• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DESAIN RANTAI PASOK SAWIT BERBASIS BLOCKCHAIN PADA PTPN IV KEBUN ADOLINA DESMAR SAPUTRA SITUMORANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DESAIN RANTAI PASOK SAWIT BERBASIS BLOCKCHAIN PADA PTPN IV KEBUN ADOLINA DESMAR SAPUTRA SITUMORANG"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESAIN RANTAI PASOK SAWIT BERBASIS BLOCKCHAIN PADA PTPN IV KEBUN ADOLINA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat – Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh

DESMAR SAPUTRA SITUMORANG 160403012

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 1

No. Dok : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

(2)
(3)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Dok. : FM-GKM-S1TI-FT-6- 06-11

Edisi : 0 Rev : 01

Tgl Efektif : 09 Juli 2018 Halaman : 1 dari 1

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS AKHIR

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS AKHIR No. : 807/ UN5.2.1.4.1.4/KRK/2021

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi hasil seminar DRAFT Tugas Akhir

- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Akhir terhadap mahasiswa :

Nama : Desmar Saputra Situmorang N I M : 160403012

Tempat dan tanggal lahir : Pardomuan, 14 Desember 1997

Judul Tugas Akhir : Analisis Desain Rantai Pasok Sawit Berbasis Blockchain pada PTPN IV Kebun Adolina

Menetapkan ketentuan – ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan Tugas Akhir Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Sidang Sarjana/ Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU

Medan, Juli 2021 Tim Pembanding

Pembanding I, Pembanding II,

Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc Rahmi M. Sari, ST, MM (T)

Tanggal, 28 Juni 2021 Tanggal, 01 Juli 2021

Pembimbing, Ketua

Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT, IPM 05

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul : Analisis Desain Rantai Pasok Sawit Berbasis Blockchain Pada PTPN IV Kebun Adolina

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 05 Juli 2021

Desmar Saputra Situmorang NIM. 160403012

(5)

ABSTRAK

Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Permasalahan yang terjadi adalah terjadinya monopoli harga Tandan Buah Segar pada petani sawit. Tujuan dari studi ini adalah membuat sistem Transparansi Harga untuk meminimalisir terjadinya monopoli harga Tandan Buah Segar pada petani sawit dengan menggunakan teknologi blockchain. Membuat desain sistem dengan use case diagram, activity diagram, class diagram dan flowchart Rancangan Algoritma Program. Bahasa program yang digunakan untuk membuat teknologi Blockchain adalah Bahasa JAVA. Aktor terdiri dari Petani Sawit, Pengumpul TBS, dan Admin Pabrik. Aktivitas yang terjadi adalah login, input data dan transaksi. Kesimpulannya adalah aktivitas rantai pasokan Tandan Buah segar lebih sistematis.. Sistem blockchain yang dirancang disesuaikan dengan keadaan, sehingga diharapkan mampu menjadikan sistem pembelian TBS dan administrasi menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasokan , Tandan Buah Segar, Teknologi Blockchain, Bahasa Program JAVA

(6)

ABSTRACT

Supply Chain Management is a series of activities that include Coordination, scheduling and control of procurement, production, inventory and delivery of products or services to customers which includes daily administration, operations, logistics and information processing from customers to suppliers. The problem that occurs is the occurrence of a monopoly on the price of Fresh Fruit Bunches to oil palm farmers. The purpose of this study is to create a Price Transparency system to minimize the occurrence of a monopoly on the price of Fresh Fruit Bunches to oil palm farmers by using blockchain technology. Create a system design with use case diagrams, activity diagrams, class diagrams and flowcharts of Program Algorithm Design. The programming language used to create Blockchain technology is JAVA.

Actors consist of Oil Palm Farmers, FFB Collectors, and Factory Admins.

Activities that occur are logins, data input and transactions. The conclusion is that the supply chain activities of fresh fruit bunches are more systematic. The blockchain system designed is adapted to the situation, so it is hoped that it will make the FFB purchasing and administration system better.

Keywords: Supply Chain Management, Fresh Fruit Bunches, Blockchain Technology, JAVA Program Language

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Tugas sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis melaksanakan penelitian Tugas Sarjana di PTPN IV Kebun Adolina Kab. Serdang Bedagai yang bergerak dalam bidang produksi Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO). Tugas Sarjana ini berjudul “Analisis Desain Rantai Pasok Sawit Berbasis Blockchain Pada PTPN IV Kebun Adolina”.

Besar harapan penulis penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JULI 2021 DESMAR S SITUMORANG

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: Kedua orang tua penulis, Mekar Situmornag dan Gabe Simanjutak yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan sarjana dan memberikan dukungan doa dan motivasi baik dari segi moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM sebagai Ketua Departemen dan Bapak Buchari, ST, M.Kes, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengizinkan pelaksanaan tugas sarjana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku koordinator tugas sarjana yang telah memberi saran dan masukan untuk laporan tugas sarjana.

3. Bapak Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingang, nasehat, saran dan kepedulian kepada penulis dalam pengerjaan tugas sarjana.

4. Pihak PTPN IV Kebun Adolina yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang mendukung penelitian tugas sarjana.

(9)

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dengan memberikan ilmu teknik industri selama perkuliahan.

6. Staf pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Bang Tumijo, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, Kak Lince, Kak Neneng, Kak Ester, Kak Ani, Bang Awaluddin, Kak Mia, dan Kak Elly atas bantuannya dalam hal penyelesaian administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

7. Kakak dan Adik kandung penulis, Anny Tania Kristina Situmuorang, Rian Partido Situmorang dan Gerry Pranly Situmorang yang telah memberikan banyak dukungan dan doa serta selalu menyemangati penulis dalam pengerjaan Tugas Sarjana ini.

8. Sahabat Keluarga Kristen Teknik Industri 2016 yang selalu memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis.

9. Teman Kerja Praktek PT. Darma Wungu Guna, Yohannes Tulus Martinez Sihotang yang turut memberikan semangat kepada penulis.

10. Rekan seperjuangan yang satu dosen pembimbing, Bezaleel Gabriel Saragih, Lufia Ulva Hutapea, Yolanda Putri dan Ghina Latifa yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana Ini.

(10)

11. Saudara Teknik Industri USU, Bezaleel Gabriel Saragih, Okta Fander Boy Sembiring, Sampang AP manik, Jansen Stanly dan Kak Elisa Dora Manurung.

12. Teman teman FIERLAS Kristen TI USU terutama Bezalel Gabriel Saragih, Okta Fander Boy Sembiring, Sampang AP manik dan Lufia Ulva Hutapea Yang selalu membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas sarjana.

13. Sahabat penulis El-Natan, Jhan Pranata Brahmana, Satria Perwira Bangun dan Jefry Andi Sinaga yang telah memberikan semangat dan mendukung serta mendoakan penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

14. Teman-teman seperjuangan penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya teman-teman angkatan 2016 (FIERLAS) yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian laporan tugas sarjana ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JULI 2021 DESMAR S SITUMORANG

(11)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-9 1.3. Tujuan Penelitian ... I-9 1.4. Manfaat Penelitian ... I-9 1.5. Batasan Masalah... I-10 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-11

(12)

xi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Daerah Pemasaran ... II-4 2.5. Struktur Organisasi... II-4 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4 2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja... II-12 2.5.4. Jumlah Kerja ... II-12 2.6. Proses Produksi ... II-13 2.6.1. Proses Produksi CPO ... II-13

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Sistem ... III-1 3.2. Rantai Pasok (Supply Chain) ... III-1 3.3. Supply Chain Management ... III-1 3.4. Use Case Diagram ... III-2 3.5. Activity Diagram ... III-2

(13)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6. Class diagram ... III-3 3.7. Blockchain... III-3 3.7.1. Karakteristik Blockchain) ... III-5 3.7.2. Jenis-jenis Blockchain) ... III-7 3.7.3. Penerapan Teknologi Blockchain ... III-8 3.7.4. Program, Bahasa Pemrograman,

Pemrograman ... III-10 3.8. Bahasa Pemrograman JAVA ... III-12 3.8.1. XAMPP ... III-14 3.8.2. Keyword Bahasa Pemrograman Java ... III-15 3.9. Netbeans ... III-16 3.10. Mengenal Program Netbeans ... III-18 3.10. Pengenalan Komponen Pallete ... III-22 3.11. Kajian Induktif ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

(14)

xiii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.5. Kerangka Berpikir ... IV-3 4.6. Tahapan Penelitian ... IV-4 4.7. Pengumpulan Data ... IV-5 4.8. Pengolahan Data... IV-5 4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-13 4.10. Kesimpulan dan Saran... IV-14

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Rantai Pasok Tandan Buah Segar Pabrik

Adolina ... V-2 5.2. Analisis Sistem Rantai Pasok Dengan Menggunakan

Flowchart ... V-3 5.3. Desain Blockchain ... V-6 5.3.1. Use Case Diagram Blockchain ... V-6 5.3.2. Deskripsi Use Case ... V-10 5.3.3. Activity diagram ... V-23 5.3.4. Class Diagram ... V-36 5.3.5. Rancangan Algoritma Program ... V-38 5.4. Perancangan Blockchain Rantai Pasok ... V-50

(15)

xiv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.4.1. Perangkat Komputer... V-50 5.5. Simulasi Teknologi Blockchain ... V-66 5.5.1. Petani Sawit ... V-66 5.5.1.1. Tahapan mengoperasikan sistem

Blockchain petani sawit: ... V-66 5.5.2. Supplier ... V-69 5.5.2.1. Tahapan mengoperasikan sistem

Blockchain Supplier: ... V-69 5.5.3. Admin Pabrik ... V-72 5.5.3.1. Tahapan mengoperasikan sistem

Blockchain Admin Pabrik ... V-73 5.6. Database Pembelian Tandan Buah Segar ... V-80

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN VI-1 6.1. Analisis Sistem Blockchain ... V-1 VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VI-1

7.1. Kesimpulan ... VI-1 7.2. Saran ... VI-2

(16)

xv DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Luas PTPN IV Kebun Adolina ... I-2 1.2. Data Hasil Panen TBS dari Lahan Pabrik ... I-2 1.3. Data Permintaan CPO ... I-3 1.4. Data Permintaan Tandan Buah Segar ... I-4 1.5. Standart Mutu Tandan Buah Segar ... I-5 1.6. Data Tandan Buah Segar Yang Dibeli 2020 ... I-6 1.7. Data Harga Tandan Buah Segar... I-7 2.1. Jumlah Karyawan Unit Usaha Adolina ... II-12 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor... II-12 2.3. Jam Kerja Karyawan Lantai Produksi dan Petugas

Keamanan ... II-13 3.1. Bagian Swing Controls ... III-23 3.2. Bagian Swing Menu ... III-23 3.3. Penelitian Tentang Blockchain ... III-24 5.1. Jumlah TBS Yang dibeli dari Pengumpul TBS tahun 2020 .. V-1 5.2. Identifikasi Aktor ... V-6 5.3. Identifikasi Use Case ... V-7 5.4. Deskripsi Use Case Login Petani Sawit ... V-10 5.5. Deskripsi Use Case informasi TBS Pabrik ... V-11 5.6. Deskripsi Use Case Input Data Petani Sawit ... V-12

(18)

xviii

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.7. Deskripsi Use Case Login Supplier ... V-13 5.8. Deskripsi Use Case Input Data Supplier ... V-14 5.9. Deskripsi Use Case Input Data TBS... V-15 5.10. Deskripsi Use Case Logout Supplier ... V-16 5.11. Deskripsi Use Case Login Admin ... V-17 5.12. Deskripsi Use Case Data Kendaraan ... V-18 5.13. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pembelian TBS ... V-19 5.14. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pembayaran ... V-20 5.15. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pembelian CPO

Refinery ... V-21 5.16. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pengiriman CPO ... V-22 5.17. Deskripsi Use Case Logout admin Pabrik ... V-23

(19)

xxii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Grafik Permintaan CPO ... I-4 1.2. Grafik Harga TBS ... I-8 2.1. Lokasi PKS Kebun Adolina ... I-3 2.2. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina ... II-5 3.1. Struktur Blockchain ... III-4 3.2. Diagram Hubungan masalah, algoritma dan solusi ... III-11 3.3. XAMPP ... III-15 3.4. Keyword Bahasa Pemrograman Java ... III-16 3.5. Start Program Netbeans ... III-18 3.6. Splash screen Netbeans ... III-18 3.7. Area NetBeans (Kosong) ... III-19 3.8. Area Projects ... III-19 3.9. Area Navigator ... III-19 3.10. Area Files ... III-20 3.11. Bagian Perancangan ... III-20 3.12. Bagian Pallete (tempat komponen / objek)... III-21 3.13. Bagian JFrame -Properties ... III-21 3.14. Bagian Output ... III-22 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Tahapan Penelitian ... IV-4

(20)

xxii

DAFTAR GAMBAR(LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.3. Diagram Alir Pengolahan Data ... IV-7 5.1. Aliran Kegiatan Supply Chain Tandan Buah Segar

(TBS) ... V-2 5.2. Flowchart Analisis Sistem Rantai Pasok ... V-4 5.3. Use Case Diagram ... V-9 5.4. Activity Diagram Petani Sawit ... V-24 5.5. Activity Diagram melihat Info TBS Pabrik ... V-25 5.6. Activity Diagram Mengelola Data Petani Sawit ... V-26 5.7. Activity Diagram Login Supplier... V-27 5.8. Activity Diagram Mengisi Data Supplier ... V-28 5.9. Activity Diagram Mengisi Data TBS ... V-29 5.10. Activity Diagram Login Admin Pabrik... V-30 5.11. Activity Diagram Menginput Data Kendaraan ... V-31 5.12. Activity Diagram Menginput Data Pembelian TBS ... V-32 5.13. Activity Diagram Menginput Data Pembayaran... V-33 5.14. Activity Diagram Menginput Data Pembelian CPO

Refinery ... V-34 5.15. Activity Diagram Menginput Data Pengiriman CPO ... V-35 5.16. Activity Diagram Logout ... V-36 5.17. Class Diagram ... V-37

(21)

xxii

DAFTAR GAMBAR(LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.18. Flowchart Login Petani sawit ... V-38 5.19. Flowchart melihat Info TBS Pabrik ... V-39 5.20. Flowchart Input Petani sawit ... V-40 5.21. Flowchart Login Supplier ... V-41 5.22. Flowchart Input Data Supplier ... V-42 5.23. Flowchart Input Data TBS ... V-43 5.24. Flowchart Login Admin Pabrik ... V-44 5.25. Flowchart Input Data Kendaraan ... V-45 5.26. Flowchart Input Data Pembelian TBS ... V-46 5.27. Flowchart Input Data Pembayaran ... V-47 5.28. Flowchart Input Data Pembelian CPO Refinery ... V-48 5.29. Flowchart Input Data Pengiriman CPO ... V-49 5.30. Spesifikasi Hardware ... V-50 5.31. Form Login Petani Sawit ... V-51 5.32. Form Home Petani Sawit ... V-52 5.33. Form Info TBS Pabrik ... V-53 5.34. Form Data Petani Sawit ... V-54 5.35. Form Login Supplier ... V-55 5.36. Form Home Supplier ... V-56 5.37. Form Data Supplier ... V-57

(22)

xxii

DAFTAR GAMBAR(LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.38. Form Data TBS ... V-58 5.39. Form Login Admin ... V-59 5.40. Form Home Admin ... V-60 5.41. Form Data Kendaraan ... V-61 5.42. Form Data Pembelian TBS ... V-62 5.43. Form Data Pembayaran ... V-63 5.44. Form Data Pembelian CPO dari Refinery ... V-64 5.45. Form Data Pengiriman CPO ... V-65 5.46. Tampilan Login Petani Sawit ... V-66 5.47. Tampilan Tampilan Login Petani Sawit Behasil ... V-67 5.47. Tampilan Tampilan Login Petani Sawit Behasil ... V-67 5.48. Tampilan Home Petani Sawit ... V-67 5.49. Tampilan Info TBS Pabrik ... V-67 5.50. Tampilan Data Petani Sawit ... V-68 5.51. Tampilan Data Berhasil Disimpan ... V-68 5.52. Tampilan Login Supplier ... V-69 5.53. Tampilan Login Supplier Behasil ... V-70 5.54. Tampilan Home Supplier ... V-70 5.55. Tampilan Data Supplier ... V-71 5.56. Tampilan Data Supplier Berhasil Disimpan ... V-71

(23)

xxii

DAFTAR GAMBAR(LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.57. Tampilan Data TBS ... V-72 5.58. Tampilan Data Berhasil Disimpan ... V-72 5.59. Tampilan Login Admin Pabrik ... V-73 5.60. Tampilan Login Admin Pabrik Behasil ... V-74 5.61. Tampilan Home Admin Pabrik ... V-74 5.62. Tampilan Data Admin Pabrik ... V-75 5.63. Tampilan Data Admin Pabrik Berhasil Disimpan ... V-75 5.64. Tampilan Data Kendaraan ... V-76 5.65. Tampilan Data Kendaraan Berhasil Disimpan ... V-76 5.66. Tampilan Data Pembayaran ... V-77 5.67. Tampilan Data Pembayaran Berhasil Disimpan ... V-77 5.68. Tampilan Data Pembelian CPO Refenery ... V-78 5.69. Tampilan Data Pembelian CPO Refenery Berhasil

Disimpan ... V-78 5.70. Tampilan Data Pengiriman CPO ... V-79 5.71. Tampilan Data Pembelian CPO Refenery Berhasil

Disimpan ... V-79 5.72. Database Pembelian Tandan Buah Segar ... V-80 6.1. Database Petani Sawit ... VI-3 6.2. Database Penfumpul TBS ... VI-4

(24)

xxii

DAFTAR GAMBAR(LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.3. Database TBS ... VI-5 6.4. Database Kendaraan ... VI-5 6.5. Database Pembelian TBS ... VI-7 6.6. Database Pembayaran ... VI-7 6.7. Database Pembelian CPO ... VI-8 6.6. Database Pengiriman CPO ... VI-9

(25)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan memiliki peran penting dan berpotensi besar dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia adalah kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Kelapa sawit memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial. Sebagai salah satu komoditas ekspor pertanian terbesar Indonesia, membuat kelapa sawit mempunyai peran penting sebagai sumber penghasil devisa maupun pajak yang besar. Dalam proses produksi maupun pengolahan industri, perkebunan kelapa sawit juga mampu menciptakan kesempatan dan lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat pedesaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) Kebun Adolina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mana Kebun Adolina berlokasi di Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kapasitas Produksi PTPN IV Kebun Adolina dapat memproduksi 30 ton per jam dan sekitar + 600 ton Tandan Buah Segar per hari. Dengan luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Berikut ini adalah Tabel 1.1. luas PTPN IV Kebun Adolina.

(26)

I-2

Tabel 1.1. Luas PTPN IV Kebun Adolina

AREAL LUAS (HA)

Tanaman Menghasilkan 2.450

Tanaman Belum Menghasilkan 3.110

Tanaman Ulang 1.765

Pembibitan 10

Kebun benih 455

Areal lain-lain 1.175,69

Total luas areal 8.965,69

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa total luas areal PTPN IV kebun Adolina adalah 8.965,69 Ha. Dari hasil pengamatan langsung dan wawancara di lapangan dengan karyawan pabrik adolina. Bahwa Sebagian besar lahan pabrik adolina sudah dilakukan peremajaan sawit karena umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun. Saat ini Umur tanaman yang menghasilkan >3 tahun. Namun, buahnya masih kecil dan beratnya masih kurang (10- 15 kg). Saat ini umur tanaman sawit dilahan adolina yang sudah dilakukan peremajaan adalah sekitar 3-8 tahun (muda) dan Tandan Buah Segar yang dihasilkan pertahunnya yaitu 8-20 Ton /ha/th.

Dari tabel diatas memberitahukan bahwa luas areal Tanaman Menghasilkan tandan buah segar adalah 2.450 Ha. Setiap 1 Ha lahan kebun sawit Adolina dapat menghasilkan 2.5-3 ton Tandan Buah Segar saat satu kali panen dalam 14 hari. Luas Lahan Tiap Afdeling Sekitaran 800-1.000 Ha. Maka hasil Produksi Jumlah Sawit dari lahan Pabrik setiap Afdeling sekitaran 180 ton, dan produksi Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan perhari dengan 8 jam kerja sekitaran 22,5 Ton.

Saat proses panen berlangsung tidak semua lahan Afdeling dapat dipanen.

Karena rotasi panen setiap afdeling berbeda-beda. Rotasi panen berkaitan dengan penyebaran kematangan buah dimana variasi penyebaran kematangan setiap bulan.

(27)

I-3

Rotasi panen di lahan pabrik diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik. Dari wawancara langsung dengan karyawan kantor pabrik adolina yang mengatakan bahwa tingkat permintaan Crude Palm Oil (CPO) oleh pihak refinery mengalami peningkatan. Untuk memenuhi tingkat permintaan maka pabrik Adolina harus bekerja lebih ekstra untuk memproduksi Crude Palm Oil (CPO). Tentunya hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan Tandan Buah Segar (TBS) oleh pabrik untuk proses produksi. Akan tetapi produktivitas tanaman yang menghasilkan tandan buah segar dari lahan pabrik tidak dapat memenuhi kebutuhan pabrik.

Dari penjelasan diatas, maka untuk memenuhi kebutuhan tandan buah segar untuk di produksi per harinya pihak PTPN IV Kebun Adolina memperoleh dengan membeli tandan buah segar dari kebun-kebun rakyat atau swasta yang berada disekitarnya. Pabrik Adolina membeli tandan buah segar dari daerah Perbaungan, Pantai Cermin, Pegajahan, Galang, Bangun Purba, Sinembah Tanjung Muda Hilir Dalam proses aktivitas pembelian TBS dari petani sawit disekitar PTPN IV Kebun Adolina maka untuk mempermudah Pembelian tandan buah segar pihak Pabrik Kebun Adolina bekerjasama dengan Pengumpul tandan buah segar yang berada di daerah pedesaan untuk menampung sementara Tandan Buah Segar sebelum dibawa ke pabrik. Saat melakukan pembelian Tandan Buah Segar dari petani sawit pihak pabrik sendiri telah menetapkan Standar mutu Tandan Buah Segar yaitu:

(28)

I-4

Tabel. 1.2. Standart Mutu Tandan Buah Segar

No Bahan Baku Syarat Mutu Uji yang

Dilakukan

1 Tandan Buah Segar (External)

1. Berat TBS >4 kg

2. TBS tidak busuk, mentah, kuning pucat

3. Janjangan Tidak Kosong 4. Brondolan Tidak Busuk 5. TBS Restan Kurang 2 Hari 6. TBS Tidak Disiram Air 7. TBS Tidak Dicampur 8. Tidak Abnormal / TBS

Cengkeh.

Pengamatan Visual

Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh Pengumpul tandan buah segar yaitu :

1. Memiliki alat untuk menghitung berat tandan buah segar 2. Memiliki pekerja untuk mengumpulkan tandan buah segar

3. Memiliki alat angkut untuk mengangkut tandan buah segar ke pabrik.

4. Melakukan penyotiran tandan buah segar dari petani sawit

Dari kelebihan tersebut pengumpul tandan buah segar dapat dengan bebas melakukan monopoli harga tandan buah segar kepada petani sawit. Walaupun pabrik adolina sendiri sudah melakukan pembelian tandan buah segar dari petani sawit. Pihak pabrik adolina Tetap saja mengalami permasalahan yaitu terbatasnya jumlah ketersediaan tandan buah segar di pabrik untuk diproduksi. Akibat Banyak Pengumpul (Agen sawit ) yang melakukan kecurangan harga pada Tandan Buah Segar. Perbedaan harga tandan buah segar yang tidak sesuai membuat petani sawit sangat dirugikan dan tidak lagi menjual tandan buah segar mereka ke PTPN IV Kebun Adolina. Hal tersebut mengakibatkan Pengolahan tandan buah segar

(29)

I-5

mengalami waiting time dan mundurnya jadwal pengiriman Crude Palm Oil (CPO) kepada Refinery.

Permasalahan terjadi akibat dari sistem aliran informasi yang buruk dan tidak sampai ke petani sawit. Dari peristiwa yang terjadi di atas membuat PTPN IV Kebun Adolina lebih memperhatikan aktivitas pengumpulan dan pembelian TBS dari petani sawit ke pabrik. PTPN IV Kebun Adolina ingin mempererat hubungan kerjasama dengan keterbukaan informasi yang dengan mudah diakses dan lebih cepat oleh kedua belah pihak secara efektif, jelas dan lebih aman tanpa ada pengaruh eksternal. Dengan Transparansi informasi dapat mempermudah pengawasan dalam pengumpulan dan pembelian TBS serta proses pembelian dan pengiriman Crude Palm Oil (CPO) kepihak Refinery. Maka diperlukan sistem informasi yang secara digital yang mudah diakses dan efektif dalam mengumpulkan dan mengelola data pada pabrik.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah tidak adanya transparasi harga Tandan Buah Segar di lapangan sehingga terjadi monopoli harga Tandan Buah Segar terhadap petani sawit yang dilakukan oleh pengumpul TBS saat melakukan pembelian Tandan Buah Segar. Sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang mudah diakses dan transparansi maka dirancanglah sistem teknologi Blockchain dalam rantai pasok pada perusahaan.

(30)

I-6

1.3. Tujuan Penelitian

Terdapat tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Meminimalisir terjadinya monopoli harga supplier Tandan Buah Segar terhadap petani sawit.

2. Mengefektifkan dan Transparansi dalam pengumpulan Tandan Buah Segar dari supplier ke Pabrik.

3. Memudahkan pabrik untuk penyimpanan data pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari Supplier.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan analisis dan logika berfikir yang sistematis, menambah pemahaman tentang cara melakukan penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah, dan untuk menambah ilmu pengetahuan di penggunaan Database digitalisasi , serta dapat mengaplikasikan ilmu perkuliahan yang terjadi dilapangan pekerjaan.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan PKS Kebun Adolina dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk memberikan informasi mengenai data harga jual beli tandan buah segar (TBS) yang Transparan untuk masyarakat.

(31)

I-7

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mendapatkan referensi penelitian mahasiswa untuk penelitian selanjutnya mengenai Manfaat blockchain pada PKS Kebun Adolina dan memperkuat hubungan antara departemen Teknik Industri dengan PKS Kebun Adolina.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas sarjana ini adalah sebagai berikut:

1. Object yang diteliti proses jumlah Pembelian TBS dari supplier 2. Penelitian dilakukan di kota Medan.

3. Proses produksi setiap bulan dalam satu Tahun.

4. Proses penelitian tidak memperhitungkan biaya.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, membahas uraian latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika laporan.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan PKS Kebun Adolina, membahas mengenai ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan kegiatan produksi.

Bab III Landasan Teori, membahas mengenai teori-teori pendukung yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang dijadikan penelitian. Teori-teori

(32)

I-8

yang digunakan meliputi teori buku, jurnal mengenai Database, Bahasa Program dan Blockchain.

Bab IV Metodologi Penelitian, membahas mengenai tahapan-tahapan penelitian dimulai dari lokasi dan tempat penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, rancangan penelitian. Langkah-langkah penelitian secara terperinci meliputi tahap perumusan masalah, merancang pengumpulan dan pengolahan data, merancang analisis pengolahan data dan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, membahas mengenai data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan untuk mengolah data dan pemecahan masalah. Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan membuat Desain Blockchain.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, membahas tentang analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah meliputi analisis dari hasil Desain Blockchain.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan perbaikan kualitas produksi yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

(33)

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV Serdang Maatschappy (SCM)”. Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun 1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:

1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa 2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero). Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP VIII.

Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP

(34)

II-2

VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero). Adolina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956 memiliki kapasitas 26 Ton Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan tingkat losis mencapai 1,50%. Dalam perkembanganya PKS Adolina terus melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini meliputi:

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Unit usaha Adolina memperoleh bahan baku TBS dari kebun-kebun PTPN IV unit Adolina sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat atau swasta yang berada disekitarnya. Selain memproduksi CPO unit usaha Adolina juga memproduksi PKO yang selanjutnya tidak dipasarkan melainkan akan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu.

(35)

II-3

2.3. Lokasi Perusahaan

PTP Nusantara IV (Persero) PKS Adolina berada di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya dipinggiran Jalan Raya Medan Pematang Siantar dengan jarak 38 Km dari Medan, yang dikelilingi oleh 21 desa yang berada di enam Kecamatan yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, dan Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang Bedagai) serta Galang, Bangun Purba dan STM Hilir (berada di Kabupaten Deli Serdang).

Gambar 2.1. Lokasi PKS Kebun Adolina

Sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) No : 04.13/Kpts/Org/93/VII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung tanggal 01 Januari melebur kebun Bagun Purba, Lau Rempak, B. Kuala dan merubah statusnya menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas hak guna kebun unit Adolina seluas 8.965,69 hektar.

(36)

II-4

2.4. Daerah Pemasaran

Produk minyak CPO yang dihasilkan PKS Adolina ini dipasarkan dengan system pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minyak sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO dari unit usaha Adolina ini adalah PPIS, PT. MUSIMAS, PT.PHPO, PT. SAN (Sarana Agro Nusantara), PT. Industri Nabati Lestari.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional berdasarkan fungsi. yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung.

Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Unit. Adapun Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(37)

II-1

Manajer Unit

Ka Dis Tan Rayon A

Ka Dis Tan Rayon B

Ka Dis

Tan Rayon C KDTP Ka Dis TU Ass. SDM dan

Umum

Ass. Afd 1

Ass. Afd 2

Ass. Afd 3

Ass. Afd 4

Ass. Afd 5

Ass. Afd 6

Ass. Afd 7

Ass. Afd 8

Ass. Afd 9

Ass. Teknik Pabrik

Ass.

Pengolahan 1

Ass.

Pengolahan 2

Staf Ass. SDM dan Umum

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina

(38)

II-1 2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah sebagai berikut :

1. Manajer Unit

Manajer Unit merupakan pimpinan tertinggi dikebun Adolina. Manajer Unit bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional pabrik serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja Unit. Manajer Unit juga bertanggung jawab kepada Direksi yang terletak di kantor pusat Medan.

Selain itu manajer unit memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan ke dalam dan diluar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya agar kegairahan kerja tetap terpelihara.

b. Melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan, penambahan dan hukuman bagi karyawan staf berdasarkan ketentuan yang telah berlaku demi tegaknya disiplin kerja.

c. Mengawasi dan menilai hasil kerja kepala Dinas secara terus menerus dengan membandingkan hasil nyata dan norma-norma kerja serta melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang melebihi batas teloransi yang dibenarkan.

d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada kepada direksi.

(39)

II-7

2. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengajukan anggaran belanja dengan program pelaksanaan yang sistematis dan mudah dimengerti bersama-sama dengan asisten tanaman/afdeling.

b. Mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan normanorma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan operasi.

c. Membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya.

d. Memelihara kerja di bidang tanaman sesuai dengan lingkungan kerja agar setiap orang merasa senang dan aman dalam menyelesaikan tugas.

e. Menyempurnakan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja tercapai secara optimal.

3. Asisten Tanaman/Afdeling

Asisten Tanaman/Afdeling bertugas membuat taksasi produksi tanaman yang disusun berdasarkan analisis data dan taksiran potensi tanaman agar diperoleh taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten Tanaman/Afdeling mempunyai fungsi sebagai berikut :

(40)

II-8

a. Mengajukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ketentuan penerimaannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan program.

b. Mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan/bahan secara teratur dan terpadu supaya hasil kerja diperoleh sesuai dengan yang ditentukan.

c. Menempatkan tenaga kerja sedapat mungkin sesuai dengan bakat, fisik dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.

d. Melaksanakan pemeiharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan.

e. Melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan menyelesaikan pengangkutan secepatnya pada hari itu juga sehingga kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas) di kebun dapat dihindari.

4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab pabrik dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi. Selain itu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan juga memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik

b. Membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan bahan mentah.

c. Melayani kebutuhan dan merencanakan kapasitas pabrik.

d. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengawasi kegiatan- kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.

(41)

II-9

e. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.

f. Melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorim kepada administratur.

5. Assisten Bengkel Umum/Pabrik

Assisten Bengkel Umum/Pabrik bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam memimpin bagian reparasi alat-alat pabrik. Selain itu, Assisten Bengkel Umum/Pabrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik agar tetap dalam kondisi yang baik.

b. Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan bagian reparasi.

6. Assisten Transportasi/Motor

Assisten Transportasi/Motor bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam memimpin bagian bengkel motor. Selain itu, Assisten Transportasi/Motor mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi alat pengangkutan kendaraan bermotor.

b. Mengkoordinasikan segala perbaikan kendaraan bermotor yang rusak.

(42)

II-10

7. Asisten PKS

Asisten PKS bertugas membantu Kepala Dinas Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu, Asisten PKS mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi seluruh kegiatan proses produksi di pabrik

b. Mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh direksi.

c. Memberikan data dan kegiatan proses produksi kepada Kepala Dinas Pengolahan.

8. Mandor Bagian Pengiriman

Mandor Bagian Pengiriman bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu mandor bagian pengiriman bertanggung jawab melaksanakan penjualan minyak sawit (CPO) dan inti pada pelanggan.

9. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas Tata Usaha adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi.

b. Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.

c. Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.

(43)

II-11

d. Mengawasi seluruh kegiatan administrasi perusahaan.

10. Asisten Tata Usaha

Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam menjalankan seluruh kegiatan administrasi diperusahaan.

11. Asisten SDM dan Umum

Asisten SDM dan Umum bertugas membantu Manajer Unit dalam meneliti penerimaan tenaga kerja. Tugas yang ditangani Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman kepada standard yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah setelah mendapatkan persetujuan Direksi.

c. Membina hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat disekitar lokasi perusahaan.

d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan.

e. Memberikan informasi kepada Manajer Unit dalam bidang produktivitas kerja.

12. Perwira Pengamanan

Perwira Pengamanan bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin bidang keamanan. Tugas yang ditangani Perwira Pengamanan adalah melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris perusahaan.

(44)

II-12

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja

Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Unit Usaha Adolina Uraian

Tenaga Kerja Kebun Adolina Pria

(Orang)

Wanita (Orang)

Jumlah (Orang)

Karyawan Pimpinan 8 0 8

Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630

Honorer 9 2 11

Jumlah 1.210 439 1.649

2.5.4. Jam Kerja

Pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi menurut jenis pekerjaannya yaitu untuk karyawan kantor, karyawan lantai produksi dan petugas keamanan. Karyawan kantor bekerja selama 5 hari dari hari senin sampai jumat dengan jam kerja 8 jam/hari dan hari sabtu selama setengah hari (12.00 WIB). Sedangkan karyawan lantai produksi dan petugas keamanan bekerja selama 7 hari dengan jam kerja 12 jam/hari. Karyawan kantor bekerja sebanyak 1 shift, sedangkan karyawan lantai produksi dan petugas keamanan dibagi atas 2 .Berikut ini ditampilkan jadwal jam kerja Tabel 2.2.

1. Karyawan kantor

Jam kerja karyawan lantai produksi dan petugas keamanan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor

Hari Waktu Keterangan

Senin – Kamis

Pukul 07.00 – 12.00 WIB Pukul 12.01 – 14.00 WIB Pukul 14.01 – 17.00 WIB

Bekerja Istirahat Bekerja

(45)

II-13

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor (Lanjutan) Jumat

Pukul 07.00 – 12.00 WIB Pukul 12.01 – 14.00 WIB Pukul 14.01 – 17.00 WIB

Bekerja Istirahat Bekerja Sabtu Pukul 07.00 – 12.00 WIB Bekerja

2. Karyawan lantai produksi dan petugas keamanan

Jam kerja karyawan lantai produksi dan petugas keamanan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Lantai Produksi dan Petugas Keamanan

Shift Waktu Keterangan

Shift I Pukul 07.00 – 18.00 WIB Bekerja Shift II Pukul 18.01 – 06.59 WIB Bekerja

2.6. Proses Produksi

Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana. Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina ada dua jenis proses pengolahan sawit yaitu proses pengolahan sawit CPO dan PKO.

2.6.1. Proses Produksi CPO

Bahan baku utama PPKS PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah buah kelapa sawit yang masih segar. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di PKS dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit CPO dari daging buah (mesocp) dan PKO dari biji (nut). Untuk mendapat kualitas minyak yang baik bermula dari lapangan, sedangkan proses pengolahan dipabrik hanya

(46)

II-14

dapat menekan sekecil mungkin perubahan/penurunan kualitas dan kehilangan (Lossis) selama proses. Pabrik tidak dapat memproduksi minyak lebih dari apa yang dikandung TBS. Mutu dan Rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh fraksi panen (derajat kematangan), kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan terhadap TBS. perlakuan TBS mulai dari panen, transport dan proses pengolahan dipabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.Adapun proses produksi CPO dan PKO adalah sebagai berikut :

1. Stasiun reception/penerimaan

Stasiun penerimaan memiliki 2 bagian yaitu:

a. Bagian penimbangan

Setiap truk yang mengangkut TBS kepabrik ditimbang terlebih dahulu dijembatan timbang (bridge weighing) untuk memperoleh berat sewaktu berisi (bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih antara bruto dengan tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto). Jembatan timbang menggunakan mekanikal hybrid dengan kapasitas 50 ton. Dilengkapi dengan sistem komputasi, jembatan timbangan ditera oleh Badan Meterologi 1 kali setahun. TBS (tandan buah segar) yang sudah ditimbang dimasukkan ke loading ramp. Sortasi TBS dilakukan dilantai atau peron loading ramp. Mutu dan rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi TBS sebagai alat untuk menilai mutu panen dilaksanakan terhadap setiap kebun yang mengolah buah di PKS dengan menentukan satu truk/lebih yang dianggap mewakili untuk setiap afdeling kebun pengirim/hari. Untuk pengiriman TBS dari pihak ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua truk. Sebelum dibongkar, diambil sekitar 40 brondolan untuk mengetahui apakah buah tersebut termasuk jenis dura atau

(47)

II-15

tenera. Untuk TBS dari pihak ke III, buah yang ditolak adalah buah mentah (fraksi 00 dan fraksi 0), buah dura (bila komposisinya >15%), dan buah yang beratnya <10 kg. sortasi buah dilaksanakan sesuai dengan kriteria panen yang terbagi atas beberapa fraksi.

b. Bagian sortasi

Pada bagian sortasi dapat dibagi atas 2 jenis sortasi yaitu sortasi internal dan sortasi external.

I. Sortasi internal (grading)

Pada sortasi internal, operator melakukan proses grading buah TBS yang masuk dari kebun sendiri. Adapun tujuan dilakukannya grading TBS yaitu :

1. Mendapatkan kualitas TBS yang terbaik

2. Membuat laporan tingkat kematangan TBS estate seperti persentase buah mentah, persentase buah mengkal, persentase masak, persentase terlalu masak, persentase janjang kosong, persentase abnormal

3. Menentukan persentasi brondolan

4. Mendapatkan berat janjang rata-rata TBS II. Sortasi external (penyortiran)

Pada bagian sortasi external, TBS diseleksi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Apabila terdapat TBS yang tidak sesuai dengan kriteria maka penyortir akan mengembalikan TBS tersebut kepada pemiliknya.

(48)

II-16

2. Stasiun loading ramp

TBS yang telah disortir (external) dan dicatat (internal) dimasukkan ke dalam gate yang terdapat di stasiun loading ramp. Terdapat total 24 gate untuk memasukkan TBS (12 gate dari TBS external dan 12 gate dari TBS internal).

Proses masuknya TBS ke dalam gate menggunakan sistem first in first out (FIFO), dimana buah TBS yang pertama kali masuk ke gate harus dimasukkan ke dalam lori. Fungsi lori ialah sebagai alat angkut TBS untuk diproses di stasiun sterilizer. Waktu pengisian buah TBS dari gate ke lori adalah 90 detik/lori.

3. Stasiun Rebusan

TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000 mm berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah ± 90 menit, masing-masing sterilizer berkapasitas 10 lory ( ± 25 ton TBS). Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem 3 puncak (triple peak). Triple peak adalah jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah

pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis. Waktu perebusan yang menjadi perhatian setelah puncak pertama dan kedua adalah pada saat puncak ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit. Holding time sangat dipengaruhi oleh kematangan buah, lamanya buah menginap dan tekanan steam. Semakin matang dan semakin buah lama menginap, semakin pendek waktu yang diperlukan di puncak ketiga.

(49)

II-17

4. Stasiun Thresher

Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara dibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.

5. Stasiun Press

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan dua tahap pengolahan yaitu :

a. Pengadukan (digesting) b. Pengempaan (pressing)

1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa fruit elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :

a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten) mudah dipisahkan.

b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.

c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press.

2. Screw Press Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan ke dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massa

(50)

II-18

adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Stasiun klarifikasi berguna untuk memisahkan minyak kasar hasil dari stasiun press dengan partikel lain (kotoran) agar menjadi minyak murni. Minyak hasil stasiun press disalurkan menuju sand trap tank untuk memisahkan pasir yang terikut pada minyak. Setelah itu, minyak masuk ke oil tank untuk ditampung Continuous Settling Tank (CST) yang berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran lain dengan cara pengendapan berdasarkan massa jenisnya dengan suhu 90-95OC. Proses pemisahan minyak dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

A. Massa jenis yang lebih kecil dari 1 (<1) berada pada lapisan atas yang berisi minyak. Minyak hasil CST disalurkan menuju oil tank kemudian dipakai vacuum dryer untuk mengurangi kadar air di dalam minyak. Setelah itu dipompakan ke storage tank sebagai tempat penyimpanan minyak sebelum didistribusikan menggunakan mobil tangki. Suhu pada storage tank berkisar antara 45-55OC agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjaga sampai pengiriman berlangsung.

B. Massa jenis yang bernilai 1 (=1) berada pada lapisan tengah yang berisi sedikit campuran sludge, air dan minyak. Tahap ini sludge yang ada masuk ke sludge tank yang kemudian masuk ke sand cyclone yang berfungsi untuk

(51)

II-19

menurunkan kandungan pasir yang masih ada pada sludge. Sludge yang tersaring masuk ke sludge separator dengan kondisi dosis minyak lebih kecil dari 1%.

C. Massa jenis yang lebih besar dari 1 (>1) akan berada pada lapisan bawah berupa non oily solid (NOS).

7. Stasiun Storage

Storage tank menjadi tempat penampungan sementara hasil CPO sebelum dikirim untuk dijual. Proses penyaluran CPO langsung dipompa kedalam Storage Tank. Proses Inspeksi yang dilakukan di storage tank ini diantaranya;

1. Pemeriksaan kondisi kran inlet (kondisi terbuka, saat pengisian & kondisi tertutup, saat tidak digunakan)

2. Pemeriksaan temperatur di Storage Tank berkisar di antara 45-50°C 3. Pemeriksaan FFA (Free-Fatty Acid)/hari

4. Pemeriksaan DOBI/ minggu

5. Pemeriksaan kondisi volume storage tank agar tidak terlalu penuh.

Pembersihan Storage Tank dan pemeriksaan kondisi Storage Tank harus dilakukan secara rutin supaya temperatur nya terjaga. Bila terjadi kebocoran pada pipa, dapat mengakibatkan kenaikan kadar air pada CPO dan terganggunya proses pengolahan pabrik olahan minyak kelapa sawit (refinery)

(52)

III-1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Sistem

Sistem sering didefenisikan dengan berbagai cara, tetapi salah satu defenisi yang paling banyak dikutip ialah sebagai berikut: sistem ialah seperangkat elemen yang saling bergantung atau berinteraksisatu dengan lain menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi tersebut menjelaskan Karakteristik sebuah sistem sebagai seperangkat elemen yang membentuk satu kesatuan (unity) mempunyai hubungan fungsional (functional relationship) dan kesatuan tujuan.

3.2. Rantai Pasok (Supply Chain)

Supply Chain adalah Jaringan dari sejumlah organisasi dalam berbagai proses kegiatan dengan keterkaitan mulai dari hulu hingga hilir (upstream and down stream linkages) untuk menghasilkan value dalam bentuk produk dan service untuk memenuhi kepentingan consumer.

3.3. Supply Chain Management

Manajemen Rantai Pasok (SCM) meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan aliran dan transportasi dari barang dan jasa mulai dari tahapan bahan baku melalui proses pengolahan hingga pembeli (pengguna akhir).

Manajemen Rantai Pasok dibentuk sebagai satu kesatuan dari sejumlah organisasi yang melakukan masing-masing kegiatan diatas yaitu material

(53)

III-2

suppliers, part/component supplier, sub assembly suppliers, producer distribution channel dan berakhir pada pelanggan (end users). Manajemen Rantai Pasok berfunsi untuk mengkoordinasikan ke tiga aliran informasi, material dan finasial antara semua unit terkait dalam rantai supply (supplier, manufaktur, distributor, retailer,end user).

3.4. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk mengidentifikasi perilaku dari suatu sistem yang akan dibuat (Hendini, 2016). Use case diagram menggambarkan siapa saja pengguna dalam sistem serta apa saja yang dapat dilakukan pengguna kepada sistem. Aktor yang terlibat dalam use case diagram memiliki dua karakteristik yaitu aktor di luar sistem yang sedang dikembangkan dan aktor yang berinteraksi dengan sistem yang dikembangkan.

3.5. Activity Diagram

Activity Diagram merupakan diagram yang menggambarkan sifat dinamis secara alamiah sebuah sistem dala bentuk model aliran dan kontrol aktivitas ke aktivitas. Perbedaan activity diagram dan use case diagram yaitu activity diagram menggambarkan bagaimana suatu proses berjalan, sedangkan use case diagram menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Pada activity diagram terdapat decision yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pada suatu kondisi tertentu (Dharwiyanti dan Wahono, 2003). Keuntungan dari penggunaan activity diagram yaitu memudahkan untuk memahami scenario

(54)

III-3

yang berjalan pada sistem (Nugroho, 2009). Activity diagram digunakan untuk memodelkan diagram alir kerja atau proses bisnis dan operasi-operasi secara internal. Pada diagram ini akan digambarkan proses-proses yang lebih detail dibandingkan pada use case diagram.

3.6. Class diagram

Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas, sedangkan operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.

3.7. Blockchain

Blockchain adalah sebuah teknologi pencatatan transaksi yang saling terhubung menggunakan kode-kode unik didalamnya yang bersifat kekal tidak dapat diubah. Cara kerja blockhain ketika transaksi baru atau suntingan ke transaksi yang sudah ada masuk ke dalam blockchain, umumnya sebagian besar node dalam implementasi blockchain harus menjalankan algoritma untuk mengevaluasi dan memverifikasi riwayat blok blockchain individu yang diusulkan. Jika mayoritas node mencapai konsensus tanda tangan valid, blok transaksi baru diterima ke dalam buku besar dan blok baru ditambahkan ke rantai transaksi. Jika mayoritas tidak menyetujui penambahan atau modifikasi entri buku besar, itu ditolak dan tidak ditambahkan ke rantai. Model konsensus terdistribusi ini adalah apa yang memungkinkan blockchain untuk berjalan sebagai buku besar

(55)

III-4

didistribusikan tanpa perlu untuk beberapa otoritas, pusat pemersatu mengatakan transaksi apa yang valid dan (mungkin lebih penting) mana yang tidak.

Setiap blok dalam blockchain akan terhubung dengan blok sebelumnya melalui hash. Dengan demikian, riwayat transaksi dalam blockchain tidak dapat diubah atau dihapus tanpa mengubah keseluruhan isi dari blockchain .

Hal tersebut membuat blockchain aman dari serangan peretas.

Perbedaan mendasar dengan database saat ini adalah penghilangan elemen pusat; akibatnya data didistribusikan dan didesentralisasi. Ini berarti bahwa tidak ada unit kontrol pusat yang dapat memeriksa keakuratan informasi.

Oleh karena itu, blockchain menggunakan mekanisme konsensus. Ini memungkinkan informasi yang dikirimkan untuk diintegrasikan ke dalam blockchain hanya setelah persetujuan (konsensus). Jika persyaratan yang relevan terpenuhi, transaksi yang dikonfirmasi dengan konsensus dapat dilacak dan diamankan dari manipulasi atau pemalsuan oleh pihak ketiga.

Gambar 3.1 Struktur Blockchain

(56)

III-5

3.7.1. Karakteristik Blockchain

Teknologi blockchain memiliki beberapa karakteristik yang menjadi keunggulan dari teknologi ini. Beberapa karakteristik tersebut antara lain :

a. Desentralisasi : tidak dibutuhkan pihak ketiga dalam sebuah transaksi.

Algoritma konsensus digunakan untuk menjaga konsistensi data dalam jaringan terdistribusi.

b. Basis Data Terdistribusi: setiap pihak pada blockchain memiliki akses ke seluruh database dan riwayatnya yang lengkap. Tidak ada satu pihak pun yang mengendalikan data atau informasi tersebut. Setiap pihak dapat memverifikasi catatan mitra transaksinya secara langsung, tanpa perantara.

c. Kegigihan : proses validasi transaksi berlangsung cepat dan transaksi yang tidak valid tidak akan diakui oleh miners. Pada blockchain, tidak mungkin menghapus transaksi yang telah terjadi.

d. Anonimitas : setiap pengguna dalam jaringan blockchain dapat berinteraksi satu sama lain menggunakan suatu alamat tertentu. Dalam hal ini, identitas sebenarnya dari setiap pengguna tidak ditampilkan pada interaksi tersebut.

e. Kemampuan Diaudit : setiap transaksi dalam suatu jaringan blockchain merujuk pada transaksi sebelumnya. Hal ini akan mempermudah dalam proses verifikasi dan pencarian transaksi.

Berikut ini, merupakan gambaran dan perbandingan karakteristik dari distributed ledger dengan sistem sentralisasi:

(57)

III-6

a. Verifikasi Publik memungkinkan siapa pun untuk memverifikasi kebenaran kondisi sistem. Dalam distributed ledger, setiap pergantian kondisi akan dikonfirmasi oleh verifier (mis. Penambang dalam Bitcoin), yang dapat berupa kumpulan peserta terbatas. Namun, setiap pengamat dapat memverifikasi bahwa keadaan distributed ledger diubah sesuai dengan protokol dan semua pengamat pada akhirnya akan memiliki pandangan yang sama tentang distributed ledger, setidaknya hingga panjang tertentu. Dalam sistem terpusat, pengamat yang berbeda mungkin memiliki pandangan yang sama sekali berbeda mengenai suatu kondisi.

Dengan demikian, mereka mungkin tidak dapat memverifikasi bahwa semua transisi kondisi dijalankan dengan benar. Sebagai gantinya, pengamat perlu mempercayai entitas pusat untuk memberi mereka kondisi yang benar.

b. Transparansi data dan proses pembaharuan kondisi adalah persyaratan untuk verifikasi publik. Namun, jumlah informasi yang transparan bagi pengamat dapat berbeda, dan tidak setiap peserta perlu memiliki akses ke setiap informasi.

c. Privasi adalah properti penting dari sistem apa pun. Ada ketidaksinambungan antara privasi dan transparansi. Privasi tentu lebih mudah dicapai dalam sistem terpusat karena transparansi dan verifikasi publik tidak diperlukan untuk berfungsinya sistem.

d. Integritas informasi menunjukkan bahwa informasi dilindungi dari modifikasi yang tidak sah. Integritas informasi sangat berkaitan dengan

Gambar

Gambar 2.2.  Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina
Gambar 4.2. Tahapan Penelitian
Gambar 5.3. Use Case Diagram
Tabel 5.5. Deskripsi Use Case informasi TBS Pabrik   Nama  Melihat Informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait