• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SQUASH BAGI MAHASISWA FPOK UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SQUASH BAGI MAHASISWA FPOK UPI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional Variabel ... 10

G. Metode Penelitian ... 11

H. Populasi dan Sampel Penelitian ... 12

I. Tahapan Penelitian ... 13

J. Instrumen Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 A. Tes ... 16

B. Squash ... 19

1. Sejarah ... 19

2. Definisi ... 22

3. Karakteristik ... 29

C. Konstruksi Tes Keterampilan Bermain Squash ... 30

1. Prosedur Penyusunan Tes Keterampilan ... 30

2. Keterampilan Olahraga Squash ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode Penelitian ... 46

B. Langkah Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 51

1. Populasi ... 51

2. Sampel ... 52

(2)

v

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Hasil Inventarisasi Pukulan Squash Yang Sering Digunakan Mahasiswa ... 59

2. Hasil Inventarisasi Tes Keterampilan Bermain Squash yang Ada ... 60

3. Hasil Uji Tes Keterampilan Bermain Squash yang ada Pada Mahasiswa FPOK UPI ... 62

4. Model Tes Perkiraan ... 65

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa ... 68

6. Model Tes Hasil Pengembangan ... 71

7. Hasil Uji Korelasi Hasil Tes Keterampilan Bermain Squash Dengan Peringkat Bermain Mahasiswa ... 72

B. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 87

(3)

vi

[image:3.595.119.508.190.625.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Dominant Physiological Attribute and Energy Sources For

Different Activities ... 30

3.1. Daftar Rencana Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 56

4.1. Hasil Rekapitulasi Jenis-jenis Pukulan Squash Mahasiswa Saat Bertanding ... 59

4.2. Hasil Inventarisasi Tes Keterampilan Bermain Squash Yang ada ... 60

4.3. Hasil Uji Validitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Pemain Usia Dini Kepada Mahasiswa ... 63

4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain SquashBagi Pemain Usia Dini Kepada Mahasiswa ... 64

4.5. Hasil Uji Validitas Item dan Baterai Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa ... 69

4.6. Hasil Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa ... 69

4.7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Tes dan Baterai Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa Hasil Pengembangan. 72

4.8. Hasil Uji Korelasi Tes Keterampilan dengan Peringkat Bermain ... 73

4.9. Prediksi Hubungan Peringkat Bermain dengan Tes Keterampilan ... 74

4.10 Hasil Uji Anova ... 74

(4)

vii

[image:4.595.113.508.195.629.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Lapangan Squash ... 22

2.2. Pukulan Drive Backhand dan Forehand ... 41

2.3. Pukulan Volley Backhand dan Forehand ... 43

2.4. Pukulan Service Backhand dan Forehand ... 44

2.5. Pukulan Boast Backhand dan Forehand ... 45

(5)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Model Tes Keterampilan ... 87

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Pemain Usia Dini Pada Mahasiswa ... 119

C. Data Hasil Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa ... 121

D. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa ... 122

E. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa Hasil Pengembangan ... 129

F. Peringkat Bermain Squash Mahasiswa ... 131

G. Hasil Uji Korelasi & Regresi ... 132

H. Foto Penelitian ... 134

I. Surat Keterangan ... 137

1. Surat Keputusan Pembimbing Tesis ... 137

2. Surat Ijin Melakukan Penelitian/Observasi ... 139

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 140

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Olahraga squash adalah olahraga permainan yang dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan raket dan sebuah bola kecil di dalam suatu ruangan yang dibatasi oleh tembok. Tujuan permainan ini ialah memukul bola ke tembok depan dengan sedemikian rupa sehingga lawan tidak dapat/sukar mengembalikan bola tersebut.

Menurut Max Sumantri (Suherman, 2009:1) ”Squash mulai diperkenalkan kepada bangsa Indonesia pada tahun 1970-an oleh orang asing yang menjadi tenaga kerja di Indonesia”. Seiring dengan berjalannya waktu, squash menjadi salah satu olahraga yang mulai populer di kalangan masyarakat Jawa Barat.

Mengenai permainan squash (Beddington, 1984:15) mengungkapkan : The game of singles in squash is played between two players. One player serves the ball from one of the two service boxes on to the front wall above the service or cut line and below the boundary line, so that it rebounds into the opposite back quarter of the court behind the short line and on the other side of the half-court line. The server is known as hand in and the receiver is known as hand out. The right to serve at the beginning of a game is decided by the spin of a racket. After the server (hand in) has served, the receiver (hand out) can return the ball by hitting it after it has bounced on the floor, or on the volley before it bounces. Whichever option he chooses, the ball must be returned, without bouncing on the floor either directly or by way of one of the other walls, to the front wall above the board or tin. From that point, players hit the ball alternately and play continues until one of them fails to make a good return.

(7)

Daerah), yang dimulai pada PORDA IX di Indramayu tahun 2003, dan pada ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) yang dimulai pada PON XIV di tahun 1996 di Jakarta menjadi salah satu bukti pula bahwa olahraga ini mulai populer di Indonesia. Pada penyelenggaraan PON XIV tahun 1996 di Jakarta tersebut, tim squash Jawa Barat menjadi salah satu pesertanya, dan berhasil menjadi juara umum.

Walaupun squash telah berkembang di Indonesia, namun prestasinya belum menunjukkan hasil yang memuaskan bila dibandingkan dengan prestasi cabang olahraga serumpun seperti tenis dan bulutangkis. Padahal, kedua cabang olahraga ini memiliki karakteristik yang sama dengan squash yaitu menggunakan alat pemukul yaitu ”raket”. Meskipun ada beberapa perbedaan dalam teknik dan peraturan permainannya.

Prestasi yang ditorehkan oleh cabang olahraga bulutangkis telah diakui di tingkat regional, Asia, bahkan dunia, sedangkan prestasi terbaik yang pernah ditorehkan cabang olahraga squash Indonesia adalah meraih medali perak pada Sea Games XXIII tahun 2005 di Filipina.

(8)

Asia putra (Ong Beng Hee) pada tahun 2000, 2002, dan 2004. Di nomor putri pemain Malaysia Nicol David menjadi juara pada tahun 1998, 2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008 dan sekarang ia merupakan juara dunia (Squash Racket Association of Malaysia; SRAM, 2008).

(9)

dan 1 medali perak), beregu putra (1 medali emas), dan beregu putri (1 medali emas). Dengan demikian, total perolehan medali tim squash Jawa Barat pada PON XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur adalah 4 medali emas dan 1 medali perak, dan tim squash Jawa Barat berhasil menjadi juara umum. Olahraga squash juga telah mulai dikenal oleh sebagian pelajar dan mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan dengan berdirinya sekolah squash pertama di Indonesia yang bernama Sekolah Squash Lodaya yang bertempat di Jalan Lodaya No.20 Bandung. Sebagian besar siswa pada sekolah squash tersebut merupakan pelajar SD, SMP, dan SMA dari berbagai sekolah. Salah satu bukti bahwa olahraga squash mulai dikenal oleh mahasiswa adalah tercantumnya squash sebagai salah satu mata kuliah pilihan di FPOK UPI mulai tahun 2008 lalu.

Banyaknya jumlah mahasiswa FPOK UPI (40-60 orang) yang mengontrak mata kuliah squash pada setiap tahunnya menunjukkan tingginya minat dan ketertarikan mahasiswa terhadap olahraga tersebut. Namun demikian, pengajar mata kuliah squash ini belum memiliki suatu alat ukur untuk mengukur kemampuan mahasiswa yang mengikuti kuliah ini, terutama dalam hal keterampilan karena belum ada suatu bentuk tes keterampilan bermain squash yang dikhususkan bagi mahasiswa.

Salah satu tes keterampilan bermain squash yang sering digunakan para pemain squash saat ini adalah tes keterampilan yang berasal dari Selandia Baru yang terdiri dari 20 level tes keterampilan. Dalam tes ini terdapat beberapa pukulan yang menjadi item tes, yaitu service forehand dan backhand, drive

(10)

backhand, lob forehand dan backhand, dan dropshot forehand dan backhand. Tes ini sering disebut sebagai tes level, yang digunakan untuk mengetahui level keterampilan seorang pemain squash, dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Bila seorang pemain gagal dalam melakukan salah satu item tes dalam suatu level, maka pemain tersebut dinyatakan gagal pada level tersebut. Sebagai contoh, dalam level 1 seorang pemain harus mampu melakukan satu kali pukulan drive forehand dan backhand dengan baik, dan harus mampu melakukan satu kali service dari sisi kanan dan kiri dengan baik juga. Bila berhasil, maka pemain tersebut dapat melanjutkan ke level 2 yang mengharuskan pemain tersebut dapat melakukan dua kali drive forehand dan backhand dengan baik, dan dua kali

service dari sisi kanan dan kiri dengan baik. Bila salah satu saja item tes dalam

level 2 ini gagal dilakukan oleh seorang pemain, maka pemain tersebut dinyatakan gagal dalam level dua ini, dan tidak dapat melanjutkan ke level 3, sehingga pemain tersebut dinyatakan memiliki tingkat keterampilan di level 1. Semakin tinggi level keterampilan pada tes ini, semakin banyak dan sulit item tes yang harus dilakukan oleh seorang pemain. Oleh karena itu, berdasarkan pengamatan penulis, tes level keterampilan tersebut kurang cocok diterapkan pada mahasiswa FPOK UPI yang baru mengenal olahraga squash. Alasannya adalah :

(11)

2. Mahasiswa FPOK UPI yang mengikuti mata kuliah squash belum memiliki keterampilan bermain squash yang tinggi, sehingga bila tes tersebut diterapkan pada mahasiswa akan berpengaruh pada hasil tes (validitas dan reliabilitas tes).

Adapun tes keterampilan bermain squash yang pernah diciptakan di Indonesia adalah tes keterampilan bermain bagi pemain pemula usia dini. Dalam tes ini terdapat beberapa pukulan yang menjadi item tes, yaitu pukulan service,

drive, volley, dan boast. Tes ini dikembangkan oleh Adang Suherman pada tahun

(12)

Berdasarkan paparan tersebut di atas, penulis merasa perlu untuk membuat suatu bentuk tes keterampilan bermain squash yang baru, yang dikhususkan bagi pemain squash pemula tingkat mahasiswa. Selanjutnya tes keterampilan bermain squash tersebut diujicobakan terhadap mahasiswa, sehingga dapat diketahui bagaimana hubungan hasil tes tersebut dengan kemampuan mahasiswa ketika bermain squash.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, agar penelitian lebih terarah dan terfokus pada pokok masalah, maka dirumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Jenis-jenis pukulan apa saja dalam olahraga squash yang cenderung sering digunakan oleh para mahasiswa FPOK UPI ketika bermain squash ?

2. Item-item tes apa saja yang cocok dijadikan item tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI ?

3. Bagaimanakah validitas masing-masing item tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI dan reliabilitas tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI ?

(13)

5. Berapa besar korelasi (jika ada) antara tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI yang dikembangkan dengan skor kemampuan berdasarkan hasil pertandingan ?

C. Batasan Masalah.

Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Dengan demikian, batasan masalah dalam penilitian ini adalah :

1. Tes keterampilan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan bermain squash bagi pemain squash pemula tingkat mahasiswa. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI yang telah

mengikuti mata kuliah squash.

3. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode R & D

(Research and Development).

D. Tujuan Penelitian.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan tes keterampilan bermain squash, yang bisa dipertanggungjawabkan serta dapat digunakan oleh mahasiswa FPOK UPI untuk kemajuan olahraga squash di Indonesia. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

(14)

2. Menemukan item-item tes apa saja yang cocok untuk dijadikan item tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI.

3. Mengetahui validitas masing-masing item tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI dan reliabilitas tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI.

4. Mengetahui manakah yang lebih relevan (jika ada) antara tes keterampilan bermain squash bagi pemula usia dini dan tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI.

5. Mengetahui berapa besar korelasi (jika ada) antara hasil tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI yang dikembangkan dengan skor kemampuan mahasiswa berdasarkan hasil pertandingan.

E. Manfaat penelitian.

(15)

menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam bermain squash secara menyeluruh. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pelatih dan pembina olahraga squash mengenai tes keterampilan bermain squash.

F. Definisi Operasional Variabel

Dalam menafsirkan suatu kalimat atau kata, sering terjadi banyak pandangan atau pendapat. Oleh karena itu perlu adanya penjelasan mengenai definisi operasional dalam penelitian ini. Berikut ini adalah definisi konseptual dan definisi operasional penelitian :

1. Konstruksi. Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. (id.wikipedia.org/wiki/konstruksi). Konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk atau metode atau suatu cara yang dibangun untuk mengukur suatu keterampilan.

2. Tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” (Arikunto, 1997:127). Adapun tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bentuk metode atau cara yang digunakan untuk mengukur keterampilan bermain squash mahasiswa.

(16)

energy.” Maksud kalimat tersebut adalah bahwa keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimal melalui energi dan waktu yang minimal.

4. Tes keterampilan dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan adalah bentuk tes keterampilan dasar bermain squash bagi mahasiswa yang dimodifikasi berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan karakteristik sampel.

G. Metode Penelitian.

Metode atau cara merupakan alat yang digunakan untuk dapat mengungkap permasalahan dalam penelitian. Sebuah metode belum tentu sesuai untuk menyelesaikan semua permasalahan. Oleh karena itu penggunaan metode tergantung pada jenis kebutuhan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang hendak diselesaikan.

(17)

H. Populasi dan Sampel. 1. Populasi.

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian diperlukan sumber data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber dari penelitian tersebut bisa berupa orang, binatang, atau pun benda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut.

Objek yang hendak diteliti dinamakan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Mengenai hal yang sama, menurut Sugiyono (2009:117) :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga benda-benda yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

(18)

2. Sampel.

Sampel merupakan sebagian objek yang diambil dari populasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data dan yang dapat mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil harus dapat menggambarkan atau mewakili populasi secara keseluruhan. Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi”, sedangkan menurut Sugiyono (2009:118) ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi dalam hal ini sampel yang diambil dalam penelitian harus merupakan bagian dari populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling insidental. Menurut Sugiyono (2009:124) “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.” Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI jurusan PJKR dan PKO yang telah mengikuti mata kuliah squash pada tahun 2010 yang ditemui peneliti / hadir pada saat pengambilan data, yaitu sebanyak 37 orang.

I. Tahapan Penelitian.

(19)

sejumlah variabel, berikut item tes yang diperlukan untuk analisis instrumen tes keterampilan bermain squash. Langkah yang dapat dilakukan pada tahapan ini adalah dengan cara mengamati rekaman pertandingan squash antara sesama mahasiswa yang menjadi sampel. Tujuannya adalah untuk mengetahui jenis-jenis pukulan apa saja yang sering digunakan mahasiswa ketika bermain squash, sehingga jenis-jenis pukulan tersebut dapat dijadikan item dalam tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa.

Tahap selanjutnya adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya relevansi bila tes keterampilan yang sudah ada diterapkan pada mahasiswa, dan kalau ada, seberapa besar relevansi tes keterampilan bermain squash yang telah ada tersebut bila digunakan pada mahasiswa, sehingga dapat diketahui item mana saja yang cocok diterapkan pada mahasiswa, dan item mana yang tidak cocok diterapkan pada mahasiswa. Tahap pengembangan dilakukan setelah melihat hasil rekaman pertandingan, dan melihat hasil ujicoba tes keterampilan yang sudah ada ketika digunakan pada mahasiswa. Produk dalam bentuk tes baterai keterampilan bermain squash pada tahapan inilah yang dihasilkan dari penelitian ini, dan tahapan selanjutnya adalah tahapan validasi tes.

(20)

J. Instrumen Penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penellitian ini dapat dikatagorikan berdasarkan penggunaannya, yaitu instrumen yang digunakan pada tahap preliminary studi dan pada tahap pengembangan. Instrumen yang digunakan pada tahap preliminary study meliputi studi literatur, studi lapangan, wawancara, dan observasi. Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan terdiri dari empat item, yaitu: service forehand & backhand, drive forehand & backhand, boast

forehand & backhand, dan volley forehand & backhand. Selanjutnya, untuk

(21)

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang hendak diselesaikan. Sugiyono (2009:3) berpendapat: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Di samping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode harus dilihat dari efektivitas, efisiensi, dan relevansi metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan.

Sedangkan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

(22)

menyelesaikan semua permasalahan. Oleh karena itu penggunaan metode tergantung dari jenis kebutuhan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang hendak diselesaikan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini lebih cenderung merupakan penelitian R & D (Research & Development) dari Borg dan Gall (1989). Tahapan penelitian ini sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap preliminary study, tahap pengembangan, dan tahap validasi tes.

Tahap preliminary study dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai variabel yang berpengaruh terhadap keterampilan bermain squash, termasuk di dalamnya adalah eksplorasi variabel, ekplorasi item, dan menetapkan secara hipotetik item-item tes yang diperlukan dalam membangun konstruk keterampilan bermain squash. Studi preliminary ini dilakukan melalui studi literatur dan observasi lapangan. Produknya adalah terinventarisasinya sejumlah variabel berikut item tesnya yang diperlukan untuk dianalisis dalam membentuk suatu instrumen tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa.

(23)

melalui beberapa siklus pengolahan data sesuai dengan kewajarannya. Produk inilah yang selanjutnya akan dipermanenkan sebagai tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa sekaligus merupakan produk dari penelitian ini.

Tahap validasi dilakukan untuk mengetahui berapa besar koefisien validitas dan reliabilitas dari tes keterampilan bermain squash yang dikembangkan melalui penelitian ini.

B. Langkah Penelitian

Langkah penelitian dibuat sebagai rencana atau rancangan kerja dalam penelitian. Dibuatnya langkah penelitian diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan sebuah penelitian. Langkah penelitian didahului dengan observasi permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Sugiyono (2009:409) menggambarkan mengenai langkah dari penggunaan metode Research and Development sebagai tertera pada gambar 3.1.

[image:23.595.114.551.235.710.2]

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) Sumber: Sugiyono (2009:409)

(24)

Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat penulis jabarkan langkah yang dilaksanakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Mencari bentuk tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menginventarisasi jenis-jenis pukulan dalam olahraga squash yang sering digunakan oleh mahasiswa ketika bertanding untuk menentukan item-item tes yang cocok dijadikan item tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa, dengan cara :

• Observasi jenis-jenis pukulan squash yang digunakan mahasiswa ketika

bertanding.

• Mengolah frekuensi penggunaan jenis-jenis pukulan squash hasil observasi.

b. Menginventarisasi tes keterampilan bermain squash yang ada dengan berdasarkan komponen-komponen sebagai berikut :

• Nama tes.

• Tujuan tes.

• Item tes. • Validitas tes.

• Reliabilitas tes.

(25)

mengetahui item-item yang tidak cocok digunakan pada mahasiswa, maka selanjutnya penulis melakukan modifikasi terhadap item tersebut.

d. Membuat model tes perkiraan (hypothetic model test). Setelah menginventarisasi jenis-jenis pukulan squash yang sering digunakan oleh mahasiswa ketika bertanding, tes keterampilan bermain squash yang sudah ada, dan melakukan uji kelemahan tes keterampilan bermain squash yang sudah ada, maka selanjutnya penulis membuat model tes perkiraan (hypothetic model test).

2. Melakukan uji coba model tes perkiraan (hypothetic model test). Setelah membuat model tes perkiraan maka selanjutnya penulis mengujicobakannya kepada mahasiswa.

3. Uji validitas dan reliabilitas model tes perkiraan (hypothetic model test). Setelah diujicobakan, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Bila model tes perkiraan ini telah valid dan reliabel, maka model tes ini dapat dikatakan cocok untuk digunakan oleh mahasiswa. Bila hasil analisis menunjukkan model tes perkiraan ini tidak valid dan reliabel maka selanjutnya akan dilakukan revisi untuk menghasilkan model tes perkiraan yang baru dan diujicobakan kembali pada mahasiswa.

4. Model tes hasil pengembangan. Model tes perkiraan yang telah valid dan reliabel merupakan model tes hasil pengembangan dan produk penelitian ini. 5. Mempertandingkan sampel untuk menentukan peringkat bermain, lalu menguji

(26)

penelitian ini tidak tercantum pada gambar 3.1 di halaman 46, namun merupakan salah satu langkah untuk menjawab permasalahan penelitian, yaitu untuk mengetahui korelasi antara hasil tes keterampilan bermain squash dengan peringkat bertanding mahasiswa.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data diperlukan sumber data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber dari penelitian tersebut bisa dari orang, binatang, atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut.

Objek yang hendak diteliti dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Arikunto (1997:108) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Mengenai hal yang sama, Sugiyono (2009:117) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

(27)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek yang diambil dari populasi penelitian. Sampel yang diambil harus dapat menggambarkan atau mewakili populasi secara keseluruhan. Mengenai sampel, Riduwan (2010:56) mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi”, sedangkan menurut Sugiyono (2009:118) ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi dalam hal ini sampel yang diambil dalam penelitian harus merupakan bagian dari populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling insidental. Menurut Sugiyono (2009:124) “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.” Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI jurusan PJKR dan PKO yang telah mengikuti mata kuliah squash pada tahun 2010 yang ditemui peneliti / hadir pada saat pengambilan data, yaitu sebanyak 37 orang.

D. Instrumen

(28)

maupun sosial yang diamati.” Sedangkan menurut Suherman (2001:19) “Instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi.”

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:149) “Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid.”

(29)

1. Service Forehand & Backhand

2. Drive Forehand & Backhand

3. Volley Forehand & Backhand

4. Boast Forehand & Backhand

Dengan demikian instrumen yang akan dikembangkan melalui penelitian ini bersifat battery, masing-masing terdiri dari empat katagori dan masing-masing katagori terdiri dari dua item (forehand dan backhand), hingga keseluruhannya berjumlah delapan item. Untuk mendapatkan instrumen yang merefleksikan kemampuan bermain squash bagi para mahasiswa, setiap item dicobakan pada sampel yang sama namun dengan jarak yang berbeda-beda untuk memperoleh jarak yang paling sesuai dengan kemampuan para pemain pemula setingkat mahasiswa. Untuk itu proses pengembangan instrumen ini dilakukan melalui proses beberapa siklus hingga diperoleh item battery test yang paling sesuai dengan tingkat kemampuan sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

(30)

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya Sugiyono (2009:193-194) mengungkapkan “Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi literatur, dan melakukan observasi/pengamatan langsung di lapangan mengenai jenis-jenis pukulan dalam olahraga squash yang sering digunakan mahasiswa ketika bertanding yang perlu dikembangkan alat tesnya.

Berdasarkan pengamatan penulis terdapat beberapa jenis pukulan dalam olahraga squash yaitu : service, drive, volley, boast, drop, dan lob. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan hasil studi literatur seperti yang diungkapkan pada karakteristik permainan squash di Bab dua. Selanjutnya, melihat hasil penelitian sebelumnya tentang tes keterampilan bermain squash bagi pemain pemula usia dini, diketahui jenis pukulan yang menjadi item tes adalah pukulan

service, drive, volley, dan boast yang dilakukan dengan forehand dan backhand.

(31)

tidak sesuai bila digunakan pada mahasiswa, maka penulis akan mencoba untuk melakukan pengembangan item tes tersebut dengan cara memodifikasinya sehingga pada akhirnya dapat digunakan oleh mahasiswa.

[image:31.595.114.554.247.697.2]

Berikut ini adalah rancangan secara garis besar langkah yang dilakukan penulis untuk memperoleh data dalam pelaksanaan penelitian yang tercantum pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar rencana kegiatan pelaksanaan penelitian

NO Jenis Kegiatan Keterangan

1. Inventarisasi jenis pukulan squash. Berdasarkan hasil studi literatur. 2. Inventarisasi tes keterampilan squash

yang sudah ada.

Berdasarkan penelitian sebelumnya. 3. Mengamati pertandingan yang

dilakukan oleh sampel.

Untuk menginventarisir jenis pukulan yang sering digunakan mahasiswa ketika bertanding.

4. Mengujicobakan item tes keterampilan bagi usia dini terhadap sampel.

- 5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas

item tes.

- 6. Melakukan analisis, yaitu relevansi

antara item tes keterampilan squash usia dini dengan jenis pukulan yang cenderung sering dilakukan sampel pada saat bertanding.

Dari item tes keterampilan bermain squash bagi pemula usia dini, jenis pukulan manakah yang cenderung sering digunakan oleh mahasiswa ketika bertanding.

7. Inventarisasi jenis item tes yang relevan dan yang tidak relevan bagi sampel berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas.

-

8. Melakukan modifikasi terhadap item tes yang tidak valid dan tidak reliabel.

Modifikasi terhadap tata cara penskoran dan teknis pelaksanaan tes.

9. Melakukan uji coba terhadap item tes hasil modifikasi/model tes perkiraan.

Item tes yang telah di modifikasi diujicobakan pada sampel.

10. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap item tes model tes perkiraan.

(32)

11. Apabila item tes sudah valid dan reliabel, maka item tes tersebut layak digunakan sebagai item tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa.

-

12. Apabila item tes masih belum valid dan reliabel, maka dilakukan revisi terhadap item tes sampai diperoleh item tes yang valid dan reliabel.

-

13. Item tes yang valid dan reliabel tersebut adalah produk dari penelitian ini.

-

14. Proses pengujian dilakukan dengan metode test-retest.

Pengujian dilakukan dengan beberapa kali percobaan.

15. Mempertandingkan seluruh sampel. Mengetahui peringkat sampel berdasarkan kemampuan bertanding. 16. Mengkorelasikan antara peringkat

bertanding sampel dengan hasil tes keterampilan bermain squash.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara skor hasil tes keterampilan dengan peringkat bertanding sampel.

F. Teknik Pengolahan & Analisis Data

Seperti dikemukakan sebelumnya, tujuan penelitian adalah untuk memperoleh suatu bentuk konstruksi tes. Dalam hal ini pengolahan dan analisis data yang dilakukan yaitu menguji butir tes dari konstruksi yang dibuat. Pengujian dilakukan dengan menganalisis validitas dan reliabilitas. Pengolahan yang dilakukan dengan uji statistik menggunakan Statistical Product and Service

Solution (SPSS) Seri 19. Ada pun langkah-langkah pengolahan analisis data yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Melakukan seleksi terhadap data yang diperoleh, dari kesalahan pengisian atau kekurangan lainnya.

(33)

3. Melakukan pengolahan dengan SPSS 19 untuk mengetahui validitas item tes yaitu mengkorelasikan antar butir item tes. Pada program SPSS teknik uji validitas yaitu dengan personcorrelation.

4. Selanjutnya item tes yang valid tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu membagi item tes yang valid ke dalam dua kelompok ganjil dan genap atau belah dua (split half). 5. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas tersebut merupakan proses untuk

(34)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Jenis pukulan dalam olahraga squash yang cenderung sering digunakan oleh para mahasiswa FPOK UPI ketika bermain squash adalah pukulan service,

drive, volley, dan boast.

2. Item tes yang cocok digunakan dijadikan item tes baterai keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI adalah service, drive, volley, dan boast. 3. Validitas dan reliabilitas masing-masing item tes keterampilan bermain squash

bagi mahasiswa FPOK UPI hasil pengembangan memiliki koefisien validitas dan reliabilitas yang tinggi.

4. Hasil tes uji coba yang dilakukan mahasiswa FPOK UPI saat melakukan tes keterampilan bermain squash bagi pemain usia dini kurang relevan dan hasil tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa FPOK UPI hasil pengembangan sangat relevan.

(35)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi dosen atau praktisi olahraga squash :

Dosen atau praktisi lainnya dalam cabang olahraga squash diharapkan agar menyesuaikan bentuk tes yang digunakan dengan karakteristik sampel atau individu yang di tes. Dosen mata kuliah squash diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam rangka mengetahui kemampuan keterampilan bermain squash untuk tingkat mahasiswa. Namun demikian, jika para dosen akan menggunakan tes ini pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah squash pada tahun-tahun berikutnya, perlu mengetahui tingkat keterampilan para mahasiswanya terlebih dahulu, karena belum tentu mahasiswa yang mengikuti mata kuliah squash pada tahun berikutnya memiliki tingkat keterampilan yang sama dengan mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

2. Bagi peneliti selanjutnya :

(36)

dengan lebih memperhatikan jenis pukulan yang tidak menjadi item tes yaitu pukulan drop dan lob, serta frekuensi pukulan dalam item tes tes keterampilan bermain squash bagi mahasiswa.

3. Bagi lembaga :

(37)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

Asian Squash Federation (1998) Level 1 Coaching Manual Modul. Tidak diterbitkan.

Azwar. S. (2007). Tes Prestasi. Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Barrington. J. (1987) Play To Win Squash. London : Octopus Books. Beddington. J. (1984) Play Better Squash. London : Queen Anne Press.

Borg. Walter R. & Gall. Meredith D. (1989) Educational Research : An

Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.

Friedenberg. L. (1995) Psychological Testing: Design, Analysis and Use, Boston : Allyn & Bacon

Harsono (2001) Latihan Kondisi Fisik. Bahan Ajar Perkuliahan.

Khan. J, Pratt.K (1993) Learn Squash In A Weekend. London : Dorling Kindersley.

Nuryadi. (2006). Analisis Permainan Olahraga Squash dan Implikasinya Dalam

Pelatihan. Jurnal. Tidak diterbitkan.

Pearson. D (1990) A Head of The Game Squash. London : Ward Lock.

Richard A. Schmidt & Timothy D. Lee (2005). Motor control and learning : A

Behavioral Emphasis. 4th ed. USA : Human Kinetics

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian – untuk Guru – Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: C.V. ALFABETA.

Rushall, B. S., & Pyke, F. S. (1990). Training for Sports and Fitness. Melbourne, Australia: Macmillan Educational.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

(38)

Suherman. A dkk (2009) Laporan Hasil Penelitian Pengkajian Instrumen Tes Keterampilan Olahraga ( Tes Keterampilan Olahraga Squash Bagi Pemain

Usia Dini ) Laporan Hasil Penelitian. Tidak Diterbitkan.

Sumantri. M. (2008) Tips Squash. Bandung : C.V Adil.

Surakhmad. D. W., (1989). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito. Sumber Lain:

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                                      Halaman
Langkah-langkah Penggunaan Metode Gambar 3.1 Research and Development (R&D)
Tabel 3.1 Daftar rencana kegiatan pelaksanaan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pdt/FMS Sebelum saudari Ayu Indah Puspita Permatasari Pattikawa, mengucapkan pengakuan dan janjinya kepada Tuhan, mari berdoa: Ya Allah yang Mahakuasa dan kekal,

Metamfetamine mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energy dan meningkatkan mood. Kecanduannya begitu cepat, sehingga peningkatan dosis terjadi

Strategi Pemasaran yang dilakukan KJKS Mawar adalah pemasaran dalam perspektif syariah, yaitu segala aktvitas bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan, penawaran dan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam program Pembinaan Bagi Para

(Kami rakyat Perserikatan Bangsa-Bangsa bertekad, menyelamatkan generasi- generasi yang akan datang dari perang, yang terjadi sudah dua kali dalam hidup kita yang

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, Wiwin (2015). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

(4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Informasi perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia Menuliskan informasi tentang perubahan

6 Pada Kepala Jembatan dan pilar e.Cacat pada kayu. 7 Pada Landasan Penahan Gempa 2 Kerusakan pada Bahan