• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotipe Kelapa (Cocos Nucifera L.) di Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotipe Kelapa (Cocos Nucifera L.) di Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2022

(2)

DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

SKRIPSI OLEH :

HOTMA TOGA PARSAULIAN NABABAN 180301098

AET - PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2022

(3)
(4)

i

dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotipe Kelapa (Coocos nucifera L.) di Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dibimbing oleh Hot Setiado. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologis dan hubungan kekerabatan beberapa genotipe kelapa yang ada di Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2022 menggunakan metode survei deskriptif berdasarkan buku panduan deskriptor kelapa IPGRI (International Plant Genetic Resources) dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil penelitian menujukkan bahwa di Kabupaten Tapanuli Tengah ditemukan 45 genotipe kelapa. Hasil karakteristik morfologi untuk bentuk tajuk (bulat, setengah bulat, Berbentuk X “siluet”, Berbentuk V). Bunga (normal, dan masih diseludangi seludang daun), buah (bulat telur, bersiku, dan bulat), tempurung (bulat telur, hampir bulat, oblate). Hubungan kekerabatan terdekat atau nilai dissimilaritas terendah diperoleh pada HB44 dan HB45, AH32 dan AH33, GM17 dan GM18, HJ1 dan HJ2 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan hubungan kekerabatan terjauh atau nilai dissimilaritas tertinggi terdapat pada HJ1 dan HJ4 yaitu sebesar 51,564.

Kata kunci : hubungan kekerabatan, karakteristik morfologis, Kabupaten Tapanuli Tengah.

(5)

ii

hemispherical, X- shaped ‘silhouette’), flower shape (normal and additional spathes or bracts), fruit (ovoid, almost round, oblate). The closest phylogenetic relationship was HB44 and HB45, AH32 and AH33, GM17 and GM18, HJ1 and HJ2 with coefficient dissimilarity 0,000 and farthest phylogenetic relationship was HJ1 and HJ4 with coefficient dissmilarity 51,564.

Keyword : coconut, morphological characteristics, phylogenic relationship, Tapanuli Tengah regency.

(6)

iii

November 2000. Penulis merupakan anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda Manoto Nababan dan Ibunda Marlutidamo Lumbantobing.

Pendidikan formal yang ditempuh adalah SD Negeri 084080 Sibolga lulus pada tahun 2013, SMP Negeri 5 Sibolga lulus pada tahun 2015, SMA Swasta Katolik Sibolga lulus pada tahun 2018 dan pada tahun yang sama lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada program studi Agrteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam berbagai organisasi, diantaranya anggota organisasi Paduan Suara Transeamus Fakultas Pertanian 2019-2020, Anggota Kerohanian Himpunan Mahasiswa Agroteknologi FP USU periode 2020-2021, Sekertaris Bidang Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi FP USU periode 2021-2022. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun Sisumut Kotapinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli sampai Agustus 2021. Penulis juga mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Kampus Merdeka Angkatan 1 pada tahun 2021 dan mengikuti program KMMI- IPB Course Building Sustainable Agriculture Ecosystem Through Technology and Innovation pada Tahun 2021.

(7)

iv

Lumbantobing yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan baik moral maupun materil, serta kepada kerabat dan keluarga penulis yang telah menemani dan membantu penulis dalam melakukan penelitian di lapangan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Hot Setiado, MS dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,saran serta masukan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada diri sendiri yang telah bertahan dan mampu melewati tahap ini dengan baik, serta teman-teman yang yang telah membantu dan saling menyemangati dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki skripsi ini.

Medan, Juli 2022

Penulis

(8)

v

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penulisan ... 4

Kegunaan Penulisan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 5

Syarat Tumbuh Iklim ... 7

Tanah ... 8

Karakteristik dan Penyebaran Kelapa ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian... 12

PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi Penelitian ... 15

Metode Pengambilan Sampel ... 15

Wawancara Langsung ... 16

Pengamatan Parameter ... 16

Morfologi Tanaman Bentuk Tajuk ... 16

Lingkar batang pada 20 cm dari permukaan tanah (cm) ... 16

Lingkar batang pada 1.5 m dari permukaan tanah (cm)... 16

Tinggi pohon ... 16

Pola pertumbuhan batang ... 16 Morfologi Daun

(9)

vi

Tebal tangkai bunga (cm)... 18

Jumlah spikelet dengan bunga betina ... 19

Jumlah spikelet tanpa bunga betina ... 19

Jumlah bunga betina dalam satu karangan ... 19

Diameter bunga betina (mm) ... 19

Morfologi Buah Jumlah tandan per pohon ... 19

Jumlah buah per tandan ... 19

Warna buah ... 19

Bentuk buah ... 19

Bentuk buah polar ... 19

Bentuk buah equatorial ... 20

Bentuk tempurung (buah tanpa sabut) ... 20

Berat buah (g) ... 20

Berat sabut (g) ... 20

Berat tempurung (g) ... 20

Berat daging buah (g) ... 20

Tebal daging buah (g) ... 20

Volume air kelapa (ml) ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21

Pembahasan ... ...119

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 128

Saran ... 128 DAFTAR PUSTAKA

(10)

vii

1 Analisis data umum lokasi penelitian dan kondisi tanaman ... 21

2 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ1... 24

3 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ2. ... 26

4 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ3. ... 28

5 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ4 ... 30

6 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ5 ... 32

7 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT6 ... 34

8 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT7 ... 36

9 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT8 ... 38

10 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT9 ... 40

11 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT10 ... 42

12 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL11... 44

13 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL12... 46

14 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL13... 48

15 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL14. ...50

16 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL15...52

17 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM16... 54

18 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM17... 56

19 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM18... 58

20 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM19... 60

21 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM20... 62

22 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB21... 64

23 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB22... 66

24 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB23... 68

25 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB24... 70

26 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB25... 72

27 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB26... 74

28 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB27... 76

29 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB28... 78

30 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB29... 80

(11)

viii

41 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GK30... 102

42 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB41... 104

43 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB42... 106

44 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB43... 108

45 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB44... 110

46 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB45... 112

47 Keragaman Fenotipe Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan Perbandingan Nilai Keragaman dengan Standar Deviasi... 114

48 Hubungan Kekerabatan Genotipe Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah Dilihat dari Dissimilarity Matrix... 116

(12)

ix

1 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ1... 25

2 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ2. ... 27

3 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ3. ... 29

4 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ4 ... 31

5 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HJ5 ... 33

6 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT6 ... 35

7 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT7 ... 37

8 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT8 ... 39

9 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT9 ... 41

10 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe AT10 ... 43

11 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL11... 45

12 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL12... 47

13 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL13... 49

14 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL14. ...51

15 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SBL15...53

16 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM16... 55

17 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM17... 57

18 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM18... 59

19 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM19... 61

20 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GM20... 63

21 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB21... 65

22 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB22... 67

23 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB23... 69

24 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB24... 71

25 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe SB25... 73

26 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB26... 75

27 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB27... 77

28 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB28... 79

29 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe TB29... 81

(13)

x

40 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe GK30... 103

41 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB41... 105

42 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB42... 107

43 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB43... 109

44 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB44... 111

45 Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotipe HB45... 113

46 Dendogram Pengelompokan Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara... 118

(14)

xi

No. Keterangan Hal.

1 Peta Lokasi Penelitian Kelapa... 133

2 Panduan Identifikasi Karakter Morfologi Kelapa... 133

3 Analisis Data Umum Kuesioner Petani Kelapa... 139

4 Hasil Analisis Software Menggunakan SPSS Statistics 26... 141

5 Rekapitulasi Karakter Morfologi Tanaman Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 148

6 Rekapitulasi Karakter Morfologi Daun Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 149

7 Rekapitulasi Karakter Morfologi Bunga Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 151

8 Rekapitulasi Karakter Morfologi Buah Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 153

9 Gambar Perbedaan Karakter Morfologi Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 154

10 Gambar Karakter Morfologi Tajuk Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 157

11 Gambar Karakter Morfologi Daun Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 158

12 Gambar Karakter Morfologi Bunga Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 159

13 Gambar Karakter Morfologi Buah Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 160

14 Gambar Karakter Morfologi Bentuk Tempurung Kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah... 162

(15)

Tanaman ini dapat dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh masyarakat sehingga dianggap juga sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman dahulu adalah minyak kelapa atau yang biasa disebut dengan VCO (virgin coconut oil). Serta limbah dari kelapa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat berupa serabut, tempurung, lidi dan daun kelapa sebagai bahan dasar kerajinan tangan serta peralatan rumah tangga (Pratiwi et al, 2013).

Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2012 mencapai 3.781.649 ha, yang dikuasai oleh perkebunan rakyat seluas 3.740.332 ha (98,91%), perkebunan besar negara seluas 4.100 ha (0,11%) dan perkebunan besar swasta seluas 37.217 ha (0,8%), dengan total produksi rata-rata 3.189.897 ton (98,71%), perkebunan besar milik negara 3.009 ton (0,1%) dan perkebunan besar milik swasta sebesar 38.078 ton (1,21%). Tanaman kelapa tersebar luas baik di pekarangan rumah masyarakat ataupun perkebunan hampir di seluruh kepulauan nusantara. Areal tanaman kelapa di Pulau Sumatera mencapai 31,81%, di Jawa 22,74%, Sulawesi 20,81%, Maluku dan Papua 10%, dari total luas area keseluruhan kelapa di Indonesia (Ditjenbun, 2019).

Di Indonesia umumnya varietas tanaman kelapa dikelompokkan menjadi dua varietas utama, yaitu kelapa dalam dan kelapa genjah. Kelapa dalam (Tall

(16)

Coconut) mempunyai ciri-ciri, yaitu batangnya besar dan dapat memiliki

ketinggian 30 meter, mulai berbuah pada umur enam sampai delapan tahun dan hidup sampai 100 tahun atau bahkan lebih dari 100 tahun. Sedangkan kelapa genjah (Dwarf Coconut) atau sering disebut kelapa hibrida mempunyai ciri ciri, yaitu batangnya ramping, tingginya sekitar 5 meter dan berumur sampai 30 tahun (Lenrawati dan Purnamasari, 2020).

Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai varietas kelapa genjah yang sudah dilepas sebagai varietas Unggul, kelapa juga ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pertanian pada Tahun 2019. Kelapa ini memiliki keunggulan dengan rasa juga aroma yang khas dan unik. Kelapa genjah mulai berbuah lebih awal yaitu sampai dengan 5 tahun setelah tanam (Disbun Sumut, 2020).

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian pesisir pantai barat pulau Sumatera dengan panjang garis pantai sepanjang 200 km. Hal ini merupakan salah satu alasan untuk meneliti tanaman kelapa di Kabupaten Tapanuli Tengah yang merupakan wilayah pesisir dan merupakan lokasi yang banyak memproduksi kelapa sebagai penghasilan para petani di Kabupaten Tapanuli Tengah. Perlu kita ketahui bahwasanya kelapa tumbuh baik di daerah pesisir pantai. Weku (2013) menyatakan secara umum, wilayah yang memiliki pesisir pantai (ketinggian daratan diantara (0-450 m) merupakan wilayah yang direkomendasikan sebagai lokasi untuk tanaman kelapa. Pada pemetaan awal, terlihat bahwa lokasi yang cocok untuk dilakukan penanaman kelapa ada daerah pesisir dan sebagian pegunungan, tetapi ini merupakan pemetaan dengan

(17)

metode sentrifugasi, daging buah yang berasal kelapa genjah salak tidak sesuai digunakan sebagai bahan baku VCO dibandingkan dengan kelapa dalam dan kelapa genjah. Akan tetapi kelapa kelapa genjah memiliki keunggulan dibanding kelapa dalam, yaitu lebih cepat berbuah dan lambat bertambah tinggi (Karouw et al, 2014).

Benih kelapa unggul dengan karakteristik cepat berbunga, habitat pohon yang pendek, resisten terhadap hama dan penyakit, dengan hasil kopra per satuan luas tinggi dan dengan pemupukan rendah, ukuran buah besar, daging buah tebal, kandungan minyak tinggi, dan memiliki kandungan air rendah merupakan bahan tanaman yang sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan produktivitas kelapa (Mahayu dan Novarianto, 2014).

Salah satu cara untuk menghasilkan benih kelapa unggul yaitu melakukan eksplorasi ke daerah-daerah yang terdapat banyak pohon kelapa untuk diidentifikasi karakter morfologinya, diseleksi dan selanjutnya tanaman yang terpilih dikoleksi pada kebun percobaan/ditanam pada blok pertanaman potensial di daerah tersebut (Santosa, 2014).

Eksplorasi merupakan langkah awal dari konservasi tanaman. Eksplorasi dilaksanakan secara bertahap dengan mengandalkan narasumber dan sumber

(18)

informasi, baik langsung dari pemberi informasi utama (key informan) maupun data kepustakaan. Dalam kaitan ini dilakukan penggalian informasi keberadaan contoh tanaman, pengumpulan contoh tanaman, karakterisasi dan evaluasi tanaman serta deskripsi tanaman (Natawijaya et al., 2019).

Produksi yang diperoleh selama proses usaha tani akan memperoleh tingkat jual yang selanjutnya merupakan penerimaan petani. Efisiensi dalam suatu proses usahatani mempunyai arti sangat penting dalam upaya peningkatan pendapatan petani terutama dalam merencanakan atau mengembangkan hasil yang efektif dan efisien dalam memproduksi kelapa (Vaulina et al, 2018).

Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan penulis ingin melakukan identifikasi keragaman genetik pada karakter–karakter morfologis tanaman kelapa sebagai sumber plasma nutfah dalam mendukung program pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produksi kelapa baik dari segi kualitas maupun kuantitas didaerah Tapanuli Tengah.

Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini betujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologis dan hubungan kekerabatan genotip dari beberapa jenis kelapa (Cocos nucifera L.) yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Kegunaan Penulisan

Penulisan ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Serta dapat menjadi salah satu sumber infomasi bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

(19)

Akar kelapa merupakan akar serabut yang berjumlah ±2000-4000 helai tergantung pada kesuburan tanah pada lahan tanam, iklim dan kesehatan tanaman.

Bagian dasar dari batang kelapa bentuknya membesar, kemudian dibagian dalam tanah menciut lagi sehingga merupakan kerucut terbalik. Bagian ini disebut

“bole” atau “root bulb”. Dari bulb ini keluar akar primer yang berbentuk bulat dan memanjang. Akar primer ini sebagian tumbuh mendatar dekat permukaan tanah, kadang-kadang mencapai panjang 10-15 meter dan sebagian lainnya tumbuh ke dalam tanah sampai 3-5 meter, tetapi dapat menembus lapisan yang keras.

Demikian pula kalau ujung akar sampai pada permukaan air tanah, bagian ujung berhenti memanjang. Akar mula-mula berwarna putih kemudian merah coklat bila sudah tua (Mardiatmoko dan Mira, 2018). Akar pada kelapa terbagi menjadi 6 jenis yaitu : akar utama (main root), akar cabang (branch root), akar makanan (rootlets), akar pernapasan (respiratory root), akar cadangan (dormancy root) dan akar udara (aerial root) (Maliangkay, 2017).

Pada umumnya batang kelapa mengarah kepada lurus keatas dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan lain- lain. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang merupakan jaringan meristem yang berfungsi membentuk daun, batang, dan bunga. Setelah umur 3–4 tahun yaitu

(20)

pada waktu pangkal batang terbentuk, maka lingkar batang tidak akan tumbuh membesar lagi. Tinggi batang kelapa bisa mencapai 30 m dengan garis tengah 20- 30 cm, tergantung iklim, tanah dan lingkungan tanah. Pada tanaman perkebunan yang berjarak rapat, pertumbuhan batang akan cepat memanjang dengan lingkar batang yang kecil. Sedangkan pada tanah dengan kesuburan cukup, lingkaran batang akan lebih besar disbanding dengan kelapa yang di tanam pada tanah kurang subur (Dedek, 2018).

Tanaman kelapa termasuk tumbuhan yang memiliki daun lengkap karena mempunyai pelepah, tangkai dan helaian daun serta kelapa yang baru tumbuh memiliki 4-6 helai daun yang tersusun satu membalut yang lain sehingga merupakan selubung dan meruncing ujungnya. Kelapa dewasa mempunyai 30-40 daun pada tajuknya yang setiap daunnya mempunyai panjang 5-7 meter dengan 200-300 anak daun dan panjang anak daun bervariasi antara 90-135 cm. Masa hidup daun mulai dari muncul hingga tua, atau mati yaitu 2,5–3 tahun, sedangkan daun muncul di tajuk setiap 3 atau 4 minggu. Diperlukan waktu sekitar 30 bulan untuk diferensiasi primordial sebelum daun muncul (Dedek, 2018).

Bunga kelapa tergolong ke dalam bunga tongkol majemuk karena terletak aksiler dengan bunga jantan dan betina dalam satu tongkol. Satu tongkol majemuk (spadix) sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal dan kuat (Tjitrosoepomo, 2020). Tongkol (spadix) tersusun dari poros tengah (rachis) dengan 30 atau lebih cabang lateral (rachillae). Panjang tongkol bunga sekitar 1-2 m sedangkan cabang lateral sekitar 30-55 cm. Dalam setiap cabang lateral terdapat sekitar 200-300 bunga jantan dengan satu atau lebih bunga betina di bagian pangkalnya. Jumlah bunga betina dalam perbungaan bergantung pada

(21)

3-5 mm, bagian dalam melekat pada kulit luar biji. Testa (kulit daging buah) yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat. Endosperm (daging buah) yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging kelapa yang tebalnya 8-10 mm. Air kelapa yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air. Lembaga yaitu bakal tanaman setelah buah tua (Chan et al., 2016 ).

Menurut Badan Standardisasi Nasional (2016) kriteria matang fisiologi buah kelapa yang terletak pada tandan terbawah ditandai oleh 3 /4 bagian buah telah mulai mengering, kulitnya tidak keriput, bunyi air nyaring ketika buah diguncang dan tebal daging buah > 10 mm.

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman Kelapa dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas yang lembab. Pusat-pusat perkebunan kelapa yang penting terletak pada zone antara 15° LU dan 15° LS. Di luar zone ini hanya terdapat pohon-pohon kelapa yang tidak mampu menghasilkan buah (Florida, Los Angeles, Portugal). Meskipun kelapa dapat tumbuh pada keadaan iklim yang luas cakupannya, untuk pertumbuhan yang optimal dan tercapainya produktivitas yang baik, kelapa menghendaki persyaratan lingkungan tertentu, menyangkut

(22)

ketinggian tempat, suhu, curah hujan, kelembaban udara, lama penyinaran, angin dan letak lintang (Mardiatmoko dan Mira, 2018).

Beberapa faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah: letak lintang, ketinggian tempat, curah hujan, temperature, kelembaban dan penyinaran matahari. Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting dari pada jumlah air hujan sepanjang tahun (Ohler & Magat, 2016).

Kelembaban udara yang baik untuk tanaman kelapa berkisar ±80-90%.

Kelembaban dibawah 70% akan menyebabkan daun kering dan rontoknya buah dan pertumbuhan tanaman muda terganggu. Tanaman kelapa juga menghendaki sinar matahari cukup tiggi yaitu 2000 jam penyinaran per tahun. Atau sekurang- kurangnya 120 jam penyinaran per bulan. Oleh sebab itu, tanaman yang terlindung kurang baik pertumbuhannya akan lebih tinggi, kecil-kecil dan produksi buah berkurang (Arimbawa, 2016).

Tanah

Kapabilitas lahan ialah klasifikasi potensi lahan untuk penggunaan sebagai sitem pertanian. Hal-hal yang diperhatikan dalam pertumbuhan kelapa adalah keadaan sifat fisik yang terdiri dari kedalaman efektif, terkstur tanah dan drainrase atau sistem pengairan sedangkan untuk sifat kimia yaitu pH pada tanah. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang sangat membutuhkan lahan dengan persyaratan yang mencakup kedalaman penanaman minimum 50 cm dengan konistensi tanah yang gembur dan lembab agar dapat tumbuh secara baik dan optimal

(23)

Pohon kelapa tumbuh pada daerah yang berdekatan dengan air yang mengalir dan bergerak pada umumnya dapat tumbuh dengan sangat baik.

Pertumbuhan yang baik tersebut disebabkan oleh banyaknya kandungan oksigen yang dapat diserap pada keadaan air yang bergerak untuk pernafasan pada bagian akar. Tanah yang baik baik bagi tanaman kelapa adalah tipe tanah yang subur dan lembab yang bertekstur gebur seperti tanah aluvial, jenis tanah latosol atau bahkan pasir khusunya yang berjenis “Aladin Litteral” (Mardiatmoko dan Mira, 2018).

Penyebaran dan Karakteristik Kelapa

Kelapa merupakan tumbuhan dengan jenis aren-arenan atau Arecaceae.

Tumbuhan ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan dengan semua bagiannya dapat dimanfaatkan sehingga dapat dianggap sebagai tumbuhan dengan 1001 manfaat. Kelepa secara alami tumbuh di daerah pantai hingga ada yang tumbuh di daerah pegunungan mencapai ketinggian tertentu (Sinaga, 2018).

Berlandaskan karakter batang kelapa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelapa dalam (Tall) dan kelapa genjah (Dwarf). Kelapa dalam (Tall) memiliki ciri-ciri pada pangkal batangnya membesar yang disebut bole, secara universal memiliki batang yang tingginya sekitar ±15-30 meter sedangkan kelapa genjah memiliki cir-ciri yang pangkal batangnya tidak membesar atau tidak ada

(24)

bole umumnya memiliki batang yang tinggi sekitar 5-10 meter, dari hasil silang

kedua tipe tersebut disebut kelapa Hibrida yang memiliki ciri mirip dengan kelapa genjah (Foale and Harries, 2014).

Tipe kelapa dalam mempunyai batang yang tinggi dan kekar dengan dasar batang membengkak yang disebut bole. Tinggi batang mencapai 15-18m.

Mahkota mempunyai 25-40 daun yang terbuka penuh, dengan panjang daun 5-7m.

Pembungaan pertama lambat, mulai umur 7-10 tahun, tetapi umurnya dapat mencapai 90 tahun dan lebih toleran terhadap macam-macam jenis tanah dan kondisi iklim. Kelapa dalam umumnya menyerbuk silang. Jumlah buah sekitar 6- 12 per tandan. Kopra, minyak, dan sabut umumnya berkualitas baik (Kriswiyanti, 2013).

Tipe kelapa genjah memiliki karakteristik penampilan yang pendek, mulai berbunga sekitar 3-4 tahun setelah tanam. Batangnya agak kecil, tanpa bole dan daunnya yang terbuka penuh jarang melewati panjang empat meter. Produksi buah banyak yaitu ±10-30 butir/ tandan, tetapi kecenderungan pembungaan tidak teratur, penyerbukan sendiri. Ukuran buah kecil, kualitas dan kopranya kurang baik. Produksi mulai menurun sesudah berumur 25 tahun (Foale dan Harries, 2014).

Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3-4 tahun, pada kelapa genjah dan 4-8 tahun pada kelapa dalam, sedangkan kelapa hibrida mulai berbunga esudah umur 4 tahun. Karangan bunga mulai tumbuh dari ketiak daun yang bagian luarnya diselubungi oleh seludang yang disebut mancung (saptha).

Mancung merupakan kulit tebal dan menjadi pelindung calon bunga, panjangnya 80-90 cm (Mardiatmoko dan mira, 2018)

(25)

Secara geografis Kabupaten Tapanuli Tengah terletak antara ‟ ” - ‟ ” Lintang Utara, sampai dengan ‟ ” Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir pantai barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada didaratan Pulau Sumatera serta sebagian lainnya di pulau-pulau kecil.

Kabupaten Tapanuli Tengah ini memiliki 20 Kecamatan.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera untuk mendokumentasikan hasil penelitian, GPS (Global Positioning System) untuk menentukan koordinat dan ketinggian tempat pengambilan sampel, meteran, jangka sorong dan timbangan untuk mengukur karakter kuantitatif tanaman, gelas ukur untuk mengukur volume air kelapa, cungkilan daging buah kelapa, label untuk menandai sampel, spanduk, kuesioner, buku data dan alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh.

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aksesi kelapa milik petani di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kelapa yang dijadikan sampel dalam survey sebanyak 45 genotipe kelapa. Survei dilakukan pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri.

(26)

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan metode survei di Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Data primer diperoleh secara langsung melalui responden di lapangan berupa observasi dan hasil kuisioner. Selain itu, diperlukan juga data sekunder berupa uraian, data angka, atau peta mengenai keadaan wilayah penelitian untuk mendukung data primer yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain studi pustaka maupun instansi terkait.

Pengambilan wilayah sampel dilakukan dengan metode (purposive sampling) atau secara sengaja sesuai dengan data sekunder yang dperoleh melalui

berbagai sumber pustaka dan instansi terkait, pengambilan sampel di lapangan diakukan secara (accidental sampling) sampling dengan pengumpulan data terhadap sampel dengan berdasarkan buku panduan deskriptor kelapa IPGRI (Internasional Plant Genetic Resources Institute) atau secara tidak sengaja disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Karakter morfologis yang diamati berupa karakter kualitatit dan kuantitatif.

Pengambilan sampel yang diambil pada 3 Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, yaitu Kecamatan Pandan yang meliputi 3 desa yaitu desa Hajoran (HJ), desa Aek Tolang (AT), dan desa Sibuluan (SBL). Kecamatan Pinangsori yang meliputi 3 desa yaitu desa Gunung Marijo (GM), desa Sitonong Bangun (SB), dan desa Toga Basir (TB). Kecamatan Badiri yang meliputi 3 desa yaitu desa Aek Horsik (AH), desa Gunung Kelambu (GK), dan desa Hutabalang (HB), dimana pada setiap desa akan diambil 5 sampel kelapa secara acak (accidental sampling).

(27)

keragaman fenotipe.

Hasil pengukuran sifat kuantitatif dalam penelitian ini dibagi dalam tiga pengelompokan yang disesuaikan dengan distribusi data pada 45 fenotipe dari kelapa hingga membentuk pola distribusi yang tetap.

Analisis data fenotipe pada sifat kuantitatif dilakuan untuk melihat adanya keberagaman pada populasi. Analisis perbandingan pada keberagaman juga dilakukan dengan melihat perbandingan yang ada pada fenotipe dengan standar deviasi keberagman fenotipe.

Nilai keragaman fenotipe dihitung menurut Steel and Torrie (1995) sebagai berikut:

∑ ̅

2p = keragaman fenotipe

= nilai sampel ke-i

̅ = nilai rata-rata populasi ke-i N = jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotipe di hitung berdasarkan rumus:

√ 2 = standar deviasi keragaman fenotipe N = jumlah populasi yang diuji

(28)

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman dihitung berdasarkan Anderson dan Bancroft (1952) dan Mongi (2015) sebagai berikut:

- Apabila 2 > 2 berarti bahwa keragaman luas (beragam) - Apabila 2 < 2 berarti bahwa keragaman sempit (seragam)

Data kualitatif dan kuantitatif yang sudah terstandarisasi dilaksanakan analisis hubungan kekerabatan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 26 dengan analisis kelompok (cluster) agar mengetahui tingkat kekerabatan antar aksesi dari setiap sampel masing-masing tanaman kelapa di tiga Kecamatan. Analisis cluster digunakan untuk memvisualisasikan data yang multivarians (dari parameter yang diukur) hasil survei. Analisis cluster menghasilkan dendogram yang digunakan untuk menilai pola keragaman dari data survei (Fathia et al., 2016).

Tahap–tahap pengolahan data dan hasil penelitian dilakukan sebagai berikut:

1. Dilakukan pengkodean terhadap tiap-tiap karakter dalam bentuk angka berdasarkan ketentuan yang ada.

2. Dilakukan analisis cluster dengan metode Agglomerative Hierarchical Clustering menggunakan rumus :

√∑

dimana:

di , j = jarak antara objek i dengan objek j xik = nilai objek i pada peubah ke k xjk = nilai objek j pada peubah k p = jumlah variabel cluster (Mongi, 2015).

3. Menginterpretasikan cluster yang terbentuk dalam dendogram.

(29)

Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri.

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling atau teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu tanaman

yang secara kebetulan dijumpai oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel.

Pengamatan dilaksanakan dengan mengunjungi setiap kebun kelapa milik petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Pandan, Kecamatan Pinangsori dan Kecamatan Badiri.

Bila dijumpai jenis tanaman kelapa dilakukan identifikasi dengan berdasarkan peubah amatan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan pendokumentasian dengan kamera. Informasi mengenai jenis-jenis kelapa diperoleh dari informasi petani dan masyarakat setempat. Pada kelapa yang telah diidentifikasi maka kelapa tersebut akan diberi kode sebagai penanda bahwasanya kelapa tersebut memiliki kode genotip yang berbeda dengan ditambahi nomor pelebelan. Kode yang diberikan merupakan inisial dari nama desa disetiap Kecamatan seperti pada Kecamatan Pandan akan dinamai dengan desa Hajoran (HJ), desa Aek Tolang (AT), dan desa Sibuluan (SBL). Kecamatan Pinangsori yang meliputi desa Gunung Marijo (GM), desa Sitonong Bangun (SB), dan desa

(30)

Toga Basir (TB). Kecamatan Badiri yang meliputi desa Aek Horsik (AH), desa Gunung Kelambu (GK), dan desa Hutabalang (HB).

Wawancara Langsung

Setelah ditentukan lokasi penelitian maka dilakukan wawancara langsung kepada petani untuk mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, berapa jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan serta jumlah produksi.

Pengamatan Parameter

Pengamatan parameter dilakukan berdasarkan buku panduan descriptor kelapa (Cocos nucifera L) IPGRI dengan mengamati karakter-karakter morfologis kelapa.

A. Morfologi Tanaman 1. Bentuk tajuk

Bentuk tajuk diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

2. Lingkar batang pada 20 cm dari permukaan tanah (cm)

Lingkaran batang diukur pada 20 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan meteran.

3. Lingkar batang pada 1,5 m dari permukaan tanah (cm)

Lingkaran batang diukur pada 1,5 m dari permukaan tanah dengan menggunakan meteran.

4. Tinggi pohon

Tinggi pohon diukur dari permukaan tanah sampai daun hijau tertua dengan menggunakan alat Hagameter.

5. Pola pertumbuhan batang

(31)

2. Panjang tangkai daun (cm)

Panjang tangkai daun diukur dari pangkal hingga bagian munculnya anak daun pertama dengan menggunakan meteran.

3. Tebal tangkai daun (cm)

Tebal tangkai daun diukur pada bagian munculnya anak daun pertama dengan menggunakan jangka sorong.

4. Lebar tangkai daun

Lebar tangkai daun diukur pada bagian munculnya anak daun pertama dengan menggunakan meteran.

5. Panjang Rachis

Panjang rachis diukur dari bagian munculnya anak daun pertama hingga ujung rachis dengan menggunakan meteran.

6. Jumlah anak daun

Jumlah anak daun dihitung hanya pada salah satu sisi rachis yang memiliki anak daun pertama paling dekat ke dasar tangkai daun.

7. Panjang anak daun

Panjang anak daun diukur menggunakan meteran dengan mengambil 4 anak daun (2 disetiap sisi) dari bagian tengah rachis.

(32)

8. Lebar anak daun (cm)

Lebar anak daun diukur pada bagian terlebar dengan menggunakan penggaris.

9. Warna anak daun

Warna anak daun diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

C. Morfologi Bunga 1. Tipe pembungaan

Tipe pembungaan diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

2. Warna tangkai bunga

Warna tangkai bunga diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

3. Warna bunga betina

Warna bunga betina diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

4. Warna bunga jantan

Warna bunga jantan diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

5. Panjang tangkai bunga (cm)

Panjang tangkai bunga diukur dari pangkal hingga bagian munculnya spikelet pertama dengan menggunakan meteran.

6. Tebal tangkai bunga (cm)

Tebal tangkai bunga diukur pada bagian munculnya spikelet pertama.

(33)

Jumlah bunga betina dalam satu karangan dihitung secara manual.

10. Diameter bunga betina (cm)

Diameter bunga betina diukur pada bagian terlebar dari bunga dengan menggunakan jangka sorong.

D. Morfologi Buah

1. Jumlah tandan per pohon

Jumlah tandan per pohon dihitung secara manual.

2. Jumlah buah per tandan

Jumlah buah per tandan dihitung secara manual.

3. Warna buah

Warna buah diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

4. Bentuk buah

Bentuk buah diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

5. Bentuk buah polar

Bentuk buah polar diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

(34)

6. Bentuk buah equatorial

Bentuk buah equatorial diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

7. Bentuk tempurung (buah tanpa sabut)

Bentuk tempurung diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

8. Berat buah (g)

Berat buah ditimbang dengan menggunakan timbangan (dengan sabut).

9. Berat tempurung (g)

Berat sabut ditimbang dengan menggunakan timbangan.

10. Berat sabut (g)

Berat tempurung diamati secara visual berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan.

11. Berat daging buah (g)

Berat daging buah ditimbang menggunakan timbangan.

12. Tebal daging buah (mm)

Tebal daging buah diukur pada bagian tengah dengan menggunakan jangka sorong.

13. Volume air kelapa (ml)

Berat daging buah ditimbang menggunakan timbangan.

(35)

masing-masing kecamatan diambil 3 desa dan untuk pengambilan sampel disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Hasil dari kegiatan awal penelitian yaitu wawancara langsung kepada petani yang memiliki lahan dan pohon kelapa sendiri (Tabel 1).

Tabel 1. Analisis data umum lokasi penelitian dan kondisi tanaman

Kecamatan Desa Kode

Genotipe

Ketinggian Tempat

(mdpl)

Titik Koordinat Pandan Hajoran HJ1 11 N 1°39'11.8"

E 98°50'10.0"

HJ2 11 N 1°39'11.8"

E 98°50'10.0"

HJ3 11 N 1°39'11.8"

E 98°50'10.0"

HJ4 10 N 1°39'11.5"

E 98°50'10.4"

HJ5 10 N 1°39'11.5"

E 98°50'10.4"

Aek Tolang AT6 6 N 1°41'32"

E 98°50'41"

AT7 6 N 1°41'32"

E 98°50'41"

AT8 7 N 1°41'33"

E 98°50'55"

AT9 7 N 1°41'33"

E 98°50'55"

AT10 10 N 1°41'25"

E 98°50'37"

Sibuluan SBL11 6 N 1°41'45"

E 98°49'03"

SBL12 7 N 1°41'43"

E 98°49'02"

(36)

SBL13 7 N 1°41'43"

E 98°49'02"

SBL14 6 N 1°41'41"

E 98°49'00"

SBL15 6 N 1°41'41"

E 98°49'00"

Pinangsori Gunung Marijo

GM16 18 N 1°33'13"

E 98°53'53"

GM17 18 N 1°33'13"

E 98°53'53"

GM18 21 N 1°34'33"

E 98°53'57"

GM19 21 N 1°34'33"

E 98°53'57"

GM20 21 N 1°34'34"

E 98°53'56"

Sitonong Bangun

SB21 24 N 1°34'25"

E 98°59'08"

SB22 24 N 1°34'26"

E 98°59'08"

SB23 28 N 1°34'30"

E 98°59'00"

SB24 27 N 1°34'25"

E 98°59'08"

SB25 27 N 1°34'26"

E 98°59'08"

Toga Basir TB26 25 N 1°34'31"

E 98°54'07"

TB27 25 N 1°34'31"

E 98°54'07"

TB28 23 N 1°34'51"

E 98°55'22"

TB29 23 N 1°34'51"

E 98°55'22"

TB30 23 N 1°34'51"

E 98°55'22"

Badiri Aek Horsik AH31 8 N 1°37'19"

E 98°51'11"

AH32 8 N 1°37'19"

E 98°51'11"

AH33 7 N 1°37'22"

E 98°51'10"

AH34 11 N 1°37'11"

E 98°51'06"

AH35 11 N 1°37'11"

E 98°51'06"

Gunung GK36 16 N 1°35'42"

(37)

HB42 18 N 1°36'41"

E 98°52'18"

HB43 18 N 1°36'41"

E 98°52'18"

HB44 18 N 1°36'43"

E 98°52'20"

HB45 18 N 1°36'43"

E 98°52'20"

Identifikasi Karakteristik Morfologis Kelapa

Analisis kekerabatan dapat menggunakan berbagai sifat dan karakter, salah satunya karakter morfologis. Masing-masing genotip tanaman kelapa memiliki karakter morfologis yang berbeda antara genotip satu dengan genotip lainnya.

Hasil dari kegiatan karakterisasi genotipe tanaman kelapa yang terdapat di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2 hingga 46.

(38)

Tabel 2. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (HJ1) (11 mdpl) (N 1°39'11.5"E 98°50'10.4")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

100 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

80 cm

4 Tinggi Pohon 15 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Hijau

7 Panjang Tangkai Daun 114 cm

8 Tebal Tangkai Daun 10 cm

9 Lebar Tangkai Daun 2,98 cm

10 Panjang Rachis 414 cm

11 Jumlah Anak Daun 124

12 Panjang Anak Daun 105 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning kehijauan

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Hijau kekuningan

19 Panjang Tangkai Bunga 34,6 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,65 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 32 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 6 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 40

24 Diameter Bunga Betina 27,06 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 9

26 Jumlah Buah per Tandan 8

27 Warna Buah Hijau kekuningan

28 Bentuk Buah Bulat telur

29 Bentuk Buah Polar Berbentuk telur

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 1300 gr

33 Berat Sabut 600 gr

34 Berat Tempurung 200 gr

35 Berat Daging Buah 350 gr

36 Tebal Daging Buah 15,43 mm

37 Volume Air Kelapa 105 ml

(39)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 1. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 1: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(40)

Tabel 3. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (HJ2) (11 mdpl) (N 1°39'11.5"E 98°50'10.4")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

128 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

95 cm

4 Tinggi Pohon 13 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Hijau

7 Panjang Tangkai Daun 109 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,65 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 364 cm

11 Jumlah Anak Daun 104

12 Panjang Anak Daun 125 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning kehijauan

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Hijau kekuningan

19 Panjang Tangkai Bunga 34,6 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,65 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 32 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 6 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 40

24 Diameter Bunga Betina 27,06 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 9

26 Jumlah Buah per Tandan 8

27 Warna Buah Hijau kekuningan

28 Bentuk Buah Bulat telur

29 Bentuk Buah Polar Berbentuk telur

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 1300 gr

33 Berat Sabut 600 gr

34 Berat Tempurung 200 gr

35 Berat Daging Buah 350 gr

36 Tebal Daging Buah 15,43 mm

37 Volume Air Kelapa 105 ml

(41)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 2. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 2: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(42)

Tabel 4. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (HJ3) (11 mdpl) (N 1°39'11.5"E 98°50'10.4")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

133 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

98 cm

4 Tinggi Pohon 14 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning kecoklatan

7 Panjang Tangkai Daun 100 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,459 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 453 cm

11 Jumlah Anak Daun 105

12 Panjang Anak Daun 118 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning kehijauan

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Hijau kekuningan

19 Panjang Tangkai Bunga 34,6 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,65 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 32 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 6 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 40

24 Diameter Bunga Betina 27,06 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 9

26 Jumlah Buah per Tandan 8

27 Warna Buah Hijau kekuningan

28 Bentuk Buah Bulat telur

29 Bentuk Buah Polar Berbentuk telur

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 1300 gr

33 Berat Sabut 600 gr

34 Berat Tempurung 200 gr

35 Berat Daging Buah 350 gr

36 Tebal Daging Buah 15,43 mm

37 Volume Air Kelapa 105 ml

(43)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 3. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 3: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(44)

Tabel 5. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (HJ4) (10 mdpl) (N 1°39'11.5" E 98°50'10.4")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

157 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

123 cm

4 Tinggi Pohon 17 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning kehijauan

7 Panjang Tangkai Daun 110 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,82 cm

9 Lebar Tangkai Daun 10 cm

10 Panjang Rachis 470 cm

11 Jumlah Anak Daun 110

12 Panjang Anak Daun 117 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau kecoklatan

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning kehijauan

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Hijau kekuningan

19 Panjang Tangkai Bunga 34,6 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,65 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 32 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 6 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 40

24 Diameter Bunga Betina 27,06 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 9

26 Jumlah Buah per Tandan 8

27 Warna Buah Hijau kekuningan

28 Bentuk Buah Bulat telur

29 Bentuk Buah Polar Berbentuk telur

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 1300 gr

33 Berat Sabut 600 gr

34 Berat Tempurung 200 gr

35 Berat Daging Buah 350 gr

36 Tebal Daging Buah 15,43 mm

37 Volume Air Kelapa 105 ml

(45)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 4. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 4: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(46)

Tabel 6. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (HJ5) (10 mdpl) (N 1°39'11.5" E 98°50'10.4")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

120 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

80 cm

4 Tinggi Pohon 15 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning kehijauan

7 Panjang Tangkai Daun 126 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,56 cm

9 Lebar Tangkai Daun 8 cm

10 Panjang Rachis 440 cm

11 Jumlah Anak Daun 125

12 Panjang Anak Daun 112 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning kehijauan

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Hijau kekuningan

19 Panjang Tangkai Bunga 34,6 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,65 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 32 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 6 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 40

24 Diameter Bunga Betina 27,06 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 9

26 Jumlah Buah per Tandan 8

27 Warna Buah Hijau kekuningan

28 Bentuk Buah Bulat telur

29 Bentuk Buah Polar Berbentuk telur

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 1300 gr

33 Berat Sabut 600 gr

34 Berat Tempurung 200 gr

35 Berat Daging Buah 350 gr

36 Tebal Daging Buah 15,43 mm

37 Volume Air Kelapa 105 ml

(47)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 5. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 5: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(48)

Tabel 7. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (AT6) (6 mdpl) (N 1°41'32" E 98°50'41")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Berbentuk X „siluet‟

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

184 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

100 cm

4 Tinggi Pohon 8 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Hijau kekuningan

7 Panjang Tangkai Daun 120 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,4 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 335 cm

11 Jumlah Anak Daun 90

12 Panjang Anak Daun 103 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning kehijauan

19 Panjang Tangkai Bunga 25 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 1,55 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 1 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 35 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 1

24 Diameter Bunga Betina 25,01 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 8

26 Jumlah Buah per Tandan 7

27 Warna Buah Kuning kecoklatan

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Hampir bulat

32 Berat Buah 1600 gr

33 Berat Sabut 800 gr

34 Berat Tempurung 250 gr

35 Berat Daging Buah 750 gr

36 Tebal Daging Buah 13,5 mm

37 Volume Air Kelapa 320 ml

(49)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 6. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 6: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(50)

Tabel 8. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (AT7) (6 mdpl) (N 1°41'32" E 98°50'41")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

150 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

126 cm

4 Tinggi Pohon 15 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning kehijauan

7 Panjang Tangkai Daun 112 cm

8 Tebal Tangkai Daun 3,2 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 350 cm

11 Jumlah Anak Daun 115

12 Panjang Anak Daun 96 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning kehijauan

19 Panjang Tangkai Bunga 25 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 1,55 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 1 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 35 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 1

24 Diameter Bunga Betina 25,01 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 8

26 Jumlah Buah per Tandan 7

27 Warna Buah Kuning kecoklatan

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Hampir bulat

32 Berat Buah 1600 gr

33 Berat Sabut 800 gr

34 Berat Tempurung 250 gr

35 Berat Daging Buah 750 gr

36 Tebal Daging Buah 13,5 mm

37 Volume Air Kelapa 320 ml

(51)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 7. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 7: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(52)

Tabel 9. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (AT8) (6 mdpl) (N 1°41'33" E 98°50'55")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

135 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

114 cm

4 Tinggi Pohon 18 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Bersiku

6 Warna Tangkai Daun Hijau kekuningan

7 Panjang Tangkai Daun 116 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,1 cm

9 Lebar Tangkai Daun 8 cm

10 Panjang Rachis 318 cm

11 Jumlah Anak Daun 95

12 Panjang Anak Daun 124 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning kehijauan

19 Panjang Tangkai Bunga 25 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 1,55 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 1 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 35 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 1

24 Diameter Bunga Betina 25,01 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 8

26 Jumlah Buah per Tandan 7

27 Warna Buah Kuning kecoklatan

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Hampir bulat

32 Berat Buah 1600 gr

33 Berat Sabut 800 gr

34 Berat Tempurung 250 gr

35 Berat Daging Buah 750 gr

36 Tebal Daging Buah 13,5 mm

37 Volume Air Kelapa 320 ml

(53)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 8. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 8: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(54)

Tabel 10. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (AT9) (6 mdpl) (N (1°41'33" E 98°50'55")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

170 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

100 cm

4 Tinggi Pohon 16 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Bersiku

6 Warna Tangkai Daun Hijau

7 Panjang Tangkai Daun 110 cm

8 Tebal Tangkai Daun 3,68 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 335 cm

11 Jumlah Anak Daun 93

12 Panjang Anak Daun 123 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning kehijauan

19 Panjang Tangkai Bunga 25 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 1,55 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 1 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 35 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 1

24 Diameter Bunga Betina 25,01 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 8

26 Jumlah Buah per Tandan 7

27 Warna Buah Kuning kecoklatan

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Hampir bulat

32 Berat Buah 1600 gr

33 Berat Sabut 800 gr

34 Berat Tempurung 250 gr

35 Berat Daging Buah 750 gr

36 Tebal Daging Buah 13,5 mm

37 Volume Air Kelapa 320 ml

(55)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 9. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 9: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(56)

Tabel 11. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (AT10) (10 mdpl) (N 1°41'25" E 98°50'37")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

148 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

116 cm

4 Tinggi Pohon 17 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning

7 Panjang Tangkai Daun 120 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,8 cm

9 Lebar Tangkai Daun 10 cm

10 Panjang Rachis 310 cm

11 Jumlah Anak Daun 108

12 Panjang Anak Daun 144 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning kehijauan

19 Panjang Tangkai Bunga 25 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 1,55 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 1 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 35 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 1

24 Diameter Bunga Betina 25,01 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 8

26 Jumlah Buah per Tandan 7

27 Warna Buah Kuning kecoklatan

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Hampir bulat

32 Berat Buah 1600 gr

33 Berat Sabut 800 gr

34 Berat Tempurung 250 gr

35 Berat Daging Buah 750 gr

36 Tebal Daging Buah 13,5 mm

37 Volume Air Kelapa 320 ml

(57)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 10. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 10: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(58)

Tabel 12. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (SBL11) (6 mdpl) (N 1°41'45" E 98°49'03")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Berbentuk X „siluet‟

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

180 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

160 cm

4 Tinggi Pohon 5 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Kuning kehijauan

7 Panjang Tangkai Daun 115 cm

8 Tebal Tangkai Daun 2,85 cm

9 Lebar Tangkai Daun 9 cm

10 Panjang Rachis 430 cm

11 Jumlah Anak Daun 108

12 Panjang Anak Daun 118 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning

19 Panjang Tangkai Bunga 28 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,5 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 38 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 4 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 53

24 Diameter Bunga Betina 24,6 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 7

26 Jumlah Buah per Tandan 9

27 Warna Buah Kuning

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 2200 gr

33 Berat Sabut 1300 gr

34 Berat Tempurung 500 gr

35 Berat Daging Buah 450 gr

36 Tebal Daging Buah 9,46 mm

37 Volume Air Kelapa 420 ml

(59)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 11. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 11: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(60)

Tabel 13. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (SBL12) (7 mdpl) (N 1°41'43" E 98°49'02")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

158 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

120 cm

4 Tinggi Pohon 18 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Tegak

6 Warna Tangkai Daun Hijau kekuningan

7 Panjang Tangkai Daun 120 cm

8 Tebal Tangkai Daun 3,28 cm

9 Lebar Tangkai Daun 8 cm

10 Panjang Rachis 355 cm

11 Jumlah Anak Daun 103

12 Panjang Anak Daun 97 cm

13 Lebar Anak Daun 4 cm

14 Warna Anak Daun Hijau

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning

19 Panjang Tangkai Bunga 28 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,5 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 38 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 4 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 53

24 Diameter Bunga Betina 24,6 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 7

26 Jumlah Buah per Tandan 9

27 Warna Buah Kuning

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 2200 gr

33 Berat Sabut 1300 gr

34 Berat Tempurung 500 gr

35 Berat Daging Buah 450 gr

36 Tebal Daging Buah 9,46 mm

37 Volume Air Kelapa 420 ml

(61)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 12. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 12: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

(62)

Tabel 14. Karakter Morfologis Tanaman Kelapa Genotip (SBL13) (6 mdpl) (N 1°41'43"E 98°49'02")

NO Parameter Karakter

1 Bentuk Tajuk Bulat

2 Lingkar Batang Pada 20 cm dari Permukaan Tanah

140 cm 3 Lingkar Batang Pada 1.5 m dari Permukaan

Tanah

110 cm

4 Tinggi Pohon 13 m

5 Pola Pertumbuhan Batang Bersiku

6 Warna Tangkai Daun Hijau kekuningan

7 Panjang Tangkai Daun 124 cm

8 Tebal Tangkai Daun 3,22 cm

9 Lebar Tangkai Daun 10 cm

10 Panjang Rachis 362 cm

11 Jumlah Anak Daun 101

12 Panjang Anak Daun 95 cm

13 Lebar Anak Daun 5 cm

14 Warna Anak Daun Hijau kekuningan

15 Tipe Pembungaan Normal

16 Warna Tangkai Bunga Kuning

17 Warna Bunga Betina Kuning

18 Warna Bunga Jantan Kuning

19 Panjang Tangkai Bunga 28 cm

20 Tebal Tangkai Bunga 2,5 cm

21 Jumlah Spikelet dengan Bunga Betina 38 22 Jumlah Spikelet tanpa Bunga Betina 4 23 Jumlah Bunga Betina dalam Satu Karangan 53

24 Diameter Bunga Betina 24,6 mm

25 Jumlah Tandan Per Pohon 7

26 Jumlah Buah per Tandan 9

27 Warna Buah Kuning

28 Bentuk Buah Bulat

29 Bentuk Buah Polar Bulat

30 Bentuk Buah equatorial Angular

31 Bentuk Tempurung ( buah tanpa sabut ) Oblate

32 Berat Buah 2200 gr

33 Berat Sabut 1300 gr

34 Berat Tempurung 500 gr

35 Berat Daging Buah 450 gr

36 Tebal Daging Buah 9,46 mm

37 Volume Air Kelapa 420 ml

(63)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 13. Karakter morfologi tanaman kelapa genotipe 13: (a) pohon kelapa, (b) batang, (c) daun, (d) bunga, (e) buah, (f) daging buah

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan terhadap karakter morfologi tanaman kelapa meliputi sifat kuantitatif dan kualitatif yaitu morfologi batang, daun dan

Nilai koefisien tertinggi atau hubungan kekerabatan terjauh diperoleh pada AN1 yang berasal dari Kecamatan Sipahutar dan AN25 yang berasal dari Kecamatan Garoga yaitu

Hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada G40 dan G45 yang berasal dari desa Silo Baru dengan nilai dissimilaritas sebesar 12,53 dengan adanya 28 perbedaan karakter dari

Hubungan kekerabatan terjauh atau nilai dissimilaritas tertinggi diperoleh pada AP20 yang berasal dari desa janggut dan AP22 desa pangkalan batu Kecamatan

Judul skripsi pada penelitian ini adalah “Identifikasi Keragaman d an Hubungan Kekerabatan Plasma Nutfah Talas Lokal Pulau Bangka berdasarkan Karakter Morfologi