Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh stakeholders.
MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders.
Landasan Pencapaian Visi dan Misi
EMPATHY
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani. ENTERPRENEURSHIP
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.
EMPOWERMENT
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respon yang cepat bagi stakeholders.
TEAMWORK
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
TRUSTWORTHINESS
PROFIL
PERUSAHAAN
PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH No 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639. HT.01.01TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.
Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomantani SH., M. Hum, Notaris di Jakarta, mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 524/KMK13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.
Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah kantor yang dimiliki oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para nasabah berjumlah 23 kantor yang terdiri dari kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.
Sebagai bank yang memilih sektor retail sebagai core business, Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah satu Bank Devisa.
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat pengakuan dari majalah Infobank sebagai salah satu bank penyandang predikat “Sangat Baik” sejak tahun 2004 sampai dengan 2008.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2010, dapat kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
PEMEGANG SAHAM 2010
PT Kharisma Prima Karya 99 %
Oki Widjaja 1%
Peristiwa Penting
04 Januari 2010 Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Ukrida II
Jakarta
17 Agustus 2010 Lomba Melukis dalam Acara 17an Agustus
Jakarta
03 Maret 2010
Pembukaan Kantor Cabang Yogyakarta
Yogyakarta
16 Oktober 2010
Program Penghijauan di sepanjang Bantaran Kanal Timur
Jakarta
27 Mei 2010
Pembukaan Kantor Cabang Semarang
Semarang
01 November 2010
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kembang Jepun, Surabaya
Surabaya
02 Juli 2010
Pembukaan Kantor Cabang Solo
Solo
11 November 2010
Bantuan untuk korban bencana Merapi di Yogyakarta
STRUKTUR
KELOMPOK
USAHA
HADI SURYA 82%
POENTA SURYA 13%
DHARMA SURYA 5%
PT. BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG 99,99%
PT. BANK INA PERDANA
Ultimate Shareholders : HADI SURYA dan OKI WIDJAJA
PT. BAGUS SETIA GIRI 0,01%
PENGURUS
Komisaris Utama : Utama Hadi Surya Komisaris Independen : Yahya Marie Direktur Utama : Hadi Surya Direktur : Suherman Widjaja Direktur : Dwijaya Hadisurya
PT. TUNGGALADHI BASKARA 73,4%
PENGURUS
Komisaris Utama : Utama Hadi Surya Komisaris : Suherman Widjaja Direktur Utama : Hadi Surya Direktur : Dwijaya Hadi Surya
PT. KHARISMA PRIMA KARYA 99%
OKI WIDJAJA 1%
PENGURUS
Komisaris : Rendy Diego Soedarjo Direktur : Oki Widjaja
PT. GALVA 26,6%
TENG TIMOTHY KING 7%
YANTI WIDJAJA 3,57%
SANTI WIDJAJA 3,56%
SUHERMAN KARUNIA ATMADJA
0,12%
HERMAN SUSASTRO
0,12% TJIOE JOHAN
SUGITA 0,12%
URIPTO WIDJAJA 48,51%
OKI WIDJAJA 22%
PENGURUS
Komisaris Utama : Uripto Widjaja Komisaris : Amelia Widjaja Komisaris : Yanti Widjaja Direktur Utama : Oki Widjaja Direktur : Tina Widjaja
TINA WIDJAJA 15%
STRUKTUR KELOMPOK USAHA
PT BANK INA PERDANA
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang merupakan Perusahaan Induk Bank yang menguasai saham mayoritas Bank Ina Perdana melalui kepemilikan saham pada PT. Tunggaladhi Baskara (TAB). PT. Bagusnusa Samudra Gemilang berdomisili di Jakarta dengan aktivitas bisnis utamanya bergerak di bidang perkapalan (shipping) dan kepemilikan saham pada perusahaan sejenis.
Perusahaan didirikan pada tanggal 7 Oktober dengan Akta Pendirian Perusahaan No. 62, dihadapan Notaris Benny Kristanto, S.H. yang disahkan oleh Menteri Kehakiman, dengan Surat Keputusan No. C2-18.496.HT.01.01 TH94 tertanggal 19 Desember 1994. Total Aset PT. Bagusnusa Samudra Gemilang (terkonsolidasi dengan perusahaan-perusahaan anak) per 31 Desember 2009 mencapai Rp. 27,42 trilyun, dan mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi Rp. 4,37 trilyun per 31 Desember 2010.
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang memiliki anak
perusahaan (
subsidiaries
) sebagai berikut :
Nama Perusahaan
Aktivitas
Utama Domisili
Persentase Kepemilikan
Langsung
Total Aset (dlm milyar
rupiah)
31 Desember 2010 PT. Tunggaladhi Baskara dan Anak Perusahaan (TAB).
Investasi Jakarta 99,99 4.302,43
PT. Binawahana-tama Perkasa (BWP).
Investasi Jakarta 99,99 102,47
PT. Kalatama
Dharmanusa. Investasi Jakarta 99,99 28,30
PT. Garuda Mahakam Pratama (GMP)
Perkapalan Jakarta 97,36 8,42
Data Keuangan PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
Pos-Pos Penting
(dalam jutaan rupiah) 2010 2009 2008
Total Asset 4.369.391 27.418.743 27.592.840 Stockholders’ Equity 1.575.557 3.897.148 3.381.514 Revenues 138.903 6.569.551 7.102.444 Gross Profit 85.173 1.464.764 2.289.581 Net Income (Loss) (738.219) (1.936.017) 682.088
Anak perusahaan terbesar dari PT. Bagusnusa Samudra Gemilang (BSG) adalah PT. Tunggaladhi Baskara (TAB) dimana salah satu anak perusahaan TAB adalah PT. Berlian Laju Tanker (BLT). PT. Berlian Laju Tanker (BLT) sendiri
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan yang merupakan salah satu perusahaan perkapalan yang terbesar di Asia. Beberapa penghargaan baik nasional maupun internasional pernah diperoleh oleh PT. Berlian Laju Tanker (BLT), antara lain adalah :
- Investor Award 2007 : Category Best Public Company in Infrastructur Sector
- Business Review Award 2007 : Category : Sixth Best CEO
- Investor Best Syariah 2007 : Category 2nd Place for Syariah
Mudharabah Bond
- Investor Award 2006 : Category Best Public Company in Infrastructure Sector
- The Value Creator Award 2006 : Category The Best Public Companies Base On EVA Concept For Its Success and Achievement of EVA with Asset Above 1 Trillion Rupiah
- Bisnis Indonesia Award 2006 : Category Best Public Company on Main Board
- Forbes Asia 2004 & 2005 : Category One Of 100 Best Under A Billion
Kepemilikan Pemegang Saham dalam Kelompok
Usaha
Kepemilikan Pemegang Saham dalam Kelompok Usaha Bank Ina Perdana adalah sebagai berikut :
Perusahaan Pemegang Saham Persentase
Kepemilikan
31 Desember 2010
Bank Ina PT. Kharisma Prima Karya 99,00% Oki Widjaja 1,00%
PT. Kharisma Prima Karya
PT. Tunggal Adhi Baskara 73,40%
PT. Galva 26,60%
PT. Tunggaladhi Baskara
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
99,99%
PT. Bagus Setia Giri 0,01%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang
Hadi Surya 82%
Poenta Surya 13%
Dharma Surya 5%
PT. Galva Uripto Widjaja Tina Widjaja Oki Widjaja
Teng Timothy King Yanti Widjaja Santi Widjaja Suherman Karunia Atmadja
Herman Susastro Tjioe Johan Sugita
48,51% 15% 22% 7% 3,57% 3,56% 0,12%
0,12% 0,12%
Pos-Pos Penting
(dalam jutaan rupiah) 2010 2009 2008
Total Asset 948.787 846.361 661.918 Kredit 598.397 587.863 489.472 Aktiva Produktif 845.276 797.050 625.140
Dana Pihak Ketiga 811.443 722.799 557.262
Pinjaman Diterima 0 0 76
Modal Sendiri 118.158 111.758 98.412 Jumlah Lembar Saham yang
Ditempatkan & Disetor
128 juta lembar
128 juta lembar
128 juta lembar Total Biaya Dana 7,13% 9,30% 11,23% Pendapatan 106.371 104.327 90.089 Biaya 96.994 84.788 76.091 Pendapatan Bunga Bersih 48.549 38.882 42.120 Laba Operasi 9.035 19.267 14.113 Laba Sebelum Pajak 9.379 19.539 13.998 Pajak Penghasilan 2.610 6.194 4.633 Laba Rugi Setelah Pajak 6.769 13.345 9.365 Laba Bersih Per Saham 53 104 73
Permodalan
CAR dengan Risiko Kredit, Operasional dan Pasar
24,82% 24,50% 26,28%
Pos-Pos Penting
(dalam jutaan rupiah) 2010 2009 2008
Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva Produktif Bermasalah
vs Aktiva Produktif 1,65% 0,32% 0,82% CKPN terhadap Aktiva
Produktif 0,86% 0,86% 1,02% Pemenuhan PPA Produktif 100% 100,93% 100,30% Pemenuhan PPA Non Produktif 100% 122,95% 384,40% NPL (Gross) 2,32% 0,44% 1,04% NPL (net) 1,98% 0,30% 0,88%
Rentabilitas
ROA 1,10% 2,57% 2,08% ROE 5,92% 13,25% 10,31% Net Interest Margin 6,22% 5,38% 6,15% BOPO 93,88% 82,54% 85,17%
Likuiditas
LDR 73,74% 81,33% 87,84%
KEPATUHAN (COMPLIANCE)
a. Persentase Pelanggaran
BMPK - -
-b. Persentase Pelampauan
BMPK - -
-GWM RUPIAH 8,08% 5,11% 5,21%
PDN - -
SAMBUTAN
DEWAN
KOMISARIS
Pemulihan perekonomian global yang semakin membaik selama tahun 2010 membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan yang dibarengi dengan terjaganya kondisi fundamental domestik.
Selama tahun 2010 Bank Ina Perdana (Bank) telah mempertahankan pertumbuhannya, sebagaimana terlihat dari meningkatnya total aset Bank sebesar 12% dari Rp 846,36 milyar pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 948,79 milyar di akhir tahun 2010, jumlah kantor cabang berkembang dari 19 kantor di tahun 2008 menjadi 23 kantor cabang di akhir 2010. Sedangkan Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,82% di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan. Namun demikian perolehan laba mengalami penurunan sebesar 49,28% menjadi Rp 6,77 milyar di akhir tahun 2010, dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 13,35 milyar. Penurunan laba ini disebabkan oleh adanya penambahan pembentukan pencadangan aktiva produktif dan aktiva non produktif, seiring dengan peningkatan Non Performing Loan (NPL) netto dari 0,30% di akhir tahun 2009 menjadi 1,98% di akhir tahun 2010.
Dari kiri ke kanan
Hari Sugiharto
KomisarisBirawa
Natapradja
Komisaris UtamaDenny Susilo
KomisarisSelama tahun 2010 Bank Ina Perdana
(Bank) telah mempertahankan
Menyadari kondisi tersebut di atas, Dewan Komisaris sebagai organ dari Bank terus mendorong agar Manajemen secara konsisten menerapkan prinsip mitigasi risiko dan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit guna memperbaiki kualitas aktiva produktif. Di samping itu penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) juga terus dikembangkan untuk meningkatkan kinerja bisnis yang merupakan faktor penting dalam proses penciptaan nilai dan pertumbuhan. Dewan Komisaris juga menghargai upaya manajemen untuk melakukan konsolidasi dalam rangka memperbaiki kualitas aktiva produktif dan secara berkesinambungan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia, penyempurnaan sistem dan prosedur operasional dan perkreditan serta meningkatkan jasa pelayanan kepada para nasabah yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kinerja bank.
Dewan Komisaris beserta ketiga komite yang ada, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi akan terus menjalankan tugas pengawasan dan sekaligus mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan strategis Bank, penerapan tata kelola usaha yang baik dan juga peningkatan fungsi pengendalian yang melekat dalam setiap bagian dalam struktur organisasi Bank. Sehingga Bank dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, sesuai dengan visi dan misinya sehingga dapat terus memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder.
Pada kesempatan ini juga Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemegang saham bank, direksi, pejabat eksekutif, karyawan, seluruh mitra binis dan nasabah, serta Bank Indonesia selaku otoritas atas segala dukungannya bagi pertumbuhan Bank.
DEWAN KOMISARIS BANK INA PERDANA
Hari Sugiharto
Komisaris
Birawa Natapradja
Komisaris Utama
Denny Susilo
PROFIL
DEWAN
KOMISARIS
Birawa Natapradja
Komisaris Utama
Lahir di Nganjuk, Jawa Timur. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Parahyangan, Bandung tahun 1965 dan memulai karir di bidang perbankan sejak bergabung dengan Bank Buana di tahun 1969 s/d 1971 dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pimpinan Cabang Surabaya. Berbagai kursus dan seminar mengenai perbankan telah diikuti beliau di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 1972 beliau bergabung dengan Bank Panin Cabang Semarang jabatan sebagai Kepala Cabang hingga tahun 1975. Kemudian di tahun 1975 beliau bergabung dengan BCA dengan menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Semarang hingga 1976. Masih tetap berkarir di BCA, di tahun 1977 beliau menjabat posisi sebagai Kepala Cabang Medan hingga 1985. Mulai tahun 1986 hingga 2001 beliau menjabat posisi Kepala Wilayah V Sumatera. Berbagai penghargaan diraih beliau selama berkarir di BCA. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2009, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Astral Permai. Pada tahun 2007-2009 beliau juga menjabat sebagai Int’l Oicer/Adviser Salim Group di Nigeria.
Hari Sugiharto
Dewan KomisarisLahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973 tercatat sebagai Dosen di Universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut : Sekretaris Dewan Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI, anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana Pensiun BPK Penabur dan Pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.
Denny Susilo
Dewan KomisarisMulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT Great River International Tbk, sebagai internal auditor sampai tahun 1989.
SAMBUTAN
DEWAN
DIREKSI
Dengan bertambahnya beberapa kantor cabang serta upaya
peningkatan usaha dari kantor-kantor yang sudah ada,
Bank Ina Perdana berhasil membukukan total aset pada
akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2010 di luar dugaan mampu mencapai 6,1% atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 5,8%, dimana sumber pertumbuhan ekonomi banyak didominasi oleh sektor keuangan, telekomunikasi, sekuritas, perkebunan besar dan pertambangan besar. Sepanjang tahun 2010, situasi ekonomi dan politik yang cukup kondusif telah memacu aliran dana masuk dari sektor asing ke dalam negeri, sehingga berdampak bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional meskipun banyak pihak yang menyayangkan bahwa pertumbuhan ekonomi ini belum menyentuh sektor riil yang berperan cukup besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan itu, Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2010 juga telah memperluas jaringan kantornya dengan membuka beberapa kantor cabang di luar kota terutama di Jawa Tengah, yakni di Yogyakarta, Solo dan Semarang.
Dengan bertambahnya beberapa kantor cabang serta upaya peningkatan usaha dari kantor-kantor yang sudah ada, Bank Ina Perdana berhasil membukukan total aset pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar, naik 12,10% dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp 846,36 miliar. Kenaikan total aset ini disebabkan adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga dari Rp 722,80 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 811,44 miliar di tahun 2010. Sementara itu, dari sisi penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang diberikan berhasil dibukukan sebesar Rp 598,40 miliar, naik 1,79% dibanding akhir Desember 2009.
Jumlah keuntungan yang berhasil dibukukan sampai dengan akhir Desember 2010 sebesar Rp 6,77 miliar, turun 49,28% dibandingkan dengan akhir tahun Desember 2009. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan kualitas kredit dari beberapa debitur. Akan tetapi dari sisi pendapatan bunga bersih, terjadi peningkatan sebesar Rp 9,67 miliar menjadi Rp 48,55 miliar di akhir tahun 2010.
Dari kiri ke kanan
Winadewi Hanantha
Direktur BisnisAdi Wiratama
Direktur UtamaKe depannya, Bank akan melakukan pembenahan di internal Bank untuk memperbaiki kualitas kredit dalam rangka menurunkan rasio NPL dan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian kredit kepada debitur. Penambahan jaringan kantor juga akan dilakukan untuk meningkatkan volume usaha Bank.
Akhir kata, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait; para pemegang saham, Bank Indonesia, para nasabah, para karyawan, dan seluruh pihak yang berupaya untuk senantiasa meningkatkan kinerja Bank secara keseluruhan.
Salam sejahtera !
Ir. Adi Wiratama, MBA
Direktur Utama
Budiarto Santoso
Direktur Kepatuhan
Winadewi Hanantha
PROFIL
DEWAN
DIREKSI
Adi Wiratama
Direktur Utama
Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan Master of Business Administration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 – 1981, sebagai System Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 – 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun 1983 – 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 – 1989, sebagai SAVP & Kepala Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989-1994, sebagai VP & Kepala Divisi Pengawasan TSI Bank Danamon dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun 1996 – 1999.
Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia Umum di Bank Jasa Arta, dan kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana.
Budiarto Santoso
Direktur KepatuhanBergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer di Akademi Pengetahuan Komputer “Budi Luhur” (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984 sebagai staf akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT Bank Haga sampai akhir Juni 2008. Selama bergabung di Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, Audit, Human Resources, General Affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability management, sertifikasi manajemen risiko, Professional Director Program dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Winadewi Hanantha
Direktur BisnisLahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri.
Board of Commissioners
Strategic Planning & Budgeting Committee Assets & Liabilities Committee
Credit Committee
System & Info. Technology Committee Risk Management Committee
Audit Committee
Risk Supervisory Committee
Remuneration & Nomination Committee
Secretary Internal Audit
Branches
President Director
Operation Support
Loan Admin. Center
Credit & Marketing Group
Central Credit
Group Operation Group
Info. System & Accounting Group
Human Resources & General Affair Group
Risk Management & Compliance Group
Commercial & Consumer Products
Credit Analyst & Review
Central Operation
Information Technology
Human Resources
Risk Management
Credit Program
Credit Quality Control
Appraisal
Legal &
Remedial Treasury
Business Development
Operation Support
Loan Admin. Center
System &
Procedure General Affairs Compliance
Finance & Accounting
Main Branch
Business Director
Compliance Director
Corporate Secretary
STRUKTUR
ORGANISASI
PROFIL
PEJABAT
EKSEKUTIF
V. Budiwan Pramana
Group Head BusinessV. Budiwan Pramana, 55 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 – 2008 menjabat sebagai General Manager pada PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group Head Business.
Dharmansyah Djalins
Group Head OperationDharmansyah Djalins, 47 tahun. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance, manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank Artha Graha dari tahun 1989 – 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager. Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui Ngo
Group Head System & Accounting
Giri Prasetyo
Group Head RM & ComplianceGiri Prasetyo, 41 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004. Memulai karir perbankan pada PT Bank Haga di tahun 1997. Dari tahun 1997 – 2003, menangani berbagai tugas di front dan back oice. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan pangkat Assistant Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran
Group Head Central CreditAgung Buntaran, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina Perdana pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina Perdana pada tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking Head, Head of Funding & Lending Services dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina Perdana), Bank Accounting (IBI), Advance Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analyst Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela
Corporate SecretaryMusa Sinambela, 43 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin sebagai advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan di tahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996 – 1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal & Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
Klarita
Head of Internal Audit
Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit.
LAPORAN
MANAJEMEN
Pendapatan bunga dari kredit merupakan kontributor
terbesar dari total pendapatan bunga, yakni sebesar 85,73%.
Sementara itu, beban bunga menurun dari Rp 52,45 miliar di
tahun 2009 menjadi Rp 51,26 miliar pada tahun 2010.
TINJAUAN KEUANGAN
Berikut adalah analisa singkat hasil-hasil operasional dan posisi keuangan PT Bank Ina Perdana selama tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010.
Pendapatan Bunga
Pada tahun 2010, pendapatan bunga mencapai Rp 99,81 miliar atau mengalami kenaikan 9,28% dari tahun sebe-lum nya Rp 91,33 miliar. Kenaikan ini sebagian besar dikontribusikan oleh meningkatnya pendapatan dari akti-vitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain.
Beban Bunga
Beban bunga pada tahun 2010 sebesar Rp 51,26 miliar atau menurun Rp1,19 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai Rp 52,45 miliar. Penurunan beban bunga ini disebabkan oleh penurunan suku bunga dana pihak ketiga, karena secara outstanding dana pihak ketiga pada tahun 2010 justru tercatat meningkat dibandingkan tahun 2009.
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih mengalami kenaikan sebesar 24,86% selama tahun 2010 menjadi Rp 48,55 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 38,88 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga, dimana pendapatan bunga adalah sumber utama pendapatan bank, yang memberikan kontribusi sebesar 94,20% dari
total pendapatan operasional. Pendapatan bunga naik 9,28% menjadi Rp 99,81 miliar di tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 91,33 miliar.
Pendapatan bunga dari kredit merupakan kontributor terbesar dari total pendapatan bunga, yakni sebesar 85,73%. Sementara itu, beban bunga menurun dari Rp 52,45 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 51,26 miliar pada tahun 2010. Penurunan beban bunga ini diakibatkan oleh menurunnya biaya dana pihak ketiga pada tahun 2010.
Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional tahun 2010 tercatat Rp 6,15 miliar atau menurun 51,65% dibandingkan dengan posisi tahun 2009 sebesar Rp 12,72 miliar. Penurunan terbesar bersumber dari pos keuntungan realisasi penjualan surat berharga, dimana sepanjang tahun 2010 porsi kelebihan dana yang diinvestasikan dalam obligasi tidak sebesar porsi di tahun 2009.
Beban Operasional
Bank Ina untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusianya. Beban personalia tercatat sebesar Rp 19,17 miliar, meningkat 32,57% dibanding tahun 2009 yang masih tercatat sebesar Rp 14,46 miliar. Peningkatan beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif terutama bersumber dari penyisihan yang dibentuk bank untuk mengcover penurunan nilai agunan yang diambil alih (AYDA).
Laba Bersih
Laba bersih setelah pajak turun 49,28% menjadi Rp. 6,77 miliar, dibandingkan tahun 2009, yang sebesar Rp 13,35 miliar, sementara laba operasional turun dari Rp.19,27 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 9,03 miliar di tahun 2010. Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 1,10% dan 5,92%, menurun jika dibandingkan dengan 2,57% dan 13,25% pada tahun 2009.
Perhitungan Rugi Laba
dalam jutaan rupiah
Keterangan 2008 2009 2010
1. Pendapatan Bunga Bersih 42.118 38.882 48.549 2. Pendapatan Operasional Lainnya 191 12.719 6.150 3. Beban Operasional Lainnya 28.196 32.333 45.664 4. Laba Operasional 14.113 19.267 9.035 5. Laba Bersih 9.365 13.345 6.769
Perhitungan Rugi Laba
42.118
38.882
48.549
50.000
40.000 45.000
30.000
20.000 35.000
25.000
10.000 15.000
5.000
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Operasional L i
Beban Operasional L i
Laba Operasional
Laba Bersih
191
12.719
6.150
28.196
32.333
45.664
14.113
19.267
9.035 9.365
13.345
6.769
POSISI KEUANGAN
Total Aktiva
Total aktiva per akhir Desember 2010 sebesar Rp 948,79 miliar atau meningkat 12,10% dibandingkan total aktiva tahun sebelumnya sebesar Rp 846,36 miliar. Peningkatan ini terutama berasal dari komponen efek-efek yang terse-dia untuk dijual, kredit yang diberikan dan giro pada Bank Indonesia. Efek-efek yang tersedia untuk dijual mening-kat Rp 58,89 miliar atau 588,86% dari tahun sebelumnya, kredit bersih yang diberikan meningkat Rp 11,04 miliar atau 1,90% dibanding tahun sebelumnya dan giro di Bank
1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
0 Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
516.303
630.964 661.918
846.361
948.787
Indonesia meningkat Rp 29,30 miliar atau 88,68% diban-ding dengan tahun sebelumnya.
Total Aktiva
Likuiditas dan Aktiva Produktif
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 318,33 miliar atau naik 28,87%, dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 247,02 miliar.
Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan kontribusi pendapatan kepada bank. Komposisi aktiva produktif pada tahun 2010 didominasi oleh penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 835,08 miliar, atau naik 4,77% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 797,05 miliar. Kenaikan aktiva produktif terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan pada surat berharga.
Perkembangan Aktiva Produktif Tahun 2008, 2009
dan 2010
dalam jutaan rupiah
Aktiva Produktif 2008 2009 2010
Kredit yang Diberikan 489.472 587.863 598.397 Surat Berharga 10.316 10.000 68.885 SBI / FASBI 123.795 197.196 167.171 Penempatan pada Bank Lain 70 69 375 Rekening Administratif 1.375 1.918 248
J u m l a h 625.028 797.046 835.076
Kredit yang Diberikan
Distribusi Kredit yang Diberikan Menurut Jenis
Penggunaan
100%
80% 90%
60%
40% 70%
50%
20% 30%
10%
2006
0 2007 2008 2009 2010
Konsumsi
Modal Kerja
Investasi
Untuk mendapatkan penyebaran risiko kredit yang lebih merata, Bank selalu berusaha agar distribusi di dalam pe-nyaluran kredit tidak terlalu terkonsentrasi pada sektor tertentu. Per akhir Desember 2010, komposisi kredit ber-dasarkan jenis penggunaan adalah sebagai berikut : kon-sumsi 38%, modal kerja 51% dan investasi 12%.
Sementara itu, penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2010 mencapai Rp 368,26 miliar atau 62% dari total kredit, sedangkan sebesar Rp 230,13 miliar atau 38% dari total kredit disalurkan kepada kredit korporasi. Proporsi terbesar dari kredit UMKM adalah pada Kredit Usaha Mikro sebesar Rp 354,33 miliar, disusul Kredit Usaha Menengah sebesar Rp 10,59 miliar dan Kredit Usaha Kecil sebesar Rp 3,46 miliar.
Distribusi Kredit yang Diberikan Menurut Sektor
Ekonomi
dalam jutaan rupiah
Jenis Industri Jumlah Porsi
Kendaraan bermotor 219.431 36,67%
Jasa bisnis 40.318 6,74%
Industri 82.563 13,80%
Perdagangan, restoran & hotel 52.042 8,69%
Perumahan 56.893 9,51%
Pertanian 5.243 0,88%
Konstruksi 13.641 2,28%
Jasa pelayanan sosial 945 0,16% Pengangkutan, pergudangan &
komunikasi
91.799 15,34%
Pertambangan 30.199 5,04%
Lain-lain 5.323 0,89%
Jumlah 598.397 100,00%
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit tahun 2010 pada sektor kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar, yaitu Rp 219,43 miliar atau 36,67% dari total kredit. Penyaluran kredit pada sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi menduduki urutan kedua yaitu sebesar
Rp 91,80 miliar atau 15,34% dari total kredit. Penyaluran kredit terbesar ketiga pada sektor industri, yakni Rp 82,56 miliar atau 13,80% dari total kredit. Sedangkan sisanya sebesar Rp 204,60 miliar atau 34,19% dari total kredit disa-lurkan pada sektor jasa bisnis, perdagangan, perumah-an, pertaniperumah-an, konstruksi, jasa pelayanan sosial, pertam-bangan, dan lain-lain.
Distribusi Kredit yang Diberikan Berdasarkan Sisa
Umur Jatuh Tempo
Jatuh Tempo Kredit Jumlah Porsi
Telah jatuh tempo 5.109 0,85% Hingga 1 tahun 435.938 72,85% Lebih dari 1 – 2 tahun 50.682 8,47% Lebih dari 2 – 5 tahun 81.108 13,55% Lebih dari 5 tahun 25.560 4,28%
Jumlah 598.397 100,00%
Jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo, sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam waktu hingga 1 tahun, yakni tercatat Rp 435,94 miliar atau 72,85% dari total kredit.
Rasio total kredit terhadap total simpanan (loan to deposit ratio) pada tahun 2010 sebesar 73,74%, tercatat menurun jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 81,33%.
Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2010 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2009. Hal ini terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) net di akhir tahun 2010 yang meningkat menjadi 1,98% dari tahun sebelumnya sebesar 0,30%. Walaupun secara outstanding, penyaluran kredit di tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009, namun kredit di kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet pada akhir 2010 juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, tidak ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang direstrukturisasi hanya tercatat Rp 255,50 juta.
Kualitas Aktiva Produktif
dalam jutaan rupiah
Kolektibilitas 2010 2009
Lancar 792.657 731.261
Dalam Perhatian Khusus 28.513 63.210
Kurang Lancar 0 97
Diragukan 5.395 17
Macet 8.511 2.461
Jumlah Aktiva Produktif 835.076 797.046
Total Kredit Diberikan 598.397 587.863
NPL - Gross 2,32% 0,44%
NPL - Nett 1,98% 0,30%
CKPN yang telah dibentuk 6.794 6.831
Penempatan Dana
Penempatan dana pada akhir Desember 2010 sebesar Rp 246,63 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,99% atau sebesar Rp 39,37 miliar dari posisi tahun 2009 sebesar Rp 207,27 miliar. Penempatan dana dialokasikan pada penempatan di Bank Indonesia, penempatan di bank lain, dan efek-efek.
Pada tahun 2010 penempatan dana terbesar tercatat di penempatan pada Bank Indonesia bersih sebesar Rp 137,86 miliar, meningkat 162,24% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 52,57 miliar. Sisanya ditempatkan di efek-efek dan bank lain. Untuk penempatan di efek-efek, porsi terbesar adalah investasi di surat berharga obligasi, mencapai Rp 79,08 miliar.
Dana Pihak Ketiga dan Simpanan dari Bank Lain
Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada akhir Desember 2010 adalah sebesar Rp 811,44 miliar, meningkat sebesar 12,26% atau Rp 88,65 miliar dibanding posisi yang sama di tahun 2009. Komposisi simpanan nasabah adalah 4,86% dalam bentuk giro, 12,21% dalam tabungan, dan 82,93% dalam deposito berjangka.Komposisi Dana Pihak Ketiga Bank
dalam jutaan rupiah
Keterangan 2010 2009 Perubahan
Giro 39.441 75.307 (47,63%) Tabungan 99.052 81.331 21,79% Deposito 672.950 566.161 18,86%
Jumlah 811.443 722.799 12,26%
Simpanan giro pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 35,87 miliar atau turun 47,63% dari tahun sebelumnya, yakni turun dari Rp 75,31 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 39,44 miliar di tahun 2010.
Tabungan yang berhasil dihimpun pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 99,05 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 21,79% dari posisi tahun 2009 sebesar Rp 81,33 miliar.
Simpanan deposito meningkat sebesar 18,86% menjadi Rp 672,95 miliar di tahun 2010 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 566,16 miliar.
Simpanan dari bank lain tercatat meningkat menjadi Rp 13,70 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 5,55 miliar. Simpanan dari bank lain ini terdiri dari giro bank lain dan deposito bank lain.
Ekuitas dan Kecukupan Modal
Pada akhir tahun 2010, total modal Bank Ina Perdana adalah Rp 119,24 miliar atau meningkat sebesar 9,62% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 108,78 miliar. Peningkatan total modal Bank di tahun 2010 merupakan hasil peningkatan profitabilitas Bank.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2010 setelah memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar tercatat 24,82% dibandingkan dengan CAR di tahun 2009 sebesar 23,50%.
dalam jutaan rupiah, kecuali rasio keuangan
Rasio Kecukupan Modal 2010 2009
Modal inti 114.841 104.517 Modal pelengkap 4.398 4.259 Total modal tersedia 119.239 108.776 ATMR menurut risiko kredit 422.431 462.837 ATMR menurut risiko operasional 54.692 -ATMR menurut risiko pasar 3.312
-Total ATMR 480.435 462.837
Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit
28,23% 23,50%
Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar
24,82%
-Batas Maksimum Pemberian Kredit
Sepanjang tahun 2010 tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit. Penyaluran kredit dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan dari Bank Indonesia.
Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
Selama tahun 2010, seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga tidak terkait.
Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp 162,33 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 97,17 miliar.
Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2010 terdiri dari Giro sebesar Rp 8,82 miliar, Tabungan sebesar Rp 11,02 miliar dan Deposito sebesar Rp 61,72 miliar.
Kebijakan Penetapan Suku Bunga
Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah dari Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO). Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku untuk seluruh nasabah.
Sepanjang tahun 2010, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk rekening Giro berkisar antara 1% - 5%, rekening Tabungan antara 0% - 5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 8,5%, sedangkan untuk suku bunga kredit ditetap-kan antara 11,00% - 20,00% yang umumnya berlaku secara floating.
TEKNOLOGI INFORMASI
Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasi sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan kepada nasabah dan mitra usaha. Pengembangan teknologi informasi menjadi penting arti-nya bagi Bank, karena pengembangan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan salah satu syarat mutlak untuk mendukung perkembangan perbankan di saat ini dan masa mendatang.
Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana akan dilakukan secara terus menerus dengan
memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam peng-gunaan teknologi. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruk-tur yang digunakan, sehingga performance dalam bertran-saksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek kea-manan. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi produk yang berbasis teknologi.
Pengembangan teknologi informasi juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung kemu-dahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelapor-an intern/ekstern ypelapor-ang cepat, tepat dpelapor-an akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien. Dalam tahun 2010 Bank Ina Perdana telah menerapkan penggunaan PSAK 50/55 dalam sistem core banking yang digunakan.
Program pelatihan, baik yang bersifat pengembangan diri maupun
yang bersifat peningkatan ketrampilan, terus dicanangkan oleh unit
kerja Personalia, dimana diharapkan melalui program pelatihan ini
karyawan dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya ke
dalam pekerjaannya masing-masing
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian Bank Ina Perdana karena SDM merupakan salah satu aset penting dari keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu Bank. Menyadari hal itu, Bank perlu meningkatkan kualitas rekrutmen, baik melalui rekrutmen internal maupun rekrutmen eksternal guna mendapatkan personil sesuai yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha.
Selain itu, Bank juga terus melakukan peningkatan kualitas individual karyawan yang diselaraskan dengan tujuan organisasi, sistem remunerasi, dan program pengembangan karir. Program pelatihan, baik yang bersifat pengembangan diri maupun yang bersifat peningkatan ketrampilan, terus dicanangkan oleh unit kerja Personalia, dimana diharapkan melalui program pelatihan ini karyawan dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya ke dalam pekerjaannya masing-masing. Sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/jajaran yang terkait terus diikutsertakan dalam pelatihan dan sertifikasi manajemen risiko.
Seiring dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor, maka pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah karyawan sebanyak 51 orang menjadi 268 orang karyawan, dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
Keterangan 2008 2009 2010
Jenjang Pendidikan :
Pasca Sarjana 5 orang 6 orang 10 orang Strata 1 119 orang 149 orang 188 orang Diploma 24 orang 26 orang 25 orang SMU 21 orang 28 orang 37 orang SLTP 2 orang 3 orang 3 orang SD 5 orang 5 orang 5 orang
Jumlah 176 orang 217 orang 268 orang
Kelompok Usia :
s/d 30 tahun 77 orang 95 orang 131 orang 31 s/d 40 tahun 52 orang 58 orang 68 orang 41 s/d 50 tahun 39 orang 55 orang 55 orang 50 tahun ke atas 8 orang 9 orang 14 orang
Jumlah 176 orang 217 orang 268 orang
Program Pengembangan SDM Selama Tahun 2010
Nama Program Jumlah Program Jumlah Peserta
In House Programs 72 978 orang
External Programs 35 83 orang
PRODUK
DAN JASA
Salah satu program yang secara berkesinambungan dilakukan
oleh Bank Ina Perdana adalah program
Customer First
, yaitu
program terpadu yang dilakukan di seluruh cabang dalam rangka
memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah.
KUALITAS LAYANAN
Memberikan layanan yang terbaik kepada para nasabah dan terus berusaha meningkatkan layanan yang diberikan merupakan salah satu hal yang terus dilakukan. Sejalan dengan bertambahnya jaringan kantor cabang yang memberikan layanan kepada nasabah, kualitas layanan juga diharapkan terus meningkat. Salah satu program yang secara berkesi nambungan dilakukan oleh Bank Ina Perdana adalah program Customer First, yaitu program terpadu yang dilakukan di seluruh cabang dalam rangka memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah. sejak dari pelatihan service excellence untuk seluruh front liner, implementasi pelaksanaan standar layanan serta monitoring baik dari pihak intern maupun ekstern. Pelaksanaan program peningkatan layanan ini akan terus dilakukan demi terciptanya kepuasan seluruh nasabah Bank Ina Perdana.
PRODUK DAN JASA
Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah berupa :
š 5HNHQLQJ*LURUHNHQLQJGHQJDQMDVDJLUR\DQJPHQDULN
serta memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari dengan menggunakan cek/bilyet giro.
š 7DELQD3HUGDQDWDEXQJDQGHQJDQWLQJNDWVXNXEXQJD
menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point reward yang dikumpulkan.
Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntu-ngan dekeuntu-ngan suku bunga mendekati suku bunga deposito. Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus
untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan Simpel, tabungan yang dirancang untuk pelajar dan mahasiswa melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan/perguruan tinggi. TabunganKu, tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Deposito, simpanan berjangka yang memberikan ke-amanan dan kenyke-amanan dengan tingkat suku bunga yang lebih menarik.
Pemberian Kredit
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil dan menengah.
Kredit Modal kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property, ken-daraan bermotor, barang elektronik dan barang kon-sumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga kompetitif.
Jasa Perbankan
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di lebih dari 24.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia. Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM online di semua
kantor cabang Bank Ina Perdana.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama CIMB Niaga. Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan
dalam administrasi pembayaran gaji.
Salah satu bentuk partisipasi tanggung jawab sosial Bank Ina
Perdana terhadap masyarakat di tahun 2010 ini adalah dengan
mengadakan program CSR dengan tema “
We Care for the Earth
”
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan langsung berhubungan dengan masyarakat banyak, dukungan dan kepercayaan masyarakat tentunya juga merupakan faktor keberhasilan perusahaan. Bank Ina Perdana senantiasa berusaha untuk berinteraksi aktif dan memperhatikan lingkungan sosial sekitar.
Salah satu bentuk partisipasi tanggung jawab sosial Bank Ina Perdana terhadap masyarakat di tahun 2010 ini adalah dengan mengadakan program CSR dengan tema “We Care for the Earth” pada tanggal 16 Oktober 2010. Dalam kegiatan CSR yang bertema “We Care for the Earth” ini, Bank Ina Perdana diwakili oleh Direktur Bpk Budiarto Santoso beserta para pimpinan kantor cabang di Jakarta secara simbolis melakukan penanaman 3 (tiga) jenis pohon yang berdiameter 10 cm dan memiliki rata-rata tinggi 2 meter
antara lain; Trambesi, Tanjung dan Bintaro di Bantaran Banjir Kanal Timur (BKT).
Bank Ina Perdana yang bekerjasama dengan Balai Besar Sungai Ciliwung dan Cisadane menanam 150 pohon yang terbentang mulai dari pintu air BKT hingga Kelurahan Duren Sawit sepanjang 2 KM. kegiatan ini sebagai wujud Bank Ina Perdana dalam mendukung program penghijauan di sepanjang bantaran BKT yang berdampak sangat positif khususnya pada masyarakat sekitar dan wilayah Jakarta pada umumnya.
Kegiatan sosial ini tentunya akan terus dilakukan Bank Ina Perdana di tahun-tahun mendatang, yang diharapkan da-pat mening katkan kualitas hubungan dengan masyarakat sekitar dan memberikan kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan.
PELAKSANAAN
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Pedoman pelaksanaan GCG telah dituangkan dalam kebijakan
manajemen yang mengikat dan harus dijalankan, yang di dalamnya
mencakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan
Direksi, pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat
Dewan Komisaris dan Direksi.
Pelaksanaan GCG di Bank Ina Perdana berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, dimana pelaksanaannya berlandaskan pada lima prinsip dasar, sebagai berikut :
š 7UDQVSDUDQVL transparency), yaitu keterbukaan dalam menge mukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengam-bilan keputusan;
š $NXQWDELOLWDV accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif;
š 3HUWDQJJXQJMDZDEDQ responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat;
š ,QGHSHQGHQVL independency), yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun;
š .HZDMDUDQ fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman pelaksanaan GCG telah dituangkan dalam kebi jak-an mjak-anajemen yjak-ang mengikat djak-an harus dijaljak-ankjak-an, yjak-ang di dalamnya mencakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan Direksi, pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang, dengan komposisi sebagai berikut :
Natalia Salim : Komisaris Utama Birawa Natapradja : Komisaris Utama* Hari Sugiharto : Komisaris Independen Denny Susilo : Komisaris Independen
* menggantikan Natalia Salim, efektif per 4 November 2010
Komposisi dan keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan GCG yakni :
š .RPLVDULV ,QGHSHQGHQ EHUMXPODK OHELK GDUL GDUL
jumlah anggota Dewan Komisaris secara keseluruhan.
š 6HOXUXKDQJJRWD'HZDQ.RPLVDULVPHPLOLNLNRPSHWHQVL
yang dipersyaratkan.
š $QJJRWD 'HZDQ .RPLVDULV ,QGHSHQGHQ WLGDN PHPLOLNL
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali, sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
š 6HOXUXK.RPLVDULV,QGHSHQGHQWLGDNPHPLOLNLKXEXQJDQ
dengan Bank yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak independen yakni :
- Tidak memiliki saham Bank.
Komite Pemantau Risiko
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian anta-ra kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebi-jakan serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelak-sanaan tugas Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, dan keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG. Susunan dan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut :
Ketua : Hari Sugiharto (Komisaris Independen) Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
Nia Budhyanti (Pihak Independen)
Tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko dalam membantu Dewan Komisaris telah terlaksana dengan cukup baik, dan masih perlu peningkatan, yakni :
š .RPLWHVHFDUDEHUNDODPHQJHYDOXDVLNHVHVXDLDQNHEL -jakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebi-jakan di lapangan;
š .RPLWH PHPEDQWX GDQ PHQJHYDOXDVL SHODNVDQDDQ
tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko;
š .RPLWH WHODK PHQ\HWXMXL GDQ PHQJHYDOXDVL .HELMDNDQ
Manajemen Risiko;
š .RPLWH WHODK PHQJHYDOXDVL SHUWDQJJXQJMDZDEDQ
Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko;
š .RPLWH WHODK PHQJHYDOXDVL GDQ PHPXWXVNDQ SHUPR -honan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Dalam tahun 2010, Komite Pemantau Risiko telah 6 (enam) kali melaksanakan rapat, yang seluruhnya dihadiri anggota komite secara penuh ;
Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir
Hari Sugiharto Ketua 6 0 100 Dr. Timotius Anggota 6 0 100 Nia Budhyanti Anggota 6 0 100
Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kebijakan remu-ne rasi untuk seluruh tingkatan dalam organisasi serta me-nyusun dan merekomendasikan sistem prosedur pemilih-an dpemilih-an atau penggpemilih-antipemilih-an pemilih-anggota Dewpemilih-an Komisaris dpemilih-an atau Direksi.
Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 (tiga) orang dan keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : Ketua : Natalia Salim (Komisaris Utama) Anggota : Denny Susilo (Komisaris Independen)
Wenijati (Kepala Unit Kerja SDM)
*) menggantikan Natalia Salim sejak tanggal 4 November 2010
- Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti Bank.
Dalam tahun 2010 telah diadakan 12 (dua belas) kali rapat, dengan rincian sebagai berikut :
Nama Jabatan Jumlah
Rapat Tidak Hadir % Hadir
Natalia Salim Komisaris Utama 11 1 90 Birawa Natapradja* Komisaris Utama 6 0 100 Hari Sugiharto Komisaris
Independen
12 0 100
Denny Susilo Komisaris Independen
11 1 90
Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Dewan Komisaris, yakni :
Komite Audit
Komite ini berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
š 3HODNVDQDDQWXJDV6DWXDQ.HUMD$XGLW,QWHUQ
š .HVHVXDLDQ SHODNVDQDDQ DXGLW ROHK .DQWRU $NXQWDQ
Publik dengan Standar Audit yang berlaku.
š .HVHVXDLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GHQJDQ VWDQGDU DNXQ -tansi yang berlaku.
š SHODNVDQDDQ WLQGDN ODQMXW ROHK 'LUHNVL DWDV KDVLO
temuan Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia.
Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Denny Susilo (Komisaris Independen) Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
Nia Budhyanti (Pihak Independen)
Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terha-dap track record masing-masing anggota sehingga dapat di yakini bahwa semua anggota Komite Audit memiliki kom-petensi, inte gritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit.
Dalam tahun 2010 telah diadakan 6 (enam) kali rapat yang seluruhnya dihadiri oleh anggota Komite secara fisik :
Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah dilaksanakan dengan cukup baik, namun masih perlu peningkatan yakni :
š 0HODNXNDQHYDOXDVLWHUKDGDSNHELMDNDQUHPXQHUDVL š 0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL NHSDGD 'HZDQ .RPLVDULV
mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi;
š 0HQ\XVXQ GDQ PHPEHULNDQ UHNRPHQGDVL VLVWHP GDQ
prosedur mengenai pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
š 0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL PHQJHQDL FDORQ 'HZDQ
Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
š 0HPEHULNDQUHNRPHQGDVLPHQJHQDL3LKDN,QGHSHQGHQ
yang akan menjadi anggota Komite Audit dan/atau Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris. Komite telah melakukan rapat sebanyak 2 (dua) kali dalam tahun 2010, yang dihadiri oleh semua anggota komite secara penuh ;
Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir
Natalia Salim Ketua 2 0 Denny Susilo Anggota 2 0
Wenijati Anggota 2 0
Dewan Direksi
Dewan Direksi berjumlah 3 (tiga) orang, dengan komposisi sebagai berikut :
Direktur Utama : Ir. Adi Wiratama, MBA Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso Direktur Bisnis : Winadewi Hanantha
Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Independensi Di-rektur Utama ditunjukkan dengan tidak adanya hubungan keuangan, kepe ngurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengen-dali Bank. Pengangkatan Direksi dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan atas rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Tata tertib kerja Direksi telah ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, yang di dalamnya diatur juga tentang tata cara pengambilan keputusan Direksi, yang mengikat dan menjadi tanggungjawab seluruh Direksi
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan GCG yaitu sebagai berikut :
š %HUWDQJJXQJMDZDESHQXKDWDVSHODNVDQDDQNHSHQJX
rusan Bank.
š 0HQJHOROD%DQNVHVXDLGHQJDQNHZHQDQJDQGDQWDQJ -gung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang ber-laku.
š 'LUHNVL WHODK PHODNVDQDNDQ SULQVLSSULQVLSGood Cor-porate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, antara lain adalah :
- Tindaklanjut temuan audit dan rekomendasi dari auditor internal, auditor eksternal, hasil penga-wasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengapenga-wasan otoritas lain;
- Pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan. Selain itu, Direksi juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah Teknologi Informasi;
- Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. Untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan GCG telah dibentuk Satuan Kerja dan Komite sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Audit Internal
Satuan Kerja Audit Internal berfungsi untuk menga-mankan harta kekayaan perusahaan melalui pemerik-saan atas setiap pencatatan yang dilakukan oleh unit-satuan kerja lain. Satuan Kerja Internal Audit juga memeriksa pelaksanaan GCG di seluruh Unit Kerja dan melaporkannya ke Direktur Utama.
2. Satuan Kerja Manajemen Risiko
Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk meng-identifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktifitas Bank. 3. Komite Manajemen Risiko
Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebi-jakan dan strategi manajemen risiko agar sesuai de-ngan risk appetite dan strategi manajemen risiko Bank. 4. Satuan Kerja Kepatuhan.
Satuan kerja ini berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktifitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Nama Jabatan Jumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Adi Wiratama Direktur Utama 15 0 100 Budiarto Santoso Direktur Kepatuhan 15 0 100 Winadewi Hanantha Direktur Kredit 13 2 85
ASPEK TRANSPARANSI DALAM PELAKSANAN
GCG
Aspek transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan GCG, diuraikan sebagai berikut :
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2010, disajikan dalam tabel berikut :
Nama Jabatan
Kepemilikan Saham (%)
Bank Ina
Bank
Lain LKBB*) Perusahaan
Birawa Natapradja
Komisaris Utama
0% 0% 0% 0%
Hari Sugiarto Komisaris Independen
0% 0% 0% 0%
Denny Susilo Komisaris Independen
0% 0% 0% 0%
Adi Wiratama Direktur Utama
0% 0% 0% 0%
Budiarto Santoso
Direktur Kepatuhan
0% 0% 0% 0%
Winadewi H Direktur Kredit
0% 0% 0% 0%
*) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank
Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan tidak memiliki hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi
Dewan Komisaris dan Direksi
Paket atau kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2010, disajikan sebagai berikut :
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris Direksi
orang Jutaan
Rp orang
Jutaan Rp
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam
bentuk non natura) 4 997 3 2.029 Fasilitas lain dalam bentuk
natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya)
- - -
-Total 4 997 3 2.029
Share Option
Dalam tahun 2010, tidak ada opsi saham (share option) bagi Komisaris, Direksi dan Pejabat Bank.
Keterangan / Nama
Jumlah Saham yang Dimiliki (lembar saham)
Jumlah Opsi
Harga
Opsi (Rupiah)
Jangka Waktu
yang
Diberi-kan
(lembar saham)
yang Telah Dieksekusi (lembar saham)
Komisaris Semua 0 0 0 N.A N.A Direksi Semua 0 0 0 N.A N.A Pejabat
Eksekutif
Semua 0 0 0 N.A N.A
Total 0 0 0 N.A N.A
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 31,37 x Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : 1,2 x Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1,47 x Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 1,67 x
Jumlah Penyimpangan Internal (
Internal Fraud
)
Sepanjang tahun 2010 terdapat 3 (tiga) penyimpangan internal (internal fraud) yang berpotensi merugikan Bank, baik kerugian finansial maupun kerugian non finansial. Namun seluruh fraud yang terjadi telah diselesaikan oleh Bank dengan kerugian material yang tidak signifikan. Selengkapnya disajikan sebagai berikut :Internal Fraud
dalam 1 tahun
Jumlah Kasus yang Dilakukan oleh Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Tahun
Sebelum-nya
Tahun Ber jalan
Tahun
Sebelum-nya
Tahun Ber jalan
Tahun
Sebelum-nya
Tahun Berjalan
Total Fraud 0 0 0 2 1 0
Telah
diselesaikan 0 0 0 2 1 0
Dalam pro ses penyelesaian di internal Bank
0 0 0 0 0 0
Belum diupayakan
penyelesaiannya 0 0 0 0 0 0
Telah di tindak-lan juti melalui proses hukum
0 0 0 0 0 0
Permasalahan Hukum
Permasalahan Hukum
Jumlah
Perdata Pidana
Telah Selesai (telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap) 0 0
Dalam proses penyelesaian 1 0
Total 1 0
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, tidak memiliki hubungan dan atau perangkapan jabatan yang tidak diperbolehkan dalam praktik GCG yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan, baik hubungan antara anggota, dengan Pemegang Saham Pengendali maupun dengan Bank. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat transaksi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali yang mengandung potensi benturan kepentingan, kecuali pemberian kredit kepada pihak terkait atau penempatan dana dari pihak terkait. Pemberian suku bunga kredit dan suku bunga simpanan kepada pihak terkait, dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di Bank dan tidak terdapat perbedaan perlakuan dengan debitur atau deposan biasa. Bank belum memiliki kebijakan tertulis penanganan benturan kepentingan.Nama dan Jabatan yang
Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi
(jutaan Rupiah)
Keterangan
- - - - Tidak ada
Buy Back Shares
dan
Buy Back
Obligasi Bank
Sepanjang tahun 2010 tidak terdapat buy back saham dan atau obligasi oleh Bank.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (
Related
Party
) dan Penyediaan Dana Besar (
Large Exposur
e)
Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2010 tidak pernah terjadi pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti per posisi Desember 2010 secara total disajikan sebagai berikut :
No. Penyediaan Dana Jumlah
Debitur Nominal (Jutaan Rp)
1 Pihak Terkait 24 162.329 2 Debitur Inti 10 101.838
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Politik
Sebagai tanggung jawab sosial Bank terhadap masyarakat, Bank telah mengadakan beberapa kegiatan sosial sebagai berikut:š 3HQDQDPDQ 3RKRQ GL EDQWDUDQ 6XQJDL %DQMLU .DQDO
Timur, sebagai upaya untuk melakukan penghijauan di kota Jakarta, dengan biaya sebesar Rp 19.812.000
š 3HPEHULDQ EDQWXDQ XQWXN NRUEDQ OHWXVDQ *XQXQJ
Merapi – Yogyakarta, sebesar Rp 20.842.000
Selama tahun 2010, tidak terdapat kegiatan politik yang dilakukan Bank.
FUNGSI AUDIT EXTERNAL
Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Heroe Pramono & Rekan untuk melaksanakan audit atas Laporan Keuangan Bank tahun 2010. Penunjukan KAP Heroe Pramono & Rekan dilakukan berdasarkan mandat yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Peran kunci dari auditor eksternal adalah untuk menjamin bahwa laporan keuangan Bank benar-benar merepresentasikan posisi dan kinerja keuangan Bank yang sebenarnya. Auditor external bertindak mewakili kepentingan shareholder untuk mengevaluasi kinerja keuangan Bank. Laporan hasil audit external juga berperan dalam menjaga transparansi kondisi keuangan kepada publik.
FUNGSI AUDIT INTERN
Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, dan secara konsisten telah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank.
Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil Audit termasuk hasil audit yang bersifat rahasia telah dilaporkan secara rutin ke Bank Indonesia setiap 6 bulan sekali. Temuan-temuan pemeriksaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dan ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, yang selanjutnya wajib ditindaklanjuti. Tindak lanjut atas temuan Audit Internal oleh Direksi merupakan salah satu aspek yang dievaluasi secara berkala oleh Komite Audit Bank.