M akalah dalam Sem inar Nasional “ Opt im alisasi Penelit ian dan PPM unt uk Pencerahan dan Kem andirian Bangsa” LPPM P—UNY pada t anggal 7-8 M ei 2013.
Citra Eropa dalam Novel-Novel Terjemahan M utakhir
Oleh
Dian Sw andayani, Iman Santoso, Ari Nurhayati, dan Nurhadi
St af Pengajar Fakult as Bahasa dan Seni UNY e-m ail:diansw andayani_uny@yahoo.co.id
Abstrak
Lat ar Eropa (yang dit am pilkan lew at lat ar t em pat , lat ar w akt u, dan latar sosial) pada novel-novel t erjem ahan m ut akhair ini m erupakan refleksi kehidupan Eropa dengan segala kehidupannya. Tent u saja t idak persis dan m enyeluruh. M asing-m asing menggunakan porsi dan engle yang berbeda dalam m endeskripsikan Eropa. Gam baran ini m enjadi penuh w arna dan t idak t erkesan dogm atis. Kelebihan karya sast ra dalam mendeskripkan lat ar perist iw a m enjadi suat u kelebihan bagi pem baca guna mendalami at au m engenal sebuah kaw asan dengan lebih menyenangkan. Bagi pembaca Indonesia, novel-novel t ersebut bisa m enjadi pem erkaya dalam m engenal at au m em pelajari Eropa dengan lebih m enyenangkan. Dengan m em baca karya-karya novel sem acam ini pem baca Indonesia bisa lebih mengenal Eropa. Hal ini bisa m enjadi suat u pert aut an dalam m engartikan Eropa, m em andang Eropa. Pengenalan sem acam ini bisa m enjadi pem buka w aw asan t erhadap Eropa yang sesungguhnya, bukan berdasarkan st ereot ype yang selam a ini diperkenalkan. Dalam proses pem bacaan, seseorang akan m engalam i t ransform asi pem ikiran, t erm asuk dalam mem andang Eropa, m em andang sejarah Eropa, m em andang geografi Eropa, bahkan st at us sosial at au kult ur Eropa pada umum nya.
Kata-kata kunci: resepsi, novel, Eropa, pembelajaran, pluralism
Latar Belakang M asalah
Pada m asa kolonialisasi, sebagian besar akses hanya dim iliki dan dikuasai oleh pihak
kolonial, t erm asuk dalam penguasaan w acana. Tim ur hanya dibent uk dan dikonst ruksi oleh Barat .
Inilah yang oleh Said (1994:1—20; 1995:11—31; 2002:v—xxxvi) dit engarainya sebagai hegem oni
Barat t erhadap w ilayah jajahannya. Penguasaan w acana inilah yang seringkali disebut dengan
kajian orient alism e. Penjajahan yang disokong oleh kekuat an koersif sepert i t ent ara dan
senjat anya, juga dibarengi dengan penguasaan w acana dengan berkem bangnya kajian
orient alism e.
Sit us-sit us hegem oni sepert i lem baga-lem baga keagam aan, inst it usi sekolah, m edia
m assa, film , m usik, dan berbagai aspek budaya lainnya, t erm asuk karya sast ra, m erupakan sarana
guna m enanam kan pengaruh kepada pihak lain (dalam kont eks ini yait u dari pihak kolonial
kepada pihak t erjajah). Peranan Balai Pust aka pada m asa penjajahan di Indonesia dengan
m enerbit kan sejum lah buku, menerbit kan m ajalah, mendirikan perpust akaan tidak sedikit t urut
M eski penjajahan it u t elah berakhir, proses penyebaran pengaruh it u m asih t et ap
berlangsung hingga kini. Inilah periode yang seringkali dinyat akan dengan istilah poskolonial
(Said, 1994:1—20; Gandhi, 2001:1—31). Pert arungan dalam m em perebut kan pengaruh
hegem oni budaya it u kian kom pleks dan int ens t erut am a m em asuki abad ke-21 yang dit andai
dengan revolusi bidang inform asi yang oleh Toffler (1992:xv—xxi) sebagai The Third Wave. Tem a
pert arungannya t idak hanya sekedar Barat vs Tim ur, sepert i yang lam a dipolem ikkan oleh Sut an
Takdir Alisjahbana pada t ahun 1930-an, t et api kian kom pleks m eski kini cenderung dikerucut kan
oleh Hunt ingt on (Bust am an-Ahm ad, 2003:25—48) m enjadi Barat vs Islam . Eropa sebagai salah
sat u w akil dari Barat (selain Am erika Serikat sebagai kekuat an ut am a budaya Barat ) m asih
m em iliki peran yang ut am a dalam percat uran budaya dunia. Apalagi negara-negara di sana
kem udian m em bent uk apa yang dinam akan dengan Uni Eropa, sebuah usaha penggalangan
kekuat an (t erm asuk kekuat an budaya, selain geopolit ik, m onet er, pert ahanan) dalam m elakukan
negosiasi dengan pihak lain. Karya sast ra, sebagai salah sat u aspek budaya, kini m asih dipandang
sebagai salah sat u kom ponen dalam m engukuhkan blok hegem oni t ersebut .
Perm asalahannya, pengarang sebagai salah sat u agen hegem oni seringkali bisa menjadi
agen t radisional yang menjadi pengusung kelom pok hegem onik at au m alah sebagai agen organis
yang mem posisikan dirinya sebagai kelom pok yang m elakukan count er-hegemony t erhadap pihak
yang berkuasa. Dalam kont eks Eropa sebagai budaya hegem onik dunia, ada sejumlah karya sast ra
yang m enam pilkan cit ra Eropa dengan berbagai alt ernat if sikapnya yang perlu dit elit i secara lebih
lanjut . Oleh karena it u, perlu adanya pem bacaan krit is t erhadap sejum lah karya sast ra (novel)
m ut akhir yang berlat ar Eropa dalam kont eks ke-Indonesia-an sebagai bent uk pengakuan
t erhadap pluralism budaya.
Berdasarkan lat ar belakang m asalah di at as, t ujuan penulisan art ikel ini unt uk: (1)
m endeskripsikan lat ar diakronik Eropa yang dit am pilkan dalam novel-novel m ut akhir berlat ar
Eropa; (2) m endeskripsikan lat ar lokat if Eropa yang dit am pilkan dalam novel-novel m ut akhir
berlat ar Eropa; (3) m endeskripsikan lat ar st at us sosial Eropa yang dit am pilkan dalam novel-novel
m ut akhir berlat ar Eropa; (4) m endeskripsikan cit ra Eropa yang direfleksikan dan dikonst ruksi
dalam novel-novel m ut akhir berlat ar Eropa. Karena ket erbat an t em pat , art ikel ini lebih
difokuskan pada uraian poin keem pat. Poin ke-1 hingga ke-3 dibahas sebagai penunjang t erhadap
poin ke-4.
Luaran yang Diharapkan
Secara t eoret ik, art ikel ini diharapkan m enghasilkan sejum lah t em uan yang dapat
Secara prakt is, penelit ian ini diharapkan dapat m engungkapkan sejum lah hal yang t erkait dengan
proses konst ruksi sosial pem baca Indonesia t erhadap cit ra Eropa m elalui karya sast ra, dalam
kont eks ini yait u karya novel-novel m ut akhir berlat ar Eropa. Proses ini m erupakan proses yang
pent ing guna m enyeim bangkan penyereot ipan pandangan Barat t erhadap Tim ur (pandangan
post colonial), t et api juga pandangan Tim ur t erhadap Barat . Lew at kajian inilah proses akult urasi
budaya berjalan, khususnya dalam m enanam kan nilai-nilai pluralism e secara krit is.
Penanam an nilai-nilai pluralism e perlu dilandaskan pada dua hal. Yang pert am a yait u
m engenal at au m enget ahui budaya lain, dalam kont eks penelit ian ini adalah budaya Eropa dalam
konst elasi kesejarahannya. Secara t idak langsung, Eropa, khususnya yang diw akili oleh Belanda
dalam sejarahnya pernah mengalam i persinggungan dengan Indonesia sebagai bent uk kolonisasi.
Persent uhan sejarah m asa lalu ini menim bulkan t raum a sejarah yang m em andang Eropa sebagai
agressor dan kolonial yang negat if t et api secara diam-diam diakui sebagai pihak dominan yang
ingin dit iru (mim ikri). Eropa dalam kont eks ini adalah sebuah cermin orient asi yang ingin ditiru
sekaligus dilaw an.
Yang kedua, Eropa sebagai negara m aju seringkali menjadi t rend-set t er dalam berbagai
elem en kehidupan Indonesia, khususnya dalam budaya. Sosok Eropa sebagai pihak yang lebih
m aju m enjadi sem acam kebanggaan kalau Indonesia m enjadi bagian darinya, khususnya dalam
gaya hidupnya. Inilah yang dikhaw at irkan t erhadap sejum lah program st udi di universit as yang
m em iliki kajian Eropa karena seringkali lebih m enjadi kepanjangan t angan negara-negara Eropa
daripada unt uk kepent ingan nasionalism e Indonesia.
Hal-hal it ulah yang m enjadi pem bat as bagi pem belajaran bahasa asing khususnya
bahasa-bahasa Eropa (dalam kont eks ini juga karya-karya sast ranya). Para m ahasisw a Indonesia
perlu m engenali dan m endalami Eropa (t erm asuk salah sat unya lew at kajian karya sast ra) t et api
agar jangan hanyut “ m enjadi” Eropa. Perlu adanya pem bejalaran secara krit is t erhadap budaya
Eropa sehingga yang m uncul adalah rasa nasionalism e yang m em andang Indonesia sederajat
dengan pihak-pihak Eropa. Akan t et api, jangan sam pai pula m uncul rasa kebencian, rasa balas
dendam , ant ipat i at aupun rasa xenophobia t erhadap Eropa at au budaya Eropa.
Keseim bangan dalam m em andang Eropa akan t erjalin jika m engkaji Eropa secara
proporsional dan seim bang dalam kont eks pluralism e budaya. Eropa t idak lagi dianggap sebagai
t rend-set t er yang harus dijiplak t et api juga bukan suatu ent it as yang harus dicurigai. Pem aham an
t erhadap (budaya) Eropa secara pluralist ik dapat m engem bangkan karakt er seseorang ke arah
Hasil Temuan Kajian
Hasi t em uan penelit ian t am pak pada t abel berikut .
Tabel 1 Tabulasi Latar Eropa pada Novel-novel Terjemahan M utakhir
Citra Eropa dalam Novel-novel Terjemahan M utakhir
Eropa secara geografis dan hist oris selalu m engalami perubahan, juga m engalami naik
t urun kejayaan kebudayaannya. Wilayah ini ident ik dengan apa yang dulu m enjadi wilayah
Rom aw i, yang m enjadi kelanjut an kejayaan Yunani. Kaw asan yang sebet ulnya lebih luas daripada
Eropa yang sekarang karena w ilayah Rom aw i sebet ulnya w ilayah yang t erkait dengan Laut
M edit erania. Wilayah yang m eliput i t idak hanya Eropa yang sekarang t et api juga kaw asan di
Afrika Ut ara dan kaw asan Asia sepert i Yerusalem dan Turki.
Wilayah ini dalam dalam perjalanan sejarahnya set elah kerunt uhan Rom aw i kem udian
bersinggungan dengan kekuasaan Islam , baik di w ilayah Afrika Ut ara, wilayah Granada Spanyol,
bahkan hingga kekuasaan kekhalifahan Usm aniah dari Turki. Kehancuran kekhalifahan Usm aniah
pada akhir abad ke-19 at au aw al abad ke-20 dit andai dengan kejayaan m asa penjajahan
negara-negara Eropa t erhadap kaw asan lain di dunia. Pet a Eropa pada m asa kolonialism e inilah yang
sam pai sekarang m enjadi suat u bat asan geografis, wilayah penguasa, bukan lagi wilayah yang
dulu t erkait dengan Laut M edit erania.
Eropa set elah kejayaan kolonialism e m em bent angkan w ilayah yang berbeda dengan
Rom aw i. Afrika ut ara bukan lagi bagian Eropa karena daerah ini adalah jajahannya.
Wilayah-w ilayah Asia yang berkait secara geografis dengannya yang kem udian dikenal dengan Tim ur
Tengah at au bagian sisi t im ur Laut M edit erania juga m enjadi w ilayah jajahan. Turki yang ident ik
dengan kelanjut an kekhalifahan Usm aniah m em ang t idak dijajah oleh Eropa t et api hingga kini
belum dit erim a sebagai bagian dari M asyarakat Eropa.
Turki yang sem asa kekhalifahan Usm aniah m enjangkau ham pir sebagian besar Eropa
Tim ur adalah wilayah yang secara hist oris adalah bagian dari Eropa. Hanya secara religius
berbeda dengan wilayah Eropa yang Krist en. M eski dem ikian juga harus disadari bahw a w ilayah
Turki yang sekarang beribukot a di Ankara merupakan kaw asan yang dulu m enjadi pusat
pem erint ahan berbagai kekaisaran dan pusat penyebaran berbagai agam a. Sem asa Inst anbul
m enjadi pusat kekhalifahan, nuansa kehidupan m uslim m enjadi wilayah yang hegem onik di
w ilayah yang m em ang berbat asan di ant ara Eropa-Asia. Jauh sebelum Ist anbul, dulu dikenal
dengan nam a Bizant ium yang m enjadi pusat kekaisaran Rom aw i Tim ur lalu menjadi
Konst ant inopel yang sekaligus m enjadi sent ral penyebaran Krist en Ort odoks; berant ipoda dengan
Krist en Kat olik yang berpusat di Rom a, It alia.
Dem ikian set idaknya secara selint as bagaim ana Eropa m engalam i dinam ika sosialnya.
M ulai dari bagian yang belum apa-apa sem asa M esir Kuno m engalam i kejayaannya di w ilayah
yang sekarang dikat egorikan sebagai Afrika Ut ara, kem udian bergerak dengan kejayaan Yunani
at au kekhalifahan Islam sam pai t erjadinya perang Salib yang m enghadapkan Eropa yang Krist en
dengan Asia Barat yang Islam . Dinamika Eropa kem udian m enjelma m enjadi kaw asan yang
m enguasai indust ri mesin uap yang m em baw a kapal-kapal Eropa berjaya di laut an dunia yang
m engant arkan beberapa negara Eropa yang ut am a m enjadi negara-negara kolonial.
St at us it u kem udian bergerak lagi set elah sem ua negara jajahan it u m em erdekaan diri
dan m uncul Am erika sebagai kekuat an dom inan at aupun hegem onik di dunia set elah sebelum nya
bersaing dengan Uni Soviet (bagian lain dari Eropa) yang kom unis. Amerika Serikat (dan sejum lah
negara lain sepert i Kanada at au Aust ralia) m erupakan ent it as Barat yang t idak t erm asuk Eropa.
Eropa bukan lagi kawasan yang ut am a bagi dunia, bahkan bagi Barat sendiri karena ada Am erika
Serikat yang lebih m engunggulinya sekarang.
Eropa adalah sebuah kaw asan yang dinamis. Hingga kini pengaruhnya di dunia m asih
m enyisakan sisa-sisa kejayaannya dan pengaruh kuat budayanya m asih berkelebat dalam
pergulat an budaya di negara-negara bekas jajahan. M eski bukan lagi yang ut am a, pengaruh
Eropa m asih m emiliki daya t aw ar yang besar dalam percat uran polit ik, m ilit er, ekonom i, dan
budaya bagi negara-negara lain, t idak t erkecuali Indonesia.
M elalui karya-karya sast ra sem acam novel yang m enjadi objek penelit ian ini, cit ra w ajah
Eropa at au cit ra sejarah Eropa seringkali t ergam barkan, m enjadi deskripsi hist oris, geografis,
at aupun sosiologis lew at pem aparan lat ar cerit anya. Eropa yang m uncul dalam karya-karya
sem acam The Name of The Rose (Um bert o Eco), Baudolino (Um bert o Eco) at aupun Namaku
M erah Kirmizi (Orhan Pam uk) adalah Eropa m asa abad pert engahan yang bersinggungan dengan
kekuat an Islam . Perist iw a ini dit andai dengan kont ak berupa Perang Salib, yang m encit rakan
Eropa sebagai w akil Krist en. Eropa dalam kont eks ini bukan saja Eropa yang dikuasai oleh para
raja t et api juga secara langsung at aupun t idak langsung dikuasai oleh orang-orang gereja m ulai
dari para biaraw an, uskup hingga paus, baik paus yang berkuasa di Rom a, It alia at aupun di
Avignon, Perancis.
Pada novel Baudolino dan Namaku M erah Kirmizi t ergam bar pert em uan dua kult ur ini,
yakni Krist en dan Islam . Novel Baudolino banyak mengupas sisi Krist ennya sem ent ara novel
Namaku M erah Kirmizi lebih banyak m endeskripsikan Islam nya. Bisa jadi lat ar belakang
pengarangnya m enjadi fakt or kecenderungan t ersebut . Um bert o Eco yang Krist en asal It alia lebih
banyak kenal wilayah Eropa sem ent ara Orhan Pamuk yang m uslim asal Turki lebih banyak
m engenal kekhalifahan Usm aniah. Bagaim anapun inform asi Eropa yang t erpapar pada lat ar
kedua novel ini m em pert em ukan dua kekuasaan it u dalam sebuah rent ang w akt u dan rent ang
Pert em uan Eropa yang Krist en dengan Usm aniah yang m uslim juga m uncul at au
t ergam bar dalam novel The Hist orian (Elizabet h Kost ova), m eski sebet ulnya novel ini
m endeskripsikan biografi Vlad Tepes (1431—1476) dan m it os-m it os yang m elingkupinya.
Terlepas dari hal it u, pert em uan budaya Eropa yang Krist en dengan Ist anbul yang m uslim
t ercerm in dalam sejum lah perist iwa pada novel karya penulis Am erika ini. Deskripsi yang
m enyangkut Vlad Tepes yang dikenal sebagai Drakula dalam sejum lah lit erat ur merupakan
deskripsi hist oris yang sangat langka, dan m uncul dalam novel karya Kost ova ini.
Sepert i dalam sejumlah karya lainnya, novel Kost ova ini pun m enggam barkan lew at
t okoh-t okoh novelnya kalau sult an-sult an asal Ist anbul sebagai sult an yang t iran dan t idak
dem okrat is. Tent u saja hal t ersebut bukan hal yang asing bagi sejumlah penulis Barat (t erm asuk
penulis novel sepert i Kost ova) yang mencit rakan Ist anbul sebagai ent it as m uslim , ent it as yang
m enjadi pihak yang berseberangan at au m usuh bagi Eropa yang Krist en. Hal t ersebut set idaknya
t am pak dalam kut ipan novel The Hist orian berikut ini.
‘Beberapa orang berpendapat bagian it u t idak dit ulis Shakespeare, t api aku’— dengan penuh percaya diri ia m enepuk pinggir m eja—‘aku percaya bahw a gaya bahasanya, kalau dikut ip dengan akurat , adalah gaya bahasa Shakespeare, dan bahw a kot a it u adalah Ist anbul, diberi nam a alias Tashkani yang t erdengar sepert i nam a dalam bahasa Turki.’ Ia m em bungkuk ke depan. ‘Aku juga berpendapat bahw a t iran yang didat angi hant u it u adalah Sult an M ehm ed II, penakluk Konst ant inopel (Kost ova, 2007:332).’
Dalam novel Angels & Demon, The Da Vinci Code (Dan Brow n), dan Foucault ’s Pendulum
(Um bert o Eco) t erent ang sebuah pert arungan ant ara pihak gereja dengan kelom pok rahasia yang
dianggap berperan pent ing dan perjalanan sejarah Eropa. Kelom pok ini m uncul dengan berbagai
nam a m ulai dari Kabbala, Knight Tem plar, Priory of Sion, Illuminat i, Freem asonry dan sejum lah
nam a lainnya. Inform asi-inform asi yang t erdapat pada ket iga novel ini m em ang bersifat
spekulat if. Akan t et api, inform asi-inform asi dalam novel-novel inilah yang seringkali menjadi
rujukan bagi kalangan penganut t eori konspirasi sebagai sesuat u yang nyat a adanya dan m em ang
m enjadi penent u arah perist iw a sejarah Eropa m ulai dari revolusi di Perancis, di It alia, di Inggris,
di Spanyol dan Port ugal, hingga ke revolusi di Rusia.
Inform asi yang t erdapat dalam ket iga novel ini bersifat spekulat if art inya secara hist oris
t idak bisa dibukt ikan kebenarannya. Bahkan sejumlah buku yang m engupas hal-hal t ersebut , dan
m engkat egorikan dirinya bukan sebagai buku fiksi, m alah dikat egorikan sebagai fake hist ory at au
sejarah palsu. Bisa jadi, pem ilihan pengisahan pertarungan pihak gereja dengan kelom
pok-kelom pok t ersebut m elalui novel ini m enjadi pilihan yang t epat m engingat karakt erist ik novel
Ket iga novel ini mengisahkan Eropa yang dalam perjalanan sejarah panjangnya dipenuhi
dengan pert arungan ant ara pihak gereja dengan kelom pok-kelom pok rahasia sem acam
Freem asonry. Inform asi yang t erm uat dalam novel ini sangat kaya dalam m enggam barkan hal
t ersebut . Sejum lah perist iw a pent ing lainnya dit afsirkan kem bali sepert i anggapan kalau Yesus
m at i di t iang salib dit afsirkan kem bali kalau Dia t idak m at i set elah penyaliban. Dia m alah
m enikahi M aria M agdalena dan m em iliki ket urunan yang nant inya menjadi penguasa di w ilayah
Perancis Selat an sepert i t erdapat dalam novel The Da Vinci Code. Dalam sejarah, Eropa m engenal
dua kali Perang Salib. Pert am a dengan pihak m uslim di kaw asan Yerusalem . Kedua dengan pihak
Kat har (Krist en yang lebih m em uja M aria M agdalena, yang berbeda dengan Krist en Rom a) di
w ilayah Perancis Selat an. Inilah kekayaan yang dit am pilkan dalam sejumlah novel sem acam
Angels & Demon, The Da Vinci Code, dan Foucault ’s Pendulum.
Angels & Demon dan The Da Vinci Code t idak dit ulis oleh orang Eropa, t et api oleh orang
Am erika Serikat . Dengan demikian, Dan Brow n bisa jadi m engam bil jarak t erhadap lat ar yang
dikisahkannya lew at kedua novel t ersebut . M eski harus dit am bahkan novel sekuel berikut nya,
The Lost Symbol, yang berlat ar di wilayah Am erika Serikat sebet ulnya m asih m elanjut kan sepak
t erjang kelom pok ini, kelom pok yang dalam novel ket iga disebut kan dengan nam a Freem asonry.
Dalam novel ini t idak lagi t ergam bar pert arungan ant ara gereja dengan kelom pok t ersebut .
Sem ent ara dalam sejarah Eropa pert arungan m ereka t am pak t ergam bar dalam sejumlah
perist iw a yang secara sporadis dalam novel-novel ini.
Lat ar novel Kit ab Lupa dan Gelak Taw a (M ilan Kundera) t erjadi pada m asa 1940-an
hingga 1970-an dengan sejum lah perist iw a yang t erjadi di Praha at au Cekoslow akia pada
um um nya. Lat ar ini menjadi t ipikal karena Praha at au Cekoslow akia pada m asa it u adalah kot a
dan negara yang t ipikal dikuasai oleh pihak kom unis. Lat ar yang disajikan dalam novel ini bisa
dikat akan m ew akili Eropa Tim ur sem asa part ai kom unis m ulai m endom inasi kehidupan di wilayah
t ersebut . Dalam sejum lah kisahnya, novel ini m encit rakan perkem bangan Eropa pasca Perang
Dunia yang m engant arkannya pada pert arungan dua blok ut am a pem enang perang, yakni Blok
Kapit alis dan Blok Kom unis yang kebanyakan t erjadi di Eropa Tim ur.
Cit ra yang dit am pilkan dalam novel ini m erupakan deskripsi m ut akhir m anakala Eropa
yang t elah m engalami Perang Dunia it u akhirnya jatuh ke sit uasi yang t idak lebih baik ket ika
kekuasaan kom unis m ulai m encengkeram di sejum lah negara, t erm asuk salah sat unya di negara
Cekoslow akia, yang m enjadi lat ar ut am a novel ini. M ilan Kundera penulis novel Kit ab Lupa dan
Gelak Tawa ini sendiri akhirnya menjadi pengarang exile, yang m elarikan diri ke Perancis, w ilayah
Novel Ikan Tanpa Salah (Alfred Birney) m alah menam pilkan t okoh Edu at au Eduart
sebagai m anusia yang m engalam i dilem a dengan m asa lalunya, sebagai m anusia Indo. Lat arnya
t erjadi t ent u saja set elah m asa penjajahan selesai di sebuah kaw asan negeri Belanda. Lat ar
t em pat novel ini m erupakan lat ar yang t ersem pit jika dibandingkan dengan novel lainnya karena
perist iw anya hanya t erjadi pada sebuah keluarga Indo dengan rum ah kenangan yang mem baw a
ingat an Edu ke sejum lah perist iw a m asa lalu, khususnya dengan bapaknya.
Gam baran dalam novel ini t ent u saja m encit rakan sebuah lingkup yang kecil dari seorang
yang m engalami dilem a sebagai m anusia Indo. Tent u saja perist iw a sem acam ini t erjadi set elah
berakhirnya m asa penjajahan at au m asa poskolonial. Inilah gam baran Eropa (dalam kont eks ini
Belanda) sehabis m asa penjajahan yang m enyisakan orang-orang yang separuh Eropa dan
separuh asing. M anusia-m anusia Eropa yang t idak lagi m ew akili ent it as Barat t et api t erbelah
karena juga m ew akili ent it as Tim ur, m eski dalam kasus t okoh novel Ikan Tanpa Salah t idak
m ew akili ket erbelahan agam a Krist en dan Islam . Inilah cit ra sikap Eropa sekarang, yang pada sat u
sisi ingin m enerim a Islam dan Tim ur t et api dalam di sisi lain seringkali m enolaknya. Hal ini juga
t ercerm in dalam kasus permint aan Turki (yang seringkali dianggap sebagai Tim ur yang M uslim)
hingga kini belum dit erim a unt uk m enjadi anggot a M asyarakat Eropa (sebagai Barat yang
Krist en).
Pluralism e (dan juga dem okrasi) yang seringkali didengungkan Barat (Eropa) dalam kasus
sem acam ini seringkali m enjadi bumerang karena Eropa dalam kasus-kasus t ert ent u m alah t idak
bersikap pluralist ik. Lalu bagaim ana novel-novel berlat ar Eropa t ersebut dapat dim anfaat kan
sebagai sarana pem belajaran pluralism e? Unt uk menjaw ab pert anyaan ini perlu kajian lapangan
guna m enget ahui t ingkat pem aham an pluralism e, khususnya m ahasisw a Indonesia, t erhadap
Eropa. Juga suat u m odel pem belajarannya dalam m enerapkan hal t ersebut . Unt uk it u perlu
kajian lebih lanjut unt uk m endapat kan jaw aban at as sejum lah persoalan t ersebut .
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian, dapat dikem ukakan beberapa kesim pulan sebagai berikut .
Pert am a, dari novel-novel yang dikaji t erdapat sejum lah novel yang m engam bil lat ar Eropa pada
penggal w akt u sejarah t ert ent u, khususnya pada m asa abad pert engahan. The Name of The Rose
(Um bert o Eco) m engam bil lat ar Eropa pada bulan Novem ber 1327 di sebuah Biara Benekdikt in
yang t erdapat di It alia Ut ara. Baudolino (Um bert o Eco) juga serupa dengan m engam bil lat ar
Eropa pada m asa pem erint ahan Raja Frederick II yang hidup pada 1194—1250 dan m em erint ah
pada kot a-kot a It alia sepert i Rom a, M ilan, Venesia, at au Allesandria saja t et api juga ke Paris
(Perancis), Yunani, Ist anbul, Yerusalem , bahkan hingga ke w ilayah sebelah t im ur Turki.
Hal serupa juga t erdapat pada novel Namaku M erah Kirmizi (Orhan Pam uk). Lat ar novel
ini t erjadi pada m asa sekit ar akhir abad ke-16. Persisnya perist iw a ut am a dalam novel ini
berlangsung di kaw asan Ist anbul ketika kekaisaran at au kekhalifahan Usm aniah at au Ot t om an
diperint ah oleh Sult an M urad III yang hidup pada 1574—1595. M eskipun kejadian ut am anya
berlangsung di kot a Ist anbul, Turki, cerit a yang t erjalin dalam novel ini juga m eluas ke w
ilayah-w ilayah lain di Eropa kala it u sepert i Venesia, It alia. Novel Namaku M erah Kirmizi juga m emiliki
kesam aan dengan novel Baudolino karena keduanya sam a-sam a berkut at pada kehidupan ist ana
negara. Namaku M erah Kirmizi berkut at pada kehidupan kekhalifahan Usm aniah sedangkan
Baudolino berkut at pada kehidupan kekaisaran Rom aw i.
Kedua, t erdapat beberapa novel yang m engisahkan latar Eropa secara flash back. Art inya,
rent ang kesejarahan Eropa dikisahkan sebagai penjabaran at au sem acam kisah berbingkai t et api
alur ut am anya beraw al dari periode m asa kini kem udian m erent ang ke m asa lalu. Hal sem acam
ini t erdapat dalam novel-novel The Hist orian (Elizabeth Kost ova), Angels & Demons, The Da Vinci
Code (Dan Brow n), dan Foucault ’s Pendulum (Um bert o Eco).
The Hist orian diaw ali pada penem uan sebuah buku m ist erius oleh seorang gadis pada
t ahun sekit ar t ahun 1970-an di Am erika Serikat . Kisahnya kem udian m erent ang pada berbagai
perist iw a hist oris di Eropa. Kisah novel ini t erkait dengan kehidupan seorang Vlad Tepes yang
hidup pada 1431—1476, t okoh yang dianggap oleh Eropa sebagai penent ang Ist anbul at au
kekhalifahan Usm aniah. Tokoh inilah yang kem udian dikenal sebagai Dracula, t okoh nyat a yang
penuh dengan m ist eri dan kont roversi t erm asuk kem at iannya.
Angels & Demons dan The Da Vinci Code adalah novel sekuel (kelanjut an) dengan t okoh
ut am anya seorang dosen sim bologi asal Universit as Harvard, Am erika Serikat bernam a Robert
Langdon. Sepert inya kedua novel karya Dan Brow n ini m engam bil pola cerit a yang sam a. Ada
sebuah kem at ian m ist erius, kem udian Langdon m engurai t eka-t eki kem at ian t ersebut t et api
m alah m enem ukan sejumlah m ist eri besar yang sebetulnya sangat berpengaruh pada perjalanan
sejarah Eropa (bahkan dunia). Dalam Angels & Demons, Langdon m engungkap kem at ian seorang
ilm uw an yang juga seorang rahib dan akhirnya m engungkap berbagai persoalan gereja (Kat olik)
dengan pihak illuminat i. Sement ara dalam The Da Vinci Code, aw alnya Langdon m enem ukan
kurat or m useum yang sebet ulnya t okoh Biaraw an Sion yang t ew as dibunuh dan berlanjut pada
pengungkapan pert arungan ant ara pihak gereja dengan kelom pok Priory of Sion. Tent u saja
Hal serupa juga t erjadi pada novel Foucault ’s Pendulum yang lat ar ut am anya t erjadi pada
sekit ar t ahun 1970-an di M ilan, It alia. Akan t et api kisahnya m erent ang pada durasi w akt u dan
w ilayah yang ham pir m eliput i w ilayah Eropa. Novel ini relat if kom pleks dari segi t eknik
pencerit aannya dengan sederet inform asi hist oris yang disuguhkan m eskipun inform asi t ersebut
secara t idak langsung m emiliki kesam aan dengan kedua novel Dan Brow n. Dalam novel ini Eco
m engangkat sejarah pert arungan ant ara pihak gereja dengan Knight Tem plar, kelom pok yang
seringkali dit engarai ident ik dengan Priory of Sion, Illum inat i, Freem asonry, at au sejum lah nam a
sejenis lainnya.
Ket iga, ada sejum lah novel yang m engisahkan perist iw a yang dialam i t okoh-t okohnya
dalam t em pat , w akt u, dan kelom pok sosial yang lebih t erbat as, khususnya t erkait dengan m asa
kini. Lat ar Kit ab Lupa dan Gelak Taw a (M ilan Kundera) t erjadi pada m asa 1940-an hingga 1970-an
dengan sejum lah perist iw a yang t erjadi di Praha at au Cekoslow akia pada um um nya. Lat ar ini
m enjadi t ipikal karena Praha at au Cekoslow akia pada m asa it u adalah kot a dan negara yang
t ipikal dikuasai oleh pihak kom unis. Lat ar yang disajikan dalam novel ini bisa dikat akan m ew akili
Eropa Tim ur sem asa part ai kom unis m ulai mendom inasi kehidupan di w ilayah t ersebut .
Novel Ikan Tanpa Salah (Alfred Birney) m alah menam pilkan t okoh Edu at au Eduart
sebagai m anusia yang m engalam i dilem a dengan m asa lalunya, sebagai m anusia Indo. Lat arnya
t erjadi t ent u saja set elah m asa penjajahan selesai di sebuah kaw asan negeri Belanda. Lat ar
t em pat novel ini m erupakan lat ar yang t ersem pit jika dibandingkan dengan novel lainnya karena
perist iw anya hanya t erjadi pada sebuah keluarga Indo dengan rum ah kenangan yang mem baw a
ingat an Edu ke sejum lah perist iw a m asa lalu, khususnya dengan bapaknya.
Keem pat , lat ar Eropa (yang dit am pilkan lew at lat ar t em pat , lat ar w akt u, dan lat ar sosial)
pada novel-novel ini m erupakan refleksi kehidupan Eropa dengan segala kehidupannya. Tent u
saja t idak persis dan menyeluruh. M asing-m asing menggunakan porsi dan engle yang berbeda
dalam m endeskripsikan Eropa. Gam baran ini m enjadi penuh w arna dan t idak t erkesan dogm at is.
Kelebihan karya sast ra dalam m endeskripkan lat ar perist iw a menjadi suat u kelebihan bagi
pem baca guna m endalami at au m engenal sebuah kawasan dengan lebih m enyenangkan.
Bagi pem baca Indonesia, novel-novel t ersebut bisa menjadi pem erkaya dalam m engenal
at au m em pelajari Eropa dengan lebih menyenangkan. Dengan m em baca karya-karya novel
sem acam ini pem baca Indonesia bisa lebih m engenal Eropa. Hal ini bisa m enjadi suat u pert aut an
dalam m engart ikan Eropa, m em andang Eropa. Pengenalan semacam ini bisa menjadi pem buka
w aw asan t erhadap Eropa yang sesungguhnya, bukan berdasarkan st ereot ype yang selam a ini
t erm asuk dalam m em andang Eropa, m em andang sejarah Eropa, m em andang geografi Eropa,
bahkan st at us sosial at au kult ur Eropa pada um um nya.
Pengenalan it u akan m em buka w aw asan yang lebih baik yang kem udian diharapkan akan
m em buka penerim aan t erhadap pihak lain dan diharapka lebih t oleran t erhadap pihak lain,
dalam hal ini Eropa. Inilah yang kem udian m em unculkan sikap pluralism e, khususnya kepada
Eropa.
Saran/ Diskusi
Ada dua hal yang dapat dijadikan saran dalam penelit ian ini. Pert am a, pem bacaan
t erhadap karya-karya sast ra yang m enam pilkan lat ar Eropa diharapkan bisa m enjadi m edia dan
w ahana yang dapat m em unculkan pengenalan dan pem aham an yang lebih baik t erhadap Eropa.
Dengan m em baca novel-novel sem acam ini, pengetahuan dan w aw asan pem baca Indonesia
t erhadap Eropa akan m enjadi lebih baik. Hal ini t ent u saja sejalan dengan pengem bangan sikap
pluralism t erhadap pihak lain, dalam hal ini Eropa. Di kem udian hari, hal sem acam ini bisa
dikem bangkan unt uk aspek yang lebih luas, t idak hanya t erhadap Eropa t et api juga t erhadap
ent it as liyan yang lain.
Kedua, perlu dilakukan penelit ian lanjut an yang m engkaji t ent ang berbagai resepsi at au
t anggapan m edia m assa cet ak Indonesia t erhadap novel-novel berlat ar Eropa t ersebut . Selain it u
juga perlu dijajagi unt uk menget ahui seberapa besar t ingkat pem aham an m ahasisw a Indonesia
t erhadap Eropa berdasarkan inst rum en yang t elah dirancang pada t ahun pert am a. Kem udian
dilanjut kan dengan merancang m odel dan m odul pem belajarannya yang t erkait dengan
penget ahuan t ent ang Eropa lew at novel-novel ini sebagai pengayaan pem belajaran dalam rangka
m enum buhkan sikap pluralism , khususnya t erhadap budaya Eropa.
Catatan:
Art ikel ini m erupakan bagian dari hasil penelitian St rat egis Nasional (St ratnas) t ahun 2012 yang berjudul “ Resepsi Novel-novel M ut akhir Berlat ar Eropa dan Im plem ent asinya dalam Pem belajaran Pluralisme” yang diket uai oleh Dian Sw andayani dengan anggot a penelit i Im an Sant oso, Ari Nurhayati, dan Nurhadi.
DAFTAR PUSTAKA
Birney, Alfred. 2004. De Onschuld van Een Vis, Ikan Tanpa Salah (t erjem ahan Widjajant i Dharm ow ijono). Yogyakart a: Galang Press.
Brow n, Dan. 2005. Angels & Demons, M alaikat & Ibis (t erjem ahan Ism a B. Koesalamw ardi). Jakart a: Seram bi.
Brow n, Dan. 2010. The Lost Symbol (t erjem ahan Ingrid Dw ijani Nim poeno). Yogyakart a: Bent ang
Bust am an-Ahm ad, Kam aruzzam an. 2003. Sat u Dasaw arsa The Clash of Civilizat ions, M embongkar Polit ik Amerika di Pent as Dunia. Yogyakart a: Ar-Ruzz.
Cryst al, Elle. 2005. “ Priory of Sion,” w w w .cryst alinks.com, diakses 15 April 2005.
Eco, Um bert o. 2004. The Name of t he Rose (t erjem ahan Ani Suparyat i dan Sobar Hart ini). Yogyakart a: Jalasut ra.
Eco, Um bert o. 2006. Baudolino (t erjem ahan Nin Bakdi Soem ant o). Yogyakart a: Bent ang.
Eco, Um bert o. 2010. Foucault ’s Pendulum (t erjem ahan Nin Bakdi Soem ant o). Yogyakart a: Bent ang.
Freely, John. 2012. Ist anbul Kota Kekaisaran (Terjem ahan Fahm y Yam ani). Jakart a: Alvabet .
Gandhi, Leela. 2001. Teori Poskolonial, Upaya M erunt uhkan Hegemoni Barat . Yogyakart a: Qalam .
Ht t p:/ / En.Wikipedia.org/ wiki/ Dan_Brow n, diakses pada 27 M aret 2009.
Ht t p:/ / En.wikipedia.org/ wiki/ kabbalah, diakses pada 1 Desem ber 2012
Ht t p:/ / En.wikipedia.org/ wiki/ M ilan_kundera, diakses pada 1 Desem ber 2012
Ht t p:/ / En.wikipedia.org/ wiki/ orhan_pamuk, diakses pada 30 Novem ber 2012
Ht t p:/ / Id.w ikipedia.org/ wiki/ Dan_Brown, diakses pada 27 M aret 2009.
Ht t p:/ / Id.w ikipedia.org/ wiki/ vlad_t epes, diakses pada 20 Novem ber 2012.
Kost ova, Elizabet h. 2007. The Hist orian, Sang Sejaraw an (t erjem ahan Andang H Soet opo). Jakart a: Gram edia Pust aka Ut am a.
Kundera, M ilan. 2000. The Book of Laught er and Forget t ing, Kit ab Lupa dan Gelak Taw a (t erjem ahan M arfaizon Pangai). Yogyakart a: Yayasan Bent ang Budaya.
Pam uk, Orhan. 2006. M y Name is Red, Namaku M erah Kirmizi (t erjemahan At t a Verin). Jakart a: Seram bi.
Said, Edw ard W. 1994. Orient alisme, (t erjem ahan Asep Hikm at ). Bandung: Penerbit Pust aka.
Said, Edw ard W. 1995. Kebudayaan dan Kekuasaan, M embongkar M it os Hegemoni Barat , (t erjem ahan Rahm ani Ast ut i). Bandung: M izan.
Said, Edw ard W. 2002. Covering Islam, Bias Liput an Barat at as Dunia Islam, (t erjem ahan A. Asnaw i dan Supriyant o Abdullah). Yogyakart a: Ikon Teralit era.
Sum ardjo, Jakob. 1992. Lint asan Sast ra Indonesia M odern 1. Bandung: Cit ra Adit ya Bakt i