• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN POINT OF REWARD DAN SIKAP DEMOKRATIS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN PKN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN POINT OF REWARD DAN SIKAP DEMOKRATIS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN PKN."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN POINT OF REWARD DAN SIKAP DEMOKRATIS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

DALAM MATA PELAJARAN PKN”

(Studi Quasi Eksperimen di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program studi Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

SUGAEPI,S.Pd

NIM: 1101676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran

Point of Reward dan Sikap Demokratis

terhadap Hasil Belajar Peserta didik

dalam Mata Pelajaran PKn

Oleh Sugaepi

S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

© Sugaepi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

SUGAEPI (1101676).Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point Of Reward dan sikap demokratis terhadap Hasil Belajar Peserta didik dalam Mata Pelajaran PKn” (Studi Quasi Eksperimen di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor). Tesis. Bandung: Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilatarbelakangi keingintahuan penulis tentang pendekatan pembelajaran point of reward dan sikap demokratis terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran PKn. Berdasarkan keingintahuan penulis, penulis rumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Pertama, Bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran Point Of Reward terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Kedua, Bagaimana pengaruh sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Ketiga, Bagaimana perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran point of reward dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan. Keempat ,Bagaimana perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan sikap demokratis dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan dan deskripsi hasil dari perbedaan tersebut.

Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulis dapat dirancang sebagai berikut: Pertama, sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran Point Of Reward terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Kedua, sejauh mana pengaruh sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Ketiga, perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran point of reward dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan. Keempat, perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan sikap demokratis dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan dan mendeskripsikan hasil dari perbedaan tersebut.

Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka digunakan metode eksperimen semu dengan teknik pengumpulan data berupa tes tertulis, tes lisan angket, skala sikap, wawancara, observasi dan studi dokumntasi. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor dengan sampel siswa kelas X sebanyak 70 siswa yaitu kelas siswa X Akomodasi Perhotelan (APH) 1 sebagai kelas eksperimen dan Kelas X Akomodasi Perhotelan (APH) 2 sebagai kelas control.

(5)

ABSTRACT

SUGAEPI (1101676). " Influence of Point of Reward Approach and democratic attitude to Learning Outcomeson Student’s Achievement in Civics Lesson" (Quasi-ExperimentStudy in SMK Negeri 1 Puncak Cisarua kabupaten Bogor).Thesis.Bandung : Department of Post-Graduate Education Citizenship Education University of Indonesia.

This research is motivated by curiosity of the author about point of reward learning approach and democratic attitudeon learning outcomes in subjects Civics. Based on the author’s curiosity, the following research problems are formulated: First, how the Point ofRewardlearning approach affects the student’s achievement in a civics lesson. Second, how a democratic attitude affects the student’s achievement in a civics lesson. Third, howdifference student learning outcomes between the class which uses point of reward learning approach in a civics lesson and the class which is not. Fourth, howdifference democratic attitude between students of class who are given a civics lessonwith point of reward learning approach and who are not, and description of the results of these differences.

According to problem formulation stated before, the author's purpose can be designed as this follows: First, finding out influence of the Point Of Reward learning approach affects the student’s achievement in the subjects of Civics. Second, finding out influence of democratic attitudes affects the outcome of students in Civics class. Third, finding out learning outcomes differences between the students from classusing point of reward learning approach and not. Fourth, finding out learning outcomes differences between the students from class that uses democratic attitudes and not, and also describing difference of the results. To achieve the research objectives, quasi-experimental method is used with data collection technique in the form of a written test, oral test questionnaires, attitude scales, interviews, observation, and study documentation. The study was conducted at SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Bogor with sample as many as 70 students of class X students in Akomodasi Perhotelan (APH) 1 as the experiment class and class X Akomodasi Perhotelan (APH) 2 as the control class.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 10

C. RumusanMasalah ... 10

D. TujuanPenelitian ... 11

E. ManfaatPenelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. KajianTeori ... 13

1. TeoriBelajardanPembelajaran ... 13

2. Point of Reward ... 31

3. SikapDemokratisPesertaDidik ... 34

4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) … ... 42

B. Kerangka Berfikir ... 47

C. Hipotesis Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Populasi/Sampel Penelitian ... 53

1. LokasiPenelitian ... 53

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

B. Desain Penelitian ... 54

C. Metode Penelitian ... 55

D. VariabelPenelitian ... 57

E. InstrumenPenelitian... 60

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 63

G. Teknik Pengumpulan Data ... 70

H. Teknik Analisis Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 74

A. Dekskripsi Hasil Penelitian……….. 74

1. PenerapanPendekatan Point of Reward (X1)... 74

2. Sikapdemokratis……….……….... 75

(7)

B. Uji Persyaratan Analisis……….. 76

C. Pengujian Hipotesis Statistik….………. 78

D. Deksripsi Hasil Observasi……….. 86

E. Pembahasan……… 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 97

A.Kesimpulan ……….. 97

B.Saran ……… 98

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 : Perbandingan Hasil UTS Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013... 9

2.1 : Perbandingan Taksonomi Bloom dan Hasil Revisinya untuk Ranah Kognitif………... 18

2.2 : Perbandingan Respon Eksplisit dan Tingkah Laku Operan…… 21

2.3 : Konsep Penguatan Positif, Negatif, dan Hukuman ………. 33

3.1 : Rancangan Penelitian ……….. 55

3.2 : Perbedaan Eksperimen Sungguhan dan Eksperimen Semu……. 56

3.3 : Variabel dan Indikator Penelitian ……… 58

3.4 : Hubungan Metode dan Instrumen ………... 60

3.5 : Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Point of Reward... 61

3.6 : Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Sikap Demokratis Peserta Didik... 61

3.7 : Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Hasil Belajar Peserta Didik... 63

3.8 : Klasifikasi Koefisien Kolerasi ……… 64

3.9 : Interpretasi Reliabilitas……… 66

3.10 : Rumus Uji Normalitas ………... 67 menggunakan Rumus Liliefors... 77

4.5 : Hasil Uji Normalitas galat taksiran Y Yˆ2dengan menggunakan Rumus Liliefors... 77

4.6 : Hasil Uji Homogenitas varian Y atas X1 dengan menggunakan Uji Bartlet... 78

4.7 : Hasil Uji Homogenitas varian Y atas X2 dengan menggunakan Uji Bartlet... 78

4.8 : Analisis Varian Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point of Reward terhadap Hasil Belajar…... 79

4.9 : Analisis Varian Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point of Reward terhadap Sikap Demokratis …... 80

4.10 : Analisis Varian untuk uji signifikansi regresi berganda X1, X2 atas Y 82 Hasil Perhitungan Uji T Perbandingan Nilai Tengah Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ……… 84

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 : HasilPenetapan KKM IndikatorBerlanjutpada KD, SK, hingga

KKM Mata Pelajaran………... 5

1.2 : HubunganKomponenPembelajaran………... 6

1.3 : Posisi Heararkis dari masing-masing Komponen……….. 7

2.1 : Kerangka Teori Pembelajaran ... 27

2.2 : Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan………... 28

2.3 : Perumusan Kerangka Berfikir... 51

3.1 : Skema Hubungan antar Variabel………..……... 58

3.2 : Hubungan Instrumen, Data, dan Hasil Penelitian ……….. 4.1 : Regrensi Linier antara Pendekatan Pembelajaran Point of Rewarddengan Hasil Belajar………... 79

4.2 : Regrensi Linier antara Pendekatan Pembelajaran Point of Rewarddengan Sikap Demokratis………... 81

4.3 : Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Peserta Didik………….. 84

4.4 : Perbandingan Rata-rata Sikap Demokratis Peserta Didik……… 85

4.5 : Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Semester Ganjil dengan Peserta Didik Semester Genap……… 88

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 : Format AngketdanObservasi ……….... 2 : UjiValiditasdanReliabilitas ……..………...

3 : Data Penelitian ………

4 : Uji Normalitas ………... 5 : Hasil Analisis Regresi …………... 6 : Hasil Uji T Perbandingan Kelas Ekperimen dengan Kelas

Kontrol……….

7 : Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Semester Ganjil dengan Hasil Belajar Peserta Didik Semseter Genap………….

8 : Matrix Penelitian ………..….

9 : Kisi-kisi UKK PKn 2012-2013 Kelas X….………..…. 10 : Naskah Soal UKK 2012-2013 Kelas X…….………..…. 11 : Kunci Jawaban UKK MP PKn 2012-2013 kelas X..………..…. 12 : Pedoman Pensekoran UKK MP PKn 2012-2013 Kelas X…..….

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia No.25 tahun 2000 (25/2000) tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004 menyebutkan bahwa pada masa sekarang ini dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia. Kedua, pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global dalam mengantisipasi era global dunia. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan, keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. (Pasal 1 UU RI No.20 tahun2003 tentang sistem pendidikan nasional)

(12)

PKn yang lebih banyak pembahasan berupa teori. Kegiatan pembelajaran seperti ini masih mendominasi sekolah-sekolah di tanah air. Proses pembelajaran dikelas yang hanya satu arah antar pendidik dengan peserta didik mengakibatkan interaksi antar peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan pendidik tidak berlangsung efektif dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Kondisi peserta didik yang tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran ditambah kesan peserta didik terhadap mata pelajaran PKn yang bersifat membosankan, kurang menarik, dan menjenuhkan membuat peserta didik pada akhirnya sibuk dengan melakukan kegiatan sendiri yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga hasil belajar menjadi tidak optimal.

“PKn atau Civic Education adalah program pendidikan yang secara programatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing), serta memberdayakan (empowering) manusia/anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan yuridis konstitusional bangsa/negara ybs.” (Djahiri,2008)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak dapat dilepaskan dari pendidikan demokrasi. Dalam rangka membangun karakter bangsa (nation and character building) menurut pandangan Kuswaya Wihardit (2006:xi) pendidikan demokrasi sangat penting untuk melahirkan warga negara yang bersikap dan berperilaku demokratis hal ini bertujuan agar warga negara mampu aktif berperan serta dalam pemerintah baik dalam menetapkan, mengkritisi, dan juga mengawasi jalannya kebijakan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Sikap demokrasi sendiri merupakan sikap yang dilandasi nilai-nilai demokrasi yaitu; (1) penghargaan terhadap kemampuan, (2) menjungjung tinggi keadilan, (3) menerapkan persamaan kesempatan, dan (4) memperhatikan keragaman peserta didik. Dalam prakteknya, para pendidik hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. (Budimansyah, 2007:7)

(13)

yang memaksakan kehendak terhadap orang lain tanpa adanya aturan yang membatasi. Sesungguhnya, demokrasi sendiri memerlukan hukum, aturan, dan lembaga yang mampu menegakkannya. Di Indonesia Pancasila dan UUD 1945 merupakan acuan dalam menerapkan demokrasi. Menurut Udin Winataputra (2006:18) sikap demokratis yang ditampilkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

1. Mau mendengarkan pendapat orang lain.

2. Tidak membenci orang lain yang berbeda pendirian.

3. Tidak memaksa orang lain untuk mengikuti pandangan diri sendiri. 4. Mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.

5. Suka meminta pendapat orang lain.

6. Mempertimbangkan pendapat orang lain yang lebih baik. 7. Mau menerima pendapat orang lain yang dinilai lebih baik. 8. Mengakui pandangan sendiri yang ternyata keliru.

9. Memberikan pendapat secara lisan dan/atau tulisan. 10.Mau memberikan pendapat secara tulus.

11.Memberikan pendapat dengan menggunakan tatakrama dan santun bahasa yang baik.

12.Selalu menopang pendapatnya dengan alasan atau argument yang kuat. 13.Bersikap cermat dalam informasi atau pandangan sehingga tidak mudah

menerima dan menolak pandangan orang lain. 14.Mendengarkan pendapat orang lain.

15.Tidak mengambil hak orang lain dengan cara apapun.

16.Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan haknya dengan baik.

17.Selalu menjaga agar tidak mengganggu orang lain.

18.Tidak mencemoohkan orang lain karena berbeda bahasa dan budaya. 19.Menghormati orang lain seperti menghormati diri sendiri.

(14)

bangsa, maka diperlukan suatu pembelajaran yang menekankan sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut seorang pendidik dituntut untuk profesional dibidangnya dengan membuat strategi dan metode pembelajaran yang dapat menarik peserta didik yang mampu membuat pembelajaran PKn bersifat demokratis yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik, menantang, meningkatkan kemampuan berfikir, berbasis nilai, dan menyenangkan. Pendekatan pembelajaran tuntas (mastery learning) merupakan salah satu upaya dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu. Menurut Benyamin S. Bloom (Ramayulis,194:1990) ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam belajar tuntas yaitu:

a). Menentukan unit pelajaran (dipecah untuk setiap satu dua minggu). b). Merumuskan tujuan pengajaran (secara khusus dan terukur). c). Menentukan standar ketuntasan (patokan berupa persentase). d). Menyusun dianostik test, test formatif sebagai dasar umpan balik. e). Mempersiapkan seperangkan tugas untuk dipelajari.

f). Mempersiapkan seperangkat pengajaran korektif (bagi peserta didik yang lemah).

g). Pelaksanaan pengajaran biasa (group based instruction). h). Evaluasi sumatif, (apabila selesai satu unit).

Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom di atas meliputi tiga bagian, yaitu:

a). Mengidentifikasi prakondisi

b). Mengembangkan prosedur operasional c). Hasil Belajar

(15)

KKM adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah pendidik mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP) secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Adapun langkah- langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Pendidik atau kelompok pendidik menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan Intak peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Gambar 1.1 Hasil Penetapan KKM Indikator Berlanjut Pada KD, SK Hingga KKM Mata Pelajaran

Sumber: Depdiknas, 2008

2. Hasil penetapan KKM oleh pendidik atau kelompok pendidik mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan pendidik dalam melakkan penilaian.

3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan. 4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan

kepada orang tua atau wali peserta didik.

(16)

sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik (Depdiknas, 2008).LHB diberikan kepada peserta didik berupa raport yang merupakan salah satu komponen kelulusan akhir selain hasil tes Ujian Akhir Nasional (UAN).

Dalam mencapai tujuan tersebut terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan sebagai komponen pembelajaran yaitu mencakup materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media dan penilaian hasil belajar. Dari komponen pembelajaran tersebut maka dapat digambarkan keterkaitan antar komponen pembelajaran sebagai berikut:

Gambar 1.2 Hubungan Komponen Pembelajaran Sumber: Pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan (2009)

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang berpengaruh dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum diimplementasikan ke dalam metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.

Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan pendidik dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan yang artinya bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat

pembelajaran Tujuan

Materi

Metode Media

(17)

konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatupelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan, metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk lebih jelas dapat perhatikan gambar sebagai berikut:

Gambar 1.3 Posisi Hierarkis dari Masing-masing Komponen Sumber: Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar

(18)

(http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan pembelajaran. html).

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu; (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada pendidik (teacher centered approach). Berdasarkan kurikulum KTSP pendidikan PKn disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal sehingga pendekatan pembelajaran lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Berdasarkan kurikulum 2013 saat ini proses pembelajaran yang disusun seimbang mencakup kompetensi sikap (Kompetensi Inti-1 dan Kompetensi Inti-2), keterampilan (Kompetensi Inti-3), dan pengetahuan (Kompetensi Inti-4). Proses penilaian pencapaian kompetensi sikap di dalam kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual (KI-1) yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial (KI-2) yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Di dalam LHB untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai berikut:

A = Baik Sekali = 80-100 B = Baik = 70-79 C = Cukup = 60-69 K = Kurang = <60

(19)

dikemukakan Skinner tersebut maka salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik yaitu Point Of Reward.

Point Of Reward merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan point sebagai reward kepada peserta didik atas aktivitas positif yang dilakukan. Reward merupakan ganjaran dari perbuatan yang berupa penghargaan atau hadiah. Dalam penelitian ini point diberikan kepada peserta didik yang mampu menjawab dan memberikan pertanyaan seputar materi yang disampaikan oleh pendidik. Point ini nantinya dapat digunakan untuk penilaian tambahan dari pendidik dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar yang dapat diukur dari pencapaian KKM. Pendekatan pembelajaran point of reward sejalan dengan penilaian akhir yang diharapkan karena sesuai dengan penilaian autentik, penilaian yang tidak hanya menekankan pada hasil akhir pembelajaran akan tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran peserta didik. Studi pendahuluan dilakukan di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor dengan melakukan penelitian pada kelas X jurusan Akomodasi Perhotelan (APH). Penelitian dilakukan menggunakan metode quasi eksperimen dengan mengambil dua sampel penelitian yaitu peserta didik kelas X-APH1 (kelas eksperimen) dan kelas X-APH2 (kelas kontrol). Berdasarkan studi pendahuluan dilihat dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Perbandingan Hasil Nilai UTS Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 SMKN 1 Puncak Cisarua Bogor

No Uraian Data Kelas Eksperimen (dengan perlakuan)

Kelas Kontrol (tanpa perlakuan)

1 Rata-rata Nilai Peserta

didik Kelas X 73,89 69,02 2

Jumlah peserta didik yang nilainya diatas KKM

25 dari 35 peserta didik 14 dari 35 peserta didik

(20)

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan studi pendahuluan yang dipaparkan sebelumnya diharapkan reward berupa point diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point Of Reward dan sikap demokratis terhadap Hasil belajar Peserta didik dalam Mata Pelajaran PKn” (Studi Quasi Eksperimen di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua Kabupaten Bogor).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran masih menggunakan pendekatan satu arah antar pendidik dan peserta didik (teacher centered) sehingga peserta didik cenderung pasif.

2. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang memberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap demokratis peserta didik.

3. Hasil belajar peserta didik masih kurang optimal hal ini terlihat dari nilai raport dan banyaknya peserta didik yang belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

4. Kurangnya motivasi peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran khususnya PKn yang masih dianggap membosankan.

5. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Point of Reward terhadap hasil belajar peserta didik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diteliti maka rumusan masalah dari permasalahaan yang akan dikaji dan diteliti yaitu “Bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran Point of Reward dan sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn?”.

Adapun sub masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(21)

hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn?

2. Bagaimana pengaruh sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran Point of Reward dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan?

4. Bagaimana perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan sikap demokratis dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan dan deskripsi hasil dari perbedaan tersebut?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran Point of Reward terhadap hasil belajar dan sikap demokratispeserta didik dalam mata pelajaran PKn.

Adapun tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui:

1. sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran Point of Reward terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn.

2. sejauh mana pengaruh sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn.

3. perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan pendekatan pembelajaran Point of Reward dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan.

4. perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan sikap demokratis dalam mata pelajaran PKn dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan dan mendeskripsikan hasil dari perbedaan tersebut. E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(22)

b. Mengembangkan pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran PKn

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif bagi pengembangan dalam pendekatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

d. Meneliti pengaruh sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn

e. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pemberian reward terhadap aktifitas positif peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Pendekatan pembelajaran Point of Reward dapat digunakan oleh pendidik dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran PKn.

b. Sikap demokratis dapat dijadikan indikator penilaian dalam pencapaian kompetensi sikap sosial bagi peserta didik khususnya dalam mata pelajaran PKn.

c. Pendekatan pembelajaran point of reward dapat dijadikan alternatif bagi pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran PKn.

d. Pendekatan pembelajaran point of reward dapat dijadikan rujukan bagi pendidik dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

e. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi bagi pendidik untuk mengatasi permasalahan peserta didik dalam mencapai KKM dan hasil belajar yang optimal.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilaksanakan, pada penelitian ini lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cisarua tepatnya di Jl Raya Puncak KM 86 No.24 Tugu Selatan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive.Menurut Antara (2009) purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan – pertimbangan tertentu.

Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan (1) sekolah ini merupakan sekolah negeri pelopor pariwisata di kabupaten Bogor khususnya puncak sebagai salah satu tujuan pariwisata Bogor, (2) sekolah ini belum pernah menerapkan pendekatan pembelajaran Point of Reward, dan (3) berdasarkan hasil studi pendahuluan respon peserta didik positif dalam penerimaan pendekatan pembelajaran Point of Reward.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Hubungan populasi dan sampel menurut Sutrisno (2001:107) yaitu:

”Bahwa sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi yang representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi”.

a. Penentuan Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (1998: 115) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas sepuluh (X) SMK Negeri 1 Cisarua Bogor

b. Penentuan Sampel Penelitian

(24)

dan memperoleh kesempatan sama pula. Menurut Arikunto (1990: 126) bahwa “di dalam menggunakan teknik sampling ini peneliti memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk terambil sebagai anggota sampel”. Di dalam penelitian ini sampel penelitian yaitu peserta didik kelas sepuluh (X) jurusan Akomodasi Perhotelan (APH). Penelitian dilakukan dengan mengambil dua sampel penelitian yaitu peserta didik kelas X-APH1 sebagai Kelas Eksperimen dan peserta didik kelas X-APH2 sebagai Kelas Kontrol.

B. Desain Penelitian

Menurut Moh.Nazir (1983:99) desain penelitian merupakan” semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Menurut Shah (1972) dalam buku metode penelitian yang ditulis oleh Moh. Nazir (1983:104) membagi metode penelitian menjadi 6 jenis yaitu:

1. Desain penelitian untuk yang ada kontrol 2. Desain penelitian untuk deskriptif dan analitis 3. Desain untuk studi lapangan

4. Desain untuk studi dengan dimensi waktu 5. Desain untuk studi evaluatif dan non evaluatif

(25)

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T X1 Tx

X2

Kontrol T - Tx

Dimana:

T = Tes sebelum perlakuan

TX = Tes hasil perlakuan (hasil belajar)

X 1 = Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Point of Reward X2 = Sikap Demokratis

Prosedur dalam melaksanakan percobaan dengan desain di atas menurut Moh. Nazir,Ph.D (1999:281) adalah sebagai berikut:

a. Pilihlah unit percobaan secara rendom dari suatu populasi.

b. Jagalah kedua kelompok tersebut mempunyai homogenitas yang tinggi. c. Gunakan perlakuan terhadap kelompok percobaan dan tanpa perlakuan

pada kelompok kontrol.

d. Ukurlah hasil perlakuan dengan melakukan posttest (dalam penelitian ini menggunakan angket dan skala sikap)

e. Hitunglah mean dari masing-masing ukuran kelompok, dan bandingkan dengan menggunakan statistik yang cocok.

C. Metode Penelitian

(26)

tertentu”.Berkenaan dengan hal tersebut Nana Sudjana (2001: 16) mengemukakan bahwa “Metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan”.Untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran point of reward terhadap hasil belajar dan sikap demokratis peserta didik pada mata pelajaran PKn penulis menggunakan pendekatan secara kuantitatif dengan metode eksperimen.Metode eksperimen dibagi atas penelitian eksperimen sungguhan (True experiment) dan ekperimen semu (Quasi experiment). Perbedaan kedua jenis metode eksperimen tersebut seperti di berikut ini:

Tabel 3.2

Perbedaan Eksperimen Sungguhan dengan Ekperimen Semu Eksperimen Sungguhan

(True experiment)

Ekperimen Semu (Quasi experiment) Menyelidiki kemungkinan hubungan

sebab akibat dengan desain di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat.

Penelitian yang mendekati percobaan sungguhan diman tidak memungkinkan mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan.

(27)

yang telah ada (intact group)”.Penelitian quasi eksperimen bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya (true eksperimen) dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel relevan. (Sumadi,2010:98)

Selain itu, menurut Endang Danial dan Nanan Wasriah (2009:68) “Metode kuasi eksperimen adalah suatu cara untuk mengetahui percobaan-percobaan yang dilakukan peneliti terhadap beberapa kondisi atau objek tidak menggunakan kelas kontrol”. Penelitian ini menggunakan jenis metode kuasi eksperimen dikarenakan agar lebih mempermudah dalam proses penelitian karena dalam penelitian kuasi eksperimen peneliti hanya memberikan perlakuan dan penelitian terhadap kelas ekperimen saja adapun kelas kontrol hanya untuk membandingkan apakah terjadi perbedaan yang signifikan jika menggunakan pendekatan Point of Reward dan sikap demokratis terhadap hasil belajar peserta didik dalam pempelajaran PKn. D. Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek lain. (Sugiyono, 1994: 20)

Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kategori utama, yakni: a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab perubahan pada variabel terikat.

b. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas.

Adapun variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel X1 (variabel bebas) : Point Of Reward

Variabel X2 (variabel bebas) : Sikap Demokratis Variabel Y2 (variabel terikat) : Hasil Belajar

(28)

Hubungan antara kedua variabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Hubungan antar variabel

Berdasarkan variabel diatas adapun indikator penilaian dari masing-masing variabel digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Penilaian

Variabel Sub Variabel Indikator Penilaian

Pendekatan pendapat dan menjawab pertanyaan c. Peserta didik

a. Keselarasan pertanyaan dengan jawaban

a. Suka meminta pendapat orang lain. b. Mempertimbangkan pendapat orang

lain yang lebih baik.

c. Dapat menerima pendapat orang lain yang dinilai lebih baik.

d. Mengakui pandangan sendiri yang ternyata keliru.

(29)

f. Selalu menopang pendapatnya dengan alasan atau argument yang kuat. g. Bersikap cermat dalam informasi atau

pandangan sehingga tidak mudah menerima dan menolak pandangan orang lain.

c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan haknya dengan baik.

c. Menerapkan persamaan kesempatan

d. Mendengarkan pendapat orang lain e. Tidak membenci orang lain yang

berbeda pendirian

f. Tidak memaksa orang lain untuk mengikuti pandangan diri sendiri. d.Memperhatikan

keragaman peserta didik

a. Tidak memaksa orang lain untuk mengikuti pandangan diri sendiri. b. Mau memberikan pendapat secara

tulus.

c. Memberikan pendapat dengan menggunakan tatakrama dan santun bahasa yang baik.

d. Selalu menjaga agar tidak mengganggu orang lain.

e. Tidak mencemoohkan orang lain karena berbeda bahasa dan budaya. f. Menghormati orang lain seperti

menghormati diri sendiri

Hasil belajar (variabel Y)

a.Kemampuan kognitif

a. Pencapaian Standar Kelulusan (SKL) b. Pencapain Standar Kopetensi (SK) c. Pencapaian Kompetensi dasar (KD) d. Pencapaian Indikator

(30)

E. Instrumen Penelitian

1. Rancangan Instrumen Pendekatan Pembelajaran Point of Reward

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto,1997:151). Penentuan instrumen ditentukan oleh: objek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah peneliti, serta teknik yang digunakan untuk mengolah data.

Hubungan metode dengan instrumen digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 3.4 Hubungan Metode dan Instrumen

No Metode Instrumen

1 Tes tertulis Soal tes

2 Tes lisan Rambu-rambu pertanyaan

3 Angket a. Angket

b. Skala sikap

4 Wawancara a. Pedoman wawancara b. Ceklis

5 Pengamatan Ceklis 6 Dokumentasi

a. kerangka sistematika data hasil analisis

b. ceklis

Kedudukan instrumen dalam penelitian adalah untuk menentukan benar tidaknya data, sedangkan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Hal ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Hubungan Instrumen, Data dan Hasil Penelitian Instrumen tidak baik

Data tidak benar

Kesimpulan tidak sesuai dengan kenyataan

Kesimpulan sesuai dengan kenyataan

(31)

2. Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Point of Reward

Kisi-kisi instrument untuk mengukur pendekatan pembelajaran Point of Reward dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir soal yang valid dan yang gugur setelah dilakukan uji coba keabsahan butir dan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian dari variabel pendekatan pembelajaran point of reward. Untuk mencari koefisien korelasi dari setiap butir pertanyaan digunakan analisis validitas butir pertanyaan dengan mengunakan rumus Pearson Product Moment.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Point of Reward

Indikator Penilaian Valid Gugur Jumlah a. Tatap muka

b. Keaktifan mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan

c. Keselarasan pertanyaan dengan jawaban

d. Bobot pertanyaan

e. Keberanian peserta didik

1,12,34

3. Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Sikap Demokratis Peserta Didik Kisi-kisi instrument untuk mengukur sikap demokratis peserta didikdimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir soal yang valid dan yang gugur setelah dilakukan uji coba keabsahan butir dan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian dari variabel sikap demokratis peserta didik. Untuk mencari koefisien korelasi dari setiap butir pertanyaan digunakan analisis validitas butir pertanyaan dengan mengunakan rumus Pearson Product Moment.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Sikap Demokratis Peserta Didik Indikator Penilaian Valid Gugur Jumlah a. Mendengarkan pendapat orang lain.

(32)

c. Tidak memaksa orang lain untuk mengikuti pandangan diri sendiri. d. Mendengarkan orang lain yang sedang

berbicara.

e. Suka meminta pendapat orang lain. f. Mempertimbangkan pendapat orang

lain yang lebih baik.

g. Dapat menerima pendapat orang lain yang dinilai lebih baik.

h. Mengakui pandangan sendiri yang ternyata keliru.

i. Memberikan pendapat secara lisan dan/atau tulisan.

j. Mau memberikan pendapat secara tulus.

k. Memberikan pendapat dengan menggunakan tatakrama dan santun bahasa yang baik.

l. Selalu menopang pendapatnya dengan alasan atau argument yang kuat.

m. Bersikap cermat dalam informasi atau pandangan sehingga tidak mudah menerima dan menolak pandangan orang lain.

n. Mendengarkan pendapat orang lain. o. Tidak mengambil hak orang lain

dengan cara apapun.

p. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan haknya dengan baik.

q. Selalu menjaga agar tidak mengganggu orang lain.

r. Tidak mencemoohkan orang lain karena berbeda bahasa dan budaya. s. Menghormati orang lain seperti

menghormati diri sendiri.

4. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Peserta Didik

(33)

Untuk mencari koefisien korelasi dari setiap butir pertanyaan digunakan analisis validitas butir pertanyaan dengan mengunakan rumus Pearson Product Moment.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Pendekatan Pembelajaran Hasil Belajar Peserta Didik

Indikator Penilaian Valid Gugur Jumlah a. Pencapaian Standar Kelulusan (SKL)

b. Pencapain Standar Kopetensi (SK) c. Pencapaian Kompetensi dasar (KD) d. Pencapaian Indikator

e. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen (Arikunto,1997:160). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Arikunto (1997:161-162) terdapat dua macam validitas sesuai dengan cara pengujian yaitu validitas eksternal dan validitas internal.

a. Validitas eksternal, instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

(34)

validitas. Adapun langkah-langkah penentuan validitas yaitu seperti yang dijelaskan Riduwan (2006: 99) berikut ini:

Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product Moment yaitu:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya peserta didik

X = nilai hasil uji coba Y = skor total

Untuk merepresentasikan nilai , makadipergunakan klasifikasi menurut Guilford (dalam Endang Danial, 2009 : 92) sebagai berikut :

Tabel 3.8

Klasifikasi Koefisien Korelasi Korelasi Klasifikasi

≤ 0,20 Tidak ada korelasi 0,20 < ≤ 0,40 Korelasi Rendah 0,40 < ≤ 0,70 Korelasi Sedang 0,70 < ≤ 0,90 Korelasi Tinggi 0,90 < ≤ 1,00 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

2. Uji Reliabilitas

(35)

diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka pengujian reliabilitas suatu instrumen adalah perlu untuk menghasilkan data yang dapat dipercaya, dengan penentuan metode alpha seperti pada langkah-langkah berikut ini :

  

Setelah diketahui koefisien korelasi antara dua belahan, maka dicari indeks reliabilitas soal dengan rumus:

 ∑ pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

(Arikunto 2009:101)

Untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian ini, penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

k = jumlah butir yang valid VarT = Varian dari Total

(36)

Pedoman kriteria penafsiran r11 adalah sebagai berikut: Tabel 3.9

Interpretasi Reliabilitas Besarnya Koefisien Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah < 0.200 Sangat rendah

(Arikunto 1995: 71) 3. Uji Normalitas (Lilliefors)

(37)

Tabel 3.10

Rumus Uji Normalitas

Keterangan :

Xi = Angka pada data

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal F(x) = Probabilitas komulatif normal

S(x) = Probabilitas komulatif empiris

F(x) = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Zi.

Syarat uji normalitas diatas sebagai berikut: a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil.

Signifikansi

Signifikansi uji, nilai | F (x) – S (x) | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Lilliefors. Jika nilai | F (x) – S (x) | terbesar kurang dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai | F (x) – S (x) | terbesar lebih besar dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ; H1 diterima.

4. Uji Homogenitas (Bartlet)

(38)

digunakan untuk data penelitian. Untuk uji homogenitas varians digunakan rumus Bartlett.

5. Analisis Regresi dan Korelasi

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y). Dengan mengetahui hubungan fungsional ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas (X1) dengan variabel terikat (Y) dan memprediksi variabel bebas (X2) dengan variabel terikat (Y).

b. Uji Korelasi Sederhana

Uji ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Korelasi sederhana ini dihitung untuk menguji derajat hubungan antara masing-masing variabel bebas (X1 atau X2) dengan variabel terikat (Y). Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment.

c. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Dengan mengetahui hubungan fungsional tersebut maka dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) dari variabel-variabel bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama.

d. Uji Korelasi Ganda

Penghitungan korelasi ganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga untuk melihat derajat hubungan antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Dengan kata lain uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang bermakna apabila kedua variabel bebas bersama-sama dikorelasikan dengan variabel terikat.

e. Analisis Korelasi Parsial

(39)

hubungan antara pemberdayaan dengan komitmen organisasional guru dimana variabel budaya organisasi dikontrol (dianggap konstan).

6. Uji T Perbandingan

Uji t ini digunakan untuk membandingkan nilai rataan antara dua kelompok yang saling bebas (independen). Pengujian hipotesis ini dilakukan pada taraf nyata  = 0.05 dengan uji dua pihak atau t-test dengan rumus:

X = rata-rata tes akhir kelompok eksperimen 2

X = rata-rata tes awal kelompok eksperimen n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah sampel kelompok eksperimen s = simpangan baku gabungan

Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus:

1 Setelah didapatkan thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan kriterian pengujian terima H0 jika –t1 - 1/2< t < t1 ½, dimana t1 – ½didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2– 2) dan peluang (1-1/2). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2005:239-240).

7.Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini sebagai berikut :

Hubungan antara point of reward dengan hasil belajar dinyatakan dengan hipotesis:

(40)

2. H1 : y1 > 0 Terdapat hubungan antara point of reward dengan Hasil belajar.

Hubungan antara sikap demokrasi dengan hasil belajar dinyatakan dengan hipotesis:

1. H0 : y2 = 0 Tidak terdapat hubungan antara sikap demokrasi dengan Hasil belajar.

2. H1 : y2 > 0 Terdapat hubungan antara sikap demokrasi dengan Hasil belajar.

Hubungan antara point of reward dan sikap demokrasi secara bersama-sama dengan hasil belajar dinyatakan dengan hipotesis:

1. H0 : y12 = 0 Tidak terdapat hubungan antara point of reward dan sikap demokrasi denganHasil belajar.

2. H1 : y12 > 0 Terdapat hubungan antara point of reward sikap demokrasi dengan Hasil belajar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data yaitu:

a. Observasi, yaitu dengan mengamati aktivitas pendidik dan peserta didik beserta komponen-komponen pembelajarannya. Teknik observasi ini digunakan dalam penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang peserta didik atau kondisi pendidik Pendidikan Kewarganrgaraan dalam penggunaan metode pembelajaran pada peserta didik.

b. Wawancara, dengan melakukan wawancara terhadap peserta didik dan pendidik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini diharapkan mampu memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti.

(41)

diperoleh setelah menerapkan metode Point Of Reward dalam proses pembelajaran.

d. Angket, yaitu sejumlah pernyataan yang digunakan untuk memperoleh inforrnasi dari peserta didik . Penulis menggunakan angket ini untuk mengetahui identifikasi upaya pendidik pendidikan kewarganegaraan dalam menggunakan metode pembelajaran.

e. Skala sikap, yaitu alat sebagai instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang, kecenderungan terhadap objek, atau kondisi tertentu. f. Studi literatur dipelajari untuk mendapatkan data atau informasi yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dari buku-buku yang relevan, data yang relevan dengan penelitian.

g. Dokumentasi, adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian seperti peta, data statistik, data peserta didik, grafik, gambar, foto, dan surat-surat. H. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif dan analisis data secara kualitatif.

1) Analisis data kuantitatif

 Menghitung nilai rata-rata masing-masing kelompok

Md = Mean antara Pretest dan Posstest

 Menghitung simpangan baku dari masing-masing kelompok X²d = Perbedaan standar deviasi dengan mean deviasi

 Menghitung uji normalitas untuk mengetahui apakah kemampuan kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas menguji dari hasil test awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Md =∑d N

(42)

t = t hitung

Md = Mean (d) antara Pretest dan Posstest

X²d = Perbedaan standar deviasi dengan mean deviasi N = Banyaknya subjek

(Arikunto, 1998:300)

 Jika keduanya berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kedua kelompok.

 Jika normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukan pengajuan hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata.

Pada taraf signifikansi (α) = 0,05

Taraf tidak signifikansi (α) = 0,01

 Jika terdapat perbedaan rata-rata skor tes awal pada kedua kelompok, maka dihitung gaints dan indek gains tiap kelompok.

2). Analisis Data Kualitatif

 Angket, dihitung dengan memberikan skor tertentu untuk tiap jawaban  Untuk pernyataan favourable, jawaban

SS = 5 S = 4 TS = 2 STS = 1  Untuk pernyataan unfavourable, jawaban

SS = 1 S = 2 TS = 4 STS = 5

Pengolahan data angket diperoleh dengan menghitung rerata skor subjek, nilainya lebih besar dari pada 3, ia bersikap atau merespon positif. Sebaliknya jika rerata kurang dari 3 ia bersikap/merespon negatif. Rerata skor subjek makin mendekati 5, maka peserta didik bersikap positif sedangkan jika mendekati 1 maka peserta didik bersikap negatif.

Db = N - 1 t =Md

(43)

 Jurnal Harian, ditulis dan dirangkum untuk tiap pertemuan kemudian dianalisis mana yang termasuk ke dalam respon positif atau negatif.

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Puncak Cisarua mengenai penerapan pendekatan pembelajaran point of reward dan sikap demokratis sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn, peneliti menyimpulkan hasil penelitian baik secara umum maupun secara khusus. Kesimpulan umum yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa pada dasarnya setiap metode pembelajaran baik dan tidak ada yang lebih unggul dibandingkan dengan metode lainnya. Metode pembelajaran akan lebih efektif dengan menambahkan variasi, dalam penelitian ini variasi yang diberikan yaitu dengan menambahkan pendekatan pembelajaran point of reward serta pengembangan sikap demokratis dan hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PKn.

Adapun kesimpulan secara khusus peneliti sampaikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian pendekatan pembelajaran point of reward dapat

mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn).

2. Berdasarkan hasil penelitian pendekatan pembelajaran point of reward dapat

mempengaruhi sikap demokratis peserta didik dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar

peserta didik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Point Of

Reward dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

4. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar

peserta didik dengan penerapan sikap demokratis dalam proses pembelajaran

(45)

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka beberapa saran yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran point of reward dan sikap demokratis dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sarankan bagi peserta didik dapat membantu mengembangkan dan mendukung upaya yang dilakukan pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan pendidikan sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.

2. Bagi Pendidik

Banyak Pendidik yang masih kurang menyadari bahwa setiap individu memiliki kebutuhan untuk berprestasi hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh David McClelland bahwa kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement) merupakan refleksi dari dorongan akan tanggungjawab untuk pemecahan masalah. Pengakuan atas prestasi yang diperoleh dikatakan sebagai reward. Pada tingkatan SMA/SMK/atau sederajat pendidik banyak yang mengabaikan pentingnya reward dalam memotivasi belajar peserta didik. Seperti yang dikemukakanWeinberg & Gould (2003) Ada 3 jenis intrinsik motivasi:

a. Pengetahuan b. Pencapaian c. Stimulasi

Berdasarkan hasil kesimpulan diperoleh bahwa pendekatan pembelajaran point of rewad dan sikap demokratis dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh sebab itu dalam meningkatkan wawasan pendidik dalam pengembangan pendekatan pembelajaran, dibawah ini dipaparkan berbagai alternatif yang dapat dilakukan:

(46)

b. Mengikuti diklat dan pelatihan dalam upaya peningkatan mutu serta kualitas pendidik.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro,Toha.2002. ”Metode Penelitian”. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi. (1998). ”Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). ”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Budimansyah, Dasim dan Syaifullah.(2006) “Pendidikan Nilai Moral dalam

Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan”. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI

Danial, Endang dan Wasriah.(2009). “Metode Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Gabriel.___.”The Effects of External Rewards on Intrinsic Motivation”.Journal of ABC Bodybuilding Company.

Listyarti, Retno. (2007). ”Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas XI”. Jakarta: Erlangga.

Narbuko dan Achmadi.(2001)."Metodologi Penelitian". Jakarta: Bumi Aksara Nasution.(2005)."Teknologi Pendidikan ". Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution.(2009)."Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar ". Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir. (1988). " Metode Penelitian''. Jakarta: Galia Indonesia.

Rahmat, dkk.(2009). “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan”. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Rusmono.2012. “Strategi Pembelajaran dengan Problem Base Learning”. Bogor:

Ghalia Indonesia

Slameto.(2003). ”Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujana,Nana.(2009). "Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumardi. (2010). “Metodologi Penelitian”.Jakarta: Rajawali Pers.

Suteng, Bambang. (2006). ”Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas XII”. Jakarta: Erlangga.

Uno, Hamzah B. (2006). ”Perencanaan Pebelajaran”. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Mohammad Uzer. (2002). Menjadi Pendidik yang Profesional. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Winataputra,Udin S. (2000). "Strategi Belajar Mengajar", Jakarta: Universitas Terbuka.

Berita terhangat.2012.Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli.(Online).tersedia:

http://www.beritaterhangat.net/2012/11/pengertian-demokrasi-menurut-para-ahli.html

(48)

Andartari, dkk.2012.”Pengaruh Kemampuan Intelektual (IQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Pada SMA

Labschool Rawamangun” Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Vol I (1)

hal 1-24

Gabriel.___.”The Effects of External Rewards on Intrinsic Motivation”. Journal of ABC Bodybuilding Company.

Handu.G. dan Agustina.L.2011.“Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol

I (1) hal 90-96

Lestari P. dan Mushon A. ___.”Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Kedislipinan dan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi.

Vol II (3)

Putra.Y.S.2010. “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Sikap Mahasiswa STIE AMA Salatiga dalam Perkuliahan dengan Stress sebagai Variabel Kontrol”.

Jurnal SIEAMA.Vol III (5) hal 36-54

Prasetyo.G.E. 2012. “Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011”. Jurnal Citizenship. Vol I (2) hal 105-112

Qudsyi. A, dkk.2011.”Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA”

Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol VI (2) hal 34-49

Suswanto.Y.2011. “Pengaruh Pemberian Reinfocment Positif dan Gaya Belajar terhadap Motivasi Berprestasi Siswa SMP Negeri 2 Candipura Lumajang”

Jurnal Psikologi dan Bimbingan. Vol XII (1)

Suyasa. W. A.2012.” Pengaruh TKN terhadap Sikap Demokrasi dan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Ubud”. Jurnal Pasca Sarjana UNDIKSHA. Vol II (1) hal 1-12

Tim Peduli Pelajar. (2010). ”Masse Kewarganegaraan SMA/MA X,XI,XII”. Yogyakarta:Messemedia

UU RI No.20 Tahun 2003 SISDIKNAS.

Gambar

Tabel  1.1 2.1
Gambar 1.1
Gambar 1.1 Hasil Penetapan KKM Indikator Berlanjut Pada KD, SK
Gambar 1.2 Hubungan Komponen Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 30 orang siswa diperoleh pada saat tes awal (pre tes) sebelum dilaksanakan tindakan tingkat ketuntasan belajar siswa sebanyak 5 orang siswa (17%) sedangkan

Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk mengetahui kecerdasan interpersonal siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan sebelum dilaksanakan

Data yang digunakan untuk melakukan analisis data penelitian adalah dengan membandingkan nilai pretest peserta didik sebelum dilakukan proses pembelajaran dan sesudah

Hasil belajar sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (postest). Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum belajar

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes awal (prates) dan tes akhir (pascates) yang diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari penelitian

Hasil belajar peserta didik yang dimaksud disini adalah skor atau nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan atau pemahaman peserta didik yang telah mengikuti proses

xi 3.2 Data Populasi Peserta Didik kelas VIII SMPN I Mattirobulu 42 3.3 Sampel Penelitian 44 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian pretest dan post test 46 3.5 Hasil Uji

Padahal banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, diantaranya adalah dengan