• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Initiative)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Initiative)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU

TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DESEMBER 2012

PENGEMBANGAN TANAMAN PALA

(NEW INISIATIF)

(2)

i

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Menindaklanjuti Perpres No. 65 tahun 2011 tentang penanggulangan kemiskinan di Provinsi Papua dan Papua Barat maka sesuai dengan potensinya untuk Papua Barat, kegiatan tersebut difokuskan antara lain untuk Pengembangan Pala.

Dalam rangka percepatan pembangunan tersebut Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan upaya pengembangan pala di Kab.Fak Fak dan Kaimana yang merupakan sentra tanaman pala dengan luas areal 10% dari luas areal secara nasional dan lebih dari 90% diusahakan oleh masyarakat asli, tanaman pala sebesar 60% mendominasi komoditi perkebunan lainnya.

Terkait hal tersebut, maka pada tahun 2013 dialokasikan dana untuk kegiatan pengembangan Tanaman Pala yang meliputi perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, pelatihan pemberdayaan petani, Penilaian BPT dan Identifikasi kebutuhan pengembangan kawasan tanaman rempah dan penyegar (pala).

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut perlu disusun Pedoman Teknis Pengembangan Pala (New Inisiatif) sebagai acuan pelaksanaan kegiatan dimaksud. Selanjutnya Pedoman Teknis ini agar dapat ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten sehingga diharapkan para pelaksana dapat merencanakan kegiatan dan memanfaatkan anggaran secara efektif dan efisien. Terima Kasih.

Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan

(3)

ii

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ………. 1

A Latar Belakang ……….. 1

B Sasaran Nasional ……….. 3

C Tujuan ……….. 3

II PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN………. 4

A Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ……….. 4

B Spesifikasi Teknis ……….. 5

III PELAKSANAAN KEGIATAN ……….. 11

A Ruang Lingkup ………. 11

B Pelaksana Kegiatan ………. 12

C Lokasi, Jenis dan Volume ……… 14

D Simpul Kritis ……….. 14

IV PROSES PENGADAAN DAN PENYALURANAN BANTUAN ……….. 15

A Proses Pengadaan ………. 15

B Penyaluran Bantuan ………. 15

V PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN ………. 16

A Pembinaan ……….. 16

B Pengendalian ……… 16

C Pengawalan ……… 18

D Pendampingan ………. 19

VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ….. 20

VII PEMBIAYAAN ……….. 22

(4)

1 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tanaman pala (Myristica sp) merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena ±75% kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia. Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai dari daging, biji, hingga tempurung pala dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, minuman maupun kosmetika. Tanaman yang berasal dari pulau Banda ini dapat berumur panjang lebih dari 100 tahun. Tanaman ini sudah menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan sudah sampai di Grenada, Amerika Tengah, Asia dan Afrika. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, NAD, Jawa Barat dan Papua. Tanaman rempah ini sudah dikenal sejak abad ke-16 dan sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat (98%) dan lainnya (2%) oleh perkebunan besar. Luas areal tanaman pala di Papua dan Papua Barat sebesar 7.137 ha atau 10% dari luas areal pala secara nasional diusahakan lebih dari 90% oleh masyarakat asli.

(5)

2 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Pala merupakan “ikon” sebagai “Kota Pala” dan lambang Kabupaten.

Perdagangan pala cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan permintaan pasar dunia. Produksi pala tahun 2011 untuk Kabupaten Fakfak dan Kaimana mencapai 3.148 Ton. Pemanfaatan berbagai produk pala berasal dari biji pala dan fuli pala serta daging buah pengembangan pala baik dari sisi kesesuaian lahan, iklim maupun karakteristik pala yang khas yaitu berbiji besar, buah dengan citarasa dan aroma yang khas dan relative tahan terhadap hama dan penyakit.

Namun demikian, dalam pengembangan pala di Papua Barat umumnya menghadapi permasalahan antaralain populasi tanaman yang sangat padat, belum menggunakan bibit unggul bersertifikat, pemeliharaan belum intensif dan budaya dalam bercocok tanam.

(6)

3 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

B. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah :

1. Terealisasniya kegiatan rehabilitasi pala seluas 690 ha, perluasan seluas 700 ha, dan intensifikasi seluas 375 ha.

2. Terealisasinya pelatihan Fasda I sebanyak 40 orang, Pelatihan petani sebanyak 2.160 orang.

3. Terealisasinya penilaian BPT seluas 5 ha. 4. Terealisasinya kegiatan identifikasi

kebutuhan pengembangan kawasan tanaman rempah dan penyegar di Kab. Fak Fak dan Kab. Kaimana.

C. Tujuan

Tujuan pengembangan tanaman pala di Papua Barat adalah :

1. Mengoptimalkan potensi sumberdaya dalam pengembangan pala.

2. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu pala sebagai andalan ekspor.

3. Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani pala.

4. Mempercepat peningkatan perekonomian dan pembangunan wilayah.

5. Melakukan pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan petani pala.

(7)

4 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

pala untuk penetapan Blok Penghasil Tinggi. 7. Melakukan identifikasi Kebutuhan

Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar.

II.PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A.Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

a.Lokasi Kegiatan

-Lokasi kegiatan merupakan daerah sentra

produksi pala atau secara teknis dan agroklimat layak untuk pengembangan budidaya pala, dimana pendapatan masyarakat setempat relatif rendah.

- Relatif berada dalam satu kesatuan ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan sebagai hak milik, dukungan infrastruktur dan terdapat kelembagaan petani aktif.

b. Petani Sasaran

Petani sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani sasaran yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas Kabupaten yang menangani perkebunan. Kriteria umum calon kelompok sasaran adalah :

(8)

5 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

- Jumlah anggota minimal 20 orang. - Memiliki motivasi yang tinggi untuk

melakukan perbaikan budidaya dan peningkatan mutu.

B.Spesifikasi Teknis

a) Intensifikasi Tanaman Pala

Intensifikasi pala diarahkan kepada kebun atau pertanaman pala yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- Lokasi merupakan daerah sentra tanaman pala.

- Tanaman pala berada pada lokasi yang sesuai untuk budidaya tanaman pala.

- Daerah pertanaman pala tidak berada pada daerah endemik hama dan penyakit

- Petani bersedia meningkatkan produktivitas pala melalui usaha budidaya yang benar.

- Tanaman berumur 5-20 tahun dan produktif.

b) Rehabilitasi Tanaman Pala

Kebun pala yang akan direhabilitasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :

(9)

6 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

dimana pendapatan masyarakat setempat relatif rendah.

- Relatif berada dalam satu kesatuan ekonomi, wilayah/hamparan, dukungan infrastruktur dan terdapat kelembagaan petani aktif.

- Tanah dan iklim kategori Amat Sangat Sesuai (ASS), Sangat sesuai (SS) dan Sesuai (S).

- Sebagian besar tanaman kurang produktif dan produktivitasnya rendah. - Umur tanaman lebih dari 30 tahun.

c) Perluasan Tanaman Pala

Upaya perluasan tanaman pala diarahkan untuk peningkatan produksi dengan syarat-syarat sebagai berikut :

- Merupakan daerah sentra produksi pala atau secara teknis agroklimat layak untuk pengembangan budidaya pala, dimana pendapatan masyarakat setempat relatif rendah.

- Relatif berada dalam satu kesatuan ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan sebagai hak milik, dukungan infrastruktur dan terdapat kelembagaan petani aktif.

(10)

7 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

- Lokasi berada pada kategori Amat Sangat Sesuai (ASS), Sangat Sesuai (SS) dan Sesuai (S).

d)Penyediaan bibit

Bibit pala yang diberikan kepada kelompok tani harus memenuhi spesfikasi teknis sebagai berikut :

- Menggunakan klon varietas unggul pala yang sudah direlease Menteri Pertanian (Pala Banda, Ternate 1,Tobelo 1,Tidore 1) dan atau Klon Unggul Lokal (Pala Negeri). - Umur bibit 11-13 bulan.

- Tinggi diatas 50 cm.

- Bibit sehat (bebas dari hama dan penyakit),

- Polibag ukuran 15 x 20 cm.

- Dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) oleh instansi yang berwenang/IP2MB atau UPT Perbenihan)

e)Pemberdayaan Petani

(11)

8 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Kemitraan sesuai pedoman yang diterbitkan Direktorat Jenderal Perkebunan.

Persyaratan Pelatih :

- Sudah mengikuti pelatihan Fasilitator Daerah (Fasda) minimal Fasda II dari Direktorat Jenderal Perkebunan, diutamakan yang telah mengikuti Fasda III dan Fasda Madya.

- Diutamakan bagi yang berpengalaman dan sering melakukan “Training of Trainer (TOT)” bagi Fasda dan pelatihan untuk petani.

- Mampu menyiapkan modul untuk pelatihan.

Persyaratan Peserta Pelatihan Fasilitator Daerah (Fasda) I :

- Petugas Dinas Perkebunan Provinsi, Kabupaten, UPTD, Tokoh Masyarakat, Ketua Kelompok, Petani dan lainnya. (Kab. Fak Fak 20 orang, Kab. Kaimana 20 orang).

(12)

9 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

lapangan : pelatihan dinamika kelompok dan ekonomi rumah tangga.

Persyaratan Peserta Pelatihan Petani :

- Pelatihan Dinamika Kelompok (DK) harus diikuti oleh seluruh anggota kelompok/ semua peserta kegiatan intensifikasi, rehabilitasi dan perluasan (Kab. Fak Fak 1.220 orang, Kab. Kaimana 220 orang).

- Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga (ERT) diikuti oleh petani penerima bantuan yang telah mengikuti pelatihan Dinamika Kelompok dengan mengikutsertakan pasangannya/istri (Kab. Fak-Fak 305 pasang, Kab. Kaimana 55 pasang).

f) Penilaian, Penetapan BPT Tanaman Pala:

Kebun pala yang akan dinilai sebagai BPT adalah kebun produksi milik petani/Dinas yang secara teknis layak. Secara umum persyaratan lokasi kebun BPT adalah:

 Tanah dan iklim dengan kategori sangat sesuai/sesuai.

 Sumber bahan tanam berasal dari populasi cengkeh BPT yang telah memenuhi syarat sebagai sumber benih.

 Merupakan tanaman produktif dan bebas serangan hama dan penyakit.

(13)

10 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

 Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas.

 Tata cara pelaksanaan berpedoman kepada petunjuk penilaian dan penetapan blok penghasil tinggi (BPT) pala.

g) Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar.

- Identifikasi pengembangan kawasan

dilaksanakan oleh Provinsi bekerjasama dengan kabupaten Fak Fak dan Kaimana. - Hasil kegiatan Identifikasi tingkat provinsi

berupa rencana pengembangan kawasan pala lingkup provinsi yang didalamnya termasuk kawasan pala di Kabupaten Fak Fak dan Kaimana.

- Hasil kegiatan identifikasi tingkat

kabupaten berupa rencana pengembangan

kawasan di sentra produksi pala

kabupaten Fak Fak dan Kaimana.

- Penentuan lokasi kawasan, sentra

produksi, penyusunan profil dan rencana pengembangan dapat mengacu kepada

Pedoman Identifikasi Kebutuhan

Pengembangan Sumberdaya Tanaman

(14)

11 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

- Kegiatan pengembangan pala dilaksanakan di provinsi Papua Barat di Kabupaten Fak-Fak dan Kaimana.

- Kegiatan perluasan pala seluas 700 Ha, rehabiliasi seluas 690 Ha, dan Intensifikasi seluas 375 Ha.

- Bantuan yang diterima petani untuk kegiatan perluasan pala adalah : bantuan upah tenaga kerja, bibit, herbisida, benih tanaman sela (jagung komposit), linggis dan kapak. Untuk kegiatan rehabilitasi paket bantuan yang akan diterima adalah :bantuan upah tenaga kerja, bibit, herbisida, linggis, parang, kapak dan pakuel. Sedangkan untuk kegiatan intensifikasi paket bantuan yang diterima petani yaitu : bantuan upah tenaga kerja, pupuk kompos, herbisida, hansprayer dan parang. Pengadaan untuk barang dilakukan melalui kontraktual.

- Untuk mendukung kegiatan tersebut di atas, dialokasikan juga kegiatan pemberdayaan petani yang terdiri dari Pelatihan Fasda I, Pelatihan Dinamika Kelompok dan Ekonomi Rumah Tangga. Kegiatan dilaksanakan secara swakelola.

(15)

12 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Identifikasi Kawasan Pala.

- Pengawalan kegiatan di lapangan oleh dinas yang dibiayai oleh APBN, dialokasikan pada TP Provinsi dan TP Kabupaten. Pengawalan, monitoring dan evaluasi oleh Pusat dialokasi pada APBN Pusat.

B.Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan pengembangan tanaman pala adalah:

1. Tingkat Pusat : Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut :

- Penyiapan Pedoman Teknis pengembangan tanaman pala (new inisiatif) ;

- Sosialisasi Pedoman di Daerah;

- Pembinaan teknis, koordinasi dan pengawalan kegiatan;

- Monitoring dan evaluasi kegiatan; - Penyusunan laporan.

2. Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas yang menangani bidang Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut :

- Penyiapan Petunjuk Pelaksanaan pengembangan tanaman pala ;

(16)

13 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

dan calon lahan,

- Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan;

- Pembinaan teknis, koordinasi, dan pengawalan kegiatan;

- Monitoring dan evaluasi;

- Penyusunan laporan bulan, triwulan dan laporan tahunan.

3. Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dinas yang menangani bidang Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut :

- Penyiapan Petunjuk Teknis Pelaksanaan;

- Sosialisasi kepada petani calon penerima bantuan dalam rangka penyamaan persepsi dan pelaksanaan kegiatan; - Melakukan inventarisasi, identifikasi dan

seleksi calon lahan dan calon petani.; - Menetapkan calon petani dan calon

lokasi kegiatan;

- Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa paket bantuan;

- Pelaksanaan kegiatan pelatihan Fasda I dan Pelatihan bagi petani serta mengawal pendampingan oleh Fasda. - Fasilitasi Peniliaian Blok Penghasil Tinggi

(BPT) Pala.

(17)

14 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

rempah dan penyegar; - Monitoring dan evaluasi;

- Penyusunan laporan kegiatan bulanan, triwulan dan laporan tahunan.

C.Lokasi, Jenis dan Volume

Lokasi, jenis dan volume kegiatan pengembangan pala (new inisiatif) tahun 2013 seperti pada lampiran 1.

D.Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Tanaman Pala, diprediksi adanya simpul-simpul kritis sebagai berikut :

- Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis dari Kabupaten/Kota seringkali kurang tertib dan kurang efektif;

- Identifikasi CP/CL seringkali kurang tepat sasaran dan belum sepenuhnya mengacu pada kriteria yang ditetapkan;

- Pelaksanaan pengadaan seringkali

(18)

15 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

A. Proses Pengadaan

1. Kegiatan Pengadaan Barang secara Kontraktual oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan) melalui sistem LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Sesuai :

Perpres No. 54 tahun 2010 perubahan

Perpres No. 70 tahun 2012

Buku Pedoman Umum Pengadaan Barang dan Penataausahaan Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013.

B. Penyaluran Bantuan

1. Barang yang telah dilakukan uji mutu dan

pemeriksaan/penerimaan barang,

selanjutnya disalurkan kepada

petani/kelompok tani sesuai SK

Bupati/Kepala Dinas Yang membidangi Perkebunan tentang Penetapan petani/ kelompok tani penerima bantuan;

2. Seluruh bantuan yang diterima oleh

kelompok sasaran harus dibuktikan dengan berita acara serah terima barang yang ditandatangani oleh ketua kelompok tani dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan.

3. Jenis dan jumlah barang/bahan yang diterima kelompok tani harus sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan;

(19)

16 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good

governance) dan pemerintah yang bersih

(clean goverment), maka pelaksanaan

kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: - Mentaati ketentuan peraturan dan

perundangan;

- Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);

- Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi;

- Memenuhi asas akuntabilitas.

B. Pengendalian

(20)

17 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

pertanian melalui Bantuan secara kontraktual perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan. Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing Instansi.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun lembaga/instansi pangawas lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (Penyuluh Pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintah mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).

Ada tiga tahapan kritis yang perlu diperhatikan yaitu :

(21)

18 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

dan Tim Teknis Kabupaten/Kota;

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota;

3. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh kelompok.

Pada tingkat lokal/desa/kelompok, pengawasan masyarakat terhadap ketepatan sasaran dilakukan oleh perangkat desa, anggota kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM. Laporan pengaduan penyimpangan terhadap pengelolaan dana dapat disampaikan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota. Pengaduan dari masyarakat segera ditanggapi secara langsung oleh pihak yang terkait.

C. Pengawalan

(22)

19 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraanya.

Pengawalan dilakukan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat Kabupaten/kota dan Propinsi yang dibiayai masing-masing oleh APBD serta oleh Direktorat Jenderal Perkebunan yang dibiayai oleh APBN.

D.Pendampingan.

Pendampingan kegiatan dilakukan oleh pendamping yang ditunjuk oleh Dinas yang membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan atau Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk ikut mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan serta memberikan arahan inovasi kegiatan yang lebih menguntungkan bagi peningkatan dan pengembangan usaha kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

(23)

20 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

2. Untuk meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan maka perlu dilakukan pengawalan melalui jalur struktural oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan Pusat. Sedangkan pengendalian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran.

3. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu dicermati 3 simpul kritis yaitu : (1) Spek alat dan mesin yang benar sesuai standar, (2) Ketersediaan bahan baku limbah tanaman perkebunan yang akan dibuat pupuk. (3) Pemilihan kelompok tani yang tepat (aktif).

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

(24)

21 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

dimulai kegiatan, saat dilakukan kegiatan dan setelah dilakukan kegiatan.

Kelompok membuat laporan fisik kegiatan termasuk permasalahan/kendala yang dihadapi dan menyampaikannya kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota sebagai bahan pelaporan dan evaluasi. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada dinas terkait lainnya secara berjenjang.

Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi wajib melakukan, monitoring, evaluasi serta membuat laporan pengendalian secara berjenjang dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat) mencakup :

1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja.

2. Permasalahan yang dihadapi dan penyelesaiannya di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

3. Format pelaporan menggunakan format yang disepakati oleh daerah dan dituangkan dalam Juklak yang disusun oleh Tim Pembina Provinsi serta Juknis yang disusun oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.

(25)

22 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

usahanya berikut realisasi fisik dan keuangan.

5. Laporan disampaikan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat kelompok sampai ke pusat per triwulan sesuai form terlampir (Lampiran 2-4).

VII.PEMBIAYAAN

Pembiayaan kegiatan Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013 dianggarkan dengan dana APBN Ditjen Perkebunan melalui DIPA Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi/ Kabupaten/Kota.

Kegiatan pengawalan monitoring dan evaluasi oleh Pusat dianggarkan melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan.

Tata cara pengelolaan anggaran kegiatan masing-masing tingkatan unit dan biaya kegiatan lapangan, tertib administrasi dan tertib pelaksanaan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

VIII. PENUTUP

(26)

23 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Tanaman Pala di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta pihak terkait lainnya dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan pelaporan.

Pedoman teknis ini dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Dinas Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dengan menyesuaikan aspirasi dan kondisi meupun kebutuhan di masing-masing wilayah. Berdasarkan Pedum, Juklak, Juknis maka tim pembina provinsi dan tim teknis kabupaten/kota menysun disain teknis operasional dan rencana pembinaannya sehingga mampu mencapai hasil yang diharapkan.

Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penggerak bagi masyarakat setempat dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

(27)

24 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

(28)

25 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Lampiran 1 :

Lokasi dan Volume

Kegiatan Pengembangan Tanaman Pala (New Initiatif)

Tahun Anggaran 2013

Provinsi/

Kabupaten Kegiatan Volume

Papua Barat

1.Fak-Fak - Rehabilitasi 670 ha

- Perluasan 450 ha

- Intensifikasi 375 ha

- Pemberdayaan Petani

 Fasda I 20 org

 Dinamika Kelompok (DK) 1.220 org

 Pengembangan Ekonomi

Rumah Tangga

610 org

- Penilaian BPT 5 ha

- Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Kawasan Tan.Rempah dan Penyegar

1 keg

2.Kaimana - Rehabilitasi 20 ha

- Perluasan 250 ha

- Pemberdayaan Petani

 Fasda I 20 org

 Dinamika Kelompok (DK) 220 org

 Pengembangan Ekonomi

Rumah Tangga

110 org

- Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Kawasan Tan.Rempah dan Penyegar

(29)

26 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Lampiran 2

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. ....

KABUPATEN ...

DATA UMUM :

Nomor Satker :

Satker :

Nama KPA :

Bendaharawan :

Alamat Kantor :

Telp. Kantor :

Fax Kantor :

Nama / No. HP Contact Person

:

DATA RENCANA KINERJA

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1

2

3

(30)

27 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Lampiran 3

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2013

DI KABUPATEN ...

NAMA SATKER : ...

LAPORAN BULAN : ...

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI Kendala Utama (Masalah)

Solusi Fisik Anggaran Keuangan Fisik

Satuan (Ribu Rp.)

(Ribu

(31)

28 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Lampiran 4

LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2013 KABUPATEN ...

TRIWULAN :

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1.

2.

3.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mencuci tangan (posttest) sebagian besar atau 63,2% responden diketahui memiliki perilaku mencuci tangan yang cukup dan

Sedangkan dari Segi Finansial dilakukan pengolahan data keuangan dalam bentuk aliran kas masuk, serta perkiraan aliran kas keluar yang akan terjadi selama masa investasi, kemudian

keterampilan psikomotor Fisika siswa yang dilatihkan melalui model pembelajaran konvensional sebesar 63,2% dengan kategori cukup baik. Oleh karena itu, penerapan

Daerah yang menjadi titik pengamatan adalah daerah pedalaman yang dibedakan atas pedalaman hulu (Desa Magossi dan Desa Salappak) dan pedalaman hilir (Desa Muntei dan

Data was collected on secondary:primary follicle ratio, relative follicle density, and seasonal changes in ®bre cross-sectional area and ®bre ellipticity (ratio of major-to-minor

Berdasarkan hasil penelitian mengenai rata-rata kekerasan gigi permanen pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (Tabel 4.1.1) dapat diketahui bahwa pada lama perendaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan bandeng yang diberi pakan dengan berba- gai tingkat substitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah memberikan pengaruh yang sama

 Dapat mengetahui progres kegiatan perbenihan tanaman hutan secara umum (perbenihan, pemuliaan pohon, konservasi sumberdaya genetik, silvikultur) dari waktu ke waktu di tiap