SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
BUKU PROFIL PENATAAN RUANG
PROPINS I KALIMANTAN TIMU R
2003
KATA PENGANTAR
Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Kalimantan Timur ini disusun dalam penyusunan
sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan kegiatan monitoring
dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri ditujukan untuk melengkapi
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya Direktorat Penataan Ruang Wilayah
Tengah dengan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun program dan
melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis dan bantuan Teknis kepada daerah, baik di
tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota,
Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata
ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat
ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah
dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi ini
juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam penyusunan
Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3 tahun data, yaitu
1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial dengan format
MapInfo.
Penggunaan software MapInfo didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat
sekarang ini software GIS yang paling banyak digunakan, baik di dalam maupun di luar
lingkungan Departemen Kimpraswil adalah MapInfo. Selain itu data MapInfo sangat
mudah untuk ditransfer ke berbagai sistem Software lainnya.
Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus
diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR PETA... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
Bab I Gambaran Umum 1.1 Kondisi Geografis ... 1
1.2 Morfologi ... 2
1.3 Sistem Administrasi ... 2
1.4 Kependudukan ... 5
1.5 Fungsi Ekonomi Utama ... 5
1.6 Perkembangan PDRB ... 7
Bab II Profil Penataan Ruang 2.1 Pusat-pusat Pertumbuhan dan Pelayanan ... 9
2.2 Sistem Transportasi ... 9
2.2.1 Transportasi Darat ... 9
2.2.2 Transportasi Laut ... 10
2.2.3 Transportasi Udara ... 11
2.3 Sistem Prasarana dan Pelayanan Wilayah ... 11
2.4 Pemanfaatan Kawasan Lindung... 12
2.5 Pemanfaatan Kawasan Budidaya ... 12
2.5.1 Kawasan Hutan ... 12
2.5.2 Kawasan Budidaya Pertanian... 14
2.5.3 Kawasan Permukiman ... 14
2.5.5 Perlindungan, Pemanfaatan dan Pengembangan
Kawasan Preservasi ...16
2.6 Pemanfaatan Kawasan Prioritas...16
2.6.1 Kawasan Andalan ...16
2.6.2 Kawasan Perbatasan ...17
2.6.3 Sektor Hankam ...17
Bab III Masalah dan Potensi 3.1 Permasalahan ...19
3.2 Potensi ...21
3.3 Isu Strategis ...22
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Kabupaten/Kota ... 2
Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota... 2
Tabel 1.3 Jumlah Desa Menurut Klasifikasi Desa Menurut
Kabupaten/Kota 2001 ... 5
Tabel 1.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2001... 5
Tabel 1.5 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku 1999-2001 ... 7
Tabel 1.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga 1993... 7
Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha 1999-2001... 8
Tabel 3.1 Kawasan Andalan dan Tertinggal Prioritas Beserta
Sektor Unggulan ... 21
DAFTAR PETA
1. Peta Administratif Propinsi Kalimantan Timur ... 3
2. Peta Sebaran Desa Tertinggal Propinsi Kalimantan Timur ... 4
3. Peta Kepadatan Penduduk Propinsi Kalimantan Timur... 6
4. Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Propinsi
Kalimantan Timur ... 13
5. Peta Sistem Kota-Kota Propinsi Kalimantan Timur ... 15
6. Peta Kawasan Andalan dan Kawasan Tertinggal Propinsi
Kalimantan Timur ... 18
7. Peta Masalah Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah Propinsi
Kalimantan Timur ... 20
9. Peta Program Tata Ruang yang Dibutuhkan di Propinsi
Kalimantan Timur ... 26
10. Peta Pelaksanaan Kegiatan Bintek dan Bantek di Propinsi
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Data Penataan Ruang Tahun 1995
Lampiarn II Data Penataan Ruang Tahun 2000
BAB 1
GAMBARAN UMUM
ropinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7
Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang No. 25 Tahun 1956.
Komoditi utama yang menjadi andalan penggerak ekonomi propinsi ini adalah kayu
bulat dan kayu olahan. Komoditi bahan galian yang banyak terdapat di Propinsi ini
berupa gas alam cair dan minyak bumi (terdapat di pantai timur dan di daratan, yaitu
di Kota Balikpapan, Pulau Bunyu, Pulau Tarakan dan di lepas pantai yang
memanjang dari utara ke selatan), kristal, timah hitam, gips, fosfat, seng, batu bara (di
daerah Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau,
Kabuapten Bulungan dan Kota Samarinda), batu kapur (Kabupaten Pasir, Kabupaten
Berau, Kabupaten Kutai dan Kota Balikpapan), besi, nikel, endapan pasir kuarsa
berkualitas tinggi (sekitar Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai dan
Kota Bontang).
1.1 Kondisi Geografis
Propinsi Kalimantan Timur terletak antara 1130 44' - 1180 59' BT dan 40
25' LU - 20 25' LS. Di sebelah Utara berbatasan dengan Sabah (Malaysia)
sebelah Timur dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan
dengan Kalimantan Selatan serta sebelah Barat berbatasan dengan
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sarawak (Malaysia).
Luas Propinsi Kalimantan Timur adalah sebesar ± 245.237,8 km2. Wilayah
terluas adalah Kabupaten Malinau dengan luas lahan sekitar 17,12 % dari luas
jumlah propinsi. Wilayah dengan luas paling kecil adalah Kabupaten Bontang
dengan luas kabupaten sekitar 0,2% dari luas propinsi. Berikut diuraikan luas
2 Tabel 1.1
Luas Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/Kota Luas
1 Kabupaten Pasir 273,495.00
2 Kabupaten Kutai Barat 139,407.00
3 Kabupaten Kutai Kartanegara 432,344.00
4 Kabupaten Kutai Timur 151,823.00
5 Kabupaten Berau 123,974.00
6 Kabupaten Malinau 37,237.00
7 Kabupaten Bulungan 84,438.00
8 Kabupaten Nunukan 82,469.00
9 Kota Balikpapan 412,045.00
10 Kota Samarinda 531,912.00
11 Kabupaten Tarakan 118,668.00
12 Kabupaten Bontang 102,176.00
Jumlah 2,489,988.00
1.2 Morfologi
Wilayah Kalimantan Timur merupakan pegunungan dan dataran rendah.
Daerah pegunungan terdiri dari Pegunungan Iban, Muller, Meratus serta
gunung-gunung dan bukit-bukit yang tersebar diantara ketiga pegunungan
tersebut.
Kabupaten/kota yang memiliki luas daratan yang paling besar adalah
Kabupaten Malinau. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki luas lautan
yang paling besar adalah Kabupaten Berau.
Tabel 1.2
Luas Daratan dan Laut Menurut Kabupaten/Kota 2001
Luas Wilayah (km2)
No. Kabupaten/Kota
Daratan Laut Jumlah
1 Kabupaten Pasir 13,912.00 1,881.66 15,793.66
2 Kabupaten Kutai Barat 31,628.70 - 31,628.70
3 Kabupaten Kutai Kartanegara 26,116.90 2,856.08 28,972.98
4 Kabupaten Kutai Timur 34,292.60 3,024.60 37,317.20
5 Kabupaten Berau 21,240.00 12,887.47 34,127.47
6 Kabupaten Malinau 41,990.40 - 41,990.40
7 Kabupaten Bulungan 15,587.90 3,415.15 19,003.05
8 Kabupaten Nunukan 13,917.90 3,048.76 16,966.66
9 Kota Balikpapan 527.00 340.18 867.18
10 Kota Samarinda 783.00 - 783.00
11 Kabupaten Tarakan 250.80 406.53 657.33
12 Kabupaten Bontang 147.80 349.77 497.57
Jumlah 200,395.00 28,210.20 228,605.20
1.3 Sistem Administrasi
Propinsi Kalimantan Timur terbagi dalam 9 kabupaten, 4 kota, 97 kecamatan
serta 1278 desa dan kelurahan. Gambaran mengenai pembagian wilayah
administratif di Kalimantan Timur ditunjukkan pada Peta Administratif
Kalimantan Timur.
Klasifikasi desa di Propinsi Kalimantan Timur yaitu desa swadaya, swakarya,
dan swasembada. Jumlah desa swadaya berjumlah 28; swakarya 790; dan
swasembada 460 desa. Dengan demikian jumlah desa menurut klasifikasinya
di Propinsi Kalimantan Timur berjumlah 1278 desa. Sebaran desa tertinggal di
<
< <
< <
< <
!
115 113 BT
3
4 LU
2
0
1
2 LS
1
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File
kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
<
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
Peta Administratif.WOR PETA ADMINISTRATIF PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Batas Kecamatan
Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Samarinda Berau Nunukan
Bulungan
Malinau
Muara Pahu
Nunukan
Talisayan Pulau Derawan
Sembaliung Tanjung Redeb
Kelay
Segah Gunung Tabur Tanjung Palas
Long Peso Malinau
SesayapPulau Bunyu Tarakan Barat Sembakung Nunukan
Lumbis
Mentarang Kerayan
Long Pujungan
Kayan Hilir
Kayan Hulu
Long Apari Long Pahangai Long Bangun
Tabang
Muara Ancalong
Muara Bengkal Muara Wahau
Sangata
Melak
Damai Barong Tongkok
Muara Lawa
Kenohan
Muara Pahu Jempang
Muara Muntai
Bongan Loa Kulu
Sangkulirang
Muara Kaman
Muara Badak Sebulu
Anggana Muara Jawa
Semboja
Waru
Long Ikis
Kuaro
Tanah Grogot Batu Sopang
#
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File
kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
<
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
Peta Desa Tertinggal.WOR PETA
SEBARAN DESA TERTINGGAL PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Desa Tertinggal (1995)
Kawasan Lindung Bukan desa tertinggal
Tidak ada data
Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Danum Parei Ujoh Bitang Long Bluu Long Deho
Long Boh Muara Suling Naha Buan
Kasu Mahak Baru
Long Lebusan Long Ampung Long Nawan
Muara Baka Nahakerama
Long Agung Kanan Muara Dan
Muara Kedang Jonggon Damai
Panyinggahan Selerong
Barong Tongkok Muhuran
Kahala Longiram
Sedulang Kembang Janggut
Senyiur Muara Ritan Muara Ancalung
Tabang Gemar Baru
Muara Marah Long Jenew
Muara Wahau Long Palai
Long Boi Muara Segah
Puak Brak Long Lunuk
Muara Pangean Long Kemuat
Long Lejah Long Bia Long Paku
Malinau Tidang Pala Sudiman Long Bawan
Palanglepak
Muara Ranau Sesibu
Tabak Tenampak
Lumbis
Sigagu Sungaitiram Sanga Sanga Sungai Mariam Jongkang
Sembara Santan
Sangatta Sepasu
Kariorang Susuk Muaramaau
Bontang Rapak Pelawan Besar Muarakarangan Batuputih
Semuntai Muaramayung
Muaratabil Talisayan
Muarapaha Segita Teluk BayurBatubatu
Tanahkuning Mara
Bakatan Juwata Buang
Tanah merah Atap
Pulau Bunyu Barang
Peningki
Tedoan Biduk-biduk
Tabel 1.3
Jumlah Desa Menurut Klasifikasi Desa Menurut Kabupaten/Kota 2001
No. Kabupaten/Kota Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah
1 Kabupaten Pasir - 51 101 152
2 Kabupaten Kutai Barat - 189 20 209
3 Kabupaten Kutai Kartanegara 9 185 - 194
4 Kabupaten Kutai Timur - 12 85 97
5 Kabupaten Berau 10 58 28 96
6 Kabupaten Malinau 4 100 31 135
7 Kabupaten Bulungan - 29 56 85
8 Kabupaten Nunukan 5 161 48 214
9 Kota Balikpapan - - 27 27
10 Kota Samarinda - 4 38 42
11 Kabupaten Tarakan - - 18 18
12 Kabupaten Bontang - 1 8 9
Jumlah 28 790 460 1278
1.4 Kependudukan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim jumlah penduduk Kaltim mencapai
2.713.032 jiwa atau mengalami peningkatan mencapai 269.698 jiwa, jika
dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 (± 2.443.334 jiwa). Dari
2,7 juta penduduk Kaltim tersebut, penduduk yang mempunyai hak pilih pada
Pemilu 2004 sekitar 1,784 juta jiwa.
Kepadatan penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada pusat-pusat kota baik
kota maupun kabupaten. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat Kota
Samarinda yakni 679,33 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil
terdapat di Kabupaten Malinau 0,48 jiwa/km2. Tabel 1.5 dan Peta Kepadatan
Penduduk menjelaskan sebaran kepadatan penduduk di Propinsi Kalimantan
Timur.
Tabel 1.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2001
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Penduduk Persentase
Pertumbuhan Penduduk
1 Kabupaten Pasir 273,495 10.98 2.07
2 Kabupaten Kutai Barat 139,407 5.60 2.38
3 Kabupaten Kutai Kartanegara 432,344 17.36 1.86
4 Kabupaten Kutai Timur 151,823 6.10 2.92
5 Kabupaten Berau 123,974 4.98 5.55
6 Kabupaten Malinau 37,237 1.50 2.18
7 Kabupaten Bulungan 84,438 3.39 1.51
8 Kabupaten Nunukan 82,469 3.31 3.91
9 Kota Balikpapan 412,045 16.55 1.28
10 Kota Samarinda 531,912 21.36 2.00
11 Kabupaten Tarakan 18,668 4.77 2.28
12 Kabupaten Bontang 106,813 4.10 2.51
Jumlah 2,394,625 100.00 2.19
Sebaran kepadatan penduduk di Kalimantan Timur ditunjukkan pada Peta
Kepadatan Penduduk berikut.
1.5 Fungsi Ekonomi Utama
Fungsi ekonomi utama di Propinsi Kalimantan Timur dapat dilihat dari
kontribusi sektor-sektor yang memberikan kontribusi besar dalam PDRB
daerah tersebut. Dari tahun 1999 sampai 2001 sektor industri pengolahan
selalu memberikan kontribusi paling besar. Pada tahun 1999 sektor ini
memberikan kontribusi sebesar 42,81%, sedangkan untuk tahun 2001 sebesar
45,47 %. Sektor selanjutnya yang memberikan kontribusi yang besar yaitu
#
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
<
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH Sungai
Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2
Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
Tidak ada data 0 - 5 jiwa/ha 10 - 20 jiwa/ha
PETA KEPADATAN PENDUDUK PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
5 - 10 jiwa/ha > 50 jiwa/ha
20 - 50 jiwa/ha
Peta Kepadatan Penduduk.WOR Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Danum Parei Laham Ujoh Bitang Long Bluu Long Deho
Long Boh Muara Suling Naha Buan
Mahak Baru Long Lebusan Long Ampung Long Nawan
Muara Baka Nahakerama
Long Agung Kanan Muara Dan
Muara Kedang Jonggon Damai
Panyinggahan Selerong
Barong Tongkok Muhuran
Kahala Longiram
Sedulang Kembang Janggut
Senyiur Muara Ancalung
Tabang Gemar Baru
Muara Marah Long Jenew
Muara Wahau Long Palai
Long Boi Muara Segah
Puak Brak Long Lunuk
Muara Pangean Long Kemuat
Long Lejah Long Bia Long Paku
Malinau Tidang Pala Sudiman Long Bawan
Palanglepak
Sesibu
Tabak Tenampak
Lumbis
Sigagu Sungaitiram Sanga Sanga Sungai Mariam Jongkang Pelawan Besar Muarakarangan Batuputih
Semuntai Muaramayung
Muaratabil Talisayan
Muarapaha Segita Teluk Bayur
Tanahkuning Mara
Bakatan Juwata Buang
Tanah merah Atap
Pulau Bunyu Barang
Peningki
Tedoan Biduk-biduk
Tanjungredeb Tanjung Selor
1.6 Perkembangan PDRB
Pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada
perkembangan PDRB wilayah tersebut. Perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Propinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2001
mengalami pertumbuhan sebesar 4,25 % (dengan migas) dan sebesar 5,97%
(tanpa migas).
PDRB Propinsi Kalimantan Timur menurut harga berlaku mengalami
peningkatan mulai kurun waktu 1999 - 2001, untuk tahun 2001 ekonomi
Kalimantan Timur naik sebesar 4,25 % dari tahun sebelumnya dengan nilai
sebesar Rp. 23 triliun. Sektor atau lapangan usaha yang memberikan
kontribusi paling besar untuk propinsi ini adalah industri pengolahan disusul
pertambangan dan galian, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih
merupakan sektor yang masih relatif minim dalam memberikan kontrbusi
terhadap daerah ini .
Tabel 1.5
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku 1999 - 2001 (juta rupiah)
No. Lapangan Usaha 1999 2000 2001
1. Pertanian 4,220,101 4,431,294 4,608,905
2. Pertambangan dan Galian 17,126,460 25,118,848 27,939,333
3. Industri Pengolahan 23,916,782 33,292,126 38,567,579
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 109,721 143,964 167,935
5. Bangunan 1,215,573 1,395,631 1,733,227
6. Perdagangan, Hotel, dan
Restauran 4,080,464 4,389,401 4,885,548
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,508,879 4,173,338 4,596,260
8. Keuangan dan Persewaan dan
Jasa Perusahaan 856,581 965,761 1,119,065
9. Jasa-jasa 832,618 900,026 1,210,590
Total 55,867,179 74,810,389 84,828,442
Tabel 1.6
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 1993, 1999 - 2001 (juta Rp.)
No. Lapangan Usaha 1999 2000 2001
1. Pertanian 1,745,202 1,784,988 1,849,997
2. Pertambangan dan Galian 6,776,681 6,964,590 7,224,143
3. Industri Pengolahan 7,031,143 7,467,478 7,821,041
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 75,642 84,247 89,119
5. Bangunan 567,193 594,929 667,498
6. Perdagangan, Hotel, dan Restauran 1,960,528 1,989,651 2,030,164
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,257,788 2,348,509 2,455,699
8. Keuangan dan Persewaan dan Jasa
Perusahaan 578,835 599,743 631,244
9. Jasa-jasa 526,657 547,120 564,515
Total 21,519,669 22,381,255 23,333,420
Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku
untuk semua sektor dalam kurun waktu 1999 sampai 2001 mengalami
fluktuasi. Untuk tahun 1999, sektor pertanian memberikan kontribusi yang
paling besar yaitu 13,77%. Kontribusi sektor sebesar ini terkait dengan krisis
ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut yang mana sektor pertanian tersebut
banyak di ekspor ke negara tetangga. Pada tahun berikutnya kontribusi laju
pertumbuhan PDRB tidak sebesar tahun 1999. Pada tahun 2001 laju
pertumbuhan sektor bangunan memberikan kontribusi yang terbesar pada
perekonomian Propinsi Kalimantan Timur sebesar 12,20%. Hal ini merupakan
akibat dari pengeluaran pembangunan/kontruksi baik yang dilakukan
pemerintah maupun swasta pada tahun tersebut sangat besar. Besar laju
8 Tabel 1.7
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha
1999 – 2001 (%)
No. Lapangan Usaha 1999 2000 2001
1 Pertanian 13.77 2.28 3.64
2 Pertambangan dan Galian 5.67 2.77 3.73
3 Industri Pengolahan 5.2 6.21 4.73
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9.66 11.38 5.78
5 Bangunan 1.5 4.89 12.2
6 Perdagangan, Hotel, dan Restauran 3.13 1.49 2.04
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.49 4.02 4.56
8
Keuangan dan Persewaan dan Jasa
Perusahaan -13.61 3.61 5.25
9 Jasa-jasa 4.59 3.89 3.18
BAB 2
PROFIL PENATAAN RUANG
2.1 Pusat-pusat Pertumbuhan dan Pelayanan
Kalimantan Timur memiliki beberapa pelabuhan laut yang sangat potensial
dijadikan muara arus barang dari dan ke daerah pedalaman melalui Selat
Makassar. Selain banyaknya pelabuhan, dibangunnya jalan lingkar menyusuri
pantai dan melewati beberapa kawasan perkotaan menjadi pendukung
perkembangan kawasan perkotaan di pesisir pantai Kalimantan Timur.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka pusat-pusat pertumbuhan wilayah pesisir
pantai Kalimantan Timur akan berkembang dengan karakterstik kota pantai
yang fungsi utamanya sebagai pusat pertumbuhan perdagangan, industri dan
permukiman. Di sisi lain, pusat-pusat pertumbuhan di daerah pedalaman akan
berfungsi sebagai pusat pertumbuhan pengumpul hasil-hasil pertanian dan
juga permukiman.
Perkembangan pusat pertumbuhan yang teraglomerasi di kawasan pesisir
pantai sekaligus akan berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa perdagangan
dan industri. Sedangkan pusat-pusat pertumbuhan di daerah pedalaman akan
lebih berfungsi sebagai pusat pelayanan usaha pertanian.
2.2 Sistem Transportasi
2.2.1 Transportasi Darat
Dalam upaya pengembangan sistem transportasi terpadu, salah satu konsep
rencana sistem jaringan transportasi di Kalimantan Timur adalah sebagai
10 1. Transportasi antara permukiman orde I ke orde II
Peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan transportasi darat, serta
memberi kemudahan melalui sarana transportasi antara pusat
permukiman orde I dan orde II.
2. Transportasi antara permukiman orde II ke orde III
Peningkatan aksesibilitas antara pusat permukiman orde II dan orde III
dengan meningkatkan jaringan jalan yang ada, membuka jaringan jalan
baru dan peningkatan sarana transportasi darat.
3. Transportasi antara pusat permukiman orde III
Peningkatan aksesibilitas antara pusat permukiman orde III dapat
dilakukan antara lain dengan meningkatkan jaringan jalan regional yang
ada, membuka jaringan jalan regional baru dan peningkatan sarana
transportasi darat. Untuk daerah pedalaman yang tidak terjangkau
transportasi darat akan dikembangkan prasarana dan sarana melalui
sungai.
Berdasarkan perannya, jaringan jalan terbagi 2, yaitu:
1. Sistem Primer
Jalan dengan peranan sebagai pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan wilayah dengan semua simpul jasa distribusi.
2. Sistem Sekunder
Jalan dengan peranan bagi jasa distribusi masyarakat kota.
Dalam rangka menyatukan Pulau Kalimantan dalam satu kesatuan wilayah
yang strategis, maka dilakukan upaya pengembangan jalur Jalan Trans
Kalimantan. Adapun realisasi yang telah dicapai meliputi:
1. Jalan lintas Kaltim yang memanjang dari Batu Aji di Kabupaten Pasir
dengan Kota Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan;
2. Jalan lintas Kalimantan poros tengah, memanjang dari Kota Samarinda
sampai ke perbatasan Kalimantan Tengah;
3. Jalan lintas Kalimantan yang menghubungkan poros utara ke poros
selatan, yakni jalan Tanjung Selor-Malinau;
4. Jalan lintas Kaltim poros Utara menghubungkan ke perbataan Negara
Bagian Sabah yang meliputi Mensalong-Salang-Nunukan,
Simanggaris-Serudong, Malinau-Long Idam.
Pembanguanan jaringan jalan Trans Kalimantan bertujuan untuk
menghubungkan wilayah Kalimantan secara terpadu, menghubungkan dengan
perbatasan Negara Bagian Sabah dan membuka isolasi daerah-daerah
pedalaman. Oleh karena itu, pembangunan jalur jalan Trans Kalimantan tetap
dilanjutkan dan lebih dipercepat realisasinya sehingga tercipta sistem
transportasi yang memadai dalam pendistribusian barang dan jasa serta dapat
membuka isolasi daerah-daerah pedalaman.
2.2.2 Transportasi Laut
Hirarki pelabuhan yang tertuang dalam RTRWN tetap dipertahankan dan
dikembangakan dengan memasukkan Pelabuhan Nunukan sebagai pelabuhan
pengumpan regional dengan Bontang. Pelabuhan Nunukan statusnya
ditingkatkan menjadi Pelabuhan Samudera Nunukan untuk melayani aktifitas
dalam negeri dan luar negeri. Pengembangan Pelabuhan Nunukan juga akan
mendukung Pengembangan Kawasan Berikat Nunukan.
Hirarki pelabuhan tersebut meliputi:
1. Balikpapan sebagai pelabuhan utama,
2. Samarinda sebagai pelabuhan tersier,
3. Tarakan dan Nunukan sebagai pelabuhan penumpan regional,
2.2.3 Transportasi Udara
Simpul-simpul transportasi udara di Kalimantan Timur adalah Bandar Udara
Sepinggang di Balikpapan, Temindung di Samarinda, Juala di Tarakan dan
Kalimarau di Berau. Sebagai salah satu upaya dalam pengembangan
Kawasan Berikat Nunukan, maka Bandar Udara Nunukan akan lebih
diprioritaskan pengembangannya.
Selain bandara-bandara tersebut, keberadaan lapangan terbang perintis
seperti Bandara Long Awang, Long Ampung, Data Dawai dan lainnya yang
berlokasi di pedalaman dan perbatasan terus dipertahankan.
2.3 Sistem Prasarana dan Pelayanan Wilayah
A. Penatagunaan Air
Penatagunaan air dilakukan terhadap air bagi kepentingan pertanian dan
air sebagai kebutuhan pokok penduduk.
1. Irigasi
Pembangunan pengairan bagi kepentingan pertanian terus
ditingkatkan guna menjaga tetap berfungsinya sumber air dan
jaringan irigasi untuk areal pertanian. Irigasi tersebut memanfaatkan
sejumlah aliran sungai besar dan kecil yang sangat berpotensi
menjadi sumber pertanian. Contohnya adalah pertanian lahan basah
yang berkembang di sepanjang Sungai Mahakam dan beberapa
sungai lainnya akan lebih ditingkatkan sistem pengairannya agar
produksi pertanian semakin meningkat.
Pengembangan prasarana pengairan di Propinsi Kalimantan Timur
didasarkan pada potensi pengembangan dan status kondisi
prasarana yang ada saat ini. Pengembangan prasarana pengairan
ditempuh melalui:
• Pengembangan prasarana melalui pembangunan irigasi teknik
lahan basah pada daerah dengan kondisi pengairan dengan irigasi
non teknik sesuai dengan luas areal potensi pengembangannya;
• Pengembangan prasarana melalui pemantapan irigasi lahan basah
untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas yang ada.
2. Air Bersih
Sistem pelayanan air bersih yang akan dikembangkan di Propinsi
Kalimantan Timur akan diarahkan untuk melayani kebutuhan dasar
penduduk yang disesuaikan dengan ciri-ciri fisik kawasan, kebutuhan,
tingkat ekonomi masyarakat dan kondisi persebaran fasilitas
permukiman.
B. Fasilitas Listrik
Kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik PLN di Kalimantan Timur
sampai akhir Oktober 1999 sebesar 265 MW dengan beban puncak
sebesar 55.846 KW. Jenis pembangkit yang dimiliki oleh PT PLN adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Jika diasumsikan kebutuhan listrik tiap rumah antara 900 Watt sampai
1200 Watt, maka kebutuhan listrik rumah tangga pada akhir tahun
rencana minimum sebesar 84.077.280 Watt dan maksimum 112.103.040
watt. Sedangkan jika kebutuhan listrik untuk fasilitas sosial dan ekonomi
diasumsikan sebesar 50% dari kebutuhan rumah tangga, maka
kebutuhannya adalah 56.051.520 Watt.
C. Telekomunikasi
Untuk menciptakan kelancaran berkomunikasi, pemerintah Kalimantan
Timur terus mengembangkan sub sektor Pos dan Giro dengan menambah
12 kebutuhan akan jasa telekomunikasi, pengembangan yang perlu dilakukan
adalah:
• Memprioritaskan penambahan sarana pos dan jaringan telepon;
• Melanjutkan penambahan jaringan yang sudah ada;
• Menyediakan fasilitas telepon (wartel) atau telepon kartu.
2.4 Pemanfaatan Kawasan Lindung
Gambaran mengenai sebaran kawasan lindung ditunjukkan pada Peta
Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Kalimantan Timur. Alokasi kawasan
fungsi lindung meliputi:
1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung tersebar di seluruh kabupaten/kota di Propinsi
Kalimantan Timur, kecuali Kota Samarinda. Luasan kawasan hutan
lindung di Kabupaten Malinau adalah 3.281.714 Ha, di Kabupaten Kutai
Barat 1.207.538 Ha, di Kabupaten Berau 1.204.970 Ha dan di Kota
Tarakan sebesar 2.823 Ha.
2. Kawasan Cagar Alam
Kawasan Cagar Alam tersebar di Kabupaten Malinau seluas 3.281.714
Ha, di Kabupaten Nunukan 1.640.857 Ha, di Kabupaten Pasir 95.872 Ha,
di Kabupaten Pasir 95.872 Ha, di Kabupaten Kutai 68.701 Ha, di
Kabupaten Timur 68.701 Ha dan Kabupaten Kutai Barat sebesar 5.736
Ha.
3. Kawasan Taman Hutan Raya
Luas lahan Kawasan Taman Hutan Raya sekitar 120.658 Ha yang terletak
di Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir.
4. Kawasan Taman Nasional
Kawasan Taman Nasional tersebar di tiga kabupaten/kota, yaitu di Kutai
dan Kutai Timur masing-masing seluas 217.279 Ha dan di Kota Bontang
seluas 217.847 Ha.
5. Kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian
Kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian terdapat di Kabupaten Kutai,
seluas 21.549 Ha.
6. Danau
Luas lahan perlindungan danau adalah sekitar 73.710 Ha yang tersebar di
Kabupaten Kutai dan Kutai Barat.
2.5 Pemanfaatan Kawasan Budidaya
Gambaran mengenai sebaran kawasan budidaya ditunjukkan pada Peta
Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Kalimantan Timur.
2.5.1 Kawasan Hutan Produksi
Propinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang
memiliki sumberdaya hutan sangat besar, akan tetapi luasan kawasan hutan
semakin berkurang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sebaran kawasan
hutan tersebut adalah:
• Kabupaten Kutai Barat seluas 20.696.501 Ha
• Kabupaten Kutai Timur seluas 18.923.913 Ha
• Kabupaten Kutai seluas 16.798.493 Ha
• Kabupaten Malinau seluas 10.590.593 Ha
• Kabupaten Berau seluas 9.323.752 Ha
• Kabupaten Nunukan seluas 1.633.871 Ha
• Kota Balikpapan seluas 1.633.871 Ha
• Kabupaten Bulungan seluas 3.944.445 Ha
• Kota Samarinda seluas 1.149.832 Ha
• Kabupaten Pasir seluas 1.022.285 Ha
#
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File
kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi <
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
Peta Budidaya.WOR PETA
KAWASAN BUDIDAYA DAN KAWASAN LINDUNG PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Daerah Fungsional Perkotaan
Kawasan Lindung Kawasan budidaya lainnya
Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Pulau Bunyu Pulau Bunyu Pulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau Bunyu
Tarakan Tarakan TarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor Tanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur Teluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu Kota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung Laong
Tanah Grogot Tanah Grogot Tanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah Grogot
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe D. Pedangapi
D. Jempang
S. Marang Kayu S. Bungan
S. Samu
S. Kembalun S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Kedang Pahu
S. Mahakam
S. Boh
S. Topai
S. Langsa
S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe
S. Lurah S. Iwan
S. Apar KecilS. Bikang S. Bangkung
S. Punut
S. Telakai
S. Kendilo
S. Muyuo
S. Sabinlutung
S. Prian
S. Jembayan
S. TuangS. Ohong S. Perak
S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan
S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur
S. Ritan
S. Kelai
S. Kayontot
S. Lul
S. Belayan
S. Leh
S. Pesab
S. Daha
S. Pangean
S. Bahau
S. Segah S. Malinau
S. Makam
S. Tuwau
S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun S. Tubu
S. Tabuyan
S. Aliiman
S. Rian S. Selilir S. Selimulan
S. Tempilan
S. Tambora
S. Bambangan S. Banumuda
S. Biatan
S. Lasan
S. Domaring
S. Karangan
S. Pimping
S. Mangkapadie
S. Birang
S. Siagong
S. Liu Lantai
S. Tibi S. Betayau
S. Kalasiu S. Wasan
S. Sebuku
S. Liusegita
S. Janggeru
S. Linung Baya
S. Bungalun S. Sangatta S. Elor Brusu
S. Medang
S. Nawan
S. Oga
S. Pasuang
S. Anggelan
S. Lengin
S. Lawa
S. Marah S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa
S. Longgi
S. Binatan
S. Sajau
S. Menubara
S. Malimpung
S. Jarumai
S. Kedangpahu
S. Len
S. Jelai
S. Santan S. Tabalar S. Berau
S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Sembakung
S. Kayan
S. Kinjau
S. Telen
Long Bluu Long Deho Naha Buan
Long Ampung Muara Baka
Nahakerama Long Agung
Kanan
Luti SamuntaiSebakung
Babulu Panajam
Selerong Bangun Sari
Kembang Janggut Gemar Baru
Long Boi Puak
Long Kemuat
Lubuk Sesibu
Sungai Seluang Sembara
Santan Tepianlangsat
Susuk
Muaramaau Rapak
14
2.5.2 Kawasan Budidaya Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian merupakan tindak lanjut dari penjabaran
kawasan hutan konversi. Perngelolaan sektor ini dititik beratkan pada
peningkatan kualias di samping kuantitas.
Perincian luas kawasan budidaya pertanian adalah sebagai berikut
• Lahan tanaman pangan lahan basah (± 507.941 Ha)
• Lahan tanaman pangan lahan kering (± 1.812.389 Ha)
• Lahan tanaman pangan semusim (±3.520.599 Ha)
• Lahan tanaman keras (± 3.626.727 Ha)
• Lahan untuk perikanan (± 611.624 Ha)
• Lahan peternakan (± 6.260.046 Ha)
2.5.3 Kawasan Permukiman
Secara umum, pola permukiman yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah
kawasan permukiman yang terlanjur berkembang di sempadan pantai dan
sempadan sungai, kawasan permukiman yang berkembang ke kawasan
pertanian irigasi serta kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas
pelayanan sosial ekonomi yang memadai.
A. Kawasan Budidaya Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan menyangkut konsentrasi
kegiatan permukiman di kawasan perdesaan yang akan dikembangkan,
serta keterkaitannya dengan pusat-pusat kota dan desa-desa lain di
Propinsi Kalimantan Timur.
B. Kawasan Budidaya Perkotaan
Rencana pengembangan sistem permukiman perkotaan meliputi
penentuan pusat-pusat permukiman kota yang akan dikembangkan,
sebaran, hirarki, fungsi pusat-pusat permukiman perkotaan serta tujuan
dan sasaran pengembangannya. Gambaran mengenai sistem kota-kota
ditunjukkan pada Peta Sistem Kota-kota Kalimantan Timur.
Berdasarkan kelengkapan dan kualitas prasarana dasar kota serta
kegiatan utama di sektor perdagangan, industri, transportasi dan
perguruan tinggi, jenjang orde kota-kota di Propinsi Kaltim adalah sebagai
berikut:
• Kota Orde I : Balikpapan
• Kota Orde II : Samarinda, Bontang dan Tarakan
• Kota Orde III : Tanah Grogot, Tenggarong, Tanjungredeb, Tanjung
selor, Nunukan, Sangatta, Malinau, Sedawar
• Kota Orde IV : Ibukota Kecamatan dan kota-kota lainnya
Samarinda merupakan ibukota propinsi, pusat perdagangan dan perguruan
tinggi. Balikpapan berfungsi sebagai pusat perdagangan, pusat industri serta
pusat transportasi darat, udara maupun laut. Bontang merupakan kota
tambang dan pelabuhan yang akan lebih menumbuhkembangkan sektor
industri manufaktur hasil tambang dan perdagangan.
Sejalan dengan hirarki kota, pengembangan kota berdasarkan fungsi
pelayanannya adalah sebagai berikut:
• Pusat Pelayanan Nasional (PPN)
Kota yang dikembangkan untuk menjadi PPN adalah Kota Samarinda dan
Kota Balikpapan.
• Pusat Pengembangan Antara Wilayah (PPAW)
Setiap kawasan yang cepat, sedang atau belum berkembang tetapi
memiliki potensi sumberdaya alam dan kontribusi terhadap pertumbuhan
dan pergeseran struktur ekonomi serta letak geografis yang strategis
sebagai jalur pelayanan skala wilayah, nasional dan internasional, akan
#
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
<
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH Sungai
Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2
Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
%
Peta Budidaya.WOR PKL
#
%
Daerah Fungsional Perkotaan
PKW PKN
"
PETA SISTEM KOTA-KOTA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Pulau Bunyu Pulau Bunyu Pulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau Bunyu
Tarakan Tarakan TarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor Tanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur Teluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu Kota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung Laong
Muara Koman Muara Koman Muara KomanMuara KomanMuara KomanMuara KomanMuara KomanMuara KomanMuara Koman
Tanah Grogot Tanah Grogot Tanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah Grogot
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe D. Pedangapi
D. Jempang
S. Marang Kayu S. Bungan
S. Samu
S. Kembalun S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Kedang Pahu
S. Mahakam
S. Boh
S. Topai
S. Langsa
S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe
S. Lurah S. Iwan
S. Apar KecilS. Bikang S. Bangkung
S. Punut
S. Telakai
S. Kendilo
S. Muyuo
S. Prian
S. Jembayan
S. TuangS. Ohong S. Perak
S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan
S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur
S. Ritan
S. Kelai
S. Kayontot
S. Lul
S. Belayan
S. Leh
S. Pesab
S. Daha
S. Pangean S. Bahau
S. Segah
S. Malinau
S. Makam
S. Tuwau
S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun S. Tubu
S. Tabuyan
S. Aliiman
S. Rian S. Selilir S. Selimulan
S. Tempilan
S. Sanga Sanga
S. Bambangan S. Banumuda
S. Bujung S. Biatan
S. Lasan
S. Domaring
S. Karangan
S. Mangkapadie
S. Birang
S. Liu Lantai
S. Betayau
S. Kalasiu S. Wasan
S. Sebuku
S. Janggeru
S. Linung Baya
S. Bungalun S. Sangatta S. Elor Brusu
S. Medang
S. Nawan
S. Oga
S. Kumpa
S. Anggelan
S. Lengin
S. Lawa
S. Marah S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa
S. Longgi
S. Binatan
S. Sajau
S. Menubara
S. Malimpung
S. Poh
S. Jarumai
S. Kedangpahu
S. Len
S. Jelai
S. Bude
S. Santan S. Tabalar S. Berau
S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Sembakung
S. Kayan
S. Kinjau
S. Telen
Long Bluu Long Deho Naha Buan
Long Ampung Muara Baka
Nahakerama Bangun Sari
Sedulang Kembang Janggut
Gemar Baru Long Boi Puak
Long Kemuat
Lubuk Sesibu
Sungai Seluang Sembara
Santan Tepianlangsat Kariorang
Susuk
Muaramaau Rapak
16
Kecamatan Sasamba, Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan
Sanga-sanga.
• Pusat Pengembangan Wilayah (PPW)
Ibukota kabupaten yang tidak tergolong ke dalam PPAW akan
dikembangkan sebagai PPW.
• Pusat Pengembangan Lokal (PPL)
Setiap ibukota kecamatan dikembangkan sebagai PPL. Pusat-pusat
perdesaan yang memiliki potensi untuk berkembang sebagai desa pusat
pertumbuhan akan dikembangkan agar mampu berfungsi sebagai PPL.
2.5.4 Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi 1,63% dari luas wilayah
Kalimantan Timur, atau sekitar 343.365,02 Ha, yang tersebar di Kabupaten
Kutai, Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kota Samarinda dan Kota
Balikpapan. Upaya rehabilitasi lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi:
• Merehabilitasi lahan kritis di areal pertanian lahan kering di berbagai tempat;
• Merehabilitasi lahan kritis pada kawasan hutan lindung dan suaka alam;
• Menyiapkan lahan transmigrasi peladang berpindah dan perambah hutan;
• Merehabilitasi lahan rusak bekas penambangan;
• Mengatur dan menghindari konservasi lahan pertanian produktif menjadi bentuk penggunaan lain;
• Memberi kemudahan untuk memperoleh kredit usaha tani;
• Memberikan kemudahan biaya dalam memperoleh hak atas tanah kepada
petani yang berhasil melakukan penghijauan.
2.5.5 Perlindungan, Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Preservasi
Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah penataan
Daerah Aliran Sungai dan konservasi tepian pantai. Penataan tersebut
dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai dan
pesisir pantai terhadap bahaya erosi dan banjir serta perlindungan terhadap
sumber air untuk pengairan sawah irigasi teknik.
2.6 Pemanfaatan Kawasan Prioritas
Gambaran mengenai kawasan andalan dan kawasan tertinggal ditunjukkan
pada Peta Kawasan dan Kawasan Tertinggal Kalimantan Timur.
2.6.1 Kawasan Andalan
A. Samarinda
Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala regional, Kota
Samarinda juga berfungsi sebagai pusat perdagangan dan indusri (besar
dan sedang) serta didukung oleh potensi dareah belakangnya serta akses
menuju dan dari Kota Samarinda.
Kota Samarinda terletak di kawasan pantai yang tumbuh pesat serta
didukung jaringan jalan darat dari dan menuju Kota Balikpapan. Adanya
jaringan jalan tersebut mendorong tumbuhnya kawasan pantai
Samarinda-Sangata-Bontang-Sangkurilang. Selain transportasi darat, Kota Samarinda
juga dapat dijangkau melalui transportasi sungai.
Untuk masa yang akan datang, Kota Samarinda akan tetap berperan
sebagai pusat pemerintahan tingkat propinsi dan sebagai pusat
perekonomian yang akan melayani SWP Tengah yang kaya potensi hasil
hutan, pertanian dan bahan galian tambang. Kota Samarinda juga akan
menjadi orientasi dari Kota Loa Janan, Kota Sanga-sanga dan Kota
Muarajawa.
B. Balikpapan
Kota Balikpapan merupakan gerbang utama perhubungan udara dan laut
di Kalimantan Timur dan mengalami perkembangan spasial yang sangat
Balikpapan akan tetap berperan sebagai pusat kegiatan ekonomi dengan
seluruh wilayah Propinsi Kalimantan Timur sebagai daerah belakangnya.
C. Loa Janan
Kota Loa Janan terletak di tepi Sungai Mahakam yang merupakan surat
nadi transportasi sungai ke daerah pedalaman. Perannya adalah sebagai
kota industri, terutama industri kayu yang memanfaatkan Sungai
Mahakam sebagai prasarana pengangkutan bahan baku dan jalur
pemasarana hasil industri. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengembangan Kota Loa Janan adalah kelestarian lingkungan.
D. Sanga-sanga
Sanga-sanga memiliki potensi pertambangan minyak bumi yang sebagian
sudah dieksploitasi. Selain itu, beberapa investor juga telah
merencanakan pembangunan industri plup (pendingin). Peningkatan
aksesibilitas ke Kota Sanga-sanga merupakan dapat mendukung
perkembangan kota ini menjadi Kota perindustrian/pertambangan.
E. Muarajawa
Dengan adanya Pelabuhan Handil II yang berperan dalam kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Dengan demikian
pengembangan sektor ekonomi di Kota Muarajawa melalui jalur pantai
akan meningkat.
F. Samboja
Kota Samboja berfungsi sebagai kota pelabuhan yang strategis dan
terletak antara Kota Balikpapan dan Muarajawa. Pengembangan kota ini
terintegrasi dengan Kota Samarinda dan Balikpapan sebagai bagian dari
Kawasan Andalan Sasamba.
2.6.2 Kawasan Perbatasan
Berdasarkan hasil analisis Penataan dan Pendayagunaan Tata Ruang
Kawasan Perbatasan Kaltim-Serawak/Sabah, strategi pengembangan untuk
kawasan perbatasan adalah didasarkan pada aspek pertahanan dan
keamanan serta kemakmuran. Dengan demikian, kebijakan pengembangan
yang akan ditempuh adalah:
1. Perlu adanya penambahan frekuensi dan jumlah pesawat terbang ke
wilayah perbatasan yang diutamakan untuk mengangkut bahan-bahan
kebutuhan pokok sehari-hari;
2. Perlu ditingkatkan biaya subsidi pengangkutan bahan-bahan kebutuhan
pokok sehari-hari untuk menurunkan harga barang;
3. Perlu dilakukan pembangunan satuan-satuan permukiman yang terpusat,
sehingga memudahkan pendistribusian prasarana dan sarana penunjang;
4. Perlu dibukanya jalur-jalur transportasi yang menghubungkan kawasan
perbatasan dengan daerah lain baik yang menuju ke Indonesia maupun
ke Malaysia, untuk memudahkan pemasaran hasil-hasil bumi setempat.
5. Perlu adanya pembukaan pos-pos imigrasi di kawasan perbatasan untuk
lebih melegalkan arus barang yang masuk maupun ke luar wilayah
Indonesia;
6. Perlu adanya insentif khusus bagi masyarakat yang melakukan
pengabdian kepada masyarakat di kawasan perbatasan, untuk lebih
menarik tenaga pengabdian ke daerah ini;
7. Perlu dibangun pelabuhan-pelabuhan laut yang khusus melayani arus ke
luar masuk barang dari Indonesia di Kecamatan Nunukan Kepulauan;
8. Perlu ada pendanaan khusus yang cukup besar bagi pengembangan
kawasan perbatasan dari pemerintah pusat yang disalurkan ke daerah.
2.6.3 Sektor Hankam
Mengingat letak geografis Kalimantan Timur berada di sepanjang pesisir Selat
Makasar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia,
pengembangan spasial di kawasan pesisir Selat Makasar harus
mempertimbangkan aspek pertahanan dan keamanan wilayah disamping
(
114 116 117
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File
kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
.
!
Jalan ArteriPeta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten
0
Batas Negara Jalan Kolektor 2
Jalan Kolektor 3 Jalan Kolektor 1
Peta Kadal.WOR
PETA
KAWASAN ANDALAN DAN KAWASAN TERTINGGAL PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Kawasan Andalan
Kawasan Tertentu Kawasan Tertinggal
Kawasan Lindung
Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Pulau Bunyu Pulau Bunyu Pulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau BunyuPulau Bunyu
Tarakan Tarakan TarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakanTarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor Tanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung SelorTanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur Teluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk BayurTeluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu Kota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun UluKota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung LaongTanjung Laong
Tanah Grogot Tanah Grogot Tanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah GrogotTanah Grogot
Kawan Tatapan Buma dsk
Kawan Bosasemawa
Kws Sangata dsk
Kws Mebatolong
Kws P. Derawan dsk Kws Kerayan dsk
Kws Long Peso Kws Perbatasan Timur
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe D. Pedangapi
D. Jempang
S. Marang Kayu
S. Bungan
S. Samu
S. Kembalun
S Semberang
S. Nyeribungan
S. Kedang Pahu
S. Mahakam
S. Boh
S. Topai
S. Langsa
S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe
S. Lurah S. Iwan
S. Apar Kecil
S. Bangkung S. Punut
S. Telakai
S. Kendilo
S. Sabinlutung S. Nyawatan
S. Prian
S. Jembayan
S. Tuang S. Ohong
S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur
S. Ritan
S. Kelai
S. Lul
S. Belayan
S. Leh
S. Pesab S. Daha
S. Pangean
S. Bahau
S. Segah S. Malinau
S. Makam
S. Tuwau
S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun
S. Tubu S. Tabuyan
S. Aliiman
S. Rian
S. Selilir S. Selimulan
S. Tempilan
S. Tambora
S. Bambangan
S. Lasan
S. Domaring
S. Karangan
S. Pimping
S. Mangkapadie
S. Birang S. Liu Lantai
S. Tibi S. Betayau
S. Kalasiu
S. Wasan
S. Liusegita
S. Janggeru
S. Bungalun S. Elor Brusu
S. Medang S. Nawan
S. Oga
S. Pasuang
S. Anggelan
S. Lawa
S. Muyuo S. Kayontot
S. Tikung S. Sulon
S. Nyapa
S. Longgi
S. Binatan S. Sajau
S. Menubara
S. Malimpung
S. Poh
S. Jarumai
S. Len
S. Jelai
S. Santan S. Marah
S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap
S. Tabang
S. Kayan
Long Bluu Long Deho
Naha Buan
Long Ampung Muara Baka
Nahakerama Long Daliq
Kembang Janggut Gemar Baru
Long Jenew Puak
Long Kemuat
Sesibu
Sigagu Santan Sangatta
Susuk
Muaramaau Rapak
BAB 3
MASALAH DAN POTENSI
3.1 Permasalahan
Gambaran mengenai sebaran permasalahan tata ruang dan pengembangan
wilayah ditunjukkan pada Peta berikut.
Permasalahan umum yang dihadapi antara lain:
1. Kedudukan dan peran Pulau Kalimantan dalam lingkup nasional dan
regional;
2. Perlunya pengembangan spesialisasi komoditas unggulan pertanian skala
propinsi;
3. Belum terpenuhinya perumahan layak huni serta prasarana dan sarana
lingkungan yang memadai, terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah;
4. Tumbuhnya kawasan permukiman yang tidak teratur serta makin
berkembanganya kawasan kumuh di perkotaan dan di sepanjang aliran
sungai;
5. Kurangnya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan;
6. Lemahnya penanganan limbah domestik/industri dan kurangnya tempat
pembuangan sampah yang memenuhi syarat;
7. Merupakan daerah rawan kebakaran, terutama di daerah hutan yang sulit
dipadamkan karena tanahnya mengandung batu bara;
8. Menurunnya kuantitas dan kualitas hutan;
9. Banyaknya lokasi/titik-titik rawan penyelundupan, terutama lokasi yang
berada di perbatasan (Perbatasan Sarwak, Perbatasan Long Apung,
Nunukan dsb);
10. Terbatasnya pembangunan infrastruktur jalan, sehingga mengakibatkan
<
2. Masih belum tercapainya kesepakatan batas administrasi an tar kabupaten dan kota sehingga terjadi persengketaan sum ber daya alam dan menyulitkan pelaksanaan penataan ruang
5. Adanya kabupaten-kabupaten baru yang memerlukan RTRW namun tidak memiliki kemampuan untuk menyusunnya dan kabupaten tersebut tidak termasuk sebagai kabupaten yang makmur
4. Adanya kesenjangan perkembangan wilayah yg nyata antara daerah perkotaan dan pedalaman. Hal ini banyak menimbul kan kegiatan penyelundupan dan bahkan pencurian hasil hu tan ke negara tetangga
3. Adanya kesenjangan perkembangan wilayah yg nyata antara di sepanjang perbatasan Kalimantan Timur dengan Sarawak
Permasalahan Umum :
1. Secara finansial propinsi Kalimantan Timur relatif makmur, namun jumlah dan kualitas SDM yang untuk melaksanakan penataan ruang relatif masih rendah seperti halnya dengan propinsi lain di Kalimantan
6. Belum berperannya produk perencanaan tata ruang yang su dah disusun dalam pelaksanaan pembangunan
PETA
MASALAH TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Peta Masalah Kaltim.WOR Adanya kesenjangan perkembang
an di sepanjang perbatasan RI -Malaysia
Adanya kesenjangan perkembang an wilayah antara daerah perkota an di sepanjang pantai Timur dgn
daerah pedalaman Adanya kabupaten-kabupaten
baru hasil pemekaran yang me merlukan bantuan penyusunan
RTRW
Legenda :
Gunung
Batas Propinsi
0 50 100 Km
Peta Dasar Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal Jalan Arteri
Batas Kabupaten Sungai
Batas Negara %
Kota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
< !
Tema
Nama File
Jalan Kolektor 1
Jalan Kolektor 2
Jalan Kolektor 3
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH Pasir
Penajam Paser Utara Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Tanah Grogot
Tanjungredeb Tanjung Selor
Tarakan Nunukan
Samarinda D. Siran
S. Tunan D. Maaoe
D. Jempang
D. Semayang S. Marang Kayu D. Uwis
S. Bungan
S. Samu
S. Kembalun S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Mahakam
S. Boh
S. Topai
S. Langsa
S. Tipan S. Pakkoe
S. Metuhe
S. Lurah
S. Apar Kecil S. Bangkung S. Punut
S. Telakai
S. Kendilo
S. Muyuo
S. Ioadurian
S. Ohong S. PerakS. Lawa
S. Loahaur
S. Semoi
S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur
S. Kelai
S. Kayontot
S. Belayan
S. Leh S. Pesab
S. Daha
S. Pangean S. Bahau
S. Segah
S. Malinau
S. Tuwau
S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun S. Tubu S. Aliiman
S. Rian S. SelilirS. Selimulan
S. Tempilan
S. Banumuda
S. Biatan
S. Lasan
S. Domaring
S. Karangan
S. Binai
S. Siagong
S. Liu Lantai
S. Tibi S. Betayau
S. Wasan
S. Sebuku
S. Nateh
S. Bungalun S. Elor Brusu
S. Medang
S. Nawan
S. Oga
S. Iwan
S. Kumpa
S. Bongankiua S. Marah
S. Lul
S. Kinaya
S. Sulon
S. Nyapa
S. Longgi
S. Kaldan
S. Bara
S. Pidawan
S. Kumap
S. Jelau S. Jelai
S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Tabang
S. Kayan
S. Kinjau
11. Terdapatnya kesenjangan pembangunan, seperti kesenjangan antara
desa dan kota, wilayah pantai dan pedalaman serta perbatasan, wilayah
bagian Utara (Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten
Bulungan, Kabuapten Berau dan Kota Tarakan) dan bagian Selatan
(Kabupaten Pasir, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Kutai Barat, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan Kota
Bontang);
12. Perlunya peningkatan kualitas SDM yang tepat untuk pengelolaan sumber
daya alam;
13. Pencemaran air sungai oleh limbah domestik akibat peningkatan
permukiman di sepanjang tepi sungai;
14. Berkurangnya daerah-daerah tampungan air karena penimbunan rawa
gambut untuk konstruksi (terutama di Samarinda);
15. Belum efektifnya pemanfaatan Rencana Tata Ruang sebagai acuan dalam
penyusunan program pembangunan dan sebagai alat keterpaduan
pembangunan wilayah dan sektoral, sehingga menimbulkan konflik
kepentingan dalam pemanfaatan ruang, antara pelaku ekonomi,
masyarakat maupun pemerintah;
16. Belum adanya pemahaman pemerintah daerah mengenai penyusunan
rencana pengembangan dan kriteria penetapan batas wilayah kelautan
dan pesisir;
17. Adanya konflik kepentingan dalam pengelolaan potensi sumber daya alam
antara kabupaten/kota yang berbatasan;
18. Adanya perambahan kawasan lindung oleh masyarakat yang belum dapat
diselesaikan secara hukum;
19. Belum optimalnya koordinasi BKTRN dan TKPR Propinsi dan
Kabupaten/Kota;
20. Terbatasnya aparat/SDM yang menguasai bidang pengendalian
pemanfaatan ruang dan kurangnya peran serta masyarakat dalam
penataan ruang;
21. Proses legalitas Rencana Tata Ruang berjalan lambat sehinga kegiatan
pengendalian pemanfaatan ruang belum dilaksanakan secara optimal
yang kemudian mengakibatkan ketidaktertiban pemanfaatan ruang.
3.2 Potensi
Tabel 3.1 berikut menguraikan secara rinci sektor unggulan yang menjadi
potensi Kalimantan Timur berdasarkan Kawasan Andalan dan Kawasan
Tertinggal yang menjadi prioritas.
Tabel 3.1
Kawasan Andalan dan Tertinggal Prioritas beserta Sektor Unggulan
No. Kawasan Prioritas
(Jangka Menengah 2004) Sektor Unggulan
1 Kawasan Andalan Prioritas :
1. Sasamba dsk : - Industri
- Samarinda - Perkebunan
- Balikpapan - Perdagangan &
- Kutai Jasa
- Kertanegara - Pertambangan
2. Bosasemawa dsk - Industri
- Bontang - Perikanan
- Samarinda - Perdagangan &
- Kutai Timur Jasa
- Kutai Kertanegara
3. Tatapan Buma dsk - Perikanan
- Tarakan - Perdagangan &
- Bulungan Jasa
- Malinau - Perkebunan
- Nunukan - Kehutanan
4. Tanremawa dsk - Pertanian
- Kab. Berau - Perkebunan
- Kab. Kutai Timur - Kehutanan
5. Pentagot dsk - Pertanian
- Kab. Pasir - Perkebunan
22 Tabel 3.1
Kawasan Andalan dan Tertinggal Prioritas beserta Sektor Unggulan (lanjutan)
No. (Jangka Menengah 2004) Kawasan Prioritas Sektor Unggulan
2 Kawasan Tertentu Prioritas :
1. Perbatasan Malaysia Timur - Perikanan
- Perdagangan &
- Kutai Barat Jasa
- Nunukan
3 Kawasan Tertinggal Prioritas :
1. Mebatolong : - Pertanian
- Kutai Barat - Kehutanan
- Konsesi
Pertambangan Emas
3.3 Isu Strategis
Isu-isu strategis di Propinsi Kalimantan Timur antara lain:
• Adanya ketimpangan perkembangan wilayah di sepanjang perbatasan
Republik Indonesia-Malaysia;
• Kurangnya dukungan sumber daya manusia yang layak untuk
melaksanakan penataan ruang di daerah;
• Perlunya pembenahan birokrasi untuk memperlancar proses implementasi
produk penataan ruang di daerah;
• Belum adanya batas wilayah administrasi baku yang disepakati oleh
seluruh pemerintah daerah.
3.4 Alternatif Kebijakan
Berdasarkan masalah dan potensi yang ada, dapat diidentifikasi program tata
ruang yang diperlukan untuk menunjang pembangunan propinsi Kalimantan
Timur seperti disajikan pada peta terlampir. Disamping identifikasi program
tersebut pemerintah daerah, baik propinsi maupun kabupaten juga telah
mengajukan berbagai usulan bantuan teknis dan pembinaan teknis seperti
terlihat pada tabel 3.2.
Usulan bantuan teknis ini tidak sepenuhnya sejalan dengan hasil identifikasi
program tata ruang di atas. Dimana usulan tersebut lebih merupakan shopping
list pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, yang bahkan seringkali apa
yang diajukan sama sekali tidak sesuai dengan Tupoksi Direktorat Jenderal
Penataan Ruang.
Seementara itu program Pembinaan Teknis dan Bantuan Teknis yang telah
dilaksanakan untuk propinsi Kalimantan Timur baru tiga seperti disajikan pada
Tabel 3.2
Bantuan dan Pembinaan Teknis Propinsi Kalimantan Timur
No. Usulan Kegiatan
Tahun 2001 Lokasi No.
Usulan Kegiatan
Tahun 2002 Lokasi No.
Usulan Kegiatan
Tahun 2003 Lokasi
1. Bid. Penataan Ruang : 1. Sosialisasi Juklak PP 10/Th. 2000.
Kawasan Andalan Prioritas :
1. Sasamba dsk : - Samarinda - Balikpapan - Kutai - Kertanegara
1. Operasionalisasi Badan Pengelola KAPET
Sasamba
1. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Industri Kariangau (KIK)
2. Bid. Prasarana Wilayah : 1. Penanganan Jalan & Jembatan
2. Bosasemawa dsk - Bontang - Samarinda - Kutai Timur - Kutai Kertanegara
2. Bantuan Teknis Penyusunan RDTR Kawasan Malinau.
2. Bantuan Teknis Penataan Kawasan Pesisir dan Pantai Kota Balikpapan
Kota Balikpapan
3. Bid. Perkotaan & Perdesaan : 1. Air Bersih.
2. Penanggulangan Banjir.
3. Tatapan Buma dsk - Tarakan - Bulungan - Malinau - Nunukan
3. Bantuan Teknis Penyusunan RDTR Kawasan Nunukan.
3. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara
4. Bid. Perumahan & Permu- kiman :
1. Perbaikan Prasarana & Perumahan permukiman.
4. Tanremawa dsk - Kab. Berau - Kab. Kutai Timur
4. Penyusunan Tata Ruang Perbatasan
Kaltim-Malaysia.
4. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tabalong, Kabupaten Kutai Kertanegara
5. Bid. Sumberdaya Air : 1. Peningkatan Bendung. 2. Normalisasi Sungai. 3. Rehabilitasi Waduk. 4. Pengembangan Rawa.
5. Pentagot dsk - Kab. Pasir
5. Bantuan Teknis Penyusunan RDTR Sendawar.
5. Penyusunan Penataan Ruang Kawasan Pariwisata Danau
Kabupaten Kutai Kertanegara
6. Bantuan Teknis
Penyusunan RDTR Kawasan Sangatta.
6. Pembinaan Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Bontang
7. Kalibrasi Pedoman
Penyusunan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten .
7. Penyusunan Tata Ruang Pesisir dan Pantai (Lokasi Tanjung Laut, Tanjung Limau, Lok Tuan, dan Sekambing)
Kota Bontang
8. Pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Wilayah Tengah.
8. Bantuan Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kutai Timur
24 Tabel 3.2
Bantuan dan Pembinaan Teknis Propinsi Kalimantan Timur (lanjutan)
No. Usulan Kegiatan
Tahun 2001 Lokasi No.
Usulan Kegiatan
Tahun 2002 Lokasi No.
Usulan Kegiatan
Tahun 2003 Lokasi
9. Pelaksanaan Rapat
Konsultasi Regional Wilayah Tengah.
9. Bantuan Teknis Penyusunan Rencanan Teknik Ruang Kawasan Perkotaan di 6 BWK dan Kawasan Cepat Tumbuh di Kota Sangata
10. Pengembangan KAPET
Sasamba
10. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tarakan Barat
11. Penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Strategis Kawasan Tanah Grogot dsk
11. Penataan Kawasan Pantai Amal untuk menunjang pariwisata
Kota Tarakan
12. Bantek Penyusunan
RTRW Kab GunungMas
12. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tanjung Selor Kab. Bulungan
13. Bantek Penyusunan
RTRW Kab Pulangpisau
13. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Andalan Tanjung Palas dan Bunyu (TATAPANBUMA)
Kabupaten Bulungan
14. Bantek Penyusunan
RTRW Kab Murungraya
14. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Berau
15. Penyusunan Penataan Ruang Kawasan Wisata Tanjung Batu
Kabupaten Berau
16. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab.Pasir
17. Penataan Ruang Kawasan DAS Kandilo-Paser Belengkong, Kab. Pasir
Kabupaten Pasir
18. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Perbatasan Negara, Kalimantan Timur - Sabah (Kabupaten Kutai Barat)
19. Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kutai Barat Untuk Proses Perda
Kab. Kutai Barat
20. Bantuan Teknis Penataan Kawasan Lindung dalam rangka Pengembangan Konservasi Sumberdaya Air
21. Sinkronisasi dan Penyempurnaan Data
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Nunukan 22. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Perbatasan Kabupaten Nunukan dengan Negara Malaysia Bagian Serawak dan Sabah