Perubahan Renstra 2016-2021
Page 73 BAB IIIPERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut) nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Dalam kaitannya dengan kondisi tersebut, Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya dihadapkan dengan kondisi :
1. Kota Surabaya sebagai tujuan arus urbanisasi penduduk dan Tenaga Kerja.
Data Tahun 2018 menunjukan angka angkatan kerja sebanyak 2.269.293 orang, dan yang mencari pekerjaan/penganggur sebanyak 93.096 Orang dengan TPT sebesar 6,12%.
2. Tuntutan untuk peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Tenaga Kerja yang merupakan pelaksana dari aktivitas pelayanan baik di sektor jasa, perdagangan, industry dan Transportasi.
3. Tuntutan pelayanan atas perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan.
4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang cenderung bertambah, berdasar data BPS Kota Surabaya.
5. Pertumbuhan populasi yang terus menanjak tentu harus diimbangi dengan terbukanya lapangan kerja yang lebih luas di Surabaya. Selama ini struktur ekonomi Surabaya masih ditopang oleh sektor tersier, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi;
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor jasa jasa lain;
sektor bangunan dan sebagian sektor manufaktur.
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.
Permasalahan ketenagakerjaan yang masih dihadapi Kota Surabaya adalah :
1. Masalah pengangguran, antara lain disebabkan :
a. Tidak imbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja.
b. Terbatasnya kesempatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi.
c. Kurang sesuainya kualitas angkatan kerja dengan kebutuhan pasar kerja yang tersedia.
d. Kesenjangan persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan akan tenaga kerja yang sesuai.
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 74 e. Motivasi dan jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja barumasih rendah.
f. Angkatan kerja yang baru lulus dari sekolah dan universitas belum mendapatkan pekerjaan.
g. Potensi angka pengangguran usia muda berumur 15 – 19 tahun sebagai bonus demografi.
h. Masih kurangnya tingkat pendidikan dan keterampilan mengakibatkan rendahnya daya saing dan kekuatan tawar di pasar kerja, terutama bagi angkatan kerja muda. Kualifikasi mereka belum mampu memenuhi tuntutan dan persaingan pasar kerja global yang membutuhkan tenaga kerja profesional dan bersertifikasi.
2. Masalah tingginya angka perselisihan hubungan industrial antara lain disebabkan :
a. Masih rendahnya pemahaman pengusaha dan pekerja terhadap peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan;
b. Masih banyak perusahaan yang belum menerapkan struktur dan skala upah;
c. Masih banyak perusahaan yang belum memiliki sarana hubungan industrial;
d. Masih banyak perusahaan yang belum mematuhi norma kerja dan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Permasalahan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya sebagai berikut :
Tabel 3.1.1 No. Sasaran Jangka
Menengah Renstra Disnakertransduk
Jatim
Permasalahan SKPD ( Disnaker Kota
Surabaya )
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
INTERNAL : INTERNAL : 1 Meningkatnya
keterampilan/
kompetensi tenaga kerja dan produktivitas kerja.
Masih terbatasnya pelaksanaan uji kompetensi bagi tenaga kerja atau angkatan kerja.
Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan
2 Meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja di sektor informal.
Belum maksimalnya sosialisasi &
pemasaran program pelatihan kepada masyarakat, dunia usaha/industri, dunia pendidikan
Sarana dan Prasarana
penunjang kegiatan berupa
transportasi, komputer dan ruang pelayanan
Standar Operasional Prosedur yang jelas
3 Meningkatnya kondisi hubungan industrial yang kondusif dan
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja
Sistem Pengelolaan database
kuantitas petugas pendamping di masing-masing
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 75 kesejahteraanpekerja.
maupun perusahaan belum optimal &
efektif
ketenagakerjaan yang terintegerasi
kecamatan
4 Meningkatnya pengawasan
ketenagakerjaan, K3 serta perlindungan pekerja/buruh.
Tidak adanya kewenangan pengawasan ketenagakerjaan terkait Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014
Lemahnya pengawasan ketenagakerjaan
Koordinasi antar unit kerja
5 Mewujudkan transmigran yang mandiri dan berkualitas di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
EKSTERNAL : EKSTERNAL :
6 Mewujudkan tertib administrasi
kependudukan dan perlindungan terhadap hak-hak penduduk terkait kepemilikan dokumen
kependudukan.
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan pertumbuhan lowongan pekerjaan
Dukungan
partisipasi pelaku hubungan industrial
Belum optimalnya pembinaan kelembagaan hubungan industrial terhadap pengusaha maupun pekerja
Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan global
kesempatan bekerja di luar negeri
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja maupun perusahaan belum optimal &
efektif
Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan Ketenagakerjaan
kerjasama dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja
Tingkat pemahaman
masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perkembangan teknologi
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Untuk mengenali faktor-faktor yang menghambat maupun mendorong pelaksanaan pelayanan ketenagakerjaan Kota Surabaya terhadap pencapaian visi, misi dan fokus program Walikota dan Wakil Walikota Surabaya, maka dilakukan identifikasi lebih lanjut sebagaimana diuraikan pada tabel berikut :
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 76 Tabel 3.2.1Visi:
“Surabaya Kota Sentosa Yang Berkarakter Dan Berdaya Saing Global Berbasis Ekologi"
Misi :
1. Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas serta memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha.
7. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik
No Misi dan Program Walikota dan Waki Walikota Surabaya
Permasalahan Pelayanan
SKPD Faktor
Penghambat Pendorong
-1 -2 -3 -4 -5
1 Misi 1 : Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas serta
memberdayaka n masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha.
INTERNAL : INTERNAL :
Masih terbatasnya
pelaksanaan uji kompetensi bagi tenaga kerja atau angkatan kerja.
Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan
Belum maksimalnya sosialisasi & pemasaran program pelatihan kepada masyarakat, dunia
usaha/industri, dunia pendidikan
Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi, komputer dan ruang pelayanan
Standar Operasional Prosedur yang jelas
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja maupun perusahaan belum optimal &
efektif
Sistem Pengelolaan database ketenagakerjaan yang terintegerasi
kuantitas petugas pendamping di masing-masing kecamatan Kurangnya Pegawai
fungsional
Ketenagakerjaanuntuk mendukung optimalisasi penempatan tenaga kerja
Koordinasi antar unit kerja
EKSTERNAL : EKSTERNAL : Tingkat pemahaman
masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan pertumbuhan lowongan pekerjaan
Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan global
kesempatan bekerja di luar negeri
Belum optimalnya pembinaan kelembagaan hubungan industrial terhadap pengusaha maupun pekerja
Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan
Ketenagakerjaan
kerjasama dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja Tingkat pemahaman
masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perkembangan teknologi
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 77 2 Misi 7 :Memantapkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.
INTERNAL : INTERNAL :
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja maupun perusahaan belum optimal & efektif
Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang
ketenagakerjaan
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan
Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi, komputer dan ruang pelayanan
Standar Operasional Prosedur yang jelas
Sistem Pengelolaan database
ketenagakerjaan yang terintegerasi
Koordinasi antar unit kerja
EKSTERNAL : EKSTERNAL : Perbandingan
pertumbuhan pencari kerja dengan
pertumbuhan lowongan pekerjaan
Perkembangan teknologi
Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan
Ketenagakerjaan
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra.
Permasalahan Pelayanan SKPD Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya.
Tabel 3.3 No. Sasaran Jangka
Menengah Renstra K/L
Permasalahan SKPD Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
INTERNAL : INTERNAL : 1 Meningkatnya daya saing
dan produktivitas tenaga kerja
Masih terbatasnya pelaksanaan uji
kompetensi bagi tenaga kerja atau angkatan kerja.
Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan
2 Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja
Belum maksimalnya sosialisasi & pemasaran program pelatihan kepada masyarakat, dunia
usaha/industri, dunia pendidikan
Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi, komputer dan ruang pelayanan
Standar Operasional Prosedur yang jelas
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 78 3 Terwujudnya hubunganindustrial yg harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial.
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja maupun perusahaan belum optimal
& efektif
Sistem Pengelolaan database
ketenagakerjaan yang terintegerasi
kuantitas petugas pendamping di masing-masing kecamatan
4 Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja
Kurangnya Pegawai fungsional
Ketenagakerjaanuntuk mendukung optimalisasi penempatan tenaga kerja
Koordinasi antar unit kerja
5 Terwujudnya permukiman dalam kawasan
transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yg layak.
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
EKSTERNAL : EKSTERNAL :
6 Berkembangnya
masyarakat dan kawasan transmigrasi yg
terintegrasi dalam satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah yg berdaya saing.
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan
pertumbuhan lowongan pekerjaan
Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial
7 Terselenggaranya
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans.
Belum optimalnya pembinaan kelembagaan hubungan industrial terhadap pengusaha maupun pekerja
Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan global
kesempatan bekerja di luar negeri
8 Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yg baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
Sistem, mekanisme &
sarpras informasi kepada pencari kerja maupun perusahaan belum optimal
& efektif
Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan Ketenagakerjaan
kerjasama dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja
9 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan, serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans.
Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan
Perkembangan teknologi
3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
Berbagai permasalahan terkait tugas dan fungsi pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya tidak terlepas dari adanya berbagai isu strategis di lingkup eksternal, mulai dari isu internasional, isu nasional, hingga regional ataupun lokal di Jawa Timur sendiri. Uraian lebih lengkap sebagai berikut ini :
1. Berpedoman pada Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki tugas dan fungsi melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah Wajib Non Dasar. Adapun urusan pemerintahan yang diemban oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya adalah Urusan Tenaga Kerja.
2. Pada pelaksanaan urusan pemerintahan tersebut, terdapat berbagai permasalahan yang menyebabkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan tidak bisa berjalan optimal. Untuk itu diperlukan identifikasi sasaran agar dapat
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 79 menetapkan capaian kinerja pelayanan di bidang ketenagakerjaan di Kota Surabaya.3. Selanjutnya, dilakukan review terhadap faktor-faktor dari pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya yang mempengaruhi permasalahan pelayanan, ditinjau dari(1) gambaran pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, serta (2) tujuan dan sasaran RPJMD Kota Surabaya.
4. Berikutnya, disusun metode penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Tahun 2016-2021.
1) Pembahasan melalui forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan pihak-pihak yang memiliki pengalaman merumuskan isu-isu strategis.
2) Menggunakan Analisa SWOT dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi Faktor Internal dan Ekternal, dengan mengisi tabel sebagai berikut : Indentifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Pada Misi RPJMD Tabel 3.4.1
No Uraian Faktor Internal Misi RPJMD
STRENGTHS
1 Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan. Misi 1 dan 7
2 Standar Operasional Prosedur Yang Jelas. Misi 1 dan 7 3 Kuantitas Petugas Pendamping Di Masing-Masing Kecamatan. Misi 1
4 Koordinasi antar unit kerja. Misi 1 dan 7
WEAKNESS
1 Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan.
Misi 1 dan 7 2 Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi,
komputer dan ruang pelayanan.
Misi 1 dan 7 3 Sistem Pengelolaan database ketenagakerjaan yang terintegerasi. Misi 1 dan 7
No Uraian Faktor Eksternal Misi RPJMD
OPPORTUNITIES
1 Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial. Misi 1
2 Kesempatan bekerja di luar negeri. Misi 1
3 Kerjasama dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja.
Misi 1
4 Perkembangan teknologi. Misi 1 dan 7
THREATS
1 Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan pertumbuhan lowongan pekerjaan.
Misi 1 dan 7 2 Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan
global.
Misi 1
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 80 3 Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasanKetenagakerjaan.
Misi 1 dan 7 4 Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap
aturan ketenagakerjaan.
Misi 1 b. Melakukan penilaian terhadap faktor isu strategis yang telah ditetapkan
berdasarkan identifikasi faktor, dengan mengisi tabel sebagai berikut : Tabel 3.4.2
Skor Kriteria Penentuan Isu Isu Strategis
No Kriteria
Faktor Penilaian Internal
Bobot
STRENGTHS
1 Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan. 0,15
2 Standar Operasional Prosedur Yang Jelas. 0,15
3 Kuantitas Petugas Pendamping Di Masing-Masing Kecamatan.
0,15
4 Koordinasi antar unit kerja. 0,12
WEAKNESS
1 Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan.
0,15 2 Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa
transportasi, komputer dan ruang pelayanan.
0,15 3 Sistem Pengelolaan database ketenagakerjaan yang
terintegerasi.
0,12
JUMLAH 1
No Kriteria
Penilaian Faktor Eksternal
BOBOT
OPPORTUNITIES
1 Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial. 0,14
2 kesempatan bekerja di luar negeri. 0,11
3 kerjasama dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja.
0,14
4 Perkembangan teknologi. 0,11
THREATS
1 Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan pertumbuhan lowongan pekerjaan
0,14 2 Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi
persaingan global.
0,11 3 Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang
pengawasan Ketenagakerjaan.
0,11 4 Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha 0,14
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 81 terhadap aturan ketenagakerjaan.JUMLAH 1
( Data sesuai analisa SWOT e-indicators )
Keterangan Nilai Urgensi ( NU ) :
Nilai Urgensi Faktor (NU) bertujuan untuk mengetahui dan menentukan faktor- faktor mana yang lebih urgen, dengan cara membandingkan setiap faktor dengan faktor-faktor yang lain. NU ditentukan dengan Skala Likert dan Teori Delpi dengan skala 1-5. Sedangkan nilai bobot faktor (BF) didapat dari rumus BF = NU/JUMLAH NU X 100 %
Nilai 1 : Sangat tidak berbobot atau sangat tidak mendukung atau sangat tidak terkait Nilai 2 : Tidak berbobot atau tidak mendukung atau tidak terkait
Nilai 3 : Cukup berbobot atau cukup mendukung atau cukup terkait Nilai 4 : Berbobot atau mendukung atau terkait
Nilai 5 : Sangat berbobot atau sangat mendukung atau sangat terkait Tabel 3.4.3
Evaluasi Faktor Internal Dan Eksternal
No Uraian Faktor Internal BF ND NBD NRK NBK TNB
STRENGTHS 4,88
1 Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan.
0,15 5 0,75 4,21 0,63 1,38 2 Standar Operasional Prosedur Yang
Jelas.
0,15 5 0,75 0,64 0,55 1,3 3 Kuantitas Petugas Pendamping Di
Masing-Masing Kecamatan.
0,15 5 0,75 3,29 0,49 1,24 4 Koordinasi antar unit kerja. 0,12 4 0,48 4 0,48 0,96
WEAKNESS 2,42
1 Jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan.
0,15 3 0,45 3,71 0,56 1,01 2 Sarana dan Prasarana penunjang
kegiatan berupa transportasi, komputer dan ruang pelayanan.
0,15 1 0,15 3,79 0,57 0,72
3 Sistem Pengelolaan database ketenagakerjaan yang terintegerasi.
0,21 2 0,24 3,71 0,45 0,69
No Uraian Faktor Eksternal BF ND NBD NRK NBK TNB
OPPORTUNITIES 4,18
1 Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial.
0,14 5 0,7 3,5 0,49 1,19 2 Kesempatan bekerja di luar
negeri.
0,11 4 0,44 2,86 0,31 0,75 3 Kerjasama dengan dunia kerja
dan dunia pendidikan terkait
0,14 5 0,7 4,36 0,61 1,31
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 82 penempatan kerja.4 Perkembangan teknologi. 0,11 5 0,55 3,43 0,38 0,93
THREATS 2,69
1 Perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan
pertumbuhan lowongan pekerjaan
0,14 2 0,28 3,71 0,52 0,8
2 Kualitas dan produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan global.
0,11 2 0,22 3,86 0,42 0,64
3 Perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan Ketenagakerjaan.
0,11 1 0,11 3 0,33 0,44
4 Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan.
0,14 2 0,24 3,79 0,53 0,81
Keterangan :
Nilai Dukungan Faktor (ND) bertujuan untuk menilai tingkat dukungan masing- masing faktor terhadap pencapaian misi organisasi yang telah ditetapkan. ND ditentukan dengan Skala Likert dan Teori Delpi dengan skala 1-5.
Nilai Keterkaitan (NK) dan Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) masing-masing faktor, NK bertujuan untuk mencari nilai keterkaitan antar faktor, artinya setiap faktor dinilai tingkat keterkaitannya satu sama lain untuk semua faktor internal (strength &
weakness) dan faktor eksternal (opportunities & threats). NK ditentukan dengan Skala Likert dan Teori Delpi dengan skala 1-5
c. Formulasi isu strategis.
Alternatif isu strategis perlu dinilai untuk dapat menentukan prioritas isu Penilaian didasarkan pada:
Manfaat/Dampak Bagi Publik (M) Bobot = 30
Daya Ungkit Pembangunan Daerah (DU) Bobot = 20
Kemungkinan/Kemudahan untuk Di-Capai/Ditangani (C) Bobot = 20 Pokok Isu terkandung dalam Visi-Misi Kota (VMK) Bobot = 30
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 83 Tabel 3.4.4Nilai Skala Kriteria
No Isu Strategis
Nilai Skala criteria
TN RANK
DENTIFIKASI ISU STRATEGIS
(narasi isu dibuat berdasarkan deskripsi faktor) M (30%) DU (20%) C (20%) VMK (30%)
nilai nilai x bobot
nilai nilai x bobot
nilai nilai x bobot
nilai nilai x bobot
FAKTOR OPPORTUNITIES 1 Kerjasama dengan dunia
kerja dan dunia pendidikan terkait penempatan kerja(m1)
4 1,2 5 1 5 1 5 1,5 4,7 Tingkat
kerjasama yang baik dengan dunia kerja dan dunia pendidikan terkait
penempatan kerja
2 Dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial(m1)
5 1,5 5 1 4 0,8 5 1,5 4,8 1 Tingginya dukungan partisipasi pelaku hubungan industrial 3 Perkembangan
teknologi(m1, m8)
3 0,9 4 0,8 3 0,6 3 0,9 3,19 Adanya perkembangan teknologi 4 Kesempatan bekerja di
luar negeri(m1)
4 1,2 4 0,8 4 0,8 4 1,2 4 Tingginya dukungan partisipasi stakeholder bidang
ketenagakerjaan untuk
mewujudkan hubungan industrial yang harmonis FAKTOR STRENGTHS
1 Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan. (m1, m8)
4 1.2 4 0.8 4 0.8 3 0.9 3.7 Telah memiliki kewenangan Bidang
Ketenagakerjaan 2 Standar Operasional
Prosedur Yang Jelas.
(m1,m8)
5 1.5 4 0.8 5 1 5 1.5 4.8 2 Telah memiliki Standar Operasional Prosedur yang jelas
3 Kuantitas Petugas Pendamping Di Masing- Masing Kecamatan. (m1)
4 1.2 3 0.6 4 0.8 4 1.2 3.8 Telah memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas fungsi yang jelas 4 Koordinasi antar unit
kerja. (m1,m8)
4 1.2 4 0.8 4 0.8 4 1.2 4 Telah memiliki standar operasional prosedur yang jelas dalam menjalankan tupoksi
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 84 FAKTOR THREATS1 Tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan ketenagakerjaan (m1)
5 1.5 3 0.6 4 0.8 3 0.9 3.8 kurangnya tingkat pemahaman masyarakat pekerja dan pengusaha terhadap aturan 2 Perbandingan
pertumbuhan pencari kerja dengan
pertumbuhan lowongan pekerjaan (m1, m8)
5 1.5 5 1 3 0.6 4 1.2 4.3 Tidak
seimbangnya perbandingan pertumbuhan pencari kerja dengan pertumbuhan lowongan 3 Kualitas dan
produktifitas kerja dalam menghadapi persaingan global (m1)
5 1.5 4 0.8 5 1 5 1.5 4.8 3 Kurangnya kualitas dan produktivitas kerja dalam menghadapi persaingan global 4 Perubahan regulasi
teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan Ketenagakerjaan (m1, m8)
3 0.9 3 0.6 4 0.8 3 0.9 3.2 Adanya perubahan regulasi teknis Pemerintah Pusat bidang pengawasan Ketenagakerjaan
FAKTOR WEAKNESS 1 Jumlah pegawai
fungsional tertentu dan umum bidang
ketenagakerjaan (m1,m8)
5 1.5 4 0.8 4 0.8 5 1.5 4.6 Kurangnya jumlah pegawai fungsional tertentu dan umum bidang ketenagakerjaan
2 Sarana dan Prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi, komputer dan ruang pelayanan (m1,m8)
5 1.5 5 1 4 0.8 4 1.2 4.5 Sarana dan prasarana penunjang kegiatan berupa transportasi, komputer, dan ruang pelayanan yang belum 3 Sistem Pengelolaan
database
ketenagakerjaan yang terintegerasi (m1,m8)
5 1.5 3 0.6 3 0.6 4 1.2 3.9 Adanya sistem pengelolaan database ketenagakerjaan yang
terintegerasi
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 85 Tabel 3.4.5Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal Lainnya )
No
Isu Strategis Dinamika
Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional
/Lokal Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perkembangan ekonomi dunia yang fluktuatif.
Proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Gender Mainstreaming (Pengarus- utamaan Gender).
2 - APEC (Asia Pacific Economic Cooperation).
Kualitas/kesiapan SDM, produk dan infrastruktur.
Kesiapan SDM, produk dan infrastruktur.
- ACFTA (ASEAN- China Free Trade Agreement).
- AEC (ASEAN Economic Community).
- MDGs (Millenium Development Goals).
3 Pekerjaan yang Layak atau Decent Work (ILO).
- TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Jawa Timur Tahun 2013 sebesar 4,33%.
TPT kota Surabaya Tahun 2015.
- Tingginya disparitas Upah Minimum Kab/Kota (UMK) di Jawa Timur (Tahun 2015 UMK tertinggi Rp. 2.710.000,- dan terendah Rp. 1.150.000,).
- TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Nasional Tahun 2013 sebesar 6,25%.
- Berlakunya BPJS Ketenagakerjaan per 1 Januari 2014.
- Berlakunya BPJS Ketenaga- kerjaan per 1 Januari 2014.
4 HDI (Human Development Index).
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) ranking 124 dari 187 Negara.
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Jawa Timur ranking 17 dari 34 Provinsi.
5 Social Protection Floor. MP3KI (Masterplan Program Percepatan Pengurangan Kemiskinan Indonesia).
Angka kemiskinan Jawa Timur Tahun 2013 tertinggi dibandingkan Provinsi lain.
6 Pemanfaatan Bonus Demografi,
yaitu kondisi ketika jumlah penduduk produktif (berusia 15-64 tahun) mendominasi populasi.
Pemanfaatan bonus demografi.
7 Disparitas wilayah. Disparitas wilayah.
Penjelasan :
1. Isu Internasional mengenai Perkembangan ekonomi dunia yang fluktuatif. Saat ini perkembangan ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan, sehingga secara tidak langsung berdampak pula pada perekonomian Nasional. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di Provinsi jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan perusahaan akan melakukan efisiensi terhadap proses produksi dari padat karya menjadi padat teknologi, sehingga terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja yang berakibat akan bertambahnya tingkat pengangguran di Kota Surabaya.
Perubahan Renstra 2016-2021
Page 86 2. Isu nasional dan regional mengenai Proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Pemerintah telah menetapkan masterplan percepatan dan perluasan perluasan pembangunan ekonomi di Indonesia. Proyek MP3EI bertujuan untuk percepatan pembangunan dalam rangka pengurangan pengangguran. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang dipilih oleh pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan Proyek MP3Ei. Lokasi Proyek MP3Ei di Jawa Timur berada di Kabupaten Gresik, khusus untuk kawasan industri prosesing makanan dan minuman. Dengan proyek ini akan membuka peluang kesempatan kerja yang banyak. Secara administrasi Wilayah Kota Surabaya berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik, sehingga dengan adanya proyek ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Kota Surabaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia pekerja yang berkompeten untuk memenuhi pasar kerja regional tersebut.3. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation, ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement), dan AEC (ASEAN Economic Community). Isu ini mengenai dampak adanya pasar bebas, dimana produk luar negeri bebas bea masuk ke Indonesia. Dampak dari pasar bebas akan mempengaruhi kondisi industri di Indonesia, terutama masalah ketenagakerajaan. Pelaku bisnis/industri pasti akan mempertimbangkan untung dan rugi dalam bisnisnya. Jika lebih untung membeli produkduk dari luar negeri untuk dipasarkan di dalam negeri maka, perusahaan
yang biasanya melakukan proses produksi akan beralih bisnis trading ( berdagang ). Jika hal ini terjadi maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja
secara besar besaran, sehingga tingkat pengangguran semakin bertambah.