• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN EXHAUST GAS RECICULATING HOT DAN COLD PADA KARAKTERISTIK SPARK-IGNITION ENGINE MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR RON 92 DAN ETANOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN EXHAUST GAS RECICULATING HOT DAN COLD PADA KARAKTERISTIK SPARK-IGNITION ENGINE MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR RON 92 DAN ETANOL"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN EXHAUST GAS RECICULATING HOT DAN COLD PADA KARAKTERISTIK SPARK-IGNITION ENGINE

MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR RON 92 DAN ETANOL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Mesin

Diajukan Oleh :

PETRUS AJI DARMA KUSUMA NIM : 175214034

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

ii

THE EFFECT OF EXHAUST GAS RECICULATING HOT AND COLD ON SPARK-IGNITION ENGINE CHARACTERISTICS USING A RON 92

FUEL MIXTURE WITH ETHANOL

Presented As Partial Fulfillment Of The Requirement To Obtain The Bachelor Of Engineering Degree

In Mechanical Engineering

By :

PETRUS AJI DARMA KUSUMA NIM : 175214034

DEPARTEMENT OF MECHANICAL ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib untuk setiap mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Sudi Mungkasi, S.Si, M.Math.Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Budi Setyahandana, S.T, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan terhadap masa perkuliahan.

4. Stefan Mardikus, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing tugas akhir yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh staff pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Yosephus Wasana, dan Maria Titik Nurhayanti, Amd,Kep. beserta keluarga besar dengan kebaikan dan kerendahan hati memberikan

(8)

viii

semangat tanpa lelah kepada penulis, membimbing sejak kecil sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Maria Paskalia Putri Nugraheni yang sudah sabar untuk memberikan semangat selama masa perkuliahan, dan menjadi tempat untuk berkeluh kesah selama menyelesaikan penulisan penelitian ini, sehingga dapat menyelesaikan kuliah dan penulisan penelitian ini dengan baik.

8. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin 2019, Engine Tune Up 2017-2019, Panitia Insadha 2019 dan 2020, yang telah memberikan banyak pengalaman dalam berkepanitiaan dan berorganisasi, sehingga penulis mendapatkan bekal pengalaman untuk mengasah softskill di kemudian hari.

9. Teman-teman Motor Bakar sebagai sebuah tim yang solid , berkesan, dan membanggakan selama menyelesaikan Tugas Akhir.

10. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dan teman- teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas dinamika dan segala bantuan fisik, pikiran, semangat, selama penulis menjalankan dan menyelesaikan masa perkuliahan ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata yang penulis harapkan, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 22 Januari 2021

Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I COVER ... II LEMBAR PERSETUJUAN... III LEMBAR PENGESAHAN ... IV PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... V LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... VI KATA PENGANTAR ... VII DAFTAR ISI ... IX DAFTAR GAMBAR ... XI DAFTAR TABEL ... XIII NOMENKLATUR ... XIV ABSTRAK ... XV ABSTRACT ... XVI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Batasan Penelitian... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1. Tinjauan Pustaka... 4

2.2. Siklus Mesin Empat Langkah ... 4

2.3. Siklus Otto ... 6

(10)

x

2.4. Brake Torque dan Brake Power... 7

2.5. Brake Specific Fuel Consumption (BSFC) ... 7

2.6. Brake Thermal Efficiency (BTE) ... 8

2.7. Etanol ... 8

2.8. Exhaust Gas Reciculating (EGR) ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 11

3.1. Tahapan Penelitian ... 11

3.2. Parameter Penelitian ... 11

3.3. Rancangan Rangkaian Peralatan Penelitian ... 12

3.4. Alat Penelitian ... 13

3.5. Mesin Kendaraan Bermotor ... 13

3.6. Bahan Bakar ... 14

BAB IV ... 15

4.1. Brake Torque dan Brake Power ... 15

4.2. Brake Specific Fuel Consumption ... 20

4.3. Brake Thermal Efficiency ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

5.1. Kesimpulan ... 27

5.2. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram tekanan-perpindahan untuk mesin empat langkah ... 5

Gambar 2.2 (a) Diagram p-v, (b) Diagram T-s ... 6

Gambar 2.3 Exhaust Gas Reciculating (EGR) ... 9

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 11

Gambar 3.2 Skematik Engine ... 12

Gambar 4.1 (a) Brake Torque (b) Brake Power .Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake torque menggunakan bahan bakar pertamax tanpa campuran etanol. ... 16

Gambar 4.2 (a) Brake Torque (b) Brake Power .Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake torque menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 5% etanol . ... 17

Gambar 4.3 (a) Brake Torque (b) Brake Power .Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake torque menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 10% etanol. ... 18

Gambar 4.4 (a) Brake Torque (b) Brake Power .Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake torque menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 15% etanol ... 19

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax tanpa campuran etanol. ... 21

Gambar 4.6 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 5% etanol ... 21

Gambar 4.7 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 10% etanol ... 22

Gambar 4.8 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 15% etanol ... 22

(12)

xii

Gambar 4.9 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax tanpa campuran etanol. ... 24 Gambar 4.10 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 5% etanol ... 24 Gambar 4.11 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 10% etanol ... 25 Gambar 4.12 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran 15% etanol ... 25

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Kendaraan Bermotor ... 13 Tabel 3.2 Spesifikasi Bahan Bakar ... 14 Tabel 3.3 Spesifikasi Additive Fuel ... 14

(14)

xiv

NOMENKLATUR

Lambang Naman Satuan Halaman

b Jarak Lengan Torsi m 8

Sfc Konsumsi Bahan Bakar Spesifik kg/kW.jam 9

F Gaya N 8

th Effisiensi Thermal % 9

mf Laju Aliran Bahan Bakar kg/s 9

P Daya kW 8,9

T Torsi Nm 8

N Putaran Kerja rpm 8

LHV Harga Panas dari Bahan Bakar kJ/kg 9

ma Laju Massa Udara kg/s 11

megr Laju Aliran Massa EGR kg/s 11

(15)

xv ABSTRAK

Pada sistem pembakaran spark-ignition engine menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan berupa NOx. Penambahan additive fuel etanol pada pertamax menyebabkan proses oksidasi meningkat, dengan menggunakan Exhaust Gas Reciculating pada spark-ignition engine akan mengakibatkan gas buang memiliki konsentrasi kandungan gas NOx yang lebih rendah.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan EGR hot dan cold terhadap performa internal combustion engine menggunakan bahan bakar pertamax dengan penambahan additive fuel etanol. Penelitian dilakukan variasi pembebanan 25%, 50%, 75%, dan 100%, dengan menggunakan variasi pembukaan EGR valve hot dan cold 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, pada presentase terhadap 1 liter mixing fuel pertamax dengan etanol 0%, 5%, 10%, 15%, pengujian dilakukan pada putaran mesin 5000 rpm.

Hasil pengujian menunjukkan adanya peningkatan brake torque dan brake power tertinggi sebesar 30% pada EGR hot 100% dengan pertamax etanol 15%, penurunan brake specific fuel consumption terendah sebesar 22% pada EGR hot 100% dengan pertamax etanol 10%, dan peningkatan brake thermal efficiency tertinggi sebesar 23% pada EGR cold 25% dengan pertamax etanol 5%.

Kata kunci : exhaust gas reciculating, additive fuel, performa.

(16)

xvi ABSTRACT

The exhaust emissions of nitrogen oxides produced in spark ignition engines are harmful to the environment. The addition of ethanol fuel additive inside Pertamax causes the oxidation process to increase, using Exhaust Gas Reciculating on spark-ignition engines thereby reducing the NOx gas in exhaust gas emissions.

The purpose of this study was to determine the effect of using hot and cold EGR on internal combustion engines when using Pertamax fuel and ethanol additive fuel. The study carrying out with variations in the loading of 25%, 50%, 75%, and 100%, using variations of the EGR valve opening hot and cold 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%, at a percentage of 1 liter of mixing fuel Pertamax with ethanol 0%, 5%, 10%, 15%, the test carrying out at an engine speed of 5000 rpm.

The test results show that when 100% hot EGR containing 15% ethanol added on Pertamax, brake torque and brake power increase by up to 30%, In the case of Pertamax mixed with 10% ethanol, when the hot EGR at 100%, the lowest brake specific fuel consumption reduction is 22%, and the highest increase of brake thermal efficiency was 23% in EGR cold 25% with Pertamax mixed with 5% ethanol.

Keywords : exhaust gas reciculatin , additive fuel, performance.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya sektor ekonomi, tentunya industri otomotif juga berkembang. Data Badan Pusat Statistik mengatakan, total kendaraan di Indonesia mencapai 129.281.079, pada tahun 2016. Dengan jumlah terbanyak pada jenis sepeda motor. Tentunya hal ini menunjukkan masyarakat di Indonesia sangat konsumtif terhadap bahan bakar minyak. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2018, Dari kejadian tersebut, berakibat dengan peningkatan gas buang kendaraan juga bertambah. Emisi kendaraan bermotor mengandung CO (karbonmonoksida), NOx (nitrogen oksida), HC (hidrokarbon), dan PM (particulate matter) yang akan berdampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan apabila melebihi batas konsentrasi tertentu.

EGR (exhaust gas reciculating) merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar, dengan cara mensirkulasikan aliran gas buang sisa pembakaran kembali ke dalam mesin. Temperatur gas buang yang disirkulasikan kembali ke mesin dapat disesuaikan menggunakan EGR hot maupun cold. Penggunaan EGR dapat diterapkan pada kendaraan bermotor, dengan harapan memanfaatkan sisa gas buang pembakaran, sehingga performa pada mesin akan berpengaruh. Pada durasi pembakaran yang konstan, akan terjadi penurunan BSFC (brake specific fuel consumption) (G.H. Abd-Alla et al, 2001).

Pertamax merupakan bahan bakar dengan RON 92 (research octane number 92) yang dimiliki oleh PT. Pertamina. Sesuai dengan standar emisi untuk kendaraan bermotor, bahan bakar ini tergolong dalam Euro 3, karena nilai oktan diatas 91. Namun sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 menetapkan penggunaan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan bermotor. Sehingga pada penelitian ini, peneliti menambahkan additive fuel etanol guna meningkatkan performa mesin kendaraan bermotor.

(18)

2

Etanol telah dipakai sebagai bahan bakar alternative, atau campuran pada bahan bakar (additive fuel) yang digunakan pada mesin Spark-Ignition (SI), seperti metode penambahan additive fuel pada bahan bakar minyak dengan etanol (Zhuang, 2013). Etanol merupakan zat kimia yang tergolong dalam golongan alkohol, memiliki struktur kimia CH3CH2OH, memiliki sifat mudah menguap, bersifat polar, dan tidak berwarna (Abramson and Singh, 2009).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variasi pencampuran bahan bakar pertamax dan etanol dengan komposisi 5%, 10%, dan 15% Etanol pada setiap perbandingan 1 liter campuran bahan bakar dengan additive fuel. Dengan menggunakan additive fuel diharapkan kandungan dalam etanol dapat membantu proses oksidasi pada saat proses pembakaran terjadi, pada kejadian tersebut temperature mesin dan tekanan akan meningkat, sehingga performa mesin akan berpengaruh apabila menggunakan additive fuel.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang mengenai karakteristik spark-ignition engine, penggunaan bahan bakar RON 92 dengan menambahkan etanol dan pemanfaatan EGR, dapat dirumuskan penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan EGR pada karakteristik spark-ignition engine menggunakan campuran bahan bakar RON 92 dan etanol dengan harapan terjadinya peningkatan brake torque, brake power, brake thermal efficiency, dan terjadi penurunan brake specific fuel consumption.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh performa mesin bensin berkapasitas 150cc menggunakan bahan bakar RON 92 yang di campur dengan etanol dan memanfaatkan EGR, diantaranya:

1. Brake Torque dan Brake Power.

2. Brake Specific Fuel Consumption (BSFC).

(19)

3 3. Brake Thermal Efficiency (BTE).

1.4. Batasan Penelitian

Batasan – batasan yang ditentukan dalam melakukan penelitian pengaruh penggunaan EGR menggunakan campuran bahan bakar pertamax dengan etanol ini adalah :

1. Mesin yang digunakan untuk penelitian ini adalah Premium Engine Four Stroke berkapasitas 150cc, SOHC four valve dengan pendingin air pada mesin.

2. ECU (Engine Control Unit) menggunakan BRT Juken 5 Turbo.

3. Menggunakan bahan bakar utama Pertamax RON 92.

4. Menggunakan additive fuel etanol dengan komposisi terhadap 1 liter campuran bahan bakar dengan etanol 5%, 10%, dan 15%.

5. Pembebanan maksimal yang dilakukan saat pengujian adalah 50Kg.

6. Variasi pembukaan EGR hot dan cold 25%, 50%, 75%, dan 100%.

7. Temperature kerja mesin dikondisikan pada 70-80oC.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menjadi sumber informasi mengenai pengaruh campuran bahan bakar jenis pertamax dengan campuran etanol terhadap EGR hot maupun cold,

2. Menjadi sumber referensi mengenai variasi presentase campuran bahan bakar pertamax dengan etanol yang terbaik.

3. Memberikan wawasan baru atau pengetahuan mengenai pengaruh EGR hot dan cold menggunakan bahan bakar pertamax campur etanol.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian untuk ditindak lanjuti pada penelitian berikutnya.

(20)

4 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

(Nofendri, 2018) Pada studi eksperimental mengenai “Pengaruh Penambahan Aditif Etanol Pada Bensin RON 88 dan RON 92 Terhadap Prestasi Mesin” yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dengan menambahkan etanol sebagai additive fuel. Pada hasil Studi Eksperimental tersebut, menyatakan bahwa pertamax dengan campuran etanol sebanyak 5% mengalami peningkatan efisiensi mesin sebesar 10,9%, dan penambahan 10% kadar etanol pada 1 liter campuran bahan bakar, mengatakan dapat meningkatkan efisiensi sebesar 7%.

(Eko Hadisiswanto, 2012) Pada jurnal tentang “Analisa Pengaruh Bahan Bakar Etanol E-30 (Bensin 70% - Etanol30%), E-50 (Bensin 50% - Etanol 50%), E-100 (Etanol 100%) Terhadap Daya Dan Torsi Mesin 4 Langkah” melakukan penambahan additive fuel pada bahan bakar sebesar 30%, 50%, dan 100%. Pada hasil penelitian tersebut, ditunjukkan pada bahan bakar dengan 50% etanol menghasilkan torsi dan daya tertinggi.

2.2. Siklus Mesin Empat Langkah

Nicolaus Otto (1876), menemukan mesin pembakaran berjenis four stroke internal combustion engine, “Mesin Cahaya Otto” nama temuan Otto yang kemudian dibangun menjadi sepeda motor. Sesuai dengan namanya, mesin ini memiliki empat langkah yaitu, langkah hisap, kompresi, usaha atau ekspansi, dan langkah buang. Proses pembakaran pada mesin empat langkah dapat terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar (air fuel mixture) terhisap masuk kedalam ruang bakar kemudian dikompresikan oleh piston di dalam ruang bakar

(21)

5

yang kemudian dibakar dengan percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi.

Keempat langkah tersebut memiliki kerja masing masing, yaitu :

Gambar 2.1 Diagram tekanan-perpindahan untuk mesin empat langkah (Moran, 2014).

Gambar 2.1 memberikan tampilan diagram tekanan-perpindahan piston yang dilihat menggunakan osiloskop. Saat intake valve terbuka, dan piston bergerak dari TDC (Top Dead Center) menuju BDC (Bottom Dead Center) yang disebut dengan langkah hisap bekerja menghisap campuran udara dan bahan bakar. Saat kedua valve tertutup di langkah selanjutnya, piston bergerak dari BDC menuju TDC yang biasa disebut langkah kompresi, pada langkah ini terjadi peningkatan temperatur dan tekanan udara di dalam silinder ruang bakar, sehingga campuran udara dan bahan bakar yang terdapat didalam ruang bakar menjadi campuran gas yang bertekanan dan memiliki suhu yang tinggi. Langkah selanjutnya disebut langkah pembakaran, dimana spark plug memercikan bunga api guna membantu proses pembakaran yang terjadi pada saat mendekati akhir langkah kompresi. Setelah langkah kompresi, akan terjadi langkah usaha atau ekspansi (power stroke). Pada langkah ini kedua valve masih tertutup dan piston bergerak dari TDC menuju ke BDC akibat dorongan yang terjadi akibat

(22)

6

pembakaran yang terjadi. Setelah langkah usaha, exhaust valve akan terbuka pada langkah buang dan gas sisa hasil pembakaran akan dibuang menuju knalpot sebelum dibuang menuju lingkungan bebas (Moran, 2014).

2.3. Siklus Otto

Siklus Otto merupakan siklus thermodinamika yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Kendaraan bermotor jenis mobil dan sepeda motor berbahan bakar petrol fuel merupakan contoh dari penerapan siklus Otto.

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Diagram p-v, (b) Diagram T-s (Moran, 2014).

Gambar 2.2 diatas dapat diartikan menjadi kalor dan kerja. Siklus Otto adalah siklus ideal yang mengasumsikan penambahan panasyang terjadi secara instan ketika piston berada di TDC. Gambar 2.2 menunjukan 4 proses yang terjadi secara internal reversibel dalam satu siklus. Proses 1-2 adalah kompresi isentropik yang terjadi di dalam ruang bakar selama piston bergerak dari BDC menuju TDC.

Pada proses 2-3 terjadi pelepasan kalor didalam volume konstan ke udara saat piston berada pada TDC. Proses 3-4 menunjukan proses ekspansi isentropik.

Proses 4-1 terjadi pada volume konstan, merupakan akhir dari siklus Otto, dimana kalor dikeluarkan dari udara saat piston berada di BDC. Didalam diagram T-s (b), daerah 2-3-a-b-2 mewakilkan kalor yang ditambahkan setiap per satuan massa dan

(23)

7

pada daerah 1-4-a-b-1 menunjukkan kalor yang dibuang setiap per satuan massa (Moran, 1987).

2.4. Brake Torque dan Brake Power

Torsi yang dihasilkan pada suatu mesin dapat diukur menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Dynamometer bertindak seolah-olah layaknya sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output tersebut dinamakan brake power (Heywood, 1988).

b F

T  . (2.1)

Dimana dalam satuan SI : T = Torsi (Nm) F = Gaya (N)

b = Jarak lengan (m)

N T P    

60 2 

(2.2)

Dimana dalam satuan SI : P = Daya (W) T = Torsi (Nm)

N = Putaran kerja mesin (rpm)

2.5. Brake Specific Fuel Consumption (BSFC)

Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan dengan nilai ekonomis dari sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat menghitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan daya dalam selang waktu tertentu (Heywood, 1988).

(24)

8 P

Sfc mf

 (2.3)

Dimana dalam satuan SI :

Sfc = Specific fuel consumption (Kg/kW.jam)

mf = Laju Aliran Massa bahan bakar (Kg/s) P = Daya (kW)

2.6. Brake Thermal Efficiency (BTE)

Daya yang dihasilkan lebih kecil dari energi yang dibangkitkan oleh piston, karena sejumlah energi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis.

Dengan alasan ekonomis, perlu dicari kerja maksimal yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar (Heywood, 1988). Efisiensi thermal (ηth) dirumuskan dengan persamaan berikut :

%

100

 

LHV m

P

f

th

(2.4)

Dimana dalam satuan SI :

th = Efisiensi thermal (%)

mf = Laju Aliran Massa bahan bakar (Kg/s) LHV = Harga panas bahan bakar (kJ/Kg)

2.7. Etanol

Etanol merupakan zat kimia dengan rumus C2H5OH yang memiliki nilai kalor bawahnya sebesar 26.900 KJ/Kg merupakan cairan bio kimia yang didapatkan melalui proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat yang dibantu oleh mikroorganisme. Dalam perkembangannya, etanol merupakan etanol yang didapatkan dari fermentasi gula (glukosa) yang diteruskan dengan proses destilasi.

Proses destilasi ini dapat menghasilkan etanol hingga kadar 95%. Dengan pemurnian lanjutan hingga kadar mencapai 99% guna diperuntukan sebagai bahan bakar (biofuel) , biasa disebut FGE (Fuel Grade Ethanol). Molecular sieve,

(25)

9

merupakan proses pemurnian dengan prinsip dehidrasi untuk memisahkan lagi air dari senyawa etanol (Musanif, 2012).

Bahan baku pembuatan etanol yang banyak terdapat di Indonesia yaitu singkong, jagung, ubi jalar, dan tebu. Bahan bahan tersebut merupakan biomassa yang kaya akan karbohidrat yang berasial dari tanaman penghasil karbohidrat atau pati. Ciri ciri etanol sendiri memiliki warna yang bening, dapat terurai dan memiliki emisi karbon dioksida yang rendah. Bio etanol adalah salah satu bio energi yang digunakan sebagai subtitusi bahan bakar dan bersifat ramah lingkungan (Yuana Susmiati, 2018).

2.8. Exhaust Gas Reciculating (EGR)

EGR merupakan teknologi yang dimana metode ini bertujuan untuk mengurangi kadar NOx yang terkandung pada sisa gas buang pembakaran. Cara kerja dari EGR yaitu mensirkulasikan ulang gas buang untuk kembali lagi ke dalam ruang bakar melalui intake manifold melalui cooler maupun tidak melalui cooler seperti pada Gambar 2.3 .

Gambar 2.3 Exhaust Gas Reciculating (EGR) (R.N. Brady, 2013)

(26)

10

Penggunaan EGR dibatasi 5-20% saja dari gas buang gasoline engine.

Prinsip kerja daripada EGR adalah dengan mensirkulasikan aliran gas buang untuk kembali lagi masuk kedalam ruang bakar melalui intake manifold.

Temperatur gas buang yang dimasukkan kembali ke dalam ruang bakar dapat disesuaikan dengan menggunakan komponen tambahan cooler untuk penyesuaian suhu pada cold EGR dan tanpa menggunakan cooler untuk hot EGR, dapat dikombinasikan keduanya pada sebelum masuk intake manifold, penggunaan EGR dapat diaplikasikan pada diesel engine maupun gasoline engine.(Kurnia et al, 2014)

Jumlah EGR yang masuk dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Heywood, 1988):

a m egr m

egr EGR m

 

% (2.5)

Dimana :

megr = laju aliran massa EGR (Kg/s).

m = laju massa udara (Kg/s). a

(27)

11 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian

Dalam Penelitian ini, Gambar 3.1 menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian dalam diagram alur penelitian seperti berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.2. Parameter Penelitian

Pada penelitian ini, variabel bebas dan variabel terkait yang dimiliki peneliti antara lain :

Variabel bebas :

1. Pembebanan dalam persen (%) 0, 25, 50,75,100.

(28)

12

2. Putaran mesin dalam Rotation Per Minute [rpm] 5000.

3. EGR dalam derajat celcius [oC] 45-55 untuk cold, dan 65-75 untuk hot.

4. Campuran bahan bakar dan etanol dalam 1 liter pencampuran.

a. Pertamax 95% atau 950ml dan etanol 5% atau 50ml b. Pertamax 90% atau 900ml dan etanol 10% atau 10ml c. Pertamax 85% atau 850ml dan etanol 15% atau 150ml Variabel terikat :

1. Brake Torque (T) 2. Brake Power (P)

3. Brake Specific Fuel Consumption (BSFC) 4. Brake Thermal Efficiency (BTE)

3.3. Rancangan Rangkaian Peralatan Penelitian

Gambar 3.2 menjelaskan mengenai susunan mesin yang digunakan pada penelitian ini, seperti berikut ini :

Gambar 3.2 Skematik Engine

Anemometer

(29)

13 3.4. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Mesin Berkapasitas 150cc

2. Dynamometer dengan pembebanan maksimal 50 Kg

3. Alat ukur temperatur (thermocouple) pada Engine, Exhaust, dan EGR.

4. Alat ukur laju aliran udara anemometer pada Intake 5. Gelas ukur pada saluran masuk bahan bakar

3.5. Mesin Kendaraan Bermotor

Pada penelitian ini mesin kendaraan bermotor yang digunakan adalah tipe engine four stroke 1 silinder dengan spesifikasi pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Kendaraan Bermotor (Yamaha, 2015)

Model of Engine Type 1 Cylinder, 4 Cycle, SOHC, Fuel Injection

Cylinder Bore 57 mm

Cylinder Stroke 58.7 mm

Compression Ratio 10.4 : 1

Cylinder Volume 149.7 cc

Maximum Power 12 kW at 8500 rpm

Minimum Power 14.3 Nm at 7500 rpm

(30)

14 3.6. Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pertamax

Tabel 3.2 Spesifikasi Bahan Bakar (Pertamina, 2020)

Jenis Gasoline

Nilai kalor 44791 KJ/Kg

Berat Jenis 729 Kg/m3

Nilai RON 92

2. Etanol

Tabel 3.3 Spesifikasi Additive Fuel (Wahyu , 2019)

Jenis Etanol

Nilai kalor 26.900 kj/kg

Berat Jenis 790 kg/m3

Nilai RON 108

Autoignition Temperature 423oC Entalpi penguapan 840 kj/kg

(31)

15 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Brake Torque dan Brake Power

Pengaruh brake torque dan brake power terhadap variasi pencampuran bahan bakar pertamax yang dicampurkan dengan etanol dan menggunakan variasi EGR hot dan cold ditunjukan pada Gambar 4.1 - 4.4 . Hasil penelitian ini menunjukan nilai brake torque dan brake power meningkat seiring dengan penambahan pembebanan engine terhadap semua presentase EGR hot dan cold.

Jika kita melihat persamaan 2.1 dan 2.2 apabila gaya (N) yang dihasilkan semakin besar maka nilai brake torque dan brake power yang dihasilkan juga meningkat (Heywood,1988). Pada Gambar 4.4, terlihat grafik EGR hot 100% variasi pembebanan 25% pada presentase mixing fuel pertamax dengan 15% etanol terjadi peningkatan nilai brake torque dan brake power yang signifikan sebesar 30%. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan additive fuel etanol pada bahan bakar pertamax yang diaplikasikan pada engine dengan menggunakanan EGR berpengaruh pada temperatur air fuel ratio yang masuk ke dalam ruang bakar akan lebih tinggi sehingga dapat mengakibatkan air-fuel mixture lebih mudah terbakar (Zhen et al, 2020).

Tetapi hal ini tidak terjadi pada Gambar 4.1, terlihat pada presentase bahan bakar pertamax tanpa campuran etanol dengan variasi pembukaan EGR hot 25%

pada pembebanan 25% yang mengalami penurunan nilai brake power dan brake torque yang signifikan. Hal ini disebabkan karena penggunaan EGR akan meningkatkan waktu tunda pengapian sehingga juga dapat menurunkan tenaga engine (Zhen et al, 2020).

(32)

16 (a)

(b)

Gambar 4.1.Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai (a) Brake Torque, dan (b) Brake Power menggunakan bahan bakar pertamax

tanpa campuran etanol.

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Torque (Nm)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Power (kW)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(33)

17 (a)

(b)

Gambar 4.2 .Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai (a) Brake Torque, dan (b) Brake Power menggunakan bahan bakar pertamax

dengan campuran 5% etanol.

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Torque (Nm)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Power (kW)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(34)

18 (a)

(b)

Gambar 4.3 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai (a) Brake Torque, dan (b) Brake Power menggunakan bahan bakar pertamax

dengan campuran 10% etanol.

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Torque (Nm)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Power (kW)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(35)

19 (a)

(b)

Gambar 4.4 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai (a) Brake Torque, dan (b) Brake Power menggunakan bahan bakar pertamax

dengan campuran 15% etanol.

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Torque (Nm)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0

0% 25% 50% 75% 100%

Brake Power (kW)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(36)

20 4.2. Brake Specific Fuel Consumption

Pengaruh brake specific fuel consumption (BSFC) terhadap variasi pencampuran bahan bakar pertamax dengan etanol dan menggunakan variasi pembukaan EGR valve hot dan cold ditunjukkan pada Gambar 4.5 - 4.8. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan nilai brake specific fuel consumption terhadap variasi pembebanan. Hal ini sesuai dengan persamaan 2.3 penurunan BSFC terjadi akibat brake power yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar semakin besar (Heywood, 1988).

Penurunan nilai BSFC sebesar 22% ditunjukan pada Gambar 4.7 pada pembukaan EGR hot 100% dengan pembebanan 25% menggunakan presentase mixing fuel pertamax dengan etanol 10%. Hal ini terjadi karena peningkatan nilai brake power akibat penambahan additive fuel etanol pada bahan bakar pertamax menyebabkan proses oksidasi meningkat, dan dengan penggunaan EGR yang berpengaruh pada tekanan masuk yang lebih tinggi sehingga campuran udara bahan bakar menjadi mudah terbakar sehingga dapat meningkatkan temperatur dalam ruang bakar (Zhen et al, 2020). Tetapi pada Gambar 4.6 pada presentase mixing fuel pertamax dengan etanol 5% menunjukkan peningkatan nilai BSFC yang signifikan pada variasi pembebanan 25% dengan pembukaan EGR cold 75%. Hal ini disebabkan karena EGR menyebabkan sebagian dari udara masuk digantikan oleh gas inert, dengan demikian tenaga mesin berkurang. Untuk menghasilkan tenaga mesin yang sama, mesin harus mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar (Zhen et al, 2020).

(37)

21

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax tanpa

campuran etanol.

Gambar 4.6 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan

campuran 5% etanol.

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60

0% 25% 50% 75% 100%

BSFC (kg/kW.jam)

Load

EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60

0% 25% 50% 75% 100%

BSFC (kg/kW.jam)

Load

EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(38)

22

Gambar 4.7 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan

campuran 10% etanol.

Gambar 4.8 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake specific fuel consumption menggunakan bahan bakar pertamax dengan

campuran 15% etanol.

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45

0% 25% 50% 75% 100%

BSFC (kg/kW.jam)

Load

EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45

0% 25% 50% 75% 100%

BSFC (kg/kW.jam)

Load

EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(39)

23 4.3. Brake Thermal Efficiency

Pengaruh brake thermal efficiency (BTE) terhadap variasi pencampuran bahan bakar pertamax dengan etanol dan menggunakan variasi pembukaan EGR valve hot dan cold ditunjukkan pada Gambar 4.9 - 4.12. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai brake thermal efficiency meningkat seiring dengan penambahan pembebanan engine terhadap semua presentase EGR hot dan cold.

Hal ini sesuai dengan persamaan 2.4 jika nilai dari kalor bahan bakar semakin tinggi untuk menghasilkan brake power menyebabkan nilai brake thermal efficiency meningkat (Heywood, 1988). Pada Gambar 4.10 dengan presentase mixing fuel pertamax dan etanol 5% pada variasi EGR cold 25% dengan pembebanan 25% mengalami kenaikan nilai brake thermal efficiency yang signifikan sebesar 23% dibandingkan dengan variasi yang lain. Hal ini disebabkan karena penambahan additive fuel etanol dapat mempercepat nyala pengapian sehingga panas mesin akan meningkat saat adanya pencampuran bahan bakar pertamax dengan etanol dibandingkan dengan pertamax murni, sehingga dapat meningkatkan nilai brake thermal efficiency (MK Mohammed et al, 2021).

Tetapi pada penelitian ini ditemukan penurunan brake thermal efficiency yang signifikan ditunjukan pada variasi EGR cold 75% dengan variasi pembebanan 25% pada presentase mixing fuel pertamax dengan etanol 5%. Hal ini terjadi karena EGR valve pada siklus ini tidak menggunakan kompresor EGR untuk mendorong sisa gas buang yang akan di sirkulasikan ulang ke intake manifold yang menyebabkan semakin banyaknya gas buang yang tidak dapat disirkulasikan ulang ke dalam silinder, sehingga menyebabkan penurunan nilai brake thermal efficiency karena air fuel ratio turun akibat kejadian tersebut sehingga durasi pembakaran menjadi rendah untuk menghasilkan kalor, menyebabkan piston bergerak kurang efisien. (J You et al, 2020)

(40)

24

Gambar 4.9 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax tanpa campuran

etanol.

Gambar 4.10 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran

5% etanol.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0% 25% 50% 75% 100%

BTE (ŋth (%)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 25% 50% 75% 100%

BTE (ŋth (%)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(41)

25

Gambar 4.11 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran

10% etanol.

Gambar 4.12 Grafik Pengaruh pembebanan dan EGR hot dan cold terhadap nilai brake thermal efficiency menggunakan bahan bakar pertamax dengan campuran

15% etanol.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 25% 50% 75% 100%

BTE (ŋth (%)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 25% 50% 75% 100%

BTE (ŋth (%)

Load EGR 0%

EGR HOT 25%

EGR HOT 50%

EGR HOT 75%

EGR HOT 100%

EGR COLD 25%

EGR COLD 50%

EGR COLD 75%

EGR COLD 100%

(42)

27 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis sebagai berikut :

1. Terjadi peningkatan brake torque yang signifikan sebesar 30% akibat pencampuran bahan bakar pertamax dengan etanol 15% pada variasi EGR hot 100% dengan presentase pembebanan 25%.

2. Terjadi peningkatan brake power yang signifikan sebesar 30% akibat pencampuran bahan bakar pertamax dengan etanol 15% pada variasi EGR hot 100% dengan presentase pembebanan 25%.

3. Terjadi penurunan brake specific fuel consumption yang signifikan sebesar 22% pada pembukaan EGR hot 100% dengan presentase pembebanan 25% menggunakan mixing fuel pertamax dengan etanol 10%.

4. Terjadi peningkatan brake thermal efficiency yang signifikan sebesar 23% pada presentase mixing fuel pertamax dengan etanol 5% pada variasi EGR cold 25% dengan pembebanan 25%.

5.2. Saran

Dari penelitian yang sudah dilakukan, penulis menyarankan untuk memperbaiki beberapa hal yaitu :

1. Penelitian dapat dikembangkan lagi dengan memodifikasi throttle body standard menjadi dual injector dengan memanfaatkan fitur yang ada didalam ECU saat ini yang kemudian dapat dibandingkan dengan penelitian ini.

2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variasi additive fuel jenis lain untuk bahan bakar.

(43)

28

DAFTAR PUSTAKA

Abd-Alla, G.H. Soliman, H.A. Badr, O.A. Abd-Rabbo, M. F. (2000). The effects of diluent admissions and intake air temperature in exhaust gas recirculation on the emissions of an indirect injection dual fuel engine, 43(42), 1033-1045.

Brady, R.N . (2013). Internal Combustion (Gasoline and Diesel) Engines, Reference Module in Earth Systems and Environmental Sciences, Elsevier.

Hadisiswanto, Eko. Wibowo, Agus. Farid, A. (2012). Analisa pengaruh bahanbakar bioethanol e-30 (bensin 70% - ethanol30%), e-50 (bensin 50% - ethanol 50%), e-100 (ethanol 100%) terhadap daya dan torsi mesin 4 langkah. 2(1). 17-26.

Heywood, J. B. (1988). Internal combustion engine fundamentals. New York:

McGraw-Hill.

Mohammed, Motardha K. Et al. (2021). Effect of ethanol-gasoline blends on SI engine performance and emissions. 25. 100891.

Moran, M. J., Shapiro, H. N., Boettner, D. D., & Bailey, M. B.

(2014). Fundamentals of engineering thermodynamics. John Wiley &

Sons.

Musanif, (2012). Bio-etanol. Jakarta : Indonesia Institute of Sciences.

Novendri, Yos. (2018). Pengaruh penambahan aditif etanol pada bensin ron 88 dan ron 92 terhadap prestasi mesin. 1. 33-39.

Susmiati, Yuana. (2018). Prospek produksi bioetanol dari limbah pertanian dan sampah organik. 7(2). 67-80.

Wahyu, Muh Andrean. Et al. (2019). Pengaruh prosentase penambahan ethanol pada bahan bakar pertalite terhadap daya dan torsi pada mesin motor matic 125 cc. 3(2). 15-28.

(44)

29

Zhao, Zhenfeng. Et al. (2020). The effect of cooled EGR on combustion and load extension in a kerosene spark-ignition engine. 280. 118681.

Zhen, Xudong. Et al. (2020). Effects of the initial flame kernel radius and EGR rate on the performance, combustion and emission of high-compression spark-ignition methanol engine. 262. 116633.

Zhuang, Yuan. Hong, Guang. (2013). Primary investigation to leveraging effect of using ethanol fuel on reducing gasoline fuel consumption. 105. 425-431.

Gambar

Gambar  4.9  Grafik  Pengaruh  pembebanan  dan  EGR  hot  dan  cold  terhadap  nilai  brake  thermal  efficiency  menggunakan  bahan  bakar  pertamax  tanpa  campuran etanol
Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Kendaraan Bermotor ...............................................
Gambar 2.1 Diagram tekanan-perpindahan untuk mesin empat langkah  (Moran, 2014).
Gambar 2.3 Exhaust Gas Reciculating (EGR)  (R.N. Brady, 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Risiko yang sudah melekat dan pasti akan terjadi pada perusahaan asuransi adalah risiko klaim. Klaim merupakan dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Jika

Hasil penelitian siklus I pertemuan III diperoleh persentase sebagai berikut pada aspek: 1) kemampuan anak membaca gambar yang didapatnya lalu ditempelkan

Abstract: Childhood has an important role in the process of character building, in this phase, the experience received by the child will have a dominant influence on

Output atau hasil keluaran dari sistem pakar ini adalah berupa hasil konsultasi yang akan menampilkan apakah pasien mengidap penyakit malaria atau tidak

1) Menerbitkan Peraturan Dirjen tentang penertiban dosen yang merangkap sebagai pegawai pada lembaga dan instansi lain dan memberi sanksi tegas pada Perguruan Tinggi

Pembelajaran di SD ini masih seadanya dan sarana prasarana yang dipergunakan masih minim serta guru pendidikan jasmani belum menerapkan model pembelajaran yang

2124/LS-BJ/2019 Belanja Pembayaran Honorarium Tenaga Kerja Non Pegawai /Tidak tetap (Jasa Tenaga Keamanan Kantor dan Tenaga Operator IT) Bagian Bulan Juni 2019, Kegiatan,

Hasil pengamatan yang peneliti lakukan dapat dilihat bahwa masyarakat kecamatan sungai kanan melakukan peminjaman kepada rentenir di karenakan keadaan yang mendesak yang di karenakan