• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian..."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah ... 8

2.1.1. Pengertian Tekanan Darah ... 8

2.1.2. Klasifikasi Tekanan Darah ... 8

2.1.3. Alat Ukur Tekanan Darah ... 8

2.2 Konsep Dasar Hipertensi ... 9

2.2.1. Pengertian Hipertensi ... 9

2.2.2. Klasifikasi Hipertensi ... 9

2.2.3. Penyebab Hipertensi ... 10

2.2.4. Gejala Hipertensi ... 11

2.2.5. Diagnosis Hipertensi ... 11

(2)

2.2.6. Mekanisme Fisiologis Pengaturan Tekanan Darah Pasien Hipertensi ... 12

2.2.7. Faktor Resiko Hipertensi ... 14

2.2.8. Penatalaksanaan Hipertensi ... 16

2.2.9. Komplikasi Hipertensi ... 19

2.3 Menopause ... 21

2.3.1. Pengertian Menopause ... 21

2.3.2. Fisiologis Menopause ... 22

2.3.3. Periode Menopause ... 23

2.3.4. Hubungan Menopause dengan Tekanan Darah Tinggi ... 24

2.4 Senam Ergonomis ... 25

2.4.1. Pengertian Senam Ergonomis ... 25

2.4.2. Manfaat Senam Ergonomis ... 26

2.4.3. Gerakan Peregangan ... 27

2.4.4. Langkah-langkah Gerakan Senam Ergonomis ... 27

2.4.5. Gerakan Pendinginan ... 37

2.4.6. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Tekanan Darah Wanita Menopause ... 38

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 40

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 41

3.2.1 Variabel Penelitian ... 41

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 41

3.3 Hipotesis Penelitian ... 42

BAB 4 KERANGKA KONSEP 4.1 Jenis Penelitian ... 43

4.2 Kerangka Kerja ... 44

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

4.3.1. Tempat Penelitian ... 45

4.3.2. Waktu Penelitian ... 45

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sampel ... 45

4.4.1. Populasi Penelitian ... 45

(3)

4.4.2. Teknik Sampling ... 46

4.4.3. Besar Sampel ... 47

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 48

4.5.1. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 48

4.5.2. Cara Pengumpulan Data ... 49

4.5.3. Instrumen Pengumpulan Data ... 50

4.5.4. Instrumen Intervensi... 51

4.5.5. Etika Penelitian ... 51

4.6 Pengolahan dan Analisa Data ... 52

4.6.1. Teknik Pengolahan Data ... 52

4.6.2. Analisa Data ... 53

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 56

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian ... 56

5.1.2 Karakteristik Sampel Penelitian ... 57

5.1.3 Pengamatan Terhadap Sampel Berdasarkan Variabel Penelitian... 62

5.1.4 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 63

5.1.5 Hasil Analisis Data Tekanan Darah Sistolik ... 64

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 66

5.2.2 Tekanan Darah Sistolik Pre-test pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol ... 71

5.2.3 Tekanan Darah Sistolik Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol ... 73

5.2.4 Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan ... 75

5.2.5 Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Pre-test dan Post-test pada Kelompok Kontrol ... 78

5.2.6 Analisis Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Sistolik Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 79

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB 6 PENUTUP 6.1 Simpulan ... 83

(4)

6.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(5)

ABSTRAK

Penyakit degeneratif yang rentan dialami wanita menopause adalah hipertensi.

Komplikasi hipertensi pada menopause yang paling sering ditemukan adalah stroke.

Salah satu penanganan hipertensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu senam ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada wanita menopause dengan hipertensi. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experiment yaitu pre-test and post-test dengan grup kontrol. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang yang dipilih secara purposive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu 15 orang kelompok kontrol dan 15 orang kelompok perlakuan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah pemberian intervensi. Berdasarkan uji Mann Whitney pada analisis perbedaan penurunan tekanan darah sistolik antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai p= 0,00 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sistolik antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil temuan diatas, disarankan kepada wanita menopause dengan hipertensi untuk menerapkan senam ergonomis sebagai salah satu latihan aktivitas fisik untuk menurunkan tekanan darah.

Kata Kunci: hipertensi, senam ergonomis, wanita menopause.

Referensi: (99: 2003-2016)

(6)

ABSTRACT

Degenerative disease that is prone to menopausal women is hypertension. The most common complication of menopausal hypertension is stroke. One of the handling of hypertension that can be done to lower blood pressure is ergonomic exercise. This research aims to determine the effect of ergonomic exercise on the decrease systolic blood pressure in menopausal women with hypertension. Quasi experiment, pre-test and post-test with control group design used in the study. In this study 30 respondent selected by purposive sampling, divided into two groups: 15 control group and 15 intervention group. Data collection was performed by measuring blood pressure before and after intervention. Based on Mann Whitney test on the analysis of the difference decrease of systolic blood pressure between intervention group and control group showed that p = 0.00 (p <0.05) means that difference between treatment group and control group. Based on the findings, recommended to menopausal women with hypertension to apply ergonomic exercise as one of the exercises to decrease blood pressure.

Keywords: ergonomic gymnastics, hypertension, menopausal women.

Reference: (99: 2003-2016)

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi telah menjadi masalah kesehatan global yang dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju ataupun negara berkembang (Apriany, 2012). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular berupa gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Palmer & Williams, 2007). Hipertensi sering disebut dengan the silent killer karena gejalanya yang sering tidak terlihat (Shanty, 2011). Banyak orang sering tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan karena gejala hipertensi tidak nyata pada stadium awal dan belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya (Depkes RI, 2008).

World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan pembunuh nomor satu di dunia untuk usia diatas 45 tahun. Diperkirakan sekitar 12 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap tahunnya.

Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (Go, et al., 2014).

Menurut data WHO tahun 2014, prevalensi penderita hipertensi yang berusia > 18 tahun sebesar 22%. WHO mencatat prevalensi tekanan darah tertinggi berada di wilayah Afrika yaitu sebesar 30% dan prevalensi terendah berada di wilayah Amerika yaitu sebesar 18%. Sementara persentase penderita hipertensi di Indonesia yaitu 24%. Angka prevalensi di dunia ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2%

pada tahun 2025. Data WHO 2010 menunjukkan jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia yaitu 972 juta, dimana 333 juta berada pada negara maju dan 639 sisanya berada pada negara berkembang termasuk Indonesia (Armilawaty, Amalia, &

(8)

Amiruddin, 2007). Hal ini menunjukkan angka kejadian hipertensi di Indonesia masih sangat tinggi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 dan 2007, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penyakit tidak menular terutama hipertensi terjadi penurunan dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013. Penurunan angka persentase ini bisa disebabkan karena alat pengukur tensi yang berbeda dan masyarakat yang sudah mulai datang ke fasilitas kesehatan. Sementara prevalensi hipertensi pada penduduk berumur 18 tahun keatas di Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4% dan pengukuran tekanan darah sebesar 25,8%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2015) didapatkan jumlah total kunjungan penderita hipertensi usia 45-54 tahun, berbasis puskesmas pada tahun 2014 yaitu 8011 kunjungan dan pada tahun 2015 yaitu 661 kunjungan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar (2015) didapatkan jumlah total pra lansia (45-59 tahun) yaitu 44.106 orang, dengan jumlah pra lansia laki-laki sebesar 21.611 orang dan jumlah pra lansia perempuan sebesar 22.495 orang. Wilayah dengan jumlah pra lansia (45-59 tahun) tertinggi dengan jumlah total 8.737 orang dan jumlah kunjungan tertinggi pasien hipertensi berbasis puskesmas untuk semua usia pada tahun 2015 dengan jumlah total 2.863 kunjungan pasien hipertensi terdapat pada wilayah Puskesmas II Denpasar Barat. Tingginya jumlah penderita hipertensi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.

Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor).

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan yaitu obesitas, kurang olahraga atau aktivitas, merokok, minum kopi, mengonsumsi alkohol, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, stres, pekerjaan, pendidikan dan pola makan

(9)

(Suhadak, 2010). Faktor risiko minor diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Faktor risiko yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu penyakit jantung koroner, stroke iskemia dan hemoragik. Selain itu komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu gagal jantung, penyakit pada pembuluh darah perifer, gangguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan penglihatan. Oleh sebab itu diperlukan upaya mengendalikan faktor risiko minor untuk mencegah terjadinya hipertensi (WHO, 2014).

Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia, umumnya terjadi akibat penurunan fungsi organ pada sistem kardiovaskular. Katup jantung menebal dan menjadi kaku, serta terjadi penurunan elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya (Ismayadi, 2004). Selain itu terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer ketika ventrikel kiri memompa, sehingga tekanan darah mengalami peningkatan terutama tekanan darah sistolik (Gunawan, 2009). Pada umumnya insiden hipertensi pada pria lebih tinggi daripada wanita tetapi pada usia diatas 65 tahun insiden wanita lebih tinggi. Saat wanita mengalami menopause akan memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan dengan wanita sebelum menopause (Barton & Meyer, 2009). Menopause merupakan suatu proses alamiah yang dihadapi dalam kehidupan wanita seiring dengan bertambahnya usia. Rentang wanita mengalami menstruasi terakhir yaitu pada usia 45-60 tahun dan rata-rata wanita mengalami menopause yaitu pada usia 50 tahun. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan pada tubuh wanita (Fox & Brown, 2007).

Wanita yang mengalami menopause sangat rentan mengalami penyakit degeneratif.

Perubahan hormonal yang terjadi pada periode ini mengakibatkan perubahan pada berbagai sistem dan organ, salah satunya yaitu sistem kardiovaskular (Dunzeli, et al., 2007). Saat wanita menopause akan terjadi perubahan hormonal terutama penurunan hormon estrogen. Hormon estrogen berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) terutama pada wanita yang belum mengalami menopause. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis (Simanjuntak, 2012). Pada premenopause,

(10)

wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Hal ini menyebabkan wanita yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan yang belum menopause (Barton & Meyer, 2009). Oleh karena itu hipertensi pada wanita menopause perlu mendapatkan pengobatan agar tidak menimbulkan banyak masalah pada kesehatan.

Pengontrolan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan obat-obatan (farmakologis) dan tanpa menggunakan obat-obatan (non-farmakologis) (Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008). Pengobatan farmakologis berupa obat-obatan yang dapat menurunkan hipertensi yaitu obat antihipertensi (Wahyuni, 2008). Pengobatan farmakologis mempunyai efek samping yang berbeda-beda pada setiap golongan, misalnya pada terapi farmakologi golongan diuretik mempunyai efek samping kram pada kaki, keletihan dan peningkatan gula darah terutama pada pasien diabetes (Kowalski, 2010). Pengobatan non farmakologis dapat dilakukan dengan berolahraga seperti gerak jalan, bersepeda, berenang dan senam (Widiharto, 2007). Pengontrolan hipertensi dilakukan agar tekanan darah tetap dalam rentang normal sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Kowalski (2010) mengatakan bahwa menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan latihan fisik atau olahraga.

Latihan fisik seperti senam yang teratur dapat membantu mencegah keadaan-keadaan atau penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (Once, 2011). Olahraga atau latihan fisik dapat dilakukan tiga kali dalam seminggu. Senam atau latihan fisik secara teratur tidak hanya dapat menurunkan tekanan darah, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan seperti meningkatkan aliran darah ke jantung, meningkatkan kelenturan arteri, mencegah aterosklerosis dan dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke (Kowalski, 2010). Salah satu latihan fisik yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu senam ergonomis (Sagiran, 2012).

Senam ergonomis adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan posisi dan kelenturan sistem saraf, aliran darah, serta memaksimalkan suplai oksigen ke otak.

(11)

Gerakan yang terkandung dalam senam ergonomis adalah gerakan yang sangat efektif, efisien dan logis (Wratsongko, 2014). Senam ergonomis terdiri dari lima gerakan dasar yaitu gerakan lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran dan berbaring pasrah. Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam menjaga kebugaran tubuh dan dapat melancarkan aliran darah karena seluruh pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi sehingga dapat berpengaruh terhadap tekanan darah (Sagiran, 2012).

Gerakan senam ergonomis yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah gerakan duduk perkasa. Gerakan duduk perkasa ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan keperkasaan dan pada saat gerakan sujud membuat otot dada dan sela iga menjadi kuat. Lutut yang membentuk sudut yang tepat dapat membuat otot perut berkembang dan dapat menambah aliran darah di bagian atas tubuh dan paru-paru, sehingga mampu membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh dan otak. Peningkatan oksigen ke otak dapat merangsang peningkatan serotonin sehingga mampu membuat tubuh menjadi relaksasi dan terjadi penurunan tekanan darah. Gerakan ini juga memungkinkan racun-racun dibersihkan oleh darah dan mengontrol tekanan darah tinggi serta dapat menambahkan elastisitas tulang itu sendiri (Sagiran, 2012).

Penelitian terkait senam ergonomis dilakukan oleh Triwibowo, Frilasari, dan Hapsari di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015.

Hasil penelitian tersebut menyatakan senam ergonomis berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian lain terkait senam ergonomis juga dilakukan oleh Syahfitri, Safri dan Jumaini di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru pada tahun 2015. Pada penelitian ini terdapat penurunan rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan senam jantung sehat ataupun senam ergonomis. Hasil pada penelitian ini yaitu senam jantung sehat dan senam ergonomis kombinasi relaksasi nafas dalam sama-sama efektif terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas II Denpasar Barat pada tanggal 26 September 2016 didapatkan jumlah total kunjungan pasien dengan

(12)

penyakit hipertensi pada tahun 2015 yaitu 2.863 kunjungan, dengan jumlah kunjungan wanita dengan hipertensi sebanyak 1.570 dan sisanya jumlah kunjungan laki-laki dengan hipertensi sebanyak 1.293. Sebagian besar pasien yang mengalami hipertensi di Puskesmas II Denpasar Barat berusia diatas 45 tahun.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan tekanan darah sistolik wanita menopause di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan penelitian tersebut adalah

“Apakah terjadi penurunan tekanan darah sistolik pada wanita menopause dengan hipertensi setelah diberikan senam ergonomis di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan tekanan darah sistolik wanita menopause.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan pada hari pertama penelitian di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

b. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol pada hari pertama penelitian di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

c. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan satu hari setelah diberikan intervensi dan pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

d. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol pada hari terakhir minggu kedua penelitian di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

(13)

e. Menganalisis perbedaan tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah diberikan intervensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

f. Menganalisis perbedaan tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol pada hari pertama dan hari terakhir minggu kedua penelitian di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

g. Menganalisis perbedaan penurunan tekanan darah sistolik antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Keperawatan Gerontik khususnya dalam penatalaksanaan hipertensi pada wanita menopause dengan menggunakan latihan fisik senam ergonomis.

b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan tekanan darah wanita menopause.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pilihan aktivitas fisik yang dapat dilakukan secara rutin dalam mengontrol tekanan darah.

b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program kegiatan yang dapat diberikan kepada masyarakat khususnya wanita menopause.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian promosi jabatan yang ada di Giant Ekstra nangka Pekanbaru tergolong dalam kategori baik, namun begitu kesempatan promosi jabatan yang

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara

Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

Hasil karakterisasi spektra inframereh (IR) zeolit alam nonaktivasi dan teraktivasi yang digunakan dalam proses pemurnian garam dapur sebelum rekristalisasi disajikan pada Gambar

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada

Dalam kepekaan mengenali gejala anak, didapatkan tiga informan mulai menyadari adanya keanehan pada kemampuan komunikasi dan perilaku anak pada usia kurang dari 2 tahun,