• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERAL DAN INFERENSIAL MELALUI TEKNIK MEMBACA TERBIMBING GUIDED READIN : Studi Eksperimen Kuasi di SDN Baktisari Pamanukan Subang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERAL DAN INFERENSIAL MELALUI TEKNIK MEMBACA TERBIMBING GUIDED READIN : Studi Eksperimen Kuasi di SDN Baktisari Pamanukan Subang."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi ... 8

F. Hipotesis... 9

G. Definisi Operasional ... 9

BAB II. KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Membaca... 11

1. Definisi Membaca ... 14

(2)

3. Komponen Kegiatan Membaca ... 21

B. Pembelajaran Membaca ... 27

1. Prinsip-prinsip Pengajaran Membaca ... 27

2. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca... ... 31

3. Membaca Terbimbing (Guided Reading) ... 34

C. Kemampuan Membaca Pemahaman ... 38

1. Pengertian Kemampuan Membaca Pemahaman ... 38

2. Prinsip-prinsip Kemampuan Membaca Pemahaman ... 46

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 59

4. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ... 62

5. Pengukuran Pemahaman Membaca ... 66

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 74

B. Rancangan Penelitian ... 75

C. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ... 77

D. Teknik Pengumpulan Data ... 77

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 82

F. Langkah-langkah Penyusunan Tes ... 82

(3)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Model Pembelajaran ... . 86 B. Data Temuan Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Literal dan

Inferensial melalui Teknik Pembelajaran Guided Reading ………….. 87 C. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman Literal dan

Inferensial melalui Teknik Pembelajaran Guided Reding …………... 101 D. Respon Siswa Terhadap Membaca Pemahaman dengan Menggunakan

Teknik Pembelajaran Guided Reading ………... 106 E. Data Temuan Pasca Perlakuan ……… 112 F. Hal-hal yang perlu diperhatikan ……….…. 141

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 149 B. Saran ... 152

(4)

DAFTAR TABEL

4.1 Pendapat Siswa Terhadap Teknik Pembelajaran Guided Reading dalam

Membaca Pemahanan ... 107 4.2 Kriteria Penilaian Pemahaman Wacana ……… 113 4.3 Deskripsi Data Pretes Membaca Literal Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………114 4.4 Deskripsi Data Pretes Membaca Inferensial Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………...115 4.5 Deskripsi Data Postes Membaca Literal Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………...116

4.6 Deskripsi Data Postes Membaca Inferensial Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol……….. 118

4.7 Uji Normalitas Data Pretes Membaca Literal Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol……….. 120

4.8 Uji Normalitas Data Pretes Membaca Inferensial Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………...121

4.9 Uji Homogenitas Varians Data Pretes Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….122 4.10 Uji Homogenitas Varians Data Pretes Membaca Inferensial

(5)

4.11 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Untuk Data Pretes Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………....125 4.12 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Untuk Data Pretes Membaca Inferensial

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………....126 4.13 Uji Normalitas Data Postes Membaca Literal Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………..…128 4.14 Uji Normalitas Data Postes Membaca Inferensial

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...….129 4.15 Uji Homogenitas Varians Data Postes Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...….130 4.16 Uji Homogenitas Varians Data Postes Membaca Inferensial

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...….131 4.17 Uji Kesamaan dua rata-rata untuk Data Postes Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...….132 4.18 Uji Kesamaan dua rata-rata untuk Data Postes Membaca Inferensial

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...….133 4.19 Uji Normalitas Data N-Gain Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kontrol………...…...135 4.20 Uji Normalitas Data N-Gain Membaca Inferensial

Kelas Eksperimen dan Kontrol………..…136 4.21 Uji Homogenitas Varians Data N-Gain Membaca Literal

(6)

4.22 Uji Homogenitas Varians Data N-Gain Membaca Inferensial Kelas

Eksperimen dan Kontrol………...138 4.23 Uji Kesamaan dua rata-rata untuk Data N-Gain Membaca Literal

Kelas Eksperimen dan Kontrol……….139 4.24 Uji Kesamaan dua rata-rata untuk Data N-Gain Membaca Inferensial

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi, terampil membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Membaca bagi manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan makanan, dan pakaian. Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar.

Farida (2007) mengemukakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan

(8)

kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Selanjutnya, Burn, dkk. (1996) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.

Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya. Dikatakan reseptif karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun, membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.

(9)

menambah ilmu pengetahuan. Membaca ibarat membuka “jendela dunia”. Dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif.

Menurut Supriyadi (1995), untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan penggunaan model pembelajaran yang optimal. Ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi, bidang studi harus diorganisasikan dengan teknik pembelajaran yang tepat.

Menurut Joni (1989) mendefinisikan teknik adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengupayaan tujuan akhir digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan merupakan pemikiran strategis.

Oleh karena itu, teknik pembelajaran yang tepat sangat diperlukan untuk memudahkan proses penyerapan pemahaman membaca siswa terhadap apa yang dibacanya. Guru harus mampu memilih dan menerapkan teknik pembelajaran membaca yang relevan.

(10)

Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat, dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.

Lebih lanjut, peningkatan kemampuan membaca dapat dilakukan dengan (1) menyediakan buku yang relevan dengan kebutuhan siswa, (2) memberikan layanan peminjaman buku yang diperlukan siswa, dan (3) memberikan tugas keilmuan yang diperoleh dari aktivitas membaca (Sidikwantjana, 1997:10). Berdasarkan uraian tersebut, peningkatan kemampuan membaca siswa memang masih perlu dilakukan sesuai dengan cara memperdekat aktivitas belajar siswa dengan sumber-sumber bacaan yang diperlukan siswa.

Peranan membaca sangat penting bagi perkembangan siswa. Oleh karena itu guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar dan selektif. Secanggih atau sebaik apapun suatu metode membaca tidak akan berhasil jika guru tidak mampu melaksanakannya serta hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, peranan guru sangat mendukung keberhasilan siswanya.

(11)

membaca yang baik. Bimbingan guru dalam proses pembelajaran membaca dilakukan agar siswa mampu menyerap serta mendapatkan pemahaman yang maksimal dari apa yang dibacanya. Adapun keterlibatan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran membaca adalah untuk menunjukan kepada siswa cara-cara membaca yang baik yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemahaman siswa.

Setelah memperhatikan uraian tersebut, penelitian tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman perlu dilakukan dengan teknik dan metode yang melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa. Peneliti beranggapan bahwa penelitian ini akan menghasilkan temuan penelitian yang baru sesuai dengan keadaan subjek tempat penelitian dilaksanakan. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman literal dan inferensial melalui Teknik Pembelajaran Membaca Terbimbing (Guided Reading). (Studi eksperimen kuasi di SDN Baktisari Pamanukan Subang).

B. Rumusan Masalah

(12)

Baktisari Pamanukan?” Secara khusus rumusan masalah yang diteliti dikemukakan berikut.

1. Bagaimanakah proses perencanaan dan pembelajaran teknik pembelajaran Guided Reading dalam mengingkatkan kemampuan membaca pemahaman literal

dan inferensial siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang?

2. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran Guided Reaidng? 3. Seberapa besar pengaruh teknik pembelajaran Guided Reading dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang?

4. Seberapa besar pengaruh teknik pembelajaran Guided Reading dalam meningkatkan kemampuan membaca inferensial siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal dan inferensial melalui pendekatan teknik pembelajaran guided reading bagi siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan. Sejalan dengan itu,

tujuan khusus penelitian sebagai berikut:

1. untuk mengetahui proses perencanaan dan pembelajaran teknik pembelajaran Guided Reading dalam mengingkatkan kemampuan membaca pemahaman literal

(13)

2. untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran Guided Reading;

3. untuk mengetahui pengaruh teknik pembelajaran Guided Reading dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang;

4. untuk mengetahui pengaruh teknik pembelajaran Guided Reading dalam meningkatkan kemampuan membaca inferensial siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang;

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan guided reading dalam pembelajaran membaca pemahaman literal dan inferensial di

kelas V Sekolah Dasar. Sesuai dengan itu, secara praktis hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

(14)

2. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif kreasi dan inovasi dalam pembelajaran membaca pemahaman baik melibatkan guru sebagai pembimbing maupun dilakukan dengan belajar bersama.

3. Pengembang buku pelajaran Bahasa Indonesia dapat menjadikan hasil penelitian sebagai informasi tentang pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan pendekatan teknik pembelajaran guided reading di kelas V SD.

E. Asumsi

Anggapan dasar atau asumsi yang digunakan sebagai landasan berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membaca pemahaman mempunyai aspek-aspek yang dapat dicapai melalui teknik membaca terbimbing (guided reading).

2. Terdapat syarat-syarat dan tugas yang harus dipenuhi oleh guru dalam peningkatan pembelajaran membaca pemahaman teknik membaca terbimbing (guided reading).

(15)

F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, selanjutnya dirumuskan hipotesis agar penelitian ini lebih terarah. Hipotesis tersebut sebagai berikut: Pembelajaran membaca pemahaman literal dan inferensial melalui pendekatan teknik pembelajaran Shared Reading berpengaruh terhadap meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional mencakup variabel-variabel di dalam sebuah penelitian. Berdasarkan variabel yang terdapat judul penelitian, maka definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

(16)

pemahaman eksplisit bahan yang dinyatakan, (3) comprehension of implicit of latent meaning atau pemahaman implisit arti yang sebenarnya, dan (4)

appreciation atau apresiasi.

2. Teknik Guided Reading adalah teknik pembelajaran membaca terbimbing untuk membantu siswa dalam menggunakan strategi belajar membaca secara mandiri;

“The ultimate goal of guided reading is to help children learn how to use independent reading strategies successfully.”(Fountas and Su Pinnell) (1996).

Teknik ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dan metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis digunakan untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan mengemukakan hal-hal yang menjadi bagian penting dalam penelitian. Dengan demikian, metode deskriptif analitis akan menghasilkan bentuk kajian yang mendalam tentang objek yang diteliti.

Metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen, penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan teknik pembelajaran Guided Reading dalam pembelajaran membaca pemahaman, sedangkan kelompok kontrol siswa yang tidak menggunakan teknik pembelajaran Guided Reading. Kedua kelompok melaksanakan pretes dan postes.

Penelitian eksperimen dilaksanakan atau dirancang untuk menguji suatu hipotesis. Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya, hipotesis diterima atau mungkin ditolak. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis tergantung kepada hasil observasi terhadap hubungan antara variabel yang dieksperimen. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan

(18)

karakteristik objek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen melalui teknik dengan menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

B. Rancangan Penelitian

[image:18.595.107.520.574.678.2]

Donald T. Campbell and Julian C. Stanly (1966), membagi jenis-jenis desain berdasarkan baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Jenis-jenis eksperimen dianggap baik kalau memenuhi persyaratan. Yang dimaksud persyaratan dalam eksperimen adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yaitu disebut kelompok kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka penelitian ini melakukan percobaan atau penyelidikan dengan syarat tersebut di atas. Penelitian ini berupa eksperimen dengan model One-group Pre-test Pos-test Design (Desain Pretes Postes Satu Kelompok) dengan rancangan penelitian seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Tes Kontrol dan Eksperimen Kelas

Eksperimen

O1 T1 O2

Kelas Kontrol

(19)

Keterangan :

O1-O3 : Pemberian tes awal (pretes), O2-O4 : Pemberian tes akhir (postes), Ti : Perlakuan dengan teknik pembelajaran Guided Reading, T2 : Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

(20)

apakah ada perbedaan hasil tersebut antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

C. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil populasi Sekolah Dasar Negeri Baktisari Pamanukan, dengan mengambil sampel Kelas V karena sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang dikemukakan oleh Syamsu Yusuf (2007:113) bahwa pada masa anak uisa 7 – 12 tahun anak mulai membaca dan selanjutnya berangsur-angsur semakin dimengerti apa yang dibacanya. Subjek penelitian berjumlah 32 orang sebagai kelas kontrol dan 32 orang sebagai kelas eksperimen dari kelas V A dan B Sekolah Dasar Negeri Baktisari Pamanukan.

Peneliti memutuskan kedua kelas ini sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas V A ditentukan untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Pembagian ini didasarkan pada beberapa hasil ulangan harian yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut bersifat homogen.

D. Teknik Pegumpulan Data

1. Sumber Data

(21)

b. Sekunder (tidak langsung) dimana peneliti mendapatkan data mengenai objek dari pihak lain yaitu guru, kepala sekolah atau pihak-pihat yang terkait secara tidak langsung.

2. Observasi

Observasi ini dilakukan pada siswa sebagai objek penelitian, guru dan kepala sekolah sebagai objek pendukung. Observasi dilakukan pada saat pra-penelitian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk melihat dari dekat kondisi nyata yang diteliti pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru terutama pembelajaran membaca di kelas V SD Negri Baktisari Pamanukan.

Observasi juga dilakukan untuk memperhatikan dan melihat kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik pembelajaran guided reading berdasarkan pengamatan di kelas. Observasi berupa matriks berisi

(22)

3. Angket

Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik pembelajaran guided reading dari siswa kelas V SD Negeri Baktisari Pamanukan Subang.

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kualitas proses belajar mengajar guru dan siswa dengan menggunakan teknik pembelajaran guided reading di SDN Baktisari Pamanukan Subang. Instrument ini untuk

memecahkan masalah proses belajar mengajar membaca dan menunjang pemecahan masalah teknik pembelajaran membaca pemahaman.

Angket ini terdiri atas dua macam, yaitu angket untuk siswa dan angket untuk guru. Angket ini digunakan untuk menggali data atau informasi pandangan siswa tentang proses pembelajaran melalui teknik pembelajaran guided reading. Angket ini juga berfungsi untuk mengetahui kualitas proses

belajar mengajar dengan menggunakan teknik pembelajaran guided reading menurut siswa dan guru.

(23)

Aspek-aspek yang dijaring dalam kualitas proses belajar mengajar membaca pemahaman menggunakan teknik pembelajaran guided reading ini melitputi: a) tujuan pembelajaran; b) bahan pembelajaran; c) metode pembelajaran; d) media pembelajaran; e) jenis pendekatan pemahaman; f) evaluasi; dan g) pengembangan teknik.

4. Tes

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran mencakup tes awal dan tes akhir baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.

(24)

kalimat ini biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami fungsi kosakata dan struktur dalam kalimat.

Tes Pemahaman Wacana dengan pertimbangan teknologi pembelajaran ini terdiri dari tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda harus memperhatikan panjang pendeknya wacana yang dibaca sekaligus disertai dengan pertanyaan.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat di lokasi penelitian.

(25)

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. menghubungi kepala sekolah tempat percobaan dilaksanakan dalam rangka meminta izin sehubungan dengan rencana penelitian.

2. mempersiapkan instrumen penelitian yang berupa program pengajaran dan alat evaluasi yang berupa tes kemampuan membaca.

3. mengurus izin penelitian dari pihak yang berkompeten untuk itu. 4. melaksanakan percobaan.

5. mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil kemampuan membaca siswa 6. menganalisis data hasil evaluasi dan menulis laporan penelitian dalam bentuk

tesis ini.

F. Langkah-langkah Penyusunan Tes

(26)

a. membuat wacana yang sesuai dengan kemampuan siswa dengan cara menentukan teks dan mengujinya dengan grafik fry yang disesuaikan dengan kriteria pengetahuan siswa yang akan diteliti. Wacana berjumlah 3 wacana untuk pretes dan 3 wacana untuk postes.

b. menentukan bentuk soal dengan kriteria pemahaman kosa-kata, pemahaman isi, dan aplikasi. Soal pemahaman kosa-kata dan isi dimaksudkan menguji kemampan pemahaman literal siswa, sedangkan soal aplikasi untuk menguji kemampuan pemahaman inferensial siswa. Bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 10 soal untuk satu wacana dengan jumlah 3 wacana yang apabila dijumlahkan menjadi 30 soal baik pada soal pretes maupun postes.

c. melakukan pretes pada kelompok eksperimen.

d. pelaksanaan uji coba teknik pembelajaran guided Reading dengan jumlah durasi 3 kali pertemuan.

e. melakukan postes pada kelompok eksperimen.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Identifikasi Data

(27)

kesulitan. Data kualitatif untuk angket, peneliti menentukan penskoran berskala sikap positif, sedangkan data kuantitatif peneliti menentukan dengan penilaian.

2. Pengelompokan Data

Setelah data penelitian terkumpul langkah peneliti selanjutnya adalah pengelompokkan data tersebut berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket skala sikap, serta penilaian skala kreativitas dalam proses pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa dari pembelajaran menulis eksposisi hasil perolehan nilai pretes dan nilai postes.

3. Analisis Data

(28)
(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Proses pengajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan target yang akan mengacu pada pemerolehan atau perubahan pada diri anak setelah menerima proses pengajaran. Banyak faktor yang turut menetukan keberhasilan suatu pengajaran dalam hal untuk mencapai tujuan itu, diataranya teknik pengajaran. Karenanya pemilihan teknik pengajaran harus tepat dan sesuai dengan materi dan tujuan pengajaran serta cara pengevaluasiannya.

Demikian juga halnya dengan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pelajaran membaca di Sekolah Dasar. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan utama yang harus dicapai dalam pembelajaran membaca adalah siswa memahami apa yang dibacanya.

Dengan kemampuan memahami sebuah bacaan diharapkan dapat memudahkan siswa mempelajari ilmu pengetahuan lain melalui kegiatan membaca. Oleh karena itu penggunaan teknik pembelajaran membaca yang tepat dan efektif harus terus dikembangkan dalam pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah Dasar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan.

(30)

Dalam hal teknik pembelajaran membaca diataranya dikenal teknik membaca terbimbing (Guided Reading). Teknik membaca terbimbing siswa diharapkan dapat memahami isi bacaan dengan bantuan guru yang bertugas membimbing dan mengarahkan pemikiran siswa dengan cara terlibat langsung dalam proses diskusi dalam memahami isi bacaan.

Dari hasil penelitian yang secara spesifik meneliti pengaruh teknik pembelajaran ini terhadap kemampuan membaca pemahaman literal dan inferensial ternyata memperlihatkan adanya persentase peningkatan kemampuan membaca pemahaman yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan teknik konvensional yang selama ini masih dipakai oleh kebanyakan guru. Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian tersebut:

(31)

Postes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca pemahaman literal dan inferensial setelah mendapatkan perlakuan baik kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan teknik Guided Reading maupun kelas kontrol yang menggunakan pendekatan model konvensional.

2. Hasil analisis terhadap angket yang disebarkan kepada siswa tentang pembelajaran membaca pemahaman khususnya membaca pemahaman literal dan inferensial dengan menggunakan teknik pembelajaran Guided Reading, menunjukan respon yang baik dan setuju terhadap teknik ini untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

3. Pengaruh teknik pembelajaran Guided Reading dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal siswa kelas V SDN Baktisari Pamanukan Subang dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pretes adalah 18, 56 dengan varians 8,835 dan standar deviasi 2,972 dan pada nilai postes dapat dilihat bahwa nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 25,00 dengan varians 7,290 dan standar deviasi 2,700. Sedangkan pada kelompok yang menggunakan teknik pembelajran konvensional pada pretes dapat dilihat dengan nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 18,47 dengan varians 4,580 dan standar deviasi 2,140 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 20,84 dengan varians 3,814 dan standar deviasi1,953.

(32)

diketahui bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 18,31 dengan varians 6,738 dan standar deviasi 2,596 dan nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 23,53 dengan varians 9,354 dan standar deviasi 3,058. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 18,47 dengan varians 4,580 dan standar deviasi 2,140 dan untuk nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 20,84 dengan varians 3,814 dan standar deviasi1,953.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan teknik Guided Reading berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar menulis siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran teknik konvensional.

B. Saran

Berawal dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap teknik pembelajaran Guided Reading terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa,

serta tujuan dan manfaat dari teknik pembelajaran ini perlu kiranya peneliti mengemukakan saran-saran sebagai pelengkap laporan tesis ini sebagai berikut:

(33)

teknik pembelajaran Guided Reading dengan memperhatikan tahapan yang harus dilakukan dari mulai prabaca, saat baca sampai ke tahap pascabaca. 2. Hasil penelitian ini memperlihatkan atau mengungkapkan bahwa

pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik membaca terbimbing (Guided Reading) lebih efektif daripada menggunakan teknik pembelajaran konvensional, maka siswa siswi harus menggunakan teknik ini pada setiap pembelajaran membaca dengan memperhatikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dari mulai prediksi pemahaman kosakata sampai pada pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memaksimalkan pemahaman isi dan aplikasi wacana.

3. Hendaknya bagi pengembang buku pelajaran Bahasa Indonesia menjadikan hasil penelitian ini sebagai informasi tentang pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik membaca terbimbing (Guided Reading). 4. Hendaknya bagi peminat dan pengabdi pendidikan dapat melaksanakan

(34)

Agustin, Wiwik. 2003. Peningkatan Kemampuan Membaca Interpretatif dengan Teknik Jigsaw. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM.

Alexander, J.E. (Ed.). 1988. Teaching Reading. Boston: Scott, Foresman, and Company.

Alwasilah, A.C. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung : Angkasa.

Aronson. 1978. The Jigsaw Classroom. Beverly Hills: Sage.

A.R, Syamsudin. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Badudu, J.S. 1985. Membina Bahasa Baku Seri 1 dan 2. Bandung : Pustaka Prima. Badudu, J.S. 1995. Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar : Kurikulum 1994.

Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia ayng Benar. Jakarta. Gramedia.

Berk, Laura E. dan Adam Winsler. 1995. Scaffoldy Children’s Learning: Vygotsky Early Childhord Education. New York: National Assotiation for the Education of Young Childern.

Bernard, E.S. 1996. Application of Scheman Theory in the Teaching of Reading. Makalah disajikan dalam Konferensi International Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di IKIP Padang, Padang, 29 Mei—1 Juni.

Bogdan, Robert C. dan Sari Knop Biklen. 1992. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.

Burns, Paul C., Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross. 1996. Teaching Reading in Today's Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin.

(35)

Literature. New York: Macmillan Publishing Company.

Cox, Carole. 1999. Teaching Language Arts. Boston: Allyn and Bacon.

Degeng, I Nyoman Sudana. 1998. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar. Malang: Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang.

Depdikbud. 1994/1995. Kurikulum Pendidikan Dasar. Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi; BPPPGSD.

Depdikbud. 1997. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas.

Dubin, F. dan Olshtain, E. 1986. Course Design: Developing Programs and Material for Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press, Illinois University.

Eanes. R. 1997. Content Area Literacy: Teaching for Today and Tomorrow. Albany New York: Delmar Publishers.

Farris, Pamela J. 1993. Language Arts a Process Approach. Illionis: Brown & Benchmark Publishing.

Gillet, W.j. & Temple, C. 1994. Universtanding Reading Problem. New York: Harper Collins College Publishers.

Goodman, K. 1988. The Reading Process. Dalam Carell, P.: Devine, J. & Eskey, D. (eds). Interactive Approaches to Second Language Reading. Cambridge: Cabridge University Press.

Grellet Franscoise. 1990. Developing Reading Skills. A pratical guide to reading comprehension exercise. Cambridge; University Press.

Harris. A. J & E.R. Sipay. 1980. How to Increase Reading Ability. New York: Longman.

(36)

Interaction Book Company.

Kaswanti Purwo, Bambang. 1998. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia: Pendekatan Komunikatif. Jakarta. Depdiknas.

Kemmis, Stephen dan Robin McTaggart. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press.

Kemp, J.E. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. Terjermahan oleh Asril Marjohan. 1994. Bandung: Penerbit ITB.

Linda, Puspita. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi Aktivitas Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V Sekolah Dasar Sumbersari III Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM.

Mahyuddin, Ritawati. 2001. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sumbersari III Kec. Lowokwaru Kodya Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM.

Manengal, Dientje E. 2002. Pengefektifan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi KMT pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM.

McNeil, J.D. 1992.Reading Comprehension. New Directions for Classroom Practice. Third Edition. New York: Harper Collins.

Miles, Matthew B. dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rahidi. Jakarta : UI Press.

Moleong, P.J.P. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Mohammad. 1998. Teori-teori Perkembangan (Saduran). Surabaya: IKIP. Nurgiyantoro, B. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

(37)

Language Perspective in the Elementary School Theory into Action. New York: Logman.

Piaget, Jean. 1951. The Child’s Conception of The World. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.

Piaget, Jean. 1958. The Language and Thought of the Child. New York: Meridian Books, Inc.

Rahim, Farida. 2003. Pengajaran Membaca di Kelas IV Sekolah Dasar 08 di Kota Padang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS UM.

Rahim, Farida. 200. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Rhodes, L.K. & C.D. Marling. 1988. Readers and Writers with a Difference: A Holistic Approach to Teaching Learning Disabled and Remedial Students. Denver: University of Colorado.

Roekhan dan Martutik. 1991. Evaluas Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang Penerbit YA3.

Rofi’uddin, Ahmad. 1998. Rancangan Penelitian Tindakan. Makalah disajikan dalam Lokakarya Tingkat Lanjutan Penelitian Kualitatif Angkatan IV Tahun 1997/1998. Lemlit IKIP Malang. Malang, 9 Februari s.d 12 Maret 1998.

Rubin, Dorothy R. 1993. A Pratical Approach to Teaching Reading (Second Edition). Boston: Allyn and Bacon.

Semiawan, Conny R. dan T. Raka Joni. 1993. Pendekatan Pembelajaran: Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Konsorsium Ilmu Pendidikan.

Sidikwantjana. 1997. Benarkan Sekolah sebagai Pusat Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca? Buletin Pusat Pebukuan, (2): 8-12.

Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Boston, USA: By Allyn and Bacon.

(38)

Penerbit Kanisius.

Suyanto, K.K.E. 1997. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Refleksi Pengajaran. Malang: PPS UM.

Syafi’ie, I. 1999. Pembelajaran Membaca di Kelas-Kelas Awal Sekolah Dasar, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa dan Seni Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang pada Tanggal 7 Desember 1999. Malang: Universitas Negeri Malang.

Syafi'ie, Imam. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, H.G. 1983. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tompkins, G.E. K. Hoskisson. 1991. Language Arts Contents and Teaching Srategies. New York Macmillan College Publishing Company.

Turner, Thomas N. 1988. Comprehension Reading for Meaning. Dalam Alexander, J. Estill. Teaching Reading. Scott, Foresman and Company.

Wilson, Brent G. 1996. Constructivist Learning Environments (Case Studies in Instructional Design). New Jersey: Educational Technology Publications.

Yusuf, Syamsu.2007. Buku Materi Pokok Pedagogik Pendidikan Dasar, UPI Bandung.

Gambar

Tabel 3.1 Tes Kontrol dan Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Surat Luqman ayat 12-19, terkandung nilai-nilai pendidikan yang sangat relevan dan dapat dijadikan rujukan untuk diaplikasikan dalam proses pendidikan di era tatanan

Kelebihan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menggabungkan beberapa penelitian sebelumnya dengan memberikan terapi warna hijau yang dilakukan

- Tidak ada suatu pandangan atau teori sosial apapun yang bersifat netral, melainkan salah satunya bergantung pada paradigma yang dipergunakan.. - Paradigma secara sederhana

Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral

Berdasarkan interpretant, tanda ( sign, representamen ) dibagi atas rheme , dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang

Untuk menjamin status, fungsi, kondisi dan kawasan hutan hak yang berfungsi lindung dan konservasi juga perlu dilakukan upaya perlindungan yaitu mencegah dan membatasi

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan profitabilitas

keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep- 103/MBU/2002 (Bagi BUMN) Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen perusahaan dengan