• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya komunikasi kepala stasiun dalam membangun kinerja karyawan Metro TV Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya komunikasi kepala stasiun dalam membangun kinerja karyawan Metro TV Jawa Timur."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA KOMUNIKASI KEPALA STASIUN DALAM MEMBANGUN KINERJA KARYAWAN METRO TV JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

(S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

HEIDAR NISA MAULIDA NIM.B76213067

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Heidar Nisa Maulida, B76213067, 2017. Gaya Komunikasi kepala stasiun Metro TV Jawa timur dalam Membangun Kinerja Karyawan. Skripsi Program Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Gaya Komunikasi, Kepala Stasiun

Metro TV Jawa Timur sebagai salah satu perusahaan media swasta November 2016 lalu berganti kepemimpinan kepala stasiun yang saat ini dijabat oleh Prihadi. Kehadiran Prihadi menjadi perhatian tersendiri bagi karyawan yang ada di Metro TV Jawa Timur. Sebab prihadi lah yang akan mengambil alih kepemimpinan kepala stasiun sebelumnya yaitu Aksanul Ato selama 2 tahun kedepan. Berbagai kebijakan serta gaya komunikasi prihadi dalam bekerjasama dengan karyawan untuk mewujudkan tujuan serta visi misi Metro TV menjadi hal yang menarik untuk dibahas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi pemimpin Metro TV Jawa Timur dalam membangun kinerja karyawan. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara serta observasi lapangan.Informan pada penelitian ini berjumlah tiga orang terdiri dari Kepala stasiun Metro TV Jatim dan dua orang karyawan.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Gaya komunikasi pemimpin Metro TV Jawa Timur menggunakan gaya santai.Kepala Stasiun/pemimpin Metro TV Jawa Timur memiliki tujuan yang menekankan pada keakraban dari seluruh karyawannya. Hal ini diperlukan agar tidak adanya rasa malu dan sekat antara pemimpin dan karyawan sehingga karyawan lebih komunikatif.

(7)

ABSTRACT

Heidar Nisa Maulida, B76213067, 2017.Communication Style East TV station head of East Java TV in Building Employee Performance. Thesis Communication Science Program Faculty of Da'wah and Communication Science UIN Sunan Ampel Surabaya.

Keywords: Communication Style, Head Station

Abstract - Metro TV East Java as one of the private media companies

November 2016 and then changed the leadership of the station's head currently held by Prihadi. Prihadi presence is of special concern to the employees in Metro TV East Java. Because prihadi lah who will take over the leadership of the previous station head Aksanul Ato for 2 years. Various policies and communication styles prihadi in cooperation with employees to realize the goals and vision of Metro TV mission becomes an interesting thing to discuss..

This study aims to find out how communication style leader Metro TV East Java in building employee performance. This research is qualitative, with descriptive approach. Methods of data collection using interviews and field observation. Informants in this study amounted to three people consisting of Head of Metro TV station East Java and two employees.

From the results of this study found that communication style leader Metro TV East Java using style relax. Head Station / leader Metro TV East Java has a goal that emphasizes the familiarity of all employees. This is necessary so that there is no shame and bulkhead between the leader and employees so that employees are more communicative.

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu 7

F. Definisi Konsep 10

G. Kerangka Pikir Penelitian 14

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 16

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian 16

3. Jenis dan Sumber Data 17

4. Tahap-tahap Penelitian 19

5. Teknik Pengumpulan Data 21

6. Teknik Analisis Data 23

7. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data 24

I. Sistematika Pembahasan 26

BAB II : KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 28

1. Gaya Komunikasi 28

a. Pengertian Gaya Komunikai 28

b. Faktor Pendukung Gaya Komunikasi 29

(9)

2. Pemimpin 33

a. Pengertian Pemimpin 33

b. Peran Pemimpin 35

c. Karakter Pemimpin 37

d. Kemampuan Pemimpin 41

e. Pemimpin yang Efektif 42

3. Komunikasi Organisasi 46

a. Pengertian Komunikasi Organisasi 46

b. Arus Informasi Dalam Organisasi 47

4. Kinerja Karyawan 51

a. Definisi Kinerja Karyawan 51

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 53

5. Komunikasi Pemimpin dan Karyawan 55

a. Komunikasi Formal 55

b. Komunikasi Informal 58

B. KajianTeori 59

1. Teori Koorientasi Organisasi 59

BAB III : PENYAJIAN DATA

A. DeskripsiLokasi, Obyek, Subyek Penelitian 62

1. Deskripsi Lokasi Penelitian 62

a. Sejarah Metro TV .62

b. Latar Belakang Metro TV Jawa Timur 63

c. Profil Perusahaan 64

d. Visi dan Misi Metro TV 65

e. Struktur Organisasi 67

f. Logo Metro TV Jawa Timur 68

g. Program Metro TV Jawa Timur 70

2. Deskripsi Obyek Penelitian 73

3. Deskripsi Subyek Penelitian 73

B. Deskripsi Data Tentang Gaya Komunikasi Kepala Stasiun Dalam

Membangun Kinerja Karyawan Metro TV Jawa Timur 78 1. Cara Kepala Stasiun Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja Baru 78

2. Cara Pengambilan Keputusan 82

3. Gaya Komunikasi saat Menerima Masukan Karyawan 83

4. Cara Memberikan Perintah/Tugas Khusus 84

5. Cara Berkomunikasi Karyawan 86

6. Cara Mendorong Semangat Karyawan 89

7. Cara Memberikan Bimbingan 90

8. Cara Mengawasi Pekerjaan Karyawan 91

9. Cara Membangun Kinerja Karyawan 91

(10)

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Temuan Data 98

1. Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja Baru 98

2. Keterbukaan 99

3. Penggunaan Media dalam Menyebarkan Informasi 100

4. Bergerak Dinamis 101

B. KonfirmasiTemuan dengan Teori 103

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 105

B. Rekomendasi 106

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi ataupun perusahaan. Apabila tidak ada komunikasi, para karyawan tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan kerjanya, pemimpin tidak dapat menerima masukan informasi dan tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan dan organisasi/perusahaan akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Kerjasama juga menjadi suatu hal yang sangat mustahil, karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan atau keinginan serta perasaan mereka kepada orang lain. Jadi peran komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.

Di dalam organisasi, komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting. Komunikasi dapat membantu untuk menjelaskan tujuan strategi suatu organisasi. karena organisasi memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publik utama. Untuk itu, Visi misi dan nilai-nilai yang direncanakan organisasi harus dikomunikasikan secara jelas. Komunikasi dirancang untuk mempengaruhi perilaku dan adanya komunikasi yang baik juga membantu organisasi untuk meminimalkan ancaman dengan mengenali masalah atau konflik yang mungkin terjadi secara awal. Komunikasi organisasi secara sederhana adalah komunikasi antar manusia.

(12)

tertentu.1 Menurut Kohler yang dikutip Muhammad Arni dalam Komunikasi

Organisasi, “Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi

perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.”2

Proses komunikasi seseorang dipengaruhi oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi adalah suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang dan tentu berbeda antara orang yang satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut berupa perbedaan ciri-ciri dan model dalam komunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dan tanggapan yang diberikan pada saat berkomunikasi.3

Untuk menghadapi tantangan dan persaingan dunia saat ini, perusahaan yang ingin berkembang, membutuhkan kemampuan kepemimpinan yang prima dan cara berkomunikasi yang tepat dari para pemimpinnya. Disamping itu pula memiliki kemampuan teknis pada bidang pekerjaannya. Dalam memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya komunikasi sendiri dalam usahanya untuki mencapai tujuan organisasi. Gaya komunikasi pemimpin disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawan perusahaan yang akan berakibat pada peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan.

Selain dapat mengkoordinir pelaksanaan tugas dengan baik, pemimpin juga dapat menghargai dan bekerja sama agar dapat menciptakan suasana kerja yang baik dan memiliki gaya komunikasi yang tepat dalam penyampaian informasi atau

1

Wayne R & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal 31

2

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 1 3

(13)

3

tugas-tugas yang hendak diberikan. karena tanpa pendekatan seperti ini, akan sulit bagi karyawan untuk dapat menciptakan kinerja yang baik.

Sukses atau tercapainya tujuan perusahaan didukung oleh seluruh karyawan yang berperan aktif dan produktif dalam proses kegiatan. Faktor karyawan merupakan faktor kunci, sebab kesalahan dan kekeliruan yang terjadi dapat menyebabkan hambatan yang serius, bahkan dapat menyebabkan kegagalan.

Komunikasi khususnya komunikasi internal perusahaan yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan karyawan tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal atau setengah hati dalam bekerja dan hal ini berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, maka diperlukan adanya dorongan, semangat atau motivasi yang timbul dari dalam diri. Selain itu, diperlukan kerjasama yang baik antara pimpinan dengan karyawan yang merupakan hak paling mendasar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan memperbaiki komunikasi dalam organisasi tersebut.

Metro TV Jawa Timur merupakan salah satu perusahaan media televisi swasta yang merupakan cabang dari MetroTV pusat yang ada di Jakarta. Sebelum namanya menjadi Metro TV Jawa Timur, awalnya bernama Metro TV biro Surabaya, yang kemudian bisa menayangkan program siaran berita khusus daerah Jawa Timur secara live dan berubah menjadi stasiun TV lokal bernama Metro TV Jawa Timur.

(14)

4

mengudara pertama kali pada tanggal 25 November 2009 dengan beberapa program berita yang dibawakan hingga sekarang. Dari awal kemunculannya hingga sekarang, Metro TVJawa Timur telah berganti kepemimpinan Kepala Stasiunnya sebanyak 8 kali mulai tahun 2004 hingga 2008 dimana dari masing-masing pemimpin menjabat selama 2 hingga 2,5 tahun, antara lain Baharma, Usman Kanson, Charles Makkiyansyah, Amanda Maniputi. 2009 – 2011 oleh Budianto, Periode 2011 – 2014 oleh Farid Jafar Sidiq, Periode 2014 – 2016 oleh Aksanul Ato, dan periode 2016 – Sekarang oleh Prihadie yang saat ini sedang berjalan.Seluruh Kepala stasiun ini dipilih karena loyalitas dan pengalaman kerja yang cukup lama karena sebagian dari mereka sebelumnya adalah orang-orang yang berkutat dengan konten, sehingga beliau dipercayakan kantor Metro TV Pusat untuk memimpin stasiun Metro TV Jawa Timur agar menjadi Stasiun Televisi lokal yang dapat memberikan inovasi-inovasi program berita sehingga menarik masyarakat untuk menonton.

Walau Prihadi baru menjabat sebagai kepala stasiun Metro TV Jawa Timur selama 5 bulan, ia sudah membuat perubahan dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas Metro TV Jatim. Salah satunya adalah penambahan

segmen “Jawa Timur Bangga” pada program Jurnal Pagi yang disiarkan secara

(15)

5

Ini berguna untuk menambah informasi mengenai cuaca di 30 Kabupaten dan kota di jawa timur agar masyarakat dapat mengantisipasi cuaca yang sebelumnya tidak menentu.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan saat mendatangi lokasi kantor yang berada di jalan Ketampon Kompleks. Ruko Permata Bintoro Kav. 118-123, Surabaya ini, karyawan yang menjadi satu tim redaksi di ruang newsroom ini sangat solid dan salingbekerja sama. Hal ini peneliti lihat saat peneliti observasi, dimana para karyawan sedang sibuk mempersiapkan bahan-bahan berita, baik itu naskah, mempersiapkan studio, serta mengecek alat-alat teknis. Mereka menjalankan tugas sesuai jobdisk masing-masing, dan mematuhi berbagai aturan yang ada dalam perusahaan tersebut terlebih persoalan kinerja karyawan yang memang dijunjung tinggi oleh perusahaan. Hal ini terbukti dengan tidak adanya karyawan yang santai-santai pada waktu jam kerja.

Selain itu, antar karyawan dengan karyawan lainnya terjalin hubungan yang akrab, saling membantu dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Ini trlihat saat peneliti melakukan observasi diluar kantor, dimana saat itu sedang melakukan live report yang akan disiarkan langsung secara nasional. karena membutuhkan alat yang cukup banyak, mereka bahu membahu agar live report ini berjalan sukses, misalnya karyawan satpam yang membantu menggulung kabel yang cukup panjang.

(16)

6

belakang yang berbeda, bawahan cenderung membandingkan. Dengan usia yang masih cukup muda, awalnya Prihadie diremehkan oleh beberapa pihak. Namun pada akhirnya, Prihadie terbukti sukses memimpin dengan gaya komunikasinya.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, ditemui fakta bahwa gaya komunikasi seorang pemimpinlah yang memengaruhi eksistensi sebuah perusahaan. Salah satunya berdasar penelitian yang dilakukan oleh Chitrawanty (2014) dapat disimpulkan bahwa gaya komunikasi seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan kerja karyawannya, yang mana pada akhirnya mempengaruhi bagaimana karyawan tersebut bekerja dan loyal pada perusahaan. Karyawan yang loyal tentu akan bekerja sepenuh hati demi tujuan perusahaan, sehingga menjamin eksistensi perusahaan itu sendiri dari dalam.

Gaya komunikasi kepala stasiun memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengetahui Gaya komunikasi kepala stasiun dalam membangun kinerja karyawan Metro TV Jatim.

B. Rumusan Masalah

(17)

7

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :Mendeskripsikan Gaya Komunikasi kepala staisiun Dalam membangun Kinerja karyawan Metro TV Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diambil dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan teori atau keilmuan tentang komunikasi organisasi yang berkaitan dengan gaya komunikasi (kepala stasiun),Pemahaman dan menerapkan komunikasi personal dapat berguna dalam proses berinteraksi dalam lingkungan kerja.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk dapat mengetahui lebih dalam bagaimana membangun komunikasi antara kepala staiun dan karyawan, sehingga terhindar dari kesalahpahaman komunikasi (Miss Communication) guna tercapainya tujuan dan kesuksesan perusahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa komunikasi.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

(18)

8

terkait dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran dengan harapan hasil penelitian dapat tersaji secara akurat dan mudah dipahami. Di samping itu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari penelitian sebagai kajian yang dapat mengembangkan wawasan berfikir peneliti.

Dari beberapa literatur / skripsi yang penulis temukan, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dari sisi pembahasannya. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Suadah (2016). Mahasiswi ilmu komunikasi di UIN Sunan Ampel Surabaya iniberjudul “Tema Pemberitaan Dan Penyajian Berita : Kecenderungan Tema Pemberitaan Berita Tayang, Teaser Dan Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita Pada Program Siaran Berita Buletin Jatim Di Stasiun Televisi Metro TV Jawa Timur Periode Oktober – Desember 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan tema pemberitaan berita tayang, teaser dan penyajian berita berdasarkan sumber berita pada program acara Buletin Jatim periode Oktober

(19)

9

Berdasarkan tema pemberitaan berita tayang, program buletin jatim cenderung pada bidang politik dengan persentase 17.5% dalam kurun waktu Oktober 2015 hingga Desember 2015.4Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan lokasi Metro TV Jawa Timur. Sedangkan perbedaaannya ada pada obyek, jika penelitian milik Suadah ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dan membahas tentang Tema Pemberitaan dan penyajian berita, peneliti menggunaka pendekatan kualitatif serta membahas Gaya Komunikasi Pemimpin Metro TV Jatim.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Chitrawanty (2014). Mahasiswi ilmu komunikasi Universitas Petra Surabaya ini berjudul “Gaya Komunikasi

Project Officer Stie Mahardika Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui gaya komunikasi Project Officer STIE Mahardika Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penerapan skala Likert. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan gaya komunikasi Project Officer STIE Mahardika Surabaya adalah nurturing. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan interval yang menunjukkan bahwa gaya komunikasi nurturing memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan 3 gaya komunikasi lainnya yaitu 4,02.5 Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menganalisis Gaya komunikasi sebuah perusahaan. Perbedaannya, jika Chitrawanty menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, maka peneliti menggunakan deskriptif kualitatif. Selain itu, jika Chitrawanty menganalisis perusahaan

4

Suadah, 2016, Tema Pemberitaan Dan Penyajian Berita : Kecenderungan Tema Pemberitaan Berita Tayang, Teaser Dan Penyajian Berita Berdasarkan Sumber Berita Pada Program Siaran Berita Buletin Jatim Di Stasiun Televisi Metro Tv Jawa Timur Periode Oktober – Desember 2015”.http://digilib.uinsby.ac.id, 4 April 2017

5

(20)

10

Project Officer Stie Mahardika Surabaya, maka peneliti disini menggunakan perusahaan media Metro TV Jawa Timur.

F. Definisi Konsep 1. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan.6

Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa gaya komunikasi merupakan seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pula pada maksud si pengirim dan harapan dari penerima.

Steward L.Tubbs dan Sylvia Mos menyatakan “ Gaya komunikasi ditandai

dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang – orang yangmenggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one – away communication.” Gaya komunikasi adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu sistem tertentu. Masing – masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunkasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi ang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya

6

(21)

11

komunikasi yang digunakan bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).7

Sedangkan gaya komunikasi pemimpin adalah perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, dengan kata lain cara atau bagaimana seorang pemimpin/atasan berkomunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu.

Gaya komunikasi pemimpin pada satu kelompok tertentu dapat diterapkan dan bisa juga tidak dapat diterapkan pada kelompok yang lain tergantung pada karakteristik kelompok yang dipimpinnya.

2. Kepala Stasiun

Kepala stasiun adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap sebuah stasiun televisi. Seorang kepala stasiun bertanggung jawab dalam berbagai hal yang berhubungan dengan stasiun yang dipegangnya, seperti proses penyiaran, teknis, mengatasi segala konflik maupun masalah baik internal maupun eksternal stasiun, menjalankan struktur organisasi, hingga menjaga hubungan baik dengan seluruh karyawan yang menjadi partner kerjanya.

Stasiun televisi merupakan sebuah entitras bisnis, dimana didalamnya terdapat berbagai unsur dan berbagai orang dari disiplin profesi yang berbeda. Seperti make up, administrasi, marketing, pemasaran, teknis, sampai pengelola konten diantaranya produser, presenter reporter. Dari semua itu, diharapkan seorang kepala stasiun dapat merangkul seluruh karyawan yang berbeda itu untuk dapat diajak bekerja sama dalam mewujudkan tujuan perusahaan.

7

(22)

12

3. Kinerja Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan berjalan. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, system, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hubungan dengan perusahaan, Malayu Hasibuan berpendapat,karyawan adalah penjual jasa, baik pikiran maupun tenaga dan mendapat kompensasi dari perusahaan yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.8

Jadi, kinerja karyawan adalah bagaimana seorang karyawan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi yang menyangkut tugas fungsional, yaitu tugas yang berkaitan dengan seberapa baik seorang karyawan menyelesaikan seluk beluk pekerjaan. Dan tugas perilaku, yaitu tugas yang berkaitan dengan seberapa baik karyawan menangani kegiatan antar personal dengan anggota lain dari organisasi, termasuk mengatasi konflik mengelola waktu, memberdayakan orang lain, bekerja dalam tim maupun bekerja mandiri.9

4. Komunikasi Personal

Komunikasi personal adalah komunikasi seputar diri sendiri. Biasanya, komunikasi ini dilakukan ketika sedang melakukan perenengungan, perencanaan, dan penilaian pada diri sendiri. Hal tersebut membentuk landasan-landasan bagi tanggapan, motivasi, dan komunikasi kita dengan orang-orang atau beberapa factor yang ada di dalam lingkungan.

8

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.Gunung Agunng, 2000) hal 12

9

(23)

13

Selain itu, komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih disebut dengan komunikasi interpersonal. yang merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi berhadap hadapan antara dua orang atau lebih baik secara terorganisasi maupun tidak. komunikasi ini menunjukan sikap dan cara seseorang dalam berkomunikasi.

(24)

14

G. Kerangka Pikir Penelitian

Setiap perusahaan memiliki seorang pemimpin yang mempunyai tugas mengatur dan mengarahkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu pemimpin perusahaan melakukan komunikasi –komunikasi kepada karyawannya dengan gaya komunikasi pemimpin.

Dari bagan kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa tema dari penelitian ini adalah mengenai gaya komunikasi kepala stasiun Metro TV Jatim dalam membangun kinerja karyawan. Gaya komunikasi kepala stasiun dengan karyawan berkaitan dengan teori Koorientasi Organisasi. Dari Teori Koorientasi Organisasi menjelaskan bagaimana organisasi dibangun melalui percakapan. Taylor memulai pemikirannya dengan ide bahwa organisasi

terjadi ketika “two people interact around a particular focus of concern” (dua Komunikasi Organisasi

Kepala Stasiun Karyawan

Gaya

Komunikasi Kinerja

Teori Koorientasi Organisasi

Metro TV Jawa Timur

(25)

15

orang berinteraksi di suatu fokus tertentu).10 Taylor menyebut proses ini

disebut “Koorientasi”, Yaitu gagasan bahwa dua orang memberikan perhatian pada suatu objek yang sama (isu, topik, situasi). Ketika komunikator memberikan perhatian pada objek yang sama atau melakukan koorientasi maka mereka mencoba untuk menegosiasikan suatu makna yang koheren (utuh) terhadap objek yang menjadi perhatian bersama itu. Terkadang para komunikator sukses membentuk makna koheren yang sama namun terkadang mereka gagal sehingga membutuhkan interaksi yang lebih intensif untuk mencapai makna bersama. Dengan demikian, komunikator menjadi saling terkait atau terhubung satu sama lainnya.

Di dalam sebuah organisasi interaksi seringkali dilakukan, baik interaksi yang mengarah pada pembicaraan suatu objek/ isu, biasanya berupa kebijakan maupun hal-hal yang berkaitan dalam ranah kerja. perbedaan pendapat sering terjadi, antara karyawan dengan karyawan hingga karyawan dengan pemimpin. Dua individu ini membawa serta pandangan atau perspektif masing-masing mengenai satu objek sehingga adanya perbedaan pendapat kerap kali muncul antara pemimpin dan karyawan. Walau berbeda pandangan, Karyawan maupun kepala stasiun tetap pada alur yang sama yaitu menjadikan Metro TV Jatim sebagai salah satu Televisi berita yang dapat memberikan yang terbaik untuk pemirsa

10

(26)

16

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitan dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti.11 Sedangkan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana gaya komunikasi kepala stasiun terhadap kinerja karyawan secara mendalam.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian a. Subyek dan Informan Penelitian

Menurut Arikunto, subyek penelitian adalah orang yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.12 Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala Stasiun Metro TV Jawa Timur, sedangkan informan penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan dan informan tentang suatu fakta atau pendapat. Informan dalam penelitian ini adalah beberapa karyawan Metro TV Jawa Timur yaitu Wuriyanto dan Agung Sudrajat.

11

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2011), hlm. 33-34

12

(27)

17

Nama Usia Jabatan

Prihadi 28 tahun Kepala Stasiun

Wuriyanto 34 Tahun Tekhnis

Agung Sudrajat 32 tahun Editor

b. Obyek Penelitian

Obyek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bidang yang terkait dengan keilmuan komunikasi personal. Dalam hal ini lebih ditekankan pada gaya komunikasi kepala stasiun dalam membangun kinerja karyawan Metro TV Jatim.

c. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Kantor Metro TV Jawa Timur yang terletak di Jl. Ketampon Kompl. Ruko Permata Bintoro Kav. 118-123, Surabaya.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Dalam sebuah penelitian, jenis data digolongkan menjadi dua, antara lain:

1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggerakkan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung dari subyek sebagai sumber informasi yang dicari, seperti halnya observasi. Adapun sumber data primer

(28)

18

dalam penelitian ini adalah cara komunikasi pemimpin Metro Tv Jatim dalam meningkatkan kinerja karyawan.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber data tambahan atau pelengkap dari data primer yang ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang berasal dari dokumen-dokumen baik berupa buku, dokumen lain mengenai obyek penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian.13 Dalam hal ini, data-data diperoleh dari dokumen tentang obyek penelitian yakni Kepala stasiun yang merupakan pemimpin dari Metro Tv Jatim dan beberapa karyawan. Yang termasuk dalam data sekunder adalah sumber data dari hasil wawancara dilakukan dengan pola purposive sampling (mengambil orang-orang terpilih menjadi informan), karena dengan pola ini peneliti bisa menentukan informan. Yakni mencari data dari kepala stasiun dan beberapa karyawan Metro Tv Jatim yang menjadi subyek penelitian dan bisa menghasilkan data yang diinginkan. b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sumber data primer berasal dari lapangan, yang didapat dari cara wawancara terbuka yang akan dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkembang.hal ini dilakukan untuk menghindari dari kesalahpahaman jika ada hal yang kurang jelas menurut informan sehingga butuh penjelasan lebih lanjut. Sumber

13

(29)

19

data dibutuhkan untuk mendapatkan info tentang gaya komunikasi yang terjadi pada pemimpin guna meningkatkan kinerja karyawan. 2) Data sekunder adalah data tambahan atau pelengkap dari data primer yang ada. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari buku–buku, internet serta beberapa referensi yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian.

4. Tahap – tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian ini. Secara umum tahap penelitian tersebut terdiri dari empat tahap yaitu:

a. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan, adalah tahap untuk menganalisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti sebelum di lapangan atau pra lapangan.14 Di antaranya:

1) Memilih lapangan penelitian, yakni di Metro TV Jawa Timur.

2) Memilih dan memanfaatkan informan, hal ini dilakukan untuk membantu mempermudah memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan.

14

(30)

20

3) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Seluruh perlengkapan yang bersifat teknis maupun non teknis disiapkan secara sempurna.15

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap yang selanjutnya yakni tahap pekerjaan lapangan. Tahap pekerjaan lapangan adalah tahap di mana peneliti mulai memasuki lapangan. Peneliti berada di lapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan,dan dalam hal ini ada tiga bagian:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri pekerjaan di lapangan.

Untuk memasuki pekerjaan di lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di samping itu, ia perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun secara mental. 2) Memasuki Lapangan

Ketika peneliti telah memasuki lapangan, hal – hal yang perlu di pahami adalah keakraban hubungan, maka ketika peneliti telah akrab dengan informan, data-data yang akan diperoleh akan lebih mudah, karena subyek dengan suka rela menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang diperlukan. Untuk lebih akrab lagi, maka peneliti juga harus mampu mempelajari bahasa yang digunakan oleh latar penelitiannya. Peneliti sebaiknya tidak hanya mempelajari bahasa, tetapi juga simbol–simbol yang digunakan oleh orang–orang yang menjadi subyek. Peneliti

15

(31)

21

hendaknya sekurang–kurangnya mengerti dan jangan hanya menduga bahwa ia mengerti agar tidak terjadi kesalah pahaman.16 3) Berperan serta sambil mengumpulkan data

Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.

c. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil pemulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik pula terhadap hasil penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitain kualitatif, sering kali menggunakan teknk pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian–kejadian, perilaku, obyek–obyek yang dilihat dan hal–hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga

16

(32)

22

peneliti dapat menemukan pola–pola perilaku dan hubungan yang terus–menerus terjadi. Jika hal itu sudah ditemukan, maka peneliti dapat menemukan tema–tema yang akan diteliti.17

Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri/berkecimpung di lingkungan sosial yang diamati, melalui teknik partisipasi untuk memperoleh data relatif yang lebih akurat dan lebih banyak, karena peneliti secara langsung mengamati kejadian dan perilaku/peristiwa dalam lingkungan sosial tertentu.18Dalam hal ini, peneliti langsung mengamati gaya komunikasi pemimpin Metro Tv Jatim dalam meningkatkan kinerja karyawan.

b. Wawancara

Metode wawancara ini juga disebut sebagai wawancara tidak terstuktur. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara myang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.19 Adapun dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara perorangan dengan Kepala stasiun Metro TV Jatim dan beberapa karyawan lain dari berbagai posisi/jabatan (Teknis, Produser, Editor, dll). Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data secara luas dan menyeluruh. c. Dokumentasi

17

Jonatan Sarwono , Metode Penelitian, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), hal 224 18

Rosady Ruslan , Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal 35

19

(33)

23

Dokumentasi diperlukan untuk memperkuat bukti dari penelitian yang peneliti lakukan. Dokumentasi yang diambil berupa foto, yang terkait dengan hal – hal yang penting dan sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian – pengertian, konsep – konsep dan pembangunan suatu teori baru.20 Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah tahapan pengumpulan data, tahapan kedua adalah reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap display data dan tahapan yang terakhir adalah tahapan penarikan kesimpulan.

a. Tahap Reduksi Data

Proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Hasil wawancara, observasi akan diubah menjadi bentuk tulisan.

Dalam tahap ini, peneliti mulai dengan membuat ringkasan pertanyaan untuk informan, lalu mengumpulkan data di lapangan berupa hasil wawancara dengan informan, dan mengambil dokumentasi saat wawancara.

b. Tahap Display Data

Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpulan data dan telah berbentuk tulisan, langkah selanjutnya

20

(34)

24

adalah display data. Mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam, serta akan memecahkan tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai dengan wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

c. Tahap Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel subkategorisasi dan pengkodean yang sudah terselesaikan disertai dengan qoute verbatim wawancaranya.21

7. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hal penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal diantaranya: subyektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (observasi partisipasi), sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil akurasi penelitian.22

Di dalam penelitian kuantitatif uji validitas dan uji realibitas dapat dilakukan terhadap alat penelitian untuk menghindari ketidak validan dan

21

Haris Herdiansyah ,Metode Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) , hal : 161.

22

(35)

25

ketidaksesuaian instrument penelitian itu dianggap sudah valid dan sesuai dengan data yang diinginkan. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif ketiga hal di atas akan terus mengganggu dalam proses–proses penelitian kualitatif. Untuk itu perlu dibangun mekanisme untuk mengatasi keraguan setiap hasil penelitian kualitatif. Sehubungan dengan itu, Moleong mencoba membangun teknik pengujian keabsahan data yang ia beri nama teknik pemeriksaan.23 Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan keabsahan data yang dipakai oleh peneliti adalah:

a. Perpanjangan Waktu

Padget (1998) menyatakan bahwa perpanjangan waktu antara peneliti dengan subyek yang diteliti dapat menghindarkan penelitian dari bias kereaktifan dan bias responden.24 Dalam hal ini, peneliti melakukan proses pendekatan terlebih dahulu terhadap kepala stasiun serta beberapa karyawan Metro Tv Jatim sebelum ke pokok pembahasan inti untuk melakukan wawancara kepada informan.

b. Triangulasi data,

yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan teori.25 Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana disarankan oleh patton

23 Lexy J Moleong , Metode Penelitian Kualitatif,……….hal 327 24

Ibid , hal: 200 25

(36)

26

yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut :26

1) Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil wawancara.

2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui alasan- alasan apa yang melatar belakangi adanya perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau kesamaannya sehingga dapat sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas data.

c. Melakukan Cek Ulang

Melakukan cek ulang merupakan salah satu teknik meminimalisasi kesalahan untuk memastikan semua tahapan yang telah dilakukan sudah berjalan dengan prosedur yang telah ditetapkan.

I. Sistematika Pembahasan

Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai pembahasan penelitian ini, maka penulis merinci dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

26

(37)

27

BAB I PENDAHULUAN, Pada bagian ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, metode penelitian, dan dalam metode penelitian ini juga membahas; pendekatan dan jenis penelitian, Subjek, Obyek, dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap- Tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data, Selanjutnya yaitu sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORITIS, Pada bab ini berisi tentang definisi dan tinjauan secara teoritis terkait fenomena yang diteliti, serta teori yang dipakai dalam penelitian ini.

BAB III PENYAJIAN DATA, Penyajian data pada bagian ini berisi sekumpulan data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber. Data yang disajikan dalam bab ini merupakan bahan yang akan dianalisis dalam bab selanjutnya (bab IV). Pada bab ini terdiri atas deskripsi subjek dan lokasi penelitian, serta deskripsi data penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA, Bab ini berisi tentang analisis atau pembahasan data yang dihasilkan temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori.

(38)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 1. Gaya Komunikasi

a. Pengertian Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan.1

Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa gaya komunikasi merupakan seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pula pada maksud si pengirim dan harapan dari penerima.

Steward L.Tubbs dan Sylvia Mos menyatakan “ Gaya komunikasi

ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang

– orang yangmenggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one – away communication.” Gaya komunikasi adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu sistem tertentu. Masing – masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunkasi yang dipakai

1

(39)

29

untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).2

Gaya komunikasi dipengaruh situasi, bukan kepada tipe seseorang, gaya komunikasi bukan tergantung pada tipe seseorang melainkan kepada situasi yang dihadapi. Setiap orang akan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda-beda ketika mereka sedang gembira, sedih, marah, tertarik, atau bosan. Begitu juga dengan seseorang yang berbicara dengan sahabat baiknya, orang yang baru dikenal dan dengan anak-anak akan berbicara dengan gaya yang berbeda. Selain itu gaya yang digunakan dipengaruhi oleh banyak faktor, gaya komunikasi adalah sesuatu yang dinamis dan sangat sulit untuk ditebak. Sebagaimana budaya, gaya komunikasi adalah sesuatu yang relatif.

b. Faktor Pendukung Gaya Komunikasi

Ada tujuh Faktor yang dapat mempengaruhi gaya komunikasi, antara lain:3

1) Kondisi Fisik

Sesuai dengan penjelasan di atas terlihat jelas bahwasannya kondisi fisik di mana seseorang melakukan komunikasi sangat mempengaruh gaya komunikasi. Seperti halnya ketika kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan kapasitas minim dalam bertatap

2

Sasa Djuarsa Sendjaja. Materi Pokok : Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.1994. hal, 142.

3

(40)

30

muka, hal tersebut akan berakibat pada ketidak nyamanan dan kurangnya kepastian antara si pengirim dan penerima pesan. Selain itu dapat menimbulkan ketidaksesuaian atau kenyamanan antara kedua belah pihak.

2) Peran

Persepsi akan peran diri sendiri (sebagai pelanggan, teman atasan) dan peran komunikator lainnya mempengaruhi bagaimana berinteraksi. Setiap orang memiliki harapan yang berbeda dari peran mereka sendiri dan orang lain, dan dengan demikian mereka akan sering melakukan komunikasi antar satu dengan lainnya. 3) Konteks Historis

Sejarah mempengaruhi setiap interaksi. Sejarah bangsabangsa, tradisi spiritual, perusahaan, dan masyarakat dengan mudah dapat mempengaruhi bagaimana memandang satu sama lain, dengan demikian dapat mempengaruhi gaya komunikasi. 4) Kronologi

Bagaimana interaksi itu cocok menjadi serangkaian peristiwa yang mempengaruhi pilihan gaya komunikasi seseorang. Hal tersebut akan membuat perbedaan, jika itu adalah pertama kalinya seseorang berinteraksi tentang sesuatu atau kesepuluh kalinya, jika interaksi masa lalu seseorang telah berhasil atau tidak menyenangkan. Maka akan membuat suatu perbedaan terhadap gaya komunikasi seseorang.

(41)

31

Bahasa yang kita gunakan, "versi" dari bahasa yang di ucapkan misalnya, Aussie, Inggris, atau versi bahasa Inggris Amerika dan kelancaran dengan bahasa tersebut. Semuanya memainkan peran dalam gaya berkomunikasi seseorang. Gaya komunikasi seseorang dalam bahasa Inggris berarti bahwa orang yang terbiasa berbahasa jepang tidak sepenuhnya memahaminya, dan kemampuan ini akan memberikan batasan pada seseorang untuk sepenuhnya berpartisipasi dan mempengaruhi arah pembicaraan.

6) Hubungan

Seberapa baik seseorang mengetahui orang lain, dan seberapa banyak seseorang suka atau percaya dan sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi. Selain itu, pola mengembangkan hubungan tertentu dari waktu ke waktu sering memberikan efek kumulatif pada interaksi selanjutnya antara mitra relasional.

7) Kendala

(42)

32

c. Hambatan Dalam Gaya Komunikasi

1) Hambatan Teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, hambatan teknis ini semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.

2) Hambatan Semantik

Gangguan semantik adalah hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian+, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara symbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.

Untuk menghindari salah komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.

3) Hambatan Manusiawi/hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.

(43)

33

kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang.4

2. Pemimpin

a. Pengertian Pemimpin

Istilah Pemimpin, Kepemimpinan, dan meimpin pada mulanya

berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya

digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu peran dalam system tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Adapun istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang

bukan “pemimpin”. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam

konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga ia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan serta mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama sama melakukan aktivitas tertentu demi mencapai satu atau beberapa tujuan.5

Saat menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin, waktu yang dimiliki setiap hari sepertinya tak pernah cukup dan cenderung kurang. Memanfaatkan kekuatan di pagi hari dapat menjadi kunci untuk

4 Wartawarga Student journalism, “Komunikasi”, dalam

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/komunikasi-51/, 31 Desember 2009 5

(44)

34

meningkatkan produktivitas kinerja seorang pemimpin, khususnya dalam menjalankan tugas kepemimpinan.

Seorang pemimpin di dalam organisasi adalah seorang kepala dari suatu instansi/unit organisasi yang tugas utamanya adalah memimpin dengan cara membimbing dan menuntun orang-orang (karyawan/bawahan) yang bekerja dalam organisasi guna mencapai tujuan. Maka dari itu, Kepemimpinan bukanlah sebuah “kekuasaan” melainkan sebuah tugas, tanggung jawab dan pengorbanan untuk membawa anggotanya mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.

(45)

35

b. Peran Pemimpin

Dalam sebuah organisasi, ada cara lain untuk memahami peran dari

seorang pemimpin, yakni dengan melihat peran “formal” mereka yang

menurut Mintzberg (1973), ada tiga peran utama, yakni6: 1) Peran Interpersonal

- Fingurehead, peran simbolis seorang pemimpin di dalam organisasi, seperti menghadiri pertemuan, upacara, menerima tamu, dll.

- Leader, peran ini adalah peran utama seorang pemimpin baik secara langsung maupun tidak langsung kepada para bawahannya, baik bersifat formal maupun informal

- Liaison Manager, peran ini menuntut seorang pemimpin bertindak sebagai titik utama komunikasi dalam organisasi. Maka, seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan membuat jaringan komunikasi sebaik mungkin dan menempatkan diri sebagai sumber data

2) Peran Informasional

- Monitor, peran ini adalah peran sentral seorang pemimpin dalam mencari dan menerima sumber informasi baik dari luar maupun dalam organisasi. Peran ini menuntut seorang pemimpin untuk dapat bepikir cerdik, karena pada peran inilah, system organisasi bersumber dan suka tidak suka pemimpin dapat melakukan ini dengan sebaik mungkin.

6

(46)

36

- Disseminator, peran ini menuntut seorang pemimpin untuk memfilter informasi-informasi dari luar organisasi serta memutuskan mana yang berguna atau tidak berguna serta mendistribusikannya kepada bawahan

- Spokesman, peran ini sering juga disebut sebagai peran Humas, karena dalam peran ini seorang pemimpin dituntut dapat memberikan informasi yang bernilai kepada orang-orang di luar maupun organisasi serta bernegoisasi dengan mereka sesuai dengan nilai-nilai utama organisasi

3) Peran Mengambil Keputusan

- Disturbance Handler, peran ini sering juga disebut sebagai peran pemecah kebuntuan. Jika ada gangguan-gangguan yang bersumber dari dalam maupun luar organisasi dan para bawahan tidak tahu bagaimana mengatasinya secara tepat, bantuan seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan dalam keadaan seperti ini

(47)

37

- Negosiator, peran ini menuntut seorang pemimpin untuk dapat bernegoisasi. Peran ini mutlak membutuhkan peran-peran seperti spokesman, figurehead, dan resources allocator.7

c. Karakter Pemimpin

Pemimpin memiliki karakteristik selalu memiliki upaya untuk menciptakan hal yang baru (berinovasi). Gagasan – gagasan yang dimiliki oleh pemimpin merupakan gagasan sendiri tidak meniru ataupun menjiplak. Pemimpin selalu berupaya untuk mengembangkan apa yang ia lakukan. Ia percaya bawahan dan selalu menyalakan api kepercayaan pada anggota organisasi.

Setiap pemimpin memiliki gaya Kepemimpinan, ada kalanya pemimpinn tidak memberi kesempatan pada bawahannya untuk bertanya ataupun minta penjelasan. Ada kalanya pemimpin memberi kesempatan bawahan untuk berdiskusi, bertanya, dan ada kalanya membiarkan kondisi yang ada pada bawahannya.

Stephen Covey (2012) mengungkapkan bahwa “90% dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter”.

Dengan demikian, kesuksesan seorang pemimpin tidak bertumpu pada kehebatan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, namun kontribusi karakter sangat menunjang dalam keberhasila seorang pemimpin.

Mengingat pentingnya sebuah karakter pemimpin, ada sejumlah karakter pemimpin yang luhur untuk menjawab

7

(48)

38

tantangan-tantangan pemimpin yang ingin memiliki karakter yang luhur. Dalam era informasi ini tampaknya nilai-nilai kepemimpinan berfokus pada pencitraan diri, teknologi atau etika kepribadian. Pencitraan diri seolah menjadi kunci sukses seorang pemimpin. Pencitraan diri yang dibangun melalui media elektronik (internet) dan media massa seolah menjadi penentu seorang pemimpin. Asumsi dibelakngnya ialah semakin popular seseorang maka hal ini mengindikasikan bahwa dia berpengaruh dalam masyarakat. Karakter pemimpin yang luhur yang dimaksud adalah sebagai berikut:8

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistis

seorang pemimpin yang berkarakter mampu menilai dirinya, kelebihan kekurangannya baik secara fisik, pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya. Ia menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin dibutuhkan akhlak yang mulia yang bermuara pada hati nurani yang mampu berlaku adil, jujur, berani, tegas, dan berintegrasi.

2. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistis

Seorang pemimpin yang berkarakter mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistis. Ia mau menerima secara wajar apapun yang terjadi dalam kehidupannya, tidak mengharapkan kondisi kehidupan sebagai

8

(49)

39

sesuatu yang sempurna. Artinya, ia tidak “gila hormat, uang

ataupun kedudukan”.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis

Pemimpin yang berkarakter dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksinya secara rasional. Dia tidak sombong apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Sebaliknya, jika ia mengalami kegagalan, ia pun tidak bereaksi dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimis.

4. Menerima tanggung jawab dengan ikhlas

Ia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan dan pekerjaan yang dihadapinya. Ia pro aktif menerima tanggung jawab yang diberikan atasan dengan tulus dan ikhlas

5. Memiliki Kemandirian

Ia memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak. Ia mampu mengambil keputusan, mengarahkan, dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya

6. Dapat mengontrol emosi pribadi

(50)

40

7. Berorientasi Tujuan

Pemimpin yang berkarakter mampu merumuskan tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang, tidak atas dasar paksaan dari luar. Ia berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan ketrampilan

8. Berorientasi keluar (Ekstrovert)

Pemimpin yang berkarakter bersikap respek terhadap orang lain, empati, dan memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungan. Selain itu, ia bersifat fleksibel dalam berpikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya sendiri. Ia tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain karena kekecewaan dirinya

9. Bertanggung jawabv social

Pemimpin yang berkarakter aktif berpartisipasi dalam kegiatan social dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain

10.Memiliki keyakinanatau harapan hidup yang lebih baik

(51)

41

11.Orientasi Kebahagiaan

Pemimpin yang berkarakter kehidupannya diwarnai kebahagiaan yang didukung oleh factor-faktor Achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih saying). Ia lebih senang membahagiakan orang lain daripada dirinya sendiri

d. Kemampuan Pemimpin

Menurut Rustandi (1987), terdapat tiga macam kemampuan atau keahlian dasar (Skill) yang harus dimiliki pemimpin, antara lain:9

1) Keahlian Teknis (Technical Skill)

Keahlian teknis berhubungan dengan kegiatan tertentu, khususnya menyangkut metode, proses, prosedur, atau teknik. Keahlian ini meliputi: Keahlian tentang prosedur, Kemampuan menulis laporan, dan Kemampuan Komunikasi Lisan atau menyampaikan gagasan secara lisan. Jenis keahlian ini lebih banyak dikuasai oleh manajer tingkat bawah.

2) Keahlian Konseptual (conceptual skill)

Keahlian konseptual berhubungan dengan kemampuan untuk melihat organisasi dan permasalahannya secara keseluruhan. Kemampuan ini meliput antara lain: Pengetahuan umum, daya nalar, kemampuan berpikir kreatif, dan

9

(52)

42

kemampuan mengambil keputusan. Jenis keahlian ini lebih banyak dikuasai oleh manajer tingkat menengah ke atas.

3) Keahlian Kemanusiaan (human skill)

Keahlian kemanusiaan berhubungan dengan kemampuan bekerja secara efektif dalam mempengaruhi dan mengajak anak buahnya untuk bekerja sama dengannya, serta kemampuan berhubungan secara efektif dengan organisasi atau perusahaan dan orang-orang berpengaruh di luar perusahaannya. Keahlian ini meliputi: Kemampuan bekerja sama, Kemampuan Memotivasi atau memberdayakan staf dan kemampuan konsultasi dan memberikan konseling kepada anak buah. Jenis ini lebih banyak dikuasai oleh manajer menengah ke atas. e. Pemimpin yang Efektif

Pemimpin dikatakan efektif, jika bawahannya telah berusaha merespon segala instruksi dan perintahnya. Bentuk respon bawahan dalam hal ini berupa melakukan tugas, sehingga besar kompensasi yang layak dapat memenuhi rasa keadilan. Dengan kepemimpinan yang efektif, bawahan akan menghormati, patuh dan taat kepada pemimpin dan dengan senang hati bekerja sama dengannya. Ini berarti dapat merealisasikan bahwa permintaannya konsisten dengan beberapa tujuan pribadi bawahan.

(53)

43

Sementara itu batasan yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan mencakup kepribadian, pengalaman masa lampau, dan harapan dari pemimpin yang bersangkutan; harapan dari perilaku atasan; karakteristik, harapan dan perilaku bawahan;persyaratan tugas; kultur dan kebijakan organisasi; dan harapan serta perilaku rekan kerja.

Kepribadian dan pengalaman masa lampau Dari seorang pemimpin membentuk gaya kepemimpinannya, akan tetapi tidak berarti bahwa gaya tersebut tidak dapat diubah. Pemimpin yang efektif akan sadar bahwa gaya tertentu akan memberi8kan hasil yang lebih baik bagi mereka dari pada gaya lainnya. Apabila suatu gaya ternyata tidak cocok, pemimpin dapat mengubahnya. Namun perlu dingat, bahwa pemimpin yang mencoba untuk memilih gaya yang tidak sesuai dengan kepribadian mustahil akan menggunakan gaya tersebut secara efektif. ini berarti bahwa seorang pemimpin harus dipilih berdasarkan tipe kepribadiaan yang dipersyaratkan dan pengalaman masa lampau baik organisasi formal maupun informal sehingga dpat mencapai hasil yang lebih efektif.

(54)

44

1. Recognize (mengakui)

Maksudnya mengakui bahwa kepemimpinan itu seperti sebuah seni yang dapat terus dikembangkan dan dipertajam. Dengan mengakui hal ini, maka seorang pemimpin bisa terus belajar, entah dari para mentor maupun dari buku-buku untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam memimpin. Dengan pengakuan ini, maka seorang leader sekaligus akan menjadi seorang Leaner (pembelajar). proses belajar itu seumur hidup, sebagaimana tersirat dalam ungkapan from womb to tomb. 2. Realize (menyadari)

Artunya, seorang pemimpin harus menyadari bahwa ia tidak bisa menjadi pemimpin yang efektif jika ia tidak bisa menjalin relasi yang baik dengan mereka yang dipimpinnya. Kepemimpinan harus berawal dari concern atau kepedulian kepada orang lain. Pemimpin yang efektif menyadari bahwa ia adalah pemimpin yang tugasnya melayani orang lain atau orang-orang yang dipimpinnya.

3. Remember (Mengingat)

Seorang pemimpin harus mengingat apa yang tertulis dalam

(55)

45

Ia harus selalu ingat bahwa orang akan merespon persis sama dengan yang dia lakukan.

4. Replicate (Meniru)

Untuk menjadi pemimpin yang efektif sekaligus efisien, seseorang harus berani meniru apa yang baik dari pemimpin lainnya. Sebaliknya, apa yang salah dan tidak bermanfaat tidak ditiru. Untuk menjadi efektif dan efisien kita bisa belajar dari kesalahan orang lain dan jangan mengulang kesalahan yang sama sehingga waktu tidak habis dengan sia-sia. Prinsipnya, menjadi pemimpin yang efektif dan efisien tidak usah melakukan proses trial and erorr, tapi meniru yang baim dan benar serta melupakan yang salah dan gagal dari pemimpin lain.

5. Resurrect (Menghidupkan kembali)

Seorang pemimpin yang efektif seharusnya juga menjadi motivator yang hebat. Ia bisa membangkitkan kembali semangat timnya yang mengalami kegagalan. Pemimpin yang efektif tidak main asal pecat kepada anak buahnya yang gagal. Tapi ia memberi kesempatan kepada mereka untuk gagal dan kemudian memberinya semangat agar bangki8t kembali untuk mengukir prestasi gemilang.

6. Reinvert (menemukan kembali)

(56)

46

lagi “spirit” yang dulu mendorongnya untuk menjadi

pemimpin. Ia harus mampu bukan saja out of the box, tapi bahkan jump of the box untuk kembali menemukan passionnya yang hilang. Hanya dengan demikian i8a bisa kembali memimpin dengan bersemangat.10

3. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku komunikasi organisasi, menurut mereka” komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini adalah komunikasi internal, komunikasi upward, dan lain-lain.11

Berbeda dengan Redding dan Sanborn, dalam buku komunikasi organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F. Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasidapat dilihat dari sudut pandang yaitu Definisi Subjektif dan definisi Objektif. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing.

Komunikasi dalam prespektif subjektif adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Pada prespektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan

10

Amirullah, SE, M.M, Kepemimpinan & Kerja Sama Tim, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), hal 66-68

11

(57)

47

penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasi. Pada prespektif ini yang lebih ditekankan pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka.12

Hampir sama dengan Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip oleh Soleh Soemirat dkk, dalam buku komunikasi organisasi

organisasional menyatakan bahwa” komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi”.13

Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang kompleks, komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan organisasi tersebut.

b. Arus Informasi Dalam Organisasi

Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan, untuk itu akan di bahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu:

a) Komunikasi Internal

komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi atau perusahaan.Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan struktur organisasi.Komunikasi dalam organisasi biasa terjadi diantara orang yang memiliki level

12

R. Wayne Pace dan Don F. faules, Komunikasi Organisasi, ( Bandung: Rosdakarya, 2006), hal.33

13

(58)

48

kepangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan lain-lain.14

b) Komunikasi Eksternal

“Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara or ang-orang yang berbeda di dalam dengan kahalayak di luar organisasi.” Adapun tujuan utama dilaksanakan komunikasi eksternal oleh sebuah organisasi adalah:

a. Untuk membina dan memelihara hubungan dengan baik b. Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan

c. Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif

c) Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim Komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap situasi dan kondisi iklim komunikasi

di perusahaan tersebut. “istilah “Iklim” disini merupakan kia -san(metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.Contohnya : tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasananya kekeluargaan, meskipunperbandingan Figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.

14

Gambar

Tabel 1.1 Subyek dan Informan Penelitian
Gambar tersebut menunjukan bahwa efektivitas komunikasi akan
Tabel 3.1 Profil Perusahaan Metro TV Jawa Timur
Gambar 3.1 Logo Metro TV Jawa Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 kelompok pelatihan plyometric incline bound, kelompok 2 sebagai kelompok pelatihan plyometric knee tuck jump, hal ini memungkinkan sampel lebih bervariasi

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mata PPKn siswa kelas VI

Dalam Pasal 91 dinyatakan bahwa ”setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau

accessoir dari perjanjian pokok. Persyaratan bagi penerima fidusia dalam melakukan pendaftaraan jaminan harus membuat permohonan pendaftaran seperti salinan akta

Adapun penanggulangan kelelahan kerja menurut Setyawati (1997) yaitu : 1) Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai sesuai dengan jenis pekerjaan yang

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai jenis informasi sebagai penunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disediakan sesuai dengan

Dari hasil penelitian didapat nilai kuat tekan beton campuran beton recycle lebih besar dari nilai kuat tekan campuran beton batu pecah, tetapi nilai kuat tarik belah beton

Dari uraian yang telah dikemukkan dalam melakukan pemodelan dan implementasi perangkat lunak mobile pada Bina Darma TV maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: