DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT
Muhammad Wisnu Wardhana1, Asep Deddy S2, Cepy Slamet3 Jurnal Algoritma
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia Email : [email protected]
Abstrak - Rancang Bangun Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan di Dinas Perhubungan Kabupaten Garut merupakan salah satu pengaplikasian sistem yang terkomputerisasi di bidang teknologi informasi. Dengan ini membuktikan bahwa teknologi informasi sudah mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah sistem dapat menjadi media mempermudah dalam suatu pekerjaan dan memperoleh informasi untuk mengetahui kendaraan yang sudah habis perijinan angkutan sehingga proses pembuatan dapat mempermudah pekerjaan Selain itu, untuk memudahkan kepala dinas dalam melakukan validasi surat ijin trayek.
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam Tugas Akhir ini merupakan metodolodi berorientasi objek yaitu Unified Approach (UA) yan dikemukanan oleh bahrami (1999) yang terdiri dari tahapan-tahapan Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD), serta menggunakan (UML) untuk memodelkan kebutuhan sistem. Adapaun hasil dari penelitian ini adalah bagaimana sistem yang sedang berjalan dapat dikembangkan lagi menjadi lebih baik melalui analisis dan desain sistem yang telah dilakukan sehingga bisa menghasilkan sistem validasi ijin trayek yang lebih efektif dan efesian. Dari hasil penyusunan ini, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa Rancang Bangun Aplikasi Validasi Ijin Trayek ini bisa mempermudah dalam proses pembuatan surat ijin trayek angkutan dan proses validasi tidak terjadi birokrasi yang panjang.
Kata Kunci- Validasi Ijin Trayek, Unified Approach(UA), Unified Modelling Language (UML)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinas Perhubungan (DISHUB) bertugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentrlalisasi di Dinas Perhubungan. Dinas Perhubungan selaku instansi pemerintah memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang perhubungan mempunyai kewenangan untuk mengelola pemberian perijinan trayek Angkutan Dalam Kabupaten demi menjaga ketertiban armada Angkutan Dalam Kabupaten yang ada di jalan. Dengan semakin banyaknya armada Angkutan Dalam Kabupaten yang tersedia maka pengelolaan datanya pun perlu penanganan yang serius.
Ijin trayek merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemilik kendaraan, karena sebelum kendaraan terjun ke jalan raya harus memiliki surat ijin jalan dari dina perhubungan setempat.
Pembuatan ijin trayek dapat dilakukan dengan menerapkan aplikasi yang membantu kelancaran dalam meningkatkan pelayanan masyarakat.
Selain berisi informasi angkutan, ijin trayek juga dapat digunakan sebagai referensi jika pemilik kendaraan memperpanjang ijin trayek. Maka dari itu hal penting dalam proses ijin trayek adalah ketersediaan dan kelengkapan pengisian data yang akurat serta proses validasi yang tidak
memakan waktu lama. Untuk itu dibutuhkan suatu teknologi pengelolaan data angkutan dan pemilik kendaraan yang dapat membuat surat ijin trayek angkutan pada dinas perhubungan untuk mempermudah proses validasi pembuatan ijin trayek baru atau perpanjangan,pencatatan, pencarian dan pelaporan data ijin trayek.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Unified Approach (UA)
Unified Approach didefinisikan oleh Bahrami (1999), Unified Approach adalah Suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai pemodelannya.
2.1.1 Tahap Analisis
Gambar 2.1 Tahapan analisis pada metode unified Approach, (Bahrami, 1999) Keterangan :
a. Identifikasi Aktor
Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem.
b. Pengembangan use case diagram dan aktifitas
Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktivitas tahap yang menggam- barkan interaksi antara user dengan sistem dalam use case diagram.
c. Pengembangan diagram interaksi
Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam diagram ini digambakan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirim dari objek yang satu ke objek yang lainnya.
d. Identifikasi kelas-kelas, relasi, atribut dan method
Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya.
e. Pemeriksaan terhadap tahap-tahapnya
Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar makan akan dijadikan input tahap perancangan UA.
2.1.2 Tahap Perancangan
Gambar 2.2 Tahapan perancangan metode Unified Approach (Bahrami, 1999) Keterangan :
a. Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut
Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pemeriksaan atribut, method dan visibilitasnya ter- hap kelas-kelas yang telas teridentifikasi.
b. Menyaring (Memeriksa) UML Class Diagran
Proses menyaring diagram kelas mulai dari nama kelas, asosiasi, atribut serta methodnya.
Tahap ini difokuskan pada menggambarkan method yang ada dengan activity diagram.
c. Perancangan layer akses dan antarmuka
Proses merancang layer akses dan graphic user interface (GUI) berdasarkan pada class dia- gram yang telah dirancang sebelumnya.
d. Pengujian
Proses terakhir dari perancangan sistem adalah melakukan pengujian terhadap sistem. Apakah telah memenuhi kebutuhan atau masih terdapat kekurangan. Bila masih ada kekurangan maka dilakukan perbaikan.
III. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
3.1 Skema Penelitian
Untuk dapat merancang Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan di Dinas Perhubungan Kabupaten Garut ini, maka dibuatlah suatu skema penelitian yang merupakan tahapan dalam pengembangan sistem perangkat lunak berikut ini gambar skema penelitiannya :
Sistem Nyata Landasan Teori
Identifikasi Masalah
Prosposed System : Rancang Bangun Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan
Start
Methodologi
Pengumpulan Data Wawancara
Observasi Studi Dokumentasi
Pengembangan Sistem Analisis Perancangan
Kodifikasi Pengujian
End Product
End
Gambar 3.1 Skema Penelitian 3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yamg diper- lukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dalam proses observasi secara langsung ke Dinas Perhubungan bagaimana proses pembuatan ijin trayek angkutan yang selama ini berjalan, sehingga dari sisi ini dapat diketahui informasi apa saja yang akan dianalisis. Dalam hal ini penulis langsung mendatangi tempat yaitu ke ba- gian angkutan di Dinas Perhubungan Kabupaten Garut.
2. Proses wawancara yang dilakukan di dinas perhubungan yaitu dengan cara mengajukan per- tanyaan langsung atau lisan dengan berpedoman pada instrument penelitian dalam bentuk pe- doman wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung dari bagian-bagian yang terlibat da-
lam lingkup penelitian ini. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan mengenai:
a. Prosedur pendaftaran, pembuatan, perpanjangan ijin trayek angkutan;
b. Kendala dalam pembuatan ijin trayek di Dinas Perhubungan Kabupaten Garut;
c. Proses validasi pembuatan ijin trayek;
d. Dengan adanya permasalahan terebut maka dibutuhkan suatu sistem terkomputerisasi yang dapat mempersingkat waktu pengerjan.
3. Proses dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data pembuatan ijin angku- tan dan mempelajari berbagai dokumen yang ada pada sikstem yang sedang berjalan. pada proses pengumpulan data penulis meminta pada bagian angkutan, dokumen tersebut dian- taranya:
a. Profil Dinas Perhubungan;
b. Syarat-syarat pembuatan surat ijin;
c. Data perkembangan ijin trayek angkutan;
d. Kartu pengawasan maupun surat keputusan serta dokumen yang lain yang dibutuhkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identikasi Aktor
Melalui kegiatan interview dari observasi dalam melihat bisnis proses yang sedang berjalan di Dinas Perhubungan Kabupaten Garut maka proses identifikasi aktor didapatkan berdasarkan siapa saja yang akan menggunakan dan memperbaharui sistem. Aktor yang diidentivikasi dikat- agorikan pada tiga macam tipe aktor:
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor No Aktor Tipe
Aktor Aktivitas Aktor Output
1
Pemilik kendaraan
Primary Busi- ness Actor / Pelaku Bisnis Utama (PBA)
a. Mengajukan permohonan pembuatan ijin trayek baru, menerima formulir dari petu- gas, mengisi formulir dan formulir tersebut diberikan kepada petugas beserta melampirkan persyaratan yang lengkap.
b. Mendatangi petugas untuk mengajukan proses per- panjangan, menerima formu- lir dari petugas, mengisi for- mulir dan formulir tersebut diberikan kepada petugas beserta melampirkan per- syaratan yang lengkap.
c. Melakukan Pembayaran
a. Menerima informasi persyaratan pembuatan ijin trayek atau per- panjangan yang lengkap atau tidak lengkap dari petugas.
b. Menerima SK (Surat Keputusan) atau KP (Kartu Pengawasan dari petugas.
.
2 Petugas (Seksi Angkutan Dalam Ka-
Primary Sistem Actor /Pelaku Sistem Utama (PSA)
a. Melayani pembuatan ijin trayek baru.
b. Melayani perpanjangan ijin trayek.
c. Memberikan formulir persa- ratan kepada pemilik ken- daraan.
a. Menerima persyaratan lengkap dari pemilik kendaraan yang mem- buat ijin trayek baru atau pun perpanjan- gan.
b. Surat keputusan yang
No Aktor Tipe
Aktor Aktivitas Aktor Output
bupaten ) d. Menerima persyaratan dari
pemilik kendaraan.
e. Membuat SK (Surat Kepu- tusan) dan meminta persetujuan kepada Kasi Angkutan, Kabid kemudian Kepala Dinas untuk dicek dan ditandatangan..
f. Membuat KP (Kartu Pengawasan) dan meminta persetujuan kepada Kasi Angkutan, Kabid kemudian Kepala Dinas untuk di cek dan ditandatangan..
sudah divalidasi Kasi Angkutan Bermotor Orang, Kepala Bidang, dan sudah ditandatan- gani Kepala Dinas c. Kartu Pengawasan
yang sudah divalidasi Kasi Angkutan Ber- motor Orang, Kepala Bidang, dan sudah ditandatangani Kepala Dinas
3 Kepala Seksi Angkutan Antar Kota Dan Barang
External Server Actor / Pelaku Server Eksternal (ESA)
a. Memberikan wewenang serta mengawasi kinerja petugas yang mengelola ijin trayek.
b. Melakukan validasi Surat Keputusan (SK) dan Kartu Pengawasan (KP) dari petu- gas ijin trayek..
a. Mengetahui sejauh mana SI Perizinan Berjalan.
b. Menerima laporan pendaftaran rekap ijin trayek dari petugas.
c. Surat Keputusan (SK) dan Kartu Pengawasan (KP) yang akan di- validasi oleh Kepala Bidang.dari petugas ijin trayek..
4 Kepala Bi- dang Angku- tan
External Server Actor / Pelaku Server Eksternal (ESA)
a. Melakukan validasi Surat Keputusan (SK) dan Kartu Pengawasan (KP) dari Kepala Seksi Angkutan..
b. Melakukan peninjauan pengelolaan izin usaha angkutan.
c. Memeriksa laporan Izin usaha angkutan.
a. Surat Keputusan (SK) dan Kartu Pengawasan (KP) yang akan di- validasi oleh Kepala Dinas .dari petugas ijin trayek
5 Kepala Di- nas Perhub- ungan
External Server Actor / Pelaku Server Eksternal (ESA),
a. Melakukan validasi penerbi- tan Surat Ijin Trayek.
b. Memeriksa laporan akhir Petugas (Seksi Angkutan Dalam Kabupaten ).
a. Kartu Surat Ijin Tray- ek divalidasi.
4.2 Activity Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan
Activity diagram aplikasi validasi ijin trayek angkutan di bawah ini menjelakan aktivitas- aktifitas yang dilakukan oleh admin, petugas, kasi angkutan, kabid, kepala dinas, diantaranya sebagai berikut:
4.3 Use Case Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
Untuk melihat proses yang dilakukan terhadap sistem, maka dibuatlah diagram dalam bentuk use case. Adapun use case Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Use Case Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
4.4 Activity Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
Pada tahap selanjutnya sistem yang dapat digambarkan dalam sequence diagram, berikut gambaan proses validasi sistem ijin trayek angkutan dalam kabupaten di Dinas Perhubungan Ka- bupaten Garut sebagai:
Gambar 4.3 Squence Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
4.5 Colaboration Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
Collaboration diagram validasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.4 Colaboration Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
4.6 Class Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan
Berikut ini adalah kelas-kelas diagram aplikasi validasi ijin trayek angkutan:
Gambar 4.5 Class Diagram Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kes- impulan sebagai berikut :
1. Aplikasi validasi ijin trayek angkutan yang dibangun mempermudah dan mempercepat proses validasi dalam melakukan pebuatan ijin trayek;
2. Dengan menggunakan aplikasi, petugas bisa mendapatkan informasi tentang data angkutan sehingga dapat melihat ijin trayek yang sudah lewat dan mengetahui waktu habis perijinan angkutan;
3. Aplikasi validasi ijin trayek ini bisa membantu Dinas Perhubungan dalam meningkatkan kinerja pembuatan ijin trayek;
4. Unfied Approach (UA) dapat digunakan sebagai metodologi untuk menganalisis dan merancang sistem Aplikasi Validasi Ijin Trayek Angkutan.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Z. (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bahrami, A. (1999). Object Oriented Systems Development. Singapore: The McGraw Hill Book Co.
Fowler, M. (2005). UML Distilled: A Brief Guide to the Standard Object Modeling Language , (3rd ed. ed.). FT Press : New Jersey .
Hariyanto, B. (2004). Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Jakarta: Informatika.
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2009). Dasar perancangan & implementasi Database Relasional. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2005). Model data. Yogyakarta: Andi.
Miro, F. (2005). Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi . Jakarta:
Erlangga.
Munawar. (2005). Pemodelan dengan Visual UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, A. (2005). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Nugroho, A. (2005). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Paul Addenbrooke, Indarto. (1993). Perencanaan Sistem Angkutan Umum. Semarang.
Perda Kabupaten Kuningan. (2010).
Warpani. (1990). Merancang Sistem Perangkutan. Bandung: ITB.
Whitten, J. B. (2004). Metode dan Analisis Sistem edisi bahasa indonesia. Singapore: Irwin MeGrow-Hill.