• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi

Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2 , di mana sekitar 40% atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Administrasi wilayah ini dibagi dalam 17 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7°21’-7°31’ lintang selatan dan 110°10’-111°40’ bujur timur.

Struktur dan kontur bumi kawasan Kabupaten Ngawi seluas 1.298,58 km2 cukup bergelombang, seluas 40% atau 506,6 km2 luas kabupten tersebut berupa kawasan persawahan. Topografi kawasan bagian selatan terbanyak terletak pada “lereng basah’’ topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki gunung lawu. Sedangkan Kecamatan Kedunggalar sendiri berada di dataran rendah. Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:

Posisi geografis Kabupaten Ngawi terletak pada 7°21’- 7°31’ (LS) dan 110°10’ - 111°40’ bujur timur (BT). Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagi berikut:

1. Sebelah utara: Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobongan Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro

2. Sebelah barat: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah

3. Sebelah timur: Kabupaten Madiun

4. Sebelah selatan: Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.

Gambar 2.2 berikut merupakan peta administrasi Kabupaten Ngawi.

(terlampir).

48

(2)

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi Jawa Timur Tahun 2017

(3)

Gambar 2.3 Peta Administrasi Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur Tahun 2022

(4)

Luas lahan dan tata guna lahan. Lahan di Kecamatan Kedunggalar tentunya memiliki jenis yang beraneka ragam seperti : Lahan hutan, tegal, sawah, pekarangan dll. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 luas wilayah Kecamatan Kedunggalar menurut tata guna lahan No Jenis wilayah Luas (Ha)

1.

2.

Tanah sawah Tanah kering Tegalan Pekarangan Rawa dan kolam Hutan

Lain lain

817 785 1374 192 640 101

Total 3909

Sumber : monografi Kecamatan Kedunggalar 2019.

Dari data tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa lahan terbesar digunakan sebagai pekarangan penduduk yang luasnya mencapai 1.374 Ha.

Kemudian lahan yang digunakan sebagai lahan persawahan seluas 817 Ha dari luas total wilayah Kecamatan Kedunggalar.. Lahan sawah digunakan sebagai tempat budidaya padi. Hal ini yang menyebabkan Kecamatan Kedunggalar menempatkan padi sebagai komoditas pertama yang paling banyak dibudidayakan oleh para petani.

B. Geologi Kabupaten Ngawi 1. Geologi

Penelitian di Kabupaten Ngawi menurut peta geologi lembar Jawa Timur dengan skala 1:100.000. Mempunyai dua macam batuan yaitu breksi dan batuan tuff. Batuan breksi berukuran butir besar dengan ukuran 2 mm, dengan frakmen yang menyudut, umumnya terdiri dari frakmen batuan (hasil rombakan), dalam masa dasar yang lebih halus atau tersemenkan. Batuan tuff berasal dari bahan abu akibat letusan gunung berapi yang tersemenkan (sedimen). Batuan ini tersebar diseluruh daerah penilitian.

(5)

C. Iklim Kabupaten Ngawi

Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi cuaca sehari- hari atau rata- rata cuaca di suatu tempat dalam periode tertentu.

Keadaan iklim dalam pariwisata merupakan salah satu faktor yang berpengaruh, karena iklim dapat menjadi daya tarik wisata seperti pada wisata berpegunungan, dan sekaligus menjadi kendala atau penggambat kegiatan pariwisata bagi pengunjung, misalnya di pegunungan curah hujannya lebih tinggi dari pada daratan rendah sehingga lebih memungkinkan terjadinya hujan, terutama saat musim hujan.

Menurut Schmidt dan Furguson (1951) klasifikasi iklim adalah perbandingan antara bulan basah dengan bulan kering.

Tabel 4.2 Iklim Schmidt dan Furguson

Golongan Perbandingan Iklim

Golongan A 0,000 < Q < 0,143 Sangat basah Golongan B 0,143 < Q < 0,333 Basah

Golongan C 0,333 < Q < 0,600 Agak basah Golongan D 0,600 < Q < 1,000 Sedang Golongan E 1,000 < Q < 1,670 Agak kering Golongan F 1,670< Q < 3,000 Kering Golongan G 3,000 < Q < 7,000 Sangat kering Golongan H 7,000 < Luar biasa kering

Sumber: Schmidt dan Furguson, (1951) di dalam buku Yuli Priyana, (2008) Menurut kriteria Mohr (dalam Agus Irawan, 2001) penentuan bulan basah dan bulan kering dapat didasarkan pada:

a. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya <60 mm

b. Bulan lembab adalah bulan yang curah hujannya antara 60- 100 mm c. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya >100 mm

(6)

D. Kependudukan Kabupaten Ngawi

Kependudukan di Kabupaten Ngawi mengalami peninggkatan sebesar 1,2%.

Tahun 2015 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 86.148 km2/ jiwa, tahun 2017 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.404 km2/ jiwa, dan pada tahun 2019 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.583 km2/ jiwa.

Jumlah penduduk di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2015, sebanyak 818.989 jiwa sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 827.829 jiwa. Tren laju pertumbuhan penduduk di masing-masing daerah dapat menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat dalam kurun waktu 5–10 tahun (Mantra, 2003). Berikut adalah distribusi jumlah pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan di Kecamatan Ngawi.

Kecamatan Laju pertumbuhan penduduk 2015-2019

Sine 0,29

Ngrambe 0,79

Jogorogo 2,50

Kendal 0,27

Geneng -2,92

Gerih 5,35

Kwadungan 1,38

Pangkur 0,94

Karangjati 1,68

Bringin 1,87

Padas 1,71

Kasreman 3,01

Ngawi 3,53

Paron 1,67

Kedunggalar 0,59

Pitu 2,92

Widodaren -0,12

Mantingan 1,09

Karanganyar -3,93 Sumber: Dinas kependudukan dan pencatatn sipil.

(7)

Penduduk Kabupaten Ngawi berdasarkan proyeksi tahun 2019 mencapai 828.783 jiwa, berbeda pada tahun 2015 dengan jumlah penduduk 818.989 jiwa.

Pada tahun 2019 tertinggi pada Kecamatan Paron sebesar 87.583 jiwa meningkat 1.67%, dibandingkan dengan kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi, karena Kecamatan Paron merupakan kecamatan yang jauh dari kota sehingga masyarakat kurang mengerti tentang progam keluarga berencana.

1. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

Jumlah penduduk di Kecamatan Kedunggalar adalah 65.833 jiwa yang terdiri dari 23.144 KK (kepala keluarga). Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.4 Keadaan penduduk menurut jenis kelamin tahun 2019.

No Jenis kelamin Jumlah %

1.

2.

Laki laki Perempuan

32.181 33.652

49 51 Sumber : Monografi Kecamatan Kedunggalar 2019.

Dari data tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Berdasarkan tabel 4.4 maka nilai perhitungan Sex Ratio di Kecamatan Kedunggalar adalah 95,63 %. Hal ini berarti bahwa setiap 100 perempuan terdapat 96 laki- laki. Lebih banyaknya tenaga perempuan ini menyebabkan tenaga wanita lebih banyak digunakan untuk usahatani.

Sex ratio penduduk laki laki penduduk

perempuan

x 100 persen

Sex ratio 32.181 x 100

33.652 = 95,63 persen

(8)

2. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu wilayah. Banyaknya penduduk yang berpendidikan tinggi tentunya daerah tersebut akan semakin maju baik dari segi perekonomian maupun dari segi pembangunannya. Penduduk di Kecamatan Kedunggalar memiliki riwayat pendidikan yang beragam, mulai dari tidak sekolah, tamat SD, SMP, SMA sampai tamat perguruan tinggi.

Penduduk di Kecamatan Kecamatan didominasi oleh tamatan SD/sederajat yang berjumlah 36.102 dengan prosentase 56,75 %, sedangkan jumlah terkecil diduduki oleh penduduk yang berpendidikan tamat perguruan tinggi dengan jumlah 421 jiwa atau 0,66 %.

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tingkat pendidikan di Kecamatan Kedunggalar tahun 2019.

Tingkat pendidikan Jumlah %

Belum sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi

Tamat Perguruan tinggi

6.233 9.329 36.102 6462 4.633 432 421

9,8 14,6 56,7 10,1 7,2 0,6 0,6 Sumber : Monografi Kecamatan Kedunggalar 2019

Data tabel 4.5 tersebut dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Kedunggalar masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah. Sebagian besar penduduk yang berpendidikan rendah bermata pencaharian sebagai petani maupun wiraswasta.

3. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

Upaya pemenuhan kebutuhan menjadi salah satu alasan para penduduk memiliki mata pencaharian. Para penduduk di Kecamatan Kedunggalar dalam kesehariannya tidak hanya terikat menjalankan satu pekerjaan.

(9)

Mereka yang bermata pencaharian sebagai petani tidak sebatas bertani di kebun. Pada umumnya para penduduk memiliki usaha sampingan demi mendapatkan tambahan penghasilan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.

Kecamatan Kedunggalar memiliki penduduk yang cukup banyak, hal ini tentunya para penduduk memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam seperti petani, buruh, PNS dll. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kedunggalar bermata pencaharian sebagai buruh industri sebanyak 3.812 jiwa. Pada dasarnya para penduduk yang masih berusia muda lebih suka merantau kekota dan mereka kebanyakan menjadi buruh- buruh pabrik. Mata pencaharian sebagai petani berjumlah 3.157 jiwa.

Angka ini menduduki nomor dua terbanyak setelah buruh industri.

Untuk lebih jelasnya mengenai keanekaragaman mata pencaharian penduduk dan jumlah penduduk yang menjalankan rutinitas pencaharian tersebut bisa dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

Mata pencaharian Jumlah

Petani pemilik sawah Petani penggarap sawah Petani penyakap

Buruh tani Buruh industri Buruh bangunan PNS

ABRI

1.408 819 67 863 3.182 1.339 1.045 24 Sumber : Monografi Kecamatan Kedunggalar 2019

Sejumlah 1.408 petani yang terdiri dari petani pemilik, penggarap, penyakap dan buruh tani. Mata pencaharian yang paling banyak yaitu 3.182 yang bekerja sebagai buruh industri dan yang paling sedikit jumlahnya adalah para penduduk yang bekerja sebagai ABRI yaitu berjumlah 24 jiwa.

(10)

E. Keadaan Pertanian Kecamatan Kedunggalar.

a. Komoditas Pertanian

Lahan pertanian di Kecamatan Kedunggalar digunakan untuk menanam padi, jagung kedelai dan kacang tanah. Untuk lebih mempermudah pemahaman bisa dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.7 Komoditas pertanian Kecamatan Kedunggalar.

Jenis komoditas Luas panen (ha) Produksi (Kw/ha) Padi

Jagung Kedelai Kacang

817 441 401 2

1291 1480 660 133

Sumber : Profil Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kedunggalar 2019 Dari data tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa sebagian besar lahan pertanian di Kecamatan Kedunggalar digunakan sebagai lahan penanaman padi dengan luas 817,2 Ha bisa menghasilkan padi sebanyak 1292 Kw/Ha. Penanaman padi memang menjadi komoditas utama yang di budidayakan oleh para petani di Kecamatan Kedunggalar. Walaupun di sebagian lahan pertanian merupakan sawah tadah hujan namun petani tetap mengusahakan menanam padi. Ketika musim kemarau, sawah tadah hujan berubah menjadi lahan kedelai dan jagung. Hal ini tentunya diusahakan oleh para petani karena ketersediaan air yang terbatas.

Padi yang ditanam para petani di Kecamatan Kedunggalar yaitu padi jenis IR64, hibrida dan ciherang. Sedangkan untuk jagung, para petani menggunakan beranekaragam jenis seperti BISI 2, P11 dan C7.

Lahan yang paling sedikit digunakan adalah untuk menanam kacang tanah dengan luas 2 ha dan bisa menghasilkan 133 Kw/Ha. Para petani di Kecamatan Kedunggalar biasanya menanam kacang di area tegalan dan di lereng-lereng perbukitan, hal ini dikarenakan para penduduk memang sengaja memanfaatkan lahan yang kosong untuk ditanami komoditas yang cocok, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan.

(11)

b. Sarana dan prasarana pertanian.

Sarana dan prasarana yang tersedia merupakan salah satu faktor pendorong demi memperlancar kegiatan usaha tani. Sejak terbentuknya kelompok tani, pemerintah memberikan berbagai macam bantuan sarana dan prasarana pertanian melalui kelompok tani seperti mesin traktor, traser, pompa air dll. Adapun data sarana dan prasarana pertanian yang ada di Kecamatan Kedunggalar disajikan pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Sarana dan prasarana pertanian Kecamatan Kedunggalar 2019.

Sarana dan prasarana Jumlah

Traktor Pompa air Hand sprayer Emposan Threser

17 30 33 2 218

Sumber : Profil penyuluhan pertanian Kecamatan Kedunggalar 2019.

`Ketersediaan sarana dan prasarana bagi petani tentunya semakin mempermudah petani dalam pengelolaan tanaman mereka. Adanya sarana dan prasarana pertanian tidak terlepas ada peran pemerintah dalam memberikan bantuan alat dan mesin pertanian. Berbagai macam bantuan alat yang diberikan pemerintah tentu akan semakin mempermudah petani dalam pengelolaan usaha tani di Kecamatan KedunggalarSarana Perekonomian

Ketersediaan sarana pekekonomian disuatu wilayah merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan perekonomian di suatu wilayah..

Adapun sarana perekonomian di Kecamatan Kedunggalar terdiri dari : Tabel 4.9 Sarana perekonomian di Kecamatan Kedunggalar 2019.

Sarana perekonomian Buah

Koperasi simpan pinjam 18

Koperasi unit desa 1

BKK 1

BPKD 1

Badan-badan kredit 1

Pasar 4

Toko/kios/warung 36

Lumbung desa 18

Telepon Umum 16

Bank 1

Sumber : Monografi Kecamatan Kedunggalar 2019.

(12)

Kecamatan Kedunggalar didominasi oleh toko/warung dengan jumlah 36.

Dalam bentuk usaha simpan pinjam dan lumbung desa terdapat sebanyak 18.

Simpan pinjam dan lumbung desa ini biasa digunakan oleh para petani untuk memperlancar usahatani mereka. Kecamatan Kedunggalar hanya memiliki 1 bank yang dirasa sudah cukup optimal untuk digunakan para penduduk sebagai tempat penyimpanan uang mereka.

Kegiatan simpan pinjam pada lumbung desa, pelunasannya dilakukan ketika para petani sudah memanen hasil pertaniannya. Para petani di Kecamtan Kedunggalar lebih memilih meminjam di lumbung desa daripada di bank. Selain sistem pelunasannya yang menyesuaikan musim panen petani, persyarataannyapun cukup mudah dan tanpa jaminan apapun.

Semakin banyaknya sarana perekonomian di Kecamatan Kedunggalar tentunya hal ini menjadi tolak ukur guna mengetahui tingkat pendapatan penduduk. Semakin tingginya pendapatan penduduk, maka roda perekonomian di daerah tersebut akan semakin maju.

F. Keadaan Umum Kelompok Tani

Adanya suatu kelompok tani di suatu daerah merupakan sebuah langkah awal dalam mencapai peningkatan produktifitas pertanian. Kelompok tani hendaknya menjadi sebuah wadah segala bentuk kegiatan para petani di desa. Saat ini kelompok tani menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para petani dikarenakan berbagai macam bentuk bantuan dari pemerintah diharuskan untuk melalui kelompok tani. Sebagai contoh pendistribusian pupuk kepada para petani diharuskan melalui kelompok tani. Kondisi ini memang memiliki tujuan yang baik, dimana kelompok tani yang semulanya belum berjalan menjadi lebih hidup.

Demi terciptanya suatu bentuk sistem penyuluhan pertanian yang terorganisir dan program sekolah lapang berjalan lancar maka di Kecamatan Kedunggalar dibentuk 32 Kelompok Tani yang tersebar di 18 Desa. Jumlah petani terbanyak yaitu kelompok tani Wisanggeni di Desa Ngerangan yaitu berjumlah 152 petani. Sedangkan anggota kelompok tani yang paling sedikit yaitu kelompok tani Sido Asih dan Sido Rukun yang masing-masing berjumlah 40 petani. Kelompok tani sekolah lapang memiliki kegiatan yang beraneka ragam seperti :

(13)

a. Pertemuan biasa dilakukan rutin setiap 35 hari. Namun untuk program tertentu seperti sekolah lapang , pertemuan diadakan sekali setiap minggu.

b. Usaha simpan pinjam yang dikelola para anggota kelompok tani.

c. Arisan ini diadakan setiap kali pertemuan berlangsung.

d. Pelatihan yang telah dilakukan seperti pembuatan pupuk organik dan pestisisda organik.

Untuk lebih jelasnya mengenai kelompok tani di Kecamatan Kedunggalar bisa dilihat pada table 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Daftar kelompok tani Kecamatan Kedunggalar 2020.

No Nama Desa Kelompok tani L P T

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kedunggalar Begal

Jati gembol Bangun rejo kidul

Pelang lor Sekar putih Sido makmur Gemarang Kawu Jenggrik Piji Mbak selo Wonokerto Wonorejo Katikan

Pelang kidul Bulak begal Bangun rejo lor

Tani mulyo Mekar sari Karya makmur Pilang sari Poh jagal 1 Ngudi mulyo Ngudi lestari Tambak selo Sri rahayu Kenongo mulyo Kasih tani Crawuk tani Tani mulyo Sro mulyo Ngudi makmur Tani makmur Sinar ratih Sinar utama Tani manunggal Dewi sri 1 Dewi sri 2 Ngudi mulyo Rahayu Soco tani Sumber rejeki Sedyo rukun Sri sedyo siti Kenongo mulyo Margo mulyo Sri rukun

12 71 69 10 52 97 10 87 35 39 54 60 38 36 60 45 50 25 70 54 69 50 81 93 45 40 61 75 91 92

27 69 14 10 15 10 16 42 05 01 03 03 22 21 04 05 09 18 22 10 15 10 21 12 30 20 20 12 50 60

147 140 83 114 67 107 120 129 40 40 57 63 60 57 64 50 59 43 92 64 84 60 102 95 75 60 81 87 141 152 Sumber : analisis 2020

Gambar

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi Jawa Timur Tahun 2017
Gambar 2.3 Peta Administrasi Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur Tahun 2022

Referensi

Dokumen terkait

Pagelaran, Gadingrejo, dan Sukoharjo merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 11.051

Jenis lahan tanam, tanaman kedelai dapat ditanam pada tanah kering (tegalan )dan tanah persawahan (lahan sawah), waktu yang baik untuk pengolahan tanah ditanah

Harga jual bangunan dan tanah tempat tinggal yang dimiliki oleh responden didasarkan pada kepemilikan hak atas tanah dan bangunan, tercatat sebanyak 74 orang di

Berdasarkan geografis, Kecamatan Sabak Auh sangat strategis yang berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis yang merupakan gerbang masuk bagi masyarakat Kabupaten

Topografi adalah gambaran bentuk permukaan bumi atau bagian dari permukaan bumi. Salah satu faktor yang penting dalam topografi adalah relief. Relief dapat

Setelah petani selesai ndaut, maka bibit padi yang sudah terkumpul akan dibawa ke setiap petak-petak sawah dan diletakkan di pematang sawah, kemudian petani akan menyuruh orang

Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Tulang Bawang Tengah,

dan yang dimaksud dengan dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang di transfer melalui anggaran pendapatan