• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

65

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Merujuk pada permasalah dan judul dari proposal ini, maka jenis penelitiannya adalah penelitian kausalitas yang berguna untuk menganalisa pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Menurut Istijanto (2008:21) kata kausal berasal dari bahasa inggris yaitu “couse” yang berarti menyebabkan atau mempengaruhi. Variabel tersebut ada 2 (dua) macam yaitu variabel independent dan variabel dependent. Disebut dengan variabel independent bila variabel tersebut mempengaruhi variabel yang lain, sedang

variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Metoda yang dipergunakan adalah survey explonatory yaitu suatu cara pengumpulan informasi dari suatu populasi dengan tujuan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang terjadi dengan cara meneliti pengaruh antar variabel yang diteliti.

4.1.1 Ruang Lingkup

Penelitian in bertujuan untuk meneliti Pengaruh Budaya Organisasi, Perubahan Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Turnover intention sebagai studi kasus di PT Panasonic Gobel Indonesia.

4.1.2 Lokasi Penelitian

Tempat penelitan dilakukan di PT Panasonic Gobel Indonesia yang

(2)

66

beralamat di jalan Dewi Sartika No. 14 Cawang II Jakarta Timur. Penelitian dilakukan mulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.

4.1.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitaif sedangkan jenis penelitannya adalah survey. Metode yang digunakan adalah metode kausalitas yaitu penelitian yang digunakan untuk menganalisa pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Data yang digunakan dalam penelitan ini dikumpulkan dengan mengisi daftar pertanyaan atau kuesioner.

4.2. Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian yang digunakan adalah 3 (tiga) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent). Menurut Sugiono (2007) variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependent).Sedangkan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adalanya variabel bebas tesebut.

Dalam mengukur variabel dilakukan melalui indikator-indikator dari masing masing variabel yang dipergunakan yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan variabel-variabel tersebut.

Variabel-variabel tersebut diukur dengan ukuran yang bertingkat atau yang disebut dengan skala pengukuran ordinal. Pengukuran dimulai dari tingkat

(3)

67

terkecil sampai tingkat terbesar. Tingkat terkecil pengaruhnya terhadap variabel kecil. Semakin tinggi tingkat pengukuran semakin besar pengaruh terhadap variabel tersebut.

Metode pengukuran penelitian ini menggunakan skala linkert yaitu suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berbentuk survey.

Dalam penelitian ini mempergunakan 5 (lima) tingkat pilihan skala dengan format pilihan sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat setuju

Dalam penelitian ini pengukuran variabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

a). Variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1)

Merupakan perekat sosial yang mengikat organisasi dalam satu bentuk. Budaya Organisasi secara garis besar merupakan tata cara, kebiasaan dan hal lain yang dilakukan oleh organisasi yang menjadikannya pembeda dari yang lain. Merujuk pada pendapat Robbins (2007) maka indikator dari budaya organisasi adalah seperti yang tertera dalam tabel berikut ini

(4)

68

Tabel 4.1 Variabel Budaya Organisasi, Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan Skala

Budaya organisasi (X1) Stephen P. Robbins (2007)

Inovasi dan keberanian mengambil resiko

Inovatif, Berani meng- ambil resiko, Penghar- gaan pada ide-ide

karyawan untuk

diimplementasikan

No. 1 - 3 Linkert

Perhatian pada hal detail

Ketepatan data yang akurat, detail sebagai bahan pengambil keputusan

No. 4 - 8 Linkert

Orientasi hasil Berorientasi pada hasil bukan teknik maupun proses

No. 9 - 11 Linkert

Orientasi Orang Keputusan diambil ber- pengaruh pada karyawan Pengakuan prestasi

No. 12 - 14 Linkert

Berorientasi pada tim

Kerjasama dengan rekan kerja; Kerja sama antar bagian

No. 15 - 17 Linkert

Keagresifan Gairah kerja individu;

Kesiapan untuk bersaing

No 18 - 19 Linkert Stabilitas Mempertahankan budaya

unggul; Menjaga stabi- litas organisasi

No. 20 - 21 Linkert

Sumber data: Stephen P. Robbins, Organization Culture, 2007 b). Variabel bebas yaitu Perubahan Organisasi (X2)

Perubahan merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh organisasi.

Dengan berjalannya waktu hal yang mutahir menjadi usang sehingga perlu menyesuaikan diri untuk tetap bertahan. Perubahan organisasi menurut Robbins (2008) dapat dilakukan dalam 4 (empat bidang) yaitu perubahan Struktur, Teknologi, Sarana dan prasarana sert Sumber daya manusia. Dapat diuraikan pada tabel berikut

(5)

69

Tabel 4.2 Variabel Perubahan Organisasi, Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Skala

Perubahan Organisasi (X2), Stephen P.

Robbins (2008)

Struktur Wewenang dan

tanggung jawab, kesesuaian dengan pejabat, rencana ulang, koordinasi pekerjaan

No. 22 – 29 Linkert

Teknologi Penggunaan Komputer, Otomatisasi, proses kerja

No. 30 - 35 Linkert

Penataan fisik

Penataan ruang kerja, penerangan, perasaan nyaman bekerja

No. 36 - 38 Linkert

Sumber daya manusia

Perubaan sikap dan perilaku, pengharapan, ketrampilan

No. 39 - 44 Linkert

Sumber data: Stephen P. Robbins, Organization Culture, 2007 c). Variabel bebas yaitu kepemimpinan (X3)

Kepemimpinan menjadi kunci sukses organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai sumber daya menjadi kurang berarti bila faktor kepemimpinan lemah sehingga pencapaian tujuan menjadi semakin berat diwujudkan. Variabel kepemimpinan merujuk pada pendapat Wirawan (2009) adalah sebagai berikut:

(6)

70

Tabel 4.3 Variabel Kepemimpinan, Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Skala

Kepemim- pinan (X3), Wirawan (2009)

Menciptakan Visi

Menetapkan tujuan, mengkonikasikan, antusias, menilai sumber daya

No. 45 – 50 Linkert

Mengemban gkan budaya organisasi

Saran pedoman baru,

mendorong dan

melindungi karyawan, keragaman gaya bekerja, menetapkan rencana kerja

No. 51 - 54 Linkert

Menciptakan Sinergi

Mengembangkan sistim, mengevaluasi kinerja

No. 55 - 57 Linkert

Memperdaya -kan

pengikut

Menangani masalah, membuat keputusan, tugas-tugas baru, mengatasi hambatan

N0. 58 – 61 Linkert

Menciptakan perubahan

Konsep baru, prosedur baru, ide-ide baru, antusias dan senang dengan perubahan

No. 62 – 65 Linkert

Memotivasi pengikut

Mendorong kemandirian,

menghargai kinerja, memberi umpan balik, memberi inspirasi

No. 66 – 72 Linkert

Mewakili sistem sosial

Mengidentifikasi, Mengevaluasi,

mengkaji, menanggapi kepentigan stakeholder, mengevaluasi

No. 73 – 76 Linkert

Mempelajari organisasi

Mengidentifikasikan organisasi, dokungan atas nilai-nilai organisasi

N0. 77 – 78 Linkert

Sumber data: Wirawan, Kepemimpinan, 2009 d). Variabel terikat yaitu Turn over intention (Y)

Turnover didahului dengan keinginan untuk meninggalkan perusahaan.

Keinginan akan mengecil atau semakin besar dan menjadi kenyataan bila

(7)

71

faktor-faktor pemicu keinginan tidak dikelola dengan baik. Untuk menciptkan kestabilan perusahaan dan mengecilkan dampak negatif dari turnover dapat dilakukan dengan mengetahui gejala-gejala yang ada yang

dapat ditemukan pada diri karyawan. Gejala-gejala mengenai turnover intention dirumuskan oleh Harnoto (2002) dalam beberapa indikator yang rinciannya dalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Variabel Turnover Intention, Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Skala

Turnover

Intention (Y) Harnoto(2002)

Tang- gung jawab

Tidak masuk kerja, Tidak perlu bertanggung jawab terhadap pekerjaan

No. 79 – 80 Linkert

Hasrat bekerja

Perasaan malas bekerja, Pera- saan perusahan memberikan kompensasi dibawah kemam- puan perusahaan, Bukan tempat bekerja yang tepat dan nyaman

No. 81 – 84 Linkert

Pelangga ran tata tertib

Pelanggaran terhadap tata tertib, Meninggalkan tempat kerja saat jam kerja, Melamar bekerja ke perusahaan lain

No. 85 – 88 Linkert

Tindakan Protes

Melakukan protes terhadap kebijakan atasan, melakukan protes terhadap peraturan perusahaan

N0. 89 – 90 Linkert

Sumber data: Harnoto, Turnover Intention (2002)

4.3. Data dan Metode Pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian ini data-data yang dkumpulkan serta metoda yang digunakan adalah sebagai berikut:

4.3.1. Sumber-sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

(8)

72 1. Data Primer

Adalah data asli yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalah yang diteliti. Jenis data ini diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu PT Panasonic Gobel Indonesia

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, melalui dokumen-dokumen atau catatan-catatan tertulis. Data sekunder cenderung siap pakai dalam arti siap dioleh dan dianalisa oleh pelaku peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui literature-literatur, jurnal, penelitian terdahulu 3. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kepada karyawan di PT Panasonic Gobel Indonesia.

4.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer dan data sekunder maka teknik pengmpulan data yang dipergunakan dalm penelitian melalui kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyan tertulis yang ditujukan kepada responden. Dafar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indicator-indikator dari variabel penelitian yang harus dijawab oleh para responden. Teknik ini dipiluh karena resonden atau subyek adalah orang ang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatkan oleh subyekkepad peneliti adalah benar dan dapat dipercaya dan interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang

(9)

73

dimaksud oleh peneliti. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau direkam untk dijadikan sampel dalam perumusan data penelitian

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara pasti data informasi apa yang dibutuhkan tersebut diukur. Dekomposisi variabel penelitian menjadi salah satu dimensi dan butir penelitan dengan hati-hati. Berkaitan dengan model kuesioner peneliatan, jenis pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi dua yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kadangkala pertanyan yang disajikan dalam bentuk kuesioner secar terbuka dan tertutup.

4.3.3. Populasi dan Metoda Sampling

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga dan dikenali generalisasi sedangkan sampel adalah jumlah tertentu dari sebagain poulasi yang diteliti secara langsung. Penentuan populasi dan sampel dalan penelitian adalah suatu hal yang penting. Hal ini untuk mengetahui siapa saja yang menjadi populasi penelitinnya serta besarnya sampel dari populasi, sehingga akan diperoleh perkiraan secara tepat tentang jumlah sampel yang akan mewakili keseluruhan unit analisa. Jumlah polulasi penelitan ini adalah 367 orang yang merupakan karyawan tetap PT Panasonic Gobel Indonesia yang tercata sampai dengan bulan April 2015.

Sedangkan sampel penelitian berjumlah 79 (tujuh puluh sembilan) orang yang masih terdaftar sebagai karyawan pada bulan April 2015. Teknik

(10)

74

pengambilan sampel yang dipergunakan adalah sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu teknik pengambilan sampel yang dipergunakan

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitan dari populasi penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2006). Jumlah sampel sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) tersebut menggunakan rumus slovin dengan error margin sebesar 10% (sepuluh persen) dengan hitungan sebagai berikut:

= ( ) + 1

Dimana : N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel e2

= margin error atau persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian

Berdasarkan rumusan tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam Penelitaian ini adalah

= 78.6, dibulatkan menjadi 79

Dengan demikian jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 79 (tujuh puluh sembilan) orang

(11)

75 4.4. Metoda Analisis Data

Dalam penelitian ini, data diolah menggunakan metode statistic menggunakan SPSS 20,0 for windows. Analisa data dilakukan dengan metode- metode sebagai berikut:

4.4.1 Statistik Deskriptif Variabel

Statistik deskriptif adalah cabang dari statistic yang berhubungan dengan penggambaran atau peringkatan data penelitian sehingga data tersebut mudah dipahami. Penggambaran data ni berguna untuk memberikan petunjuk yang lebih baik atas data penelitian. Ukuran-ukuran yang ada pada statistic deskriptif meliputi ukuran pemusatan data di sekitar pusat data. Ukuan-ukuran ini terdiri rata-rata, median dan modus. Sedangkan ukuran yang lain adalah ukuran penyebaran yang merupakan penyebaran data dari pusat ke rata-rata. Ukuran penyebaran ini meliputi varians, deviasi standar, range, mean absolte deviation (MAD), mead absolute percentage error (MAPE).

4.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Agar data-data yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan untuk dapat dioleh dan diambil kesimpulan secara benar maka perlu dilakukan pengujian-

pengujian terhadap data-data tersebut dengan beberapa pengujian yaitu:

(12)

76 4.4.2.1. Uji Validitas

Validitas merupakan bentuk valid atau tidaknya suatu data atau instrument.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data tersebut adalah valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment.

r

hitung

r hitung = koefisien korelasi X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat n = jumlah responden

Suatu data dikataka valid bila mempunyai nilai korelasi ≥ 0.3, sebaliknya bila data mempunyai korelasi < 0.3 maka dta tersebut dikatakan tidak valid. Nilai korelasi ini dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Moment melalui program SPSS 20.0.

4.4.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keandalan suatu data. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan dta yang sama (Sugiyono, 2010:110). Data tersebut tidak berubah bila diukur beberapa kali dengan waktu yang berbeda. Dengan

(13)

77

menggunakan instrument yang reliabel, maka akan dihasilkan suatu penelitian yang dapat diandalkan

Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk ke dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudiandianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Tekni yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian ini adalah meode alpha. Nilai koefisien reliabilitas dikatakan reliabel apabila bernilai positif dan lebih besar dari 0,70 (Umar,2008)

Dimana :

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item 4.4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gozali (2005), Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus terpenhi dalam model regresi linear yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas , tidak adanya heteroskedastisitas dan tidak adanya aautokorelasi pada model regresi.

(14)

78

Ada empat uji asums yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut yaitu :

a. Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2005), Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakan nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi dengan normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Beberaa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plt of regression standardized residual atau dengan metode uji one sample kolmogorov smirnov.

1) Metode Grafik

Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standardized. Sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika titik-titik menyebar sekitar gars dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

2) Metode Uji One-Sampel Kolmogorov Smirnov

Uji one Sampel Kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahi distribusi data, apakah mengikti distribusi normal, poisson, uniform, atau exponential. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signfikasi lebih dari 0,05.

(15)

79 b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu denga melihat nilai Tolerance dan Variance nflation Factor (VIF) pada model regresi. Untuk mengetahui suat model regresi bebas dri multikolinearitas yaitu mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas

Merujuk pada pendapat Ghozali (2005) Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah dengan melihat pola titik-titik pad scatterplot regresi.

Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan standardizes residual (SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan adalah:

(16)

80

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedatisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4.4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Ghozali (2005), Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.

Dalam regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan adanya autokorelasi pada model regresi. Pesamaan regresi ninear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut

Keterangan :

Y : Nilai prediksi variabel dependen (Turnover intention) a : Konstanta yaitu nila Y jika X1, X2, X3 = 0

X1 : Budaya Organisasi X2 : Perubahan Organisasi

Y = a + β

1

X

1

+ β

2

X

2

+ β

3

X

3

+ e

(17)

81 X3 : Kepemimpinan

β

: Koefisien regresi e : error

4.4.3. Pengujian Hipotesis (Uji Signifikasi)

Santoso (2012:147) mengatakan bahwa Uji hipotesisi adalah memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata).

Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistic tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Terdapat empat jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu dengan

a. Uji Determinasi (R2)

Merujuk pada pendapat Ghozali (2005) menyatakan bahwa koefisien determinasi adalah besarnya nilai pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan kisaran nilai koefisien antara 0 sampai dengan 1 yang artinya semakin nilai R2 mendekati 1 maka semakin baik model regresi yang terbentuk untuk menjelaskan perasalahan. Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X (X1, X2, X3) terhadap naik turunnya (variasi perubahan) vvariabel Y. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

(18)

82

Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD). Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumor :

Keterangan :

KD : Nilai Koefisien Determinasi R2 : R square

b. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05 Uji regresi simultan (uji f) dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Jika Sig <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan, F hitung

> F tabel)

2) Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan, F hitng < F tabel)

c. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Menurut tingkat signifikasi yatiu

KD = R2 x 100%

(19)

83

sebesar 5% dapat dilakukan berdasarkan nilai signifikasi dengan cara pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima sehingga Ho ditolak (signifikan, t hitung > t tabel)

2) Jika nila sig > 0,05 maka Ha ditolak sehingga Ho duteruna (tidak signifikan, t hitung < t tabel)

d. Analisis Korelasi Dimensi Antar Variabel

Analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang mengukur tingkat hubungan yang melibatkan antara lebih dari satu variabel bebas (X1, X2, X3) dan sata variabel terikat (Y). Analisis Korelasi antar dimensi digunakan untuk mengetahui hubungan antar dimensi-dimensi dalam variabel-variabel yang digunakan. Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi dalam variabel-variabel bebas Budaya Organisasi, Perubahan Organisasi, Kepemimpinan dan variabel terikat yaitu Turnover Intention. Korelasi tersebut untuk mengetahui sejauh mana dimensi variabel bebas mempengaruhi dimensi variabel terikat dalam kadar dominan maupun pengaruh dari dimensi variabel bebas yang paling lemah mempengaruhi dimensi variabel terikat. Hasil-hasil tersebut dapat dijadikan pedoman atau rekomendasi pada akhir penelitian oleh pihak- pihak yang terkait dengan penelitian ini untuk melakukan tindakan perbaikan. Secara keseluruhan kegiatan pengolahan dan analisis data ini dilakukan dengan bantuan aplikasi computer berupa program SPSS (Statistical Produt for Service Solution) versi 20,0

(20)

84

Tabel 4.5 Analisa Matrik korelasi Dimensi antar Variabel

VARIABE L

VARIABEL Turnover Intention

DIMENSI Tanggung

jawab (Y1)

Hasrat bekerja (Y2)

Pelanggaran tatatertib

(Y3)

Tindakan Protes

(Y4)

Budaya Organisasi (X1)

Inovasi dan Keberanian mengambil resiko (X1.1)

rX1.1.Y1 rX1.1.Y2 rX1.1.Y3 rX1.1.Y4

Berorientasi pada Detail (X1.2) rX1.2.Y1 rX1.2.Y2 rX1.2.Y3 rX1.2.Y4

Berorientasi pada Hasil (X1.3) rX1.3.Y1 rX1.3.Y2 rX1.3.Y3 rX1.3.Y4

Berorientasi pada Orang (X1.4) rX1.4.Y1 rX1.4.Y2 rX1.4.Y3 rX1.4.Y4

Berorientasi pada Tim (X1.5) rX1.5.Y1 rX1.5.Y2 rX1.5.Y3 rX1.5.Y4

Keagresifan (X1.6) rX1.6.Y1 rX1.6.Y2 rX1.6.Y3 rX1.6.Y4

Kestabilan (X1.7) rX1.7.Y1 rX1.7.Y2 rX1.7.Y3 rX1.7.Y4

Perubahan Organisasi (X2) Struktur (X2.1) rX2.1.Y1 rX2.1.Y2 rX2.1.Y3 rX2.1.Y4 Teknologi (X2.2) rX2.2.Y1 rX2.2.Y2 rX2.2.Y3 rX2.2.Y4

Penataan Fisik (X2.3) rX2.3.Y1 rX2.3.Y2 rX2.3.Y3 rX2.3.Y4

Sumber Daya Manusia (X2.4) rX2.4.Y1 rX2.4.Y2 rX2.4.Y3 rX2.4.Y4

Kepemimpinan (X3)

Menciptakan Visi (X3.1) rX3.1.Y1 rX3.1.Y2 rX3.1.Y3 rX3.1.Y4 Mengembangkan Budaya

Organisasi (X3.1)

rX3.2.Y1 rX3.2.Y2 rX3.2.Y3 rX3.2.Y4

Menciptakan Sinergi (X3.3) rX3.3.Y1 rX3.3.Y2 rX3.3.Y3 rX3.3.Y4

Memperdayakan Pengikut (X3.4) rX3.4.Y1 rX3.4.Y2 rX3.4.Y3 rX3.4.Y4

Menciptkan Perubahan (X3.5) rX3.5.Y1 rX3.5.Y2 rX3.5.Y3 rX3.5.Y4

Memotivasi Pengikut(X3.6) rX3.6.Y1 rX3.6.Y2 rX3.6.Y3 rX3.6.Y4

Mewakili Sistem Sosial (X3.7) rX3.7.Y1 rX3.7.Y2 rX3.7.Y3 rX3.7.Y4

Mempelajari Organisasi (X3.8) rX3.8.Y1 rX3.8.Y2 rX3.8.Y3 rX3.8.Y4

Gambar

Tabel 4.1 Variabel Budaya Organisasi, Dimensi dan Indikator Penelitian
Tabel 4.2 Variabel Perubahan Organisasi, Dimensi dan Indikator Penelitian
Tabel 4.3 Variabel Kepemimpinan, Dimensi dan Indikator Penelitian
Tabel 4.4 Variabel Turnover Intention, Dimensi dan Indikator Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ghozali (2016), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam regresi tersebut terdistribusi secara normal. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Tujuan

Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016). Kalau asumsi ini

Menurut (Ghozali, 2011) Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang tepat

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Untuk menghindari bias

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147)a. Untuk menguji suatu