• Tidak ada hasil yang ditemukan

Report SMRU Consolidated 31 Maret 2016 FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Report SMRU Consolidated 31 Maret 2016 FINAL"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

1. Laporan posisi keuangan konsolidasian

1 -2

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian

3

3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian

4

4. Laporan arus kas konsolidasian

5

(4)

2016 2015

Catatan (31 Maret) (31 Desember)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank 2d,2f,2g,5 2.826.722 1.679.988 Investasi jangka pendek 2f,2g,6 1.528.412 1.470.910 Piutang usaha - pihak ketiga - neto 2d,2f,2g,7 16.347.137 19.448.787 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 2f,2g,8 57.956 13.918 Pihak berelasi 2f,2e,2g,8 18.726.637 18.022.098 Persediaan - bersih 2h,2n,9 2.623.121 2.628.137 Pajak dibayar di muka 2t,19a 7.199.680 6.475.709 Biaya dibayar di muka 2i,11 823.253 978.819 Uang muka 2e,10,30 8.124.408 7.319.471

Jumlah Aset Lancar 58.257.326 58.037.837

ASET TIDAK LANCAR

Kas yang dibatasi penggunaanya 2d,2f,2g,12 - 2.756.063 Aset pajak tangguhan 2t,19e 36.425 35.055 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar US$ 95.558.117 dan US$ 91.071.906

pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 2j,2n,13 61.722.574 66.012.497 Aset tak berwujud 2c,2k,2n,14 34.320.447 35.425.602 Aset eksplorasi dan evaluasi 2c,2n,2o,15 29.644.344 29.520.483 Uang jaminan 2f 56.509 54.383 Aset tidak lancar lainnya 2g 239.467 304.118

Jumlah Aset Tidak Lancar 126.019.766 134.108.201

(5)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2016 2015

Catatan (31 Maret) (31 Desember)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank jangka pendek 2d,2f,2g,16 7.496.127 7.225.239 Hutang usaha - pihak ketiga 2d,2f,2g,17 9.429.233 7.902.380

Hutang lain-lain 2g

Pihak ketiga 255.218 307.972 Pihak berelasi 344.747 233.793 Hutang pajak 2t,19b 56.695 61.000 Beban masih harus dibayar 2f,2s,18 489.211 3.155.983 Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank jangka panjang 2d,2f,2g,20 981.199 54.600.000 Hutang sewa pembiayaan 2d,2f,2g,2m,21 12.434.510 12.552.751

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 31.486.940 86.039.118

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan - bersih 2t,19e 9.723.520 10.398.134 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang bank jangka panjang 2d,2f,2g,20 52.567.799 -Hutang sewa pembiayaan 2d,2f,2g,21 3.426.722 4.928.818 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2p,22 1.210.908 1.227.333

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 66.928.949 16.554.285

JUMLAH LIABILITAS 98.415.889 102.593.403

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham Modal dasar 48.000.000.000 saham

pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing

12.499.385.782 dan 12.000.000.000 saham

pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 23 110.469.517 110.469.517 Tambahan modal disetor - bersih 1b,2r,24 25.074.870 25.074.870 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 2d (9.260.036) (10.116.139) Defisit (40.418.493) (35.866.677) Ekuitas neto yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 85.865.858 89.561.571

Kepentingan nonpengendali 2b (4.655) (8.936)

JUMLAH EKUITAS 85.861.203 89.552.635

(6)

2016 2015

Catatan (Tiga bulan) (Tiga bulan)

PENDAPATAN 2s,25 7.744.353 9.192.171 BEBAN POKOK PENJUALAN 2s,26 (11.445.940) (9.133.950) LABA (RUGI) BRUTO (3.701.587) 58.221

Beban umum dan administrasi 2s,27 (2.268.689) (2.410.273) Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto 2s,28 853.412 (271.727) RUGI USAHA (5.116.864) (2.623.780)

Beban keuangan 2s (105.359) (667.364) RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (5.222.223) (3.291.144)

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2t,19c 674.612 637.868

RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN (4.547.612) (2.653.277)

PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN 856.179 (1.103.847)

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN (3.691.432) (3.757.124)

Rugi yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 2b (4.551.815) (2.653.250) Kepentingan nonpengendali 4.204 27

JUMLAH (4.547.612) (2.653.222)

Rugi komprehensih periode yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk (3.695.714) (3.757.202) Kepentingan nonpengendali 4.281 78

JUMLAH (3.691.432) (3.757.124)

Rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan

(7)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Modal saham

Tambahan

Selisih

Defisit

Jumlah

Kepentingan

Total

ditempatkan

modal disetor-

Penjabaran

Non

ekuitas

-dan disetor

neto

Laporan

Pengendali

Bersih

penuh

Keuangan

Saldo tanggal 31 Desember 2014

106.551.809

23.116.016

(7.793.850)

(16.494.831)

105.379.144

(3.024)

105.376.120

Penambahan modal yang berasal dari

excercise waran

3.849.882

1.924.941

-

-

5.774.823

-

5.774.823

Pendapatan (rugi) komprehensif lain

periode berjalan

-

-

(1.103.952)

-

(1.103.952)

106

(1.103.847)

Total rugi komprehensif periode berjalan

-

-

-

(2.653.250)

(2.653.250)

(27)

(2.653.277)

Saldo tanggal 31 Maret 2015

110.401.691

25.040.957

(8.897.802)

(19.148.081)

107.396.765

(2.946)

107.393.819

Saldo tanggal 31 Desember 2015

110.469.517

25.074.870

(10.116.138)

(35.866.678)

89.561.571

(8.936)

89.552.635

Pendapatan komprehensif lain

periode berjalan

-

-

856.102

-

856.102

77

856.179

Total rugi komprehensif periode berjalan

-

-

-

(4.551.815)

(4.551.815)

4.204

(4.547.612)

(8)

2016 2015

Catatan (Tiga bulan) (Tiga bulan)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 10.846.004 12.191.411 Pembayaran kas kepada pemasok (3.909.028) (8.028.880) Pembayaran kas kepada karyawan (2.010.494) -Pengembalian uang muka mangan - 217.042 Pembayaran beban operasional lainnya 3.235.779 (4.679.789) Kas diperoleh dari operasi 8.162.261 (300.216) Pembayaran pajak - 390.963

Kas bersih diperoleh dari

aktivitas operasi 8.162.261 90.748

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Aset tetap 2j,2n,13

Penerimaan hasil penjualan 34.788 26.802 Perolehan (714.656) (3.249.605) Investasi jangka pendek 2f,2g,6 - 80.284 Uang muka investasi 2e,10,30 (283.391) 11.671.081 Uang jaminan - 67.966 Aset tidak lancar lainnya 28.639 81.564 Penambahan aset eksplorasi dan evaluasi 2c,2n,2o,15 - 164.538 Piutang dari pihak berelasi (704.539)

-Kas bersih digunakan untuk

aktivitas investasi (1.639.159) 8.842.631

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran bunga (3.086.871) (667.364) Pembayaran utang sewa pembiayaan 2d,2f,21 (1.620.337) (923.052) Pembayaran hutang bank jangka panjang (1.051.002) -Penerimaan hutang bank 270.888 3.076.692 Penambahan modal dari penebusan waran 23 - 3.849.882 Penambahan modal disetor lainnya dari penebusan waran 1b,2r,24 - 1.924.941 Kas yang dibatas penggunaannya 1.643.937 Hutang ke pihak berelasi 110.954 (19.705.353)

Kas bersih diperoleh dari

aktivitas pendanaan (5.376.368) (10.800.316)

Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank 1.146.734 (1.866.939)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 1.679.988 2.946.546

(9)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Entitas Anak Domisili usaha Kepemilikan Beroperasi 31 Maret 31 Desember

Jakarta Perdagangan 99,99% *) 27.213.989 25.281.361

PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H., No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyatan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 14 Juli 2015 oleh Notaris Rini Yulianti, S.H, Notaris di Jakarta, tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-3539869.AH.01.11.TH 2015 tanggal 10 Agustus 2015.

PT. Adikarsa Alam Resources (AKAR) PT. Ricobana

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company ), Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72, Jakarta, Indonesia.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) dan PT Alam Abadi Resources (AAR) masing-masing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan.

Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.

Tindakan Perusahaan (corporate action ) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan laporan akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-307/D.04/2014 dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada setiap 21 saham baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham, dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah 14 Januari hingga 13 Juli 2015.

Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

(10)

1. UMUM - LANJUTAN

c. Entitas Anak - lanjutan

Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi

Jenis Persentase Mulai 2016 2015

Entitas Anak Domisili usaha Kepemilikan Beroperasi 31 Maret 31 Desember

PT. Troposfir Jakarta Investasi 98,14% *) 2.652.747 2.533.013

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebagai berikut: : Wijaya Mulia

: Supandi Widi Siswanto Direktur Utama (tidak terafiliasi) : Jokky Wahyoedi Hidayat

Direktur :

Pada bulan Agustus 2014, Perusahaan telah mengakuisisi atas 99,99% saham PT Ricobana (RB) dengan nilai pembelian total sebesar $AS 87.801.639 (atau setara Rp 1.017.708.800.000). Atas transaksi ini Perusahan mengakui goodwill sebesar $AS 20.283.060 (Lihat Catatan No. 14).

Dewan Komisaris

Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci Perusahaan.

DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No. 545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT). Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal Komisaris Utama

Komisaris Independen

Dewan Direksi

Rinatri Prahastiwi Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 adalah sebagai berikut:

Komite Audit

Agnes Lew Darmawan

(11)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2) Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi. 3)

Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai“Kelompok Usaha”)telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik ".

Laporan keuangan konsolidasian interim disusun sesuai PSAK No. 1 (Revisi 2013),“PenyajianLaporanKeuangan”.Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.

Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain, maka mengeliminasi pendekatan koridor yang diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya.

Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah bunga neto yang dihitung dengan menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti.

PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian danLaporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dalam kaitannya dengan definisi kontrol dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha atau kinerja.

Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dan tidak memiliki efek material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk keuangan tahun berjalan atau sebelumnya.

Laporan keuangan konsolidasian interim, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian interim, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian interim disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan interpretasi masing-masing.

Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". PSAK No. 1 (Revisi 2013) memperkenalkan pengelompokan item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi di masa depan harus disajikan secara terpisah dari item yang tidak akan direklasifikasi. Perubahan-perubahan ini hanya mempengaruhi penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim (lanjutan)

Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan)

- Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama : PSAK No. 15 (Revisi 2013)

- Pajak Penghasilan : PSAK No. 46 (Revisi 2014)

- Penurunan Nilai Aset : PSAK No. 48 (Revisi 2014)

- Instrumen Keuangan : Penyajian : PSAK No. 50 (Revisi 2014)

- Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran : PSAK No. 55 (Revisi 2014)

- Instrumen Keuangan : Pengungkapan : PSAK No. 60 (Revisi 2014)

- Pengaturan Bersama : PSAK No. 66

- Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain : PSAK No. 67

- Pengukuran Nilai Wajar : PSAK No. 68

- Pengukuran Kembali : Derivatif Melekat : ISAK 26

c. Dasar Konsolidasian

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit.

Kelompok Usaha memperlakukan transaksi dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Kelompok Usaha. Untuk pembelian dari kepentingan nonpengendali, selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas.

Ketika Kelompok Usaha tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan.

Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Kelompok Usaha telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi.

Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.

Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan nonpengendali, meskipun hal tersebut kepentingan nonpengendali memiliki saldo mengakibatkan defisit. Jika diperlukan, dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha.

Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk.

(13)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

c. Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis

d. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing

(a). Mata Uang Fungsional dan Penyajian

(b). Transaksi dan Saldo

e. Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi

Kelompok Usaha menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi.

Kelompok Usaha mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.

Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “PengungkapanPihak-pihakBerelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.

Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Kelompok Usaha atas aset neto yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill . Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akun-akun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat ($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian dengan spot rate yang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim.

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

f. Instrumen keuangan

Aset keuangan

Liabilitas keuangan

Saling hapus aset dan liabilitas keuangan

g. Penurunan nilai aset keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan. Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.

Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank (jangka pendek dan jangka panjang), hutang pihak berelasi dan hutang sewa pembiayaan. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa.

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.

(15)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

g. Penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.

Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi.

Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan pengakuannya.

Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada).

Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut:

Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

k. Aset tak berwujud

a. Goodwill

b. Hubungan terkait pelanggan

c. Piranti lunak komputer

l. Beban ditangguhkan

m. Sewa

a. Sewa operasi

b. Sewa pembiayaan

Pengakuan awal goodwill dijabarkan pada Catatan 2c. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak berwujud.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.

Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun.

Biaya perolehan perangkat lunak komputer untuk penggunaan internal dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset takberwujud jika biaya bukan merupakan bagian integral dari piranti keras yang terkait. Akumulasi biaya tersebut diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat 4 tahun yang diharapkan ketika perangkat lunak komputer secara substantif siap untuk digunakan.

Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun, ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.

Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku secara prospektif.

Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut.

Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.

Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor ) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.

Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee , menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

(17)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

m. Sewa - lanjutan

c. Transaksi jual dan sewa kembali

n. Penurunan nilai aset non-keuangan

o. Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi

(i).

Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.

Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan, yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.

Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam keadaan berikut:

sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu;

setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan terbukti.

Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas konsolidasian interim, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai aktivititas operasi.

Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:

pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika; pengeboran, penggalian dan sampel;

menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

n. Penurunan nilai aset non-keuangan - lanjutan

p. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

q. Provisi

Ketika cadangan terbukti ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke“Tambangdalampembangunan”yang merupakan bagian dari “Properti Pertambangan”. Semua biaya pengembangan setelah perolehan awal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai“Tambangdalampembangunan”. Biaya pengembangan dicatat bersih setelah dikurangi hasil penjualan atas mineral yang diekstraksi selama tahap pengembangan.

Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam“Tambangdalampembangunan”direklasifikasikan ke“Tambang

berproduksi”dalam properti pertambangan atau ke dalam komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada.

Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, serta aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi. Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai.

Pada saat proyek konstruksi tambang bergerak ke tahap produksi, kapitalisasi atas konstruksi tambang tertentu dihentikan dan biaya-biaya dapat diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi persyaratan untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan penambahan dan pengembangan cadangan yang dapat ditambang.

Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.

Kelompok Usaha menyediakan imbalan pascakerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003.

Liabilitas neto Kelompok usaha atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalan pascakerja pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada. Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan.

Kelompok Usaha menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pascakerja jangka panjang neto dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunan untuk mengukur liabilitas imbalan kerja jangka panjang selama periode berjalan.

Kelompok Usaha mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada saat penyelesaian terjadi. keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakan selisih antara nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang ditetapkan pada tanggal penyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk program yang dialihkan dan setiap pembayaran setiap aset yang dilakukan secara langsung oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan penyelesaian tersebut.

Kelompok usaha mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiap keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto di laba rugi pada saat terjadinya.

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.

Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalan yang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui di laba rugi pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.

(19)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

r. Tambahan modal disetor - neto

Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon.

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Kelompok Usaha dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui:

Pendapatan yang timbul dari jasa penambangan diakui berdasarkan jasa yang diberikan kepada pelanggan, sesuai dengan syarat dan ketentuan dari setiap perjanjian layanan.

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan telah dialihkan kepada pelanggan. Hal ini biasanya ketika barang diserahkan dan pelanggan telah menerima barang.

Pendapatan dari sewa alat berat diakui dengan metode garis lurus selama masa sewa.

Uang muka yang diterima dari pelanggan untuk barang dan jasa yang akan diberikan pada periode berikutnya disajikan sebagai "Uang Muka Pelanggan" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Tambahan modal disetor merupakan selisih antara agio saham (yaitu kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal) dengan biaya-biaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam penawaran umum (lihat Catatan 1b).

Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang sama seperti metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan proporsi nilai buku aset neto entitas anak yang diakuisisi dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor" pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi realisasi maupun reklasifikasi ke saldo laba.

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada akhir periode pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfaatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan.

Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

Beban pajak penghasilan meliputi jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.

Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak yang timbul dari transaksi atau kejadian diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas.

Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah ekspektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

t. Pajak penghasilan(lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

u. Laba (rugi) per saham

v. Informasi segmen

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING

Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Penentuan mata uang fungsional

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan akan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim, kecuali bila berhubungan dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas, dalam hal pajak tangguhan tersebut juga dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan.

Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari.

Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai

Laba atau rugi per saham dilusian dihitung ketika Kelompok Usaha memiliki instrumen efek berpotensi saham biasa dilutif.

Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode-periode pelaporan berikutnya.

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, selain dari yang melibatkan estimasi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian interim:

(21)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN

Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Di mana hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pendapatan pajak dan ketentuan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Kelompok Usaha diungkapkan di dalam Catatan 19b laporan keuangan konsolidasian interim.

Seperti diungkapkan dalam Catatan 2o, kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk biaya eksplorasi dan evaluasi menimbulkan adanya sejumlah biaya yang dikapitalisasi untuk suatu area of interest yang dipertimbangkan dapat terpulihkan oleh kegiatan eksploitasi di masa depan atau penjualan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan berdasarkan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi ekstraksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Pertimbangan tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru.

Jika setelah dilakukan kapitalisasi biaya berdasarkan kebijakan, tidak tampak adanya kemungkinan pemulihan biaya, biaya yang dikapitalisasi tersebut akan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Kelompok Usaha telah menandatangani beberapa perjanjian sewa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kelompok Usaha menilai apakah risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Kelompok Usaha membukukan perjanjian sewa tersebut sebagai sewa pembiayaan jika risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha, jika tidak sewa dicatat sebagai sewa operasi. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini.

Penurunan piutang usaha dan lain-lain terjadi jika terdapat bukti objektif bahwa Kelompok Usaha tidak dapat menagih seluruh atau sebagian nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal hutang. Penilaian dilakukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim dari ada tidaknya indikasi penurunan nilai atau apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang sebelumnya diakui pada tahun-tahun sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Di mana hasil aktual berbeda dari jumlah yang awalnya dinilai, perbedaan tersebut akan mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat piutang usaha dan lain-lain dalam laporan keuangan tahun berikutnya.

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, aset tetap diestimasi berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 4 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa dari aset tetap. Dan karenanya, biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Jumlah tercatat aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalam Catatan 13 laporan keuangan konsolidasian interim.

(22)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

4. KOMBINASI BISNIS

Kelompok Usaha meninjau jumlah tercatat aset non-keuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, estimasi jumlah yang dapat dipulihkan akan dilakukan dan kerugian penurunan nilai akan diakui sejauh jumlah tercatat melebihi jumlah yang dapat dipulihkan.

Penentuan nilai wajar dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang produksi yang diharapkan dan volume penjualan, harga komoditas (mengingat harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan dan lain-lain. Estimasi ini dan asumsi berdasarkan pada risiko dan ketidakpastian; maka ada kemungkinan bahwa perubahan dalam situasi akan mengubah proyeksi ini, yang mungkin berdampak pada jumlah terpulihkan aset.

Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua jumlah tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan atau biaya penurunan dikurangi dengan dampak yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Kelompok Usaha menerapkan akuntasi akuisisi yang mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkan goodwill . Goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Jumlah tercatat goodwill diungkapkan di dalam Catatan 14 laporan keuangan konsolidasian interim.

Pengujian penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.

Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dicatat sesuai dengan kebijakan yang dimaksudkan di dalam Catatan 22 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut adalah wajar dan sesuai. Perbedaan signifikan dalam Kelompok Usaha pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban imbalan kerja. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan di dalam Catatan 22 laporan keuangan konsolidasian interim.

(23)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Nilai wajar aset dan liabilitas RB pada tanggal akuisisi diidentifikasi adalah sebagai berikut:

(24)

4. KOMBINASI BISNIS - LANJUTAN

5. KAS DAN BANK

Akun ini terdiri dari :

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Kas

Rupiah 7.855 6.170

Dolar Amerika Serikat 6.170 3.667

Bank

Rupiah

PT. Bank Permata Tbk 1.676.555 126.505

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 56.541 27.976

PT. Bank Sinarmas 49.426 22.408

PT. Bank CIMB Niaga Tbk 18.710 10.436

PT. Bank Capital Indonesia Tbk 10.565 21.295

PT. Bank Central Asia Tbk 2.404 2.520

PT. Bank Sinarmas Syariah 271 260

Bangkok Bank 2 2

Dolar Amerika Serikat

PT. Bank Permata Tbk 993.905 1.454.399

PT. Bank Sinarmas 2.762 2.792

Bangkok Bank 1.558 1.558

Jumlah 2.826.722 1.679.988

6. INVESTASI JANGKA PENDEK

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat bank yang ditempatkan pada bank pihak berelasi, dibatasi penggunaanya ataupun yang digunakan sebagai jaminan.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, akun ini merupakan investasi pada PT Bank Sinarmas Tbk -unit usaha Syariah sehubungan dengan Penyaluran Dana dengan Akad Wakalah. Investasi tersebut, memiliki jangka waktu 12 bulan yang akan jatuh tempo pada tanggal 6 November 2016 dengan ketentuan nisbah bagi hasil sebesar 31,42% : 68,58% masing-masing untuk pemilik dana dan penerima dana.

Aset takberwujud meliputi kontrak dan hubungan terkait pelanggan dan piranti lunak. Kontrak dan hubungan terkait pelanggan timbul atas kontrak RBA, entitas anak langsung RB.

(25)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

7. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

a.

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Dolar Amerika Serikat

PT. Baswara Sinarmulia 6.577.403 6.600.000

PT. Berau Coal Energy Tbk 4.603.891 6.490.706

PT. Diva Kencana Borneo 4.319.761 4.319.761

PT. Darma Henwa Tbk 108.945 108.945

Rupiah

PT. Berau Coal Energy Tbk 3.164.684 4.357.503

PT. Tanito Harum 28.708 27.628

PT. Darma Henwa Tbk 2.109 2.030

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama - 578

Sub jumlah 18.805.501 21.907.151

Cadangan penurunan nilai (2.458.364) (2.458.364)

Jumlah 16.347.137 19.448.787

b. Rincian umur atas piutang tersebut adalah sebagai berikut:

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Belum jatuh tempo 5.307.225 7.538.026

Telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan

- 1 - 30 hari 2.489.122 3.310.334

- 31 - 90 hari - 473

- > 90 hari 8.550.790 8.599.954

- Penurunan nilai 2.458.364 2.458.364

Sub-jumlah 18.805.501 21.907.151

Penyisihan penurunan nilai (2.458.364) (2.458.364)

Jumlah 16.347.137 19.448.787

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, akun ini meliputi tagihan kepada para pelanggan sehubungan dengan pendapatan jasa penambangan dan penyewaan alat berat.

Rincian saldo piutang usaha - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Penyisihan penurunan piutang usaha ditentukan berdasarkan penilaian individual. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang usaha cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang usaha.

(26)

8. PIUTANG LAIN-LAIN

Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut:

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Pihak ketiga

PT. Diva Kencana Borneo 331.425 318.956

PT. United Tractors Tbk 39.357

-PT. Sefas Pelindotama 6.344 6.105

Karyawan 5.661 6.507

PT. Nusa Energy Raya - 11.562

PT Sarana Prima Persada - 7.189

Lain-lain 230 222

Sub jumlah 383.017 350.541

Penyisihan atas penurunan nilai (325.061) (336.623)

Pihak ketiga - neto 57.956 13.918

Pihak berelasi (Lihat Catatan No.30) 18.726.637 18.022.098

Jumlah 18.784.593 18.036.016

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, tidak terdapat piutang lain-lain yang digunakan sebagai jaminan.

9. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari :

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Suku cadang 2.144.861 2.084.605

Bahan pembantu 160.558 233.150

Lain-lain 317.702 310.382

Jumlah 2.623.121 2.628.137

10. UANG MUKA

Rincian uang muka adalah sebagai berikut:

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Pihak ketiga

Uang muka investasi 7.532.389 7.248.998

Lain-lain (masing-masing dibawah $AS 20.000) 592.019 70.473

Jumlah 8.124.408 7.319.471

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang lain-lain.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, beberapa persediaan milik RBA, Entitas Anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari Indonesia Eximbank (Lihat Catatan 16 dan 20).

(27)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

10. UANG MUKA - LANJUTAN

Para pihak sepakat untuk melakukan tindakan:

1. Kedua pihak sepakat bahwa penyertaan dalam bentuk uang muka investasi AKAR pada MKD telah dibayarkan oleh AKAR. 2.

3. 4.

5. GBU akan menyerahkan asli dokumen-dokumen korporasi termasuk ijin-ijin pertambangan MKD kepada AKAR.

11. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut:

2016 2015

(31 Maret) (31 Desember)

Biaya dibayar di muka

Asuransi 178.982 153.405

Sewa 50.549 39.807

Facility fee 385.000 550.000

Lain-lain 208.722 235.607

Total 823.253 978.819

12. KAS YANG DIBATASI PENGGUNANNYA

Pada tanggal 31 Desember 2015 akun ini merupakan kas yang dibatasi penggunaannya milik RBA, Entitas Anak, yang ditempatkan pada Raiffeisen Bank International, AG sebagai Debt Reserve Account sesuai dengan perjanjian bank, yang akan diambil pada saat pelunasan hutang bank jangka panjang (Lihat Catatan 20).

MKD akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan perubahan pemegang saham apabila uang muka investasi AKAR akan dikonversikan menjadi saham MKD.

MKD akan mengembalikan uang muka investasi kepada AKAR dalam hal pihak AKAR membatalkan perjanjian ini. MKD telah melakukan pengumuman Koran sehubungan dengan perubahan pemegang saham (apabila diperlukan).

(28)

13. ASET TETAP

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Saldo Akhir

Penjabaran Laporan Keuangan

Biaya perolehan

Kepemilikan langsung

Bangunan 3.674.488 13.769 5.121 - - 3.683.136 Kendaraan dan alat berat 74.954.425 623.437 483.551 3.639.417 50 78.733.778 Peralatan dan inventaris kantor 20.680.520 77.450 - - 254 20.758.224 -Sub jumlah 99.309.433 714.656 488.672 3.639.417 304 103.175.138 Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 2.265.069 - - - - 2.265.069 Kendaraan dan alat berat 55.509.901 - - (3.639.417) - 51.870.484

Jumlah biaya perolehan 157.084.403 714.656 488.672 - 304 157.310.691

Akumulasi penyusutan

Kepemilikan langsung

Bangunan 1.219.959 110.277 3.523 - - 1.326.713 Kendaraan dan alat berat 48.614.823 2.157.529 410.888 2.464.041 45 52.825.550 Peralatan dan inventaris kantor 12.401.056 817.999 - - 70 13.219.125 Sub jumlah 62.235.838 3.085.805 414.411 2.464.041 115 67.371.388 Aset sewa pembiayaan

(29)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

13. ASET TETAP - LANJUTAN

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Saldo Akhir

Penjabaran Laporan Keuangan

Biaya perolehan

Kepemilikan langsung

Bangunan 4.349.184 127.513 944.698 142.489 - 3.674.488 Kendaraan dan alat berat 73.310.351 109.111 151.750 1.686.890 (177) 74.954.425 Peralatan dan inventaris kantor 16.525.792 3.882.173 104.468 377.215 (192) 20.680.520 Aset dalam penyelesaian 956.131 - 436.430 (519.704) 3 - -Sub jumlah 95.141.458 4.118.797 1.637.346 1.686.890 (366) 99.309.433 Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 2.137.069 - - 128.000 - 2.265.069 Kendaraan dan alat berat 57.324.791 - - (1.814.890) - 55.509.901

Jumlah biaya perolehan 154.603.318 4.118.797 1.637.346 - (366) 157.084.403

Akumulasi penyusutan

Kepemilikan langsung

Bangunan 1.190.863 455.832 426.736 - - 1.219.959 Kendaraan dan alat berat 39.535.418 8.703.393 334.347 710.475 (116) 48.614.823 Peralatan dan inventaris kantor 9.389.028 3.113.568 101.347 - (193) 12.401.056 Sub jumlah 50.115.309 12.272.793 862.430 710.475 (309) 62.235.838 Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 860.138 422.227 - 57.430 - 1.339.795 Kendaraan dan alat berat 21.058.692 6.962.830 (242.656) (767.905) - 27.496.273

(30)

13. ASET TETAP - LANJUTAN

a.

2016 2015

(31 Maret) (31 Maret)

Beban pokok penjualan (Lihat Catatan No. 26) 4.523.695 4.541.249 Beban umum dan administrasi (Lihat Catatan No. 27) 406.812 406.656

Jumlah 4.930.507 4.947.905

b. Perhitungan laba (rugi) penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:

Penjualan Penghapusan Jumlah

Aset Tetap Aset Tetap

Hasil penjualan 34.789 - 34.789 Harga perolehan 347.225 141.447 488.672 Akumulasi penyusutan (342.382) (72.029) (414.411) Nilai buku neto 4.843 69.418 74.261 Laba (rugi) penjualan dan/atau penghapusan aset tetap (Lihat Catatan No. 28) 29.946 (69.418) (39.472)

c.

e.

2016

Kendaraan dan alat berat dengan nilai buku neto masing-masing sebesar $AS 34.189.859 dan $AS 47.639.567 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 51.642.055.240, $AS 82.183.700 dan EUR 160.000 pada 31 Maret 2016 dan Rp 45.935.055.240 , $AS 104.482.450 dan EUR 278.800 pada 31 Desember 2015.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, beberapa alat berat RBA, entitas anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari Indonesia Eximbank dan Raiffeisen Bank International, AG (Lihat Catatan No. 20)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:96) metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

Pada hari ini Jum'at tanggal Dua puluh satu bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas (21-08-2014), kami yang bertanda tangan dibawah ini Pokja Konstruksi ULP Kabupaten Ogan

Ranai, 17 September 2012 Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Natuna. Tahun

If you have a gravel cleaner, push the plastic tube into the gravel until it hits the bottom of the tank, then start a siphon into the bucket, every second or 2 move the gravel

PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.

Pada hari ini Jum'at tanggal empat Bulan September tahun dua ribu lima belas (04-09-2015) pukul 10.00 WIB bertempat di Kantor Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Ogan Ilir,

1) Elastisitas transmisi harga TBS kelapa sawit perdesaan Kabupaten Asahan dengan harga Nasional lebih kecil dari satu (Et < 1), dengan kata lain bahwa perubahan harga

Oleh karena itu penting untuk disadari bagi para perusahaan bahwa kualitas desain produk yang baik serta kreativitas inovasi desain yang variatif adalah penting,