• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485 T1 612007028 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485 T1 612007028 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR TEORI

2.1. Inkubator Bayi

Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi

lingkungan yang cocok untuk bayi baru lahir, terutama pada kelahiran prematur. Saat ini

masalah mengenai kelahiran bayi prematur bukanlah sesuatu hal yang baru lagi, bahkan

pada awal abad 17 dan 18 sudah terdapat makalah ilmiah yang membahas mengenai

kelahiran bayi prematur atau sakit, yang tetap di lahirkan dan dirawat di rumah tanpa

adanya penanganan medis yang baik.[7]

Pada tahun 1922, beberapa rumah sakit membentuk suatu organisasi yang

bertugas menangani masalah bayi prematur, yang sekarang disebut dengan Neonatal

Intensive Care Unit (NICU). Inkubator bayi pertama kali dikembangkan pada

pertengahan abad ke 19, berdasarkan inkubator yang digunakan untuk menetaskan telur

ayam. Dr. Stephane Tarnier adalah seorang dokter berkebangsaan Perancis yang dikenal

sebagai bapak inkubator, setelah berhasil membuat inkubator pertama yang digunakan

untuk menjaga bayi di rumah sakit bersalin di Paris tetap hangat. Metode yang

dikembangkan oleh Dr. Stephane Tarnier ini adalah metode penghangatan tertutup yang

pertama di dunia. Pada tahun 1931 Dr A. Robert Bauer MD di rumah sakit Henry Ford

di Detroit, berhasil menggabungkan panas, kelembaban, kemudahan perawatan, dan

kemudahan aksesibilitas pada inkubator [7].

Inkubator bayi merupakan salah satu metode dan sarana yang berfungsi untuk

menunjang keadaan bayi yang baru lahir, sehingga diharapkan setiap instansi kesehatan

(2)

Saat ini inkubator bayi yang beredar dan dijual di pasaran dapat dikelompokan menjadi

dua jenis, yaitu: inkubator bayi sederhana dan inkubator bayi digital.

1. Inkubator bayi sederhana

Inkubator bayi sederhana adalah inkubator yang banyak digunakan oleh

instansi kesehatan kelas menengah ke bawah. Inkubator bayi sederhana, biasanya

hanya terdiri dari box (kotak tempat bayi), penghangat, dan alat pengukur suhu

ruang.

Penggunaan inkubator bayi sederhana dirasa kurang efektif, karena tidak

terdapat fasilitas pengaturan suhu ruang inkubator. Hal tersebut menyebabkan

panas pada inkubator tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan akan panas yang

berbeda – beda antara satu bayi dengan bayi lainnya.

2. Inkubator bayi digital

Inkubator bayi digital adalah pengembangan dari inkubator bayi sederhana.

Inkubator ini telah dilengkapi fasilitas tambahan yang dapat mengoptimalkan

fungsi inkubator dalam menunjang keadaan bayi baru lahir misalnya, fasilitas

pengatur suhu dan kelembaban, serta fasilitas keamanan apabila terdapat error

pada salah satu fungsi inkubator berupa alarm. Seiring dengan bertambahnya

fasilitas pada inkubator, akan membuat harga inkubator semakin mahal. Hal

inilah yang membuat penyebaran inkubator bayi digital tidak merata di

Indonesia.

Secara garis besar, inkubator yang akan dirancang terdiri dari dua bagian utama

(3)

1. Pemanas

Pemanas adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran listrik

menjadi besaran kalor (panas). Pemanas pada inkubator menggunakan elemen

pemanas setrika yang terbuat dari kawat nikelin yang berupa lilitan sederhana

yang terbungkus lapisan pembungkus. Pemanas ini dipilih karena harganya

murah dan mudah didapatkan. Selain itu elemen pemanas juga dapat

menghasilkan panas yang tinggi dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan

lampu pijar, karena pada lampu pijar hanya 90% dari keseluruhan energi yang

berubah menjadi panas sedangkan 10% berubah menjadi cahaya.[8]. Sumber

pemanas ini berasal dari tegangan AC 220V.

2. Tempat Penghangat Bayi

Kotak inkubator atau tempat penghangat bayi dibentuk seperti aquarium

dengan bagian atas yang tertutup, berbahan dasar acrylic, dan kerangka kotak

yang terbuat dari aluminium. Sedangkan bagian bawah kotak yang berfungsi

sebagai tempat penyimpanan rangkaian pemanas dan rangkaian pengendali,

terbuat dari triplek dan kayu yang dilapisi aluminium foil.

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kotak inkubator yaitu temperatur dan

kelembaban, serta sirkulasi udara dan pemerataan penyebaran panas.

a. Temperatur dan Kelembaban

Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera

(sumber utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai,

(4)

Ada dua macam kelembaban udara :

1. Kelembaban udara absolut, adalah banyaknya uap air yang terdapat di

udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air

dalam satu meter kubik udara.

2. Kelembaban udara relatif, adalah perbandingan jumlah uap air dalam

udara (kelembaban absolut) dengan kapasitas udara untuk menampung

uap air dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

Relative Humidity (RH) secara umum mampu mewakili pengertian

kelembaban. Untuk mencari nilai Relative Humidity, pertama harus

diketahui Absolute Humidity. Kapasitas udara untuk menampung uap air

berbading lurus dengan suhu udara, semakin tinggi suhu udara semakin

besar juga kapasitas udara untuk menampung uap air. Hal inilah yang

menyebabkan semakin tinggi temperatur udara maka semakin kecil

kelembaban udara.

Pembacaan 100% RH berarti udara telah saturasi (seluruh kapasitas

udara untuk menampung uap air telah penuh)[9].

b. Sirkulasi Udara dan Pemerataan Penyebaran Panas

Kotak inkubator yang dibuat harus memiliki saluran sirkulasi udara

panas yang merata di setiap sisinya, sehingga penyebaran panas dari ruang

pemanas menuju ke dalam ruang utama inkubator dapat merata.

Pembuatan ventilasi udara yang tepat juga dibutuhkan pada kotak

inkubator yang dibuat, sehingga dapat terjadi sirkulasi udara panas di dalam

inkubator dengan udara di luar inkubator serta menjadi saluran masuknya

(5)

2.2. Pengendali Mikro Atmega8535

Berdasarkan arsitekturnya, AVR merupakan pengendali mikro RISC (Reduce

Instruction Set Computer) dengan lebar bus data 8 bit. Berbeda dengan sistem

AT89S51/52 yang memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali frekuensi osilator,

frekuensi kerja pengendali mikro AVR ini pada dasarnya sama dengan frekuensi

osilator. Hal tersebut menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk frekuensi osilator yang

sama, akan dua belas kali lebih cepat dibandingkan dengan pengendali mikro keluarga

AT89S51/52.

Semua jenis AVR telah dilengkapi dengan memori flash sebagai memori

program. Kapasitas memori flash yang dimiliki bervariasi dari 1K sampai 128 KB.

Secara teknis, memori jenis ini dapat diprogram melalui saluran antarmuka yang dikenal

dengan nama Serial Peripheral Interface (SPI) yang terdapat pada setiap seri AVR

tersebut.

Untuk penyimpanan data, pengendali mikro AVR menyediakan dua jenis

memori yang berbeda: EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) dan SRAM (Static Random Access memory). EEPROM umumnya digunakan

untuk menyimpan data-data program yang bersifat permanen, sedangkan SRAM

digunakan untuk menyimpan data variabel yang dimungkinkan berubah setiap saatnya.

Kapasitas simpan data kedua memori ini bervariasi tergantung pada jenis AVR-nya.

Untuk seri AVR yang tidak memiliki SRAM, penyimpanan data variabel dapat

dilakukan pada register serbaguna yang terdapat pada CPU pengendali mikro

tersebut[10].

ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut:

(6)

b. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

c. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

d. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan.

e. Watchdog timer dengan osilator internal.

f. Internal SRAM sebesar 512 byte.

g. Memori flash sebesar 8 kB dengan kemampuan Read While Write.

h. Unit interupsi internal dan eksternal.

i. Port antarmuka SPI.

j. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

k. Antarmuka komparator analog.

l. Port USART untuk komunikasi serial.

Sedangkan untuk konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Pin ATMega8535

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

ATMega8535 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

(7)

3. Port A (PA0 - PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

4. Port B (PB0 - PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI.

5. Port C (PC0 - PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu TWI, komparator analog dan timer oscilator.

6. Port D (PD0 - PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset pengendali mikro.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan ADC.

10.AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.3. Sensor Suhu dan Kelembaban Udara

Pada inkubator, kestabilan suhu dan kondisi kelembaban di ruang inkubator

merupakan suatu hal yang sangat penting, sehingga diperlukan pemantauan temperatur

dan kelembaban ruang inkubator, yang nantinya akan menggunakan SHT11 yang

presisi, tidak memerlukan kalibrasi dan stabil. SHT11 menggunakan 2-wire interface

sehingga mudah dikendalikan oleh pengendali mikro[11].

SHT11 merupakan sensor ganda untuk temperatur dan kelembaban secara

digital. Produk ini mulai dipasarkan Februari 2002 yang diproduksi oleh SENSIRION

Company di Zurich (Switzerland).

(8)

Gambar 2.3 Blok Diagram SHT11

SHT11 mempunyai kisaran pengukuran kelembaban antara 0-100%RH dengan

akurasi ±3%RH dan kisaran pengukuran suhu antara -40⁰C – 123,8⁰C dengan akurasi

±0.4⁰C. Sensor SHT11 memiliki fasilitas koneksi dengan interface 2-wire, interface

2-wire ini dihubungkan dengan pengendali mikro, umumnya bentuk gambar rangkaian

dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Koneksi SHT11 dengan Pengendali Mikro

Keluaran yang dihasilkan berupa sinyal digital, waktu respon yang cepat, tidak

sensitif terhadap gangguan luar. Adapun blok diagram SHT 11 dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Sumber Tegangan

SHT 11 ini membutuhkan sumber tegangan antara 2.4 V – 5.5 V. Setelah

diberi tegangan, SHT11 membutuhkan waktu 11 ms untuk mereset data yang

artinya tidak ada perintahyang perlu dikirim sebelum mencapai kondisi tersebut.

(9)

b. Protokol

Protokol yang dipakai untuk komunikasi dengan SHT11 ini

menggunakan Serial Interface Bidirectional 2-Wire. Berikut adalah beberapa

Pin pada protokol:

Pin SCK ( Serial Clock Input )

Pin SCK ini berfungsi untuk sinkronisasi koneksi antara

pengendali mikro dengan SHT11. Jika VDD < 4.5 V maka frekuensi

maksimal SCK hanya sampai 1 MHz, tetapi jika VDD > 4.5 V maka

frekuensi maksimal yang bisa dicapai sampai 5 MHz.

Pin DATA

Pin tristate DATA ini berfungsi untuk mengirim data masuk atau

keluar dari SHT 11. Pin DATA berubah setelah transisi dari 1 ke 0 dan

akan menjadi valid pada transisi dari 0 ke 1 pada pin SCK. Selama terjadi

transmisi data dari pengendali mikro ke SHT 11, pin DATA harus stabil

ketika pin SCK bernilai 1. Untuk menghindari sinyal yang bertumbukan,

maka pengendali mikro seharusnya hanya mengatur pin DATA bernilai 0.

Pin Data ini membutuhkan resistor pull-up untuk mengangkat sinyal ke

kondisi high.

c. Mengirim Perintah

Untuk inisialisasi pengiriman perintah dengan cara mengatur pin DATA

bernilai 0 ketika pin SCK bernilai 1, diikuti dengan sinyal low ( bernilai 0 ) dari

pin SCK dan mengatur pin DATA bernilai 1 lagi ketika pin SCK bernilai 1.

Perintah yang dikirim terdiri dari 3 address bit ( “000” ) dan 5 command bit (

(10)

Tabel 2.1. Daftar Perintah SHT 11 (Application Notes SHT 11)

Setelah mengirim perintah ( ‘00000101’ untuk kelembaban, dan

‘00000011’ untuk suhu ) pengendali mikro harus menunggu maksimal 320 ms

sampai pengukuran selesai. Setelah pengukuran selesai, SHT 11 mengatur pin

DATA menjadi low dan masuk ke idle state. Pengendali mikro harus menunggu

data siap diambil terlebih dulu sebelum mengatur pin SCK kembali untuk

membaca data. Data hasil pengukuran sensor disimpan sampai data dibaca oleh

pengendali mikro.

Data yang dikirimkan oleh SHT11 ke pengendali mikro berupa 2 byte

data pengukuran dan 1 byte data crc-checksum. Pengendali mikro harus

(11)

Gambar 2.5. Timing Diagram Pengukuran Kelembaban

Nilai yang pertama kali diterima pengendali mikro adalah bagian MSB.

Komunikasi dihentikan setelah ACK bit dari crc-checksum. Jika crc-checksum

tidak digunakan, pengendali mikro dapat menghentikan komunikasi setelah

pengukuran data bagian LSB dengan menjaga ACK bit tetap high.

Gambar 2.6. Frame Data Pengukuran Sensor SHT 11 e. Akurasi

(12)

Pada gambar diatas terlihat akurasi sensor SHT11 untuk pengukuran

temperatur dan kelembaban.

Akurasi pengukuran kelembaban:

Untuk 0%RH<H<20%RH error pengukuran ±5%RH

Untuk 20%RH<H<80%RH error pengukuran ±3%RH

Untuk 80%RH<H<100%RH error pengukuran ±5%RH

Akurasi pengukuran temperatur:

Untuk -40⁰C<T<28⁰C error pengukuran ±2.25⁰C

Untuk 28⁰C<T<123,8⁰C error pengukuran ±3⁰C

f. Konversi Nilai Keluaran ke Nilai fisik

Untuk mendapatkan nilai fisik , keluaran dari SHT 11 harus dikonversi

Data yang diterima berupa 8/12 bit diatas merupakan yang akan

dijumlahkan dengan beberapa koefisien diatas sehingga didapat RH .

(13)

Temperature = + . ……… (2.2)

Data yang diterima berupa 12/14 bit diatas merupakan yang akan

dijumlahkan dengan beberapa koefisien diatas sehingga didapat nilai fisik temperatur.

2.4 TRIAC

Triode Alternating Current Switch atau saklar trioda untuk arus bolak-balik.

TRIAC dapat menghantar arus dalam dua arah (bidirectional). TRIAC dapat dipicu

dengan tegangan polaritas positif maupun negatif pada gerbangnya (GATE). Simbol dari

TRIAC dapat dilihat dari Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Simbol TRIAC

Adapun elektroda dari TRIAC terdiri dari tiga kaki yaitu anoda 1 (A1), anoda 2

(A2), dan gate (G). Anoda 1 merupakan titik acuan untuk pengukuran arus dan

tegangan di kaki gate dan anode 2. Jika polaritas anoda 2 lebih positif dari anoda 1 dan

gate diberi polaritas positif maka TRIAC akan aktif. Untuk mencapai keadaan

terkonduksi, arus yang mengalir pada TRIAC harus mencapai atau bahkan lebih besar

daripada arus penahan (arus holding / ). Setelah terkonduksi, TRIAC akan tetap

bekerja meskipun picu pada gate TRIAC telah dihilangkan, selama arus yang mengalir

pada TRIAC telah mencapai nilai arus latching / . Satu-satunya cara untuk mematikan

TRIAC adalah dengan mengurangi arus yang mengalir pada TRIAC hingga lebih kecil

daripada arus [12].

(14)

2.5 Sensor Suhu LM35

LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92).

Sensor suhu ini dapat mengukur suhu hingga lebih dari 100°C. Dengan tegangan

keluaran yang terskala linier dengan suhu terukur, yaitu 10 mV/ ° C.[13]

Gambar 2.9 Bentuk Fisik LM 35 2.6 Modul Komunikasi RS 232 dan RS 485

RS 232 adalah salah satu antarmuka komputer yang paling populer, karena

dalam penggunaannya, komponen dan program yang dibutuhkan sangat sederhana dan

tidak mahal. Oleh karena itulah banyak yang menggunakan RS 232 untuk membentuk

sebuah jaringan komunikasi antara dua piranti. Akan tetapi RS 232 tidak dapat

membentuk sebuah jaringan yang menghubungkan lebih dari dua piranti. Selain itu

jarak jaringan komunikasi data yang menggunakan RS 232 terbatas hanya 15 – 30 meter

[14].

Kelemahan dari RS 232 tersebut dapat diatasi dengan menambahkan RS 485

pada sebuah jaringan. RS 485 mampu melibatkan maksimal 32 piranti dan mampu

mendukung komunikasi data hingga jarak 1200 meter [14]. Penggunaan RS 485 dalam

komunikasi data memiki pengaturan yang lebih kompleks dibandingkan dengan

penggunaan RS 232, karena RS 485 tidak mendukung sistem full duplex seperti RS 232

sehingga pada sebuah jaringan yang menggunakan RS 485 tidak dimungkinkan

(15)

Gambar 2.10 Bentuk Fisik RS 232 dan RS 485

Pada RS 485 terdapat controlpin yang mengatur fungsi kerja dari RS 485. Oleh

karena itu, diperlukan sebuah pemicu yang dihubungkan dengan control pin yang

mengatur fungsi RS 485 yang ada dalam jaringan komunikasi data untuk mengatur

kapan waktunya bertindak sebagai pengirim data dan kapan bertindak sebagai penerima

data.

2.7 Sistem Pengendali Pemanas

Kestabilan suhu pada inkubator bayi sangatlah penting, karena bayi baru lahir

akan membutuhkan tingkat kehangatan yang stabil, mengingat bayi tersebut belum

terbiasa beradaptasi dengan suhu di luar kandungan sang ibu[15]. Oleh karena itu,

dibutuhkan pengaturan pemanas agar dapat mempertahankan panas inkubator sesuai

dengan nilai yang dikehendaki. Untuk mendapatkan hasil pengaturan sesuai dengan

yang diharapkan maka diperlukan suatu sistem pengendalian.

Pada inkubator bayi ini, pengendalian modul pemanas menggunakan metode

kontrol on – off dengan histeresis. Kontrol on – off sering digunakan di bidang industri

karena murah dan sederhana, dan cocok untuk pengendali suhu yang merupakan

sistem dengan respon lambat. Sinyal kontrol akan tetap pada satu keadaan dan akan

(16)

Gambar 2.11. Ilustrasi Kontroler on – off

Kelemahan dari kontrol on – off adalah jika keluaran dari plant yang

dikendalikan, berosilasi di sekitar set point (keadaan yang dikehendaki) akan

menyebabkan sistem dan komponen switch bekerja keras untuk on – off pada frekuensi

yang tinggi. Hal ini akan menyebabkan kontroler cepat aus dan rusak [16].

Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat suatu band atau rentang pada set

point, sehingga mengurangi frekuensi on – off dari kontroler.

Gambar 2.12. Ilustrasi Kontroler on – off dengan Histeresis

Sinyal kontrol akan off saat keluaran menyentuh batas atas dan baru on kembali

ketika nilai keluaran telah menyentuh batas bawah. Band atau rentang dari set point ini

sering juga disebut dengan differential gap. Dengan mengatur besarnya differential gap,

maka frekuensi on – off dapat dikurangi, tetapi harus dibayar dengan penurunan akurasi

Gambar

Gambar 2.1. Pin ATMega8535
Gambar 2.2 Bentuk Fisik Sensor SHT11
Gambar 2.3 Blok Diagram SHT11
Tabel 2.1. Daftar Perintah SHT 11 (Application Notes SHT 11)
+7

Referensi

Dokumen terkait

suatu organisasi di lingkup yang kecil di bawah kecamatan untuk menjaga eksistensinya di masyarakat strategi yang digunakan oleh pemerintah Desa Kliwonan dalam mencapai

Approval of the Company’s Annual Report and validation of the Company’s Consolidated Financial Statements, approval the Board of Commissioners’ Supervisory Actions Report and

Hasil analisis SWOT diperoleh strategi-strategi yaitu (1) meningkatkan sistem pengaturan air irigasi secara operasional untuk melakukan efesiesi dalam penggunaan air irigasi;

Pada hari ini Jumat, tanggal Dua Puluh Lima bulan Agustus tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum

Penelitian pada kluster ini bagi bidang fokus SHSBP harus mengacu ke dalam renstra perguruan tinggi terkait agenda-agenda prioritas dengan keluaran hasil

Sejalan dengan hasil analisis data konsumsi Riskesdas ini, ketidak berhasilan program PMTAS sebelumnya mencapai tujuan, kemungkinan disebabkan jumlah defisit energi dan

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui siswa yang menggunakan copperative learning tipe think, pair, and share dan pendekatan konvensional itu terdapat perbedaan hasil belajar

(1) Arahan peraturan zonasi kawasan di sekitar sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 ayat (2) huruf g, mencakup pemanfaatan ruang lokasi penempatan