• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun ini dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun ini dapat"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

- | RENSTRA BKD KOTA MATARAM 2011-2015

B

B

K

K

D

D

K

K

O

O

T

T

A

A

M

M

A

A

T

T

A

A

R

R

A

A

M

M

T

(2)

- | RENSTRA BKD KOTA MATARAM 2011-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah dan rahmat-Nya, sehingga Rencana Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011 – 2015 ini dapat tersusun/terselesaikan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Renstra SKPD merupakan salah satu pedoman penyusunan perencanaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sekaligus menjadi acuan/pedoman bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram beserta jajarannya dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan.

Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang telah direncanakan untuk lima tahun kedepan.

Disadari bahwa teknis penyajian Renstra SKPD ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga saran dan kritik dari semua pihak sangat kami harapkan.

   

Mataram, November 2011 Kepala BKD Kota Mataram,

Dra. Hj. Baiq Evi Ganevia, M.Si Pembina Utama Muda (IV/c)

(3)

- | RENSTRA BKD KOTA MATARAM 2011-2015 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ... ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Landasan Normatif ... 2

1.3 Maksud Dan Tujuan ... 4

1.4 Sistimatika Penulisan ... 4

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN BKD KOTA MATARAM ... 6

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 6

2.2 Sumber Daya ... 14

2.3 Kinerja Pelayanan ... 18

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ... 20

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI ... 22

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tupoksi SKPD ... 22

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota Mataram ... 24

3.3 Analisis Strategis ... 27

3.4 Penetuan Isu-Isu Strategis ... 33

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 35

4.1 Visi dan Misi ... 35

4.2 Tujuan dan Sasaran ... 36

4.3 Strategi dan Arah Kebijakan ... 37

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN INDIKATIF ... 40

BAB VI INDIKATOR KINERJA ... 44

BAB VII PENUTUP ... 47

(4)
(5)

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-Undang tentang Otonomi Daerah merupakan wujud pemenuhan aspirasi, semangat dan tuntutan reformasi penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan berdasarkan prinsip-prinsip good governance sehingga manajemen

pemerintahan dan pembangunan dapat terselenggara secara berdayaguna dan berhasilguna serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Sejalan dengan hal tersebut, agenda kebijakan tentang reformasi khususnya reformasi birokrasi bagi aparatur negara terkait dengan aspek pembinaan Pegawai Negeri Sipil mendapatkan perhatian penting guna menciptakan sumberdaya aparatur yang profesional, bersih dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Untuk itu dipandang perlu adanya mekanisme pembinaan Pegawai Negeri Sipil melalui sistem manajemen Pegawai Negeri Sipil berbasis kompetensi.

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, telah diamanatkan bahwa untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah yang merupakan perangkat daerah.

Selanjutnya dalam Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Badan Kepegawaian Daerah adalah perangkat daerah yang melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dalam membantu tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram

(6)

 

dan mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang kepegawaian daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejalan dengan terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota Mataram periode 2011-2015, telah ditetapkan visi dan misi pembangunan lima tahun kedepan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram tahun 2011-2015. RPJMD merupakan acuan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyelarasan penyusunan rencana strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap SKPD.

Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 disusun sebagai rangkaian rencana tindakan sekaligus menjadi acuan/pedoman bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram beserta jajarannya dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya sebagai bagian dari satuan kerja perangkat daerah dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan dengan berpedoman pada RPJMD Kota Mataram.

1.2 Landasan Normatif

Penyusunan Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai rujukan yakni :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram;

3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

(7)

 

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(8)

 

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 050/2020/SJ Tahun 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah; 19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram;

20. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram 2005-2025;

21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015;

1.3 Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk memberikan arah dan sekaligus menjadi pedoman bagi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD.

1.3.1 Maksud

Maksud disusunnya Renstra-SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah :

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu dengan perencanaan pembangunan Kota Mataram;

2. Sebagai dokumen perencanaan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT);

(9)

 

3. Sebagai dasar tolok ukur penilaian kinerja;

4. Menyediakan acuan yang resmi bagi seluruh jajaran Badan Kepegawaian Daerah dalam menentukan program dan kegiatan prioritas;

5. Memudahkan seluruh jajaran Badan Kepegawaian Daerah untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan untuk lima tahun kedepan.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram 2011-2015 adalah :

1. Menjabarkan visi, misi dan program prioritas Kepala Daerah terpilih melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram;

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan;

3. Terciptanya integritas, sinkronisasi dan sinergitas antara Badan Kepegawaian Daerah dengan unit kerja lainnya dibidang administrasi kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.4 Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan dalam Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, bab ini menguraikan latar belakang penyusunan

Renstra SKPD, Landasan Normatif, Maksud dan Tujuan serta Sistimatika Penulisan.

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA

(10)

 

Organisasi, Sumber Daya dan Kinerja Pelayanan serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan.

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS, bab ini menguraian tentang Identifikasi

Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan, Telahanan Visi, Misi dan Program Walikota Mataram, Analisis Strategis serta Penentuan Isu-Isu Strategis.

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, bab ini menguraian tentang Visi

dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram, Tujuan dan Sasaran serta Strategi dan Arah Kebijakan.

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

BAB VI : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB VII : PENUTUP

(11)

 

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MATARAM

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur penunjang penyelenggara Pemerintah Daerah dibidang kepegawaian daerah, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Mataram melalui Sekretaris Daerah. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram adalah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 25 Juni 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram.

Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sesuai Peraturan Walikota Mataram Nomor 29/KPTS/2008 adalah sebagai berikut :

Tugas Pokok :

Membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Kepegawaian Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi :

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kepegawaian daerah;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang kepegawaian daerah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kepegawaian daerah;

d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang kepala badan yang terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan 4 (empat) bidang yaitu :

(12)

 

1. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian; 2. Bidang Mutasi Kepegawaian;

3. Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian; 4. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian.

Tugas Pokok dan fungsi masing-masing jabatan struktural dimaksud berdasarkan Peraturan Walikota Mataram Nomor : 29/PERT/2008 tanggal 8 Agustus 2008 adalah sebagai berikut :

1. Kepala

Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang kepala dengan tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Badan dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah dibidang Kepegawaian Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kepala Badan mempunyai fungsi : a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan rencana strategis serta program kerja

Badan;

b. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kepegawaian Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Penetapan Kinerja Badan;

d. Penyelenggaran pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan dibidang Kepegawaian Daerah;

e. Penyelenggaraan koordinasi, informasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas badan dengan instansi terkait;

f. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain baik Instansi Pemerintah, Lembaga Pendidikan dan atau swasta;

g. Pemberian pertimbangan dan penetapan perijinan serta rekomendasi teknis dibidang kepegawaian daerah;

(13)

 

h. Pelaksanaan pembinaan manajemen kepegawaian lingkup badan; i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dibidang kepegawaian daerah; j. Pelaporan pelaksanaan tugas Walikota melalui Sekretaris Daerah;

k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sekretariat.

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Sub Bagian yaitu Sub Bagian Perencanaan, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dan masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.

Tugas pokok Sekretaris adalah memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi, dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan kegiatan ketatausahaan badan yang meliputi urusan perencanaan, keuangan dan umum serta kepegawaian.

Adapun fungsi Sekretaris adalah :

a. Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja lingkup badan;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Badan;

c. Pelaksanaan pelayanan Teknis Administratif kepada seluruh Unit Kerja Lingkup Badan;

d. Perumusan bahan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum; e. Pengkoordinasian penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Standar

Prosedur Tetap Pelaksanaan kegiatan lingkup Badan;

f. Perumusan dan penjabaran kebijakan teknis penyelenggaraan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

(14)

 

h. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, dan pengelolaan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesekretariatan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Perencanaan dan Pengadaan Kepegawaian serta Sub Bidang Pengembangan Kepegawaian yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pembinaan teknis penyelenggaraan program perencanaan dan pengembangan kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

c. Perumusan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan, dan pengendalian program perencanaan dan pengembangan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan

sinkronisasi pelaksanan program perencanaan dan pengembangan

(15)

 

e. Pengkoordinasian pelaksanaan program perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah dengan pemerintah provinsi, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria perencanaan dan pengadaan kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria pengembangan

kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program perencanaan dan pengembangan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku; i. Pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sebagai bahan

perencanaan dan pengembangan kepegawaian;

j. Pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis dibidang perencanaan dan pengembangan kepegawaian kepada atasan;

k. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang perencanaan dan pengembangan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

l. Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang perencanaan dan pengembangan kepegawaian sesuai peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

m. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang; n. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

4. Bidang Mutasi Kepegawaian

Bidang Mutasi Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi 2 (dua) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Mutasi Kepegawaian Fungsional dan Sub Bidang Mutasi Kepegawaian Non Fungsional yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang.

(16)

 

Kepala Bidang Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pembinaan teknis penyelenggaraan program mutasi kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Mutasi Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

c. Perumusan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian program mutasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program mutasi kepegawaian;

e. Pengkoordinasian pelaksanaan program mutasi kepegawaiaan daerah dengan

Pemerintah Provinsi, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan

Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria mutasi kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program mutasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

h. Pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sebagai bahan mutasi kepegawaian;

i. Pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis dibidang mutasi kepegawaian kepada atasan;

j. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang mutasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

(17)

 

k. Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang mutasi kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang; m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

5. Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian

Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang membawahi 2 (dua) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Kesejahteraan Kepegawaian dan Sub Bidang Tata Usaha Kepegawaian yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang.

Kepala Bidang kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pembinaan teknis penyelenggaraan program Kesejahteraan dan Informasi kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

c. Perumusan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian program kesejahteraan dan informasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian; e. Pengkoordinasian pelaksanaan program Kesejahteraan dan Informasi

(18)

 

(BKN) dan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria kesejahteraan dan informasi kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program

kesejahteraan dan informasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku; h. Pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sebagai bahan

perencanaan kesejahteraan dan informasi kepegawaian;

i. Pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis dibidang kesejahteraan dan informasi kepegawaian kepada atasan;

j. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang kesejahteraan dan informasi kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

k. Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang kesejahteraan dan informasi kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang; m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang membawahi 2 (dua) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang.

Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pembinaan teknis penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan kepegawaian.

(19)

 

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya; c. Perumusan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian program Pendidikan dan Pelatihan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku; d. Pelaksanaan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian;

e. Pengkoordinasian pelaksanaan program Pendidikan dan Pelatihan

kepegawaiaan daerah dengan pemerintah provinsi, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program

Pendidikan dan Pelatihan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

h. Pengkoordinasian pengumpulan, pengolahan dan analisa data sebagai bahan perencanaan Pendidikan dan Pelatihan kepegawaian;

i. Pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis dibidang Pendidikan dan

Pelatihan Kepegawaian kepada atasan;

j. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang Pendidikan dan

Pelatihan Kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku;

k. Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(20)

 

m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Struktur Organisasi

Adapun susunan organisasi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 25 Juni 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram, terdiri dari 17 jabatan struktural yang terdiri dari :

1. Kepala; 2. Sekretariat;

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian; 4. Bidang Mutasi Kepegawaian;

5. Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian; 6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian

7. Kepala urusan yang berada dibawah sekretariat terdapat 3 (tiga) Sub Bagian, sedangkan seksi-seksi yang berada dibawah bidang terdapat 8 (delapan) sub bidang. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram dapat dilihat pada lampiran 1.

2.2 Sumber Daya

2.2.1 Susunan Kepegawaian

Data pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sampai dengan 31 Desember 2010 berjumlah 38 orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Badan, 1 (satu) Orang Sekretaris, 4 (empat) orang Kepala Bidang, 9 (sembilan) orang Kasubbid/Kasubbag serta 23 (dua puluh tiga) orang staf. Berdasarkan hasil analisis jabatan dan kebutuhan organisasi, Jumlah pegawai yang ada masih kurang dalam upaya mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi.

(21)

 

Komposisi jumlah pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram berdasarkan pada tingkat pendidikan dan kepangkatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1

Komposisi Pendidikan PNS Lingkup Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PROSENTASE KET

1 Magister (S-2) 2 5,26

2 Sarjana (S-1) / D.IV 24 63,16

3 Sarjana Muda (D.III) 4 10,53

4 SLTA 8 21,05

5 SLTP/SD 0 0,00

JUMLAH 38 100,00

Sumber : BKD Kota Mataram

Tabel 2.2

Kepangkatan PNS Lingkup Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH KET a b c d 1 IV 2 2 1 0 5 2 III 5 9 1 8 23 3 II 2 3 3 2 10 4 I 0 0 0 0 0 JUMLAH 9 14 5 10 38

(22)

 

Berdasarkan komposisi pendidikan dan kepangkatan PNS sebagaimana tersebut dalam tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kekuatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram cukup memadai, namun hal tersebut belum dapat menjamin upaya pencapaian hasil kerja secara optimal tanpa didukung dengan pembinaan dan pengembangan kapasitas di bidang tugas masing-masing, karena beban kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram terkait dengan jumlah pegawai yang dilayani sampai dengan akhir tahun 2010 sebanyak 6.499 orang.

Adapun komposisi PNS menurut pendidikan, pangkat/golongan ruang gaji, jenis kelamin dan bezeting jabatan struktural lingkup Pemerintah Kota Mataram dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3

Komposisi Pendidikan PNS Lingkup Pemerintah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PROSENTASE KET

1 Magister (S-2) 94 1,45 2 Sarjana (S-1) / D.IV 3.102 47,73 3 D.III / D.II 1.267 19,49 4 SLTA / D.I 1.859 28,60 5 SLTP 107 1,65 6 SD 70 1,08 JUMLAH 6.499 100,00

(23)

 

Tabel 2.4

Komposisi Kepangkatan PNS Lingkup Pemerintah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO GOL.

RUANG GAJI

JUMLAH PROSENTASE

a b c d 1 IV 1.892 88 22 1 2.003 30,82 2 III 877 790 500 686 2.853 43,90 3 II 545 437 372 177 1.531 23,56 4 I 28 12 63 9 112 1,72 JUMLAH 6.499 100,00

Sumber : BKD Kota Mataram

Tabel 2.5

Komposisi PNS menurut Jenis Kelamin Lingkup Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PROSENTASE KET

1 Laki-Laki 3.116 47,95

2 Perempuan 3.383 52,05

JUMLAH 6.499 100,00

(24)

 

Tabel 2.6

Bezeting Jabatan Struktural Lingkup Pemerintah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO ESELON FORMASI BEZETING LOWONG PROSENTASE (BEZETING)

1 II.A 1 1 0 100,00 2 II.B 29 25 4 86,21 3 III.A 45 43 2 95,56 4 III.B 82 75 7 91,46 5 IV.A 407 370 37 90,91 6 IV.B 290 215 75 74,14 V.A 32 31 1 96,88 JUMLAH 886 760 126 85,78

Sumber : BKD Kota Mataram

2.2.2 Sarana dan Prasarana

Guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sangat dibutuhkan penyediaan sarana dan prasarana kerja yang memadai.

Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

(25)

 

Tabel 2.7

Sarana dan Prasarana Penunjang pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram per 31 Desember 2010.

NO SARANA/PRASARANA JUMLAH/ LUAS

KONDISI

KET

BAIK RUSAK

1 Ruangan 312 M2 312 M2 -

2 Kendaraan Roda 4 2 Unit 2 Unit -

3 Kendaraan Roda 2 14 Unit 14 Unit -

4 Komputer 12 Unit 12 Unit -

5 Laptop 3 Unit 3 Unit -

6 Mesin Foto Copy 1 Unit - 1 Unit

7 Meubelair (Meja+Kursi) 72 Unit 64 Unit 8 Unit

8 Mesin Tik 2 Unit 2 Unit -

9 Printer 7 Unit 6 Unit 1 Unit

10 Fax 1 Unit 1 Unit -

11 LCD 1 Unit 1 Unit -

12 Scaner 1 Unit 1 Unit -

Sumber : BKD Kota Mataram

Dari data tersebut diketahui bahwa kondisi sarana/prasarana kerja khususnya ruangan kerja yang tersedia kurang memadai, sehingga menjadi kendala dalam pengaturan/penempatan tata naskah pegawai se-Kota Mataram dan berdampak pada pelaksanaan kerja pegawai.

2.3 Kinerja Pelayanan

Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur penunjang penyelenggara Pemerintah Daerah dibidang kepegawaian dengan tugas pokok melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur sebagai unsur pelayan masyarakat.

(26)

 

Adapun kinerja pelayanan yang telah dilaksanakan oleh BKD Kota Mataram 2 (dua) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8

Capaian Kinerja Kegiatan pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2009-2010

No Kegiatan Realisasi

2009 2010

1 Pendidikan Penjenjangan Struktural.

- Terlaksananya aparat mengikuti diklat

kepemimpinan : Tingkat II : Tingkat III : Tingkat IV : 3 org; 10 org; 29 org; 5 org; - -

2 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNSD.

- Terlaksananya CPNSD mengikuti Diklat Prajabatan : Golongan I : Golongan II : Golongan III : 9 org; 173 org; 170 org; 9 org; 229 org; 203 org;

3 Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi

bagi PNS Daerah.

- Terlaksananya aparatur mengikuti Diklat

Teknis/Fungsional 14 jenis diklat/ 123 org 12 jenis diklat/ 108 org

4 Penyusunan Rencana Pembinaan Karier PNS.

- Terlaksananya mutasi jabatan ;

- Tersusunnya dokumen peta jabatan dan DUK; 2 Dokumen 2 Kali 2 Dokumen 1 Kali

5 Seleksi Penerimaan CPNS. - Tersusunnya formasi ; - Terseleksinya CPNS : Pelamar Umum : Honorer Daerah ; 1 Dokumen/ 353 org; 142 org 1 Dokumen/ 126 formasi 126 org; - org;

6 Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat

Otomatis.

- Terlaksananya berkas usulan kenaikan pangkat PNS :

Usulan berkas; Terbit Keputusan; - Terbitnya usulan KGB;

- Terbitnya SK Mutasi staf antar SKPD

- Terbitnya SK mutasi/perpindahan antar daerah : mutasi masuk mutasi keluar 1.116 berkas; 1.093 SK KP; 1.030 SK KGB; 103 org; 41 org; 40 org; 1.044 berkas; 1.029 SK KP; 782 SK KGB; 95 org; 34 org; 21 org;

7 Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi.

- Terlaksananya pemberian penghargaan Satya Lencana Karya Satya :

30 Tahun; 20 Tahun; 10 Tahun; 19 org; 32 org; 8 org; 11 org; 34 org; 15 org;

8 Proses Penanganan Kasus-Kasus Pelanggaran

Disiplin PNS

- Tertanganinya kasus-kasus pelanggaran disiplin

PNS : 10 Kasus; 15 Kasus;

9 Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas.

- Terbitnya SK Tugas Belajar;

(27)

 

10 Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan

Praja IPDN.

- Terlaksananya seleksi administrasi calon praja IPDN;

- Praja IPDN yang lulus

44 org; 4 org;

79 org; 4 org;

11 Pengelolaan administrasi kepegawaian

- Penyelesaian Pensiun PNS/terbitnya SK Pensiun; - Karis/Karsu; - Karpeg; - Sumpah/Janji PNS ; 116 org; 28 org; 221 org; - 136 org; 946 org; 371 org 371 org;

Upaya pencapaian program/kegiatan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram tidak terlepas dari dukungan anggaran/pendanaan. Adapun dana APBD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram selama 2 (dua) Tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.9

APBD pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2009- 2010.

THN TARGET REALISASI PROSENTASE

BTL BL BTL BL BTL BL

2009 3.255.009.705,

85 4.687.064.000 1.652.090.454 3.805.259.275 50,75 81,19

2010 14.068.273.394 3.347.419.000 13.715.851.579 3.164.518.512 97,49 94,54

Keterangan : BTL = Belanja Tidak Langsung BL = Belanja Langsung

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram dan mempunyai tugas pokok membantu Walikota Mataram dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang kepegawaian daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

 

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram memiliki beberapa peluang sekaligus kendala dalam upaya meningkatkan kualitas capaian kinerja antara lain :

a. Keterbatasan prasarana gedung kantor.

Hal ini mengakibatkan tata naskah (takah) pegawai tidak dapat dikelola secara

optimal, sehingga pelayanan kepada aparatur seperti kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, pensiun dan pelayanan administrasi kepegawaian lainnya belum dapat dilaksanakan dengan optimal.

b. Pengelolaan data pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah masih dilaksanakan secara manual.

Hal ini berpengaruh pada tingkat akurasi data yang ditampilkan dan sekaligus menambah beban kerja tersendiri dalam memenuhi tuntutan penyajian data kepegawaian baik bagi pimpinan maupun pihak lain.

(29)

 

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD

Pegawai Negeri Sipil adalah salah satu pilar utama pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dan tata pemerintahan. Untuk menghasilkan sumber daya aparatur yang berdaya saing maka sistem reward and punishment perlu dikembangkan secara berkeadilan. Aparatur yang profesional bukan sekedar angan-angan apabila pembinaan dan pengembangan karier benar-benar mengedepankan asas prestasi kerja sebagai salah satu indikator dalam penjenjangan karier, bukan hanya berdasarkan atas kebijakan yang bernuansa politis.

Adapun beberapa permasalahan bidang kepegawaian yang masih menunggu solusi pemecahannya antara lain sebagai berikut :

3.1.1 Belum mandirinya BKD Kota Mataram sebagai lembaga pelaksana diklat.

Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di daerah adalah terselenggaranya pelayanan aparatur yang optimal kepada masyarakat. Untuk mewujudkan pelayanan yang optimal dibutuhkan sumber daya aparatur yang berkualitas dan memiliki kompetensi dibidang tugasnya masing-masing. Tingkat kualitas sumber daya aparatur tidak hanya diukur dari kualifikasi pendidikan formal yang dimiliki, namun didukung juga dengan pendidikan dan pelatihan teknis/fungsional yang diikuti terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dalam suatu jabatan.

Keterbatasan kewenangan yang dimiliki oleh BKD Kota Mtaram untuk menyelenggarakan diklat secara mandiri menjadi kendala utama Pemerintah Kota Mataram dalam upaya menyediakan sumber daya aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah, sehingga

(30)

 

program/kebijakan pemerintah daerah harus menyesuaikan dengan kebijakan diklat Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Salah satu upaya yang ditempuh Pemerintah Kota Mataram terkait dengan keterbatasan kewenangan bidang diklat pegawai adalah melalui pengiriman peserta mengikuti diklat ke lembaga-lembaga penyelenggara yang telah terakreditasi, baik yang ada didalam daerah maupun diluar daerah.

3.1.2 Pengangkatan dan penempatan pejabat belum sesuai dengan pola karier dan kompetensinya.

Pengangkatan dan penempatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.

Dalam manajemen kepegawaian Republik Indonesia, pengembangan pola karier PNS menganut sistem karier dan sistem prestasi kerja dengan lebih mengedepankan unsur prestasi kerja. Sistem karier PNS didasarkan pada azas senioritas sesuai Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sedangkan sistem prestasi kerja lebih menekankan pada tingkat kinerja yang dicapai berdasarkan hasil penilaian obyektif pimpinan unit/satuan kerja masing-masing.

Dalam rangka menjamin pola karier PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram khusus dalam pengangkatan jabatan, diupayakan selalu mengacu pada hasil analisis jabatan yang memadukan pertimbangan normatif dan persyaratan kompetensi yang dimiliki, sehingga pengangkatan dan penempatan PNS dalam jabatan struktural dalam kondisi tertentu masih dimungkinkan tidak relevan dengan kualifikasi pendidikan dasar sepanjang memenuhi persyaratan kompetensi yang dibutuhkan untuk menduduki jabatan tersebut.

3.1.3 Lemahnya penegakan disiplin PNS.

PNS merupakan unsur Aparatur Negara yang diharapkan dapat memberikan tauladan kepada masyarakat. Bentuk keteladanan yang dapat ditunjukkan adalah

(31)

 

dengan mematuhi ketentuan disiplin baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.

Di lingkungan kerja PNS dituntut untuk selalu mentaati jam kerja efektif dan

melaksanakan apel pagi dan siang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan diketahui bahwa tingkat disiplin PNS secara umum masih sangat rendah. Salah satu contoh, kewajiban dasar bagi Pegawai Negeri Sipil untuk mengikuti apel bendera dan apel pagi setiap hari belum dapat terlaksana secara optimal.

Selain itu, persoalan Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin belum tertangani dengan baik sehingga menimbulkan preseden buruk bagi PNS lainnya, karena beranggapan bahwa tidak ada konsekwensi hukum atau sanksi bagi PNS yang melakukan tindakan pelanggaran disiplin.

3.1.4 Belum maksimalnya tingkat pelayanan administrasi kepegawaian.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sebagai lembaga yang melaksanakan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah dituntut untuk menerapkan Standar Operasi Prosedur (SOP), sehingga dalam memberikan pelayanan dapat diketahui dengan pasti tingkat kinerja yang dihasilkan.

Keterlambatan proses penyelesaian administrasi kepegawaian terkait dengan Penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP), Usul Kenaikan Pangkat dan Penetapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil disebabkan adanya keharusan untuk memperoleh persetujuan dari Badan Kepegawaian Negara sebagai lembaga koordinator administratif bidang kepegawaian.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota Mataram

Kota Mataram merupakan Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, memiliki letak yang sangat strategis

(32)

 

sebagai barometer pembangunan bagi Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat. Tuntutan masyarakat yang sangat komplek memacu Pemerintah Kota Mataram untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram yang telah disusun dan diberlakukan melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005–2025, merupakan dokumen perencanaan jangka panjang yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Mataram selama 20 tahun yang sudah pasti mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dokumen perencanaan tersebut merupakan landasan seluruh pihak yang berkeinginan membangun Kota Mataram, sehingga pembangunan yang akan dilaksanakan dapat berkesinambungan menuju “Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius, dan Berbudaya sebagai Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa Tahun 2025.

Berdasarkan uraian diatas, maka dengan terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota Mataram masa jabatan 2010-2015, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram harus disusun sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu lima tahun dan tetap berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional.

Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih masa jabatan 2010-2015 adalah “Terwujudnya Masyarakat Kota Mataram Yang Maju, Religius Dan Berbudaya”, dengan penjelasan makna yang terkandung dalam visi sebagai berikut :

a. Masyarakat Kota Mataram adalah keseluruhan warga Kota (citizen) yang secara administrasi kependudukan menetap dan tinggal diwilayah Kota Mataram dengan segala konsekuwensi keberadaannya sebagai warga kota.

b. Maju ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kota Mataram yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga

(33)

 

kemajuan yang dicapai dengan landasan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Mentaram.

c. Religius diartikan sebagai terciptanya masyarakat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan muammallah serta toleransi yang tinggi antar ummat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani.

d. Berbudaya diartikan sebagai terciptanya keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajuan dan religius yang saling berterima dan kemajuan dan kemajemukan, menguatnya jati diri serta mantapnya budaya lokal yang ditandai dengan masyarakat yang bermoral, bermartabat dan berkesadaran hukum berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma, adat istiadat serta peraturan yang berlaku dalam bingkai masyarakat madani.

Untuk mencapai visi kota Mataram tersebut, ditetapkan 5 misi yang meliputi : a. Misi Pertama : Mewujudkan masyarakat perkotaan yang AMAN ditunjukkan dengan

stabilitas yang kondusif, saling berterima dalam suasana lingkungan yang bersih dan indah untuk mencapai masyarakat yang maju, religius dan berbudaya. Misi ini bertujuan untuk : Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis.

b. Misi Kedua :Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang handal sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah. Misi ini bertujuan : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

c. Misi Ketiga : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Misi ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi daerah. 3. Meningkatkan investasi.

(34)

 

d. Misi Keempat : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berorientasi pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan SPP (Standar Pelayanan Publik) berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Govermance). Misi ini bertujuan :

1. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan.

3. Memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil.

e. Misi Kelima : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan. Misi ini bertujuan :

1. Menurunkan luas wilayah banjir/genangan dan abrasi di wilayah kota. 2. Meningkatkan kualitas lingkungan padat, kumuh dan miskin (PAKUMIS). 3. Meningkatkan media expresi dan ruang publik.

4. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut Pemerintah Kota Mataram menetapkan 10 program pembangunan yaitu :

a. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). b. Penataan dan pembinaan kependudukan.

c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.

d. Pengembangan wilayah dalam kerangka pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal.

e. Peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa. f. Perwujudan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. g. Pembinaan dan penegakan kesadaran hukum masyarakat. h. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan.

(35)

 

i. Penataan supra struktur dan infra struktur pemerintahan.

j. Penataan kawasan pemukiman dan pelestarian lingkungan hidup.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram sebagai SKPD yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan kepegawaian mutlak dibutuhkan dalam penyediaan sumber daya aparatur yang berkualitas sebagai penyelenggara tugas-tugas umum pemerintahan. Oleh karena itu peran BKD sangat strategis dan bersinergi dengan misi

kedua Walikota dan Wakil Walikota Periode 2011-2015 yaitu Meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia yang handal untuk mendorong daya saing daerah.

3.3 Analisis Strategi

Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun faktor penentu keberhasilan yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari lingkungan internal dan ekternal.

Lingkungan internal dan ekternal mempunyai dampak kinerja pada seluruh komponen yang terlibat, yang mencakup kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan ekternal.

Analisis lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi dan misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan.

Analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses yang menempatkan organisasi pada posisi strategis dan menguntungkan.

Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan ekternal.

(36)

 

Analisis lingkungan internal pada dasarnya proses identifikasi yang menguraikan kekuatan dan kelemahan yang meliputi struktur organisasi, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana. Analisis lingkungan internal dikelompokkan atas hal-hal yang merupakan kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku mempunyai beberapa faktor kekuatan yang menjadi pendukung dalam menyusun suatu perencanaan pembangunan.

Faktor kekuatan tersebut antara lain : 1. Dasar Hukum yang jelas.

2. Adanya perencanaan strategis.

3. Adanya struktur organisasi dengan tupoksi yang jelas. 4. Visi dan Misi.

5. Komitmen pimpinan dalam pengelolaan manajemen kepegawaian. 6. Tersedianya dana penunjang kegiatan bidang kepegawaian. 7. Tingkat pendidikan pegawai memadai.

Adapun kelemahan-kelemahan yang dimiliki Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram antara lain :

1. Ruang kerja kurang memadai. 2. Lemahnya koordinasi antar bidang. 3. Jumlah pegawai masih kurang.

4. Tingkat disiplin dan motivasi serta etos kerja pegawai masih kurang. 5. Pengelolaan tata naskah pegawai kurang tertib.

6. Data pegawai kurang lengkap. 7. Orientasi pada jabatan struktural.

(37)

 

8. Belum ada standar pelayanan minimal kegiatan bidang kepegawaian.

3.3.1.1. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal pada dasarnya identifikasi terhadap kondisi lingkungan luar organisasi yang menguraikan tentang peluang dan tantangan/ancaman. Identifikasi ini akan menghasilkan indikasi mengenai peluang

(opportunity) dan tantangan (threats) organisasi dalam mencapai tujuan dan

sasaran.

Analisis lingkungan eksternal menghasilkan peluang-peluang (opportunity)

dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram, diantaranya :

1. Terbukanya kerjasama dengan pihak ketiga untuk peningkatan kualitas sumber daya aparatur.

2. Rencana pengembangan jabatan fungsional.

3. Adanya sistem informasi manajemen kepegawaian yang terpadu. 4. Pengembangan sistem karier berdasarkan prestasi kerja.

5. Adanya pendelegasian wewenang bidang kepegawaian. 6. Tersedianya dana dalam APBD yang memadai.

7. Peningkatan kesejahteraan pegawai.

Sedangkan tantangan (treaths), diantaranya :

1. Kebutuhan akan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah

(Pelayanan Prima) sebagai perwujudkan good governance.

2. Kurangnya partisipasi unit kerja lain (ego sektoral).

3. Rendahnya pemahaman pegawai tentang peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian.

4. Data pegawai pada SKPD belum akurat.

(38)

 

6. Paradigma reformasi birokrasi serta perbedaan interpretasi dalam menyikapi otonomi daerah.

7. Intervensi berlebihan dalam bidang kepegawaian yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

Analisa SWOT dilakukan untuk mengkaji kekuatan (strenght) dan peluang

(opportunity) yang dimilki kemudian dibandingkan dengan kelemahan (weakness)

dan ancaman (threats) yang dihadapi. Skala pembobotan terhadap keempat unsur

(39)

 

Tabel 3.1

Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

NO KEKUATAN (S) NO KELEMAHAN (W) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Dasar hukum yang jelas. Adanya perencanaan strategis. Adanya struktur organisasi dengan tupoksi yang jelas.

Visi dan Misi.

Komitmen pimpinan dalam pengelolaan manajemen kepegawaian.

Tersedianya dana penunjang kegiatan bidang kepegawaian. Tingkat pendidikan pegawai memadai. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Ruang kerja kurang memadai. Lemahnya koordinasi antar bidang. Jumlah pegawai kurang.

Tingkat disiplin dan motivasi serta etos kerja pegawai masih rendah. Pengelolaan tata naskah pegawai kurang tertib.

Data pegawai kurang lengkap. Orientasi pada jabatan struktural. Belum ada standar pelayanan minimal kegiatan bidang kepegawaian.

NO PELUANG (O) NO TANTANGAN (T)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Terbukanya kerjasama dengan pihak ketiga untuk peningkatan kualitas sumberdaya aparatur. Rencana pengembangan jabatan fungsional.

Adanya sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG).

Pengembangan sistem karier berdasarkan prestasi kerja. Adanya pendelegasian wewenang bidang kepegawaian.

Tersedianya dana dalam APBD yang memadai. Peningkatan kesejahteraan pegawai. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kebutuhan akan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih

murah sebagai perwujudkan good

governance.

Kurangnya partisipasi unit kerja lain (ego sektoral).

Rendahnya pemahanan pegawai tentang peraturan

perundang-undangan bidang kepegawaian.

Data pegawai pada SKPD belum akurat.

Keluhan masyarakat terhadap kinerja organisasi kepegawaian.

Paradigma reformasi serta

interpretasi sempit dalam menyikapi otonomi daerah.

Intervensi berlebihan dalam bidang kepegawaian yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

(40)

 

Tabel 3.2

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perumusan Skala Prioritas

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor Kesimpulan

I KEKUATAN (S)

1. Dasar hukum yang jelas; 2. Adanya perencanaan strategis; 3. Adanya struktur organisasi dengan

tupoksi yang jeas; 4. Visi dan Misi;

5. Komitmen pimpinan dalam pengelolaan manajemen kepegawaian;

6. Tersedianya dana penunjang kegiatan bidang kepegawaian;

7. Tingkat pendidikan pegawai memadai.

3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 9 12 12 12 9 16 16 III II II II III I I II KELEMAHAN (W)

1. Ruang kerja kurang memadai; 2. Lemahnya koordinasi antar bidang; 3. Jumlah pegawai masih kurang; 4. Tingkat disiplin dan motivasi kerja

pegawai masih kurang;

5. Pengelolaan tata naskah pegawai kurang tertib;

6. Data pegawai kurang lengkap; 7. Orientasi pada jabatan struktural; 8. Belum adanya standar pelayanan

minimal kegiatan bidang kepegawaian.

2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 6 9 6 6 9 12 9 16 IV III IV IV III II III I

No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor Kesimpulan

I PELUANG (O)

1. Terbukanya kerjasama dengan pihak ketiga untuk peningkatan kualitas sumber daya aparatur;

2. Rencana pengembangan jabatan fungsional;

3. Adanya sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG);

4. Pengembangan sistem karier berdasarkan prestasi kerja; 5. Adanya pendelegasian wewenang

bidang kepegawaian;

6. Tersedianya dana dalam APBD yang memadai;

7. Peningkatan kesejahteraan pegawai.

4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 16 9 16 9 6 6 6 I II I II III III III

(41)

 

II TANTANGAN (T)

1. Kebutuhan akan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah sebagai

perwujudan good governance;

2. Kurangnya partisipasi unit kerja lain (ego sektoral);

3. Rendahnya pemahaman pegawai tentang peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian;

4. Data pegawai pada SKPD belum akurat; 5. Keluhan masyarakat terhadap kinerja

organisasi kepegawaian;

6. Paradigma reformasi birokrasi serta perbedaan interprestasi dalam menyikapi otonomi daerah;

7. Intervensi berlebihan dalam bidang kepegawaian yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 16 12 12 16 9 9 9 I II II I III III III

(42)

 

Tabel 3.3

Analisis Manajemen Strategis

Analisis Lingkungan S W Internal Analisis Lingkungan Eksternal  Tersedianya dana penunjang kegiatan bidang kepegawaian.  Tingkat pendidikan pegawai memadai.

 Belum ada standar

pelayanan minimal kegiatan bidang kepegawaian

 Data pegawai kurang

lengkap

O SO WO

 Terbukanya kerjasama

dengan pihak ketiga untuk peningkatan kualitas sumber daya aparatur.

 Adanya sistem informasi

manajemen

kepegawaian (SIMPEG).

 Dana yang memadai

untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur melalui

kerjasama dengan pihak ketiga.

 Tingkat pendidikan

pegawai yang memadai untuk mendukung sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG).  Penyusunan SPM kegiatan bidang kepegawaian melalui kerjasama dengan pihak ketiga.  Melengkapi data pegawai dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen kepegawaian secara terpadu. T ST WT  Kebutuhan akan

pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah sebagai perwujudan good governance.

 Data pegawai pada

SKPD Kota Mataram kurang akurat.

 Dana yang memadai

untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik, cepat dan murah.

 Tingkat pendidikan

pegawai yang memadai sebagai daya dukung penyediaan data yang akurat.

 Dengan adanya SPM

akan terwujud pelayanan yang lebih baik, cepat dan murah.

 Melengkapi data

pegawai melalui pendataan keseluruh SKPD.

(43)

 

3.4 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi pencapaian tujuan pembangunan.

Dari 8 strategi yang muncul berdasarkan konsensus dan keterkaitan dengan misi, ditetapkan urutan I sampai IV meliputi :

I. Meningkatnya sumber daya aparatur melalui kerjasama dengan pihak ketiga dengan memanfaatkan sumber dana yang tersedia.

II. Melengkapi data pegawai dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG).

III. Pelayanan yang lebih baik dan cepat dengan memanfaatkan data yang akurat. IV. Penyusunan standar pelayanan minimal bidang kepegawaian guna mewujudkan

(44)

 

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015, disebutkan bahwa misi kedua Pembangunan Kota Mataram adalah “Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal untuk mendorong daya saing”. Misi ini bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dengan sasaran misi ini adalah terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berdaya saing.

4.1 Visi dan Misi

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan. Dalam era reformasi sekarang ini yang ditandai dengan perubahan disegala bidang tanpa terkecuali bidang kepegawaian harus secara bertahap, konsisten dan berkesinambungan melakukan perubahan kearah perbaikan, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai secara optimal.

Visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah

”Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang Berkualitas dalam Memberikan Pelayanan Yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel”.

Adapun penjelasan makna kunci yang terkandung dalam visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram adalah sebagai berikut :

a. Sumber Daya Aparatur adalah Pegawai Negeri Sipil termasuk tenaga honorer lingkup Pemerintah Kota Mataram.

b. Berkualitas memiliki makna kemampuan sumber daya aparatur Pemerintah Kota Mataram yang berdaya saing.

c. Pelayanan berarti cara kerja terbaik yang dilakukan oleh masing-masing aparatur dalam kapasitasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

(45)

 

d. Efektif memiliki makna bahwa kapasitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

e. Efisien bermakna bahwa pemberian pelayanan oleh aparatur dilakukan secara tepat guna dan responsif.

f. Transparan memiliki makna bahwa pelayanan oleh aparatur bersifat terbuka, dapat diketahui oleh semua pihak.

g. Akuntabel dapat diartikan bahwa pelayanan yang diberikan dapat

dipertanggungjawabkan.

Untuk mendukung terwujudnya visi, maka Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram menetapkan Misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dalam mewujudkan visi, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur yang handal dan berdaya saing. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan administratif kepegawaian berdasarkan

prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

4.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu aktual dan análisis strategik. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang.

Untuk lebih terarahnya pencapaian visi dan misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram, telah ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut :

a. Misi Pertama : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur yang handal dan berdaya saing, misi ini bertujuan untuk : Mewujudkan Sumber Daya Aparatur yang bersih dan berwibawa, dengan sasaran : Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berdaya saing.

(46)

 

b. Misi Kedua : Meningkatkan kualitas pelayanan administratif kepegawaian

berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), misi ini

bertujuan :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan Aparatur;

2. Mewujudkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG). Dengan sasaran :

1. Terwujudnya pelayanan Aparatur yang berkualitas;

2. Terbangunnya database kepegawaian yang lengkap, akurat dan terkini.

Tabel 4.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi : Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berkualitas dalam memberikan pelayanan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

MISI TUJUAN SASARAN

Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur yang handal dan berdaya saing

Mewujudkan Sumber Daya Aparatur yang bersih dan berwibawa.

Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berdaya saing.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan administratif kepegawaian berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) 1. Meningkatkan kualitas pelayanan Aparatur. 2. Mewujudkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG). 1. Terwujudnya pelayanan Aparatur yang berkualitas. 2. Terbangunnya database

kepegawaian yang lengkap, akurat dan terkini.

4.3 Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi adalah pemikiran-pemikiran secara konseptual analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram.

Sejalan dengan tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan diatas, maka beberapa strategi yang ditempuh antara lain :

(47)

 

1. Peningkatan kompetensi, integritas dan profesionalisme Sumber Daya Aparatur. 2. Koordinasi dan sinkronisasi upaya peningkatan kualitas pelayanan aparatur 3. Peningkatan sarana dan prasarana bidang kepegawaian.

Untuk mencapai rangkaian strategi diatas, diharapkan arah kebijakan berikut ini mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Arah kebijakan yang akan ditempuh antara lain :

1. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan aparatur dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

2. Meningkatan disiplin PNS.

3. Pemenuhan kuantitas dan kualitas pelayanan kepegawaian dengan penerapan SOP. 4. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

Untuk lebih jelasnya berikut ini kami paparkan keterkaitan visi dan misi, tujuan, sasaran serta strategi dan arah kebijakan pada tabel dibawah ini.

(48)

 

Tabel 4.2

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta Strategi dan Arah Kebijakan

VISI : Terwujudnya Sumber Daya Aparatur Yang Berkualitas Dalam Memberikan Pelayanan Yang Efektif, Efisien, Transparan Dan Akuntabel. MISI I : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang handal dan berdaya saing.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Mewujudkan Sumber Daya Aparatur yang bersih dan berwibawa.

1.1 Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berdaya saing.

1.1.1 Peningkatan kompetensi, integritas dan profesionlisme Sumber Daya Aparatur.

1.1.1.1 Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan Aparatur dalam pelaksanaan tupoksi.

1.1.1.2 Meningkatkan disiplin PNS. MISI II : Meningkatkan kualitas pelayanan administratif kepegawaian berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good

Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatkan kualitas

pelayanan Aparatur 1.1 Terwujudnya pelayanan Aparatur yang berkualitas .1.1.1 Koordinasi dan sinkronisasi upaya peningkatan kualitas pelayanan aparatur

1.1.1.1 Pemenuhan kuantitas dan kualitas pelayanan kepegawaian dengan penerapan SOP

2. Mewujudkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG)

1.2 Terbangunnya database kepegawaian yang lengkap, akurat dan terkini

1.2.1 Penyediaan sarana dan

prasarana kepegawaian. 1.2.1.1 Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)  

(49)

 

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN INDIKATIF

Program pembangunan dan rencana kegiatan indikatif yang dituangkan kedalam Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram Tahun 2011-2015 disusun dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015.

Renstra SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram disusun untuk mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram selama kurun waktu lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, meliputi kegiatan : 1.1 Penyediaan jasa surat menyurat;

1.2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; 1.3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;

1.4 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional; 1.5 Penyediaan alat tulis kantor;

1.6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; 1.7 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;

1.8 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; 1.9 Penyediaan makanan dan minuman

1.10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah; 1.11 Penyusunan dokumen perencanaan;

1.12 Pengelolaan administrasi umum kepegawaian; 1.13 Penyediaan administrasi keuangan;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang meliputi : 2.1 Pengadaan peralatan gedung kantor;

(50)

 

2.2 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional; 2.3 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor;

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, yang meliputi kegiatan :

3.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi keuangan; 3.2 Penyusunan laporan keuangan semesteran;

3.3 Penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Program Pendidikan Kedinasan, yang meliputi kegiatan :

4.1 Pendidikan Penjenjangan struktural;

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang meliputi kegiatan : 5.1 Pendidikan dan pelatihan Prajabatan bagi calon PNS Daerah;

5.2 Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS Daerah; 5.3 Bimbingan Teknis Manajemen Kepegawaian;

6. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, yang meliputi kegiatan : 6.1 Penyusunan rencana pembinaan karier PNS;

6.2 Seleksi penerimaan calon PNS;

6.3 Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS; 6.4 Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS; 6.5 Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas;

6.6 Pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan praja IPDN; 6.7 Pengelolaan administrasi kepegawaian.

6.8 Pengembangan Simpeg Daerah.

Untuk lebih jelasnya program dan kegiatan serta pendanaan indikatif, kami paparkan pada tabel dibawah ini :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh biaya pemeliharaan instalasi air terhadap tingkat laba operasi dengan volume kebocoran/kehilangan air

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 35,216 lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1,679, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keterlibatan pengguna

Bandung 2016-2020 V-38 Tugas pokok Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah adalah melaksanakan kebijakan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan bidang

Persamaan terbaik yang dihasilkan dari analisis 3D-QSAR yang menggunakan metode PLS memiliki nilai r 2 =0,863, sehingga persamaan terbaik hasil analisis 3D-QSAR

Begitu juga hal yang sama terjadi pada Anisa, lebih dari setengah kelas Annisa memberikan suara untuk Annisa menjadi ketua kelas, ertinya kebanyakan daripada

Dari hasil observasi dilapangan, peneliti menemukan 1 orang penerima berdasarkan keterangan dari pemilik rumah, rumah bantuan tersebut roboh setelah tahap terakhir

Program aplikasi multimedia (audio visual) membaca huruf hijaiyah yang dirancang oleh penulis diharapkan dapat membantu anak atau orang dewasa yang ingin belajar

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya, serta relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara