• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESlA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESlA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERIPERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESlA

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN

bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan kalibrasi fasilitas penerbangan, perlu didukung oleh lembaga kalibrasi fasilitas penerbangan yang memadai;

bahwa Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan telah memiliki kapasitas yang memadai untuk dikembangkan menjadi Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurnf a dan hurnf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;

Undang - Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4976); 2. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3481);

(2)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2011 ten tang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 4 Tahun 2012 tentang Perubahan keenam atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 18 Tahun 2002 tentang Persyaratan - Persyaratan Sertifikasi dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Niaga untuk Penerbangan Komuter dan Charter;

9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/ll/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian dan Lembaga Non Kementerian;

Memperhatikan: Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/180/M.PAN-RB/ 1/2013 tanggal 25 Januari 2013;

(3)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN.

(1) Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan yang selanjutnya disebut BBKFP merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

BBKFP mempunyai tugas melaksanakan kalibrasi fasilitas penerbangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BBKFPmenyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana dan program;

b. penyusunan standar operasional prosedur dan pelaksanaan peningkatan kompetensi awak pesawat kalibrasi dan awak pesawat udara lainnya;

c. penyusunan standar operasional prosedur pengawasan dan evaluasi kualitas pelaksanaan perawatan pesawat dan peralatan penunjang lainnya;

d. pelaksanaan penerbangan pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan pesawat udara, komunikasi penerbangan, Radio Detecting And Ranging (RADAR),prosedur penerbangan instrumen, dan penerbangan lainnya;

e. pengelolaan perawatan pesawat udara kalibrasi; f. pelaksanaan pelayanan perawatan pesawat udara,

peningkatan kompetensi awak pesawat, dan usaha penerbangan lainnya;

(4)

g. pengelolaan keselamatan dan keamanan operasional pesawat udara kalibrasi;

h. penyusunan standar operasional prosedur keselamatan dan keamanan operasi penerbangan kalibrasi, fasilitas uji, hasil pengujian, dan peneraan;

i. pelaksanaan pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan, komunikasi penerbangan, RADAR serta prosedur penerbangan instrument;

j. pelaksanaan peneraan laboratorium udara, laboratorium darat, dan instrumen pendukung pengujian;

k. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, hukum, dan hubungan masyarakat; dan

1. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

a. Bagian Tata Usaha;

b. Bidang Teknik dan Operasi Pesawat Udara; c. Bidang Keselamatan dan Pengujian; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Organisasi BBKFP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, hukum, dan hubungan masyarakat, serta evaluasi dan pelaporan.

(5)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana dan program;

b. pelaksanaan urusan kepegawaian dan hukum; c. pelaksanaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan

hubungan masyarakat;

d. pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan e. penyusunan evaluasi dan pelaporan.

a. Subbagian Kepegawaian dan Hukum; b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Umum. Pasal 8

(1) Subbagian Kepegawaian dan Hukum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, organisasi, tata laksana dan hukum.

(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyusunan rencana dan program, pengelolaan keuangan, serta evaluasi dan pelaporan. (3) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan

urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, perlengkapan, dan hubungan masyarakat.

Bidang Teknik dan Operasi Pesawat Udara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan standar operasional prosedur peningkatan kompetensi sumber daya manusia kalibrasi, pengawasan dan evaluasi kualitas pelaksanaan perawatan pesawat dan peralatan penunjang lainnya, pengelolaan keselamatan dan keamanan operasional pesawat udara, perencanaan jadwal penerbangan pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan pesawat udara, komunikasi penerbangan, RADAR, prosedur penerbangan instrumen, dan penerbangan lainnya.

(6)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasa19, Bidang Teknik dan Operasi Pesawat Udara menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan standar operasional prosedur peningkatan kompetensi sumber daya manusia kalibrasi;

b. penyiapan bahan penyusunan prosedur pengelolaan keselamatan dan keamanan operasional pesawat udara kalibrasi;

c. pelaksanaan perawatan pesawat udara kalibrasi dan usaha perawatan pesawat udara lainnya;

d. pelaksanaan peningkatan kompetensi awak pesawat kalibrasi dan awak pesawat udara lainnya; e. pelaksanaan usaha penerbangan lainnya;

f. pelaksanaan operasi penerbangan, pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan pesawat udara, komunikasi penerbangan, RADAR, prosedur penerbangan instrumen, dan penerbangan lainnya; dan

g. penyusunan standar operasional prosedur pengawasan dan evaluasi kualitas pelaksanaan perawatan pesawat dan peralatan penunjang lainnya.

a. Seksi Awak Pesawat dan Operasi Penerbangan; b. Seksi Perawatan Pesawat Udara; dan

c. Seksi Jaminan Mutu Perawatan dan Operasi Pesawat Udara.

(1) Seksi Awak Pesawat dan Operasi Penerbangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan peningkatan kompetensi awak pesawat kalibrasi, awak pesawat udara lainnya, pengelolaan keselamatan dan keamanan operasional pesawat udara, operasi penerbangan, pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan pesawat udara, komunikasi penerbangan, RADAR, prosedur penerbangan instrumen, dan usaha penerbangan lainnya.

(7)

(2) Seksi Perawatan Pesawat Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perawatan pesawat udara kalibrasi dan usaha perawatan pesawat udara lainnya.

(3) Seksi Jaminan Mutu Perawatan dan Operasi Pesawat Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan standar operasional prosedur peningkatan kompetensi awak pesawat kalibrasi, pengawasan dan evaluasi kualitas pelaksanaan perawatan pesawat, serta peralatan penunjang lainnya.

Bidang Keselamatan dan Pengujian mempunyai tugas melaksanakan penyusunan standar operasional prosedur keselamatan dan keamanan operasi penerbangan kalibrasi, pengujian dan peneraan, pelaksanaan pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan, komunikasi penerbangan, RADAR serta prosedur penerbangan instrumen, peneraan laboratorium udara dan laboratorium darat, instrumen pendukung pengujian.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dalam Pasal 13, Bidang Pengujian dan menyelenggarakan fungsi:

dimaksud Peneraan

a. penyiapan bahan penyusunan standar operasional prosedur keselamatan dan keamanan operasi penerbangan kalibrasi, pengujian dan peneraan; b. penyiapan bahan pelaksanaan pengujian alat bantu

navigasi udara, pendaratan, komunikasi penerbangan, RADAR serta prosedur penerbangan instrumen; dan

c. penyiapan bahan peneraan laboratorium udara dan laboratorium darat, serta instrumen pendukung pengujian.

(8)

Seksi Jaminan Mutu Penerbangan;

Seksi Pengujian; dan Seksi Peneraan.

(1) Seksi Jaminan Mutu dan Keselamatan Penerbangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan standar operasional prosedur keselamatan dan keamanan operasi penerbangan kalibrasi, pengujian dan peneraan.

(2) Seksi Pengujian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pengujian alat bantu navigasi udara, pendaratan, komunikasi penerbangan, RADAR serta prosedur penerbangan instrumen.

(3) Seksi Peneraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan peneraan laboratorium udara dan laboratorium darat, serta instrumen pendukung pengujian.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam Kelompok J abatan Fungsional sesuai dengan bidang tugas keahliannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9)

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala BBKFP.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BBKFP, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan BBKFP serta dengan instansi lain sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyim pangan agar mengam bil langkah -langkah yang diperlukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BBKFP, bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

(10)

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan masing-masing, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut, dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan keIja.

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh Kepala Satuan Organisasi di bawahnya dan dalam rangka bimbingan kepada bawahannya masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

(1) Kepala BBKFP merupakan Jabatan Struktural Eselon II.b.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan J abatan Struktural Eselon III.b.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan Jabatan Struktural Eselon IV.b.

(11)

BABVII

KETENTUANPERALIHAN Pasal28

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri ini, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 69 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, tetap melaksanakan tugas dan fungsi Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan Menteri ini.

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri ini, seluruh peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 69 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan danj atau belum diubah atau diganti dengan peraturan bam berdasarkan Peraturan Menteri ini.

BABVIII

KETENTUANLAIN-LAIN

Kepala BBKFP wajib menyampaikan usulan rumusan jabatan fungsional umum, uraian jenis-jenis kegiatan

organisasi, satuan hasil kerja, waktu capaian hasil kerja jabatan dan peta jabatan kepada Menteri Perhubungan untuk ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Perhubungan, dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

BABIX

KETENTUANPENUTUP

Perubahan atas organisasi dan tata kerja BBKFP menurut Peraturan Menteri ini, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

(12)

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka seluruh ketentuan yang mengatur organisasi dan tata keIja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 69 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata KeIja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Februari 2013 MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta pada tanggal5 Maret 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SSHMMMH

Pembi

Utama Muda (IV

I

c)

NIP. 19630220 198903 1 001

(13)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : PM. 16 TAHUN 2013 TANGGAL: 28 Februari 2013

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN

BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN

BAGIAN TATAUSAHA

I

I

I

SUBBAGIAI'f SUBBAGIAI'f SUBBAGIAN

KEPEGAWAIAI'I DAII KEUAIIGAII UMUM

HUKUJrI

I

MDAIIG BIDAIIG

TEKNIK DAII OPERASI KESELAMATAII DAII

PESAWAT UDARA PENGUJIAI'f

I

SEKSI SEKSI JAMINAII MUTU

~ AWAK PESAWAT DAII

-

DAII KESELAMATAII

OPERASI PENERBAllGAII PENERBAllGAII

SEKSI SEKSI

~ PERAWATAII PESAWAT

-

PENGUJIAN

UDARA

SEKSI JAMINAli MUTU SEKSI

....

PERAWATAII DAII OPERASI

-

PENERAAII

PESAWAT UDARA

I

tI

JAllATAlI

r--I

FUJlGSIORAL MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. E.E. MANGINDAAN

Referensi

Dokumen terkait

27 Yuli Dwi Lestari, op.. seseorang akan kondisi yang mempengaruhi dirinya dalam memecahkan masalah yaitu: kapan suatu strategi seharusnya diterapkan, mengapa menerapkan

Dalam Ökotex Standard 200 yaitu standar lainnya yang mengatur ketentuan metode analisis yang harus digunakan untuk pengujian kriteria ekolabel TPT, telah ditetapkan bahwa

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 248 /PP.04.2-Kpt/KPU-Kab/3307/VII/2020 TENTANG PENGANGKATAN PETUGAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DI

Dari hasil penghitungan-penghitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter mahasiswa UINSA dan

ayat (2); 4) Kewajiban memberi kesaksian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 berlaku juga terhadap mereka yang menurut pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatannya

Renstra Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan Pakis memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi kecamatan

Label konsep pada subbab kedua yaitu label konsep hubungan konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur terdapat tipologi simbolik pada tabel konfigurasi elektron