BUPATI BIMA
dan/atau Pertokoan, serta untuk terarahnya pelaksanaan, perlu ditetapkan petunjuk teknis pelaksanaan;b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu ditetapkan petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan dengan Peraturan Bupati.
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);
2. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);
3. UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor Republik Indonesia Nomor 3685), sebagai mana telah diubah dengan Undangundang Nomor 34 Tahun 2000 ;
Tahun 1999 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
5. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 286); 6. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
7. UndangUndang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
8. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4471);
9. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
10. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);.
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);.
16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan ;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 14);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 13 Tahun 2000 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran daerah Kabupaten Bima Tahun 2001 Nomor 1);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2005 tentang pokokpokok pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Nomor 02);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bima Tahun 20062025 (Lemberan Daerah Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 03);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima Tahun 20062010 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 04); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar dan/atau pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 22).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
BAB I
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Bima.
b. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945;
c. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
d. Bupati adalah Bupati Bima;
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bima;
f. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa pelayanan yang disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan usaha yang menggunakan pasar Grosir dan pertokoan milik Pemeritahan Kabupaten Bima;
g. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah pasar dan/atau pertokoan yang meliputi pasar grosir berbagai jenis barang, termasuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI), ternak, hasil bumi dan fasilitas pasar/ pertokoan yang dikontrakan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah;
h. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau organisasi sejenisnya, Lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya;
i. Golongan Retribusi adalah pengelompokkan retribusi yang meliputi retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perijinan tertentu;
j. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa pelayanan disedikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima dengan menganut prinsip komersil; k. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi atas jasa pelayanan yang diperoleh; l. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang
merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan pelayanan jasa berupa pasar grosir dan pertokoan milik Pemerintah Kabupaten Bima atau yang disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima;
m. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah Surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyertoran retribusi yang terhutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati Bima; n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah Surat ketetapan yang menentukan besarnya pokok retribusi terutang;
o. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang disingkat STRD adalah surat melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;
p. Kas Daerah adalah kas Daerah Kabupaten Bima;
q. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya;
r. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan dibidang retribusi;
s. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; t. Kepala Dinas Pendapatan adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Bima;
u. Kepala Bagian Perekonomian adalah Kepala Bagian Ekonomi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bima;
w. Toko/Kios adalah tempat berupa toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima yang disewa oleh pedagang sebagai tempat kegiatan usaha;
x. Prakualifikasi adalah proses untuk menentukan Orang atau Badan yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pengundian toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.
y. Pengundian adalah proses untuk menentukan Orang atau Badan yang berhak menyewa toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan cara pengambilan gulungan kertas dari kotak yang berisi angka atau kata yang menentukan kemenangan.
dd. Tim Prakualifikasi dan Pengundian Toko/Kios adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Bima yang akan melaksanakan proses prakulifikasi dan pengundian toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.
ee. Pedagang Lapak adalah Orang yang melakukan kegiatan jualbeli di Pasar Grosir Milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan menggunakan lapak atau peti;
ff. Pedagang Lesehan adalah Orang yang melakukan kegiatan jualbeli di Pasar Grosir Milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan menggelar dagangannya di lantai los pasar.
BAB II
NAMA,SUBYEK OBYEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan dipungut retribusi atas setiap penggunaan pasar grosir dan/atau pertokoan.
Pasal 3
(1) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau memanfaatkan pasar dan/atau pertokoan dan diwajibkan untuk membayar retribusi;
(2) Obyek Retribusi adalah pelayanan yang diberikan untuk setiap pemanfaatan pasar grosir dan/atau pertokoan milik Pemerintah Kabupaten Bima.
BAB III PERIJINAN
Bagian Kesatu
Ketentuan Umum Perijinan
Pasal 4
(1) Setiap orang atau badan yang akan menempati pasar grosir dan/atau pertokoan yang dimiliki atau dikuasai Pemerintah Kabupaten Bima wajib memiliki ijin;
(2) Ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk;
(3) Untuk mendapatkan ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mengajukan surat permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, disertai persyaratan administrasi kepada Bupati Bima; (4) Untuk memperoleh ijin dimaksud dikenakan retribusi;
(5) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar ternak tidak memerlukan ijin;
Bagian Kedua
Surat Izin Menempati Toko (SIMT)
Pasal 5
Setiap Orang atau Badan yang menyewa dan menempati toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima wajib memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT).
Pasal 6
(2) Penentuan Orang atau Badan yang menyewa dan menempati toko/kios sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan proses prakualifikasi dan pengundian;
(3) Persyaratan umum Orang atau Badan yang berhak mengikuti proses prakualifikasi dan pengundian meliputi :
a. Diutamakan pedagang yang menempati lokasi pasar yang terkena dampak langsung/penggusuran untuk pembangunan unit toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.
b. Telah berdagang di pasar setempat minimal 6 (enam) bulan berturutturut.
c. Memiliki surat keterangan/rekomendasi dari Kepala Pasar setelah melakukan verifikasi bersama dengan organisasi pedagang setempat dan mengetahui camat setempat yang menerangkan bahwa pedagang tersebut memenuhi kualifikasi poin a dan/atau poin b.
d. Belum memiliki dan/atau menyewa toko/kios pribadi dan belum pernah menyewa dan/atau menempati toko milik Pemerintah Kabupaten Bima.
e. Belum pernah melakukan pemindahtanganan toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima yang pernah disewa kepada orang lain/pihak ketiga.
f. Memiliki usaha perdagangan sembako/pakaian/bahan pakaian/barang pecah belah/konveksi dan barang/jasa lainnya selain sayur mayur/ikan segar/daging segar dan menjalankan usahanya di pasar setempat.
g. Memiliki/menjalankan usaha secara mandiri bukan kantor cabang atau anak perusahaan milik orang lain.
h. Memiliki kelayakan usaha dengan penghasilan minimal Rp1.000.000, (satu juta rupiah) per bulan.
i. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana.
j. Mengisi blanko permohonan mengikuti undian yang disediakan oleh tim pelaksana prakualifikasi dan pengundian toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.
(4) Persyaratan khusus Orang atau Badan yang berhak mengikuti proses prakualifikasi dan pengundian diatur dengan Keputusan Bupati.
Pasal 7
(1) Proses prakualifikasi dan pengundian sebagaimana dimaksud Pasal 6 Ayat (2) dilakukan oleh Tim prakualifikasi dan pengundian.
(2) Tim prakualifikasi dan pengundian bertugas :
a. Melakukan pendataan Orang atau Badan yang terkena dampak langsung/penggusuran lokasi usahanya akibat Pembangunan toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima;
b. Menyusun jadwal pelaksanaan prakualifikasi dan pengundian toko/kios;
c. Menyusun persyaratan kualifikasi Orang atau Badan yang berhak mengikuti pengundian untuk menyewa dan menempati toko/kios;
d. Memeriksa dan meneliti kelengkapan berkas permohonan yang diajukan Orang atau Badan yang akan menyewa dan menempati toko/kios;
e. Melaksanakan undian dan mengusulkan pemenang untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.
(3) Tim Prakualifikuasi dan pengundian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
Pasal 8
(1) Dalam hal terbatasnya masa kerja Tim, khususnya untuk pengalihan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dari penyewa lama kepada penyewa baru, tugas untuk melakukan seleksi dan mengusulkan Orang atau Badan yang berhak menyewa dan menempati toko dapat diambil alih oleh Kepala Bagian Perekonomian dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah, berdasarkan rekomendasi Kepala Pasar mengetahui Camat setempat.
(2) Pengalihan dapat langsung dilakukan kepada penyewa baru dalam halhal sebagai berikut :
a. Anak kandung dari penyewa lama yang dibuktikan dengan akta kelahiran atau dokumen lainnya yang sah;
Pasal 9
(1) Untuk kelancaran proses pengundian maka ditetapkan tata cara pengundian;
(2) Tata cara pengundian sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 10
(1) Setiap Orang atau Badan yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati untuk menyewa dan menempati toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima wajib menandatangani surat perjanjian (kontrak) penyewaan toko;
(2) Setiap Orang atau Badan yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati untuk menyewa dan menempati toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima wajib memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT);
(3) Format Surat Perjanjian (Kontrak) sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(4) Format Surat Izin Menempati Toko (SIMT) sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(5) Orang atau Badan yang mengurus Surat Izin Menempati Toko (SIMT) wajib melampirkan :
a. Surat Permohonan Surat Ijin Menempati Toko (SIMT) kepada Bupati Bima;
b. Surat Rekomendasi dari Kepala UPT Pasar setempat dan Camat setempat;
c. Foto Copy kartu tanda penduduk yang masih berlaku; d. Pas Foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar;
(6) Format surat permohonan Surat Ijin Menempati Toko (SIMT) tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(7) Dalam hal kehilangan Surat Izin Menempati Toko (SIMT), untuk memperoleh Surat Izin Menempati Toko (SIMT) Pengganti, pemohon harus melampiri keterangan hilang dari Kepolisian.
Pasal 11
(1) Permohonan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dapat dikabulkan apabila :
a. Identitas pemohon, lokasi pasar, Blok dan Nomor Toko/Kios sesuai dengan Keputusan Bupati Bima; dan
b. Pemohon memenuhi syaratsyarat administrasi sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (5).
(2) Pemohon Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dapat ditolak apabila : a. Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (5)
tidak lengkap/kurang;
b. Adanya keberatan dari pihak lain dengan alasanalasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku.
Pasal 12
(1) Surat Izin Menempati Toko (SIMT) berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk waktu yang sama;
(2) Perpanjangan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati, dengan melampirkan :
a. Surat Izin Menempati Toko (SIMT) lama;
b. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku; c. Pas Foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar.
Pasal 13
(1) Orang atau Badan yang memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT) memiliki kewajiban :
a. Membayar restribusi setiap bulan;
c. Memperbaiki kerusakankerusakan pada toko/kios dan memelihara kebersihan;
d. Memperpanjang Surat Izin Menempati Toko (SIMT) bila masa berlakunya berakhir.
(2) Orang atau Badan yang memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dilarang :
a. Memindahtangankan/mengalihkan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) kepada pihak lain atau pihak ketiga ;
b. Menyewakan toko/kios kepada pihak lain;
c. Menjadikan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) ini sebagai jaminan atau agunan utang piutang;
d. Menjadikan toko/kios sebagai tempat tinggal dan atau gudang penyimpanan barang;
e. Mengubah bentuk toko/kios tanpa izin Bupati Bima.
Pasal 14
(1) Orang atau Badan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (1) dan melanggar larangan sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (2), akan diberikan teguran tertulis yang ditandatangani oleh Bupati;
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan maksimal 2 (dua) kali teguran dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari;
(3) Pemerintah Daerah akan mencabut secara sepihak SIMT milik Orang atau Badan yang telah menerima teguran tertulis dan tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam teguran tertulis; (4) Pencabutan secara sepihak SIMT disampaikan secara tertulis melalui
surat pemberitahuan pencabutan SIMT yang ditandatangani oleh Bupati.
(5) Pencabutan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) juga dilakukan apabila :
a. Orang yang menyewa toko/kios meninggal dunia dan tidak mengalihkan penyewaan toko/kios kepada anak kandung atau istri/suami yang sah;
b. Orang atau Badan pailit dan tidak lagi memanfaatkan toko/kios yang disewa dan ditempati;
d. Orang atau Badan mengajukan surat pernyataan tidak sanggup lagi mengelola toko yang disewa kepada Bupati Bima Cq Bagian Perekonomian.
(6) Pencabutan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) melalui surat pemberitahuan diikuti dengan pengosongan toko yang ditempati Orang atau Badan yang telah dicabut ijinnya paling lama 3 (tiga) hari setelah surat pemberitahuan diterima;
(7) Format Surat Pemberitahuan Pencabutan SIMT tercantum dalam
lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketiga
Pedagang Lapak dan Lesehan
Pasal 15
(1) Pedagang yang menjual hasil bumi dan barang lainnya di lokasi Pasar Milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan menggunakan lapak dan lesehan wajib mendaftarkan diri secara resmi pada Kantor Pasar; (2) Pedagang yang telah terdaftar berhak menempati lokasi berdagang dengan ukuran standar maksimal 4 (empat) meter per segi yang ditentukan oleh Kepala Pasar;
(3) Kepala Pasar melakukan registrasi ulang terhadap Pedagang sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali;
(4) Kepala Pasar menyampaikan laporan tertulis daftar pedagang di setiap pasar pada bulan januari setiap tahun kepada Bagian Perekonomian dan Dinas Pendapatan Daerah;
(5) Format laporan daftar pedagang tercantum dalam lampiran VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 16
(1) Pedagang lapak dan lesehan memiliki kewajiban :
b. Membayar sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan lokasi pasar;
c. Memelihara kebersihan lokasi berdagang;
d. Melakukan registrasi ulang setiap 1 (satu) tahun sekali. (2) Pedagang lapak dan lesehan dilarang :
a. Menempati lokasi di luar los pasar sesuai peruntukan jenis barang yang dijual;
b. Menempati lokasi di gang pasar, trotoar jalan dan emperan toko; c. Menggunakan areal berdagang lebih dari ukuran standar.
d. Membangun bangunan permanen milik pribadi di lokasi pasar.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 17
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kelas, luas, jenis dan jangka waktu pemanfaatan fasilitas pasar grosir dan/atau pertokoan; (2) Pembagian kelas pertokoan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. Pertokoan Kelas A adalah Pertokoan yang berada di Kompleks Bisnis Modern (Mall, Pusat Pertokoan, Square) milik Pemerintah Kabupaten Bima;
b. Pertokoan Kelas B adalah Pertokoan milik Pemerintah Kabupaten Bima berlokasi di Ibu Kota Kecamatan yang dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten yaitu : Kecamatan Sape, Woha, Bolo, Belo, Palibelo dan Kecamatan Wera diluar pertokoan yang dibangun di Komplek Bisnis Modern (Mall, Pusat Pertokoan, Square);
c. Pertokoan Kelas C adalah pertokoan Milik Pemerintah Kabupaten Bima selain pertokoan yang dikategorikan sebagai Pertokoan kelas A dan Pertokoan kelas B.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan atas tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI Pasal 19
(1) Struktur tarif retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan ditetapkan sebagai berikut :
a. Pengurusan Surat Ijin Menempati Toko (SIMT) adalah sebagai berikut :
1. Pertokoan Kelas A Rp100.000, / tahun.
2. Pertokoan Kelas B Rp40.000, / tahun.
3. Pertokoan Kelas C Rp30.000, / tahun.
b. Retribusi/sewa atas penggunaan Toko/Kios ditetapkan sebagai berikut :
1. Pertokoan Kelas A Rp. 10.000,
/m²/bulan
2. Pertokoan Kelas B Rp. 4.500,
/m2/bulan
3. Pertokoan Kelas C Rp. 4.000,
/m2/bulan c. Pasar ternak :
1. Untuk Ternak Besar Rp5.000/Ekor
2. Untuk Ternak Kecil Rp2.500/Ekor
d. Untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sebesar Rp10.000, dari hasil penjualan per hari.
e. Retribusi pasar atas penjualan hasil bumi dan barang lainnya adalah Rp300,/m2/hari.
(2) Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 5 (lima) tahun sekali.
BAB VII
WILAYAH, TATA CARA PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN
Pasal 20
Pasal 21
(1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau karcis pasar; (3) Nilai nominal pada cetakan karcis pasar dapat disesuaikan dengan
ratarata kelas, luas, jenis dan jangka waktu penggunaan tempat oleh subyek retribusi;
(4) Pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan langsung oleh Satuan Kerja Perangkat (SKPD) daerah yang ditunjuk;
(5) Format Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) tercantum dalam
lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(6) Format karcis pasar tercantum dalam lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Bagian Pertama Pembayaran Retribusi
Pasal 22
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan di kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS);
(2) Dalam hal pembayaran yang dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke kas daerah selambatlambatnya 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima;
(3) Format Surat Tanda Setoran (STS) tercantum dalam lampiran IX
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pembayaran, Pengangsuran dan Penundaan Retribusi
Pasal 23
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai dan lunas;
(2) Bupati Bima dapat memberi ijin kepada wajib retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan; (3) Sebelum diberikan ijin mengangsur atau menunda pembayaran
retribusi, wajib retribusi akan diklarifikasi alasannya oleh pejabat SKPD yang ditunjuk;
Pasal 24
(1) Wajib retribusi yang dianggap layak akan dikabulkan permohonan penundaan atau angsurannya, sedangkan yang tidak layak wajib melunasi retribusinya;
(2) Nilai angsuran retribusi minimal ¼ (satu per empat) kali jumlah retribusi ditambah bunga yang harus dibayar;
(3) Lama waktu angsuran maksimal 30 (tiga puluh) hari; (4) Lama waktu penundaan maksimal 60 (enam puluh) hari.
Pasal 25
(1) Wajib retribusi yang telah melakukan pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran;
(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan oleh bendahara penerimaan SKPD dan mempertanggungjawabkannya kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD);
(3) Format kuitansi tercantum dalam lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
(4) Format Buku Penerimaan tercantum dalam lampiran XI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini dengan ukuran kas folio 21 x 32 cm.
BAB IX
Pasal 26
(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5% (lima persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STR;
(2) Format STRD tercantum pada lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB X
TATA CARA PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
Bagian Pertama Tata Cara Pembukuan
Pasal 27
(1) Besarnya penetapan dan penyetoran retribusi dihimpun dalam buku jenis retribusi.
(2) Atas dasar buku jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal dibuat daftar penerimaan dan tunggakan perjenis retribusi. (3) Berdasarkan daftar penerimaan dan tunggakan sebagaimana
dimaksudkan ayat (2) pasal ini dibuat laporan realisasi penerimaan dan tunggakan perjenis retribusi sesuai masa retribusi.
Bagian Kedua Tata Cara Pemeriksaan
Pasal 28
(1) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD berwenang melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan mengenai pemenuhan kewajiban retribusi oleh subyek retribusi.
(2) Dalam melakukan wewenang sebagaimana dimaksud ayat (1), PPKD selaku BUD dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah dan masyarakat.
(4) Apabila diperlukan PPKD dapat melakukan pemeriksaan langsung pada wajib retribusi dan wajib retribusi harus memenuhi datadata yang dibutuhkan seperti :
a) memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan obyek retribusi yang terutang.
b) memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
c) memberikan keterangan yang diperlukan.
Pasal 29
(1) Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilakukan.
(2) Laporan hasil pemeriksaan disampaikan oleh PPKD kepada SKPD pengelola retribusi dan Bupati Bima selambat – lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pemeriksaan dilakukan.
Pasal 30
(1) SKPD yang menerima hasil pemeriksaan wajib menindak lanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh PPKD.
(2) SKPD memberikan jawaban atau penjelasan kepada PPKD tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. (3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada PPKD selambatlambatnya 14 (empat belas) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.
(4) PPKD memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(5) Hasil pemeriksaan yang memenuhi unsur tindak pidana akan diteruskan ke tingkat penyidikan dan diserahkan kepada Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang diberikan wewenang khusus sebagai penyidik.
BAB XI
PENAGIHAN DAN TEGURAN/PERINGATAN
(1) Retribusi terhutang yang ditetapkan berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD yang menyebabkan retribusi yang harus dibayar ditambah yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib retribusi dapat ditagih dengan surat paksa. (2) Penagihan dengan surat paksa dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Pasal 32
(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terhutang.
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati.
(3) Format surat teguran Bupati sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum pada lampiran XIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Bima Nomor 3 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Pedagang dan Tata Cara Pengundian Untuk Menempati Toko/Kios Milik Pemerintah Kabupaten Bima dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
BAB XV
Pasal 34
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di: Raba Bima
Pada tanggal : 26 Januari 2008
BUPATI BIMA
FERRY ZULKARNAIN, ST.
Di undangkan di : Raba Bima
Pada tanggal : 26 Januari 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA
Ir. H.A. MUCHLIS H.M.AMIN
BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2008 NOMOR 01
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
TATA CARA PENGUNDIAN
A. Tata Cara Prakualifikasi.
1. Pengumuman prakualifikasi untuk pengundian, dengan proses : a. Tim pelaksana prakualifikasi dan pengundian toko/kios milik
Pemerintah Kabupaten Bima harus mengumumkan tentang adanya prakualifikasi dalam rangka undian untuk Orang atau Badan yang akan menyewa toko milik Pemerintah Kabupaten Bima, melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bima, Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bima, Kantor Camat dan Kantor Pasar.
b. Isi pengumuman memuat sekurangkurangnya :
Kualifikasi Orang atau Badan yang mengikuti undian;
tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil blanko permohonan;
tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk batas penyetoran blanko permohonan.
2. Pengambilan dokumen prakualifikasi di Kantor Pasar atau Kantor Camat.
3. Pendaftaran dan Penyampaian dokumen prakualifikasi.
Bagian Perekonomian Setda Bima berfungsi sebagai sekretariat bagi proses prakualifikasi dengan memfungsikan staf di Sub Bagian Sarana Perekonomian sebagai petugas penerima pendaftaran Orang atau Badan yang akan mengikuti prakualifikasi.
4. Evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi dan peninjauan lapangan oleh tim;
5. Penyusunan Berita Acara hasil prakualifikasi 6. Penetapan hasil prakualifikasi oleh Ketua Tim. 7. Pengumuman hasil prakualifikasi.
8. Pengumuman hasil prakualifikasi sekurangkurangnya memuat : a. Nama dan alamat Orang atau Badan yang mendaftar;
b. Keputusan lulus atau tidak lulus Orang atau Badan yang mendaftar disertai keterangan alasan lulus atau tidak lulus.
1. Daftar peserta undian yang akan diundang adalah berdasarkan hasil prakualifikasi yang diumumkan oleh Ketua Tim;
2. Pengumuman hasil prakualifikasi diumukkan secara terbuka sebagai uji publik untuk menampung aspirasi masyarakat terkait dengan hasil prakualifikasi selama 6 (enam) hari;
3. Ketetapan akhir daftar namanama peserta undian ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
4. Semua Orang atau Badan yang tercatat dalam daftar peserta undian harus diundang untuk mengikuti proses undian;
C. Penjelasan Tata Cara Pengundian.
1. Penjelasan tata cara pengundian dilakukan sebelum undian dilangsungkan, dihadiri oleh Orang atau Wakil Badan yang terdaftar dalam daftar peserta undian;
2. Ketidakhadiran peserta undian yang diundang tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkannya sebagai peserta;
3. Peserta dapat diwakilkan oleh pihak lain yang ditunjuk dengan surat kuasa bermaterai;
4. Dalam acara penjelasan tata cara pengundian, harus dijelaskan kepada peserta undian mengenai :
a. Tata cara pengundian;
b. Halhal yang diatur khusus dalam pengundian; c. Proses penentuan pemenang undian;
D. Proses pengundian.
1. Ketua Tim/Wakil Ketua Tim/Sekretaris Tim pengundian membuka acara pengundian sesuai jadwal yang telah ditentukan;
2. Ketua Tim/ Wakil Ketua Tim/Sekretaris Tim memberikan penjelasan tata cara pengundian;
3. Anggota Tim menyediakan tiga kotak berisi :
a. Kotak 1 berisi gulungan kertas ukuran 8 cm x 5 cm yang dicap dengan Cap Resmi Pemerintah Kabupaten Bima dengan tulisan angkaangka sejumlah peserta undian;
Badan yang mengikuti undian untuk setiap pasar dikurangi jumlah toko yang akan disewa.
c. Kotak 3 berisi gulungan kertas ukuran 8 cm x 5 cm yang dicap dengan Cap Resmi Pemerintah Kabupaten Bima dengan tulisan nama blok dan nomor toko.
4. Anggota tim melakukan pengundian melalui 3 (tiga) tahap, yaitu :
a. Tahap 1 meliputi proses :
Ketua Tim atau anggota tim yang ditunjuk memanggil satu persatu Orang atau Wakil Badan yang diundang sesuai dengan urutan dalam daftar peserta undian untuk mengambil gulungan kertas di kotak 1;
Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan ditunjukan pada anggota tim dan anggota tim mencatat nomor tersebut sebagai penentu urutan pemanggilan nama untuk mengambil gulungan kertas pada kotak 2.
b. Tahap 2 meliputi proses :
Ketua Tim atau anggota tim yang ditunjuk memanggil satu persatu Orang atau Wakil Badan yang telah ditentukan nomor urut pemanggilannya berdasarkan urutan nomor hasil undian kotak 1 untuk mengambil gulungan kertas pada Kotak 2;
Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan ditunjukan pada anggota tim dan anggota tim mencatat hasil yang diperoleh untuk menentukan ”DAPAT” atau ”TIDAK” yang bersangkutan untuk menyewa toko.
c. Tahap 3 meliputi proses :
Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan ditunjukan pada anggota tim dan anggota tim mencatat hasil yang diperoleh sebagai blok dan nomor toko yang akan ditempati oleh Orang atau Badan.
5. Pengambilan gulungan kertas dapat diwakilkan kepada pihak yang diberi kuasa oleh peserta undian. Pihak yang mewakili tidak berasal dari peserta undian, dengan ketentuan seseorang hanya dapat mewakili satu orang peserta.
6. Ketua tim atau anggota tim yang ditunjuk mengumumkan kepada seluruh peserta undian namanama pemenang undian serta blok dan nomor toko yang akan ditempati;
7. Namanama pemenang undian disampaikan kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai penyewa toko dengan Surat Keputusan.
E. Sanggahan.
1. Kepada Orang atau Badan yang diundang sebagai peserta undian yang berkeberatan atas penetapan pemenang undian diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambatlambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman pemenang undian;
2. Sanggahan disampaikan kepada ketua tim disertai buktibukti terjadinya penyimpangan proses pengundian;
3. Sanggahan wajib diajukan oleh Orang atau Badan peserta undian baik secara sendirisendiri maupun berkelompok apabila telah terjadi penyimpangan prosedur undian, meliputi:
a. Anggota tim pengundian menyalahgunakan wewenangnya dan/atau Pelaksanaan pengundian menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati; b. Terjadi praktek KKN di antara peserta undian dan/atau
dengan tim pengundian;
c. Terdapat rekayasa pihakpihak tertentu yang mengakibatkan pengundian tidak adil, tidak terbuka dan tidak melibatkan pihakpihak yang berkepentingan.
secara proporsional sesuai dengan masalahnya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila pelaksanaan prakualifikai tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati, karena kesalahan tim prakualifikasi dan pengundian, maka ketua tim memerintahkan pengadaan prakualifikasi ulang;
b. Apabila terbukti terjadi KKN antara anggota tim dengan Orang atau Badan yang mengikuti undian tertentu, yang merugikan Orang atau Badan peserta undian lainnya, maka diambil tindakan dengan mengganti anggota tim yang terlibat dan membatalkan kemenangan Orang atau Badan yang terbukti KKN, kemudian dilakukan prakualifikasi dan pengundian ulang untuk Orang atau Badan yang terdaftar sebagai peserta undian tetapi belum tercatat sebagai pemenang undian pada pengundian pertama.
5. Apabila Orang atau Badan peserta undian yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan dari ketua tim prakualifikasi dan pengundian, maka Orang atau Badan tersebut dapat mengajukan sanggahan banding kepada Bupati selambat lambatnya 3 (hari) hari kerja sejak diterimanya jawaban sanggahan tersebut;
6. Bupati Bima memberikan jawaban selambatlambatnya 3 (hari) hari kerja mengenai diterima atau tidaknya sanggahan yang diajukan, bila sanggahan diterima, maka:
a. Apabila pelaksanaan prakualifikai tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Bima karena kesalahan tim prakualifikasi dan pengundian, maka Bupati Bima memerintahkan pengadaan kualifikasi ulang; b. Apabila terbukti terjadi KKN antara anggota tim dengan
7. Jika sanggahan ditolak Bupati, maka ketua tim dapat melanjutkan proses penetapan pemenang undian dengan Surat Keputusan Bupati dan Keputusan Bupati bersifat final.
F. Pembuatan Berita Acara Hasil Pengundian.
1. Anggota tim membuat kesimpulan dari hasil pengundian yang dituangkan dalam berita acara hasil pengundian
2. Berita acara hasil pengundian memuat :
a. Kualifikasi yang harus dipenuhi Orang atau Badan yang berhak mengikuti undian;
b. SK Bupati Bima tentang namanama Orang atau Badan yang diundang untuk mengikuti pengundian;
c. Namanama pemenang undian;
d. Tanggal, waktu dan tempat dibuatnya berita acara.
3. Berita acara ditandatangani oleh ketua dan semua anggota tim, bila ada anggota tim yang tidak hadir maka berita acara tetap sah bila ditandatangani oleh ketua tim.
4. Berita acara bersifat rahasia sampai dengan penetapan Surat Keputusan Bupati tentang pemenang undian.
G. Surat Keputusan Bupati Bima tentang Pemenang Undian.
1. Setelah ketua tim menyampaikan namanama pemenang undian kepada Bupati, Bupati akan menetapkan Surat Keputusan Bupati tentang Penetapan Pemenang Undian Toko/Kios Milik Pemerintah Kabupaten Bima.
2. Surat Keputusan Bupati Bima akan diumumkan secara terbuka kepada para pemenang di papan pengumuman resmi yang berada di Sekretariat Daerah Kabupaten Bima, Kantor Dinas Pendapatan Daerah, Kantor Camat dan Kantor Pasar.
H. Surat Perjanjian (Kontrak)
perjanjian (kontrak) sewa toko milik Pemerintah Kabupaten Bima.
2. Isi surat perjanjian (kontrak) ditetapkan oleh tim prakualifikasi dan pengundian kios mengetahui Bupati Bima.
I. Penerbitan SIMT (Surat Izin Menempati Toko)
1. Pedagang yang ditetapkan sebagai pemenang wajib mengurus Surat Izin Menempati Toko (SIMT), selambatlambatnya 7 (tujuh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Bupati;
2. Pengurusan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) harus dilengkapi dengan syaratsyarat yaitu :
a. Foto Copy KTP;
b. Pas Foto 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar; c. Surat Permohonan Penerbitan SIMT;
d. Kuitansi Pembayaran retribusi sewa toko dan SIMT; e. Materai 2 lembar.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BIMA
2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAH KABUPATEN BIMA
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
PENYEWAAN TOKO MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BIMA
DI PASAR ...
Nomor : / / /
Pada hari ini, Senin tanggal ... bulan ... tahun ..., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...
Pada hari ini, dengan jabatan sesuai tersebut diatas bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bima, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
1. Nama : ... Pekerjaan : ... Alamat : ... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian (Kontrak) Penyewaan Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima di ... Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima Nomor : ... tanggal ... Perihal Penetapan Nama-Nama Pemegang Hak Sewa Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima di ..., dengan spesifikasi toko yang disewa sebagai berikut.
Lokasi Toko : ... Blok : ... Nomor : ... Ukuran : ...
yang selanjutnya diatur dengan ketentuan – ketentuan sebagaimana tersebut dalam pasal-pasal dibawah ini :
Pemberi Hak Sewa
Pihak Pertama memberi hak sewa kepada Pihak Kedua untuk menempati toko milik Pemerintah kabupaten Bima di ... blok ... nomor ... dan Pihak Kedua menerima hak sewa tersebut dari Pihak Pertama.
Pasal. 2 Syarat Penyewaan
Untuk dapat menempati toko milik Pemerintah Kabupaten Bima di ... blok .... nomor ... yang disewa, Pihak Kedua harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bersedia meninggalkan lokasi usaha lama bagi pedagang yang sebelum perjanjian kontrak dilaksanakan, melakukan aktifitas perdagangan dengan lapak (sarangge/peti) dan menyerahkan pemanfaatan lokasi tersebut sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten Bima;
2. Membayar retribusi sewa toko selama 1 (satu) tahun; 3. Membayar retribusi SIMT untuk tahun pertama.
Pasal. 3
Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT (Surat Ijin Menempati Toko)
Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT ditetapkan berdasarkan Peraturan Kabupaten Bima Nomor 9 tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, yaitu sebesar Rp... (...)/m2/bulan untuk retribusi sewa toko dan sebesar Rp... (...)/ tahun ditambah biaya administrasi.
Pasal. 4
Perubahan Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT (Surat Ijin Menempati Toko) Besaran retribusi sewaktu-waktu berubah jika terjadi perubahan peraturan daerah yang mengaturnya dan Pihak Pertama menetapkan besaran retribusi tersebut sebagai kewajiban yang harus dibayar oleh Pihak Kedua, tanpa harus merubah perjanjian (kontrak) ini.
Pasal. 5 P e m b a y a r a n
Pembayaran dilakukan dengan :
1. Pembayaran retribusi sewa toko dilakukan secara tunai dan lunas setiap bulan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melakukan pemungutan, khusus untuk 1 (satu) tahun pertama mengikuti ketentuan pasal 2;
2. Pembayaran retribusi SIMT dilakukan sekali setahun kepada Satuan Perangkat Daerah yang melakukan pemungutan.
Pasal. 6
1. Menempati toko/kios yang disewa selambat-lambatnya 7 (hari) setelah diterbitkannya SIMT (surat Ijin Menempati Toko) untuk tahun pertama;
2. Membayar retribusi sewa toko/kios setiap bulan;
3. Membayar pajak penerangan jalan dan sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan toko/kios;
4. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada toko/kios dan memelihara kebersihan;
5. Melakukan perpanjangan SIMT bila masa berlaku SIMT telah berakhir.
Pasal. 7
Larangan Bagi Penyewa Pihak Kedua dilarang :
1. Menyewakan toko/kios kepada pihak lain;
2. Menjadikan toko/kios sebagai tempat tinggal dan atau gudang penyimpanan barang;
3. Mengubah bentuk toko/kios tanpa izin Bupati Bima.
4. Memindahtangankan/mengalihkan SIMT kepada pihak lain atau pihak ketiga; 5. Menjadikan SIMT ini sebagai jaminan atau agunan utang-piutang.
Pasal. 8
Pencabutan Hak Sewa
Hak sewa akan dicabut secara sepihak oleh Pihak Pertama bila Pihak Kedua tidak melaksanakan kewajiban dan melanggar larangan yang diatur pada pasal 6 dan pasal 7 dan telah diberikan 2 (dua) kali teguran, pencabutan hak sewa disampaikan melalui surat pemberitahuan yang ditandatangi oleh Bupati, diikuti dengan pengosongan toko yang disewa oleh Pihak Kedua atau pengosongan paksa oleh Pihak Pertama dan retribusi yang telah dibayar oleh Pihak Kedua sepenuhnya menjadi hak Pemerintah Kabupaten Bima.
Pasal. 9
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
Apabila terjadi “Keadaan Memaksa“ seperti :
1. Terjadinya bencana yang menyebabkan toko rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi untuk berdagang, maka Pihak Pertama akan mengambil alih pemeliharan/perbaikan lokasi toko dan tetap mengakui hak sewa Pihak Kedua; 2. Perubahan tata kota yang memaksa diubah atau digusurnya lokasi toko, maka
Pihak Kedua wajib mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bima.
Pasal. 10 Denda – Denda
Apabila Pihak Kedua lalai menyelesaikan kewajiban retribusi tepat waktu maka dikenakan denda sebesar 5 % dari retribusi.
Jika terjadi perselisihan terkait dengan perjanjian (kontrak) akan diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima yang terdiri dari seorang wakil Pihak Kedua dan Pihak Pertama yang dipilih oleh kedua belah pihak. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan, maka akan dilakukan penyelesaikan secara hukum oleh Pengadilan Negeri.
Pasal. 12 M a t e r a i
Bea Materai dari Surat Perjanjian (kontrak) ini dibebankan pada Pihak Kedua dengan ketentuan bahwa setiap lembaran Surat Perjanjian ini dipandang dari segi hukum semua kuat.
Pasal. 13 P e n u t u p
Perjanjian (kontrak) ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk dipergunakan seperlunya.
Raba – Bima, ... PIHAK KEDUA :
...
PIHAK PERTAMA :
KEPADA DINSA/ KEPALA BAGIAN,
. . . . NIP. ...
MENGETAHUI / SETUJU : BUPATI BIMA
. . . .
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BIMA
NOMOR : TAHUN
Membaca : Surat permohonan saudara/i ... , tanggal ... Nomor Lepas, Perihal Permohonan Izin Menempati Toko milik Pemerintah Kabupaten Bima.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagai mana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 ; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 286);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Bima (Lemberan Daerah Tahun 2000 Nomor 14);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 2);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima Tahun 2006 – 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 22);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor .... Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor ...); 16. Peraturan Bupati Bima Nomor ... Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksaaan Perda
Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor ... )
MEMUTUSKAN
KESATU : Memberikan Izin Menempati Toko (SIMT) kepada : N a m a : ... Pekerjaan : ... A l a m a t : ...
Untuk menempati kios milik Pemerintah Kabupaten Bima, yang berlokasi di..., Blok ... Nomor..., dengan ukuran (luas)...
KEDUA : Pemegang izin usaha harus memenuhi kewajiban / ketentuan yaitu : 1. Membayar retribusi pasar grosir dan pertokoan setiap bulan;
2. Membayar pajak penerangan jalan dan sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan toko;
3. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada toko dan memelihara kebersihan; 4. Dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memindahtangankan/mengalihkan SIMT ini kepada pihak lain atau pihak ketiga;
b. Menyewakan toko kepada pihak lain;
c. Menjadikan SIMT ini sebagai jaminan atau agunan utang-piutang;
d. Menjadikan toko sebagai tempat tinggal dan atau gudang penyimpanan barang; e. Mengubah bentuk toko tanpa ijin Bupati.
5. Melakukan perpanjangan ijin bila masa berlaku izin telah berakhir;
KETIGA : Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut pada point 1 s/d 5 akan dikenakan sanksi berupa pencabutan SIMT secara sepihak oleh Pemerinta Kabupaten Bima.
KEEMPAT : Izin ini berlaku dalam tenggang waktu 1 (satu) tahun, terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal ...
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Raba-Bima Pada tanggal ……….. ....
BUPATI BIMA,
...
Tembusan : disampaikan kepada Yth. : 1. Ketua DPRD Kabupaten Bima di Raba;
2. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Bima di Raba;
3. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima di Raba; 4. Camat………;
5. Yang bersangkutan.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
RabaBima,
Nomor : Lepas
Lampiran : 1 (satu) gabung Kepada
Perihal : Permohonan untuk menempati Yth. Bapak Bupati Bima
Toko Milik Pemkab. Bima Cq. Kepala Bagian
Perekonomian Setda Bima di –
RabaBima
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tgl. Lahir :
A g a m a :
A l a m a t :
dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak untuk menempati Toko milik Pemda Bima di lokasi Pasar ……. , Blok ….. Nomor ……, dengan ukuran (luas) ...
Sebagai bahan pertimbangan Bapak bersama ini kami lampirkan :
1. Foto copy KTP;
2. Pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar. 3. Kuitansi Retribusi Sewa Toko dan SIMT
Demikian permohonan kami, atas persetujuan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Pemohon,
( )
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
6.000,-LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
NOMOR ... TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
B U P A T I B I M A
Raba – Bima,
Nomor : K e p a d a
Lampiran :
-Perihal : Pemberitahuan Pencabutan SIMT Yth.
di –
SURAT PEMBERITAHUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, Peraturan Bupati Bima Nomor ... tahun ... tentang petunjuk pelaksanaan Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, Surat Perjanjian (Kontrak) Penyewaan Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima dan kewajiban dan larangan bagi pemegang SIMT, maka sehubungan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang SIMT yaitu Saudara/i :
Nama :
Blok Toko : Nomor Toko : Lokasi Pasar :
Dengan jenis pelanggaran berupa :
1. ... 2. dst
Maka diberitahukan kepada Saudara/i bahwa Pemerintah Kabupaten Bima mencabut SIMT yang Saudara/i miliki, dan kewenangan pengelolaan toko diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Untuk itu Saudara/i diberi kesempatan untuk mengosongkan toko paling lambat 3 (tiga) hari setelah surat pemberitahuan diterima. Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.
Bupati Bima,
Tembusan : disampaikan dengan kepada Yth. : 1. Ketua DPRD Kab. Bima di Raba; 2. Kepala Bawasda Kab. Bima di Raba;
3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bima di Raba; 4. Camat se-Kabupaten Bima masing-masing di tempat. 5. ...
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
DAFTAR PEDAGANG
JENIS : HASIL BUMI/BUKAN HASIL BUMI
DI PASAR : ...
Semester : ... Tahun : ... Jumlah : ...
No Nama Alamat Jenis Dagangan
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAH SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH NO URUT:
KABUPATEN BIMA (SKRD) ……….
MASA :
TAHUN :
NAMA : ……….
ALAMAT : ……….
NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI
(NPWR) : ……….
TANGGAL JATUH TEMPO : ……….
NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH
Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi : Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan :
huruf :………. PERHATIAN :
Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara penerimaan
Apabila SKRD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 7 hari setelah SKR diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5%per bulan.
(……….……….)
NIP.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAH KABUPATEN BIMA PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS PENDAPATAN DAERAH DINAS PENDAPATAN DAERAH
Perda Nomor 9 Tahun 2007 Perda Nomor 9 Tahun 2007
KARCIS PASAR KARCIS PASAR
,-BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAH KABUPATEN BIMA
SURAT TANDA SETORAN
(STS)
STS No……….. Bank :
No Rekening :
Harap diterima uang sebesar……… (dengan huruf) (………..………)
Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :
No. Kode Rekening Uraian Rincian Obyek Jumlah (Rp.)
1 2 3 4
Jumlah
Uang tersebut diterima pada tanggal………
Raba - Bima, ……….. Mengetahui Bendahara Penerimaan/ Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan
Anggaran Bendahara Penerimaan Pembantu
(tanda
tangan) (tanda tangan)
(nama lengkap) (nama lengkap) NIP. NIP
(catatan : STSD dilampiri slip setoran
Bank)
*) Coret yang tidak perlu
Cara Pengisian :
1. Kolom Kode Rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan; 2. Kolom Uraian Rincian Obyek diisi uraian nama rincian obyek pendapatan:
3. Kolom Jumlah diisi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian obyek pendapatan.
Catatan :
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah lainnya).
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAH KABUPATEN BIMA
... ...KWITANSI
TELAH TERIMA DARI : ...
BANYAKNYA UANG : ...
UNTUK PEMBAYARAN : ... ...
Terbilang : ...
Yang Menyerahkan, Yang Menerima Uang,
= = = =
NIP.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
NOMOR : TAHUN TANGGAL :
PEMERINTAHAN KABUPATEN BIMA
BUKU JURNAL PENERIMAAN KASNo.
Nomor
Kode Rekening Uraian Ref Jumlah (Rp) Akumulasi (Rp) STS / Nota
Kredit Bukti lain
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
……… Nip.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN.
NOMOR : TAHUN
TANGGAL :
PEMERINTAH
SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH
NO URUT :KABUPATEN BIMA
(STRD)
……….MASA :
TAHUN :
NAMA : ……….
ALAMAT : ……….
NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR) : ……….
NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH
Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi : Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan :
Huruf :………. PERHATIAN :
Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara penerimaan
Apabila STRD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 7 hari setelah STRD diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5%per
bulan.
Bima, ………
Pengguna Anggaran
(……….………) NIP.
………..potong disini………
NO.URUT :
……… TANDA TERIMA
NAMA : ………... Bima, ………
ALAMAT : : ………... Yang menerima
NPWR : ………...
(………..……….) NIP.
BUPATI BIMA,
H. FERRY ZULKARNAIN, ST
LAMPIRAN XIII PERATURAN BUPATI BIMA
TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN NOMOR : TAHUN
TANGGAL :
B U P A T I B I M A
Nomor : K e p a d a Lampiran :
-Perihal : Teguran ... Yth.
di –
PASAR BARU SAPE
SURAT TEGURAN
Berdasarkan Peraturan Daerah nomor ……….. tahun …………. tentang retribusi pasar grosir dan atau pertokoan, maka sehubungan dengan belum diselesaikannya kewajiban pembayaran retribusi oleh saudara/i :
Nama :
Alamat :
Maka diberitahukan kepada saudara/i untuk menyelesaikan kewajiban tunggakan retribusi sebagaimana tercantum dalam STRD terlampir paling lambat 7 ( tujuh ) hari setelah surat teguran diterima. Apabila kewajiban tersebut tidak diindahkan, maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.
Bupati Bima,
Tembusan : disampaikan dengan kepada Yth. :
1. Ketua DPRD Kab. Bima di Raba;
2. Kepala Bawasda Kab. Bima di Raba;
3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bima di Raba; 4. Camat se-Kabupaten Bima masing-masing di tempat. 5. ...
BUPATI BIMA,