penilaian kriteria Goodness-of-Fit.

Suatu model dikatakan fit jika kovarian matriks suatu model

(model based cavariance matrix) adalah sama dengan covarian matriks data (observed cavariance matrix). Penilaian model (Uji

Overall Model Fit) yang disediakan adalah: 1) Likelihood-ratio Chi-square statistic.

Chi-square statistic ( χ2) merupakan alat uji fundamental

untuk mengukur overall fit. Nilai Chi-square yang rendah akan menghasilkan probabilitas (p) yang lebih besar dari tingkat

signifikansinya (α). Hal ini akan menunjukan input matrik kovarian

atau korelasi antara yang diprediksi dengan hasil observasi tidak

berbeda signifikan.

Ho: data observasi identik dengan teori/ model, sehingga hipotesis

diterima apabila probabilitas (p) ≥ 0,05.

Ha: data observasi berbeda dengan teori/ model, sehingga hipotesis

diterima apabila probabilitas (p) < 0,05.

2) CMIN/DF

Normed Chi-Square adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan

(46)

commit to user

dalam Ghozali dan Fuad (2005) mengusulkan nilai CMIN/DF yang

kurang dari 2 sebagai ukuran fit suatu model.

3) GFI

Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model secara

keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang

diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai

Goodness-of-fit Index (GFI) berkisar antara nilai 0 (poor Goodness-of-fit) hingga 1,0 (perfect

fit). Nilai GFI yang tinggi menunjukan fit yang lebih baik (better

fit).

4) AGFI

Indeks ini merupakan pengembangan dari goodness of fit

index (GFI) yang telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model-model konstruk tunggal dengan semua indikator pengukuran konstruk. Nilai AGFI sebesar 1,0 berarti model

memiliki perfect fit. Nilai AGFI yang direkomendasikan adalah ≥

0,09.

5) RMSEA

RMSEA merupakan indeks yang digunakan untuk

mengukur fit model menggantikan chi-square statistic dalam

jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA adalah ukuran untuk

(47)

commit to user 6) TLI

TLI atau dikenal juga dengan non-normed fit index (NNFI),

adalah suatu indeks kesesuaian incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji dengan null model. Nilai

TLI berkisar antara 0 (no fit at all) sampai 1,0 (perfect fit), tetapi

sebaiknya nilainya ≥ 0,09.

7) NFI

Tidak ada nilai mutlak yang dipergunakan sebagai nilai

standar, tetapi sebaiknya nilainya ≥ 0,09.

8) CFI

CFI merupakan indeks kesesuaian incremental, yang juga membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai CFI

akan berkisar antara 0 sampai 1,0. Suatu model dapat dikatakan fit

jika memiliki nilai CFI ≥ 0,09.

b. Memilih jenis matrik input dan estimasi model

Model persamaan struktural (SEM) hanya menggunakan data

input berupa matrik varian/ kovarian atau matrik korelasi untuk

estimasi model yang dilakukannya. Matrik kovarian memiliki

kelebihan daripada matrik korelasi dalam memberikan validitas

perbandingan antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda.

Penggunaan matrik korelasi lebih cocok jika tujuan penelitiannya

hanya untuk memahami pola hubungan antar variabel tetapi tidak

(48)

commit to user 1) Ukuran sampel

Besarnya ukuran sampel memiliki peran penting dalam

interpretasi hasil SEM. Ukuran sampel memberikan dasar untuk

mengestimasi sampling error. Jumlah yang disarankan untuk

model estimasi menggunakan Maximum Likelihood (ML) antara 100 – 200 sampel (Ghozali 2004).

2) Estimasi model

Teknik estimasi SEM pada awalnya dilakukan dengan

ordinary least square (OLS) regression, tetapi teknik ini telah

digantikan oleh Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased jika asumsi normalitas multivariate dipenuhi.

Jika model struktural dan model pengukuran telah terspesifikasi

dan input matrik telah dipilih, langkah berikutnya memilih

program Amos versi 18 untuk mengestimasi model.

c. Analisis Structural Equation Modeling

Tahapan permodelan dan analisis SEM adalah pengembangan

berdasar teori model persamaan struktural didasarkan pada hubungan

kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat

pada variabel yang lain. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua

variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode

analisis yang dipilih, tetapi pada justifikasi secara teoritis yang

(49)

commit to user

merupakan deduksi dari teori. Variabel-variabel indikator dari setiap

variabel model teoritis ditampilkan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 3.1

Variabel dan Faktor Loading

No Variabel Faktor loading

1 Perceived ease of use

(PEU) PEU1 Kemudahan dipelajari

PEU2 Kemudahan mendapatkan PEU3 Mudah dipahami

PEU4 Kemudahan Berinteraksi PEU5 Mudah sehingga mahir PEU6 Mudah digunakan 2 Mandatory using (MU) MU1 Karena diwajibkan

MU2

3 Perceived usefulness (PU) PU1 Lebih cepat

PU2 Meningkatkan kinerja PU3 Meningkatkan produktifitas

4 Attitude toward using

(ATU) ATU1 Rasa senang

ATU2 Rasa informatif ATU3 Menikmati

5 Behavior intention (BI) BI1 Menggunakan kapan saja BI2 Menggunakan kondisi apapun BI3 Menggunakan terus

BI4 Niat menggunakan terus BI5 Berharap menggunakan 6 Actual usage (AU) AU1 Frekuensi penggunaan

(50)

commit to user

d. Menerjemahkan diagram jalur menjadi persamaan

Setelah mengembangkan model teoritis dan dituangkan dalam diagram

jalur maka perlu mengkonversi diagram jalur tersebut dalam bentuk

persamaan struktural. Bentuk persamaan struktural berdasar model

teoritis adalah berikut ini.

H4

Rumus persamaan penelitian ini:

(51)

commit to user Keterangan:

PU : Perceived usefulness,

PEU : Perceived ease of use,

MU : mandatory using,

ATU : attitude toward using,

BI : behavioral intention,

AU : Actual usage ,

a,b,c,d : nilai koefisien

e : error.

e. Interpretasi dam modifikasi model

Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat

mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk

memperbaiki penjelasan teoritis.. Modifikasi harus berdasarkan teori

yang mendukung. Jika model dimodifikasi, maka model tersebut harus

divalidasi silang sebelum modifikasi model diterima. Validasi silang

model dilakukan untuk menguji fit tidaknya model terhadap data baru

(validasi sub sampel yang diperoleh melalui prosedur pemecahan

sampel). Pengukuran model dapat dilakukan dengan modification indices, yang nilainya sama dengan penurunan chi-squares jika

(52)

commit to user BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif untuk memberikan

penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis lebih

lanjut. Salah satunya dengan pengelompokan data yang diperoleh dan

menyajikannya dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk

menggambarkan responden agar dapat diketahui secara keseluruhan

berdasarkan karakteristiknya.

Metode pengumpulan data yang dijelaskan dalam bab tiga, dengan

menggunakan kuisioner. Adapun metode pengambilan sampel dalam

penelitian adalah membagikan langsung kepada pengguna sistem SIMDA

keuangan yang saat itu berada di kantor DPPKAD. Hasil pengumpulan

kuisioner berupa data yang berhasil dikembalikan dan memenuhi syarat

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Pengumpulan Data

Keteraangan Jumlah %

Kuisioner yang disebar 112 100

Kuisioner yang kembali 112 100

Kuisioner yang pengisiannya tidak lengkap 10 10

(53)

commit to user

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa jumlah kuisioner yang

disebarkan kepada responden adalah sebanyak 112 (100%). Dari kuisioner

yang disebarkan tersebut, hanya 90% yang memenuhi syarat pengisian.

Tabel 4.2

Penyebaran Sampel

No Nama Instansi Kuisioner yang

disebar

Sebanyak 112 kuisioner disebarkan dalam penelitian ini ke beberapa DPPKA

dan DPPKAD di karisidenan Surakarta, tapi hanya 102 kuisioner yang memenuhi

syarat untuk dimasukkan ke dalam penelitian. Teknik Sampling menggunakan

Convinience Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan

dengan memilih sampel bebas selama masih memenuhi kriteria yang

ditetapkan kepada pegawai bagian keuangan yang menangani langsung

masalah SIMDA KEUANGAN dan masih aktif menggunakan sistem.

B. Uji Kualitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian

benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Ghozali (2005)

(54)

commit to user

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner. Uji validitas yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar

atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam satu himpunan variabel

observasi. Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan Confirmatory

Factor Analysis (CFA). Tinggi rendahnya suatu validitas suatu kuesioner dengan melihat Factor Loading dengan bantuan program SPSS. Dimana apabila Factor loading suatu item ≥ 0,5 maka item tersebut valid dan

(55)

commit to user

Tabel diatas menunjukkan ada satu item pertanyaan yang mempunyai

(56)

commit to user

kurang dari 0,5. Hasil perhitungan setelah mengurangi item pertanyaan yang

tidak valid ditampilkan pada tabel di bawah ini:

(57)

commit to user

Perhitungan dengan mengurangi item pertanyaan yang tidak valid

(PU2) menghasilkan semua item pertanyaan terekstrak sempurna dan

memiliki faktor loading ≥ 0,5.

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur

apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu

variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang

konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji

dengan metode Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach Alpha antara 0,80 – 1,0

dikategorikan reliabilitas baik, nilai 0,60 – 0,79 dikategorikan

reliabilitasnya dapat diterima, nilai = 0,60 dikategorikan reliabilitasnya

buruk (Ghozali, 2005).

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variable cronbac's alpha Kesimpulan

Percieved ease of use (PEU) 0.870 Reliabel

Mandatory using (MU) 0.861 Reliabel

Percieved usefulness (PU) 0.856 Reliabel

Attitude toward using (ATU) 0.814 Reliabel

Behavioral intention (BI) 0.899 Reliabel

Actual usage (AU) 0.762 Reliabel

(58)

commit to user 2. Uji Asumsi

a. Asumsi Normalitas

Tabel 4.6

Skewness dan kurtosis

Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.

PEU 20.000 30.000 -.052 -.214 -.855 -1.763

MU 14.000 30.000 -.078 -.322 1.121 2.312

PU 9.000 15.000 .261 1.075 .164 .338

ATU 7.000 15.000 -.103 -.424 .790 1.630

BI 9.000 25.000 -.160 -.660 .490 1.011

AU 4.000 10.000 -.368 -1.517 -.074 -.152

Multivariate 3.542 1.826

Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki

nilai skewness di bawah 2 dan nilai kurtosis dibawah 7. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Selain

itu secara multivariate nilai kurtosisnya juga kecil sehingga secara

multivariate juga berdistribusi normal.

b. Asumsi outlier

Tabel dibawah ini adalah hasil perhitungan setelah mengurangi

data outlier. Data yang dibuang yaitu 15,74,70, 45, 94, dan 5. Data ke

94 dan ke 5 juga dibuang karena setelah membuang keempat data

terjauhnya ternyata kedua data terjauhnya yaitu 94 dan 5 masih sebagai

(59)

commit to user Tabel 4.7

Pengecekan outlier tahap akhir.

Observation

number Mahalanobis d-squared p1 p2

38 19.205 .004 .324

Hasil perhitungan dengan tidak melibatkan data outlier sudah

menunjukkan bahwa asumsi tidak adanya outlier sudah terpenuhi.

c. Asumsi Goodness of Fit

Tabel 4.8

Goodness of Fit

Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Nilai yang diperoleh

Kesimpulan

Chi-square (c²) Diharapkan kecil 74,857 Tidak terpenuhi Significance Probability

(p)

≥ 0,05 0,000

CMIN/DF ≤ 2,00 9,357 Tidak terpenuhi

GFI ≥ 0,90 0.743 Terpenuhi

AGFI ≥ 0,90 0.727 Terpenuhi

TLI ≥ 0,90 0.416 Tidak terpenuhi

CFI ≥ 0,90 0.688 Terpenuhi

NFI ≥ 0,90 0.674 Terpenuhi

Gambar

Gambar 4.1 Technology Acceptance Model (TAM) .........................................
Gambar 2.1
  Gambar 2.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pada perancangan power divider ini menggunakan Roger 5880 sebagai substrat karena substrat ini sangat baik digunakan difrekuensi tinggi dan akan membuat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap iklim kelas dengan motivasi belajar mata pelajaran fisika pada siswa SMA Negeri 1

Perbedaan rata-rata curah hujan antara musim tanam pertama (CH tinggi) dan musim tanam ke dua (CH rendah) serta pengaruh dari pemberian pupuk kandang sapi pada

Skripsi ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir dalam menempuh Jenjang Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan

14 Referensi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa buku referensi¸ poster¸ dan video pembelajaran pendukung materi lichenes (KD 3.7 yaitu menggelompokkan jamur

Berdasarkan dapatan kajian dapat disimpulkan tahap penguasaan kemahiran berfikir kritis di kalangan pelajar Pendidikan Fizik tahun empat merentas jantina adalah tidak bererti

Dalam sistem rujukan yang ideal, pasien mengunjungi layanan kesehatan tingkat pertama, yang dimulai dari puskesmas dan jaringannya atau layanan kesehatan tingkat pertama