Pengembangan Aplikasi Mobile “Petik BM” Layanan Pemeliharaan Jalan Kementrian PUPR Lampung
Aditya Bagas Pratama1, Nurudin Santoso2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1aditya.bagas.21@student.ub.ac.id, 2nurudin.santoso@ub.ac.id
Abstrak
Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat balai Lampung mengerjakan pekerjaannya dengan mengacu kepada Indikator Kinerja (IK) jalan. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut tidak sesuai dengan realita di lapangan dan menunjukan belum terpenuhinya tingkat layanan jalan dan penerapan IK jalan belum maksimal diterapkan. Pasca dilakukannya penandatanganan kontrak terjadi pengecekan desain adanya perbedaan dengan lapangan. Hal ini mengakibatkan dibutuhkannya waktu dan biaya yang harus dilakukan negosiasi ulang melalui justifikasi teknis. Selain itu lemahnya pengendalian pengawasan pekerjaan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa perlu segera dituntaskan agar tidak menjadi masalah berulang setiap tahunnya. Hal ini kerap ditambah dengan sikap yang tidak professional dari unit pengendali mutu yang berada dibawah kendali General Superintendet.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka dibutuhkan instrumen tambahan dalam hal pengendalian untuk pemenuhan tingkat layanan jalan dan indikator kinerja. Instrumen tersebut merupakan alat tambahan berupa aplikasi yang digunakan oleh para Satker (Satuan Kerja) serta PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk mendorong percepatan pemenuhan tingkat layanan jalan. IK tersebut merupakan tolak ukur dalam keberhasilan pelaksanaan pemenuhan tingkat layanan jalan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Pengembangan aplikasi ini mempunyai alur metodologi dengan 7 langkah dimulai dari studi literatur lalu analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, analisis hasil pengujian, dan yang terakhir adalah pengambilan kesimpulan. Pengujian pada pengembangan aplikasi ini menggunakan pengujian Black Box dengan metode validasi serta hasil dari pengembangan ini merupakan aplikasi Petik BM dimana dianggap dapat mempercepat kinerja Pemeliharaan Jalan Kementrian bagi pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat balai Lampung.
Kata kunci: indikator kinerja jalan, satuan kerja, pejabat pembuat komitmen, penyedia jasa, waktu, biaya, metodologi, pengujian, aplikasi
Abstract
The Ministry of Public Works and Public Housing of Republic of Indonesia Lampung branch do their job in refer to the road performance indicator. Along with the time, their job did not correspond in reality on field and shows that the road service level has not fulfilled and the practice of the road performance indicator had not implemented maximally. After the contract had been signed and check the design, it is different on field. This thing results in the money and the time that they have to do to re- negotiate through technical justification. Other than that, low control to the job by the service provider and the customer should be gone to prevent the problems came back every year. The problems got more affected by the unprofessional manner by the quality control unit that stand under the Superintended General. Following up from that, so therefore needed an extra instrument in the controlling area to fulfill the road service level and the road performance indicator. This instrument had to be an extra tools in the form of an application that is used by Satker (Satuan Kerja) and PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) to push the level of road service. The road performance indicator is the benchmark for the success of fulfilling the level of road service correspond to terms and condition apply. This development build with a method with 7 steps that starts at literature studies then requirement analysis, the planning process, implementation, testing, analysis of testing results, and end with drawing out the conclusion.
Black Box Testing with validation methods is used in this development and the results of this development is Petik BM application where The Ministry of Public Works and Public Housing of Republic of Indonesia Lampung branch claims that this application fastened their job in maintaining the road.
Keywords: road performance indicator, satuan kerja, pejabat pembuat komitmen, service provider, time, money
1. PENDAHULUAN
Kegiatan pemeliharaan jalan terdiri dari output pemeliharaan rutin dan preservasi jalan. Setiap tahunnya BPJN Lampung bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan ruas jalan nasional sepanjang 1.292,25 km. Adapun realisasi kemantapan BPJN Lampung pada akhir tahun 2020 yaitu sebesar 92.07% yang didukung dengan pagu anggaran preservasi tahun 2020 awal di bandingkan dengan kemantapan pada semester I tahun 2021 (hasil validasi dilaksanakan pada bulan Juni 2021) mengalami penurunan menjadi 90.28% dengan pagu anggaran preservasi di luar commited relaksasi. Dari data diatas terlihat adanya kesenjangan penanganan yang berpengaruh pada kondisi kemantapan jalan itu sendiri.
Secara urutan kegiatan pemeliharaan dimulai dengan melaksanakan lelang dini sejak Bulan November serta dilaksanakan kontrak pada bulan Januari – Februari. Pada bulan April - Mei diharapkan kemantapan jalan yang seragam dapat dipenuhi dengan penerapan tingkat layanan jalan selama 90 Hari Kalender (HK) setelah dilaksanakannya tanda tangan kontrak. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam SSUK (Syarat-Syarat Umum Kontrak) dimana disebutkan bahwa “Melaksanakan pemenuhan tingkat layanan jalan dan jembatan sepanjang ruas jalan dalam kontrak berdasarkan Spesifikasi Umum Seksi 10.1.4 dan 10.2.4 tentang Indikator Kinerja yang disyaratkan.
Pemenuhan Tingkat layanan jalan dan jembatan harus diterapkan terhadap setiap hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditentukan selambat - lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga serah terima pertama pekerjaan (PHO)”.
Seiring berjalannya waktu, hal tersebut tidak sesuai dengan realita di lapangan dimana lubang yang belum dilaksanakan perbaikan dibiarkan terbuka dan belum dilaksanakan penutupan. Selain itu pengendalian tanaman juga belum dilaksanakan dan hal ini menunjukan belum terpenuhinya tingkat layanan jalan dan penerapan Indikator Kinerja
(IK) jalan belum maksimal diterapkan. Pasca dilakukannya penandatanganan kontrak terjadi review design adanya perbedaan dengan lapangan. Hal ini mengakibatkan dibutuhkannya waktu dan biaya yang harus dilakukan negosiasi ulang melalui justifikasi teknis. Selain itu lemahnya pengendalian pengawasan pekerjaan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa perlu segera dituntaskan agar tidak menjadi masalah berulang setiap tahunnya. Hal ini kerap ditambah dengan sikap yang tidak professional dari unit pengendali mutu yang berada dibawah kendali General Superintendet. Menindaklanjuti hal tersebut, maka dibutuhkan instrumen tambahan dalam hal pengendalian untuk pemenuhan tingkat layanan jalan dan indikator kinerja. Instrumen tersebut merupakan tools tambahan berupa aplikasi yang digunakan oleh para Satker (Satuan Kerja) serta PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk mendorong percepatan pemenuhan tingkat layanan jalan.
Indikator Kinerja (IK) tersebut merupakan tolak ukur dalam keberhasilan pelaksanaan pemenuhan tingkat layanan jalan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Peningkatan fungsi kontrol dan juga evaluasi pasca pekerjaan harus dilakukan guna memastikan para manajer ruas tersebut telah melaksanakan pengendalian pekerjaan yang akurat dan terukur.
2. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan pada pengembangan aplikasi Petik BM ini memiliki alur sebagai berikut
Gambar 1. Diagram Alur Metodologi
Metodologi dimulai dari studi literatur mengenai daftar-daftar teori yang digunakan sebagai pendukung dalam pengembangan aplikasi dimana teori tersebut diantaranya adalah seperti:
1. Indikator Kinerja Jalan 2. Kontrak Long Segment 3. Android
4. Flutter 5. Dart 6. Node JS
7. Software Development Life Cycle Waterfall
8. Pengujian BlackBox 9. System Usability Scale 10. Flowchart
11. Business Process Modelling Notation Untuk pengembangan teknis aplikasi, teori yang harus dipahami adalah teori android, Flutter, Dart, dan Node JS. Teori-teori tersebut berperan sangat penting karena aplikasi yang dibuat ada pada platform mobile dengan sistem operasi android dimana bagian front-end menggunakan bahasa pemrograman Dart dan library Flutter serta bagian back-end menggunakan bahasa pemrograman Node JS.
Setelah studi literatur, dilakukannya
analisis kebutuhan dimana pada tahapan ini mendefinisikan semua kebutuhan sistem secara lengkap dan menyeluruh. Kebutuhan sistem didefinisikan melalui pengumpulan data dengan melakukan observasi secara mendalam.
Kebutuhan yang telah dicatat dan didefinisikan oleh peneliti akan menghasilkan fungsi-fungsi yang akan berjalan pada sistem.
Setelah analisis kebutuhan, masuk ke dalam alur perancangan dimana ada tahap ini, peneliti akan merancang sistem berdasarkan hasil analisis kebutuhan pada tahap sebelumnya.
Semua kebutuhan fungsional akan dipecah menjadi satuan terkecil yang berbentuk objek dan kelas. Terdapat tiga perancangan yang akan dilakukan, yaitu perancangan desain antarmuka, perancangan data, dan perancangan arsitektur system.
Jika tahap perancangan sudah selesai, maka masuk ke tahap implementasi dimana pada tahap implementasi, rancangan sistem yang ditelah dibuat sebelumnya akan diimplementasikan dalam bentuk kode program pada platform android.
Implementasi sudah lalu dilanjutkan dengan analisis hasil pengujian dimana semua hasil dari pengujian yang telah dilakukan di evaluasi secara menyeluruh agar dapat melakukan pengukuran apakah semua fungsional sudah ada pada sistem dan dapat berjalan tanpa adanya bug.
Yang terakhir ada di dalam alur merupakan pengambilan kesimpulan dan saran dimana kesimpulan berasal dari hasil pengujian sistem dan analisis yang telah dibuat serta penarikan saran yang digunakan untuk penelitian atau pengembangan selanjutnya.
3. PERANCANGAN
Gambar 2. Business Process Modelling Notation Aplikasi Petik BM
Aplikasi Petik BM dibuat untuk mengakomodir kondisi jalan nasional dengan fitur pengaduan dan tindak lanjut dengan alur sebagai berikut:
1. Pada aplikasi ini terdapat 3 unsur yaitu user pembuat aduan terhadap kinerja/kondisi
jalan yang dapat dilakuakan oleh Tim Balai BPJN Lampung ataupun Satker PJN terkait dalam melaksanakan montoring kondisi jalan ataupun masyarakat umum, PPK Ruas jalan nasional sebagi unsur penanggung jawab ruas serta Tim Balai dan Satker PJN terkait sebagai verifikator.
2. User pengadu kondisi jalan selanjutnya melakukan pengaduan dengan mengisikan form pengaduan kondisi jalan.
3. Setelah user pengadu mengupload kondisi jalan maka secara realtime, PPK ruas terkait akan mendapatkan notifikasi terkait pengaduan.
4. PPK ruas terkait selanjutnya malakukan respon atau tindak lanjut dengan melakukan
“share” kepada kontraktor/penyedia jasa untuk dilakukan perbaikan.
5. Setelah penyedia jasa melakukan perbaikan, kemudian PPK mengisi form tindak lanjut.
6. Apabila PPK ruas terkait melakukan penyelesaian atau tindak lanjut terjadap pengaduan dalam rentang waktu sesuai dengan ketentuan dari indikator kinerja jalan maka PPK tersebut akan mendapatkan reward dan apabila PPK ruas terkait mengabaikan aduan atau tidak menindaklanjuti pengaduan sesuai dengan jangka waktu indikator kinerja jalan maka PPK tersebut akan mendapat punishment.
Reward dan punishment akan diberikan secara manual.
7. Pada aplikasi ini akan terekam jumlah pengaduan, jumlah pengaduan yang ditindak lanjuti, jumlah pengaduan yang sedang ditindak lanjuti dan jumlah pengaduan yang tidak dapat ditindaklanjuti sesuai dengan jangka waktu pada indikator kinerja jalan sehingga dapat menjadi tolak ukur terhadap kinerja PPK terkait.
4. IMPLEMENTASI
Berdasarkan dari Business Process Modelling Notation aplikasi Petik BM dan Indikator Kinerja Jalan, di hasilkan sebuah aplikasi berbasis mobile (android) dimana dapat digunakan oleh pihak yang bersangkutan.
Aplikasi dapat melakukan sesuai requirement dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Balai Lampung, yaitu melakukan pengaduan serta mengeluarkan
kode unik, pengecekan terkait pengaduan dari kode unik, pengaduan yang masuk ke account PPK, tindak lanjut atau tanggapan dari PPK serta informasi mengenai pengaduan yang di tanggapi sesuai dengan waktu Indikator Kinerja Jalan atau tidak.
Screenshot dari beberapa halaman pada aplikasi Petik BM dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Halaman Form Pengaduan
Gambar 4. Halaman Cek Pengaduan
Gambar 5. Halaman Home PPK
Gambar 6. Halaman List Pengaduan
Gambar 7. Halaman Tindak Lanjut
5. KESIMPULAN
Proses pembangunan aplikasi Petik BM ini mengikuti requirements dari pihak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat balai Lampung dimana membutuhkan tools untuk memperlancar pekerjaan yang mereka kerjakan. Aplikasi Petik BM ini sudah dibangun dengan diikuti fungsi-fungsi yang ada pada requirements tersebut. Aplikasi Petik BM ini sudah dapat digunakan oleh pihak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat balai Lampung.
6. DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Undang-Undang 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004.
Peraturan Pemerintah 28 Tahun 2006 tentang Jalan. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006.
Peraturan Presiden 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021.
Surat Edaran 09/Se/Db/2015 tentang Standar Dokumen Pengadaan Preservasi Jalan untuk Pemaketan Secara Long Segmen beserta Perubahannya. Surat Edaran 09/Se/Db/2015.
Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data dalam All in 1. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo