• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAGU DENGDENG JAWA PADA PERTUNJUKAN SENI TEREBANG SRI WARGI WASIAT SEPUH DI PASEH MAJALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAGU DENGDENG JAWA PADA PERTUNJUKAN SENI TEREBANG SRI WARGI WASIAT SEPUH DI PASEH MAJALAYA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR………..ii

DAFTAR ISI………iii

DAFTAR GAMBAR………iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1

B. Rumusan Masalah………..5

C. Tujuan Penelitian………...5

D. Definisi Operasional………..6

E. Manfaat Penelitian……….7

F. Asumsi………...8

G. Metode Penelitian………..9

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Studi Teks dan Konteks Musik…...………..13

B. Fungsi Kesenian Tradisional di Masyarakat……….15

C. Hubungan antara Kesenian Tradisional dengan Fungsi Ritual di Masyarakat……….17

(2)

E. Fungsi Mitos sebagai Makna Simbolis dalam Upacara Ritual………...21

F. Seni Terebang………...23

G. Seni Terebang sebagai Bagian dari Ritual Kehidupan Masyarakat…...27

H. Peristiwa Kesurupan pada Pertunjukan Seni Terebang………..29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………...32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………..33

C. Teknik Pengumpulan Data……….34

D. Teknik Pengolahan Data………38

E. Prosedur Penelitian………...39

F. Instrumen Penelitian ………..………42

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Peran Lagu Deungdeung Jawa dalam Penyajian Seni Terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya...43

B. Penyajian Lagu Deungdeung Jawa pada Pertunjukan Seni Terebang di Paseh Majalaya………...50

C. Makna Lagu Deungdeung Jawa bagi Masyarakat Pendukung Seni Terebang di Paseh Majalaya………...60

D. Peristiwa Kesurupan pada Penyajian Lagu Deungdeung Jawa……….72

(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..79

B. Saran………....81

DAFTAR PUSTAKA……….83

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1

Pedoman Wawancara………..87 Lampiran 2

Data Hasil Wawancara………...……….89 Lampiran 3

Partitur Lagu Deungdeung Jawa………..100 Lampiran 4

Foto Penelitian………..105

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Seperti tata cara yang berlaku pada suatu mayarakat dalam mengimplementasikan kehidupan beragama atau memeluk suatu keyakinan, masyarakat di Paseh Majalaya pun memiliki suatu tata cara tertentu dalam mengimplementasikan tata cara mereka dalam beragama dan memeluk suatu keyakinan, salah satunya terwujud dalam penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang, ketika memperingati hari keagamaan ataupun upacara ritual lainnya.

(5)

harus disediakan sesuai yang diamanatkan leluhur daerah tersebut, tentunya berhubungan langsung dengan hari pertunjukan seni terebang yang senantiasa menyajikan salah satu lagunya yang berjudul Deungdeung Jawa. Penentuan hari dan sesajen yang harus disediakan pada pertunjukan seni terebang dalam memperingati upacara keagamaan tersebut setiap tahunnya dipilih berdasarkan musyawarah warga masyarakat sekitar.

(6)

masyarakat di daerah Paseh Majalaya dengan mencampurkannya dengan ajaran Islam yang terwujud dalam pertunjukan seni terebang, juga di dalam makna yang ingin disampaikan oleh lagu Deungdeung Jawa menjadi hal yang menarik untuk dikaji.

Seni terebang, adalah salah satu seni tradisional yang tersebar di beberapa tempat di Jawa Barat antara lain di Majalaya, Kuningan, Subang, Sumedang, Tasikmalaya, dan tempat lainnya. Pada masa lalu, seni terebang digunakan sebagai media dakwah Islam, dengan lantunan lagu puji-pujian (pupujian) kepada Tuhan YME yang diiringi alat musik sejenis rebana atau genjring seperti dalam musik Qasidah atau Tagonian.

Salah satu lagu dari seni terebang yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah lagu yang berjudul Deungdeung Jawa dari lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya. Ada beberapa keistimewaan dari lagu tersebut yang sekaligus menjadi latar belakang permasalahan penelitian ini adalah karena lagu Deungdeung Jawa memiliki daya apresiatif tinggi terhadap penikmat seni terebang di daerah Paseh Majalaya. Lagu Deungdeung Jawa cukup popular di kalangan penikmat seni terebang di daerah tersebut. Lagu Deungdeung Jawa bukanlah lagu yang wajib disajikan dalam pertunjukan seni terebang, namun justru penyajian lagu tersebut malah dinanti-natikan oleh penikmat seni terebang, tentunya hal tersebut menjadi perbedaan persepsi di antara penyaji lagu Deungdeung Jawa dengan penikmatnya. Selain itu, lagu Deungdeung Jawa

(7)

seni terebang lainnya di Jawa Barat, dan hanya disajikan oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya. Keistimewaan lagu Deungdeung Jawa yang sekaligus menjadi latar belakang permasalahan penelitian ini kiranya sudah pantas menjadi bahan kajian dalam suatu penelitian. Tidak hanya mengkaji mengenai tekstualnya saja, namun kajian kontekstualnya pun penting untuk dilakukan, karena terdapat fenomena dan pengaruh serta fungsi tertentu pada sisi kehidupan sebuah masyarakat penikmat seni terebang, khususnya mereka yang mempunyai apresiasi tinggi terhadap lagu Deungdeung Jawa.

(8)

B. Rumusan Masalah

Lagu Deungdeung Jawa bukanlah lagu yang wajib disajikan dalam pertunjukan seni terebang oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya, namun justru penyajian lagu Deungdeung Jawa malah dinanti-natikan oleh penikmat seni terebang di daerah tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi dasar pertanyaan sebagai payung penelitian ini adalah mempertanyakan mengenai penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang dan makna lagu tersebut bagi masyarakat pendukung seni terebang di Paseh Majalaya. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka peneliti menjabarkannya dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang di Paseh Majalaya?

2. Apa makna lagu Deungdeung Jawa bagi masyarakat pendukung seni terebang di Paseh Majalaya?

C. Tujuan Penelitian

(9)

1. Penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang di Paseh Majalaya.

2. Makna lagu Deungdeung Jawa bagi masyarakat pendukung seni terebang di Paseh Majalaya.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pemaknaan masalah yang dikaji, berikut dipaparkan masalah yang terkait dengan penelitian ini:

Lagu Deungdeung Jawa, yakni salah satu judul lagu dalam seni terebang yang disajikan oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya. Pengkajian ini berisi studi mengenai teks dan konteks dari lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang di daerah tersebut. Teks merupakan kajian musik dari segi peraturan nada, syair, estetika, dan aspek musik lainnya (Nakagawa, 2000: 6), sedangkan konteks adalah suatu kondisi atau keadaan di mana suatu kejadian terjadi yang juga merupakan hubungan dari kejadian tersebut (Curtis, 1996: 9), pengertian konteks di sini salah satunya berarti suatu keadaan yang terjadi ketika lagu Deungdeung Jawa disajikan.

(10)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) saji, sajian, atau penyajian berarti mempersembahkan, memberikan. Dalam hal ini nayaga lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh menampilkan atau menyanyikan lagu Deungdeung Jawa disertai dengan iringan atau tepakan waditranya. Sedangkan

definisi makna dalam penelitian ini, yakni makna dari lagu Deungdeung Jawa bagi masyarakat pendukung seni terebang di Paseh Majalaya adalah suatu proses penafsiran yang berlaku di dalam masyarakat tersebut baik itu berupa bahasa, simbol, dan hal lainnya dalam kaitannya untuk menginterprestasikan sesuatu (lagu Deungdeung Jawa).

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman mengkaji sebuah lagu yang berjudul Deungdeung Jawa secara mendalam mengenai teks dan konteks dari lagu tersebut, serta

sebagai wujud kepedulian terhadap seni tradisi Indonesia. 2. Bagi Institusi

Sebagai sumbangan kepustakaan ilmiah untuk referensi studi, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bagi Masyarakat a. Akademisi

(11)

b. Penikmat Seni Terebang

Sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang di Paseh Majalaya kepada masyarakat penikmat seni terebang di kota lainnya.

c. Masyarakat Paseh Majalaya

Sebagai salah satu sarana untuk mengetahui makna dan tujuan yang ingin disampaikan lewat lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang di daerah tersebut, serta menghilangkan perbedaan persepsi dan interpretasi yang keliru terhadap lagu tersebut.

F. Asumsi

(12)

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian yang dilakukan bertumpu pada sumber-sumber data di lapangan dalam bentuk lisan dan tertulis. Oleh karena itu, agar data didapatkan secara optimal, penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Peneliti mendatangi langsung lokasi penelitian, yakni Kp. Patireueut Desa Dukuh Kec. Ibun Paseh Majalaya. Peneliti mengobservasi mengenai penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang di daerah tersebut. Dalam observasi ini, peneliti melakukan pendekatan emik dengan cara melakukan diskusi mengenai hal yang diteliti dengan pimpinan lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh yakni Bapak Tarsa Nur.

b. Wawancara

Ketika melakukan pengumpulan data dalam sebuah penelitian, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan wawancara terhadap narasumber, adapun narasumber yang telah diwawancara dalam melakukan penelitian ini adalah:

(13)

2). Pimpinan lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh, yakni Bpk. Tarsa Nur (Pak Aca)

3). Nayaga lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh, yakni Bapak Ijat, Bapak Kartia, Bapak Atek, Bapak Abeh, dan Bapak Aso.

c. Dokumentasi

Pendokumentasian atau biasa juga disebut mengabadikan sesuatu baik secara visual seperti foto, gambar, dan lain-lain, maupun secara audio ataupun bunyi, bahkan pendokumentasian dengan mem-videokan atau meng-audio-visualkan data yang diperoleh merupakan langkah penting dalam proses pengumpulan data ketika melakukan penelitian ini.

d. Studi Literatur

(14)

2. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan cara mengolah data kualitatif yang sudah terkumpul. Pengolahan data ini dilakukan oleh penulis karena penelitian ini merupakan sebuah pengkajian mengenai teks dan konteks dari lagu Deungdeung Jawa, salah satu lagu dalam seni terebang di Paseh Majalaya. Pengolahan data kualitatif dilakukan juga pada data yang diambil dari berbagai sumber, serta hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti serta pemahaman berdasarkan pengalaman pribadi dan ilmu yang dimiliki oleh peneliti dalam bidang musik serta kemampuan peneliti dalam menganalisis. Transkripsi partitur lagu merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan dari pengolahan data berdasarkan data yang sudah diambil atau didapatkan.

3. Instrumen Penelitian

Berdasarkan pedoman observasi dan pedoman wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi yang peneliti ungkap, dalam arti peneliti terjun langsung ke lapangan dengan teknik pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam menganalisis serta mengkaji bahasan teks dan konteks lagu Deungdeung Jawa, penelitian ini memiliki instrumen sebagai berikut:

a. Catatan pengamatan selama berlangsungnya penelitian, dalam hal ini difokuskan pada saat pengambilan data perekaman lagu Deungdeung Jawa, wawancara, serta hal yang berhubungan dengan penelitian

(15)

lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh melalui informasi yang sudah didapatkan dapat diperoleh jawaban yang sesuai.

4. Lokasi dan Subjek Penelitian

Data diambil dari lokasi dan subjek penelitian yaitu di daerah tempat lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh yang berada di. Kp. Patireueut desa Dukuh Kec. Ibun Paseh Majalaya, sebelah tenggara Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif melalui pendekatan kualitatif, yakni untuk mengungkapkan kenyataan yang telah ada berdasarkan fakta guna menghasilkan kesimpulan yang lebih jelas. Pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk memaparkan permasalahan yang terkait, khususnya ditujukan agar mampu menjawab permasalahan-permasalahan dalam melakukan penelitian dan menggambarkannya sesuai dengan fakta yang ada. Deskripsi yang terdapat dalam penelitian ini menggambarkan fakta sesuai dengan kenyataan, agar tidak terjadinya salah tafsir sehingga terjadinya pemahaman yang keliru terhadap makna dan tujuan yang ingin disampaikan pada lagu Deungdeung Jawa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan keterkaitan antara makna syair dengan penyajian lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya. Penggambaran yang diungkap atau ditulis oleh peneliti merupakan fakta yang sesungguhnya dan berdasarkan informasi dari narasumber yang sejujur-jujurnya.

(17)

mengenai latar belakang historis, peran serta fungsi lagu tersebut, khususnya yang terkait dengan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Paseh Majalaya. Oleh karena itu, peneliti mendeskripsikan penelitian ini salah satunya adalah sebagai pendokumentasian supaya eksistensi lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang dapat terjaga.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Kampung Patireueut Desa Dukuh Kecamatan Ibun Paseh Majalaya, di sebelah tenggara Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Selain peneliti sendiri sebagai subjek utama dalam melakukan penelitian ini, yakni dalam melakukan pengkajian mengenai penyajian lagu Deungdeung Jawa serta makna syair lagu tersebut, subjek penelitian lainnya di antaranya ialah:

1. Pimpinan lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh, yakni Bapak Tarsa Nur atau biasa dipanggil Pak Aca dan sesepuh seni terebang di Paseh Majalaya yakni Bapak Ude

2. Nayaga lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh. Yakni para pemain atau pengurus lingkung seni tersebut yang mampu memberikan informasi dalam proses penelitian.

(18)

Majalaya merupakan salah satu tempat di mana seni terebang masih digunakan dalam berbagai acara keagamaan seperti peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, dan acara-acara lain, selain di tempat-tempat lainnya di Jawa Barat. Kunjungan ke tempat asal atau lokasi penelitian penting untuk dilakukan karena lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh adalah pemilik sekaligus penyaji lagu yang berjudul Deungdeung Jawa. Lagu Deungdeung Jawa hanya dimiliki dan disajikan oleh lingkung seni tersebut, tidak disajikan oleh lingkung seni terebang di tempat lainnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting. Teknik serta langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian Lagu Deungdeung Jawa pada Pertunjukan Seni Terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

(19)

2. Wawancara

Ketika melakukan pengumpulan data dalam sebuah penelitian, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan wawancara terhadap narasumber, adapun narasumber yang telah diwawancara dalam melakukan penelitian ini adalah:

a. Bapak Ude, tokoh masyarakat di Kampung Patireueut Desa Dukuh Kecamatan Ibun Paseh Majalaya yang dianggap berpengaruh, yang dituakan, atau yang berperan mengurus keberlangsungan kampung atau desa tersebut. Dari beliau peneliti mendapatkan informasi mengenai asal-usul penyebaran agama Islam melalui seni terebang yang berhubungan langsung dengan masyarakat pendukung seni terebang terdahulu, khususnya dari zaman kerajaan Pajajaran hingga kini. Serta mengenai kesurupan yang terjadi ketika penyajian lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang, dan makna waditra yang digunakan pada lagu Deungdeung Jawa.

b. Pimpinan lingkung seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh. Yakni Bapak Tarsa Nur, atau biasa dipanggil Pa Aca yang merupakan narasumber utama ketika proses pengumpulan data. Dari beliau peneliti mendapatkan informasi mengenai makna syair dan tepakan lagu Deungdeung Jawa, agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat sekitar serta ajaran yang ingin disampaikan oleh lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang.

(20)

tepakan waditra terebang pada lagu Deungdeung Jawa. Adapun para nayaga tersebut di antaranya ialah:

1). Bapak Ijat, sebagai panyekar 2). Bapak Kartia, sebagai panyekar

Dari Bapak Ijat dan Bapak Kartia peneliti mendapatkan informasi tentang cara menyanyikan lagu Deungdeung Jawa.

3). Bapak Ita, sebagai pemain waditra terebang

Dari Bapak Ita peneliti mendapatkan informasi tentang teknik tepakan waditra terebang pada lagu Deungdeung Jawa.

4). Bapak Atek, sebagai pemain tojo

Dari Bapak Atek peneliti mendapatkan informasi tentang teknik tepakan waditra tojo pada lagu Deungdeung Jawa.

5). Bapak Abeh, sebagai pemain kempring

Dari Bapak Abeh peneliti mendapatkan informasi tentang teknik tepakan waditra kempring pada lagu Deungdeung Jawa.

6). Bapak Aso, sebagai pemain dogdog

Dari Bapak Aso peneliti mendapatkan informasi tentang teknik permainan waditra dogdog pada lagu Deungdeung Jawa.

3. Dokumentasi

(21)

meng-audio-visualkan data yang diperoleh merupakan langkah penting dalam proses pengumpulan data ketika melakukan suatu penelitian. Adapun peralatan atau media yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini di antaranya dengan cara sebagai berikut:

a. Visualisasi

Kamera digital adalah alat yang digunakan untuk memvisualisasikan atau mendokumentasikan ketika proses pengumpulan data di lokasi penelitian dengan cara mengambil gambar atau foto. Foto yang dihasilkan mampu membantu mendeskripsikan konteks yang terjadi pada penyajian lagu Deungdeung Jawa, pada saat wawancara, maupun dalam keadaan eksidental momen tertentu yang penting untuk didokumentasikan. Serta rekaman video ketika wawancara, perekaman lagu Deungdeung Jawa, dan ketika pertunjukan seni terebang berlangsung.

b. Rekaman Suara

Selain pengambilan atau pengumpulan data dengan media visual, juga dilakukan dengan media audio dengan cara merekam lagu yang dikaji yakni lagu Deungdeung Jawa dan merekam perbincangan ketika melakukan wawancara dengan narasumber. Adapun alat yang digunakan dalam perekaman audio tersebut adalah dengan menggunakan tape recorder, atau voice recorder (MP4).

(22)

Deungdeung Jawa, karena lagu tersebut belum didokumentasikan secara khusus,

apalagi dikomersilkan atau dipublikasikan ke dalam berbagai media.

4. Studi Literatur

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur. Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dari skripsi dan rubrik internet. Adapun tempat studi literatur dalam bentuk skripsi maupun penelitian lain yang berhubungan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yakni di Perpustakaan UPI, Perpustakaan STSI Bandung, dan di tempat lainnya. Studi literatur merupakan salah satu usaha dalam menjaga originalitas sebuah karya ilmiah, agar mampu diketahui kajian manakah yang sudah atau yang belum diteliti, juga sebagai perangkat teori dalam melakukan penelitian ini.

D. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dari hasil wawancara dan lain-lain, lalu dilakukan pengolahan dari data yang sudah didapatkan tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengolah data tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyusun data sesuai dengan permasalahan

2. Mencari kesesuaian data-data yang diperoleh di lapangan dengan literatur dan narasumber

(23)

4. Transkripsi partitur lagu Deungdeung Jawa

5. Menarik kesimpulan dari data dan sumber-sumber yang ada untuk proses penyusunan laporan.

Dalam pengolahan data tersebut, ditulis dalam sistem penulisan deduktif, yakni dari umum ke khusus. Studi komparasi dilakukan karena sebagai acuan sesuai atau tidaknya data yang diperoleh dari lapangan dengan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu dapat diketahui perkembangan-perkembangan yang terjadi, ciri khas, dan hal baru yang mungkin ditemukan dalam penelitian ini, tentunya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang tepat sangatlah penting dalam melakukan penelitian agar penelitian yang sudah dilakukan tidak sia-sia. Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan a. Observasi

(24)

dan disepakati bahwa pada tanggal 18 Oktober 2009 peneliti kembali untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

b. Menyusun Proposal

Sebelum melakukan penelitian, Proposal Penelitian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya dibuat oleh peneliti, diajukan ke Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, dan diseminarkan pada tanggal 29 Mei 2009. Serta melakukan bimbingan dengan dosen tentang masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yang berfokus pada keterkaitan antara makna dan penyajian lagu Deungdeung Jawa pada pertunjukan seni terebang di Paseh Majalaya.

c. Penyusunan Pedoman Wawancara

Sebelum peneliti pergi ke lokasi penelitian dan bertemu dengan narasumber, peneliti membuat pedoman wawancara supaya data yang dikumpulkan dapat terarah dengan baik.

2. Pelaksanaan a. Waktu Penelitian

(25)

Waktu Perihal 15 Oktober 2009 Observasi dan wawancara awal

18 Oktober 2009 Wawancara lanjutan dan perekaman lagu Deungdeung Jawa

22-23 Februari 2010 Meneliti penyajian lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW di kampung Patireueut Paseh Majalaya

b. Alat Penelitian

Selain peneliti sebagai subjek utama dalam peneltian ini, adapun alat penelitian yang berupa logistik atau media sebagai alat pengumpul data di lokasi penelitian ini yakni seperti kamera digital, voice recorder, handycam, buku catatan, dan lain-lain.

3. Evaluasi Kegiatan Akhir

a. Menyusun laporan dengan kerangka yang terdiri dari pendahuluan, landasan teoretis, metode penelitian, pembahasan dan hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran.

(26)

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran terhadap kenyataan yang ada terhadap situasi yang terjadi ketika penyajian lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang, maka peneliti perlu mengungkapkannya melalui data yang sudah diambil di lapangan. Selain itu, perlu juga ditunjang dengan dasar-dasar teoretis yang terkait dengan lagu Deungdeung Jawa di dalam pertunjukan seni terebang melalui studi literatur.

Berdasarkan pedoman observasi dan pedoman wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi yang peneliti ungkap, dalam arti peneliti terjun langsung ke lapangan dengan teknik pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam melakukan penelitian lagu Deungdeung Jawa, penelitian ini memiliki instrumen sebagai berikut:

1. Catatan pengamatan selama berlangsungnya penelitian, dalam hal ini difokuskan pada hasil rekaman lagu Deungdeung Jawa, serta hasil wawancara tentang hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Lagu Deungdeung Jawa yang merupakan salah satu lagu dalam seni terebang yang disajikan oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh yang berada

di kampung Patireueut Paseh Majalaya, diyakini oleh masyarakat pendukung kesenian tersebut mampu mengundang arwah leluhur untuk memasuki raga manusia yang menari ketika lagu tersebut disajikan. Keyakinan lama yang dianut oleh masyarakat Paseh Majalaya seperti yang terwujud dalam sesajen ataupun hal lainnya yang terdapat pada pertunjukan seni terebang, masih diyakini dan dipertahankan. Berikut beberapa kesimpulan dari penelitian Lagu Deungdeung Jawa pada Pertunjukan Seni Terebang Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh Majalaya

berdasarkan rumusan masalah:

1. Lagu Deungdeung Jawa disajikan secara berulang-ulang atau terus-menerus dan mampu memakan durasi hingga satu jam bahkan lebih. Penyajian lagu Deungdeung Jawa terdiri dari pangkat oleh tepakan waditra terebang, bubuka,

(28)

2. Lagu Deungdeung Jawa mengandung makna tentang asuhan atau kasih sayang orang tua yang tak tergantikan. Ibu atau perempuan yang diibaratkan sebagai sosok bidadari, berperan sebagai ibu dari seorang anak, yang senantiasa mengajarkan ilmu untuk menjalani kehidupan kepada anaknya. Bentuk kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, serta segala kebaikan yang terdapat dalam kehidupan yang dirasakan oleh mahluk di dunia ini, itu semua adalah bentuk kasih sayang Tuhan YME kepada umat dan makhluk ciptaanNya. Bagi masyarakat pendukung seni terebang di Paseh Majalaya, lagu Deungdeung Jawa mempunyai makna sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur atau karuhun, juga sebagai penolak bala atau musibah, serta diyakini dapat mendatangkan berkah dari leluhur jika menari ketika lagu Deungdeung Jawa disajikan.

(29)

Hanya kepada Allah SWT manusia harus menyembah, menghormati orang tua atau arwah leluhur sebagaimana dalam ajaran Islam yang disampaikan lewat lagu Deungdeung Jawa memang diwajibkan, namun bukan berarti harus menyembah orang tua atau arwah leluhur tersebut. Musik atau seni dalam bentuk lainnya dapat mempengaruhi suatu keadaan jiwa manusia karena terjadinya suatu pemendaran frekuensi tertentu dari energi yang dimiliki oleh jagat raya yang mempengaruhi alam bawah sadar manusia tentunya membawa dampak personal bagi setiap individu, dan salah satu contoh dari dampak tersebut adalah terjadinya peristiwa kesurupan pada penyajian lagu Deungdeung Jawa dalam pertunjukan seni terebang. Walaupun realitas yang terjadi dalam sajian pertunjukan seni terebang seperti demikian, namun kesenian tersebut tetap mempunyai tujuan sebagai media dakwah Islam, mengajak shalawat dan sabar, serta senantiasa berada di dalam kesadaran dan kebenaran.

B. Saran

Lagu Deungdeung Jawa merupakan salah satu lagu yang mempunyai banyak hal menarik untuk dikaji. Oleh karena itu peneliti berharap kepada peneliti lain yang tertarik untuk terus melakukan pengkajian lebih dalam dan lebih baik mengenai lagu-lagu dalam seni terebang terus dilakukan, khususnya pada lagu Deungdeung Jawa. Hendaknya seni terebang maupun kesenian lainnya yang

(30)

Indonesia. Sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya lebih peduli terhadap eksistensi kesenian yang dimiliki oleh bangsa sendiri. Seni terebang buhun yang disajikan oleh lingkung seni Sri Wargi Wasiat Sepuh di Paseh

Majalaya seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah maupun oleh masyarakat sekitar wilayah tersebut, namun masyarakat di luar daerah tersebut pun harus mempunyai kepedulian terhadap lingkung seni tersebut maupun terhadap seni terebang itu sendiri.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdalla, Ulil Abshar.(2002).Serat Centhini, Sinkretisme Islam, dan Dunia Orang Jawa dalam Bentara esei-esei. Jakarta: Buku Kompas.

Abdillah, Sukron.(2007).Prosesi Maulud, Muludan Jawa.Wikipedia [online] Tersedia:http://www.sukronabdilah.web.id/2007/04/berkahmuludanuntukb angsahtml[3Februari2010].

Ahimsa Putra, Heddy Shri. (2000). Ketika Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta: Galang Press.

Alan P. Merriam.(1964). The Anthropology Of Music. Chicago: Northwestern University Press.

Bassano, Mary. (2001)..Penyembuhan Melalui Musik dan Warna. alih bahasa oleh Dinamika Interlingua.Yogyakarta: Putra Langit

Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. (1998). Komunikasi dan Profesional.Tersedia:http://www.rosdakarya.curtisdkk.com[24Oktober200 9].

Dhavamony, Mariasusai. (1995). Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Edisi ke 3.

Endraswara, Suwardi. (2003). Falsafah Hidup Jawa. Tangerang: Cakrawala. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Frigerio, Christ.(2006). Trance Stadium.Tersedia:http://itha.wordpress.com /2007/ 08/ 16/ fenomena- kesurupan- sebagai- suatu- bentuk- histeria/ [14Oktober2009].

Hardjana, Suka.(1983).Ekpresi Seni Masyarakat Pendukung.rubrikWikipedia Tersedia:http://www.wikipedia.com/musikind/sukaharjana.ekpmsp_rbdj [2Februari2010].

(32)

Kartoatmodjo, Susanto. (1995). Parapsikologi (parapsikologi, parergi dan data

paranormal). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Koentjaraningrat, (1985). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat, (1987). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.,(1993). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Leach. (1995). Trance Music. In Brain online: Macropedia [online]. Tersedia:

http://www.eb.com:186/cgi-bin [11September2009].

Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda. (1995). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung : Terate.

Lipscomb, Dan Hodges. (2007). The Sense of Hearing Makes Music Possible. Tersedia: http://www.psycoacoustic.com[4Januari2010].

Merriam, Alan P. (1995). Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Minsarwati, Wisnu. (2002). Mitos Merapi dan Keasifan Ekologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Nakagawa, Shin.(2000).Musik dan Kosmos Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Yayasan Obor Indonesia.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rohidi. (2000). Fungsi Upacara Tradisional bagi Masyarakat Pendukung. Yogyakarta:Depdikbud.Tersedia:http://www.dikbud.co.id[19September20 09].

Rouget, Sam. (1985). Frekuensi Bunyi Neonaturalistik. Wikipedia [online]. Tersedia:http://www.wikipedia.com/trancemusic/bhsind/rougetsm.neonatrl [3Januari2010].

Soedarsono, R.M. (1998). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Cetakan kedua Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud. Soedarsono. (2003). Kembang Setaman. Yogyakarta : BP ISI Yogyakarta.

(33)

Suanda, Endo. (2000). Global/Lokal Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Wiendi, Arnis.(2007).Seni Tradisional Jawa Barat, Seni Terebang.macropedia [online]. Tersedia: http://www.bandungkab.co.id [11Mei2009].

Referensi

Dokumen terkait

bahwa STAD memiliki keunggulan: (1) Pengetahuan diperoleh siswa dengan membangun sendiri pengetahuan itu melalui interaksi dengan orang lain, (2) Sistem evaluasi

Pengertian keterlambatan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti

Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat,

Sedangk an hasil opt im asi bilangan perok sida dengan m odel persam aan 3 diperoleh pada k ondisi saddle point dengan t it ik krit is m assa zeolit 43,28 gram dan diam et

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

All that parcel of land together with the building thereon and appurtenances thereof situate at Jalan Patingan, Kuching, containing an area of 483.2 square metres, more or less,

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan mengenai bentuk konflik sosial oleh Coser yang dialami oleh