• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI PENGELOLAAN LAPORAN KEUANGAN BUMDES REJO MAKMUR PADA PELAPORAN PENDAPATAN DESA KEBONREJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TRANSPARANSI PENGELOLAAN LAPORAN KEUANGAN BUMDES REJO MAKMUR PADA PELAPORAN PENDAPATAN DESA KEBONREJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 1, Nomor 1 pp. 42-51, September 2021

TRANSPARANSI PENGELOLAAN LAPORAN KEUANGAN BUMDES REJO MAKMUR PADA PELAPORAN PENDAPATAN

DESA KEBONREJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI

Sri Murtiningsih*, Diyah Probowulan, Ari Sita Nastiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember, Indonesia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Transparansi pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Pada Pelaporan Pendapatan Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Objek penelitian ini adalah BUMDes Rejo Makmur dan Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Rejo Makmur pada Pelaporan Pendapatan Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari kesimpulan penelitian ini yang diambil dari transparansi pengelolaan laporan keuangan yang dilakukan oleh BUMDes Rejo Makmur belum dilaksanakan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan beberapa narasumber seperti Kepala Desa dan Bendahara Desa yang menyatakan bahwa BUMDes tidak melaporkan laporan keuangan termasuk penyerahan bagi hasil BUMDes sebagai pendapatan desa yang dimana tercantum dalam AD/ART 20% dari Sisa Hasil Usaha sebesar Rp. 1.107.000. Namun pihak BUMDes telah membuat berita acara penyerahan dana pendapatan asli desa (PADES) yang menyatakan penyerahan tersebut. Selain itu, diperkuat oleh pernyataan kepala BUMDes bahwa pihak BUMDes tidak melaporkan ke desa akan tetapi melaporkan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

Kata Kunci : pelaporan, kantor desa, BUMDes, pendapatan asli desa

Abstract: This study aims to find out how the transparency of the management of BUMDes financial statements in reporting income in Kebonrejo Village, Kalibaru District, Banyuwangi Regency. The object of this research is BUMDes Rejo Makmur and Kebonrejo Village, Kalibaru District, Banyuwangi Regency. The expected objective of this research is to determine the process of Transparency of Financial Statement Management of BUMDes Rejo Makmur on Income Reporting in Kebonrejo Village, Kalibaru District, Banyuwangi Regency. This research is a descriptive research with a qualitative approach. The results of the conclusions of this study which were taken from the transparency of financial statement management carried out by BUMDes Rejo Makmur have not been implemented. This is reinforced by statements from several sources such as the Village Head and Village Treasurer who stated that BUMDes did not report financial reports including the submission of BUMDes profit sharing as village income which was stated in the AD/ART 20% of the remaining operating income of Rp.

1,107,000. However, the BUMDes has made an official report on the submission of village original income funds (PADES) which states the submission. In addition, it is reinforced by the statement of the head of BUMDes that the BUMDes does not report to the village but reports to the Community and Village Empowerment Service (DPMD).

Keywords: reporting, village office, BUMDes, village original income

(2)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

PENDAHULUAN

Adanya BUMDes memang telah mengubah perekonomian dan masyarakat.

Kontribusi BUMDes tampak dalam bentuk Pendapatan Asli Desa (PADES), dimana laba bersih BUMDes dipakai untuk pendapatan desa. Pemberdayaan masyarakat yaitu usaha menciptakan ketertarikan sendiri dengan melakukan dorongan, motivasi, serta harus sadar potensi, dan usaha memperbaiki potensi dan mengembangkan kemampuan (Uswatun, 2015). Pengelolaan BUMDes sebagai contoh adanya good governance, yang pemerintah serta masyarakatnya mempunyai relasi yang baik serta memperbesar keikut sertaan masyarakat, menjadikan akuntabilitas, transparan, serta responsivitas pemerintah lokal lebih baik.

Sabarno (2007) menyatakan bahwa transaparansi merupakan salah satu aspek dasar dalam terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Terdapat keterbukaan, keterlibatan, serta kemudahan akses untuk masyarakat atas peroses jalannya pemerintah merupakan suatu terwujudnya tata pemerintah yang baik. Transparansi didasarkan pada hak publik untuk memahami tanggungjawab pemerintah pada pengelolaan sumber daya yang dialokasikan untuk mereka dan kepatuhannya terhadap hukum dan peraturan yang berlaku secara transparan dan komprehensif, dan untuk menyediakan informasi laporan keuangan yang terbuka serta jujur pada publik (Nordiawan, 2010).

BUMDes Rejo Makmur atau yang biasa disebut dengan BUMDes ini didirikan berdasarkan Peraturan Desa Kebonrejo No 3 Tahun 2018, tanggal 4 April 2018. Maksud pembentukan BUMDes adalah untuk menggali dan mengembangkan potensi alam dan ekonomi yang ada di desa sehingga dapat menstimulus dan menggerakkan roda perekonomian yang ada di desa, BUMDes ini di harap mampu memperbaiki

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa yang mmebuar berkurangnya pengangguran di desa.

Pengelola BUMDes harus tetap netral dan profesional dalam bekerja. Pihak manapun yang terkait dengan pengelolaan keuangan BUMDes tidak boleh ikut campur. Pengelola BUMDes harus transparan serta akuntabel pada pemerintah desa serta masyarakat BUMDes yang dikekolanya.

BUMDes Rejo Makmur mulai mengembangkan usahanya pada bulan Mei tahun 2018 dengan mengembangkan unit usaha Agen BNI 46 dengan menjadi Suplayer beras serta telur untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan pada Bulan Agustus BUMDes membentuk unit usaha berupa E-Warung Sejahtera, dimana dalam kegiatan E-Warung ini selain menyalurkan BPNT juga melayani transaksi penarikan uang, transfer, E- Payment, pembelian pulsa, dll. Pada tahun 2018 tepatnya bulan November BUMDes mengembangkan unit usaha di bidang pertanian budidaya jagung Hibrida seluas 5 Ha.

Pemerintah desa sangat mendukung tentang keberadaan BUMDes Rejo Makmur karena dipandang perlu BUMDes bisa sebagai penopang ekonomi di desa. Kerjasama antara Pemerintah desa, Pengelola BUMDes serta masyarakat harus selalu dipertahankan agar tercapainya kemakmuran masyarakat.

Adapun permasalahan yang dihadapi BUMDes Rejo Makmur berdasarkan wawancara dengan Ibu Maysaroh selaku Ketua BUMDes Rejo Makmur menyatakan bahwa pada berita acara BUMDes yang telah diadakan penyerahan dana PADES dari BUMDEs Rejo Makmur kepada bendahara desa dan disetor langsung ke rekening giro, tetapi tidak dicantumkan pada Laporan Keuanga Desa terhadap Pelaporan Pendapatan Desa. Hal ini menjadi permasalahan pokok dalam menjalankan usaha. Dari

(3)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

penjabaran latar belakang sebelumnya, penulis berminat meneliti dalam penelitian yang berjudul “Transparansi pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Aset Desa Di Desa Kebunrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi”.

Penelitian ini dilakukan agar diketahui bagaimana Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Pendapatan Desa dikerjakan oleh BUMDes Rejo Makmur, yang kemudian menolong masyarakat serta pemerintah desa agar diketahui tanggungjawab dari keuangan BUMDes Rejo Makmur di Desa Kebunrejo.

Pengelolaan Laporan Keuangan Desa telah mencapai akuntabilitas.

TINJAUAN PUSTAKA

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Undang- Undang No 6 tahun 2014 perihal Desa. BUMDes yakni badan usaha yang turut serta secara langsung semua atau beberapa modalnnya dipunyai Desa dengan kekayaan bersumber dari kekayaan desa yang dipergunakan untuk mengatur aset, jasa pelayanan serta usaha lain agar mencapai kesejahteraan masyarakat Desa. BUMDes menjadi lembaga ekonomi yang beroprasi diperdesaan tentu berbeda lembaga ekonomi lainnya. Tujuannya supaya eksistensi BUMDes dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat Desa. Selain itu, agar tidak mengembangkan sistem bisnis kapitalis di pedesaan dan mengganggu nilai kehidupan bermasyarakat.

Transparansi

Menurut (Siregar ets al., 2019) Transparansi yakni terbuka serta jujur pada masyarakat didasarkan pertimbangan masyarakat mempunyai hak untuk tahu keseluruhan pertanggungjawabannya pemerintah untuk sumber daya yang dipercayakan serta kepatuhan pada undang-undang. Kesimpulannya

transparansi yaitu prinsip yang menjamin hak masyarakat agar mendapatkan informasi dengan benar, jujur, serta tidak diskriminatif perihal penyelenggara lembaga serta hasil yang didapatkan lembaga dengan meninjau perlindungan hak pribadi, golongan serta rahasia negara. Dengan adanya transparansi dapar meminimalisir penyalahgunaan pemaikaian anggaran, mencegah ketidakpercyaan publik serta tercapainya tujuan.

Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes

Nugroho (2003:119) dalam (Posumah, n.d.) menyatakan pengelolaan yakni kata yang digunakan pada ilmu manajemen. Secara etomologi pengelolaan asalnya dari kata kelola (to manage) serta umumnya berarti kepengurusan atau penanganan agar tercapainya suatu tujuan. Jadi pengelolaan yakni ilmu manajemen yang berkaitan dengan kepengurusan serta penanganan sesuatu agar tercapainya suatu tujuan.

Rahum (2015) pada pengelolaan keuangan daerah Mardiasmo (2002:105) mengatakan dasar prinsipnya yakni:

1. Transparansi

Transparansi disini berarti masyarakat mempunyai hak serta akses yang sama agar tahu tahapan anggaran sebab asalnya dari saran serta keperluan masyarakat, utamanya keperluan hidup masyarakat yang banyak.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas yakni prinsip pertanggungjawaban publik yang artinya tahap menganggarkan dimulai dari merencanakan, Menyusun serta melaksanakan wajin dilaporkan serta dipertanggungjawabkan pada BPD serta masyarakat.

3. Value for money

Value for money artinya implementasi tiga pokok pada tahap menganggarkan yakni ekonomis, efisiensi, serta efektif.

(4)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

Ekonomi berhubungan dengan pemilihan serta pemakaian sumber daya dengan jumlah serta mutu tertentu dengan harga murah.

Laporan Keuangan BUMDes

Menurut (Munawir 2010 : 5), biasanya laporan keuangan termasuk neraca serta pehitungan laba-rugi dan laporan perubahan ekuitas. Neraca menampilkan total aset, kewajiban serta ekuitas perusahaan pada tanggal tertentu.

Perhitungan laba-rugi menampilkan hasil yang sudah tercapai perusahaan dan beban yang dialami pada periode tertentu, serta laporan perubahan ekuitas menampilkan sumber serta pemakaian atau alasan penyebab perubahan ekuitas perusahaan. . Dari penjabaran sebelumnya, penyajian laporan keuangan BUMDes, yakni:

1. Laporan posisi keuangan 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Catatan atas Laporan Keuangan

Anggaran Pendapatan Desa (APDesa) Anggaran pendapatan yakni tanggungjawab manajemen desa untuk menyerahkan informasi perihal semua kegiatan desa pada masyarakat serta pemerintah dari mengelola dana desa serta melaksanakannya dengan wujud kegiatan yang didanai uang desa. Dalam APBDesa isinya penghasilan, belanja serta pendanaan desa.

Prosedur Pelaporan Pendapatan Desa Desa memiliki sumber penghasilan Desa yang termasuk penghasilan asli Desa, bagi hasil pajak daerah serta retribusi daerah Kabupaten atau Kota, bagian anggaran pertimbangan keuangan pusat serta daerah yang diperoleh Kabupaten atau Kota, sumber dana dari APBN, bantuan keuangan dari APBD Provinsi serts APBD Kabupaten atau Kota, dan Hibah serta sumbangan yang

tidak berhubungan dengan pihak ketiga.

Rahardjo Adisasmita (2015:25).

Pengelolaan Keuangan Desa

Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan keuangan desa yakni seluruh hak serta kewajiban Desa yang senilai dengan uang dan berwujud uang serta barang yang terkait dengan jalannya hak serta kewajiban Desa. Pengelolaan keuangan Desa dari Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 yakni semua aktivitas termasuk merencanakan, melaksanakan, menatausahakan, melapor, serta tanggungjawab keuangan desa (Probowulan, 2013). Prosedur pengelolaan keuangan desa yakni:

1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Penatausahaan

4. Pelaporan Pertanggungjawaban

METODE PENELITIAN Rancangan penelitian

Penelitian ini tentang “Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Rejo Makmur Terhadap Pelaporan Pendapatan Desa” BUMDes Rejo Makmur Desa Kebunrejo Kalibaru Banyuwangi. Jenis penelitiannya memakai deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Meoleong (2016:6) dalam (Nordin, 1384) menyatakan penelitian kualitatif deskriptif yakni penelitian yang bertujuan melakukan pemahaman fakta perihal yang terjadi pada subjek/pelaku penelitian contohnya sikap, persepsi, motivasi, tindakan, dll.

Objek Dan Waktu Penelitian

Lokasi studi kasusnya yakni di BUMDes kantor desa Kebunrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Objek penelitiannya yakni pendapatan yang dipunyai kantor desa yang didapatkan dari laba BUMDes Rejo Makmur.. Informan dalam penelitian ini adalah Ketua BUMDes Kebunrejo,

(5)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

Bendahara BUMDes Kebunrejo, Kepala Desa Kebunrejo, Dan Bendahara Desa Kebunrejo.

Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang dipakai pada penelitian ini lebih memakai data kualitatif, (wawancara atau laporan buku).

2. Sumber data

Menurut Rijali (2019) menyatakan bahwa sumber data pada penelitian kualitatif berupa: (1) teks dan (2) tindakan, lainnya merupakan data tambahan (dokumen, data tertulis, foto, serta statistik).

a. Data Primer

Sumber data primer yakni sumber data yang datanya langsung dari pihak pertama, biasanya wawancara.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yakni sumber data yang didapatkan dengan membaca, mempelajari serta memahami lewat media lain dari literatur, buku, atau dokumen. Data ini yang bersumber dari dokumen resmi yang dipunyai BUMDes Rejo Makmur.

Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara 4 orang narasumber yang dipilih berdasarkan jabatan dalam pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes dan laporan APBDesa.

2. Observasi

Observasi dilakukan peneliti untuk mendapatkan jawaban yang lebih memberikan kepastian mengenai proses transparansi pembuatan laporan keuangan BUMDes pada Pelaporan Pendapatan Desa yang tidak sesuai dengan format dan laporan pertanggungjawaban keuangan.

3. Dokumentasi

Pada penelitian ini teknik dokumentasi dikerjakan dengan belajar serta mencatat ulang dokumen dan data yang ada di

BUMDes Rejo Makmur dan data laporan APDesa Kebonrejo.

Teknik Analisis Data 1. Perencanaan Anggaran

Peneliti menjelaskan perihal rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam membiayai belanja operasional BUMDes, yakni:

a. Melihat kebijakan yang telah dibuat oleh kepala desa kepada unit usaha yang akan digunakan untuk pembuatan anggaran.

b. Melihat hasil anggaran unit BUMDes yang sesuai dengan kebijakan Kepala Desa yang diserahkan ke Bendahara BUMDes.

c. Melihat anggaran pendapatan unit BUMDes lainnya yang diserahkan kepada Bendahara Desa yang akan dilakukan pembahasan musyawarah desa menjadi anggaran yang sah.

d. Melihat hasil anggaran sah dan ditetapkan oleh Kepala Desa.

2. Penatausahaan Anggaran

Peneliti melihat penjelasan tentang alur penerimaan yang ada di BUMDes, antara lain:

a. Peneliti melihat pencatatan bukti- bukti uang masuk atau pendapatan.

b. Peneliti melihat hasil pencatatan pendapatan BUMDes yang diserahkan oleh Bendahara BUMDes kepada Bendahara Desa.

3. Pelaporan

Peneliti melihat laporan keuangan BUMDes bagian pendapatan yang dilaporkan kepada Bendahara Desa serta Masyarakat, yang berwujud buku kas umum, arus kas, realisasi anggaran (bulanan) serta laporan keuangan (semesteran atau tahunan).

4. Pertanggungjawaban

Peneliti melihat hasil kinerja BUMDes yang dinilai oleh Kepala Desa mengenai pendapatan BUMDes yang dilaporkan dikeuangan Desa.

(6)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum BUMDes

BUMDes Rejo Makmur atau yang disebut dengan BUMDes ini didirikan berdasarkan Peraturan Desa Kebonrejo No 3 Tahun 2018, Tanggal 4 April 2018.

Maksud pembentukan BUMDes adalah menggali dan mengembangkan potensi alam dan ekonomi yang ada di desa, dan dengan adanya BUMDes ini diharap dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa yang tentunya dapat mengurangi angka pengangguran yang ada di Desa.

Sumber Permodalan

Keuangan serta harta benda BUMDes Rejo Makmur asalnya dari:

1. Modal desa yang asalna dari APBDesa 2. Tabungan masyarakat

3. Bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten atau kota lewat APBDesa

4. Kerjasama dengan pihak swasta atau pihak ketiga

5. Hasil usaha

Pembagian pendapatan

Pembagian pendapatan bersih pembuatannya didasarkan musyawarah penasehat serta pengelola BUMDesa, sesudah dikurangi biaya operasional, dengan syarat:

Tabel 1. Pembagian Pendapatan BUMDes Rejo Makmur

Keterangan Presentase Pemupukan modal usaha 25 %

Pendapatan asli desa 20%

Pendidikan dan pelatihan pengurus

5%

Komisaris 7%

Pengawas 3%

Honor Pengelola 30%

Biaya Rapat 7%

Dana Sosial 3%

Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Kebonrejo Tahun Anggaran 2019

Pemendagri 113 tahun 2014 mengamanatkan bahwa laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Desa merupakan laporan yang secara berkala disampaikan kepada BPD atas pelaksanaan APBDesa yang disepakati dalam bentuk peraturan desa pada awal tahun. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa dilampirikan pada :

1. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Desa pada tahun anggaran yang bersangkutan.

2. Laporan kekayaan desa sendiri per 31 Desember tahun anggaran yang bersangkutan.

3. Laporan program pemerintah dan pemerintah paerah yang masuk ke Desa.

Oleh karena itu, implementasi Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 akan berbenturan dengan implementasi teknis di bidang ini.

HASIL PENELITIAN Perencanaan Anggaran

Berdasarkan Peraturan Desa Kebonrejo Nomor 3 Tahun 2018 pasal 22 Tentang Penyertaan Modal BUMDes Kebonrejo menyatakan bahwa:

1. Modal awal BUMDes sumbernya dari APBDesa

2. Modal BUMDes termasuk:

a. Penyertaan modal Desa

b. Pemyertaan modal masyarakat Desa c. Penyertaan modal pihak ketiga

Gambar 1. Laporan Realisasi Pelaksanaan Penyertaan Modal

(7)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

Penatausahaan Anggaran

Untuk mengetahui alur penatausahaan anggaran /alur penerimaan yang peneliti lakukan yaitu melihat penyajian laporan keuangan BUMDes yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi untuk semua unit usaha beserta wawancara yang dilakukan secara langsung terhadap ketua BUMDes dan Bendahara desa. Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa bendahara desa pada saat awal pendirian BUMDes menyerahkan modal awal untuk memulai kegiatan usaha. Setelah dilakukan penyerahan modal dan memulai kegiatan usahanya pihak BUMDes tidak memberi laporan kepada pihak desa terkait dengan anggaran dan laporan keuangan yang seharusnya dilaporakan sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Pelaporan

BUMDes wajib memberikan transparansi pelaporan keuangan kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban BUMDes kepada masyarakat. Sejak awal, BUMDes selalu menekankan penyajian laporan keuangan yang transpara. Sudah menjadi tugas bagi calon pengelola desanya untuk memberikan laporan pekerjaan yang telah selesai, termasuk laporan pengeluaran dan pemasukan BUMDes.

Dari keuangan BUMDes sampai tahun 2019 di Desa Kebonrejo total pendapatan dana dari ADD yakni Rp.75.000.000 serta pendapatan Operasional yang didapatkan BUMDes disetiap unit usaha per tahun 2019 yaitu :

1. Pendapatan Bersih Unit E Warung Sejahtera = Rp 6.090.000

2. Pendapatan Bersih Unit Usaha Budidaya Jagung = Rp 11.340.000 3. Pendapatan Bersih Unit Usaha Barokah

Catering = Rp 1.649.000

Maka, dana operasional yang diterima BUMDes yakni Rp. 19.079.000 dan biaya atau kewajiban yang dikeluarkan BUMDes yaitu Biaya kekurangan pembangunan kandang sapi sebesar Rp.13.544.000 sehingga Laba Bersih tahun 2019 yang diterima oleh BUMDes sebelum dan setelah pajak yaitu sebesar Rp.5.535.000.

Berdasarkan musyawarah Penasehat dan Pengelola BUMDes Rejo Makmur bahwa hasil dari pembagian pendapatan bersih setelah dikurangi dengan biaya operasional yang sesuai dengan AD/ART dapat dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan penelitian, Proses transparansi yang dilakukan oleh pihak BUMDes untuk penyerahan dana PADES kepada Bendahara Desa dengan menggunakan Berita Acara Penyerahan dana PADES yang diserahkan langsung Tabel 2. Hasil Pembagian Sisa Hasil Usaha BUMDes Rejo Makmur

No Keterangan Presentase Hasil

1 Pemukukan Modal Usaha 25 % Rp 1.383.750

2 Pendapatan Asli Desa 20% Rp 1.107.000

3 Pendidikan dan Pelatihan Pengurus 5% Rp 276.750

4 Komisaris 7% Rp 387 450

5 Pengawas 3% Rp 166.050

6 Honor Pengelola 30% Rp 1.660.500

7 Biaya Rapat 7% Rp 387.450

8 Dana Sosial 3% Rp 166.050

Jumlah Rp 5.535.000

Sumber: BUMDes Rejo Makmur

(8)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

kepada bendahara Desa dan disetor langsung melalui rekening giro. Hal ini dilakukan oleh pihak BUMDes sebagai penyerahan dana PADES dari BUMDes Rejo Makmur sebesar Rp 1.107.000.

Ketua BUMDes lama menegaskan bahwa penyerahan PADES disetorkan langsung kepada Ketua BUMDes yang baru dan dijadikan satu dengan saldo akhir BUMDes tahun 2019 sehingga saldo akhir BUMDes menjadi Rp 9.034.000. Karena hal itulah jumlah dana PADES yang termasuk pembagian dari sisa hasil usaha BUMDes sesuai dengan AD/ART tahun 2019 sebesar Rp 1.107.000 tidak tercantum pada Laporan Realisasi Anggaran APBDes.

Pertanggungjawaban

Dalam hal ini, peneliti melihat hasil kinerja BUMDes yang diniliai oleh Kepala Desa mengenai pendapatan BUMDes yang dilaporkan dikeuangan Desa. Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah pihak BUMDes memberikan laporan mengenai siklus keuangan dan siklus kegiatan yang telah dilakukan oleh BUMDes terhadap pihak Desa untuk kejelasan/transparansi terhadap kegiatan usaha BUMDEs.

Pertanggung jawaban yang dilaporkan dan ditanggungjawabkan berupa perencanaan anggran, penetausahaan anggran, pelaporan laporan keuangan. Namun setelah melakukan pengumpulan data dengan wawancara terhadap pihak desa.

Pihak BUMDes tidak melakukan kegiatan pertanggungjawaban tersebut. Pihak

BUMDes hanya melakukan

pertanggungjawaban terhadap usaha BUMDes itu sendiri dan tidak melaporkannya terhadap pihak desa.

Interprestasi Hasil

Transparansi pada penelitian ini yakni Laporan Keuangan BUMDes pada Pelaporan PADES. Transaparansi tersebut tidak dilakukan BUMDes Rejo Makmur,

hal ini terbukti pada berita acara penyerahan dana PADES dari BUMDes Rejo Makmur sebesar Rp 1.107.000.

berdasarkan dari kondisi keuangan BUMDes sampai tahun 2019, jumlah laba sebesar Rp 5.535.000, sedangkan didalam pembagian sisa hasil usaha BUMDes 20%

dari pendapatan tersebut yaitu PADES sebesar Rp 1.107.000 tidak tercantum dalam laporan realisasi anggaran APBDes. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes seperti pada gambar 1.

Dari hasil penelitian lebih lanjut, bahwa kurangnya transparansi dari BUMDes Rejo Makmur pada pelaporan PADES dikarnakan pihak BUMDes menyetorkan langsung kepada Ketua BUMDes yang baru dan dijadikan satu dengan saldo akhir BUMDes tahun 2019 sehingga saldo akhir BUMDes yang seharusnya Rp 7.927.000 menjadi Rp 9.034.000. karena hal itulah jumlah dana PADES yang termasuk pembagian sisa hasil usaha BUMDes Rejo Makmur sesuai deangan AD/ART tahun 2019 sebesar Rp 1.107.000 tidak tercantum pada Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa.

Maka dari itu pihak Desa harus bisa merekrut kepengurusan BUMDes yang kompeten dalam bidangnya seperti Bendahara BUMDes, agar pos yang seharusnya sebagai PADES dan disetorkan langsung lewat musyawarah desa yang buktinya yakni penyajian berita acara yang tertandatangani oleh Kepala Desa, Bendahara Desa, Ketua BUMDes, dan Bendahara BUMDes tidak dijadikan satu dengan pos saldo akhir. Hal tersebut harus dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dalam melaporkan laporan keuangan BUMDes Rejo Makmur kepada pihak Desa Kebonrejo sebagai proses transparansi laporan keuangan BUMDes Rejo Makmur pada Pelaporan PADES Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Selanjutnya, pada saat pelaporan keuangan BUMDes harus sesuai dengan AD ART dan

(9)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021

peraturan Desa Kebonrejo Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Pendirian, Kepengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDes Kebonrejo Pasal 10 yang berbunyi:

”BUMDes Rejo Makmur Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi harus mengatur seluruh jalannya operasional manajemen BUMDes secara profesional dan akuntanbel, independen dan mandiri dengan dilandasi asas keterbukaan (transpalancy) dan asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati- hatian.”

KESIMPULAN

Laporan Keuangan BUMDes merupakan bentuk pertanggungjawaban pengelola BUMDes atas pengelola sumberdaya ekonomi digunakan oleh pengelola BUMDes selama satu periode.

Laporan keuangan BUMDes diwajibkan mengikuti Standar Akuntansi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah tersebut. Pengelolaan laporan keuangan ini menjadi penentu besarnya informasi yang terdapat pada keadaan laporan keuangan yang dibutuhakan untuk menampilkan keadaan lembaga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang diambil dari transpalansi pengelolaan laporan keuangan yang dilakukan oleh BUMDes Rejo Makmur belum dilaksanakan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan beberapa narasumber seperti Kepala Desa dan Bendahara Desa yang menyatakan bahwa BUMDes tidak melaporkan laporan keuangan termasuk penyerahan bagi hasil BUMDes sebagai pendapatan desa yang dimana tercantum dalam ADART 20% dari Sisa Hasil Usaha sebesar Rp. 1.107.000. Namun pihak BUMDes telah membuat berita acara penyerahan dana PADES yang menyatakan penyerahan tersebut. Selain itu, diperkuat oleh pernyataan kepala BUMDes bahwa pihak BUMDes tidak melaporkan ke desa akan tetapi

melaporkan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

SARAN

Terhadap Transparansi Pengelolaan Laporan Kauangan BUMDes Rejo Makmur Pada Pendapatan Desa, penulis menyarankan;

1. Ketua BUMDes lebih Transparansi dalam melaporkan perkembangan unit usaha BUMDes Rejo Makmur kepada Kepala Desa, Bendahara Desa dan Masyarakat Desa.

2. BUMDes diperlukan untuk meningkatkan publikasi kepada Kepala Desa, Bendahara Desa, dan Masyarakat Desa agar dapat mengetahui jelas kondisi unit Usaha BUMDes berserta Laporan Keuangan BUMDes Rejo Makmur. Selama ini pihak BUMDes kurang melakukan publikasi tentang Laporan Keuangan yang dimiliki BUMDes kepada Masyarakat Desa.

3. Pihak BUMDes diharuskan untuk lebih sering komunikasi denga pihak desa terkait aktivitas usaha BUMDes.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.

Edisi pertama. Andi. Yogyakarta.

Nugroho. 2003. Good Governance. Mandar Maju. Bandung.

Nordin, F. N. ’Ain. (1384). Penelitian Kualitatif_Bab 3 (p. 300).

Posumah, H. (n.d.). Abstrak Pendahuluan Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. 28–38.

Probowulan, D. (2013). Akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Peraturan Daerah Kabupaten Lingga No. 3 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.

Permendesa No 4 Tahun 2015 tentang Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes Permendesa Nomer 4 Tahun 2015 tentang

Badan Usaha Milik Desa

(10)

BASWARA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, pp. 42-51, September 2021 PKDSP (Pusat Kajian Dinamika Sistem

Pembangunan). (2007). Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

PSAP No 13 Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

Rahum, A. (2015). Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Dalam Pembangunan Fisik Desa Krayanmakmur Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. EJournal Ilmu Pemerintahan, 3(4), 1–14.

Siregar, O. K., Hasibuan, H. A., & Erhan, A.

Na. J. (2019). Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Smp Negeri 1 Tanjungbalai. Jurnal Akuntansi Bisnis & Publik, 10(1), 57–71.

Undang- Undang Nomer 06 Tahun 2014 tentang Desa

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Bumdes

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat daya tetas ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) tertinggi diperoleh pada perlakuan D yaitu mencapai 94,770,17% dan nilai daya tetas

yang sebagai jasa pengurusan perizinan lahan seperti perpanjangan hak atas tanah, namun yang menjadi kendala dan permasalahan dalam pengurusan perpanjangan adalah

Gelombang perkembangan seni rupa Indonesia memasuki daerah pijak baru dalam tiga tahun terakhir ini 1974-1977). Dan ini dianggap oleh sementara orang sebagai gerak

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan klasifikasi status gizi balita berdasarkan antropometri dua sisa indeks yang lain yaitu berat badan menurut umur

Hasil percobaan menyimpulkan bahwa perlakuan teknik pengolahan silase memberikan hasil terbaik terhadap kecernaan tepung darah pada ikan nila dengan kecernaan protein

Pada penelitian in i penulis ingin menelit i tentang berpikir mate matis seorang komed ian dala m mengonstruksi bahan - bahan komedi yang ia buat dan sampaikan pada

Salah satu alasan yang menyebabkan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan adalah jika dilihat dari auditor/KAP yang digunakan dalam perusahaan yang

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti sebagai guru yang mengajar Biologi di kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu diketahui bahwa dalam proses