Kajian Industri Tembakau: Sebuah Dinamika dan Pengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
E V A V I O L E TA1, S H E N I A E N D I K A2
1 * I L M U E K O N O M I D A N S T U D I P E M B A N G U N A N . U N I V E R S I TA S J E M B E R , J E M B E R 6 8 1 2 1 , I N D O N E S I A , V I O L E TA _ E V A @ YA H O O . C O . I D
2 I L M U E K O N O M I D A N S T U D I P E M B A N G U N A N . U N I V E R S I TA S J E M B E R , J E M B E R 6 8 1 2 1 , I N D O N E S I A , S H E N I A E N D I K A @ G M A I L . C O M
Latar Belakang
Emas Hijau
1. Sumber penerimaan negara (pajak/cukai) 2. Sumber devisa
3. Penyedia lapangan kerja 4. Pendapatan petani
Latar Belakang
Perkembangan industri tembakau mengundang kontroversi terkait dengan kesehatan dan lingkungan
Implikasinya adalah terjadi penurunan produksi, konsumsi dan ekspor produk terutama di negara maju (Zainuddin, et al)
Perubahan dan pergeseran target pasar produk tembakau dapat menjadi ancaman dan peluang, dampaknya terhadap ekspor dan impor
Kontroversi lain muncul dari pungutan pajak/cukai hasil tembakau yang dirasa memberatkan petani
Metode Penelitian
1. Data
Data yang digunakan adalah data sekunder time series. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti BPS, FAO, serta berbagai literature.
2. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui dinamika produk hasil tembakau, kinerja dan pangsa pasar produk hasil tembakau di dunia.
Metode kedua adalah ARDL Bound Testing.
Metodologi Penelitian
Analisis Deskriptif
Naratif
• Konfigurasi Komoditas Tembakau
ARDL Bound Testing
• Estimasi hubungan jangka panjang dan jangka pendek
Metodologi Penelitian: ARDL Bound Testing
Estimasi model jangka panjang dalam model ARDL dijelaskan sebagai berikut (Nkoro dan Uko, 2016):
Y𝑡 = 𝛿0 + 𝑚𝑖=1𝛼1𝑖 𝑋𝑡−1+ 𝑚𝑖=0α2𝑖 X𝑡−1 + 𝑚𝑖=0𝛼3𝑖𝑋𝑡−1 + 𝑣𝑡 ………. 3.1
Untuk mengestimasi model jangka panjang dalam penelitian ini, maka persamaan 3.1 diturunkan menjadi sebagai berikut:
𝑃𝐷𝐵𝑡 = α0 + 𝑚𝑖=0𝛼1𝑖𝑇𝑃𝑡−1 + 𝑒𝑡 ……… 3.2
Estimasi model jangka pendek dalam ARDL dijelaskan dalam persamaan berikut (Frimpong dan Oteng- Abayie, 2006; Nkoro dan Uko, 2016):
𝛥𝑌𝑡 = 𝛽0 + 𝑚𝑖=1𝛽1𝑖 𝛥𝑌𝑡−1+ 𝑚𝑖=0𝛽2𝑖 ΔX𝑡−1 + 𝐸𝐶𝑇𝑡−1 + 𝜀𝑡. ………..… 3.3 yang akan diturunkan menjadi
𝛥𝑃𝐷𝐵𝑡 = 𝛽0 + 𝑚𝑖=0𝛽1𝑖 𝛥𝑇𝑃𝑡−1+ 𝐸𝐶𝑇𝑡−1 + 𝜀𝑡 ……… 3.4
Pembahasan: Dinamika Komoditas Tembakau
Gambar 1 menunjukkan 6 negara dengan tingkat produksi terbesar di dunia.
135.531 951.933
3.408.142
830.000
260.800
397.533
- 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Argentina Brazil China India Indonesia United State of America
Perkembangan Produksi Tembakau Dunia
Cina
Brazil India
USA Malawi Argentina Indonesia
Negara lainnya
China, Brazil, India dan Amerika Serikat masih menjadi produsen tembakau terbesar di dunia.
Indonesia menduduki posisi kelima
setelah negara Cina, Brazil India, dan USA.
Tingkat Produksi Indonesia mencapai 2,59
Perkembangan Ekspor Tembakau Dunia
Brazil 25%
Cina 9%
India USA 8%
7%
Malawi 6%
Turki 5%
Argentina 5%
Italia 3%
Negara lainnya
32%
NEGARA PENGEKSPOR UTAMA
TEMBAKAU DUNIA 2016
Brazil merupakan negara dengan tingkat ekspor mencapai 25%, disusul dengan cina India, USA, Malawi, Turki, Argentina, Italia.
Perkembangan Impor Tembakau Dunia
Impor tembakau Indonesia mencapai 2.92% pada tahun 2016
Negara Impor (%)
Rusia 10.84
USA 7.8
Jerman 7.42
Belanda 5.28
Cina 5.22
Perancis 4.29
Belgia 4.12
Polandia 3.01
Indonesia 2.92
Ukraina 2.56
Perkembangan Ekspor dan Impor Tembakau Indonesia
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000
Impor (Ton) Ekspor (Tonnes)
Impor dan Ekspor Tembakau di Indonesia mengalami fluktuasi yang signifikan.
Perkembangan Kinerja Tembakau di Indonesia
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000
1961 1964 1967 1970 1973 1976 1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009 2012 2015
Luas Area Panen (Ha) Produksi (Tonnes)
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, produksi tembakau dunia meningkat
dengan laju rata-rata sebesar 1,21 persen per tahun. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan luas panen dan
produktivitas tanaman tembakau dunia (FAO 2016). Kinerja Tembakau di Indonesia menunjukkan fluktuasi yang cukup
signifikan
Hasil Analisis ARDL Bound Testing: Uji Statistik Penting
Augmented Dickey-Fuller
test
Phillips-Perron test Kwiatkowski-Phillips-Schmidt- Shin tests
Variabel Tingkat t-statistic ADF Tingkat t-statistic PP Tingkat KPSS test statistic
TP Level 3.181746
(0.0008)
Level -1.267904
(0.8779)
Level 0.184306
1st difference -4.642446 (0.0008)
1st difference -6.248468 (0,0001)
1st difference 0.139124 2nd difference -10.55275
(0,0000)
2nd difference -26.43678 (0,0001)
2nd difference 0.197590
PDB Level 0.197590
(1.0000)
Level 1.672123
(1.0000)
Level 0.199407
1st difference -5.128166 (0,0013)
1st difference -5.123100 (0,0013)
1st difference 0.160662 2nd difference -9.682144
(0,0000)
2nd difference -31.32393 (0,0000)
2nd difference 0.402006
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas
Hasil Analisis Deskriptif Kuantitatif:
Uji Lag Optimum
-2.15 -2.10 -2.05 -2.00 -1.95 -1.90 -1.85 -1.80
ARDL(1, 6) ARDL(2, 6) ARDL(3, 6) ARDL(1, 4) ARDL(2, 4) ARDL(4, 6) ARDL(4, 5) ARDL(1, 5) ARDL(4, 4) ARDL(3, 5) ARDL(2, 5) ARDL(3, 4) ARDL(5, 6) ARDL(5, 5) ARDL(5, 4) ARDL(6, 6) ARDL(6, 4) ARDL(6, 5) ARDL(2, 3) ARDL(1, 3)
Akaike Information Criteria (top 20 models)
Gambar 4.4 memaparkan hasil uji lag optimum. Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa lag terbaik terjadi pada 1, 6.
Dengan demikian model terbaik adalah ARDL (1,6) di mana
variabel PDB berada pada lag 1, dan total produksi pada lag 6.
Oleh karena itu, estimasi akan dilakukan dengan
menggunakan model ARDL
(1,6).
F-statistik Lower Bound Upper Bound 6.696737
4,04 4,94 5,77 6,84
4.78 5.73 6.68***
7.84****
Tabel 4.4 Uji Kointegrasi Bound Test
Hasil Analisis ARDL Bound Testing: Uji Kointegrasi Bound Test
*)signifikan pada 10%, **)signifikan pada 5%, ***)signifikan pada 2,5%, ****)signifikan pada 1%
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai F-statistic lebih besar dari lower bound dan upper bound pada tingkat kepercayaan 1% dan 2,5%. Secara umum, Tabel 4.4 memberikan bukti bahwa terdapat
kointegrasi antarvariabel dalam model. Dengan demikian, terdapat keseimbangan jangka pendek menuju jangka panjang pada variabel-variabel dalam model.
Hasil Analisis ARDL Bound Testing: Estimasi jangka Panjang dan Pendek
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Model ARDL Jangka Panjang
Variabel Koefisien Std, Error t-Statistik Probabilitas
LOGTP 0.250543 0.210685 10.207382 0.0464*
C -37.227985 5.236355 -7.109523 0.0000
*)signifikan pada tingkat keyakinan 10%, 5%, dan 1%
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilitas
D(LOGTP) 0.824325 0.364932 2.258843 0.0365
D(LOGTP(-1)) 2.205082 0.426438 5.170933 0.0001
D(LOGTP(-2)) -2.753533 0.424248 -6.490393 0.0000
D(LOGTP(-3)) 0.965191 0.444125 2.173243 0.0434
D(LOGTP(-4)) 0.598145 0.435813 1.372480 0.1868
D(LOGTP(-5)) -0.704098 0.318019 -2.214012 0.0400
ECT(-1) -0.285655 0.078316 -3.647490 0.0018
ECT = PDB - (2.1505*LOGTP -37.2280 )
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Model ARDL Jangka Pendek
Hasil Analisis ARDL Bound Testing: Uji Stabilitas Model CUSUM dan CUSUMQ
-15 -10 -5 0 5 10 15
96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16
CUSUM 5% Significance
-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16
CUSUM of Squares 5% Significance
Pengujian stabilitas model dilihat berdasarkan garis CUSUM maupun CUSUMQ yang bergerak stabil dan tidak melewati garis batas signifikansi. Berdasarkan hasil uji stabilitas CUSUM dan CUSUMQ
menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah stabil.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan ARDL Bound testing diperoleh bukti bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pertumbuhan produksi tembakau dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil tersebut membuktikan bahwa peningkatan pada antara
pertumbuhan produksi tembakau dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.